Anda di halaman 1dari 24

I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Aktifitas atau rutinitas bukan saja di lakukan oleh orang


dewasa, melainkan anak-anakpun melakukan aktifitas baik di
sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Hiburan merupakan
hal yang pasti di butuhkan oleh anak-anak, sehingga dibutuhkan
tempat rekreasi atau hiburan bagi anak-anak sebagai tempat
melepas lelah. Berdasarkan pengamatan saat ini kebanyakan
anak-anak di Kota Palu menghabiskan waktu di luar sekolah
untuk bermain permainan online, namun jenis permainan seperti
itu

dirasa

kurang

memberikan

perhatian

terhadap

unsur

pendidikan karena hanya mengutamakan hiburan semata yang


membuat anak-anak ketagihan untuk terus bermain tanpa tahu
akibat negatif yang mungkin akan timbul seperti waktu belajar
akan

habis

mengingat

dan

menimbulkan

anak-anak

adalah

kemalasan
asset

yang

bagi

anak-anak,

sangat

penting

sehingga pendidikannya perlu di perhatikan.


Sarana rekreasi yang edukatif dan mampu menjadi sarana
hiburan bagi anak sekaligus berfungsi komersial yang mampu
meningkatkan pendapatan daerah masih belum tersedia di Kota
Palu. Menurut ketua umum Komisi Nasional Perlindungan Anak,
Seto Mulyanto untuk lebih meningkatkan minat belajar anak
maka

unsur

pembelajaran

rekreatif
anak.

perlu

Makin

dimasukkan

banyak

unsur

dalam
rekreatif

sistem
yang

dimasukkan dalam pendidikan maka makin besar pula minat


anak untuk belajar.
Kota Palu sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tengah memiliki
arah

kebijakan

sebagai

pusat

pemerintahan

dan

pusat

perdagangan maupun jasa. Visi dan misi Kota Palu adalah


1

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

yang

Partisipatif,

Berkualitas dan Berkesinambungan Menuju Kota Perdagangan


dan jasa, hal itu terbukti dari banyaknya pembangunan pada
bidang komersial seperti Mall, Toko, Pasar, Hotel dan lain-lain.
Tempat rekreasi dapat pula di kategorikan sebagai bangunan
komersial,

sehingga

terdapat

peluang

usaha

untuk

mengembangkan rekreasi edukatif yang mampu menarik minat


anak-anak untuk bermain sambil belajar.
Perencanaan Kids Edutainment Center di Kota Palu di
perlukan sebagai sarana bermain sekaligus belajar non formal
yang bersifat rekreatif baik di dalam ruangan maupun di luar
ruangan sekaligus di sediakan tempat bagi orang tua untuk
berkonsultasi masalah tentang anak.
Kids Edutainment Center yang direncanakan sebagai wadah
aktifitas berskala Kota Palu dan sekitarnya, bergaya arsitektur
yang

mencerminkan

kemajuan

teknologi

tapi

tetap

memperhatikan kondisi lingkungan setempat.


1.2.

Rumusan Masalah

Melihat uraian latar belakang di atas, maka dapat di


rumuskan masalah sebagai berikut Bagaimana mewujudkan
desain Kids Edutainment Center di Kota Palu.
1.3.
1.3.1.

Tujuan dan Sasaran


Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mewujudkan desain


Kids Edutainment Center di Kota Palu sebagai sarana bermain
sekaligus belajar bagi anak.
1.3.2.

Sasaran

Ssaran yang akan di capai dalam mewujudkan tujuan


penelitian ini adalah rekomendasi desain Kids Edutainment
Center di Kota Palu yang dapat di tuangkan ke desain fisik.

1.4.

Lingkup Pembahasan

Pembahasan

di

tinjau

dari

lingkup

bidang

Arsitektur

sedangkan ilmu lainnya di jadikan bahan pertimbangan yang


dapat menunjang penelitian. Adapun batasan dari penelitian ini
adalah unsur-unsur penataan fasilitas/sarana dan prasarana
dalam Kids Edutainment Center sehingga dapat mewujudkan
rancangan fisik Kids Edutainment Center di Kota Palu.
1.5.

Metode Pembahasan

Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode


deskriptif dan metode dokumentasi:
a) Metode Deskriptif yaitu menguraikan dan menjelaskan data
kualitatif,

kemudian

dianalisa

untuk

memperoleh

suatu

kesimpulan. Pengumpulan data :


1. Data Primer
Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk
mendapatkan informasi yang solid.
Observasi lapangan.
2. Data Sekunder
Studi Literatur, terutama mengenai

hal-hal

yang

berkaitan dengan persyaratan ruang dan persyaratan


bangunan pada bangunan Kids Edutainment Center,
sebagai landasan teori yang tepat untuk menganalisa
data-data yang diperoleh.

Pembahasan menggunakan pendekatan teoritis dan


pendekatan studi, yang melengkapi data dari studi
banding.

Hasil

dikembangkan

dari
untuk

pendekatan
mendapatkan

tersebut
konsep

perencanaan dan perancangan Arsitektur.


b) Metode dokumentatif yaitu mendokumentasi data yang
menjadi

bahan

pendokumenan

penyusun
yaitu

penulisan

dengan

cara

laporan
mengambil

ini.

Cara

gambar,

lefeat/brosur objek, dan dokumentasi foto.


1.6. Manfaat Penelitian
Diharapkan

penelitian

ini

dapat

memberikan

manfaat

sebagai berikut:
a) Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu Arsitektur
yang dapat berguna bagi penelitian yang sama pada masa
yang akan datang.
b) Tulisan dan rekomendasi hasil dari penelitian ini bias menjadi
sumber informasi untuk penelitian-penelitian yang sama atau
penelitian lanjutan yang akan dilakukan oleh peneliti lainnya.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Tinjauan Anak

Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang,


mempunyai

kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang

harus dipenuhi (Suherman, 1995). Anak memiliki suatu ciri yang


khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang secara teratur, saling
be rkaitan, dan berkesinambungan dimulai
sampai

dewasa.

Karakt

eristik

tumbuh

sejak konsepsi

kembang

spesifik

terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan


berlangsung
aktivitas

dengan stabil, terjadi perkembangan dengan

jasmani

yang

bertambah

dan

meningkatnya

ketrampilan dan proses berfikir (Narendra, 2002).


Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun
(Supartini,

2004).

Anak

usia

prasekolah

ini

menunjukkan

perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara


progresif. Pada masa ini adalah meningkatnya antisiasme dan
energi untuk belajar dan manggali banyak hal.
Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh
Sigmund

Freud

(1939),

yang

merupakan

proses

dalam

perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi


struktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk
mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk
menjadikan diri anak menjadi orang dewasa. Perkembangan
psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic.
Proses

indentifikasi

peran

seksual

dimulai

selama

usia

prasekolah. Biasanya anak 9 lebih dekat dengan orang tua yang


berlainan jenis kelamin dengannya orang tua yang berlainan
jenis kelamin sama dengannya.
Menurut Hurlock (1998), ciri-ciri anak usia prasekolah, meliputi :
5

a) Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang


menjadi besar dan keras.
b) Secara motorik, anak mampu memanipulasi objek kecil
(puzzle) menggunakan balok-balok dalam berbagai ukuran
dan bentuk
c) Secara intelektual, anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa
emosi, iri dan cemburu. Hal ini timbul karena anak memiliki
hal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya.
d) Secara sosial, anak mampu menjalin kontak sosial dengan
orang-orang

yang

ada

di

luar

rumah,

sehingga

anak

mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya,


orang-orang dewasa, saudara kandung didalam keluarga.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada anak usia
prasekolah (3-6 tahun) adalah :
a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya (sosialisasi)
d) Belajar memainkan peranannya sesuai jenis kelamin
e) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan
f)
g)
h)
i)

berhitung
Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari
Mengembangkan kata hati
Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
Menurut Soetjiningsih (1995), kebutuhan dasar anak untuk

tumbuh dan berkembang secara umum digolongkan menjadi 3


kebutuhan dasar, yaitu :
a) Kebutuhan dasar fisik biomedis (asuh)
Kebutuhan dasar fisik biomedis pada anak meliputi :
Pangan / gizi merupakan kebutuhan penting, perawatan
kesehatan

dasar

(imunisasi,

pemberian

ASI),

papan

pemukiman

yang

layak,

hygiene

perorangan,

sanitasi

lingkungan, sandang, kesegaran jasmani dan rekreasi.


b) Kebutuhan dasar emosi / kasih sayang (asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang
erat,

mesra

selaras

antara

orang

tua

dengan

anak

merupakan syarat untuk menjamin tumbuh kembang yang


selaras baik fisik, mental maupun psikologis. Kekurangan
kasih

sayang

kehidupan

orang

tua

mempunyai

pa

da

dampak

tahun-tahun
negatif

pertama

pada

tumbuh

kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, kasih


sayang dari orang tuanya akan menciptakan ikatan yang erat
dan kepercayaan dasar.
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)
Stimuli mental merupakan akal bakal dalam proses belajar
pada

anak.

Stimulasi

mental

ini

mengembangkan

perkembangan mental psikososial : kecerdasan, ketrampilan,


kemandirian, kreativitas, agama kepribadian, moral-etika,
produktivitas. Untuk memenuhi kebutuhan akan stimuli
mental diperlukan kegiatan bermain pada anak sehingga
kebutuhan

tersebut

dapat

terpenuhi

sesuai

tahap

pertumbuhan dan perkembangan anak.


1. Bermain
Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas
sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling
tepat

ialah

setiap

kesenangan

kegiatan

yang

yang

dilakukan

ditimbulkannya

untuk
tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara


suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar
atau kewajiban (Hurlock, 1999).
2. Tujuan Bermain
7

Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain: 1)


Mendorong

imajinasi

kreativitas

anak,

2)

Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh organ tubuh, 3)


Untuk

bersosialisasi

dengan

orang

lain,

4)

Mengembangkan kemampuan intelektual (Soetjiningsih,


1995; Hanifah, 1994).
3. Fungsi Bermain
Fungsi bermain bagi anak terdiri dari :

Perkembangan sensori motorik


Aktivitas sensori motorik merupakan komponen utama
bermain pada semua tingkat usia anak. Bermain aktif
menjadi hal yang penting dalam perlambangan sistem
otot dan saraf yang bermanfaat dalam melepaskan
kelebihan energi (Whaley & Wong, 2003).

Perkembangan kognitif / intelektual


Anak dapat mengeksplorasi dan memanipulasi ukuran,
bentuk, tekstur dan warna. Mengenali angka, hubungan
yang

renggang

memberikan

dan

konsep

kesempatan

abstrak.

pada

Bermain

anak

untuk

mempraktekkan dan memperluas kemampuan bahasa.


Memberi

kesempatan

untuk

pengalaman masa lalu untuk

menghilangkan

memasukkannya

ke

dalam persepsi dan persahabatan yang baru. Bermain


membantu anak untuk mengintegrasikan dunia dimana
mereka tinggal, untuk membedakan antara realitas dan

fantasi (Whaley & Wong, 2003).


Perkembangan moral dan social
Bermain mengajarkan peran orang dewasa termasuk
perilaku peran seks. Bermain memberikan kesempatan
untuk menguji persahabatan dan mengembangkan
ketrampilan

sosial.

Anak
8

yang

diberi

kebebasan

bermain

dengan

teman

sebayanya

akan

mengembangkan ketrampilan untuk melihat sesuatu


dari sudut pandang orang lain. Dalam bermain anak
belajar memberi dan menerima, belajar hal-hal benar
dari kesalahan yang dilakukan, standar social dan
tanggung jawab terhadap tindakan mereka (Whaley &

Wong, 2003).
Perkembangan kreativitas
Bermain memberi kesempatan
mengeluarkan
mereka

untuk

ide

dan

minat

berfantasi

pada
kreasi,

dan

anak

untuk

mengijinkan

berimajinasi

serta

memberi kesempatan untuk mengembangkan bakat


dan minat. Sekali anak merasa puas ketika berhasil
melakukan sesuatu yang hal baru maka anak akan
memindahkan rasa ketertarikan ini kedalam situasi

diluar dunia (Whaley & Wong, 2003).


Perkembangan kesadaran diri
Dalam bermain anak mengekspresikan emosi. Bermain
memfasilitasi
mendorong
bermain

perkembangan
menentukan

anak

dapat

identitas

perilaku

menemukan

diri

pribadi.

dan

Dengan

kekuatan

serta

kelemahan, minat dan cara menyelesaikan tugas dalam


bermain (Soetjiningsih, 1995). Bermain memberikan
kesempatan untuk membandingkan kemampuan sendiri
dengan kemampuan anak lain dan belajar bagaimana
pengaruh tingkah laku pribadi terhadap orang lain

(Whaley & Wong, 2003).


Nilai terapeutik
Bermain dapat menghilangkan tekanan dan stres.
Bermain dapat mengurangi tekanan yang sering saat

anak dalam proses belajar.


Perkembangan komunikasi

Bermain

memfasilitasi

komunikasi

nonverbal

akan

kebutuhan, rasa takut, dan keinginan secara langsung.


2.2.

Tinjauan Edukasi

Edukasi adalah proses yang dilakukan oleh seseoarang


untuk

menemukan

jati

dirinya,

yang

dilakukan

dengan

mengamati dan belajar yang kemudian melahirkan tindakan dan


prilaku. Edukasi sebenarnya tidak jauh berbeda dari belajar yang
dikembangkan oleh aliran behaviorisme dalam psikologi. Hanya
istilah ini sering dimaknai dan diinterpretasikan berbeda dari
learning yang bermakna belajar. Dan istilah ini seringkali
digunakan dalam pendekatan pendidikan yang tentu maknanya
lebih dari sekedar belajar.
Dalam teori belajar dan prilaku sebuah tindakan akan
didapatkan dari sebuah aktifitas pengamatan yang dikondisikan
dan direkayasa dengan tujuan hasil yang sudah ditentukan dan
bisa diukur secara logis dan ilmiyah. Dalam belajar ada
hubungan erat antara penguat, baik yang positif atau

nigatif

yang terjadi setelah tindakan dilakukan, atau setelah menjadi


sebuah prilaku kongkrit yang bisa dilihat dengan kasat mata.
Stimulan

yang

terjadi

sebelum

prilaku

muncul

sangat

mempengaruhi tujuan yang diharapakan. Ini artinya prilaku


seseoarang harus selalu bisa diukur dan selalu pulu diberikan
penguat dan stimulasi yang diciptakan sedimikian rupa sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian kita harus menciptakan dunia sendiri yang
sesuai dengan kehendak kita dan mengkondisikannya sesuai
dengan tujuan kita. Sama halnya pula bahwa kehidupan ini
adalah tempat berexprimen dalam sebuah laboratorium dunia
yang sangat komplek, betapa rumitnya bila itu dibayangkan. Itu
semua ranah teoritis ilmiyah yang tidak secara saklek bisa
10

diterapkan, dan memang tidak ada keharusan untuk menerapkan


dalam kehidupan kita. Tetapi tidak ada yang memungkiri produk
ilmiyah bisa lebih dipertanggungjawabkan keefektifannya dari
banyak sisi.
Edukasi

dalam

pendekatan

pendidikan

lebih

kepada

pemeberian kondisi dan pengaruh kepada seseorang agar bisa


menciptakan prilaku sepontan dalam jangka waktu yang lama
sesuai dengan harapan diri sendiri dan masyarakat. Harapan itu
diukur dengan kesepakatan-kesepakatan formal yang disebut
hukum, dan kesepakatn-kesepakatan yang tidak formal tetapi
menjadi kebiasaan yang dianggap baik berlaku di masyarakat
yang disebut adat. inilah prilaku yang diharapkan dari edukasi
yang sepadan dengan kata learning dalam pandangan psikologi
behaviorisme.
Hal lain yang juga menjadi tekanan dalam edukasi adalah
prilaku

yang

dihasilkan

berupa

kemampuan

yang

bisa

diaktualisasikan dalam tiga ranah, yaitu prilaku intlektual, afektif


dan psikomotorik. ini paralel dengan unsur yang harus dipenuhi
oleh seseorang agar bisa menjalankan hidup ini dengan harapan,
yaitu kemampuan intlektual, spiritual dan moral yang menjadi
bgagian terpenting dlam pendidikan. Tentu ini berbeda dari
learning yang hanya menekankan pada sebuah perubahan
prilaku,

tanpa

membahas

lebih

dalam

terjadinya

prilaku

selanjutnya.
Edukasi dan aktualisasi sebanarnya dua sisi mata uang yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dan ini sebenarnya
menurut Abraham Maslow menjadi kebutuhan tertinggi dari
model kebutuhan yang dirumuskan dalam teorinya yang terkenal
hirarci of needs. Kebutuhan dasar manusia menurut pandangan
Maslow bertingkat, dari kebutuhan yang paling rendah yaitu

11

kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa aman, kebutuhan ingin


dicintai dan rsa memiliki, kebutuhan harga diri, dan yang paling
tinggi adalah kebutuhan beraktualisasi.
Edukasi adalah sumber yang menghasilkan prilaku yang
kemudian di aplikasikan dalam gerak kongkrit, dan bisa dinilai
oleh orang lain berdasarkan pedoman formal yang berupa hukum
dan juga kebisaan yang berupa adat. Disinilah aktualisasi
dilakukan oleh seseoarng setelah menjalankan peroses edukasi,
sehingga mendapatkan pengakuan dari orang lain sebagai
sebuah kebutuhan harga diri yang juga dianggap penting.
2.3.

Tinjauan Entertainmen

Entertainment/Hiburan adalah segala sesuatu, baik yang


berbentuk kata-kata, tempat, benda maupun perilaku yang dapat
menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih.
Hiburan

bersifat

subjektif,

bergantung

pada

penikmatnya.

Apabila subjek tersebut merasa terhibur terhadap sesuatu hal,


maka hal itu dapat dikatakan suatu hiburan. Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hiburan mencakup
banyak hal, diantaranya musik, film, opera, drama, permainan,
olahraga, dan lain sebagainya.
Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya hiburan
dengan menjelajahi alam ataupun mempelajari budaya. Mengisi
kegiatan

di

keterampilan,

waktu

senggang

membaca

juga

seperti
dapat

membuat
dikatagorikan

kerajinan,
sebagai

hiburan.
2.4.

Tinjauan Struktur

Keberadaan struktur merupakan akibat dari kebutuhan


manusia akan wujud yang memberikan ketahanan, kekuatan,

12

dan kestabilan dalam kondisi lingkungan tertentu. Perkembangan


struktur tidak lepas dari perkembangan teknologi, dan pada saat
ini juga sangat bergantung pada perkembangan teknologi
komputer.

Sehingga

metode-metode

pembentukan

struktur

selalu berkembang dan berubah seiring perkembangan jaman.


Namum prinsip yang kita gunakan tetap sama seperti prinsip
yang digunakan pada Candi Borobudur dan Piramid yang
dibangun di zaman dahulu yaitu untuk melawan kekuatankekuatan alam yang dapat menyebabkan bangunan kita roboh.
Pengertian

dan

kerja

sama

antara

arsitek

dan

engineer

menentukan keberhasilan suatu bangunan untuk

dibangun

mengikuti desain. ...the best way for engineers and architects


to get work done is to do a good job.
Seperti dikatakan oleh Mario Salvadori dalam bukunya, "...
Kini, ribuan tahun berikutnya, kita masih terus membangun, dan
meskipun kita menggunakan bahan baku buatan yang baru
seperti baja, bata atau beton, kita masih menggunakan keahlian
yang digunakan oleh pendahulu kita yaitu untuk melawan
kekuatan alam yang sama dan untuk memastikan bahwa
bangunan kita tidak akan roboh."
Pendekatan yang cukup baik untuk memahami struktur
walaupun telah lama digunakan, yaitu dengan mempelajari
bentuk-bentuk struktur makhluk hidup. Sebagai salah satu
contoh yaitu rangka manusia, yang telah lama dipelajari untuk
dipergunakan dalam berbagai bidang ilmu, termasuk struktur.
Dalam ilmu struktur, rangka manusia merupakan struktur yang
paling kompleks dan sempurna karena dapat melawan gravitasi
dan gaya-gaya lainnya dengan baik ditambah kemampuannya
untuk bergerak dan berputar tanpa kehilangan kekuatannya.

13

Konstruksi bangunan dan arsitektur tidaklah menyatu dan


bukan merupakan hal yang sama. Sisi yang paling berarti dari
struktur adalah perannya bagi bentuk arsitektur. Sedangkan sisi
yang terpenting dari arsitektur adalah pengaruh positifnya pada
pola-pola tingkah laku manusia, bukan untuk menguasainya
tetapi untuk memperkuat pilihan-pilihan.
Gaya-gaya yang diterima bangunan baik dari alam maupun
beban-beban

hidup

dapat

mengakibatkan

deformasi

pada

struktur, kita anggap bila benda tidak bergerak, ia kaku,


meskipun benda tersebut dapat mengalami deformasi.9 Prinsip
keseimbangan adalah ketika benda berada dalam keadaan diam,
tidak bergerak dan kaku, maka jumlah semua gaya yang bekerja
padanya adalah nol, gaya-gaya yang mendorongnya kekiri
diimbangi dengan gaya-gaya yang mendorongnya ke kanan.
Begitu pula gaya yang menariknya ke bawah jika diimbangi oleh
gaya yang menahannya sehingga benda tersebut diam.
2.5.

Ekspos Struktur Dalam Desain Arsitektur

Sistem struktur bersifat esensial pada bangunan karena


merupakan syarat utama bangunan tersebut dapat berdiri.
Struktur dapat juga digunakan sebagai estetika eksterior maupun
interior

bangunan.

Arsitek

memiliki

kebebasan

untuk

menentukan apakah struktur bangunannya akan diekspos atau


ditutupi

dengan

Penggunaan

komponen-komponen

ekspos

struktur

juga

atau

dapat

material

menjadi

lain.

sebuah

pendekatan dari segi biaya. Teknik penggunaan ekspos ini sudah


digunakan pada bangunan kantor bertingkat tinggi, pada pabrikpabrik, exhibition hall, atrium, atau stadion.
Perlakuan sistem struktur yang diekspos akan berbeda
dengan struktur yang disembunyikan. Dikarenakan berfungsi

14

mewakili penampilan bangunan, maka warna dan tekstur, dan


karakteristik material menjadi sangat penting untuk diperhatikan.
Selain itu mengekspos struktur untuk dilihat juga berarti
mengeksposnya kepada cuaca luar sehingga membutuhkan
perhatian khusus terhadap segala perubahan cuaca yang mampu
mempengaruhinya.
Pengeksposan

dan

pengekspresian

struktur

juga

membutuhkan konsistensi si perancang atau arsitek. Contohnya,


jika sebuah balok penopang tersembunyi diatas langit-langit,
ketidaksesuaian dalam ukuran elemen-elemen tidak menjadi
masalah. Namun seorang arsitek yang menginginkan strukturnya
diekspos harus berpikir lebih lanjut bagaimana agar balok
tersebut enak untuk dilihat. Karena itu dibutuhkan derajat
konsentrasi yang tinggi antara seorang arsitek, ahli struktur,
kontraktor,

tim

pembuat

di

pabrik

(fabricator)

dan

tim

pemancang (erector).
Pada The Parthenon dan candi-candi lain yang dibangun
antara tahun 500 dan 400 SM, para arsitek Yunani menyaring
ide-ide

dari

kolom

sebagai

unsur-unsur

struktur

sekaligus

arsitektur. Sedangkan arsitek-arsitek Roma sudah menggunakan


kolom-kolom sebagai struktur yang di ekspos dan sebagai
dekorasi, yaitu mendekorasi dermaga-dermaga dengan bentukbentuk arch, vault dan bentuk dome.
Ekspos kolom,

arch, vault dan dome

(kubah)

terus

menjadi terkenal sampai jaman Renaisance Italia dan Perancis,


sampai masuk pada abad 19 dimana baja mulai berkembang dan
diterapkan

pada

jembatan-jembatan,

bangunan-bangunan industri.

15

stasiun

kereta,

dan

2.6.
Studi Perbandingan
a) Klub Merby, Semarang

Gambar 1: Klub Merby, Semarang


Klub Merby merupakan salah satu wisata edukasi di
Semarang yang bertema tentang budaya Semarangan. Tempat
ini didirikan pada tanggal 2 Juli 2004 oleh drg Grace Wijaya
Susanto, MM. Ciri khas dari Merby adalah patung kodok yang
mempunyai filosofi yang sangat dalam. Filosofinya yaitu dekat
dengan air, mencintai lingkungan, mudah menyesuaikan diri
dengan alam, dan senantiasa gembira. Setelah masuk dari pintu,
pengunjung disuguhkan oleh berbagai ornamen yang bertema
Jawa, antara lain ukiran Jawa, patung Jawa, dan pelatihan batik
Semarangan. Sebelah kiri dari pintu masuk, pengunjung bisa
mampir

di

kedai

makanan

yang

makanan.
b) Taman Belia Candi, Semarang
16

punya

berbagai

macam

Gambar 2: paud taman belia candi, Semarang


Paud taman belia candi berdiri tanggal 23 Januari

tahun

2000, dengan akte notaris no. 12 tahun 1999 dibawah naungan


Yayasan Putri Ibu, sebagai Ketua : Ir. Nila Kusumaningtyas, dan
telah memiliki Perijinan dari Pemerintah Kota Semarang melalui
SK Walikota Semarang No. 848/119 tanggal 15 Januari 2003.
Berdomisili di

Jl. Singotoro No.10 A Semarang, Kelurahan

Jomblang, Kecamatan Candi Sari, Kota Semarang, Propinsi Jawa


Tengah. Serta telah Terakreditasi BAN PNF tahun 2009. Juara I
PAUD Inovatif Tingkat Nasional, Pusat Unggulan PAUD Provinsi
Jawa Tengah. Bersama membangun Tim Kerja yang solid untuk
mewujudkan Pendidikan Anak Usia Dini yang Berkarakter dengan
semangat 7 K.
Beragam

layanan

pendidikan

yang

tersedia

di

Pusat

Unggulan PAUD Provinsi Jawa Tengah Taman Belia Candi


Semarang (dimulai dari Baby Class & Toddler, Play Group,
Preschool, Full Day School, Pos PAUD dan BKB, serta Taman
Bacaan) diberikan atas dasar KONSEP PEMBELAJARAN hasil
ramuan Taman Belia Candi Semarang untuk mengembangkan
model pembelajaran yang berpusat pada anak, sehingga dapat
sesuai dengan kebutuhan anak pada masa perkembangan yang
sedang dialaminya.

17

c) Taman Pintar, Yogyakarta

Gambar 3: Taman pintar, Yogyakarta


Taman Pintar berada di tengah pusat kota Yogyakarta. Selain
berdekatan dengan beberapa objek wisata seperti Benteng
Vredeburg dan Malioboro, letak taman ini juga tak jauh dari
Istana Negara dan Kraton Yogyakarta. Lokasi yang strategis
seperti ini yang membuat Taman Pintar mudah dikunjungi.
Zona penyambutan dan permainan serta sebagai ruang
publik bagi pengunjung. Adapun beberapa bagian play ground
adalah sebagai berikut:
1. Tapak Presiden RI
2. Gong Perdamaian
3. Taman Air Menari
4. Koridor Air
5. Desaku Permai
6. Spektrum Warna
7. Dinding Berdendang

8. Sistem Katrol
9. Forum Batu
10. Parabola Berbisik
11. Rumah Batik
12. Rumah Gerabah
13. Wahana Bahari

d) Singapore Science Centre

18

Gambar 4: Singapore Science Center


Singapore Science Center adalah sebuah tempat wisata di
Singapura (luas 7.500 meter persegi) yang didedikasikan untuk
menambah pengetahuan tentang sains seluruh pengunjung dari
segala usia. Singapore Science Center ini terletak di pinggir kota
Singapura, tepatnya di Singapore Center Road. Di dalam
Singapore Science Center terdapat aneka ilustrasi yang sangat
beragam dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, diantaranya
ada rumus matematika Galileo Galilei, rumus Fisika, perubahan
iklim, permainan alat dengar, taman kinetik, taman ruang
angkasa, kehidupan virus, dan tata surya. Objek wisata ini
merupakan salah satu tempat di Singapura yang paling sering
dikunjungi oleh para wisatawan asing. Tempat ini juga dapat
digunakan

sebagai

proyek

pembelajaran

bagi

para

siswa,

mahasiswa, dan para ilmuwan. Selain itu, di dalamnya terdapat


Omni-Theatre yang merupakan tempat pertunjukan film IMAX
yang sangat megah dan berbentuk seperti kubah.
e) City of Art and Science, Valencia, Spanyol

19

Gambar 5: City of Arts and Science


Bangunan ini didirikan atas keinginan pemerintah local
Valencia yang menginginkan wilayahnya memiliki pusat seni dan
ilmu pengetahuan. Selain itu dengan dibangunnya kompleks ini
diharapkan Valencia menjadi daya tarik turis mancanegara dan
kompleks bangunan ini menjadi kebanggaan warga Valencia
dalam menyambut abad ke-21.
1. Ekspos Struktur dan Material
Bangunan menggunakan kombinasi material struktur
yaitu beton dengan baja. Beton digunakan untuk penutup
atap berupa cangkang (shell) dan struktur lengkung (arch)
penahannya. Sedangkan baja digunakan sebagai elemenelemen struktur tegak yang menjadi pengaku arch bagian
atas

dengan

arch

bagian

bawah.

Seperti

dikatakan

sebelumnya bahwa bangunan berasal dari konsep mata dari


sketsa Calatrava. Maka bangunan berbentuk kubah ini
elemen-elemennya didesain mengikuti elemen-elemen pada
mata manusia yang hasil akhirnya menyerupai bola mata
raksasa.

Karena

itu

kubah

yang

di

hasilkan

tidak

menggunakan lingkaran sebagai dasarnya melainkan bentuk


menyerupai elips (dapat dilihat pada denah bangunan).

Gambar 6: Tampak Selatan

20

Gambar 7: Tampak Barat


Perpaduan

penggunaan

baja

dan

beton

tidak

ditampilkan karena menggunakan pelapis cat warna yang


sama yaitu putih. Kecuali pada cangkang yang menggunakan
pelapis untuk memberikan perbedaan tekstur dan warna.
Material kaca sebagai pengisi curtain wall selain berfungsi
memasukkan

cahaya

alami

ke

dalam

bangunan

juga

memberikan keharmonisan antara bangunan dengan air yang


menjadi elemen pendukungnya, juga dengan langit sebagai
latar

belakang

bangunan

pemandangannya.

dapat

mengekspresikan

Dengan

adanya

kegiatan

kaca

didalamnya

dengan cara mengekspos cahaya interior ke luar bangunan


sehingga wajah bangunan dapat terlihat pada malam hari
dan memiliki kesan tersendiri dari segi estetikanya.

21

III METODE PENELITIAN


3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di jalan Hangtuah, Kelurahan
Talise, Kecamatan Palu timur, Kota Palu.

Gambar 5: Lokasi Penelitian dari Foto Udara


3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode kualitatif
yaitu penelitian dengan latar alamiah yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, dan juga
memungkinkan berubah-ubah sesuai data yang ada.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1.
Cara Pengumpulan Data
Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data maka
perlu di tentukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Teknik observasi lapangan

22

Dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi lokasi


untuk mengumpulkan data berupa kondisi eksiting tapak
seperti topografi, utilitas, view dan lain-lain, yang digunakan
untuk mendesain Kids Edutainment Center
b) Teknik Dokumentasi
Digunakan untuk mendaptkan gambar visuaI dari obyek
penelitian.
c) Studi literatur
Mempelajari teori-teori yang ada baik berupa referensi buku
dan majalah untuk mendapatkan data pendukung yang
berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.
3.3.2.
Instrumen Penelitian
Instrument dalam penelitian ini bergantung pada manusia
sebagai alat pengumpulan data. Untuk memudahkan
pengumpulan data, maka dibutuhkan peralatan penunjang
berupa

kamera

foto,

papan

gambar

(sketsa),

alat

perlengkapan gambar (pensil, penghapus, isolasi dan


spidol). Perangkat instrument ini digunakan pada saat
observasi langsung di lokasi penelitian.
3.4. Jenis Data dan Sumber Penelitian
Data-data yang akan di kumpulkan dalam penelitian dilihat
dari sumbernya adalah sebagai berikut:
a) Data Primer, data yang dikumpulkan sendiri melalui survey
lapangan di lokasi penelitian untuk mendapatkan kondisi
eksisting.
b) Data Sekunder,

data

yang

berasal dari

literatur

yang

berhubungan dengan penelitian yang berasal dari buku,


majalah ilmiah, majalah arsitektur, jurnal, internet, rtikel,
hasil penelitian sejenis, surat kabar, sumber dari arsip,
dokumen pribdi dan dokumen resmi.
3.5. Teknik Pengolahan Data

23

Untuk mendapatkan validasi data, maka perolehan data


lapangan

(data

mentah)

terlebih

dahulu

di

olah

dengan

mengedit/menyeleksi data-data hasil penelitian, baik berupa


data kualitatif maupun data kuantitatif data hasi olahan/edit
dimasukkan dalam bentuk tabel-tabel dan peta (gambar/sketsa)
serta dilengkapi uraian-uraian.
3.6. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari sumber observasi, dokumentasi foto, dan
sebagainya.

Kemudian

membuat

rangkuman

yang

inti,

selanjutnya menyusunnya dalam satuan-satuan kemudian di


kategorisasikan. Tahap terakhir yaitu mengadakan pemeriksaan
keabsahan data, setelah itu dilanjutkan pada tahap penafsiaran
data.

24

Anda mungkin juga menyukai