Disusun oleh :
NADIA PUSPITA DEVI
D300160038
Surakarta, …………….
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Ketua Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik UMS
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Besar dan Maha Pemurah
lagi Maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
dan senantiasa mengiringi prakata yang mengantarkan pada
terselesaikannya laporan kerja praktik ini yang berjudul Proyek
Pembangunan Office Tower The Kahyangan (Penekanan Pada Manajemen
Proyek). Walaupun tentunya ada saja hambatan dan rintangan yang
menyertai dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari, tanpa
anugerah-Nya tidaklah mungkin program mata kuliah Kerja Praktik ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktik
yang merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas
Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Program Kerja Praktik bertujuan untuk menabah wawasan dan pengalaman
melalui pengamatan langsung di lapangan, dan diharapkan dapat menambah
ilmu bagi semua pihak yang membutuhkan.
iii
4. Ibu Suci dan keluarga yang telah bersedia menyediakan tempat bernaung
selama penulis menjalankan Kerja Praktik.
5. Ibu Dr. Ir. Widyastuti Nurjayanti, M.T., selaku Ketua Program Studi
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Ibu Ronim Azizah, S.T., M.T., selaku koordinator Kerja Praktik yang telah
memberikan arahan dan izin dalam pelaksanaan Kerja Praktik.
7. Bapak Ir. Alpha Febela P., M.T., selaku pembumbing Kerja Praktik yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan Kerja Praktik
dan penyusunan Laporan Kerja Praktik.
8. Bapak Andi selaku Project Manager dan Bapak Zuhud selaku Site Manager
Proyek Pembangunan Office Tower The Kahyangan.
9. Mas Teguh selaku pembimbing Kerja Praktik selama di lapangan.
10. Para staf dan pekerja Proyek Pembangunan Office Tower The Kahyangan
yang telah memberikan banyak pengalaman dan informasi selama di
lapangan.
11. Teman-teman kerja praktik yang telah memberikan hiburan dan berbagi
ilmu serta pengalaman selama di lapangan.
12. Nanda, Oci, Afin, Naufal, Aya, dan masih banyak teman yang lain yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang selalu memberi hiburan,
semangat, dan doanya bagi penulis.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebut namaya satu persatu.
iv
DAFTAR ISI
v
2.5 Data Fisik Proyek ................................................................................... 10
2.5.1 Lokasi Proyek ................................................................................. 10
2.5.2 Data Administrasi Proyek ............................................................... 11
2.5.3 Fungsi Bangunan ............................................................................. 12
2.6 Data Non Fisik Proyek ........................................................................... 12
2.6.1 Manajemen Proyek.......................................................................... 12
2.6.2 Pihak-Plhak yang Terlibat dalam Proyek ........................................ 14
2.6.3 Hubungan Kerja Antar Unsur Pengelola Proyek ............................ 20
2.6.4 Struktur Organisasi Owner Selaku Pengawas Lapangan ................ 21
2.6.5 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana ...................................... 24
2.6.6 Rapat Koordinasi ............................................................................. 27
2.6.7 Sistem Kontrak ................................................................................ 27
BAB III ................................................................................................................. 29
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 29
3.1 PENGERTIAN MANAJEMEN ............................................................. 29
3.2 PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK ............................................ 30
3.3 PROFIL KEGIATAN PROYEK............................................................ 31
3.3.1 Sasaran proyek dan tiga kendala ( triple Constraint) ...................... 31
3.3.2 Fungsi dasar manajemen proyek ..................................................... 34
3.3.3 Proses dan fungsi manajemen ......................................................... 36
3.3.4 Unsur-Unsur Pelaksanaan Pembangunan Proyek ........................... 37
3.3.5 Rencana Kerja (Time Schedule) ...................................................... 48
BAB IV ................................................................................................................. 56
TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN PROYEK ................................. 56
4.1 Pengamatan Pekerjaan ............................................................................ 56
4.2 Laporan Tinjauan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Pekerjaan ......... 56
4.2.1 Kualitas Pekerja .............................................................................. 56
4.2.1 Kualitas dan Mutu Pekerjaan .......................................................... 60
4.3 Laporan Tinjauan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Waktu .............. 63
4.4 Laporan Tinjauan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Material ........... 65
BAB V................................................................................................................... 67
ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 67
vi
5.1 Pelaksanaan Kerja Praktik Secara Umum .............................................. 67
5.2 Pelaksanaan Kerja Praktik Secara Khusus ............................................. 68
5.2.1 Waktu Pengerjaan ........................................................................... 68
5.2.2 Material ........................................................................................... 69
5.2.3 Kebersihan....................................................................................... 69
5.2.4 Keselamatan .................................................................................... 70
BAB VI ................................................................................................................. 73
PENUTUP ............................................................................................................. 73
6.1 SIMPULAN ........................................................................................... 73
6.2 SARAN .................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
dsb. Bidang perancangan meliputi pembuatan rancangan yang bertitik
tolak dari hasil perencanaan.
2. Pelaksanaan
Suatu kegiatan penerapan hasil rancangan gambar kerja menjadi suatu
wujud massa bangunan ataupun Kawasan yang didasarkan pada
persyaratan-persyaratan teknis.
3. Pengelolaan/Manajemen
Suatu kegiatan monitoring/pemantauan terhadap pengendalian waktu,
mutu, biaya, dan tenaga kerja.
1.2.2 Sasaran
Beberapa sasaran dilakukannya kerja praktik yaitu:
3
c. Membandingkan teori yang didapat dari perkuliahan dengan
pelaksanaan yang ditekankan pada time schedule dalam manajemen
proyek.
d. Mengumpulkan data dan menyusun laporan kerja praktik sebagai
dokumen dari informasi pengetahuan yang sistematis dan obyektif.
1.4 Permasalahan
a. Bagaimanakah proses pelaksanaan proyek di lapangan, agar mutu
pekerjaan, material, dan waktu dapat dikelola dengan efektif dan efisien.
b. Bagaimanakah metode yang dapat diterapkan ketika terjadi kendala di
lapangan sehingga proyek dapat tetap berjalan.
4
1.5 Batasan dan Lingkup Pembahasan
1.5.1 Batasan Pembahasan
Pembahasan masalah berkaitan dengan bidang manajemen proyek
selama masa kerja praktik yang terhitung mulai tanggal 2 September s/d 28
Oktober 2019 pada Proyek Pembangunan Office Tower The Kahyangan.
5
mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab permasalahan tersebut
berdasarkan hasil analisa pribadi.
BAB I : PENDAHULUAN
6
BAB IV : TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN
PROYEK
BAB VI : PENUTUP
7
8
BAB II
9
• Luas lantai minimum 5000 m² walaupun tidak bertingkat, atau
jumlah lantai minimal 2 lantai.
• Kondisi proyek masih dalam pengerjaan dan aktif.
10
Ket:
Site The Kahyangan Office
Tower
Perumahan warga
Solo Sehat Indoor Soccer
Apsara Tower
11
2. Data Teknis Proyek
a. Luas Bangunan : 17.800 m²
b. Luas Tanah :
c. Tinggi Bangunan : 70,5 m
d. Jumlah Lantai : 20 lantai
12
3. Menyusun dan menjelaskan definisi operasional dari setiap
ruang lingkup proyek.
4. Melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap perubahan yang
dapat terjadi saat proyek dilaksanakan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan suatu proyek meliputi penentuan sstrategi (metode
pelaksanaan), pengambilan keputusan, serta prosedur dan
standar yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan suatu
proyek.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah adalah pembagian tanggung jawab dan
wewenang yang diperlukan untuk masing-masing indivtdu agar
dapat berkomunikasi dan saling bekerjasama sehingga
terciptalah struktur formal dalam suatu proyek yang dapat
memudahkan pengoordinasian.
3. Pelaksanaan (Actualing)
Pelaksanaan adalah keseluruhan pelaksanaan kegtatan proyek
mulai dari penyusunan personalia sampai tahap pembangunan
selesai. Tahap pembangunan berupa pelaksanaan di lapangan
yang dilakukan sesuai dengan metode yang digunakan. Pada
tahap ini, pelaksanaan dilakukan oleh pelaksana tiap zona yang
telah dibagi di bawah pengawasan pimpinan proyek.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan kegiatan pengawasan pada tahap
pelaksanaan di lapangan terhadap standar yang telah
13
direncanakan dan disepakati yang menjadi tolak ukur
keberhasilan proyek.
5. Evaluasi (Evaluating)
Setelah tahap pelaksaanaan yang disertai pengawasan berjalan,
maka hasil yang diperoleh dapat segera dievaluasi dengan
periode tertentu. Evaluasi dapat berupa rapat harian, mingguan,
maupun bulanan yang dihadiri oleh beherapa pihak yang terkait
langsung dalam proyek.
14
Tabel 1. Bagan Hubungan Kerja
15
3. Mengesahkan dokumen kontrak pembangunan proyek dan
menandatangani surat perjanjian kerja dengan pelaksana proyek.
4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangkan segala resiko yang dihadapi.
5. Ikut mengawasi pelaksaanaan di lapangan dan menerima setiap laporan
hasil pekerjaan yang telah maupun sedang dilaksanakan.
b. Konsultan Pengawas
Pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan, dapat berupa perorangan atau badan
usaha. Perlu adanya sumber adanya manusia yang ahli dalam teknik sipil,
arsitektur, mekanikal, dan bidangnya masing-masing. Konsultan pengawas
Proyek Pembangunan Office Tower The Kayhangan ini adalah PT.
Propertindo Mulia Investama, yang merupakan tim pengawas bentukan
owner. Sebagai konsultan Pengawas, PT. Propertindo Mulia Investama
memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Sebagai pengawas, agar jalannya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
perencanaan yang telah direncanakan, mengusulkan serta mencari jalan
keluar untuk setiap permasalahan yang timbul di proyek sepanjang
masih ada korelasi dengan pekerjaan proyek agar seluruh pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan lancar.
2. Melaksanakan pengujian, penelitian, pendaian, pengesahan, maupun
pemhatalan dari hahan dan alat vang didatangkan pelaksana apahila
tidak sesuai dengan persyaratan.
3. Mengawasi dan menjaga bahan-hahan dan alat bangunan yang
didatangkan dan akan digunakan pelaksana agar memenuhi persyaratan
yang ditentukan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
4. Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh sesuai
dengan gambar, memberikan petunjuk teknis, peringatan, teguran
kepada pelaksana jika terjadi penyimpangan dari desain rencana yang
telah disepakati.
16
5. Membuat laporan kemajuan proyek untuk mengajukan pembayaran
termin.
6. Melaporkan permasalahan kepada owner mengenai ketidaksesuaian
hasil pelaksanaan dengan gambar yang telah direncanakan.
c. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah suatu badan usaha atau perorangan yang
ditunjuk dan diberi kewenangan oleh owner sebagai perencana terhadap
suatu proyek konstruksi, yang meliputi perencanaan struktur, arsitektur,
maupun mekanikal dan elektrikal. Adapun peran dari masing-masing
konsultan adalah sebagai benkut:
• Konsultan Perencana Struktur
Konsultan perencana struktur bertugas merencanakan dan
merancang struktur yang sesuai dengan keinginan owner dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti fungsi bangunan,
kondisi lahan dan tanah, maupun kondisi alam. Konsultan perencana
struktur yang bertugas pada Proyek Pembangunan Office Tower The
Kayhangan adalah PT. Susanto Ciptajaya, tugasnya adalah
melakukan perencanaan struktur meliputi:
1. Memberikan konsultasi kepada perencana arsitektur saat
perencanaan mengenai kekuatan konstruksi yang akan
direncanakan.
2. Membuat detail rancangan yang meliputi pembuatan
gambar-gambar detail serta rincian perhitungan volume
pekerjaan berdasarkan teknis yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3. Merencanakan ulang apabila terdapat perencanaan awal
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
4. Menghadiri rapat koordinasi untuk mengantisipasi apabila
ada perubahan desain yang terjadi pada proyek.
17
5. Melakukan pengawasan berkala pada proyek dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan
yang dibuat apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
• Konsultan Perencana Arsitektur
Konsultan perencana arsitektur bertugas untuk perencanaan awal
dan konsep desain dari segi arsitektur, estetika ruangan, perencanaan
tata letak, maupun landscape. Konsultan perencana arsitektur yang
bertugas pada Proyek Pembangunan Office Tower The Kayhangan
adalah SA_e DSA_, tugasnya adalah melakukan perencanaan
arsitektur meliputi:
1. Membuat gambar rancangan arsitektur bangunan sesuai
dengan keinginan owner, baik dimensi dan bentuk
bangunan serta fasilitas dan penempatan ruang.
2. Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk keperluan
finishing proyek.
3. Merencanakan ulang apabila terdapat perencanaan awal
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
4. Menghadiri rapat koordinasi untuk mengantisipasi apabila
ada perubahan desain yang terjadi pada proyek.
5. Melakukan pengawasan berkala pada proyek dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan
yang dibuat apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
• Konsultan Perencana Mekanikal Elektrikal
Konsultan perencana mekanikal elektrikal yang bertugas pada
Proyek Pembangunan Office Tower The Kayhangan adalah PT.
Metakom Pranata, tugasnya adalah melakukan perencanaan
arsitektur meliputi:
1. Merencanakan gambar rancangan instalasi yang
menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai
perlengkapan, seperti air conditioner, penerangan,
generator, telepon, sound system, pemadam kebakaran,
18
plumhing, dan perlengkapan lain sesuai dengan keadaan
dan fungsi bangunan.
2. Merencanakan ulang apabila terdapat perencanaan awal
yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
3. Menghadiri rapat koordinasi untuk mengantisipasi apabila
ada perubahan desain yang terjadi pada proyek.
4. Melakukan pengawasan berkala pada proyek dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan
yang dibuat apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
d. Pelaksana Proyek
Adalah pihak yang melakukan kontrak dengan owner atau yang diberi kuasa
untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan secara fisik sesuai
dengan persyaratan dan harga kontrak yang telah disepakati, termasuk
pengadaan bahan bangunan dan peralatan konstruksi. Pada Proyek
Pembangunan Office Tower The Kayhangan, pelaksana proyek adalah PT.
Nusa Raya Cipta, Tbk. Adapun tugas, wewenang, dan kewajiban PT. Nusa
Raya Cipta, Tbk sebagai pelaksana proyek antara lain:
19
2.6.3 Hubungan Kerja Antar Unsur Pengelola Proyek
a. Pemilik Proyek (Owner) dengan Pengelola
Proyek Konsultan pengawas ditunjuk langsung oleh owner dan
dipercaya untuk mengawasi kegiatan konstruksi tersebut secara
menyeluruh. Sehingga konsultan pengawas bertanggung jawab kepada
owner dan harus melaporkan pekrjaan yang telah dicapai di lapangan,
juga mengenai persoalan-persoalan yang belum dapat diselesaikan oleh
konsultan pengawas maupun pelaksana.
b. Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Perencana
Owner menyampaikan kehendaknya kepada konsultan perencana agar
direncanakan atau dibuatkan desain suatu hangunan yang sesuai dengan
kehendaknya dan anggaran biaya yang tersedia. Owner memberikan
informasi berupa:
• Lokasi proyek
• Status kepemilikan tanah lokasi.
• Jenis/macam/kegunaan bangunan dan struktur yang digunakan.
• Anggaran biaya vang direncanakan.
c. Pemilik Proyek (Owner) dengan Pelaksana Proyek
Owner dapat meminta pertanggungjawahan dari pelaksana proyek
mengenai pekerjaan yang dilaksanakan, baik dari segi kualitas yaitu
pemenuhan terhadap standar yang berlaku, maupun dari segi kuantitas
yaitu progress proyek. Adapun hubungan antara owner dengan
pelaksana proyek.. antara lain
• Hubungan kerja antara owner dengan pelaksana diwujudkan dalam
suatu kontrak kerja.
• Pelaksana bertanggung jawab melaksanakan proyek sesuai kontrak dan
menyerahkan hasil pekerjaan kepada owner.
• Owner membayar biaya pelaksanaan proyek dan imbalan jasa
konstruksi kepada pclaksana sesuai dengan kontrak melalui project
manager.
20
d. Pelaksana Proyek dengan Konsultan Pengawas
Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan konstruksi proyek dan
mengacu pada desain yang direncanakan konsultan perencana dan
mendapatkan persetujuan dari Owner. Konsultan pengawas berhak
memhuat ikatan peraturan mengenai pelaksanaan proyek dan
memberikan pengendalian teknis terhadap pekerjaan pelaksana dengan
persetujuan owner. Pelaksana harus berkoordinasi dengan konsultan
pengawas terhadap apapun yang terjadi di lapangan, dimana nantinya
konsultan pengawas akan melaporkan pada owner.
e. Pelaksana Proyek dcngan Konsultan Perencana
Konsultan perencana menyusun rencana kerja dan syarat syarat yang
disertai dengan gambar. Dari kedua data tersebut, pelaksana dapat
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan kehendak owner.
21
a. Project Manager
Project manager harus dapat menyusun rencana sehingga waktu
pelaksanaan sesuai, tidak terjadi keterlambatan, dan mampu menekan
biaya sekecil-kecilnya dengan hasil optimaldan kualitas sesuai dengan
spesifikasi. Project manager menjadi penanggung jawab dari
pelaksanaan proyek dan berhak menerima laporan perkembangan
terbaru. Adapun tugas dari project manager antara lain:
1. Memimpin proyek secara keseluruhan.
2. Berkoordinasi dengan owner atau wakil owner mengenai masalah-
masalah teknis maupun non-teknis.
3. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
seperti jadwal kegiatan, rencana anggaran biaya (RAB) awal,
rencana penggunaan material dan peralatan, metode kerja, metode
pengendalian mutu dan K3, pelatihan dan Pendidikan pekerja, serta
keamanan proyek.
4. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek dan
mengkoordinasikan rekan kerja dalam satu tim.
5. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek
berjalan sesuai target biaya, mutu, waktu, dan K3 yang telah
disepakati.
6. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama
proses kegiatan konstruksi.
7. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat
kesesuaian antara rencana dan realisasinya.
8. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan.
9. Mengontrol dan membina SDM, termasuk disiplin karyawan.
b. Administrasi
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari staff administrasi
antara lain:
1. Membuat dan mengevaluasi seluruh surat yang masuk dan keluar.
22
2. Membuat laporan keuangan yang meliputi biaya pemasukan dan
pengeluaran.
3. Membuat lapporan pajak tiap bulan.
4. Menerima invoice atau tagihan dari supplier.
5. Melaksanakan fungsi SDM proyek, seperti pengurusan asuransi,
pengurusan IMB, dsb.
6. Berkoordinasi dan seluruh laporan harus disetujui oleh ahli Teknik
control logistic dan K3.
c. Structural Engineering
Pada proyek pembangunan Office Tower The Kahyangan, ahli bidang
struktur bekerja sama dengan pelaksana struktur dengan tugas dan
tanggung jawab antara lain:
1. Mengarahkan, mendampingi, dan mengawasi proses pelaksanaan
pekerjaan struktur di lapangan agar sesuai dengan gambar dan mutu
yang telah direncanakan.
2. Mengontrol seluruh pekerjaan struktur, seperti pemasangan
begesting, pembesian, pengecoran, dan pembongkaran begesting.
3. Membuat surat pengajuan pengadaan dan pemesanan bahan material
struktur kepada ahli Teknik control dan logistic agar diproses lebih
lanjut.
d. Mechanical Engineering
Pada proyek pembangunan Office Tower The Kahyangan, ahli bidang
MEP bekerja sama dengan pelaksana MEP dengan tugas dan tanggung
jawab antara lain:
4. Mengarahkan, mendampingi, dan mengawasi proses pelaksanaan
pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing di lapangan agar
sesuai dengan gambar dan mutu yang telah direncanakan.
5. Mengontrol seluruh pekerjaan MEP, seperti instalasi pipa,
penerangan, kabel, dsb.
23
6. Membuat surat pengajuan pengadaan dan pemesanan bahan material
MEP kepada ahli Teknik control dan logistic agar diproses lebih
lanjut.
a. Project Manager
Project manager harus dapat menyusun rencana sehingga waktu
pelaksanaan sesuai, tidak terjadi keterlambatan, dan mampu menekan
biaya sekecil-kecilnya dengan hasil optimaldan kualitas sesuai dengan
spesifikasi. Project manager menjadi penanggung jawab dari
pelaksanaan proyek dan berhak menerima laporan perkembangan
terbaru. Adapun tugas dari project manager antara lain:
1. Memimpin proyek secara keseluruhan.
2. Berkoordinasi dengan owner atau wakil owner mengenai masalah-
masalah teknis maupun non-teknis.
3. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
seperti jadwal kegiatan, rencana anggaran biaya (RAB) awal,
rencana penggunaan material dan peralatan, metode kerja, metode
24
pengendalian mutu dan K3, pelatihan dan Pendidikan pekerja, serta
keamanan proyek.
4. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek dan
mengkoordinasikan rekan kerja dalam satu tim.
5. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek
berjalan sesuai target biaya, mutu, waktu, dan K3 yang telah
disepakati.
6. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama
proses kegiatan konstruksi.
7. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat
kesesuaian antara rencana dan realisasinya.
8. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan.
9. Mengontrol dan membina SDM, termasuk disiplin karyawan.
b. Site Manager
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari site manager antara
lain:
1. Bertanggung jawab terhadap sseluruh permasalahan teknis di
proyek.
2. Mengkoordinasi seluruh staff proyek di kantor maupun lapangan
agar bekerja sesuai jobdesk.
3. Bertanggung jawab terhadap biaya, mutu, dan waktu selama proyek
berlangsung.
4. Membuat dan menerapkan time schedule proyek yang dibantu oleh
ahli Teknik control dan logistik.
5. Membuat dan menerapkan kebijakan metode pelaksanaan proyek.
c. Staff K3
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari staff K3 antara lain:
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait K3
pada konstruksi.
2. Mengkaji dokumenkontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
25
3. Merencanakan dan menyusun program K3.
4. Membuat prosedur dan instrusi kerja penerapa ketentuan K3.
5. Melakukan sosialisasi, pembinaan, penerapan, dan pengawasan
pelaksanaan program, prosedur, dan instruksi kerja K3.
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan dan pedoman
teknis K3.
7. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
d. Ahli Teknik Kontrol dan Logistik
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari ahli Teknik control
dan logisitk antara lain:
1. Menghitung estimasi volume material struktur dan arsitektur secara
keseluruhan.
2. Mencari penawaran-penawaran harga terbaru dari supplier maupun
vendor.
3. Bersama dengan project manager membuat RAP.
4. Membuat laporan mingguan berupa progress pekerjaan di lapangan.
5. Mengadakan tender kepada supplier untuk pengadaan barang dan
material konstruksi.
6. Bersama site manager melakukan negosiasi kepada supplier.
7. Melakukan pemesanan bahan dan material kepada supplier.
8. Menghitung dan membuat laporan evaluasi biaya pelaksanaan
pekerjaan (EBPP).
e. Drafter
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari drafter antara lain:
1. Menangani semua permasalahan drawing.
2. Superimpose antara gambar arsitektur, struktur, maupun MEP.
3. Melakukan perubahan gambar rencana apabila diperlukan.
4. Membuat shopdrawing gambar arsitek, struktur, dan MEP selama
proyek berjalan.
f. Surveyor
26
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari surveyor antara lain:
1. Bertanggung jawab terhadap pengukuran di lapangan, seperti setting
out bangunan, marking level pinjaman, marking pekerjaan dinding,
dsb.
2. Berkoordinasi dengan pelaksana dalam menentukan pemecahan
permasalahan pengukuran di lapangan.
27
2. Unit Price
3. Kontrak Persentase
Kontrak ini merupakan gabungan antara kontrak lumpsum dan harga satuan
yang ketentuannya disepakati bersama antara owner dan kontraktor.
28
29
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
30
d. menurut Nicholas (2001;9), Manajemen Proyek adalah manajemen
yang lebih sederhana, yang operasi-operasinya berulang dimana pasar
dan teknologinya dapat diprediksi, ada kepastian tentang antisipasi
hasil, lebih sedikit organisasi yang dilibatkan.
31
Gambar 2. Triple Constraint
Sumber : internet
a. Anggaran (Cost)
32
langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dan
dihiung pada awal proyek sampai akhir proyek. Bila
pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu yang sudah
direncanakan maka biaya tidak langsung ini akan
menjadi besar, sedangkan jumlah pekerjaan dan nilai
kontrak tetap, sehingga keuntungan kontraktor akan
berkurang bahkan untuk kondisi tertentu akan
mengalami kerugian. Biaya tidak langsung meliputi
biaya overhead (biaya operasional), gaji pegawai, biaya
tak terduga, keuntungan.
a. Jadwal (Time)
33
a. Mutu (Scope/Quality)
Ketiga batasan tersebut saling terikat satu sama lain. Artinya, jika ingin
meningkatkan kinerja dalam kontrak yang telah disepakati, maka harus
diikuti dengan menaikkan mutu yang berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus
berkompromi dengan mutu dan jadwal.
34
Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunkanan
bar chart dan network planning yang selanjutnya akan digunakan
Critical Path Method (CPM), untuk dapat mengendalikan waktu
dengan tepat. Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan
dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu
yang ditetapkan. Pengendalian waktu sangat penting terutapa
menyangkut waktu pelaksanaan proyek.
35
Mutu dalam kaitanya dengan proyek, diartikan sebagai
memenuhi syarat untuk penggunaan yang telah ditentukan atau fit
for intended use
36
3. Pelaksanaan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
5. Pengarahan (Directing)
6. Penyusunan Pegawai (Staffing)
7. Pengumpulan Sumber
8. Pengendalian (Supervising)
9. Pengkoordinasian (Coordinating)
10. Pelaporan (Reporting)
11. Anggaran (Budgeting)
37
Sebagai konsultan perencana pekerjaan/bangunan mempunyai tugas
dan kewajiban (khusus untuk bangunan gedung) :
Lingkup Pekerjaan Pokok terdiri dari tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1) Sketsa Gagasan
Suatu sketsa dalam skala kecil berupa gagasan yang memberikan
gambaran yang cukup jelas tentang pola pembagian ruangan-ruangan,
bentuk bangunan dan kemungkinan pelaksanaan rencana. Sketsa-sketsa
tersebut harus dilampirkan dengan suatu tulisan pendek mengenai
tujuan perencanaan dan pemikiran-pemikiran mendasar tentang latar
belakang yang mencakup semua segi dari proyek yang akan
direncanakan bersama semua data dan informasi, yang berhubungan
dengan proyek tersebut, yang mengantarkan konsultan perencana pada
gagasan tersebut. Gambar-gambar tersebut dipakai sebagai dasar untuk
mengadakan pembicaraan dengan pemberi tugas guna mendapatkan
persetujuannya. Skala yang dianjurkan 1:500 atau 1:200. Skala 1:100
dapat digunakan bilamana perlu.
2) Pra rancangan/pra rencana
Pra rancangan terdiri dari gambar-gambar sketsa dalam skala kecil
dari dari denah-denah. Pandangan-pandangan(tampak : 4 buah) serta
penampang-penampang (potongan) yang terpenting yang
memperlihatkan garis besar sistem struktural dari bangunan dengan atau
tanpa gambar situasi dan perspektif,berikut taksiran biaya yang pada
umumnya dihitung berdasar meter persegi luas lantai bangunan atau
meter kubik isi bangunan. Gambar-gambar tersebut harus telah menjadi
bagian dokumen guna memperoleh ijin mendirikan bangunan dari
pemerintah setempat. Skala yang dianjurkan meliputi 1:1000, 1:200
untuk rencana tapak, 1:200, 1:100 untuk rencana bangunan. Skala 1:50
dapat digunakan bilamana perlu.
3) Rancangan/rencana pelaksanaan
38
Rancangan pelaksanaan adalah gambar-gambar uraian lanjutanpra
rancangan dan beberapa gambar detail pokok dengan skala yang lebih
besar, diperinci sedemikian rupa sehingga atas dasar itu data dibuat
gambar detail lengkap, garis besar uraian dan syarat-syarat
pelaksanaannya serta perkiran anggaran biaya pembangunan yang
diperlukan oleh instansi-instansi yang berwenang . Untuk tugas khusus
seperti penataan ruang dalam atau perabot
rumah(mebel/furniture),gambar-gambar harus dibuat dengan skala
yang cukup besar, sehiungga meruoakan yang dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas dan dapat dipakaiuntuk penjelasan dan
hitungan biaya pelaksanaannya. Skala gambar yang dianjurkan
meliputi 1:100, 1:50, 1:20. Skala 1:10 dapat digunakan bilamana perlu.
4) Gambar detail lengkap
Gambar-gambar detail yang menggambarkan lebih jelas dan
lengkap seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.Skala gambar yang dianjurkan meliputi 1: 50, 1: 20, 1:10,
1:5, 1:2, 1:1.
39
- Tanggal penyerahan pekerjaanSyarat-syarat pembayaranDenda
kelambatanBesarnya jaminan pelelanganBesarnya jaminan
pelaksanaandan sebagainya.
c) Syarat-syarat Teknis, sekurang-kurangnya memuat :
- Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
- Jenis dan mutu bahan yang harus dipergunakan
- Cara-cara pelaksanaan yang disyaratkan.
6) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya
perkiraan anggaran yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-
biayalain yang berhubungan dengan pelaksanaan, yang dihitung secara
terperinci yang menunjukkan bagian-bagian dari pekerjaan dalam
satuan-satuan yang sesuai.
7) Pelelangan
Pelelangan meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti : penyiapan seluruh
gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat pekerjaan serta lampiran-
lampiran, mengundang peminat-peminat, mengadakan pengumuman-
pengumuman, memberikan penjelasan/petunjuk bila diangap perlu,
mengadakan seleksi pendahuluan dari peminat-peminat, menerima
penawaran-penawaran, memberikan nasehat kepada Pemberi Tugas
mengenai pemilihan pemborong yang diserahi pekerjaan dan bila
dianggap perlu menyusun dan mempersiapkan kontrak pelaksanaan.
8) Pengawasan Berkala
Pengawasan berkala berarti mewakili Pemberi Tugas dalam
pengawasan secara umum dalam hal-hal yang menyangkut pelaksanaan
sebagai berikut :
a. Memberi bimbingan dan mengadakan pengawasan umum dalam
pelaksanaan pekerjaan tetapi bukan sebagai pimpinan harian.
b. Turut menyetujui pembayaran angsuran biaya pelaksanaan
40
c. Membuat gambar-gambar tambahan yang masih dianggap perlu untuk
menjelaskan apa yang sudah dinyatakan dalam gambar-gambar detail.d
d. Memeriksa dan kalau perlu memperbaiki atau menyuruh memperbaiki
gambar-gambar kerja yang dibuat oleh pelaksana dan / atau pihak
ketiga untuk pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengevaluasi laporan-laporan pengawasan dan pelaksanaan untuk
kepentingan pemberi tugas.
f. Memeriksa pelaksanaan pekerjaan paling sedikit enam minggu sekali,
paling banyak dua minggu sekali.
41
- Mengatur, meneliti dan menerima pembayaran angsuran biaya
pelaksanaan pekerjaan/bangunan.
c. Kotraktor/Pemborong
Kotraktor atau pemborong adalah badan hukum yang ditunjuk oleh
owner sebagai pelaksana pembangunan fisik proyek, yang
melakukanpekerjaan sesuai dengan rencana serta telah disetujui oleh
pemilik proye.
Tugas dan Kewajiban Kontraktor meliputi :
42
4) Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan atau dapat pula diserahkan perbagian pekerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
d. Sub kontraktor
Sub Kontraktor adalah pihakpihak yang memiliki konrak khusus dan
pelaksana pekerja yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan bagian-
bagian tertentu dalam suatu proyek sesuai dengan keahlianya.
e. Kapala proyek
Tugas kepala proyek:
• Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin
pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak
pengguna jasa serta mengoreski bila ada review design,
• Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang
tidak sesuai,
• Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak,
• Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah
direkomendasi pengendalian sistem mutu,
• Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan,
• Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan-laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
• Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat,
utamanya pihak direksi PU serta menyelesaikan masalah-masalah
teknis lapangan dengan pengawas,
• Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan
menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang
berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta
43
mengajukanrequest ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai
termasuk koordinasi dengan konsultan supervisi.
f. Pengawas Proyek
Pengawas proyek adalah orang yang menerima perintah dari pimpinan
proyek untuk melaksanakan proyek dilapangan.
Wewenang, tugas, dan tanggung jawab pengawas proyek adalah:
• Memahami gambar kerja dan spesifikasi tekniknya.
• Mengawasi dan melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan
gambar
• Membuat laporan penyesuaian dan tindakan turun tangga apabila
terjadi keterlambatan dan penyimpangan di lapangan.
• Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) ke mandor dengan persetujuan
proyek.
g. Administrasi
Administrasi adalah bagian proyek yang menerima perintah dari
kontraktor untuk menangani masalah keuangan dan administrasi
ketenagakerjaan.
Tugasnya meliputi:
44
• Menyelenggarakan tata usaha surat menyurat baik surat keluar atau
masuk serta kepegawaian proyek.
• Mengadakan kontrak termasuk menyiapkan dokumen-dokemen
penagihan.
• Menyiapkan dan melengkapi revisi anggaran pelaksanaan proyek.
• Membuat berita acara pembayaran angsuran harga kontrak.
• Membuat evaluasi berkala realisasi pembukuan laba atau rugi proyek.
• Bertanggung jawab langsung terhadap pimpinan proyek.
h. Logistik
Adalah bagian yang menerima perintah dari kontraktor untuk
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk kelangsungan proyek.
Tugas dan tanggung jawabnya :
1. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan
proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam
daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan,
2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang
langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk
memberi label keterangan setiap barang,
3. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat
keluar masuknya barang-barang yang tersedia di
penyimpanan/gudang,
4. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
5. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah
pengontrolan kualitas (olehquality control) dan kuantitas,
6. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam
pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi
PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti
kerjanya.
45
i. Mandor
Mandor adalah orang yang ditunjuk pelaksana untuk mengatur dan
mengkoordinasikan kepala tukang agar melaksanakan tugasnya sesuai
dengan keahlian serta keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing
kepala tukang.
j. Pekerja
Pekerja adalah orang yang menjalankan pekerjaan di lapangan
secara langsung dari waktu yang telah ditentukan dengan mendapat upah
yangditerima setiap hari, mingguan, ataupun bulanan.
k. Operator
Tugas dan kewajiban operator, antara lain:
1. Mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar,
2. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,
3. Melaporkan ke atasan apabila mesin/peralatan rusak/perlu diperbaiki.
l. Hubungan kerja
Yang dimaksud dengan hubungan kerja ialah hubungan dalam
pelaksanaan pekerjaan antara ketiga unsur pelaksana pembangunan.
Seperti telah diuraikan dimuka bahwa dalam penyelenggaraan pekerjaan
pembangunan suatu bangunan harus mengikuti atau berpedoman kepada
ketentuan-ketentuan, persyaratan dan peraturan-peraturan dari
Pemerintah yang telah ada. Dengan demikian ketentuan-
ketentuan/peraturan-peraturan yang disusun untuk mengatur hubungan
kerja perlu berlandaskan/disesuaikan dengan peraturan dari Pemerintah.
Semua pihak dari ketiga unsur pelaksana pembangunan harus
tunduk dan patuh kepada peraturan-peraturan yang telah disusun baik
dari segi teknis maupun administratif. Penyimpangan yang terjadi akan
mengakibatkan kesulitan dan ketidaklancaran pelaksanaan
pembangunan.
46
Bagan pola dasar hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana
pembangunan ialah sebagai berikut :
Tabel 4. Bagan Pola Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Pelaksana
Secara garis besar pola dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut:
47
b. Konsultan Pengawas kepada Kontraktor, pelaksanaan persyaratan.
c. Kontraktor kepada Konsultan pengawas, realisasi peraturan
pelaksanaan.
Kedua macam rencana ini satu dengan yang lain saling berkaitan dan
mempunyai tujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan dan pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar.
48
untuk memperoleh/mendatangkan bahan-bahan tersebut di tempat
pekerjaan.
d. Alat-Alat/Peralatan Pembangunan
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar, pada umumnya perlu
menggunakan alat-alat/peralatan pembangunan atau alat-alat besar.
Untuk itu perlu diketahui jenis/macam dari alat,
kemampuan/kapasitas dan keadaan/kondisi dari alat-alat besar
tersebut.
e. Gambar-Gambar Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan selain gambar-gambar
rencana/gambar bestek, masih diperlukan gambar kerja untuk
bagian-bagian pekerjaan konstruksi tertentu. Untuk itu perlu
diadakan inventarisasi jenis/macam dari gambar kerja tersebut.
f. Kelangsungan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam penyusunan Rencana Kerja harus dapat
menjamin kelangsungan/kontinuitas pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dalam arti bagian -bagian pekerjaan dapat berjalan
berurutan dan tidak saling mengganggu kelancaran keseluruhan
pekerjaan.
5) Bahan-bahan yang diperlukan
Untuk menyusun Rencana Kerja diperlukan bahan-bahan yang
lengkap dan terperinci, antara lain :
a. Daftar volume pekerjaan
Daftar volume pekerjaan diperoleh dari perhitungan gambar-
gambar rencana/gambar bestek dengan selalu memperhatikan
Peraturan dan Syarat-syarat(bestek) dan Berita Acara/Risalah
penjelasan pekerjaan. Hasil perhitungan berupa volume dari
jenis/macam pekerjaan menurut masing-masing satuan pekerjaan.
b. Buku Analisa
Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana/kecil dengan
konstruksi ringan dapat menggunakan buku analisa BOW,sedang
49
untuk pekerjaan-pekerjaan besar dengan konstruksi berat terutama
pekerjaan yang menggunakan alat peralatan pembangunan /alat-alat
besar dapat menggunakan standarisasi analisa yang lain. Buku
analisa pekerjaan/standarisasi analisa diperlukan untuk menghitung
waktu yang diperlukan untuk mengerjakan /menyelesaikan setiap
satuan pekerjaan dari masing-masing jenis/macam pekerjaan, baik
menggunakan tenaga kerja maupun menggunakan peralatan
pembangunan/alat-alat besar.
c. Tenaga kerja dan Peralatan
Kebutuhan kemampuan tenaga kerja untuk mengerjakan
masing-masing jenis pekerjaan perlu diperhitungkan baik mengenai
jumlah maupun kualita/keahlian, cukup atau tidaknya persediaan
tenaga setempat atau kemungkinan harus mendatangkan tenaga dari
luar daerah.
Demikian pula mengenai kebutuhan alat peralatan
pembangunan/mesin-mesin, perlu diadakan inventarisasi dengan
teliti macam/jenis peralatan yang diperlukan dan kapasitas dari
masing-masing peralatan.
d. Data Lapangan
Penelitian dan pengumpulan data dari keadaan lapangan
secara terperinci sangat diperlukan. Dari hasil pengamatan keadaan
lapangan dapat diperhitungkan waktu menurut kenyataan yang
diperlukan untuk mengerjakan/menyelesaikan bagian-bagian
pekerjaan.
e. Data Lain
Yang dimaksud dengan data lain ialah data waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan, yang dimuat buku-buku/majalah-majalah
teknik.
Data ini diperlukan sebagai penunjang dari perhitungan
waktu yang telah dibuat untuk pekerjaan sejenis.
50
6) Cara menyusun rencana kerja
Daftar ini berisi semua bagian pekerjaan pokok yang ada dari
pembangunan yang akan dilaksanakan,termasuk di dalamnya perincian
jenis-jenis pekerjaan dari masing-masing pekerjaan.
2. Urutan Pekerjaan
51
didasarkan pada kemampuan sistem kerja yang wajar. Apabila waktu
pelaksanaan dari masing-masing bagian pekerjaan telah dihitung dan
bagian-bagian pekerjaan telah disusun menurut urutan sesuai dengan
rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, maka akan diperoleh rencana kerja
secara menyeluruh dari pekerjaan bangunan yang akan dilaksanakan. Dalam
hal ini perlu diperhitungkan pula waktu-waktu yang diperlukan untuk
menyelesaiakan gambar-gambar kerja dan mendatangkan bahan-bahan
bangunan untuk masing-masing bagian pekerjaan yang bersangkutan.
52
Untuk melengkapai dapat ditambah data prosentase(%) bobot dari
volume atau anggaran biaya yang tersedia dari masing-masing
bagian pekerjaan terhadap bobot volume atau anggaran biaya
pekerjaan secara keseluruhan.
b. Coordinate Graph
Rencana kerja jenis coordinate graph berupa gambar
pertemuan 2 sumbu (absis dan ordinat) yang memuat bagian-
bagian pekerjaan dan waktu pelaksanaan. Dalam Rencana Kerja
jenis ini dapat diketahui langsung hasil dari suatu bagian pekerjaan
pada waktu-waktu tertentu. Demikian pula dapat digambarkan
kemajuan pelaksanaaan pekerjaan menurut (schedule progress)
dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan menurut kenyataan (actual
progress).
53
Tabel 6 Coordinate Graph
c. Hanum Curve
Dalam kurva Hanum digambarkan grafik hubungan antara
kemajuan pelaksanaan pekerjaan dalam prosen ( 0%-100% , pada
sumbu ordinat) dan waktu pelaksananaan pekerjaan dalam satuan
t ( 0,00t – t, pada sumbu absis).
9) Network schedule
Untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang menggunakan tenaga kerja
cukubanyak dan dengan bermacam-macam alat peralatan pembangunan
, maka penyusunan rencana kerja debngan menggunakan Gant Chart
atau Bargraph schedule menjadi sulit. Untuk mengatasi hal ini dapat
digunalkan renvcana kerja jenis lain , yaitu Network Schedule atau yang
lazim disebut dengan Network Planning.Dalam network Planning yang
digambarkan dalam bentuk Network diagram dapt disusun urutan-
urutan semua kegiatan dari bagian-bagian pekerjaan yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan nyata hubungan antara
bagian pekerjaan yang satu dengan b again pekerjaan yang lain .
Dalam Network Diagram setiap kegiatan selalu ada
hubungan/kaitannya dengan kegiatan yang mendahului, kegiatan yang
54
dapat berjalan bersamaan dan kegiatan yang langsung mengikutinya.
Mengenai Network Planning akan diuraikan dalam bagian tersendiri.
55
56
BAB IV
Gambar 4. Para pekerja tampak menggunakan safety shoes (sumber: dokumentasi penulis)
57
3. Menggunakan alat pelindung lainya sesuai dengan jenis pekerjaan,
seperti: sarung tangan, earplug, kacamata, kedok las, masker, dll.
Gambar 5. Gambar gedung dari luar proyek, terlihat sudah dilengkapi dengan scaffolding dan tali
pengaman (sumber: dokumentasi penulis)
58
6. Menjaga kebersihan lingkungan kerja, merapikan tempat kerja dan alat
kerja setelah selesai melakukan pekerjaan
59
Gambar 7. kondisi didalam proyek (sumber: dokumentasi penulis)
60
Sehingga penulis tidak mendapatkan data mengenai pekerjaan arsitektur
dan pekerjaan ME.
1. Pengerjaan Kolom
Pada saat penulis melakukan kerja praktik, pengerjaan proyek
memasuki tahap pengerjaan kolom lantai 1 dan 2. Proses pengerjaan
kolom terbagi menjadi 3 tahap yaitu pembesian, pemasangan begesting,
lalu pengecoran.
Pembesian adalah proses pemasangan besi tulangan sesuai
spesifikasi dan koordinat kolom pada gambar kerja. Lalu dilanjutkan
dengan pemasangan begesting, yaitu pemasangan cetakan yang
digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pengecoran yaitu proses
penuangan beton ke dalam cetakan.
2. Pengerjaan Balok
61
dipasangi balok sesuai dengan gambar kerja. Kemudian dilanjutkan
dengan pemasangan begesting. Lalu dilanjutkan dengan pembesian.
Kemudian barulah dilakukan proses pengecoran.
62
Gambar 10. Pengecoran plat lantai (sumber: dokumentasi penulis)
4. Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan dalam proses pengerjaan struktur seperti
yang telah dijelaskan di atas, antara lain sebagai berikut:
1. Tower Crane
2. Concrete Bucket
3. Concrete Pump
4. Truck Mixer
5. Concrete Vibrator
6. Air Compressor
7. Bar Bender
8. Bar Cutter
9. Gerinda
10. Scaffolding
11. Circle machine
12. dll
63
pekerjaan di segala bidang dalam Proyek Pembangunan Office Tower The
Kahyangan. Tahap awal dari Proyek Pembangunan Office Tower The Kahyangan
yaitu tim perencana membuat jadwal kerja dari mulai pekerjaan pembersihan lahan
sampai pekerjaan tahap akhir yaitu finishing. Bobot pekerjaan tiap-tiap bidang
dijadikan pertimbangan dalam penetapan waktu Proyek Pembangunan Office
Tower The Kahyangan. Spesifikasi bahan material, dimensi pekerjaan, jumlah
pekerja, serta tingkat kesulitan pekerjaan mempengaruhi faktor bobot
pekerjaan. Secara keseluruhan proses perkembangan proyek akan terlihat di garis
kurva dari hasil perhitungan bobot pekerjaan yang disusun dalam suatu
time schedule. Tabel tersebut dinamakan dengan tabel kurva S yang berarti suatu
Kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai komulatif
biaya atau jam- orang (man-hours) atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan
terhadap waktu. Kurva S dapat menggambarkan kemajuan volume pekerj aany
ang diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek.
Pada Analisa waktu akan dibuat analisa perbandingan waktu pekerjaan yang
telah direncanakan dengan waktu pelaksanaan pada proyek dalam rentan waktu
bulan Juli 2019 bingga April 2020. Selain merujuk pada time schedule,
analisa juga akan membahas bebera hal teknis pelaksanaan yang
mempengaruhi aspek waktu pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Office
Tower The Kahyangan. Metode analisa dilakukan dengan cara
membandingkan pekerjaan yang telah direncanakan dalam time
schedule dengan pekerjaan yang telah dilaksana kan di lapangan,
kemudian perbedaan yang ditemukan antara keduanya akan dianlaisa
untuk mendapatkan siimpulan mengenai permasalahan yang terjadi
pada proyek dan bagaimana solusinya.
64
Pembangunan Office Tower The Kahyangan agar lebih mudah dalam proses
pengendalian dan pengawasan. Pelaksanaan dilakukan dari hari senin hingga
minggu dengan waktu yang telah dijadwalkan yaitu pukul 08.00 WIB hingga
pukul 21.30 WIB sedangkan pada hari lembur dijadwalkan mulai pukul 08.00
WIB hingga pukul 22.00 WIB.
65
Gambar 11. Penyimpanan material di gudang (sumber: dokumentasi penulis)
66
67
BAB V
68
Tabel 8. Time schedule
5.2.2 Material
Keterlambatan material bahan bangunan merupakan salah satu
factor penyebab terjadinya keterlambatan progress pekerjaan di lapangan.
Keterlambatan material bahan bangunan tersebut terjadi karena pihak
supplier juga mensupply bahan bangunan ke berbagai proyek besar,
sehingga terjadi keterlambatan pada beberapa proyek yang salah satunya
terjadi pada Proyek Pembangunan Office Tower The Kahyangan.
5.2.3 Kebersihan
Kebersihan di area Proyek Pembangunan Office Tower The
Kahyangan sangat terjaga. Para pekerja taat membuang sampah pada
tempatnya. Selain itu juga dilakukan safety patrol setiap minggunya untuk
menjaga kebersihan dan ketertiban para pekerja di lapangan.
69
Gambar 12. Lingkungan proyek terlihat bersih (sumber:dokumentasi penulis)
5.2.4 Keselamatan
Keamanan di area Proyek Pembangunan Office Tower The
Kahyangan sangat terjaga untuk menjamin keselamatan pekerjanya.
Misalnya saja pada sekeliling bangunan terdapat tali penanda yang
menandakan bahwa area tersebut merupakan daerah yang berbahaya. Selain
itu, para pekerja semuanya diwajibkan memakai APD seperti safety helmet,
safety shoes, rompi safety, dsb. Keamanan pekerja saat mengerjakan area
bangunan yang mulai tinggi juga sangat diperhatikan. Pekerja akan
dilengkapi dengan body harness untuk keamanan dan keselamatan pekerja
tersebut.
70
Gambar 13. Pekerja tampak menggunakan APD (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 14. Pekerja tampak menggunakan body harness (sumber: dokumentasi penulis)
71
kepada setiap orang saat pertama kali orang tersebut memasuki area proyek.
Safety patrol dilakukan setiap beberapa hari sekali untuk mengecek
ketertiban pekerja di lapangan. Safety morning dilakukan setiap 1 minggu
sekali (pada hari rabu) untuk mensosialisasikan kemungkinan-kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi pada proyek dalam waktu 2 minggu ke depan.
72
73
BAB VI
PENUTUP
6.1 SIMPULAN
Dari hasil evaluasi dari data yang telah penulis dapatkan selama kerja
praktik yang relatif singkat ini, kiranya dapat diambil beberapa kesimpulan,
diantaranya:
6.2 SARAN
Saran yang diberikan adalah hasil olahan dari pengamatan, analisa, dan
kesimpulan dari penulis untuk menjadi solusi yang dapat diterapkan dalam Proyek
Pembangunan Office Tower The Kahyangan ini. Berikut adalah beberapa saran
yang dapat diberikan penulis:
74
3. Dalam pelaksanaan proyek perlu adanya hubungan timbal balik yang
harmonis antara pihak yang terkait agar tercapai tujuan bersama
terselesaikannya proyek dengan ketepatan waktu, mutu, dan biaya.
75
DAFTAR PUSTAKA
76