Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK

MATA KULIAH ETIKA PROFESI ARSITEK

Oleh:
ERLI SAPUTRA
3201507056

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2018
HALAMAN JUDUL
MAKALAH KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK
MATA KULIAH ETIKA PROFESI ARSITEK

Oleh :
ERLI SAPUTRA
3201507056

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2018
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KATA PE NGANTAR
Puji syukur kepada Allah subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang

kaidah tata laku profesi arsitek.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak. Baik saat pencarian data, hingga pada saat

penyusunan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut yaitu:

1) Ayah dan Ibu yang tak pernah bosan untuk menyemangati, mendoakan

serta menasehati. Dan semua yang kusayangi, terima kasih.

2) Bapak Indrayadi,S.T.,M.T selaku ketua jurusan teknik arsitektur

politeknik negeri Pontianak.

3) Bapak Agus Susanto,S.T selaku KaProdi diploma III arsitektur

4) Ibu Ir. Anna widjayanti, IAI selaku dosen mata kuliah etika profesi

arsitek

5) Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, tidak luput dari

kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Pontianak 28 agustus 2018

Erli saputra

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 ii
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PE NGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Maksud Dan Tujuan....................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

2.1 Definisi Plagiarisme....................................................................................................4

2.2 Ciri Ciri Plagiat............................................................................................................6

2.3 Yang digolongkan sebagai plagiarisme.......................................................................7

2.4 Yang tidak tergolong plagiarisme...............................................................................7

2.5 Plagiat dalam karya arsitektur.....................................................................................7

2.6 Sangsi Pelanggaran Kode Etik Profesi........................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 iii
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik plagiat tidaklah menjadi hal asing lagi, apalagi di kalangan

mahasiswa yang hampir setiap hari mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

Tak terkecuali pula, mahasiswa informatika sering mendapat tugas untuk

membuat program aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

Dalam pengerjaan tugas tersebut, praktik plagiat tak terelakkan lagi untuk

dilakukan mengingat waktu pengerjaan tugas yang terbatas dan tidak adanya

motivasi untuk berusaha menyelesaikan tugas dengan kemampuan sebdiri. Praktik

plagiat dilakukan dengan cara tukar-menukar kode program (source code) yang

telah berhasil. Mahasiswa yang memplagiat dapat dengan mudah menyalin atau

mengganti kode program yang telah didapatkan secara cepat dengan

menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh komputer. Untuk mengatasi praktik

plagiat, tidaklah cukup hanya mengingatkan kepada mahasiswa bahwa tindakan

plagiat tidak baik dilakukan. Pendeteksian praktik plagiat merupakan solusi yang

sebaiknya dilakukan sehingga tindakan curang tersebut dapat diminimalisasi.

Dalam jenjang studi sebelumnya, seorang mahasiswa mungkin diijinkan

atau bahkan didorong untuk menggunakan karya orang lain tanpa memberikan

pengakuan terhadap karya orang itu. Namun, dalam kebudayaan akademik, ada

tradisi untuk menghormati hak pemilikan terhadap gagasan; yaitu bahwa gagasan

dianggap sebagai lagiari intelektual. Karena itu, memberikan pengakuan terhadap

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 1
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

gagasan orang lain yang diambil sebagai rujukan oleh mahasiswa adalah sangat

penting.

Setiap saat mahasiswa menggunakan kata-kata dari penulis lain,

mahasiswa harus menghargai penulis itu dengan cara menyebutkan karya yang

perkataannya sudah diambil (baik dengan teknik pengutipan formal maupun

informal). Bahkan, setiap kali mahasiswa menggunakan hanya ide dari penulis

lain, atau melakukanlagiarism terhadap gagasan penulis lain, mahasiswa harus

menghargai penulis tersebut. Jika tidak, maka mahasiswa dapat dikatakan telah

melakukan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme. Plagiarisme

adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat atau hasil penelitian orang lain dan

menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri.

Dunia akademis Indonesia kembali mendapatkan tamparan keras.

Terkuaknya kasus plagiat yang dilakukan oleh Profesor Universitas Parahyangan,

Bandung pada beberapa tulisannya di media massa beberapa waktu lalu tak pelak

mengejutkan beberapa pihak.

Dengan terungkapnya kasus ini, maka mau tidak mau, lembaga

pendidikan, khususnya perguruan tinggi harus memikirkan lagi bagaimana

caranya budaya plagiarism. Seharusnya aturan yang ketat dan sanksimyang keras

bagi mereka yang melanggar etika tentang plagiarism ini, hilangkan budaya

permisif dan kompromistis dalam dunia akademis.

Plagiariasme dan berbagai bentuk kecurangan akademik dilarang di

banyak universitas karena lagiar sederhana bahwa kebenaran dalam ilmu

pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi banyak ilmuwan kebenaran inilah yang

membuat seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 2
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.2 Rumusan Masalah

 Pengertian plagiat dalam bidang arsitektur

 Pengaruh plagiarisme dalam arsitektur

 Pananganan kasus plagiat karya arsitektur

1.3 Maksud Dan Tujuan

 Menambah pengetahuan tentang apa itu dan seperti apa tindakan

plagiat

 Memahami bahwa tindakan plagiat adalah salah

 Sebagai tugas mata kuliah etika profesi arsitek.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 3
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB II
PEMBAHASAN

Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja

dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah , dengan mengutip sebagian

atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain , tanpa menyatakan sumber

secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 ).

2.1 Definisi Plagiarisme

Plagiarisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah penjiplakan

yang melanggar hak cipta, yaitu hak seseorang atas hasil penemuannya yang

dilindungi oleh undang-undang. Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat

dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan / pendapat sendiri,

misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Orang yang

melakukan plagiat disebut plagiator atau penjiplak. Plagiarisme atau plagiat dapat

terjadi karena tak disengaja, misalnya karena kurang memahami tatakrama

pengutipan atau perujukan gagasan atau pendapat orang lain, atau bisa juga karena

keterbatasan pelacakan sumber-sumber informasi dari literatur-literatur ilmiah.

Oleh sebab itu, setiap penulis harus berusaha maksimal untuk memastikan bahwa

karya tulisnya bukan buah karya orang lain. Dalam karya tulis penelitian banyak

informasi dan gagasan-gagasan dari kerja peneliti lain (yang terdahulu)

dimasukkan ke dalamnya. Tujuan pemasukan informasi dan gagasan-gagasan dari

karya tulis peneliti lain, sebagaimana diuraikan sebelumnya adalah untuk

melakukan tinjauan atas hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya, sekaligus

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 4
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

untuk menyoroti kelemahan-kelemahan yang ditemukan. Atau sebaliknya,

pemasukan tersebut bermaksud untuk memperkukuh pernyataan atau gagasan itu

dengan membeberkan sejumlah bukti-bukti ilmiah yang baru dari hasil penelitian

yang dilakukan. Semua gagasan dan pendapat yang dirujuk itu harus ditampilkan

dengan jelas dalam tulisan sehingga mereka terlihat sebagai karya orang lain dan

bukan karya sendiri. Dalam karya tulis ilmiah, informasi atau karya orang lain

yang dirujuk tidak hanya muncul dalam bentuk kalimat biasa tetapi juga dalam

bentuk rumus matematik, angka-angka yang dituangkan dalam tabel-tabel,

gambar atau foto-foto. Hal lain yang harus dicamkan ialah agar informasi atau

gagasan-gagasan orang lain yang dimasukkan dalam karya tulis yang akan dibuat

harus tepat seperti yang dimaksudkan pemilik gagasan asli. Dengan kata lain,

penulis jangan salah mengartikan pendapat orang lain yang akan dimasukkan

dalam karya tulisnya. Untuk menghindari hal itu, sebelum merujuk gagasan atau

pendapat tersebut, si peneliti harus terlebih dahulu memahami betul arti dari

pernyataan atau tulisan penulis aslinya, kalau perlu dengan membacanya

berulang-ulang atau dengan mendiskusikannya dengan rekan lain yang mengerti

masalah itu.Semua ide atau pendapat dari peneliti lain yang dimasukkan dalam

karya tulis seharusnya disebutkan sumbernya dan disebutkan kontributornya.

Apabila hal itu tidak dilakukan maka penulis karya tulis tersebut dapat dicap

melakukan tindakan plagiat.Selain gagasan dan pendapat dalam bentuk tulisan,

ada juga gagasan dan pendapat dalam bentuk lisan. Misalnya, seorang penulis

berdiskusi dengan ahli di bidang tertentu untuk mendapatkan informasi atau

gagasan yang bermanfaat dari ahli tersebut. Apabila informasi atau gagasan itu

dimunculkan dalam karya tulisnya, penulis tersebut harus menghargai dan

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 5
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

mengakuinya dengan mencantumkannya sebagai komunikasi pribadi (private

communication) pada daftar pustaka / referensi dari karya tulis tersebut.

Plagiarisme tidak begitu gampang dihindarkan, terlebih dalam dunia penelitian

yang semakin kompetitif saat ini. Dalam diskusi antar kolega yang melibatkan

sejumlah peneliti, ide-ide segar bisa saja muncul yang mungkin tidak kita sadari

nilai strategisnya saat itu. Barangkali beberapa bulan atau beberapa tahun

kemudian bisa saja salah seorang dari teman diskusi tadi diam-diam

mengembangkan ide yang dilontarkan itu.

2.2 Ciri Ciri Plagiat

 Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri

 Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri

 Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri

 Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

 Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa

menyebutkan asal-usulnya

 Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa

menyebutkan sumbernya, dan

 Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi

rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan

sumbernya.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 6
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.3 Yang digolongkan sebagai plagiarisme

 Menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda

jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang

berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain

 Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup

tentang sumbernya

2.4 Yang tidak tergolong plagiarisme

 Menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

 Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini

orang lain dengan memberikan sumber jelas.

 Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas

jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

2.5 Plagiat dalam karya arsitektur

Karya arsitektur juga rentan terhadap peniruan, karena saat ini semakin

memungkinkan. Mungkin kita semua juga pernah mendapati memperhatikan

karya arsitek, yang sepertinya memiliki kesamaan dengan karya arsitek terkenal,

namun ketika diberi pertanyaan tentang itu, jawabannya tentu saja sangat dangkal,

karena tidak berasal dari proses pemikiran yang dilaluinya.

hingga kapan pertanyaan 'sejauh mana' peniruan atau plagiarisme itu

dihalalkan. Apakah dengan merombak suatu susunan penulisan, kemudian

menyusun kembali dalam format baru bukan merupakan plagiarisme? Atau

apakah dalam desain, melihat hasil akhir dari proses ber-arsitektur dari arsitek lain

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 7
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dan menggubah kembali dalam bentukan baru yang nyaris sama, bisa dikatakan

plagiarisme?

Proses itu yang penting. Proses untuk sampai hingga suatu karya hadir dan

memiliki makna tidak mudah dijalani semudah copy and paste. Proses berpikir

memang tidak mudah, dan karenanya menjadi berharga. Namun kadangkala hasil

dari proses berpikir itu tidak bisa ditransfer begitu saja kedalam kepala orang lain

dengan mudah. Bila dipaksakan tidak akan sepenuhnya dipahami. Arsitektur

sebagai suatu bagian dari ekspresi seni, tidak bisa pula dengan mudah dihasilkan

hanya dengan proses plagiarisme, seakan meloncat menuju hasil yang diharapkan,

yang seharusnya memiliki makna lebih daripada itu. Lukisan Monalisa yang asli

bisa jadi direproduksi, namun nilainya tidak sama. Bila kita coba memperhatikan,

apa yang membuat seorang arsitek menjadi besar, seperti Frank Lloyd Wright, Le

Corbusier, Romo Mangun, dan sebagainya, terdapat proses yang mereka jalani,

dan itu tentu saja tidak muncul begitu saja menjadi karya-karya yang monumental

dan dikenal dunia. Proses itu yang mengiring langkah mereka menjadi besar,

setelah tentu saja sebelumnya mengalami try and error yang teramat banyak.

Fenomena munculnya berbagai majalah, buku, tayangan televisi dan

sebagainya memang dengan sangat mudah menyebarkan bentuk-bentuk karya

yang dapat diapresiasi dengan hanya membayar sekian ribu rupiah. Namun,

apakah memberikan keleluasaan untuk menyadur karya (tanpa proses di jalani

sebelumnya)? Boleh jadi berhasil memperhatikan sebuah karya avant garde dari

seorang arsitek yang muncul dalam majalah, buku dan sebagainya, lalu

mengambil bentukan kasat mata dan meletakkannya dalam desain yang di

rancang. Itu sangat memungkinkan. Namun itu dangkal dan bila semakin nyaman

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 8
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

melakukannya, arsitek tidak akan lebih dari seorang pengekor karya. Atau

mungkinkah begitu banyak desain yang dihasilkan hanya berdasarkan tren semata

menjadikan tidak ada lagi yang otentik? Jangan-jangan sudah menjadi hal yang

sangat biasa sehingga kita tidak lagi memperhatikan?

Seorang arsitek adalah manusia, dan manusia memiliki potensi yang tidak

sama antara satu dengan yang lain. Potensi yang berbeda itu adalah anugerah Sang

Pencipta, yang menjadikan setiap orang unik. Arsitek dengan potensi yang

dimilikinya, pandangannya tentang kehidupan dan arsitektur, perasaannya akan

sebuah karya, akan memberikan sentuhan yang berbeda yang otentik.

2.6 Sangsi Pelanggaran Kode Etik Profesi

Pada dasarnya penyimpangan dari apa yang tetera dalam Kode Etik dan

Kaidah dan Tata Laku Profesi  IAI tidak ada sangsi hukumnya, yang ada adalah

sangsi organisasi yaitu berupa teguran lesan, teguran tertulis, penonaktifan sebagai

anggota dan yang paling berat adalah dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sangsi

yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan berdampak pada profesi dan

psikologis bagi anggota yang kena sangsi, bahkan kemungkinan tidak

mendapatkan pekerjaan sebagai profesi arsitek. Namun apabila pelanggaran ini

menyangkut hukum terkait dengan pelanggaran undang-undang, peraturan

pemerintaha dan lain sebagainya maka penyelesaiannya lewat pengadilan.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 9
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan pada bab II dapat disimpulkan bahwa plagiat ialah

penjiplakan yang melanggar hak cipta, yaitu hak seseorang atas hasil

penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang.

Arsitektur sebagai suatu bagian dari ekspresi seni, tidak bisa pula dengan

mudah dihasilkan hanya dengan proses plagiarisme, seakan meloncat menuju

hasil yang diharapkan, yang seharusnya memiliki makna lebih daripada itu.

Lukisan Monalisa yang asli bisa jadi direproduksi, namun nilainya tidak sama.

Pada dasarnya penyimpangan dari apa yang tetera dalam Kode Etik dan

Kaidah dan Tata Laku Profesi  IAI tidak ada sangsi hukumnya, yang ada adalah

sangsi organisasi yaitu berupa teguran lesan, teguran tertulis, penonaktifan sebagai

anggota dan yang paling berat adalah dikeluarkan sebagai anggota IAI.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 10
MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK
PROGRAM STUDI DIII ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA
gofur, abdul. 2011. th3 big m3mori3s. january. Accessed agustus 2018.

http://gofurterong.blogspot.com/2011/01/makalah-plagiarisme.html.

Hindarto, Probo. 2008. studioarchitect. september. Accessed agustus 2018.

http://www.astudioarchitect.com/2008/09/arsitek-meniru.html.

octavia, anisa. 2013. anisaa octavia knowledge. desember 29. Accessed agustus

28, 2018. https://anisaaoctavia.wordpress.com/2013/12/29/penjelasan-

mengenai-plagiat/.

Yuni, Yuniar. 2017. yuniar. maret. Accessed agustus 2018.

http://yuniaryuni17.blogspot.com/2017/03/etika-profesi-arsitek.html.

ERLI SAPUTRA
NIM 3201507056 11

Anda mungkin juga menyukai