Anda di halaman 1dari 9

B.

PEMELIHARAAN (MAINTENCE)

Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian
yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan apa yang direncanakan.

Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga dan
memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Dari berbagai definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar
dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah
direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

Pemeliharaan mesin merupakan faktor penting yang menentukan kaandalan suatu


mesin untuk dioperasikan dalam jangka waktu tertentu. Produksivitas mesin yang optimal
seringkali tidak tercapai jika pemeliharaan mesin tidak dilakukan dengan tepat dan
terstruktur. Salah satu hal terpenting dan utama yaitu kompetensi sumber daya manusia
memadai, oleh karena itu peningkatan kemampuan SDM harus menjadi perhatian penting.

Apabila maintenance tidak dilakukan, maka secara teratur mesin-mesin fasilitas itu
akan mengalami kerusakan, dan akhirnya akan berakibat fatal sehingga merugikan
perusahaan. Dampak yang paling dirasakan adalah berkurangnya umur ekonomis serta
tingkat penyusutan yang tinggi.Kurang diperhatikannya maintenance diantaranya disebabkan
oleh banyaknya dana yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas maintenance. Namun bagi
kegiatan operasi perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan
kesadaran untuk melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.

Didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang dihadapi,


pertama yaitu persoalan teknis yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk menghilangkan
atau mengurangi timbulnya gangguan akibat kondisi perangkat yang kurang baik. Yang
kedua yaitu pada persoalan ekonomis yang bagaimana melakukan kegiatan pemeliharaan
yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
a. Tujuan Pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli

Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin" tujuan


utama dapat didefinisikan sebagai berikut :

 Untuk memperpanjang kerugian aset;

 Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk


produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin;

 Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan


dalam keadaan darurat setiap waktu;

 Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Sedangkan menurut Sofyan Assauri, (2004) tujuan pemeliharaan yaitu :

 Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana


produksi;

 Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi yang tidak
terganggu;

 Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar


batas dan menjaga modal yang diinvestasikan tersebut;

 Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan


melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien;

 menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan


para pekerja;

 Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama.
b. Fungsi Pemeliharaan (maintenance)

Menurut Agus Ahyari (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang
umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar
mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai
untuk pelaksanaan proses produksi.Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya
pemeliharaan yang baik terhadap mesin adalah sebagai berikut :

 mesin dan peralatan produksi akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang;

 Pelaksanaan proses produksi berjalan dengan lancar;

 Dapat menghindarkan diri dari kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari


mesin dan peralatan selama proses produksi berjalan;

 Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula

 Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan


produksi yang digunakan;

 Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik maka penyerapan
bahan baku dapat berjalan normal.

c. Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :

 Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam


manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik
yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
 Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka
tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan
meningkat.
 Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang
harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
 Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan
persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya
operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu
adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
 Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus
produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan
lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih
besar lagi jika output semakin besar.
 Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas
yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.

d. Metode dan manajemen pemeliharaan pada suatu peralatan dan sistem:


 Reactive maintenance (breakdown maintenance)
Reactive maintenance (breakdown maintenance) Juga dikenal sebagai
corrective, breakdown atau run-to-failure. Pemeliharaan reaktif cukup
sederhana yaitu memperbaiki komponen atau mesin saat terjadi kerusakan.
Karena perbaikan tidak direncanakan, reactive maintenance adalah metode
yang digunakan pada peralatan yang tidak mmebutuhkan pemeiharaan khusus
atau untuk operasi berbiaya rendah (jarang digunakan atau duplikasi fungsi
peralatan lain).
Meskipun membutuhkan perencanaan yang sangat minimal, namun kelemahan
dari pemeliharaan reaktif dapat menjadi hal serius jika tidak dilakukan dengan
tepat. Jika metode pemeliharaan ini digunakan untuk semua peralatan, dapat
terjadi masalah sangat besar ketika salah satu bagian penting dari mesin
mengalami kegagalan atau rusak.
 Preventive maintenance (scheduled maintenance)
Pemeliharaan preventif adalah metode pemeliharaan yang melibatkan
pemeriksaan atau perbaikan secara berkala pada selang interval waktu yang
telah ditentukan (biasanya berbasis waktu atau kondisi tertentu). Tujuan dari
metode pemeliharaan preventif adalah untuk memperpanjang masa pakai suatu
komponen atau mesin, selain itu mencegah terjadinya kerusakan.Karena
perencanaan dan penjadwalan pemeliharaan sudah dilakukan sebelumnya,
sehingga jauh lebih dalam penangan suatu bagian dan sumber daya yang tepat
untuk menyelesaikan setiap tugas pemeliharaan. Seperti halnya semua jenis
pemeliharaan, ada potensi kerugian jika hanya mengandalkan pemeliharaan
preventif. Jika jadwal pemeliharaan preventif tidak secara teratur dipantau,
diaudit, dan ditingkatkan, maka dapat terjadi tugas yang tidak perlu dan
menghabiskan waktu serta pengeluaran yang meningkat. Oleh karena itu jika
program pemeliharaan preventif digunakan, maka harus sejalan dengan
optimalisasi pemeliharaan preventif tersebut.
 Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance) adalah metode pemeliharaan
sistem yang bertujuan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kegagalan
sehingga pemeliharaan yang tepat dapat dilakukan pada waktu yang tepat
sebelum terjadinya kegagalan. Pemeliharaan prediktif menggunakan parameter
berupa data yang diterima dari sensor mesin dan teknologi pintar untuk
memberi peringatan ketika sebuah komponen atau sistem berisiko mengalami
kerusakan. Misalnya, sensor yang menggunakan analisa getaran untuk
memberi peringatan bahwa terdapat komponen yang berisiko rusak, kemudian
akan dimatikan, diperiksa, dan diperbaiki atau dilakukan pemeliharaan sesuai
kebutuhan.
Keuntungan dari metode pemeliharaan prediktif adalah potensi penghematan
biaya operasional pemeliharaan karena meminimalisir jam kerja yang
dihabiskan untuk proses pemeliharaan, dan menambah lebih banyak informasi
tentang kinerja dan potensi masalah yang timbul pada sistem sehingga dapat
dilakukan antisipasi secara efektif. Selain itu, karena data dan informai
diperoleh dari sensor atau teknologi pintar, sehingga pemeliharaan ditentukan
oleh kondisi aktual sistem, daripada jadwal pemeliharaan atau bahkan sebatas
pengamatan.
 Pemeliharaan berbasis keandalan (Reliability-centred maintenance)
Pemeliharaan keandalan (Reliability-centred maintenance) atau biasa disebut
dengan RCM adalah proses dengan keterlibatan tinggi dengan menganalisis
semua mode kegagalan yang mungkin terjadi pada setiap komponen dengan
menyesuaikan rencana perawatan untuk setiap mesin. Tujuan akhir dari
pemeliharaan RCM adalah untuk meningkatkan ketersediaan atau keandalan
suatu peralatan dan sistem.
RCM merupakan metode pemeliharaan yang kompleks karena setiap peralatan
harus dianalisis dan diprioritaskan berdasarkan kekritisan dan keungkinan
terburuk yang dapat terjadi. Karena setiap komponen dan peralatan dianalisis,
kemungkinan hasil akhir dari upaya pemeliharan RCM adalah memiliki
rencana pemeliharaan yang berbeda yang dapat dilakukan pada
peralatan.Metode pemeliharaan RCM sangat canggih dan membutuhkan
teknologi dan sistem yang kompleks, karena sistem ini membutuhkan divisi
pemeliharaan yang sangat matang yang telah menguasai pencegahan, inspeksi
dasar, pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan memiliki akses ke
banyak data yang terdapat pada sistem.

Perbandingan Metode Pemeliharaan


Untuk memudahkan dalam membandingkan kelebihan, kekurangan dan beberapa aspek
penting dalam manajemen pemeliharaan, berikut ini merupakan tabel perbandingan jenis
metode pemeliharaan.

Metode Keterangan Biaya Kelebihan Kekurangan


Corrective/ Dapat
Pemeliharaan Ideal untuk
menyebabkan
Reactive setelah terjadi Rendah peralatan dengan
biaya perbaikan
kerusakan priortas rendah
tak terkendali
Preventive Menjadi tidak
Pemeliharaan Strategi terbaik
efektif (waktu dan
dengan jadwal untuk diterapkan
Sedang biaya) jika tidak
yang telah tanpa keahlian
disertai dengan
ditentukan khusus
optimasi
Predictive Pemantauan tepat
Pemeliharaan waktu dan
Biaya yang tinggi
berbasis data terinformasi. Lebih
Tinggi untuk pengadaan
kondisi kerja banyak wawasan
awal
actual tentang penyebab
kerusakan
RCM Investigasi Sangat Jika dijalankan Membutuhkan
mode Tinggi dengan benar, waktu,
kegagalan merupakan keterampilan, dan
untuk manajemen sumber daya
menentukan pemeliharaan yang keuangan yang
strategi paling efisien tinggi
pemeliharaan
terbaik

e. Kegiatan – kegiatan pemeliharaan


Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan P. Tampubolon,
(2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :
 Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah
perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk
menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan,
maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan
laporan hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya
kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil
inspeksi.
 Kegiatan teknik (engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan
kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, serta
melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan
tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan
dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini
sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak
tidak didapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang
dibutuhkan.
 Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
merawat, memperbaiki mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan
teknik, melaksankan kegiatan service dan pelumasan (lubrication). Kegiatan
produksi ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan
pada peralatan.

 Kegiatan administrasi (Clerical Work)


Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang dibutuhkan, laporan
kemajuan (progress report) tentang apa yang telah dikerjakan, waktu
dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut,
komponen (spareparts) yag tersedia di bagian pemeliharaan. Jadi dalam
pencatatan ini termasuk penyusunan planning danscheduling, yaitu rencana
kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, dilumasi atau di service dan di
resparasi.
 Pemeliharaan bangunan (housekeeping)
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya.

f. Jenis-jenis pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan
dalam dua cara (Corder, Antony, K. Hadi, 1992), yaitu :
 Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara
terorganisir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan
datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992)
Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu :
Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) dan Pemeliharaan
korektif (Corrective Maintenance)
 Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang didefenisikan
sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk
mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar
pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder, Antony, K. Hadi,
1992). Pada umumya sistem pemeliharaan metode tak terencana adalah,
dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga
akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya
perbaikan atau pemeliharaan.
g. Hubungan Pemeliharaan Dengan Proses Produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi berjalan dengan lancar, maka
kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan,
dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang
lebih kecil,
 Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat
mengganti suku cadang yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
 Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat
kritis, sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan
mendadak. Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya
kelebihan kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada
mesin yang mengalami kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa
menimbulkan adanya kerugian karena mesin-mesin menganggur,
 Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja di bidang pemeliharaan ini
sebagai suatu komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan
mesin tersebut sebagai suatu komponen dari suatu sistem produksi secara
keseluruhan,
 Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem
produksi lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan
diantara berbagai tingkat produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan
dimana masing-masing tingkat tersebut tidak akan sangat tergantung dari
tingkat sebelumnya.

h. Efisiensi dalam pemeliharaan


Ada dua persoalan dalam kegiatan maintenance:
1. Persoalan Teknis
Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk
menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan yang
disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak baik.
Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis adalah untuk dapat
menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.
Dalam persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah :
 Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/merawat
peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki / mereparasi mesin-mesin atau
peralatan yang rusak.
 Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus
disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian (a) dapat dilakukan.
 Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus
diperbaiki

2. Persoalan Ekonomis
Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang
harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis
dapat efisien. Jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efisiensi,
dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif
tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan
perusahaan. Adapapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance
adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian
(adjustment) dan perbaikan/reperasi.

Anda mungkin juga menyukai