Anda di halaman 1dari 16

BAB I

TEORI DASAR

Perencanaan proses mencakup pemilihan proses, peralatan, perkakas dan penyusun


urutan operasi yang diperlukan untuk mengubah bentuk material mentah menjadi
produk yang diinginkan.

Pengetahuan dasar mengenai sifat dan karakteristik material dan macam-macam


proses produksi (manufaktur) menjadi hal yang sangat penting dalam menyusun lembar
perencanaan proses. Pengetahuan dasar yang juga menjadi landasan untuk menyusun
lembar susunan proses adalah gambar teknik yang dihasilkan dari proses perancangan
(design).

Aktivitas utama dalam penyusunan lembar urutan proses diawali dengan proses
interpretasikan gambar teknik dan mengubahnya menjadi gambar kerja. Berdasarkan
gambar kerja yang terlah dibuat dan semua informasi yang tertera di dalam gambar
kerja, disusunlah tahapan proses produksi (manufaktur) yang diperlukan untuk
mendapatkan benda kerja (produk) yang sesuai dengan tuntutan spesifikasi geometri
dalam gambar teknik.

1.1. Proses Plan

Perencanaan proses adalah pemilihan dan penyusuan urutan kerja (proses) yang
diperlukan secara rinci untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan tuntutan
rancangan, dengan waktu yang paling efisien. Dalam sebuah sistem manufaktur,
perencanaan proses adalah interface antara desain dan manufaktur. Dalam proses
penyusunan urutan kerja ini juga ditentukan peralatan/mesin, perkakas/pahat (tools)
seta perkakas bantu yang diperlukan. Yang penting yang harus dirancang dalam
penyusunan perencanaan proses adalah perhitungan parameter proses, karena
parameter proses inilah yang akan menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.

1.2. Definisi Ragum


Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat,digergaji,ditap,disnei,dan lain lain. Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang

21
sedang dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat
terpahat,terkikir dan lain sebagainya.
1.2.1. Bagian-bagian dari ragum

Gambar 1.2.1. Bagian-bagian ragum


Sumber : http://teknikmesin.org/ragum/

Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang permukaannya
pada umumnya diberi parutan bersilang agar penjepitan lebih kuat dan tidak
licin.Dengan demikian apabila menjepit benda kerja yang halus dan
dikawatirkan akan rusak permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan
pelindung berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya dibuat rata
dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini digunakan untuk menjepit benda
kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.

1.2.2. Cara menggunakan ragum

Terdapat tiga cara dalam menggunakan ragum dengan benar:

1. Memilih Tinggi Ragum Yang Sesuai


Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan :
 Berdiri tegak di ragum
 Tempelkan kepalan tangan pada dagu
 Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita
ayunkan, sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum

21
2. Menjepit Benda Kerja Pada Ragum
Bila menjepit benda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar
dari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terutama apabila bahan benda
kerja itu terbuat dari logam tipis. Bila memungkinkan perbandingan
bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil dari pada bagian
yang terjepit.
Gunakan plat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi
ragum, plat pelapis bisa di buat dari bahan plat tipis yang rata, plat siku
dll.

1.3. Sejarah produk ragum


Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan di kikir,
dipahat, digergaji, ditap, disnei, dll. Dengan adanya ragum, benda kerja yang akan
di kikir, di pahat, di gergaji, di tap, maupun di sney bisa di jepit dengan kencang
sehingga memudahkan dalam proses pengerjaan kerja bangku dan hasil sebuah
proses akan maksimal.
Ragum memiliki yang melengkapinya, antara lain tangkai ragum, rahang tetap
dan rahang gerak. Komponen yang terdapat pada sebuah ragum masing-masing
memiliki fungsi tersendiri. Karena sangat penting kegunaan sebuah ragum pada
proses pengerjaan tangan maka di perlukan perawatan agar tidak mdah rusak.
1.4. Jenis-jenis ragum
a. Ragum biasa (Plain Vise)
Ragum biasa digunakan untuk mengikat atau menjepit benda kerja yang
bentuknya sederhana dan umumnya untuk mengefrais bidang datar. Ragum
biasa hanya dapat di pasang sejajar atau membentuk sudut 90° terhadap spindle
mesin frais.

Gambar 1.4.a. Ragum biasa


Sumber : http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/03/apa-
itu-ragum-vise.html?m=1

21
b. Ragum Putar (Swivel Vise)
Ragum putar merupakan ragum yang dapat diputar terhadap sumbu vertikal.
Putaran dari ragum putar membentuk bidang horizontal. Pada sadle ragum
terdapat skala derajat yang digunakan sebagai pedoman ukuran sudut.

Gambar 1.4.b. Ragum putar


Sumber : http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/03/apa-itu-
ragum-vise.html?m=1

c. Ragum Universal (Universal Vise)


Ragum universal merupakan ragum yang dapat diputar terhadap sumbu
vertikal dan horizontal.

Gambar 1.4.c. Ragum Universal

Sumber :
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/03/apa-itu-
ragum-vise.html?m=1

21
1.5. Bahan
1.5.1. Klasifikasi material

Gambar 1.5.1.Bagan klasifikasi material


Sumber : Diktat Material Teknik , Yusril Irwan, 2016

Material – material yang sering digunakan di dalam masalah teknik dibagi


menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

1. Logam
2. Keramik
3. Polimer
4. Komposit

1. Logam
Logam yang dipakai sebagai bahan teknik terbagi menjadi dua yaitu:
 Logam berbahan dasar Ferro (Fe) atau besi
 Logam yang tidak berbahan dasar Ferro (Non Fe)

21
Logam berbahan dasar Fe dibagi menjadi:

a. Baja

Baja adalah perpaduan antara besi dan karbon (Fe+C). Karbon


maksimum dari baja adalah 2,1%. Karbon didalam baja membentuk
karbida besi (Fe3c atau sementit).
Menurut komposisi kimianya, baja diklasifikasikan menjadi tiga,
diantaranya:

 Baja karbon
 Baja paduan
 Baja paduan dengan sifat khusus

Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Baja karbon rendah (low carbon steel). Sifatnya mudah ditempa


dan dimesin. Penggunaannya berdasarkan persentase karbon :
- 0,05 – 0,20 %C : automobile bodies, buildings, pipes,
chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 – 0,30 %C : gears, shaft, bolts, forgings, bridges,
buildings.
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel) memiliki kekuatan
yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit
untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan :
- 0,30 – 0,40 %C : connecting ros, crank pins, axles.
- 0,40 – 0,50 %C : car axles, crankshafts, rails, boilers,
auger bits, screwdrivers.
- 0,50 – 0,60 %C : hammers dan sledges.
3) Baja karbon tinggi (high carbon steel). Sifatnya sulit
dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 – 1,50 %C.
Penggunaan : Screw drivers, blacksmiths hummers, table knives,
screws, hammers, vise jaws, knives, drills. Tools for turning brass

21
and wood, reamers, tools for turning hard metals, Saws for
cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

Baja paduan (Alloy Steel) adalah Fe+C yang ditambahkan


dengan unsur paduan. Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keuletan,


kekuatan tarik dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperature rendah

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut persentase


paduannya dibagi menjadi :

1) Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


2) Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3) High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan dengan sifat khusus dibagi menjadi tiga, yaitu


baja tahan karat (stainless steel), high strength low alloy steel
(HSLA), dan baja perkakas (tool steel).

1) Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain :
 Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas,
karat, dan goresan/gesekan
 Tahan temperature rendah maupun tinggi
 Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
 Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya
tahan panas
 Tahan terhadap oksidasi
 Kuat dan dapat ditempa
 Mudah dibersihkan
 Mengkilat dan tampak menarik
2) High Strenght Low Alloy Steel (HSLA)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength
yang tinngi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah
21
dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin
yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability).
Untuk mendapatkan sifat-sifat diatas maka aja ini diproses
secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti :
tembaga (Cu), Chromium(Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va), dan Columbium.

3) Baja Perkakas (Tool Steel)


Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas
adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas,
kuat dan ulet.

a. Besi Cor
Besi cor terdiri dari Fe+C, komposisi karbon pada
besi cor diatas 2,1%. Karbon bebas dari besi cor
membentuk grafit yang memiliki sifat getas.
Dari bentuk grafit besi cor dapat dibagi menjadi :
 Besi cor putih (tidak memiliki grafit dan sifatnya
hampir sama dengan baja karbon tinggi)
 Besi cor kelabu (grafit berbentuk pipih)
 Besi cor nodular (grafit berbentuk bulat)
 Besi cor maliable (grafit membentuk bunga)

Sifat-sifat dari logam

 Konduktifitas listrik dan ternal yang tinggi


 Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan kekuatan) umumnya tinggi
 Massa jenis relative tinggi
 Bersifat korosi
 Warna yang khas dan tidak transparan

2. Keramik
Klasifikasi dari keramik :

21
a. Bahan organik bukan logam
Penggunaan dan pemakaiannya pada temperature tinggi
Contoh : Batu tahan api
b. Bahan dari senyawa logam
(oksida, barida, karbida dan nitrida)

Penggunaan keramik biasanya untuk isolator, komponen-


komponen abrasive, dapat digunakan sebagai lapisan penghalang
termal contoh batu tahan api (BTA).

Sifat-sifat umum dari keramik :

 Keras dang getas


 Kekuatan tarik rendah
 Isolator yang baik
 Tahan korosi
 Tahan pada temperatur tinggi

3. Polimer
Klasifikasi polimer dapat dibagi berdasarkan :
a. Sumber atau asal
Alam : hewan, tumbuhan, dan mineral
Sintesis : hasil polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi
b. Sifat termal
Termoplastik : (jenis plastik yang dapat didaur ulang)
Termosetting : (jenis plastik yang tidak dapat didaur
ulang)

Sifat-sifat umum dari polimer

 Ringan (massa jenis relative rendah)


 Tidak tahan temperature tinggi
 Kekuatan tarik rendah dan keuletan tinggi
 Isolator yang baik
 Modulus elastisitas rendah
21

4. Komposit
Material komposit menjadi material yang penting akhir-akhir
ini karena sifat khusus. Kata “komposit” dalam pengertian
material komposit menunjukkan adanya dua atau lebih material
yang terdiri dari reinforced agent (serat) dan bonding agent
(matriks), keduanya digabung secara makrokopis.
Material komposit diklasifikasikan berdasarkan serat dan
matriksnya :

a. Reinforced Agent (Serat)


Serat adalah bahan penguat pada komposit, yang
berperan untuk menahan beban yang diterima material
komposit. Sifat dari serat biasanya kaku dan tangguh.
Berdasarkan susunannya, serat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
 Particle-reinforced
 Fiber-reinforced
 Structural

Gambar 1.5.1.4.b. Reinforced Agent

Sumber : Diktat Material Teknik , Yusril Irwan, 2016

b. Bonding Agent (Matriks)


Matriks adalah bahan pengikat serat, yang berfungsi
untuk mendistribusikan beban keseluruh serat. Sifat
matriks biasanya ulet. Matriks dibagi menjadi tiga
macam, antara lain :
 Metal Matrix Composite (MMC)
21
 Ceramic Matrix Composite (CMC)
 Polimer Matrix Composite (PMC)

Sifat-sifat umum dari komposit :

Sifat dari material komposit tergantung kepada bahan


penyusunnya (serat dan matriks), terutama serat yang berperan
menahan sebagian besar gaya-gaya yang diterima material
komposit. Artinya bahwa komposit tidak merubah sifat-sifat dari
bahan penyusunnya.

1.6. Manufakur
1.6.1. Definisi manufaktur

Manufacturing atau manufaktur berasal dari bahasa Latin, manus (


tangan ) dan factus ( membuat ) sehingga dapat diartikan membuat dengan
tangan atau manual. Modern manufaktur dapat di artikan sebagai pengerjaan
secara automatis dan mesinnya di kontrol komputer dengan pengawasan
manual.
Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan
peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah
menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara
yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu
produk
Manufaktur dapat didefinisikan dari dua sisi yaitu teknologi dan
ekonomi:

 Dari sisi teknologi


Manufaktur merupakan aplikasi dari proses fisika dan kimia untuk
mengubah geometri, property dan / atau tampilan material awal
menjadi part atau produk, manufaktur termasuk juga perakitan
beberapa part menjadi produk. Proses manufakur melibatkan kombinasi
dari machinery, tools, power dan tenaga kerja.

21
Gambar 1.6.1.a. Manufaktur sisi teknologi
Sumber : Modul Praktikum Karya Manufaktur

 Dari sisi ekonomi


Manufaktur merupakan transformasi material menjadi item
yang mempunyai penambahan nilai ( value ) melalui suatu proses
dan / atau perakitan. Misalkan pasir diubah menjadi kaca (glass ).

Gambar 1.6.1.b. manufaktur sisi ekonomi


Sumber : Modul Praktikum Karya Manufaktur

1.6.2. Klasifikasi manufaktur


Proses produksi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Proses Pemesinan (machining)
Proses pemesinan adalah suatu proses produksi dengan menggunakan
mesin perkakas, dimana memanfaatkan gerak relatif antara pahat dengan
benda kerja sehingga menghasilkan material sisa berupa geram. Proses
pemesinan bisa juga didefenisikan sebagai suatu proses pemotongan
benda kerja yang menyebabkan sebagian dari material benda kerja
terbuang dalam bentuk geram sehingga terjadi deformasi plastis yang
menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi geometris yang
21
diinginkan. Contoh produk yang dapat dibuat dengan proses pemesinan
adalah poros idler,leveling block dan lain-lain.

2. Proses Pembentukan (forming)


Proses pembentukan adalah proses produksi dengan pemberian
beban terhadap material hingga terjadi deformasi plastis sehingga
terbentuk produk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Contohnya adalah pengerolan (rolling) penempaan, dan lain-lain.
 Proses Pengecoran (casting)
Proses pengecoranadalah proses produksi berupa penuangan
logam cair ke dalam cetakan sehingga terbentuk produk sesuai
dengan cetakan yang ada. Proses penuangan/pengecoran
merupakan proses tertua yang dikenal manusia dalam pembuatan
benda logam. Contoh produk yang dapat dibuat dengan proses ini
adalah pahat, paku, dan lain-lain.
 Proses Penyambungan (joining)
Penyambungan adalah proses produksi berupa penggabungan dua
buah material atau lebih untuk mendapatkan suatu produk yang di
inginkan. Proses penyambungan in dapat berupa pengelasan,
mematri, soldering, pengelingan, perekatan dengan lem,
penyambungan dengan baut dan lain-lain. Proses penyambungan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Penyambungan permanen
Penyambungan permanen adalah penyambungan yang tidak
dapat dipisahkan lagi, apabila dipisahkan akan dapat merusak
komponennya. Contohnya adalah penyambungan pada
pengelasan, patri, solder, paku keling dan lain-lain.
b. Penyambungan Sementara
Penyambungan sementara adalah penyambungan yang
dapat dipisahkan kembali, contohnya penyambungan
dengan menggunakan baut.

21
 Metalurgi Serbuk (powder metallurgy)
Metalurgi serbuk adalah proses produksi dengan
cara memasukan serbuk logam ke dalam sebuah
cetakan kemudian serbuk logam tersebut di beri
tekanan. Finishingdari proses metalurgi serbuk ini
adalah dengan memberikan perlakuan panas agar
serbuk logam yang telah di tekan tadi menjadi
rigid. Biasanya proses metalurgi serbuk ini di
gunakan untuk pembuatan produk yang
berdimensi sangat kecil. Contoh produk yang
dibuat dengan cara metalurgi serbuk ini adalah
roda gigi pada jam tangan.
 Perlakuan Panas (heat treament)
Proses perlakuan panas adalah perlakuan thermal
terhadap logam untuk mendapatkan sifat mekanik
yang baru. Proses heat treament ini di lakukan
secara merata pada logam. Selain itu ada
juga Surface Treament, dimana pada dasarnya
pemberian perlakuan panas pada logam untuk
mendapatkan sifat mekanik yang baru.
Namun surface treament ini perlakuan panas yang
di berikan hanya pada permukaan logam saja.

21
1.6.3. Bagan-bagan manufaktur

Gambar 1.6.3. Bagan manufaktur

Sumber : Modul Praktikum Karya Manufaktur

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Groover, Mikell.P, 2007, Fundamentals of Modern Manufacturing : Material,


Processes and system 3rd edition, John Wiley & Son Inc, USA
2. Peter Scllan, Bsc, Msc. Process Planning; the design/manufacture interfaceI .,
Butterworth-Heinemann., Burlington,2003.
3. Fretz, H.R, Teknik Bengkel 1 ., ITB, Bandung
4. Sarjono, Teknologi MekanikI., Depdikbud, Jakarta.
5. Sularso, Ir, MSME., Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin.,
Prandnya Paranita, Jakarta
6. Rochim Taufik., Proses permesinan., Bandung
7. Irwan, Yusril. 2017. Material Teknik, Bandung: Teknik Mesin Itenas

21

Anda mungkin juga menyukai