Disusun Oleh :
RIRIN RARANINGRUM
Stb. F221 10 073
Dibimbing Oleh :
Ir.Pudji Astutiek F. M.Si
NIP: 19571012 198803 2 001
Oleh :
RIRIN RARANINGRUM
Stb : F221 10 073
Dr. H. Amar,S.T.,M.T.
Melalui kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Amar, ST, MT, Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako;
2. Bapak Dr.Eng. Andi Rusdin, ST, MT,MSc, Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik Universitas Tadulako;
3. Ibu Dr. Ir. Ahda Mulyati, MT, Dan Ibu Dr. Muhammad Bakri, ST. MT. Ketua
dan Sekretaris Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako;
4. Ibu Andi Jiba Rifai, ST. MT, Selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Arsitektur
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univeritas Tadulako.
5. Ibu Andi Herniwati, ST MT. Selaku Dosen Wali, terimakasih atas kesabaran,
perhatian serta nasehat-nasehatnya dalam membimbing penulis selama
berkuliah di Jurusan Arsitektur.
6. Para Dosen Penguji dan Pemberi Saran yang memberi banyak masukkan juga
membuka wawasan baru yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi
ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Teknik, Khususnya
Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako.
8. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
9. Kepada teman teman Arsitektur angkatan 2010, untuk ketua angkatan
Agrian yang selalu meluangkan waktu memperhatikan kami. Terimakasih
untuk beberapa tahun yang begitu berkesan dari awal masuk kuliah hingga
saat ini, terimakasih telah menjadi saudara-saudara di luar rumah yang
memberikan segala bantuan yang tiada hentinya mengalir, terimakasih untuk
semua hiburan dan canda tawa di kala tugas-tugas kuliah membuat penat.
10. Terkhusus untuk sahabat saya Asni Towanda dan Nurfadhilla terima kasih
untuk dukungan nya selama masa kuliah ini.
11. Untuk iin,vita,adel,sahabat KKN yang masih setia memberi dukungan hingga
saat ini.
12. Teman teman Arsitektur Sepersaudaraan, Pengurus Himpunan Arsitektur
HIMA ARTlie serta keluarga besar Arsitektur Tadulako, yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu terima kasih.
13. Kepada semua yang telah membantu yang tidak dapat penulis ucapkan satu-
persatu, terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah Subhanahu wa
Taala membalasnya dengan kebaikan yang banyak.
Teristimewa skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda Arifuddin
Umar dan Ibunda Misda Romis yang begitu sabar membimbing anak-anaknya,
mengajarkan banyak hal, yang senantiasa mendoakan dan mencintai kami tanpa
batas. Meskipun ini takan pernah cukup sebagai balasan, semoga Ayahanda dan
Ibunda berbahagia atas pencapaian ini. Terimakasih juga untuk adik-adik
Rizky,Riza,Ryadh,Raizul, terimakasih atas segala dukungannya. Besar harapan
penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa di
lingkungan Teknik Arsitektur Untad, sehingga dapat terus mengembangkan scientis
of enginering bagi mahasiswa khususnya.
Tak lupa pula Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan Penulis dalam
proses pembuatan tugas akhir ini baik yang di sengaja maupun tidak, karena kami
percaya bahwa semua itu merupakan suatu kesatuan utuh dalam rangka proses
kegiaan pembelajaran.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya dalam bidang ilmu
Arsitektur.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahir Wabarakatu
Ririn Raraningrum
F 221 10 073
KANTOR SEWA DI KOTA PALU
Di Buat Oleh :
Ririn Raraningrum1)
F 221 10 073
Di Bimbing Oleh :
Pudjie Astutiek2)
Yamin Astha2)
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah mendapatkan desain Kantor Sewa di Kota
Palu. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini yaitu, belum tersedianya wadah
yang memenuhi syarat sebagai tempat menjalankan usaha secara lebih komersil,
dalam pengertian dapat diketahui oleh masyarakat luas dan mampu memberikan
keuntungan.
Lokasi terpilih pada penelitian ini berada pada Kecamatan Palu Selatan
Kelurahan Tatura Utara bentukan dasar bangunan diambil dari bentuk bunga yang
mekar yang kemudian dilakukan pengolahan bentuk agar wujud bangunan dapat
menggambarkan fungsinya.
1 Pembimbing Utama. Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
2 Pembimbing Pendamping. Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
RENTAL OFFICE IN PALU CITY
Created By :
Ririn Raraningrum1)
F 221 10 073
Supervised By :
Pudjie Astutiek2)
Yamin Astha2)
ABSTRACT
The puspose of this research is to get the basic design of rental office in Palu.
As for the background of this research because there is not a receptacle qualify as a
place to run business more commercially, in the sense can be known by the public
and able to provide benefits.
This research located in the area of trade and commercial services. The
method of this research used architectur design method based on observation.
Literature documents and recearch publication and other sources which are
translated to macro and micro analysis such as analizing factors outside the building
about the climate side and inside factor about the related building room, lighting,
utility system and etc.
This research located to palu selatan regency, tatura utara, basic formation
taken from the from of flowers that are in bloom to describe its function.
halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR Iii
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Sasaran 2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan 2
1.5 Manfaat hasil Penelitian 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kantor Sewa 4
2.2 Faktor-faktor yang Menentukan dalam Mendesaian kantor
18
Sewa
2.3 Studi Kasus 33
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 39
3.2 Lokasi Penelitian 39
3.3 Jenis dan Sumber Data 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data 40
3.5 Instrumen Penelitian 42
3.6 Teknik Analisis 42
3.7 Penyelesaian Sasaran Penelitian 46
3.8 Alur Pikir Penelitian 47
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Palu 49
4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 52
4.3 Analisis Makro 60
4.4 Analisis Mikro 74
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 107
5.2 Saran 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Luas Ruang Kantor yang disewakan & Core 12
pada Beberapa Gedung Perkantoran di Jakarta
1.3.1. Tujuan
1.3.2. Sasaran
a. Menentukan lokasi yang tepat untuk suatu bangunan kantor sewa di kota
Palu.
b. Mengungkapkan berupa fasilitas sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan perkantoran di Palu.
c. Mengungkapkan bentuk fisik sarana dan prasarana untuk kegiatan
perkantoran yang disewakan.
d. Mengungkapkan penampilan bangunan yang dapat meningkatkan citra dan
prestise sebuah kantor sewa.
e. Memenuhi kebutuhan pemakai prasarana dan sarana kegiatan perkantoran
tersebut.
Ruang lingkup penelitian ditinjau dalam ruang lingkup arsitektur dan ditinjau
dari disiplin ilmu lainnya yang berkaitan dan dapat menunjang dalam pembahasan.
Selain itu, pembahasan ini lebih memfokuskan mengenai perancangan sebuah
Kantor Sewa di Kota Palu.
Agar tujuan dapat tercapai dengan baik, penyediaan ruang kantor ini tidak
hanya asal berbentuk ruangan saja tetapi harus memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Luas lantai ruang kerja atau luas terpakai : dimaksudkan sebagai ruang
dimana seorang dapat bekerja dimeja dan mempunyai ruang untuk
sirkulasi sekunder.
b) Ruang sirkulasi utama : dibutuhkan untuk menempatkan jalur sirkulasi,
jalur untuk keadaan darurat / ke tempat kerja.
c) Ruang-ruang khusus : dimaksudkan sebagai ruang-ruang tidak dapat
digunakan sebagai ruang kerja perkantoran melainkan digunakan
untuk fungsi tertentu, seperti untuk ruang arsip, kantin / restoran.
d) Ruang inti vertical (core) : yaitu ruang yang dibutuhkan sebagai ruang
penunjang bangunan, seperti lift, tangga, pipa-pipa saluran/instalasi,
ruang peterusan.
e) Luas kantor ruang keseluruhan (Gross Outsideares = GOA) : adalah
penjumlahan semua luas lantai ruang perkantoran termasuk ruang inti
vertical, ruang dinding, tepid dan dinding strukturalnya.
b. Bentuk Peruangan
Kemajuan mekanisasi dan otomatisasi telah mengubah tuntutan
persyaratan terhadap ruangan perkantoran dan menghasilkan tututan
baru dari para karyawan yang biasa disebut prinsip kantor kombinasi
yaitu mengusahakan agar terhadap masing-masing permintaan dari suatu
organisasi perkantoran atau perusahaan yang memungkinkan adanya
ruang kerja kelompok, yang dilengkapi dengan ruang individu untuk suatu
pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, adanya ruang untuk kegiatan
bersama dan juga adanya ruang-ruang yang selalu siap digunakan secara
khusus untuk tugas-tugas mandiri dan kemudian setelah tugas berakhir
ruang tersebut dapat kembali berganti fungsinya. (Neufert, Data Arsitek
jilid 2).
c. Fleksibilitas Ruang
Yang dimaksud fleksibilitas ruang dalam adalah ruang dalam yang mudah
menerima perubahan-perubahan terhadap fungsi, pembatas-pembatas
ruang didalamnya, kapasasitas susunan pengisi ruangnya tnpa perubahan
keseluruhan elemen pembentukan ruang. Tuntutan fleksibilitas ruang dalam
untuk kantor sewa adalah :
Fleksibilitas fungsi terdiri dari :
1) Ruang multi fungsi, yaitu ruang yang dapat menampung fungsi ruang
kerja yang berlebihan.
2) Ruang terbagi untuk berbagai fungsi, yaitu satu ruang dibagi dengan
sistem pastisi, baik setinggi langiti-langit maupun tidak.
3) Fleksibilitas kapasitas ruang.
4) Fleksibilitas terhadap susunan pengisi ruang.
Fleksibilitas ruang dalam berkaitan dengan bangunan secara keseluruhan
dan detail ruang didalamnya. Agar fleksibilitas ruang sewa terpenuhi, dan
efisiensi serta efektifitas penggunaan ruang tercapai maksimal, maka dalam
perancangan bangunan ditekankan pada kaitannya dengan sistem modul
struktur dan perletakan core.
d. Kenyamanan
Sebagai bangunan yang bersifat komersil, faktor kenyamanan suatu kantor
sewa sangat penting. Faktor kenyamanan meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pencapaian, terdiri dari :
1) Pencapaian ke tempat parkir kendaraan dan ke pintu masuk.
2) Pencapaian dari tempat berhentinya kendaraan umum ke pintu masuk.
3) Pencapaian dari lantai bawah ke tiap-tiap lantai dan dari koridor ke ruang
masing-masing
Kenyamanan ruang kerja
Yang perlu diperhatikan dalam kenyamanan ruang kerja adalah :
a) Pengudaraan
b) Pencahayaan / penerangan
c) Kebisingan
d) Aspek visual
(M) (%)
f. Kalsifikasi
Kantor sewa dapat digolongkan sebagai suatu bentuk perkantoran yang
berfungsi untuk pelayanan umum dan komersial, dimana klasifikasi dapat
ditinjau daribeberapa segi yaitu :
1) Segi Penyewa
Jenis usaha penyewa, terbagi atas :
a) Perusahaan sejenis
Kantor sewa tersebut disewa oleh perusahaan sejenis. Hal ini terjadi
karena adanya kecenderungan dari perusahaan-perusahaan
tersebut untuk berkelompok, memudahkan hubungan yang satu
dengan yang lainnya.
b) Perusahaan tidak sejenis
Kantor sewa tersebut disewakan untuk bermacam-macam
perusahaan. Disini terkandung keinginan untuk menjalin hubungan
antara satu jenis usaha dengan usaha yang lain atau untuk
mendapatkan keragaman dana kelengkapan fungsi di dalam suatu
bangunan.
Tingkat kegiatan, tersebut diatas :
1. Kantor pusat
2. Kantor cabang
3. Kantor perwakilan
2) Segi Pemilik
a) Modal joint venture, gabungan antara Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) dengan Penanaman Modal Asing (PMA).
b) Modal Dalam Negeri, terbagi atas :
a) Modal Perorangan
b) Modal Gabungan
c) Segi kelas bangunan
Yang dibedakan berdasarkan lokasi kantor sewa, jumlah lantai bangunan
dan fasilitas yang ada :
1. Ruang perkantoran utama
Ruang perkantoran mewah, menggunakan AC sentral, lift kecepatan tinggi,
system tata suara, pemadam kebakaran otomatis, bahan bangunan kelas I,
desain gedung yang menarik dan memiliki kesan yang mewah. Finishing
yang baik dan memiliki area parkir yang luas. Gedung perkantoran
berlokasi di jalan-jalan utama.
2. Ruang perkantoran kelas menengah
Ruang perkantoran yang berada pada gedung bertingkat kurang dari
sepiluh lantai, menggunakan AC, pemadam kebakaran dan finishing yang
cukup baik, dan lokasinya berada di daerah perkantoran kelas II, di luar
lokasi-lokasi perkantoran utama.
3. Ruang perkantoran kelas bawah
Ruang perkantoran yang berada pada gedung bertingkat, yang
menggunakan atau tidak menggunakan AC, tidak menggunakan lift, bahan
bangunan biasa dan finishingnya tidak dituntut terlalu bagus dan lokasinya
berada di daerah perkantoran kelas II dan III.
3) Pemakai
Pemakai atau penyewa ruang-ruang perkantoran dapat dibedakan atas :
1. Berdasarkan kegiatan pelayanan / tingkat organisasi :
a) Kantor pusat
b) Kantor cabang
c) Kantor perwakilan
2. Berdasarkan jenis usaha pemakai :
a) Ekspor impor
b) Distributor
c) Penerbitan
d) Konstruksi
e) Asosiasi dagang
f) Asuransi
g) Periklanan
h) Perbankan
i) Industri
j) Notaris
k) Akuntan
l) Pengacara, dan lain sebagainya
3. Berdasarkan jenis perusahaan pemakai :
a) PT ( Persero Terbatas )
b) CV (Comanditaire Vennotschap )
c) NV ( Naamloze Vennotschap )
d) Fa ( Firma )
e) Perorangan
f) Koperasi
g) Perusahaan Asing
h) Bentuk Usaha Asing
1) Fungsi kantor;
2) Jenis kantor menurut ruangnya
3) Ukuran,pembagian,kedalaman,dan standar-standar
ruang;
4) Modul atau grid;
5) Sirkulasi dalam ruang dan perletakan core;
6) Efisiensi lahan.
c. Fasilitas dan servis
Fasilitas dan servis bisa di klasifikasikan menurut urgensinya dalam
menunjang fungsi perkantoran,sebagai berikut :
1) Penunjang aktifitas perkantoran yang langsung
mempengaruhi desain ruang kantor (AC, tenaga listrik,
pencahayaan buatan);
2) Sebagai nilai tambah yang mengarah kearah pilihan
(executive club, game room, dan restaurant);
3) Sebagai sesuatu yang harus ada (parkir, air minum, toilet
pada tiap-tiap lantai bangunan, generator, elevator fire
protection, dan tenaga darurat kebakaran).
d. Arsitektur/Desain bangunan
Desain arsitektur bangunan rental office antara lain akan
berpengaruh terhadap:
1) Kemampuan menarik minat penyewa;
2) Menunjang kelancaran usaha penyewa;
3) Prestise dan kebanggaan penyewa
a. Ukuran Ruang
Menurut ukurannya, ruang kantor bisa dikelompokkan menjadi :
1) Ruang berukuran kecil
a) Untuk menampung satu orang, tetapi tetapi seing juga dipakai
bersama-sama oleh dua atau tiga orang.
b) Kedalaman maksimum adalah 6 m dengan luas maksimum 8 m.
2) Ruang berukuran sedang
a) Untuk kelompok sekitar lima orang, dimana ada pekerjaan team
dengan pengawasan yang sering diperlukan.
b) Luas antara 60 m sampai 150 m.
3) Ruang berukuran besar
a) Untuk menampung beberapa kelompok kerja.
b) Luas lebih dari 150 m.
b. Pembagian ruang
1) Cellular
Bentuk ini sering ditemui pada bangunan dengan kedalaman
sampai 12 m, pembagian ini sesuai untuk:
a) Kantor top management.
b) Ruang-ruang eksekutif yang terisolasi dengan pelayanan
sekretaris.
c) Pekerjaan-pekerjaan rahasia dan serius.
d) Kemungkinan kunjungan tamu.
Gambar 2.1 Pembagian Ruang Celular
(Sumber: Eko S, 2009)
2) Group Space
Terdiri dari ruang-ruang berukuran sedang yang mampu
menampung 5-15 orang yang bekerja bersama. Pembagian ini
pada umumnya diterapkan pada bangunan yang mempunyai
kedalaman 15-20 m. Pembagian ini sesuai untuk:
a) Kelompok-kelompok kerja yang terisolasi dan sifatnya
koordinatif.
b) Kelompok-kelompok kerja yang berlomba memberikan
pelayanan.
c) Direktur perusahaan tidak terlibat dalam pekejaan sehari-hari
dan sering berhubungan dengan klien.
3) Open Plan
Layout atau pembagian ini diterapkan untuk ruang-ruang yang
besar dan dalam. Pusat-pusat kegiatan diatur dengan bentuk
geometri yang kaku tanpa adanya sekat pembagi ruang.
Pembagian ini sesuai untuk suatu kantor yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a) Kelompok kerja yang besar.
b) Melibatkan kertas-kertas dan mesin-mesin yang intensif.
c) Relatif tidak berhubungan dengan publik.
4) Office landscaping
Pembagian ruang (Layout) dilakukan secara acak dengan kontrol
lingkungan yang tinggi. Susunan pusat-pusat kerja menunjukkan
struktur dan metode organisasi, furniture, partisi dan tumbuhan-
tumbuhan digunakan untuk menandai rute sirkulasi dan
memberikan identitas teritorial kelompok-kelompok kerja.
Pembagian ini sesuai untuk suatu kantor yang mempunyai
karakteristik kegiatan sebagai berikut :
a) Kelompok-kelompok yang menangani proyek dengan
interaksi internal dalam masing-masing kelompok sangat
tinggi.
b) Tingkat interaksi antar kelompok moderat.
c) Pengunjung pada berbagai tingkat.
d) Pekerjaan terkosentrasi dan sifatnya pribadi.
c. Kedalaman Ruang
Kedalaman ruang dapat diartikan sebagai jarak dari core utama
bangunan atau sirkulasi utama ke dinding luar (perimeter). Menurut
kedalamannya, ruang kantor dapat dikelompokkan menjadi:
Modul atau grid adalah suatu standar atau satuan pengukuran untuk
menentukan proporsi bangunan atau struktur. Penempatan atau jarak antara kolom
akan sangat menentukan kebebasan dalam layout atau pembagian lantai kantor.
Pada dasarnya jarak antara kolom yang ideal adalah sebesar mungkin, sehingga
tidak menganggu penempatan partisi atau furniture. Namun demikian, disamping
tuntutan kebebasan terhadap lantai kantor ini, masih ada hal-hal lainnya yang
membatasi jarak kolom tersebut, yaitu :
1) Central (interior)
a) Memungkinkan semua ruang dekat jendela dimanfaatkan sebagai ruang
kantor yang bisa disewakan.
b) Akses relatif mudah, karena jarak kesemua bagian ruang relatif sama.
2) Off center (interior)
a) Memungkinkan semua ruang dekat dengan jendela dimanfaatkan
sebagai ruang kantor yang bisa disewakan.
b) Memberikan kemungkinan pengembangan kantor privat pada bagian
lantai yang lebih sempit.
3) Split (interior)
a) Memungkinkan pembagian lantai yang lebih fleksibel.
b) Denah bangunan cenderung menjadi lebih besar dan merugikan dari segi
pembiayaan.
4) Exterior
a) Memungkinkan keseluruhan area lantai disewakan.
b) Pada kasus multiple tenancy floors, membtuhkan sirkulasi utama yang
lebih panjang dan akibatnya mengurangi fleksibilitas distribusi penyewa.
c) Ruang-ruang yang berdekatan dengan core mungkin tidak menerima
cahaya matahari langsung.
a) Single one
sirkulasi hanya pada satu sisi bangunan saja.
b) Doubel zone
Sirkulasi melayani ruang kantor pada dua sisinya.
Gambar 2.7 Pola Sirkulasi Double Zone
(Sumber : Eko S, 2009)
g.Efisiensi Lantai
h. Ketinggian Bangunan
Adapun ketinggian atau jumlah lantai yang ideal, bila ditinjau dari sudut
pandang ekonomi teknik adalah jumlah lantai yang apabila disewa hingga
mencapai syarat minimum yang diharapkan bisa mencapai titik impas.
Perhitungan-perhitungan ekonomi teknik untuk menentukan jumlah lantai,
dibatasi oleh variabel-variabel antara lain :
1) Harga sewa yang berlaku dipasaran.
2) Harga tanah.
3) Besarnya bunga kredit bank
4) Harga bangunan.
5) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan (pajak-pajak, pemeliharaan, gedung,
biaya operasi dan asuransi).
6) Daya dukung tanah
i.Sistem Struktur
Manusia Kenyamanan
(300C LU )
(220C LU)
Khatulistiwa Cina
khatulistiwa
1.menara mesiniaga ,
Selangor Malaysia
Penerapan pengolahan lansekap baik
horizontal maupun vertikal untuk
kenyamanan termal dalam bangunan.
pekantoran dan jasa komersil. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini mengambil lokasi
di Kota Palu, melihat pada peruntukan kawasan perkantoran dan jasa komersil
berdasarkan Perda Kota Palu No. 16 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Pada tahap ini dilakukan penyisihan terhadap data-data yang dianggap kurang
berkaitan dengan penelitian. Sehingga data yang tersisa dapat dibuat/disusun
dalam bentuk yang lebih sederhana.
3.6.3 Pengelompokkan data
Pada tahap ini data primer dan sekunder diklasifikasikan, kemudian data
tersebut dianalisis secara komparatif untuk mengetahui fungsi data lebih lanjut,
apakah sebagai pendukung konsep atau sebagai penjabaran konsep.
3.6.4 Analisis data
Pada tahap ini, dilakukan penguraian dan pengkajian data dan informasi yang
telah diperoleh, kemudian disusun sebagai data yang relevan untuk
memecahkan permasalahan berdasarkan teori-teori yang diuraikan dalam
kajian pustaka sehingga diperoleh konsep-konsep perancangan. Adapun
tahapan analisis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Analisis Makro, terdiri dari kondisi eksisting lokasi terpilih meliputi luas
lahan, kondisi topografi, kondisi vegetasi, akses menuju tapak, batas fisik
lokasi, orientasi matahari, kebisingan, polusi, angin, sirkulasi, view,
landscape, penzoningan dan parkir.
b. Analisis Mikro, terdiri dari analisis kegiatan dan daya tampung, analisis
pelaku, analisis aktifitas, analisis kebutuhan ruang, analisis pola hubungan
ruang, analisis besaran ruang, analisis sirkulasi, analisis penzoningan, analisis
pencahayaan, analisis penghawaan, analisis utilitas, analisis bentuk dan
analisis struktur bangunan.
Observasi dan
2 Kondisi pemetaan Untuk menentukan struktur yang digunakan
Topografi
Vegetasi
Untuk mengetahui akses menuju tapak dan
Observasi
jenis jalan serta kondisinya
4 Akses Menuju
Tapak
Untuk mengetahui batas batas pada
Observasi
Tapak
5 Batas Fisik
Lokasi
Analisis
kebutuhan
2 ruang dan Studi literatur
Untuk mengetahui kebutuhan ruang
jumlah dalam bangunan sesuai dengan
pengguna fungsi bangunan
Analisis pola
hubungan
ruang
9 Studi literatur
LATAR BELAKANG
- Perkembangan pada sektor perdagangan dan industri merupakan salah satu
konsekuensi dari era globalisasi dan moderenisasi yang melanda dunia.
- Pertumbuhan yang sangat pesat ini memicu pertumbuhan perekonomian di negiara
kita.
- Sehingga membuat para investor baik lokal maupun asing dalam bentuk bantuan
modal,teknologi,dan sebagainya.
- Sehingga membutuhkan wadah yang memenuhi syarat sebagai tempat
menjalankan usaha secara lebih komersil.
- Menjadikan kantor sewa sebagai sebuah karya arsitektur.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
penelitian adalah bagaimana desain suatu Kantor Sewa di Kota Palu.
ANALISIS DATA
Data yang telah dikumpulkan kemudian dideskripsikan kedalam analisis makro dan mikro untuk
mendapatkan konsep perancangan Kantor Sewa
KONSEP
DESAIN
GAMBAR MAKET
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Palu
4.1.1. Letak Administrasi Kota Palu
Secara administratif, Kota Palu adalah ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah, yang
dibagi dalam 8 kecamatan dan 45 kelurahan. Kota Palu dengan wilayah seluas
395,06 kilometer persegi, berada pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu
yang secara astronomis terletak antara 0,36 0,56 Lintang Selatan dan 119,45
121,1 Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan ketinggian 0
700 meter dari permukaan laut.
Hasil proyeksi Penduduk tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kota Palu mencapai 347.856 jiwa. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,
maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan
penduduk Kota Palu keadaan akhir tahun 2012 tercatat 881 jiwa/km, dengan luas
wilayah Kota Palu 395,06 km.
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata
Kecamatan Palu Timur merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi
yaitu 8.740 jiwa/km.
Kabupaten Sigi
a) Keadaan Iklim
Berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua
musim, Kota Palu memiliki karakteristik yang spesifik, dikarenakan Kota Palu tidak
dapat digolongkan sebagai daerah musim atau disebut sebagai Non Zona Musim.
Pada tahun 2012, ratarata suhu udara di Kota Palu yang tercatat pada Stasiun
Udara Mutiara Palu adalah 27,7C Suhu terendah terjadi pada bulan Juli yaitu
sebesar 26,4C, sedangkan bulanbulan lainnya suhu udara berkisar antara 27,1C
28,8C Kelembaban udara ratarata tertinggi terjadi pada bulan Juli yang mencapai
82 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober
yaitu 72 persen.
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
tahun 2012 terjadi pada bulan Juli yaitu 166,0 mm, sedangkan curah hujan terendah
terjadi pada September yaitu 15,0 mm. Sementara itu kecepatan angin pada tahun
2012 ratarata 3,8 knots. Arah angin pada tahun 2012 masih berada pada posisi
yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara.
Tekanan udara tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
tahun 2012 terjadi pada bulan Oktober yaitu 1.011,5 mb, sedangkan tekanan udara
terendah terjadi pada Desember yaitu 1.009,4 mb. Sementara itu penyinaran
matahari pada tahun 2012 ratarata 62,8 % dan yang tertinggi terjadi pada bulan
September yaitu sebanyak 75 %.
Tabel 4.9 Rata-rata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
menurut Bulan
b. Luas Lahan
Berdasarkan pengamatan lapangan dan pengukuran, maka lokasi
terpilih memiliki luas 1,346 Ha, lahan ini cukup luas untuk perencanaan
sebuah Kantor Sewa karena kegiatan yang diwadahi membutuhkan luasan
yang cukup.
Gambar 4.20 Luas Lahan
Sumber : Google Map 2016
c. Kondisi Topografi
Kondisi topografi pada lokasi penelitian relatif datar.
Sirkulasi eksisting di sekitar tapak, pada arah Utara merupakan jalan cumi-
cumi dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi karena merupakan jenis jalan
arteri dengan median jalan atau dua jalur sehingga dapat dilalui semua jenis
moda transportasi darat, begitu pula pada arah selatan jalan diponegoro dengan
tingkat kepadatan yang cukup tinggi kerena merupakan jalan arteri dengan
median jalan atau dua jalur dan dapat dilalui semua jenis moda transportasi
darat.
Sistem Utilitas di sekitar tapak cukup memadai, pada jalan diponegoro dan
jalan cumi-cumi terdapat jaringan drainase, Air bersih dari PDAM, listrik dan
telepon.
Gambar 4.23 Kondisi Utilitas Tapak
Sumber : Analisis Penulis, 2016
f. Orientasi Matahari
Matahari terbit dari arah timur dan terbenam ke arah barat. Sinar matahari
dapat mendukung proses rancangan dalam sebuah desain dengan
memanfaatkannya sebagai pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Untuk
kebutuhan pencahayaan alami dari sinar matahari maka yang dibutuhkan
adalah sinar terangnya dan menghindari efek panas serta silau akibat
radiasinya. Sehingga untuk mengoptimalkan fungsi sebagai pencahayaan alami
dibuat bukaan pada ruang ruang dalam bangunan dan digunakan pula
vegetasi, sunscreen atau teritisan sebagai filter untuk mencegah pemanasan
dan silau dalam bangunan.
Arah angin cenderung berada pada arah Utara dan Selatan, karena
kondisi tapak terletak pada tepi garis pantai tanpa penghalang.
Kondisi jalan tanjung angin kurang tepat menjadi arah pencapaian utama,
karena terdapat banyak permukiman warga sehingga dapat menimbulkan
tingkat kemacetan yang cukup tinggi. Namun dapat dijadikan sebagai sirkulasi
untuk servis agar tidak mengganggu sirkulasi pengunjung.
Gambar 4.28 Hasil Analisis Pencapaian Pada Tapak
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Sirkulasi pejalan
kaki menggunakan
trotoar
Sirkulasi satu
arah kendaraan
dalam tapak
Gambar 4.30 Analisis Sirkulasi
Sumber: Analisis Penulis, 2016
Adanya vegetasi
sebagai
pembeda
sirkulasi pejalan
kaki dan
kendaraan
d. Orientasai Bangunan
Penentuan orientasi bangunan bertujuan untuk mendapatkan arah
orientasi bangunan yang tepat. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan
yaitu:
1) Kondisi sekitar tapak
2) Pencapaian menuju tapak
3) view bangunan dari luar dan dalam tapak
4) orientasi matahari dan angin
Kondisi tapak pada arah Utara berbatasan dengan jalan cumi-cumi
kafetaria dan Teluk Palu, arah Timur berbatasan dengan ruko dan Palu
Grand Mall, arah Selatan berbatasan dengan jalan Selar, lahan kosong dan
permukiman warga, sedang arah barat berbatasan dengan Kompleks ruko.
Gambar 4.35 Pengguna Parkir 45 Untuk Kendaraan Roda Empat Pada Area Parkir
Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 4.36 Pengguna Parkir 90 Untuk Kendaraan Roda Dua
Sumber : Analisis Penulis, 2016
f. Penzoningan
Dalam penzoningan bangunan Pusat Mode, terdapat beberapa sifat
ruang yang dibutuhkan antara lain:
1) Publik : merupakan area umum yang bisa diakses oleh siapa saja
seperti area parkir, lobby dan resepsionis.
2) Semi Publik : merupakan area yang hanya bisa diakses oleh
pengunjung dan pengelola yang bertugas pada setiap ruangan seperti
ruang pertunjukan, ruang produksi, ruang membatik, ruang pelatihan
kursus, musholla, kafetaria dan lain-lain.
3) Privat : merupakan area yang hanya bisa diakses oleh pengelola
sebagai ruang kerja pengelola seperti ruang pimpinan, staf, ruang
rapat dan lain lain.
4) Service : merupakan area yang berfungi sebagai area utilitas pada
bangunan seperti ruang mekanikal dan toilet.
(Mussaenda sp)
-Pertemuan - - R. Karyawan
Pertemuan/rapa
-Tamu t - R. Rapat
- R. Tamu
- R. Service
- R.
Administrasi
- Mendapat
Informasi - R. Khusus
- R. Keamanan
- R. Pimpinan
- R. Sekretaris
- R. Tamu
- R. Rapat
-Melakukan
- Pengusaha transaksi
- Promosi
- Melayani
- Memberi
- Pengelola - Informasi
- Mengelola
Ruang tinggi
- Melihat-
lihat
- Toko obat
- Melayani
- Toko buku
- Toko buah
dan kembang
- Toko roti
- Salon
- Butik
- Penjahit
- Toko service
- Biro
perjalanan
- Agen
penerbangan
- Money
charger
Minum
- Mengawasi
- Menjaga
- Melayani
- Memberi
Inormasi
servis - R. Servis - Pemakai - Pelayanan (Relatif 24 - Pemisahan Zone - Bongkaran
dan jam) Muat
Dan
Utilitas
Gendung - Kegiatan Sirkulasi servis dari
Barang
Operasional Area
- R. Utilitas
- Karyawan Publik
- R. Mekanikal
- Pengawas
Elektrikal
- R. Genset
- R. Komputer
- Gudang
- Toilet
- Pantry
- Pos
keamanan
Sehingga dari tabel diatas maka ditentukan ruang-ruang yang dibutuhkan dalam
kantor sewa
1) Jenis kegiatan pokok
a) Ruang kerja
b) Ruang tamu
c) Ruang rapat
d) Ruang kepala
2) Ruang untuk kegiatan kepala
a) Ruang servis
b) Ruang utilitas
c) Ruang sirkulasi
d) Gudang
3) Ruang-ruang umum
a) Ruang masuk
b) Lobby
c) Toilet dan Lavatory
d) Telephone Box
e) Ruang-ruang tambahan
f) Ruang konversi
g) Ruang pameran
h) Restoran
C. Organisasi Ruang
E. Besaran Ruang
- R. Sekretaris 1 Orang 12 A 12
ATM C 7.5
Bagian Khusus
R. Khusus
R. Coupon Booth
R. Administrasi C 200
Pimpinan
Operasional
R. Pimpinan 1 Orang 18 23 B 20
R. Wapim 1 Orang 15 18 B 16
Sekretaris 1 Orang 12 C 12
Penunjang
R. Komputer C 50
R. Teller C 6
R. Arsip C 50
R. Foto Copy C 6
R. Posko C 30 870
Operasiosal
Sekretaris 1 Orang 12 B 12
Sekretaris 1 Orang 12 B 12
Utama
R. Makan
Toilet 20 Orang 50 D 40
Wartel Sama 60
Dengan
Toko Souvenir 60
Toko Obat 60
Toko Buku 60
Toko Roti 60
Kembang
Salon
Butik 60
Penjahit 60 780
R. Tunggu 1 Orang 18 25 A 30
R. Pimpinan 1 Orang 15 18 B 20
R. Rapat E 25
Pantry 6 250
File Pump 10
Panel Listrik 10
R.Peralatan Telepon 50
R. Pendingin/Ventilasi 50
luas ruang
perkantoran
M2/mobil
29%parkir E
Mobil
1,8 m2/motor
Jumlah 28.762,6 m2
- Bank 1.183,00 m2
- Retail 234,00 m2
Jumlah 3.951,60 m2
3 Kantor Ruang Pengelola
Jumlah 1.092,60 m2
4 Parkir
Jumlah 5.875,0 m2
Diketahui
Luas bangunan kantor = 1,346 m2
Kepadatan bangunan = 12 m2/orang
Jumlah pemakai = luas ruang kantor / kepadatan bangunan
= 1,346 m2
12 m2/orang
= 1.121 orang
Asumsi pemakai kendaraan yang membutuhkan ruang parkir 30% dari
jumlah pemakai bangunan
= 30% x 1.121 orang = 336 orang
Organisasi Terpusat
suatu ruang sentral dan dominan, yang dikelilingi oleh
sejumlah ruang sekunder yang dikelompokkan.
Organisasi Linier
Sebuah sekuen linier ruang-ruang yang berulang.
Organisasi Radial
Sebuah ruang terpusat yang menjadi sentral
organisasi-organisasi linier ruang yang memanjang
dengan cara radial.
Organisasi Tersier
Ruang-ruang yang dikelompokkan melalui kedekatan
Gambar 4.39 Analisis Pola Penataan Ruang
Sumber : DK. Ching, 2016
d) Komunikasi
1. Komunikasi kedalam
- Komunikasi langsung
( face to face ) dimana dibutuhkan ruang selaras yang
kebutuhannya tergantung ruang dan orang yang
dilayani.
Tangga, radius pelayannya maksimal 30 meter.
Elevator, perhitungan kebutuhan ditentukan oleh
jumlah orang yang dilayani dan jenis elevator yang
digunakan.
2. Komunikasi tak langsung
Dengan alat-alat komunikasi yang prinsipnya perlu
penyediaan jaringan komunikasi ini.
3. Komunikasi keluar
Faktor yang berpengaruh adalah :
- Transportasi umum
- Pola jalan
Kedua hal ini mempengaruhi orientasi dan perletakan
bangunan dlam site.
single tenancy
RESIDENTIAL
Apartments
Dari tabel diatas maka akan diterapkan pada bangunan yaitu Lobby
Waiting Time pada Office Building good service facility tipe yaitu interval
25-29 seconds dan waiting time 15-17 second.
21-30 approximately 80 %
Semakin tinggi lantai bangunan dan semakin banyak jumlah lantai, maka
kecepatan elevator akan semakin besar agar dapat mencapai suatu waktu
yang konstan untuk kebutuhan pencapaian.
2) Sirkulasi horizontal
Untuk sistem sirkulasi horizontal pada kantor sewa yang direncanakan
munggunakan suatu sistem sirkulasi yang sesuai dengan kebutuhan
pencapaian yaitu sirkulasi satu ruang dan sirkulasi dua ruang.
Sirkulasi horizontal dengan koridor, galeri dan hall yang menghubungkan
antar ruang. Berdasarkan suatu sistem modulasi ruang kantor sewa maka
kebutuhan sistem sirkulasi disesuaikan dengan sistem modulasi ruang yang
terpakai yang disesuaikan dengan fungsi masing-masing ruang. Dengan
demikian bahwa penggunaan suatu sistem sirkulasi baik secara vertikal
maupun horizontal akan mencapai suatu perencanaan yang efektif dan
efisien dalam mendukung kebutuhan pencapaian berdasarkan penataan
ruang-ruang yang terencanamelalui sistem modulasi ruang.
2) Struktur bangunan
Sistem struktur yang digunakan yaitu :
a) Berdasarkan kondisi tanah dan ketinggian bangunan sehingga
pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dan khusus
pada daerah core menggunakn pondasi rakit.
b) Super struktur terdiri atas material baja dan beton. Khusus pada
daerah core sebagai penguat struktur menggunakan material beton.
c) Konstruksi menggunakan konstruksi kayu pada ruang pertemuan,
konstruki baja pada atap atrium, serta plat beton pada beberapa
bagian.
d) Konstruksi atap entrance bangunan menggunakan sistem kabel,
untuk menciptakan kesan modern.
3) Material bangunan
a) Dinding luar bangunan yang melengkung terbuat dari beton untuk
memudahkan dari segi pembuatannya.
b) Untuk dinding dalam bangunan menggunakan dinding transparan,
berfungsi untuk keperluan visual antar unit kerja dan dinding berlapis
akustik digunakan pada ruangpameran, retail dan sebagainya.dinding
pemisah antar ruangdibuatkan lapisan akustik dari softboard.
c) Struktur lantai menggunakan baja dek kombinasi beton (composit
decking). Finishing menggunakan bahan granit yang memberikan
kesan mewah, eksklusif, dan atraktif. Material ini digunakan pada
ruang-ruang publik seperti entrance, lobby, hall, dan ruang penerima
tamu. Tehel kramik yang memberikan kesan awet, bersih, atraktif
digunakan pada ruang semi publik seperti ruang pengelola, bank,
retail kantor. Lantai karpet yang memberikan kesan ramah, akrab
dan tenang digunakan pada ruang privat seperti ruang direktur dan
ruang rapat.
d) Bahan plafon digunakan jenis acoustical ceiling board dengan
karakteristik material tahan api, anti rayap.
Daya listrik sebelum masuk ke bangunan atau kotak sekring terlebih dahulu
diatur melalui panil control ( main distribution panel ).distribusi jaringan
secara vertikal menggunakan shaft listrik dan untuk distribusi horizontal
diletakkan diatas plafon.
Penggunaan energi alternatif solar sel pada atap bangunan yang dapat
membantu menghemat penggunaan listrik hingga 32 %. (sumber :
www.okezone.com).
Gambar 4.41 System solar sel
Sumber : Analisis Penulis, 2016
Solar sel juga diterapkan pada penerangan lampu jalan dan lampu utama
taman kawasan perkantoran.
2) Sistem komunikasi
Sistem komunikasi antar ruang menggunakan perangkat intercom dan visual
komunikasi dengan menggunakan bantuan aliran PABX. Selain itu, untuk
keperluan komunikasi keluar menggunakan perangkat yang tergabung
didalam seluruh sistem jaringan yang dikelolah oleh divisi jaringan dan
pemeliharaan yang dimiliki oleh PT. Telkome.
8) Sistem penghawaan
a) Penghawaan alami
Sistem penghawaan ini diperoleh dengan memanfaatkan sirkulasi udara
yang berasal dari bukaan-bukaan dinding seperti jendela dan ventilasi
selain itu unsure tanaman untuk mengurang radisi pnas kedalam
ruangan.
b) Penghawaan buatan
Penghawaan buatan dibedakan menjdai dua, yaitu AC central da AC split.
AC central dipergunakan pada ruang/fasilitas bersama yang mempunyai
kegiatan relatif sama. Keuntungan penggunaan AC central adalah :
1. Tidak memerlukan ducting dengan ukuran yang besar, cukup ruang
kecil untuk pipa-pipa distribusi air dingin (supply and return).
2. Memungkinkan pengaturan temperature pada setiap ruangan.
Bangunan direncanakan menggunakan AC sentralyang didistribusikan
pada tiap-tiap lantai dengan menggunakan AHU . penempatan mesing-
mesing AC sebagai berikut :
1. Chiller ditempatkan pada lantai basement
2. AHU ditempatkan pada setiap 4 lantai
3. Cooling tower ditempatkan pada top floor
Semua dikontrol dalam Building Automatic System (BAS)
Sehingga penggunaan AC dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Skema Sistem AC Central :
Chiller AHU Ducting Difuser Ruang ruang pada
bangunan Ducting Suplay Chiller
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Desain Kantor Sewa di Kota Palu diharapkan sebagai masukan
kepada pemerintah dan masyarakat sebagai wadah yang mampu
menampung kegiatan perkantoran yang bangunannya masih berdiri
sendiri di Kota Palu untuk pengembangan potensi sumber daya
manusia.Hasil desain Kantor Sewa ini dapat dipergunakan untuk para
pelaku kegiatan pebisnis di kota sebagai acuan untuk membangun
kantor Sewa di Kota Palu.