Anda di halaman 1dari 6

MODUL II

PERANCANGAN STASIUN KERJA MANDIRI (SKM)

1. Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan yang akan didirikan merupakan perusahaan penghasil ragum


yang berskala menengah. Menurut survei tahunan perusahaan industri pengolahan
besar dan sedang yang dilakukan oleh badan pusat statistik dalam bps.go.id,
banyaknya tenaga kerja industri skala menengah sebanyak 20-99 orang. Oleh
karena itu, perusahaan ini memiliki 35 pekerja yang terdiri dari 1 orang direktur, 1
orang kepala bagian produksi, 1 orang staff produksi, 28 operator proses, 2 orang
operator perakitan, 1 orang satpam, dan 1 orang cleaning service. Target produksi
yang ingin dicapai yaitu sebesar 80 unit ragum per bulan. Semua part/ komponen
dibuat sendiri oleh perusahaan (manufacturing). Perusahaan terdiri dari 2 shift
kerja, 16 jam kerja per hari, dan 22 hari kerja per bulan.

2. Rekapitulasi Dimensi Awal dan Akhir Komponen

Berdasarkan informasi yang ada di lembar rencana proses, didapat dimensi


awal dan dimensi akhir untuk tiap-tiap proses yang ada pada komponen. Dimensi
awal dan akhir komponen ini penting untuk menentukan dimensi penumpukan
awal dan dimensi penumpukan akhir komponen. Rekapitulasi dimensi awal dan
akhir dapat dilihat pada Tabel A.1 Lampiran A.

3. Perhitungan Luas Penumpukan Awal dan Akhir Tiap Stasiun Kerja


Mandiri (SKM)

Sebelum menentukan dimensi penumpukan awal, dibutuhkan data jumlah


komponen per mesin. Berikut contoh perhitungan jumlah komponen per mesin
untuk komponen landasan di SKM mill standard.
Jumlah Komponen per Mesin =

Jumlah Input(Komponen Landasan di SKM MIll)


Jumlah Mesin

80,89
= 3

= 26,962

Setelah itu, ditentukan penumpukan awal komponen landasan di SKM mill


dengan cara menyusun panjang, lebar, dan tinggi sedemikian rupa sehingga
tumpukan awal tidak terlalu tinggi dan terjatuh. Contoh perhitungan penumpukan
awal untuk komponen landasan di SKM mill standard adalah sebagai berikut.

p (mm) = panjang dimensi awal komponen (mm) x 3


= 188 x 3
= 564 mm
l (mm) = lebar dimensi awal komponen (mm) x 1
= 61 x 1
= 61 mm
t (mm) = tinggi dimensi awal komponen (mm) x 9
= 33 x 9
= 297 mm

Selanjutnya, untuk dimensi penumpukan awal dicari nilai maksimum dari


panjang, lebar, dan tinggi dari semua komponen di SKM mill. Nilai maksimum
dari semua komponen di SKM Mill yaitu p,l,t berturut-turut 564, 61, dan 297.
Berikutnya untuk penumpukan akhir ditentukan jumlah komponen per mesin
untuk komponen landasan di SKM mill sebagai berikut.

Jumlah Output (Target Produksi)


Jumlah Komponen per Mesin = Jumlah Mesin
80
= 3

= 27
Setelah itu, ditentukan penumpukan akhir komponen landasan di SKM
mill dengan cara menyusun panjang, lebar, dan tinggi sedemikian rupa sehingga
tumpukan akhir tidak terlalu tinggi dan terjatuh. Contoh perhitungan penumpukan
akhir untuk komponen landasan di SKM mill standard adalah sebagai berikut.

p (mm) = panjang dimensi awal komponen (mm) x 3


= 185 x 3
= 555 mm
l (mm) = lebar dimensi awal komponen (mm) x 1
= 58 x 1
= 58 mm
t (mm) = tinggi dimensi awal komponen (mm) x 9
= 30,2 x 9
= 272 mm

Selanjutnya, untuk dimensi penumpukan akhir dicari nilai maksimum dari


panjang, lebar, dan tinggi dari semua komponen di SKM mill. Nilai maksimum
dari semua komponen di SKM Mill yaitu p,l,t berturut-turut 555, 58, dan 272

. Perhitungan seperti di atas berlaku untuk SKM lainnya. Perhitungan luas


penumpukan awal dan akhir tiap SKM dapat dilihat pada tabel B.1 sampai B.7
pada lampiran B.

4. Perhitungan Luas Stasiun Kerja Mandiri (SKM)

Pertama, dilakukan perhitungan luas area mesin. Berikut contoh


perhitungan luas area mesin untuk mesin mill.
Luas Area Mesin (m2) = p (mm) x l (mm)
= 1872 mm x 1800 mm
= 3,3696 m2
Catatan : Panjang dan lebar mesin diperoleh dari spesifikasi mesin.

Selanjutnya, dilakukan perhitungan luas area operator untuk mesin mill


seperti berikut ini.
Luas Area Operator (m2) = p (mm) x l (mm)
= 342 mm x 247 mm
= 0,084474 m2
Catatan : Panjang operator diperoleh dari data antopometri lebar bahu orang
Indonesia (lk) dan lebar operator diperoleh dari data antopometri tebal operator
orang Indonesia (lk) (Nurmianto, 1991).

Selanjutnya, dilakukan perhitungan luas area penumpukan untuk mesin


mill seperti berikut ini.

Luas Area Penumpukan Awal (m2) = p (mm) x l (mm)


= 564 mm x 61 mm
= 0,034404 m2

Luas Area Penumpukan Akhir (m2) = p (mm) x l (mm)


= 555 mm x 58 mm
= 0,03219 m2

Luas Area Penumpukan = Luas Area Penumpukan Awal + Luas Area


Penumpukan Akhir
= 0,066594 m2

Selanjutnya, ditentukan total luas area dengan rumus berikut :


Total Luas Area = Luas Area Mesin + Luas Area Operator + Luas Area
Penumpukan
= 3,3696 m2 + 0,084474 m2 + 0,066594 m2
= 3,520668 m2
Selanjutnya, ditentukan luas SKM yang diperoleh dari autocad. Sebelum
membuat autocad, ditentukan dahulu tipe lay out yang sesuai. Tipe lay out proses
dipilih karena proses pengaturan dan penempatan semua fasilitas pabrik seperti
mesin dan peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memiliki
fungsi yang sama ditempatkan pada satu departemen atau bagian, misalnya mesin
mill, mesin bor frais AG 42, mesin bubut BV , mesin bubut guang zhou dan lain
sebagainya.

Adapun aliran dalam departemen, untuk departemen produk digunakan


end to end atau mesin yang dipakai dari ujung ke ujung. End to end
mengindikasikan departemen produk dimana satu operator bekerja pada masing-
masing stasiun kerja.

Selanjutnya, setelah ditentukan ukuran SKM (panjang dan lebar SKM),


dicari total luas lantai dengan rumus panjang dikali lebar SKM. Didapatlah total
luas lantai untuk SKM mill sebesar 6,0696 m 2. Selanjutnya, dicari kelonggaran
SKM mill dengan rumus sebagai berikut :

Kelonggaran = (Total luas lantai Total luas area)/ Total luas lantai
= (6,0696 m2 - 3,520668 m2)/ 6,0696 m2
= 0,419950573 m2

Hal tersebut juga berlaku untuk SKM lainnya dapat dilihat pada tabel C.1
di lampiran C.

5. Perhitungan Luas Stasiun Kerja Perakitan

Untuk perhitungan dimensi penumpukan awal, dibutuhkan data dimensi


penumpukan akhir komponen. Sedangkan untuk dimensi penumpukan akhir,
diperlukan data dimensi penumpukan ragum. Oleh karena itu, harus diketahui
dimensi ragum terlebih dahulu. Dimensi ragum yaitu 286 x 142 x 150 (mm).
DAFTAR PUSTAKA

Gasperz, Vincent. 2004. Production Planning And Inventory Control. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.
Nurmianto, Eko. 1991. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya:
Prima Printing
Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Tompkins, James. A. Jhon A. White, Yavuz A. Bozer, J. M.A. Tanchoco.
1996. Facillities Planning. Third Editions. Wiley & Sons incorporeted,
John
Scribd.com. 2016. Jenis Dan Spesifikasi Mesin, diakses melalui
https://www.scribd.com/doc/64673889/Jenis-Dan-Spesifikasi-Mesin-
Bubut-Dan-Mesin-Milling pada tanggal 1 Maret 2017 pukul
21.00 WIB.
Strongola.com. 2016. Produk Mesin Gerinda, diakses melalui
http://www.stronglola.com/produk-mesin-gerinda/ pada tanggal 1 Maret
2017 pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai