Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN PERAWATAN

TEROTEKNOLOGI
SEMESTER GANJIL 2015/2016

Diajukan untuk memenuhi persayatan


Mata Kuliah Manajemen Perawatan

Disusun Oleh:
Ikhwan Nasuardi

115060200111065

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MALANG
2015

1. Teroteknologi
Teroteknologi diambil dari bahasa Yunani terrein "merawat /
menjaga / memelihara) adalah teknologi instalasi, komisioning,
pemeliharaan, penggantian dan perbaikan mesin pabrik dan
peralatan dengan dampak ekonomi dan teknologi yang paling
efisien. Teroteknologi adalah bidang interdisipliner berurusan
dengan komprehensif teknologi dan hemat biaya pengelolaan
aset . Teroteknologi merupakan kombinasi dari manajemen,
keuangan, teknik, dan praktek-praktek lainnya diterapkan untuk
aset fisik seperti pabrik, mesin, peralatan, bangunan dan struktur
dalam mengejar ekonomi atau biaya siklus hidup.
Di Inggris teroteknologi di kembangkan pada awal 1970
yang melibatkan sistematis penerapan rekayasa, keuangan dan
manajemen keahlian dalam penilaian siklus hidup dari dampak
akuisisi (bangunan, peralatan, mesin dan strukur) pada
pendapatan dan biaya akuisisi organisasi. Siklus Teroteknologi
dilakukan terus menerus yang dimulai dengan men
desain dan pemilihan dari item yang diperlukan.
Kementrian Teknologi ( sekarang Departemen Perdagangan
dan Industri Indonesia) pada bulan april 1970 memodifikasi kata
pemeliharaan menjadi teroteknologi. Teroteknologi adalah
kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan
kegiatan lain yang diterapkan bagi asset fisik untuk
mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Menurut Coerder
(1992) teroteknologi berhubungan dengan spesifikasi dan
rancangan untuk keandalan serta mampu pemelihara dari pabrik,
mesin-mesin, peralatan, bangunan, dan struktur dan
instalasinya, pengetesan, pemeliharaan modifikasi, dan
penggantian, dengan umpan balik informasi untuk rancangan,
untuk kerja dan biaya.
2. Maksud dan Tujuan Pemeliharaan

Salah satu maksud utama diadakannya pemeliharaan


menurut Handoko (1994) adalah Untuk memelihara reliabilitas
sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan
tetap memaksimalkan laba atau meminimumkan biaya.
Maksudnya adalah jika pemeliharaan dijalankan dengan benar,
maka dapat memelihara agar proses produksi tetap berjalan,
serta dapat menekan biaya pemeliharaan yang seminimal
mungkin agar dapat meraih keuntungan atau laba yang
maksimal. Menurut Sofjan Assauri (2004) tujuan pemeliharaan
adalah:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk
memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu
sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan
penyimpangan yang diluar batas dan menjaga
modal yang diinvestasikan dalam perusahaan
selama waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi
tesebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan
serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat
membahayakan keselamatan para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan
fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan
utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan

atau return of investment yang sebaik mungkin


dan total biaya yang terendah.
Sedangkan tujuan pemeliharaan menurut AS. Corder
(1992) adalah:
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset
( yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja,
bangunan dan isinya ). Hal ini terutama penting
di negara-negara maju kadang-kadang lebih
menguntungkan untuk mengganti daripada
memelihara.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum
peralatan yang dipasang untuk produksi (atau
jasa) dan mendapatkan laba investasi ( return of
investment ) maksimum yang mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan opersional dari
seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap wakt, misalnya unit
cadangan, unit pemadam kebakaran dan
penyelamat, dan sebagainya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang
menggunakan saran tersebut.
Jadi secara umum tujuan dilakukannya pemeliharaan
adalah menjaga kondisi dan atau untuk memperbaiki mesin agar
dapat berfungsi sesuai tujuan usaha. Kondisi yang diterima
adalah sesuai mesin yang mampu menghasilkan produk sesuai
standar, yaitu memenuhi toleransi bentuk, ukuran dan fungsi.
3. Jenis Perawatan

Corder (1992) membagi kegiatan perawatan kedalam dua


bentuk, yaitu perawatan terencana (planned maintenance) dan
perawatan tak terencana (unplanned maintenance) dalam
bentuk perawatan darurat (breakdown maintenance). perawatan
terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan
perawatan yang dilakukan secara terorginir untuk mengantisipasi
kerusakan peralatan di waktu yang akan datang, pengendalian
dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan perawatan tak terencana yaitu
perawatan darurat, yang didefenisikan sebagai perawatan
dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah
akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan
besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa
pemeliharaan darurat ( emergency maintenance ) yaitu kegiatan
perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang
bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih
parah.( Prawirosentono,2000). Perawatan terencana terdiri dari
perawatan pencegahan (preventive maintenance) dan
perawatan korektif (corrective maintenance).
1. Perawatan pencegahan (preventive maintenance)
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan

yang

kerusakan-kerusakan

dilakukan
yang

untuk

tidak

mencegah

terduga

dan

timbulnya
menentukan

kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi


mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses
produksi. Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan
dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam
critical unit. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk
dalam critical unit apbila kerusakan fasilitas atau peralatan
tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para
pekerja,

mempengaruhi

kualitas

produk

yang

dihasilkan,

menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal


yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau
harganya mahal ( Assauri, 2004 ).
Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakuakn
oleh suatu pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance
dan periodic maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan

dan

perawatan

yang

dilakukan

berdasarkan

lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya


seratus

jam

sekali,

dan

seterusnya.

Kegiatan

periodic

maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance


(Assauri, 2004)
2. Perawatan Korektif (corrective maintenance)
Menurut Prawirosentono (2000) perawatan korektif (corrective
maintenance adalah peralatan yang dilaksanakan karena adanya
hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini
dimaksudkan agar fasilitas/ peralatan tersebut dapat digunakan
kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan
lancer kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya,
selain preventive maintenance dan corrective maintenance,
Patton (1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu
pemeliharaan kemajuan ( Improvement maintenance), yang
berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah
mesin ataupun pesanan.

DAFTAR PUSTAKA
Belak, Stipe.2010. IEE Explore : Terotechnology. Journal Faculty of
Maritime Sudies, University of Split
Iswanto, A. Heri. 2008. Menajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin
Produksi.Jurnal Fakultas Pertanian USU
Natalia, Mustika. 2012. Maintenence Managemen PT Green
Cold Jurnal teknik industri http:www.academia.edu [ 24
september 2015 ]
Ngadiyono, yatin. 2010. Pemeliharaan Mekanik
Industri.Yogyakarta: Uneversitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai