Anda di halaman 1dari 6

BANGUNAN PENDIDIKAN (EDUCATION)

TIPOLOGI BANGUNAN

KELOMPOK 3 :
ADELIA RAHMAH
ADITYA V
ARI AZIZ
AZRIEL BAGUS S
FATIKAH A
GHAITSA W
BANGUNAN PENDIDIKAN

Bangunan Fasilitas Pendidikan, diantaranya :

 Pra sekolah
 Sekolah
 Kursus/pelatihan
 Perpustakaan
 Laboratorium pendidikan
 Science Park dll

Bangunan yang akan dibahas kelompok kami yaitu sekolah. Kata sekolah berasal dari Bahasa
Latin yaitu : skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti : waktu luang atau waktu senggang,
dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan
utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan
remaja.

Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan
mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).

Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti
tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak
untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas.

Namun saat ini kata sekolah telah berubah arti menjadi suatu bangunan atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala
sekolah di setiap sekolah berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah
disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang
lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya
proses pendidikan.

Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan penyelenggara
pendidikan. Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana di mana sebuah lokasi tempat bertemu
seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleks bangunan besar
dengan ratusan ruang dengan puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didiknya.

Berikut ini adalah sarana prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia,
berdasarkan kegunaannya:

1. Ruang Belajar

Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Ruang
belajar terdiri dari beberapa jenis sesuai fungsinya yaitu :

Ruang kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi sebagai ruangan tempat siswa
menerima pelajaran melalui proses interaktif antara peserta didik dengan pendidik, ruang belajar
terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.Sistem kelas terbagi 2 jenis yaitu kelas berpindah (moving
class) dan kelas tetap.
Ruang Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang tempat peserta didik menggali
ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian melalui praktik, latihan, penelitian, percobaan. Ruang
ini mempunyai kekhususan dan diberi nama sesuai kekhususannya tersebut, diantaranya:

 Laboratorium Fisika/Kimia/Biologi,
 Laboratorium bahasa,
 Laboratorium komputer,
 Ruang keterampilan, dll.
 Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses
administrasi sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor merupakan
sebuah gedung yang terpisah.
2. Perpustakaan

Sebagai satu institusi yang bergerak dalam bidang keilmuan, maka keberadaan perpustakaan
sangat penting. Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman
agar dapat meminjam sebuah buku.

3. Halaman / Lapangan

Merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi, di antaranya :

tempat upacara

tempat olahraga

tempat kegiatan luar ruangan

tempat latihan

tempat bermain/beristirahat

4. Lain-lain

Kantin/cafetaria

Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, Senat Mahasiswa, dll)

Ruang Komite

Ruang keamanan

Ruang produksi, penyiaran dll.

Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Di Indonesia, sekolah menurut statusnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :

 Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
 Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta,
penyelenggara berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
Beberapa contoh bangunan pendidikan yang akan dijelaskan :

Gedung SMP 6 Yogyakarta

Bangunan ini sejak zaman kolonial Belanda digunakan untuk HIS (Hollands Inlandsche
School). Pada masa Jepang, bangunan ini digunakan sebagai gedung Sekolah Rakyat (SR). SR
adalah sekolah pendidikan tingkat dasar seperti SD saat ini. Pada masa Agresi Militer Belanda II
tahun 1949, gedung SMP 6 digunakan sebagai markas tentara Belanda. Pada 1950-1960
bangunan ini digunakan secara bergantian sebagai gedung Sekolah Guru Atas dan SGB. SGA
adalah sekolah guru Atas yang menyiapkan guru SMP, sedangkan SGB adalah sekolah guru SD.

Pada 1960 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
Nomor 167/SK/ B/III tertanggal 25 Mei 1960 SGB Negeri I Yogyakarta diganti menjadi SMP VI
Yogyakarta. Seluruh guru dan sebagian karyawan SGB menjadi guru dan karyawan SMP.

Bangunan ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda, dengan ciri – ciri jendela yang
lebar dan langit – langit (plafon) yang tinggi. Arah hadap bangunan ke utara. Secara arsitektural,
bangunan-bangunan yang berada SMP 6 Yogyakarta mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) bangunanya tinggi
2) besar
3) jendela dan pintu besar dengan krepyak langit-langit tinggi
4) mempunyai roster pada dinding-dindingnya
5) mempunyai halaman luas di depan sekolah.
SMA Negeri 1 Jakarta

sekolah ini berarsitektur gaya indisch. Jendela-jendela kayu yang besar dan tinggi hampir mewarnai
seluruh bagian gedung sekolah. Desain bangunan Gedung SMAN 1 Jakarta sangat kental dengan
nuansa kolonial. Mulai dari ruangan kelas, auditorium, ruang-ruang praktikum, perpustakaan, hingga
toiletpun tidak lepas dari pengaruh gaya Indisch.

Sekolah ini diperkirakan telah berdiri sejak tahun 1889. Awalnya, bangunan ini merupakan gedung
sekolah Algemeene Middelbare School (AMS), yaitu sekolah setingkat SMA pada masa pemerintahan
Belanda. Bangunan ini juga pernah digunakan sebagai salah satu markas BKR Laut Pusat kemudian
dikuasai NICA. Setelah tahun 1950-an gedung ini baru dijadikan sebagai gedung sekolah SMAN 1
Jakarta. Gedung  ini termasuk salah satu kawasan cagar budaya Indonesia dan pernah direnovasi
pada bulan Desember 2008  sampai Mei 2009 tanpa merusak bangunan aslinya.

Atap ruangan kelas yang sangat tinggi dan bentuk jendela-jendela kayu yang begitu besar semakin
menguatkan sekolah ini dapat menerapkan konsep hemat energi. Dalam perjalanannya, SMAN 1
Jakarta tidak serta merta berubah menjadi sekolah hijau dalam sekejap. Secara perlahan sekolah ini
mulai menunjukkan identitasnya sebagai sekolah hijau sejak akhir 1990-an. Berbagai upaya dan
perjuangan dilakukan untuk merealisasikannya seperti berdiskusi dengan para alumni, sampai
membuat program khusus dan mengundang Kementerian Lingkungan Hidup.
Universitas Multimedia Nusantara

Universitas Multimedia Nusantara didirikan atas prakarsa Dr. (HC) Jakob Oetama, perintis
Kompas Gramedia. Prakarsa tersebut selanjutnya direalisasikan oleh jajaran pimpinan Kompas
Gramedia, yaitu: Agung Adiprasetyo (CEO Kompas Gramedia), Teddy Surianto (Business
Development), jajaran Board of Directors Kompas Gramedia dan panitia pendiri yang dipimpin oleh
Dr. Ir. P.M. Winarno (Ketua) dan Ir. Budi Susanto, M.M. (Wakil Ketua). Selanjutnya pada tanggal 25
November 2005, izin operasional Universitas Multimedia Nusantara diterbitkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional RI dan pada tanggal 20 November 2006, UMN secara resmi diluncurkan dalam
sebuah acara di Hotel Santika, Jakarta dan diresmikan oleh Dr. Ir. Dodi Nandika Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor UMN dijabat oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D.(2006-2011),
seorang fisikawan yang terkenal dengan kiprahnya membawa Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI)
ke ajang Olimpiade Fisika Internasional.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang merupakan lembaga pendidikan yang peduli
pada energi nasional ingin berkontribusi untuk Indonesia dengan membangun Tower 3 UMN yang
masih mengusung konsep hemat energi.

Wakil Rektor UMN menjelaskan, pembangunan Tower 3 UMN ini dibuat agar tidak boros
penggunaan energy. Seluruh arsitektur yang ada di ruangan Tower 3 ini hemat energi. “Tower 3 ini
memiliki banyak ruang terbuka yang menggunakan ventilasi udara alam yang sejuk, sehingga gedung
menjadi nyaman digunakan untuk perkuliahan dan bekerja,” kata Andrey di Serpong, Senin
(18/1/2016).

Dia juga menyebutkan, dengan desain gedung seperti ini maka penggunaan pendingin udara
bisa dikurangi sehingga energi yang digunakan untuk mendinginkan ruangan bisa berkurang.

Anda mungkin juga menyukai