Anda di halaman 1dari 14

Orientasi Perangkat Peneduh

Peneduhan akan menjadi lebih baik saat kombinasi dari elemen vertikal serta horizontal digunakan.
Setiap orientasi memerlukan strategi peneduhan yang berbeda. Jendela yang menghadap barat dan
timur menghadapi masalah yang sulit karena sudut altitude matahari yang rendah pada pagi dan sore
hari. Solusi terbaik sejauh ini adalah dengan sesedikit mungkin menggunakan jendela di bagian timur,
terutama di bagian barat. Solusi terbaik berikutnya adalah menempatkan jendela di fasade timur dan
barat menghadap utara atau selatan.

Fasade Ganda (Double-Facade)

Selubung bangunan mempunyai peran penting dalam penghematan energi, karena berfungsi sebagai
pengendali kondisi eksternal yang terkait dengan beban sistem 29 pengkondisian udara dan sistem
pencahayaan yang mengkonsumsi sebagian besar dari total energi listrik, bisa mencapai 90% (Henry
Nasution, 2006 dalam Daryanto, 2011). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal ini,
diantaranya yang cukup efektif adalah fasade ganda (double-facade).

Menurut Harris Poirazis (2004), Double Skin Facade (DSF) adalah inovasi pada desain fadase yang
merupakan sistem dan terdiri dari dua lapisan kulit gedung yang dipisahkan oleh ruang kosong yang
berfungsi sebagai rongga udara. Dengan kata lain salah satu lapisan dari fasade diletakkan di depan
lapisan yang lainnya. Dua lapisan kulit fasade ini berfungsi sebagai insulasi antara udara di luar dan di
dalam gedung dan memungkinkan terjadinya sirkulasi udara pada ruang kosong yang tercipta di antara
kulit fasade pertama dan kulit fasade kedua, dan menghasilkan sirkulasi udara, cahaya alami dan tata
akustik atau pengendalian bising yang baik pada gedung.

Pada dasarnya ada beberapa jenis fasade ganda, yakni fasade ganda tertutup, fasade ganda berventilasi,
dan fasade ganda berventilasi dengan penyedot. Pada daerah dengan iklim subtropis, pilihan pertama
sangat efektif karena pada musim dingin fasade ganda juga berfungsi untuk menyimpan panas yang
diperlukan. Sementara untuk iklim tropis, fasade ganda berventilasi menjadi pilihan yang paling sesuai
karena memberikan pendinginan maksimal, terlebih jika menggunakan penyedot di atasnya.
Sebagaimana diungkapkan Daryanto (2011), lewat penelitian melalui perangkat lunak CFD, didapatkan
bahwa pemasangan ventilasi alami pada DSF dapat mereduksi temperature yang mengalir pada
selubung ganda.

Aplikasi taman teras dan double façade


Aplikasi taman teras serta fasade ganda sesuai paparan panas pada bangunan memungkinkan view
maksimal dari ruang kerja.

Penggunaan fasade ganda dan green wall


secara proporsional Maksimalisasi pencahayaan alami dilakukan dengan aplikasi double facade,
green wall, serta indoor garden sesuai dengan paparan panas yang mengenai permukaan bangunan
sebagaimana dijelaskan pada subbab 4.4.2.1 poin 2 (selubung bangunan). Dengan adanya upaya ini,
masuknya cahaya matahari dapat lebih optimal mengurangi kebutuhan pencahayaan buatan pada
banyak ruang. Optimisasi ini dibarengi juga dengan penggunaan bukaan yang tinggi dan lebar dengan
filtrasi tertentu, sehingga cahaya yang masuk dapat lebih maksimum.

Penerapan Teknologi dalam Perancangan

1. Photovoltaic

Building Integrated Photovoltaic (BIPV)

BIPV adalah PV yang tergabung langsung dengan bangunan, baik menggantikan lapisan atap, sepur
langsir, dinding, pelapis kaca, teritisan atau elemen khusus lainnnya. Keuntungan penggunaan BIPV
antara lain:

1) Pengurangan biaya pengangkutan listrik ke bangunan yang dapat mencapai 50% biaya
keseluruhan listrik
2) 2) Pengurangan limbah energi hasil pengangkutan listrik hingga 25%
3) 3) Menghindari penggunaan RTH yang berharga untuk penempatan rangkaian PV
4) 4) Mengurangi sebagian biaya pembuatan selubung bangunan
5) 5) Menghindari struktur penopang karena sudah tersedia yang asli
6) 6) Potensi estetika dengan penggunaan bahan cladding yang baru
7) 7) Membangkitkan semua atau paling tidak sebagian porsi listrik yang diperlukan dengan cara
yang ramah lingkungan.

Sewage Recycling dan Waste Treatment

a. Pengolahan Air Limbah Penyediaan air bersih merupakan permasalahan sulit karena sumbernya
sangat terbatas. Kelebihan penggunaan air tanah dapat menurunkan permukaannya, sementara
penggunaan air danau dan sungai menjadi terbatas akibat pencemaran. Sebenarnya, kebutuhan
dasar atas air cukup dengan 25% penyediaan air bersih yang ada. Kebutuhan air lain dapat
dipenuhi dengan memanfaatkan air hujan dan air sabun yang diolah. Pengumpulan air hujan
dari atap dapat ditampung untuk flushing misalnya, air hujan dari tanah dapat disalurkan ke
sumur resapan. Dengan demikian, bahaya banjir dan kekurangan air bersih dapat diatasi.
Jenis Air Penahapan
Air limbah tmk Bak penguras Alat Endapan Pupuk untuk
tinja pembangkit dikomposkan taman dan
biogas pertanian
Bak penguras Air limbah Penumbuhan Binatang
digunakan biomassa, ternak, kayu
langsung sbg makanan bakar,
pupuk alam ternak, bunga, dsb
tanaman hias
Bak penguras Sampah dari Dikomposkan Pupuk untuk
dengan tinja dapur (sayur, min 30 hari pertamanan
buah, dsb) dan
pertanian
Air limbah Bak penguras Kolam ikan Biomassa, alga Makanan
tanpa tinja intensif dan tumbuhan ternak untuk
air, udang dsb ikan, itik,
ayam, dsb
Bak penguras Sistem Air bersih Air bersih Keuntungan
saringan pasir merembes mengalir ke bagi
dan dalam tanah perairan manusia
tumbuhan alam dalam
bentuk
makanan
Air hujan Bak Kolam ikan Biomassa, alga, Makanan Keuntungan
(tidak diolah penampung ekstensif dan tumbuhan ternak untuk bagi
langsung dan saluran air ikan, itik, lingkungan
dimanfaatkan) ayam, dsb
Bak Sumur Sistem Ekosistem
penampung resapan saringan pasir kolam
dan saluran dan tumbuhan
Sumber: Frick (2006:156)

Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah menjadi penting karena di iklim tropis penguraian organiknya berlangsung lebih
cepat dan lebih menguntungkan. Sampah organik dapat dikomposkan sehingga terurai menjadi pupuk
alam. Sedangkan sampah plastik dapat diolah menjadi bahan baku batu jalan dan sebagainya.

Jenis Tanah Galian tanah Sampah bahan Sampah bahan Sampah yg


anorganik organik membahayakan
lingkungan
Pengolahan Menimbun di Menimbun sebagai Menggunakan Ke TPA
tempat bangunan urugan tanah di kembali
bawah lantai (recycling)
Menimbun di Ke TPA membakar
tempat lain
Sumber: Frick (2006:150)

Prinsip-prinsip Perancangan
Berdasarkan Green Building Council Indonesia, ada 5 (lima) prinsip dasar yang dapat dipertimbangkan
untuk membentuk desain sebuah ruang kantor yang baik:

1. Mengedepankan Kesehatan dan Kesejahteraan


Lingkungan dalam ruangan sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Sebuah tempat kerja yang
efektif harus dirancang sedemikian rupa untuk mendukung dan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan penghuninya melalui prinsip-prinsip desain eko dan berkelanjutan membantu
mencapai tujuan ini.
a. Menyediakan akses maksimum untuk pencahayaan alami dan akses penglihatan ke luar
bangunan.
b. Desain jendela untuk memungkinkan cahaya siang hari untuk menembus sejauh mungkin ke
dalam ruangan. Pertimbangkan untuk menggunakan rak-rak buku/shelf yang transparan
(elemen horizontal padat ditempatkan di atas ketinggian mata, tetapi di bawah bagian atas
jendela.
c. Pertimbangkan elemen pembentuk interior (warna, tirai, atau tirai) dan eksterior (teritisan atap,
warna dinding luar serta pohon) sebagai strategi untuk mensiasati pantulan sinar matahari yang
berlebihan.
d. Mengintegrasikan pencahayaan alami dengan sistem penerangan listrik.
e. Memberikan sensor pengatur kontrol untuk mematikan lampu secara otomatis jika cahaya siang
hari cukup.
f. Desain sistem ventilasi sesuai dengan standar kode bangunan yang berlaku. Pastikan bahwa
ventilasi udara secara efektif dapat didistribusikan ke seluruh zona ruang tanpa ada halangan
apapun demi mencegah adanya tingkat kelembaban yang tinggi dalam ruang sehingga
mencegah timbulnya kualitas udara yang buruk didalam ruang.
g. Memberikan lubang akses keluar untuk mengeluarkan udara langsung dari ruangan toilet,
dapur, pantry, ruang foto kopi dan ruang server guna menyalurkan panas yang dihasilkan
peralatan tersebut langsung ke luar bangunan. Pertimbangkan untuk menginstal sensor gas CO2
(karbondioksida) untuk menyediakan real time monitoring kualitas udara.
h. Bila menggunakan pendingin ruangan, pertimbangkan penempatannya jauh dari lubang ventilasi
untuk menghindari udara panas yang dihasilkan masuk kedalam ruangan.
i. Tentukan bahan dan perabot yang memiliki daya pancar rendah kontaminan terhadap udara
dalam ruangan seperti senyawa organik kimia yang mudah menguap.
j. Berikan tenggang waktu yang cukup lama untuk bahan bangunan yang baru diinstal dan perabot
yang baru difishing untuk "outgas" sebelum sebuah tempat kerja yang baru ditempati. Hal ini
membantu menghilangkan sisa toksin yang kemungkinan masih tertinggal di furniture ataupun
equipment akibat pemakaian bahan kimia dalam memproduksi barang tersebut.
k. Pertimbangkan "zonasi modular" untuk distribusi udara untuk menghindari kontaminasi silang.
Instal penghambat yang tepat antara zona bekerja dengan zona konstruksi bila ada kegiatan
renovasi untuk melindungi kesehatan dan membatasi kebisingan.
l. Mengontrol kelembaban di dalam ruangan dengan desain sistem ventilasi minimal 30% dan 50%
dari total luas ruangan untuk mempertahankan kelembaban relatif ruangan.
m. Desain ruang untuk menghindari kondensasi uap air, terutama pada dinding dan bagian bawah
dek atap, dan di sekitar pipa saluran dan jendela.

Menyediakan Lingkungan yang Nyaman

Tempat kerja yang dirancang dan dioperasikan harus dapat memberikan tingkat kenyamanan
tinggi dari segi visual, akustik, dan termal untuk penghuninya, yang mendukung efektivitas dan
kreatifitas pekerja. Seperti halnya:

a. Meningkatkan efek psikologis seseorang dengan mendesain ruang yang memungkinkan pekerja
untuk bergerak bebas.
b. Memberikan teknologi bergerak (telepon, komputer, konektivitas nirkabel) yang mendukung
gaya kerja baru dan praktik kerja yang paling fleksibel sehingga tidak memerlukan suatu ruangan
yang besar dan bersifat permanen
c. Desain untuk mengurangi stres dan mem-fasilitasi kondisi relaksasi, dengan memberikan ruang
yang mendukung privasi dalam penglihatan dan sistem akustik tetapi tetap memberi
kesempatan penghuninya untuk melakukan pertemuan formal dan informal.
d. Menyediakan lingkungan visual yang menarik dan pada saat yang sama, desain untuk
keseimbangan antara fungsi dan estetika.
e. Memberikan tambahan elemen hijau berupa vegetasi alami didalam ruangan jika
memungkinkan.
f. Upayakan untuk membuat 'sense of place' (rasa memiliki ruangan) sehingga tempat kerja
memiliki karakter unik yang menimbulkan kenyamanan bagi pekerja secara individu dan
komunitas tempat kerja.
g. Mengurangi waktu dengung suara di dalam tempat kerja dengan menentukan bahan menyerap
suara dan dengan mengkonfigurasi letak dan susunan ruang
h. Meminimalkan kebisingan latar belakang dari sistem HVAC, sistem bangunan dan peralatan
lainnya
i. Memberikan kenyamanan termal dan kualitas ventilasi dengan menganalisis penempatan,
konfigurasi, dan jenis jendela dan skylight dan memberikan yang memadai, shading dikendalikan
untuk menghindari "titik panas" yang disebabkan oleh sinar matahari langsung.
j. Memberikan udara langsung kemasing-masing individu dan kontrol suhu di setiap lokasi
workstation
k. Memanfaatkan sensor CO2 untuk menilai kualitas udara ruang untuk menyesuaikan ventilasi.
l. Menyediakan perabot dan peralatan yang akan meningkatkan kenyamanan dan kinerja pekerja
adaptasi perabot untuk pekerjaan yang harus dilakukan, bukan sebaliknya. Tentukan perabot
yang mendukung postur tubuh manusia, mekanik tubuh, dan teknik bekerja untuk tugas-tugas
yang ingin dicapai (misalnya kursi dan keyboard komputer yang ergonomis).
m. Memberikan workstation (tempat bekerja) yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan
tempat duduk, peralatan komputer penempatan, tingkat pencahayaan, ketinggian permukaan
kerja, tata letak ruang kerja, dan ventilasi.
Desain yang Dapat Mengikuti Perubahan

Menyediakan ruang dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi, dukungan social dan perkembangan
teknologi untuk memperkenalkan cara-cara baru bekerja, adalah dasar inovasi di dalam desain yang
dapat diterapkan sebagai:

a. Memasukkan prinsip-prinsip desain yang berkelanjutan, yang dapat membantu mencapai ruang
yang fleksibel dimasa pemakain kini dan yang akan dating
b. Dukungan mobilitas dengan mempertimbangkan teknologi nirkabel dan selular untuk
memungkinkan pekerja untuk bergerak dengan mudah di antara ruang-ruang sebagai
perubahan kebutuhan mereka.
c. Menyediakan koneksi ke jaringan internal di seluruh tempat kerja.
d. Aktifkan interaksi sosial secara informal agar kondisi strees dapat berkurang.
e. Desain ruang untuk berbagai ukuran dan jenis kegiatan

Mengintegrasikan Teknologi terkini dan Peralatan Pendukung

Secara efektif mengintegrasikan peralatan pendukung, teknologi terkini dan sistem jaringan
distribusi dan telekomunikasi dengan kondisi lingkungan tempat bekerja saat ini untuk memungkinkan
pekerja melakukan tugas mereka dengan mudah dan lebih efisien,
a. Pertimbangkan teknologi nirkabel dan bergerak untuk mendukung perubahan sifat kerja,
termasuk kemampuan internal dan eksternal.
b. Gabungkan semua sistem bangunan bertegangan rendah, termasuk sistem data dan suara,
melalui jaringan Ethernet-IP seperti salah satu contohnya lalu distribusikan dengan secara
merata
c. Monitor kondisi lingkungan kerja dengan sistem sentralisasi, tetapi tetap memaksimalkan
kontrol dari masing-masing pekerja secara detail.
d. Pertimbangkan konferensi video berbasis internet (tele-conference) hingga mengurangi
berpergian ke tempat konferensi dengan menggunakan kendaraan bermotor.
e. Penerapan teknologi yang aman, akses berkecepatan tinggi ke desktop untuk data, suara,
keamanan, dan informasi lingkungan (misalnya, serat optik, nirkabel, tembaga).
f. Mengatur rencana elektrikal di bawah lantai atau vertikal melalui patch panel sehingga
mengurangi pemakaian equipment secara berlebihan dan mempermudah perawatan
g. Pilih sistem teknologi informasi berserta komponennya yang hemat pemakaian energi, tahan
lama, pembongkaran, perawatan, dan efisiensi dalam pemakaian segala macam material
h. Pertimbangkan sub-metering kontrol untuk mengatasi kebutuhan pelanggan untuk pelacakan
penggunaan energi.

Menyediakan Sistem Bangunan yang Handal serta Mendidik Sumber Daya Manusia yang tersedia

Kehandalan sistem bangunan merupakan salah satu perhatian terbesar bagi para pengguna
bangunan. Hal tersebut secara langsung mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan kenyamanan para
penghuninya. Setiap pekerja harus mampu mengandalkan sistem bangunan, peralatan, dan alat-alat
yang tersedia agar berfungsi dengan baik dan secara konsisten pula mereka diwajibkan agar dapat
menggunakan dan memeliharanya dengan baik sesuai dengan standar pengoperasian. Hal tersebut
dapat ditempuh melalui:

a. Memberikan pelatihan yang memadai kepada sumber daya manusia untuk menggunakan dan
memelihara sistem tersebut.
b. Senantiasa mempertimbangkan bahan bakar alternatif untuk cadangan sistem bangunan,
termasuk didalamnya sistem pemadam kebakaran / darurat, HVAC, penerangan, listrik, data,
suara dan lain-lain
c. Memberikan kemudahan akses kepada setiap pengguna bangunan untuk pemeliharaan dan
perbaikan sistem.
d. Maksimalkan pengkondisian melalui cara- cara alami / metode pendekatan alam (misalnya
jendela beroperasi, ventilasi alami, massa bangunan, dll).
e. Menyediakan sistem bangunan yang meminimalkan ketergantungan pada manajemen
bangunan/ personil pemeliharaan setempat sehingga biaya pemeliharaan dapat ditekan.
f. Menerapkan sistem komputerisasi jaringan sensor terpadu untuk memantau dan mengelola
kontrol setiap sistem berikut: HVAC, energi, pencahayaan, aksesbilitas, keamanan, pencegah
kebakaran, dan alarm.
g. Memberikan sistem otomatisasi yang dapat diakses dengan mudah dari jarak jauh untuk
menentukan lokasi permasalahan dan memantau kondisi lingkungan tanpa mengganggu pekerja
yang lain

Teori Warna

Warna merupakan faktor yang sangat penting secara psikologi sebagai elemen dari desain
interior. Warna dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi kerja, nafsu makan, hingga kecepatan
menangkap materi. Pada konsep healing environment office, konsep warna menjadi sangat penting
untuk diterapkan demi meraih produktivitas kerja dan menurunkan tingkat stress karyawan.

1. Teori Dasar
Ditinjau dari efek terhadap kejiwaan dan sifat khas yang dimiliki, warna dibagi menjadi dua
kategori yakni warna panas dan warna dingin. Diantara keduanya terdapat warna antara atau
disebut dengan intermediate colour. Skema warna psikologi yang diambil dari sistem lingkaran
warna Oswald menunjukkan golongan warna panas berpuncak pada warna jingga (J), dan warna
dingin berpuncak pada warna biru kehijauan (BH). Warna-warna yang dekat dengan jingga atau
merah digolongkan pada warna panas atau hangat dan warna-warna yang berdekatan dengan
warna biru kehijauan termasuk golongan warna dingin atau sejuk (Sulasmi, 2002).
Efek psikologis golongan warna panas seperti merah, jingga, dan kuning memberi pengaruh
psikologi menggembirakan dan menggairahkan. Golongan warna dingin hijau dan biru memberi
pengaruh psikologis menenangkan, damai, sedangkan warna ungu membawa pengaruh
menyedihkan. Warna putih memberi pengaruh bersih, terbuka dan terang, warna hitam mmeberi
pengaruh berat, formal, dan tidak menyenangkan (Pile, 1995 dan Birren 1961 dalam Sulasmi, 2002).
Menurut Briana Allen dalam The Effects of Color on the Human Mind (2007), disebutkan
beberapa pengaruh warna terhadap emosi manusia:
a. Merah merupakan warna paling panas dan memiliki dampak terkuat pada pikiran manusia.
Warna ini meningkatkan antusiasme, mengumpulkan aksi, dan sering diasosiasikan dengan
ambisi.
b. Jingga memiliki karakter hampir sama dengan merah, tetapi berbeda intensitas. Jingga
menstimulasi aktivitas, selera, dan meningkatkan sosialisasi.
c. Kuning mendorong komunikasi, mengaktifkan memori, menanamkan rasa optimis dan
meningkatkan pikiran kreatif.
d. Hijau, biru, indigo, dan violet menurunkan detak jantung, pernafasan, dan tekanan darah,
menghilangkan nervous
e. Hijau diasosiasikan dengan alam sehingga membentuk efek menenangkan, damai, dan
melembutkanpikiran manusia, membantu menghilangkan nervous, meningkatkan pembaruan
dan kontrol diri.
f. Biru menenangkan dan tidak ribut, tetapi memiliki kecenderungan menurunkan suhu tubuh dan
nafsu makan
g. Ungu menyeimbangkan warna alam merah dan warna dingin biru, menenangkan pikiran dan
meningkatkan kreativitas
h. Abu-abu dapat mengganggu ketenangan karena pikiran manusia umumnya lebih menyukai
warna-warna „bersih‟.

2. Warna untuk kantor

Nancy Kwallek (2005) mengemukakan penelitian NASA terkait dengan kombinasi warna dan
efeknya terhadap aktivitas kerja dalam ruang. Warna putih merupakan warna utama yang sering
digunakan dalam kantor. Tetapi studi menyebutkan rendahnya produktivitas pada kantor semacam itu.
Akan tetapi, penggunaan warna monokromatik putih dapat digunakan karena meningkatkan
produktivitas dan mood untuk periode yang cukup panjang.

Penggunaan warna dominan merah yang kontras dengan biru dan hijau dipilih sebagai skema
warna yang memberikan dampak negatif. Dari laporan NASA, disebutkan bahwa skema warna kantor
dengan permukaan berwarna hidup (vivid) akan membentuk lingkungan yang lebih menekan, tidak
nyaman, dan kurang kondusif untuk produktivitas kerja.

Berseberangan dengan itu, penggunaan warna-waran pastel memberikan kenyamanan kerja


lebih pada pengguna ruang. Riset NASA menyebutkan warna untuk ruang kerja harusnya didominasi
dengan warna terang dengan kejenuhan rendah, diikut dengan warna kedua adalah warna medium
antara warna panas dan warna terang. Warna-warna panas akan sangat positif sebagai aksen. Warna
dominan yang direkomendasikan adalah biru atau hijau, terutama yang cenderung hangat. Literatur juga
menyebutkan bahwa pekerja lebih memilih warna biru atau hijau untuk kantor (Brill, 1984- 1985 dalam
Kwallek, 2005)
Green Roof

1. Sistem Green Roof


Menurut Pramukanto (2005) dalam Lestari (2009) taman atap ialah salah satu bentuk penghijauan
dengan wadah tanam atau ruang pada atap gedung dan struktur buatan lainnya. Keuntungan
penggunaan green roof diantaranya adalah:
a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbondioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam seperti burung.
c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga mengurangi penggunaan
AC dengan kata lain mengurangi pemakaian energi pada bangunan.
d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena terdapat tanah yang
dapat membantu memadamkan api.
Sistem konstruksi Green roof terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
Tabel. Lapisan pada Green Roof dan fungsinya
Lapisan Fungsi
Water Proof Membrane menutupi keseluruhan permukaan atap
Drain mat tempat/ruang bergeraknya aliran air yang berasal dari
air penyiraman dan air hujan menuju kepembuangan
akhir
Filter Cloth memisahkan lapisan „drain mat‟ dan media
pertumbuhan
Growing medium tempat pertumbuhan tanaman komposisi tanah
dicampur sand,salts,clay,organic matter dan lava rock
Tanaman Banyak tanaman dapat dipergunakan tergantung dari
konsep desain lansekap taman
Sumber: Lestari (2009)

Berdasarkan jenis hijauan yang ditanam, kedalaman media tanam dan frekuensi pemeliharaan,
green roof dapat dibagi menjadi green roof intensif dan ekstensif. Namun, penggunaan green roof
intensif dirasa perlu lebih dioptimalkan mengingat dampak positifnya yang tinggi terhadap lingkungan.
Green roof jenis ini memiliki desain yang lebih rumit ketimbang green roof ekstensif. Biasanya ketebalan
yang digunakan minimum 6 inci dengan beban lebih dari 200 kg/m². Proporsi hijauan dan hard material
pada jenis ini cukup seimbang. Pasalnya perkerasan yang digunakan pada taman memang ditujukan
untuk mendukung aktivitas penggunanya. Jenis tanaman yang digunakan beragam, mulai dari
groundcover, semak sampai pohon tinggi sehingga mampu menghadirkan suatu ekosistem. Green roof
intensif memerlukan frekuensi pemeliharaan yang rutin (Lestari, 2009).
Struktur lapisan pada green roof diperlukan agar tanaman dapat tumbuh baik serta material
atap tetap terlindungi dari kerusakan mekanik (manusia, angin, air, dan debu). Selain itu, lapisan pada
green roof turut meminimalkan kerusakan akibat proses muai dan susut material atap.

Pemetaan Kantor Sewa di Surabaya


Untuk mendapatkan fungsi-fungsi utama yang akan diakomodasi pada Business Center, maka
dibuat pemetaan kantor sewa dan bidang kerja yang ada di dalamnya, sebagai berikut: Dari data yang
terkumpul di atas, maka disimpulkan untuk Business Center yang akan dirancang diutamakan pada
fungsi-fungsi perbankan dan jasa (ekspor impor, tansportasi, komunikasi dan teknologi (IT)). Fungsi
perbankan diambil karena kebutuhan yang tinggi akan mobilitas finansial berjalan lurus dengan
peningkatan kegiatan ekonomi, sehingga keberadaan jasa perbankan akan selalu penting terlebih pada
fungsi bangunan perkantoran yang mewadahi jasa majemuk. Fungsi jasa diutamakan pada informasi dan
komunikasi (IT) karena prediksi pengembangan bisnisnya yang tinggi, selain itu transportasi dan ekspor
impor mengingat Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sebagai salah satu gerbang bisnis internasional.
Bidangbidang jasa tersebut juga kurang diwadahi pada rental office lainnya yang telah terbangun
sehingga peluangnya menjadi semakin potensial.

Selubung Bangunan
a. Tower
Untuk lapisan kaca digunakan glazing low-e-glass dengan tingkat kondutivitas rendah. Pada
dasarnya ada tiga jenis, yakni high-solar-gain, moderate-solar-gain, dan low-solar-gain. Jenis yang
pertama direkomendasikan untuk iklim dingin, yang kedua untuk iklim sedang, dan terakhir untuk iklim
tropis. Pada bangunan tentunya digunakan jenis ketiga yang memasukkan cahaya hingga 70% dengan
masuknya panas hanya mencapai 40% saja. Lapisan ini dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian
berwarna gelap dan terang. Area terang diletakkan di bagian atas untuk memungkinkan pantulan cahaya
masuk ke dalam ruang, bukan cahaya langsung yang membawa panas. Sementara area yang lebih gelap
atau buram digunakan untuk mengantisipasi cahaya langsung yang masuk dalam ruang, kendatipun
cahaya tersebut telah terfiltrasi lebih dulu dengan adanya vegetasi.
Pada area dengan panas rendah (2100-3600Wh), digunakan fasade ganda (double-facade) yang
memungkinkan view secara luas masuk dalam ruang. Dengan demikian tidak diperlukan view buatan
tambahan seperti patio maupun taman di luar ruang.
Untuk area dengan panas sedang, alternatif perilaku terhadap selubung bangunan lebih
beragam. Pada area terkait dapat digunakan fasade ganda ataupun perluasan ruang untuk taman teras
dan green wall dengan luasan yang lebih kecil dari yang digunakan untuk fasade dengan panas tinggi.
Keduanya memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Double facade memungkinkan view positif kota
dan laut diakses dari dalam bangunan, dimana view ini tidak memakan biaya operasional apapun selain
perawatan fasade ganda itu sendiri. Akan tetapi, panas yang masuk akan lebih tinggi seiring masuknya
cahaya dan view. Sedangkan penggunaan garden dengan green wall dapat lebih banyak mengurangi
masuknya panas, tetapi view positif menjadi terbatas pada taman teras dan terdapat biaya operasional
tambahan untuk maintenance dan perawatan green wall. Dengan demikian, solusi yang digunakan
adalah dengan menerapkan taman teras untuk area dengan panas sedang cenderung tinggi, dan fasade
ganda untuk panas sedang cenderung rendah.

Podium
Hasil simulasi menunjukkan perbedaan panas yang cukup tinggi antara sisi barat dan timur. Hal
ini dapat terlihat langsung dengan warna hasil rendering insulasi, dikarenakan range panas yang
digunakan sama (2.100- 18.000+Wh). Secara umum, rata-rata panas di sisi barat adalah 9514,68Wh
(kenyamanan termal sedang) dan di sisi timur adalah 6022,89Wh (kenyamanan termal tinggi). Hasil ini
dapat dikatakan cukup berbeda dengan hasil simulasi pada tower yang justru lebih panas di area timur.
Dengan demikian terdapat perbedaan paparan panas yang signifikan terkait dengan ketinggian bidang
terhadap permukaan tanah serta lokasi objek.
Untuk bidang di sisi timur tidak banyak perlakuan yang diaplikasikan karena rata-rata hasil
simulasi insulasi bidang berwarna biru (dingin). Pada area ini dimaksimalkan pemasukan cahaya dengan
dinding full kaca karena umumnya panas yang rendah dibarengi dengan cahaya alami yang terbatas.
Jenis kaca yang digunakan adalah low-solar-gain-low-e-glass untuk mengantisipasi kemungkinan panas
di masa yang akan datang.
Untuk bidang di sisi barat, secara umum panas tinggi hanya terdapat pada lantai podium
keempat dan kelima, karena lantai pertama sampai ketiga telah mendapat naungan cukup luas dari
lantai-lantai atasnya. Oleh karena itu, pengolahan panas lebih banyak akan dikonsentrasikan pada dua
lantai teratas.
Hasil insulasi bidang barat ini dibagi menjadi tiga jenis, yakni area dengan panas tinggi
(mencapai 17.000Wh), sedang (8460-13230Wh), dan dingin (2100-6870Wh). Untuk bidang panas yang
antara 13.230-17.000Wh, kenyamanan thermal menjadi sangat rendah. Dengan demikian diperlukan
penanganan lebih, yang dalam hal ini dilakukan dengan dua perilaku sekaligus, yakni fasade ganda dan
taman dalam (garden).
Untuk area dengan kondisi struktur yang kurang menguntungkan, indoor garden akan cukup
memberatkan dan menambah beban struktur maupun finansial. Solusi yang dapat digunakan
diantaranya adalah dengan green wall. Akan tetapi penggunaan green wall akan menutup view dan 173
meningkatkan rasa tertekan dalam ruang. Pada aplikasinya, dapat diterapkan potting garden kecil untuk
menangani hal tersebut. Potting garden dapat juga menjadi relaxing area ketika tingkat stress
memuncak. Dampak negatif yang timbul adalah kurangnya cahaya matahari yang masuk dalam ruang
aktivitas, sehingga sedapat mungkin strategi ini diterapkan pada area dengan tingkat aktivitas rendah
atau aktivitas temporer seperti meeting area dan auditorium.
Untuk area dengan panas sedang (antara 8640-13230Wh), penggunaan fasade ganda dirasa
sudah cukup untuk menangani kenyamanan thermal yang berkurang. Hal ini dilakukan agar area-area
tersebut tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk aktivitas, sehingga pencahayaan buatan
tidak diperlukan kecuali pada saat-saat tertentu seperti mendung. Sementara untung area dengan
paparan panas rendah, digunakan kaca double glazing low e-glass untuk mengurangi panas sekaligus
memasukkan cahaya matahari ke dalam ruang aktivitas.
Area entrance utama ke dalam bangunan sendiri memiliki paparan paling tinggi di lantai teratas.
Paparan ini dapat diatasi dengan penggunaan double facade serta green wall. Pada area welcoming ini,
untuk fasade ganda dapat digunakan second fasade dengan tekstur batik kawung sebagai detail yang
mendukung konsep filosofi awal (4.4.1).

Area dan ruang Penetrasi


Ruang-ruang penetrasi diperlukan untuk mengurangi stress yang dibawa karyawan dari luar
tapak ke dalam tapak, antar ruang kerja serta antar jam kerja dan istirahat. Desain ruang penetrasi yang
utama selain dengan memaksimalkan view adalah dengan optimisasi penggunaan vegetasi. Bahkan jika
perlu, beberapa area penetrasi adalah ruang aktivitas hijau yakni dengan penggunaan green roof untuk
fungsi-fungsi yang signifikan. Area penetrasi global adalah lansekap vertikal itu sendiri, dan dirancang
per-lantai serta dapat diakses secara fisik maupun visual dari ruang-ruang dengan tingkat aktivitas tinggi.
Sedangkan ruang penetrasi utama adalah tempat pengguna bangunan (terutama karyawan)
menghabiskan waktu saat periode transisi antar aktivitas atau antar ruang pemicu stress. Sehingga pada
ruang penetrasi utama selain dimanfaatkan untuk taman atau area hijau, juga berfungsi ganda untuk
kafetaria atau restoran, tempat beribadah, dan sebagainya.
Area penetrasi utama dimulai dari lantai dasar bangunan, dilanjutkan dengan lantai roof
podium, serta lantai ke-15 dan ke-30 pada tower. Lantai dasar podium didesain dengan konsep
“aktivitas di dalam taman,” sehingga hampir seluruh lantai dibuat terbuka dan langsung terhubung
dengan taman. Lantai roof podium dimanfaatkan untuk coffee shop, sedangkan lantai tower kelimabelas
dan ketiga puluh digunakan untuk kafetaria, coffee booth, dan tempat beribadah (musholla). Ketiga
lantai tersebut juga didesan terintegrasi dengan taman vertikal, baik green roof maupun green wall.

Pemanfaatan Energi Terbarukan


1. Photovoltaic
Kebutuhan listrik pada bangunan tinggi dapat dikatakan sangat tinggi. Penggunaan energi tidak
terbarukan secara terus menerus ke depannya akan sangat sulit untuk digunakan, atau dapat
digunakan dengan pembiayaan yang tinggi. Oleh karenanya, pemanfaatan energi terbarukan seperti
sinar matahari menjadi penting untuk dimanfaatkan. Luasan photovoltaic dihitung berdasarkan
kebutuhan listrik dasar, sehingga sedapat mungkin penggunaan listrik negara dalam bangunan akan
berkurang. Aplikasi PV terutama adalah pada balkon teras taman pada tower. Selain integratif dan
lebih mudah dalam maintenance, penempatan PV pada area tersebut dilakukan untuk
memanfaatkan area terpanas pada bangunan, mengingat taman teras digunakan untuk menyikapi
area dengan panas yang sangat tinggi.
2. Pemasangan PV (Photovoltaic)
Pemasangan PV pada bangunan terutama adalah pada tempat dengan paparan tertinggi, yakni
rooftop podium sisi utara serta rooftop tower secara keseluruhan.

Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan dalam bangunan terdiri atas 3 macam, yakni penghawaan alami,
penghawaan buatan AC manual serta penghawaan buatan AC hybrid. Penghawaan alami digunakan
pada tempattempat terbuka di lantai-lantai dasar (podium) serta ruang-ruang yang minim akses dan
kebutuhan kenyamanan thermal seperti gudang dan janitor. Penggunaan penghawaan buatan terutama
pada ruang-ruang dengan aktivitas tinggi, dimana aplikasi jenis penghawaan ini ada dua macam, yakni
penghawaan buatan manual dan penghawaan buatan hybrid.
1. Penghawaan buatan hybrid
Penghawaan buatan hybrid digunakan pada ruang-ruang dengan aktivitas dan jam penggunaan
yang tinggi dan terjadwal, seperti halnya ruang kantor dan cafetaria. Penghawaan pada ruang
kantor dinyalakan pada jam kerja (08.00-12.00 dan 13.00-16.00) dan dimatikan pada jam istirahat.
Sebaliknya, penghawaan cafetaria dinyalakan pada jam istirahat saja (13.00-16.00). Penghawaan
hybrid ini menggunakan sistem AC Central sehingga memudahkan kontrol dan maintenance.
Green roof sebagai upaya mengurangi panas dan dampak UHI
Bangunan tinggi memberikan dampak negatif pada iklim urban diantaranya dengan pemantulan
panas matahari kembali ke udara akibat penggunaan material pemantul pada atap seperti beton. Oleh
karena itu, digunakan atap hijau (green roof) semaksimal mungkin sehingga panas yang mengenai atap
akan diserap oleh vegetasi tersebut.
Selain mereduksi panas, penggunaan atap hijau juga memungkinkan penyerapan air. Jenis atap
hijau yang digunakan adalah atap hijau intensif, yang terintegrasi langsung dengan bangunan.
Penyerapan air ini, sebagian akan dikembalikan ke tanah, sementara sebagian lagi disalurkan ke bak
filtrasi di basement untuk digunakan kembali.
Jenis vegetasi yang digunakan untuk atap hijau sedapat mungkin memiliki kelembaban yang
rendah hingga sedang, demikian juga untuk penyiramannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban
atap terhadap bangunan. Sansiviera tetap menjadi pilihan utama karena kemampuannya menyerap 108
jenis racun, tingkat kelembaban yang rendah serta penyiraman sedang. Alternatif lain di antaranya
adalah alamanda, belimbing wuluh, bugenvil, sikat botol, bunga pagoda, puring, pandan bali, kembang
cakra, duranta, beringin (ficus benjamina), kembang sepatu, soka, cocor bebek, lantana, iris kuning,
passiflora, serta ruellia. Jenis tanaman dengan kelembaban ataupun tingkat penyiraman tinggi dihindari,
seperti halnya helikonia, sutera bombay, kembang cokelat, serta seruni jalar. Tanaman yang
dipergunakan disesuaikan dengan ketinggian tanah yang digunakan di atap.

Denah yang berbeda-beda pada tower sesuai paparan panas dan sebagai view positif ruang dalam
Secara umum denah dasar yang digunakan pada setiap lantai adalah sama, yakni elips penuh dengan
ruang utilitas di kedua ujungnya. Perbedaan desain antar lantai dilakukan dengan perluasan keluar dari
luas dasar denah sendiri, dan digunakan untuk fasade ganda maupun taman teras. Perluasan dilakukan
agar area dasar untuk aktivitas tidak berkurang luasnya serta memudahkan penataan ruang dalam
bangunan. Fasade ganda digunakan dengan lebar 1 meter sehingga memungkinkan akses untuk
perbaikan dan pemeliharaan. Sedangkan untuk taman teras, lebar yang digunakan bervariasi dari 1,5
meter hingga 4 meter, mengikuti tingkat panas yang terpapar pada bangunan sesuai hasil analisis
simulasi digital.
Tata ruang untuk optimisasi pencahayaan alami
Penataan ruang untuk optimisasi pencahayaan sebagaimana pada podium adalah dilakukan dengan
meletakkan ruang-ruang dengan tingkat aktivitas rendah pada area dengan pencahayaan alami yang
minimum. Demikian juga, area yang terpapar panas tinggi (di ujung-ujung bentukan elips) dimanfaatkan
untuk ruang-ruang utilitas dengan tingkat penggunaan yang rendah. Pada saat cuaca optimal,
penggunaan penerangan buatan dapat dihemat hingga 70% (dibandingkan dengan penggunaan pada
keseluruhan bangunan). Ruang utilitas dipusatkan di tengah bangunan, dimana selain memperkuat
struktur, juga agar memungkinkan cahaya alami masuk optimal pada ruang dalam bangunan, yakni
sedalam 12 meter.

Penggunaan material kaca double low-heat-gain-low-e-glass


Penggunaan material kaca double low-heat-gain-low-e-glass dilakukan mengingat permukaan bangunan
didominasi kaca untuk memaksimalkan cahaya alami. penggunaan kaca jenis ini selain mengurangi emisi
ke lingkungan, juga dapat mengurangi panas yang terkonveksi ke dalam bangunan.

Anda mungkin juga menyukai