Anda di halaman 1dari 33

STADION RENANG DI KOTA PALU

MOHAMAD SIGIT

F22111067

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu kegiatan positif yang berfungsi untuk
meningkatkan atau memelihara kesehatan dan memperkuat daya tahan otot-
otot, selain itu olahraga untuk meningkatkan kemampuan gerak lebih lanjut
(Lutan, 1992).
Macam – macam olahraga sangat banyak mulai dari olahraga individu sampai
kelompok. Salah satu contoh cabang olahraga yaitu cabang olahrag air. Olahraga
air atau Renang merupakan berbagai macam bentuk aktivitas air yang dapat
dilakukan di sungai, danau, laut, pantai, maupun kolam renang. Adapun bentuk
olahraga atau kegiatannya antara lain renang, loncat indah, polo air, dan
beragam bentuk lainnya (Susanto, 2014)
Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di Dunia yang seharusnya
Olahraga Air menjadi olahraga yang popular di masyarakat. Akan tetapi keadaan
ternyata sebaliknya, Olahraga Sepak Bola merupakan olahraga paling popular di
Indonesia, meskipun olahraga ini minim prestasi di tingkat Internasional. Pretasi
Olahraga Air di Indonesia memang memprihatinkan negara kita hanya bisa
bersaing di tingkat Asia Tenggara, sulit untuk bersaing di tingkat Asia ataupu
tingkat dunia. Olahraga Air di Indonesia sangat potensial bila dikembangkan
dengan serius, apabila banyak sarana untuk berlatih dan tentunya berstandart
Internasional agar negara kita bisa bersaing di tingkat dunia.
Olahraga renang semakin lama semakin berkembang dan tersebar luas
hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia, sehingga bermunculan
perkumpulan- perkumpulan renang. oleh karena itu, pada tahun 1908
didirikanlah perserikatan renangdi seluruh dunia dan dikenal dengan singkatan
FINA (federation Internationale de nation Amateur). pada tahun 1917 di
Indonesia didirikan perserikatan dengan nama bandoengse zwembond dan pada

1
tahun 1951 didirikan persatuan Renang Seluruh Indonesia disingkat PBSI. nama
PBSI pada tahun 1956 diubah menjadi PRSI (Persatuan Renang Seluruh
Indonesia) dan nama ini digunakan sampai sekarang.

Perkembangan olahraga air di Sulawesi Tengah dari 13 kabupaten 1 kota


yang ada di Sulawesi tengah, penggurus Kabupaten (pengkep) Kota Palu,
Donggala, Sigi, Tolitoli, Poso, Banggai, dan Banggai Laut. khususnya di Kota Palu
dan sekitarnya belum berkembang dengan baik, di beberapa tempat sudah ada
wadah untuk olah raga air, Diantaranya; Kolam Porame, Kolam Loli Indah, Kolam
Milenium Waterpark, Kolam Winner, Kolam Graha Tirta, Kolam Hotel Jazz, Kolam
Hotel Sutan Raja dan Kolam Metro Palu, namun itu hanya untuk olah raga
renang.
Perkembangan minat olahraga Renang kususnya renang di kota palu cukup
meningkat. Bahkan wahana kolam renang atau waterboom di Kota Palu sebagai
bisnis yang sangat menggiurkan, hal ini bisa dilihat bahwa di Kota Palu
mempunyai beberapa wahana kolam renang. Akan tetapi dari beberapa kolam
tersebut Kota Palu belum mempunyai stadion kolam renang yang berstandar
nasional.
Minat masyarakat Kota Palu pada olahraga air pun cukup besar,
Berdasarkan data DISPORA (Dinas Pemuda Dan Olahraga) dan KONI (Komite
Olahraga Nasional Indonesia) kota Palu memiliki beberapa klub atau
perkumpulan atlet renang, namun hanya satu klub saja yang secara resmi
dibawah naungan PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Palu yaitu Elmo
Swimming Club Palu (ESC). Elmo Swimming Club memiliki atlet dengan jumlah
kurang lebih 80 atlet dan di bagi dalam beberapa klasifikasi umur.
DISPORA hanya memberi naungan yang berstatus pelajar Usia 17 tahun
kebawah sedangkan 17 tahun keatas telah di serahkan kepada KONI.
Menurut data Dispora, dalam 5 tahun terakhir atlet Dispora dan atlet (ESC)
Elmo Swimming Club, yang mengikuti event renang resmi seperti Pekan
Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), Pekan Olahraga Nasional (PON), Kejuaraan

2
Renang antar Pelajar (KRAPEL), Kejuaraan Renang Antar Pelajar Seindonesia
Timur (KRAPINTIM), Kejuaraan Nasional (KEJURNAS), Kejuaraan Renang Antar
Perkumpulan Selndonesia (KRAPSI).
Sulawesi Tengah pada Pekan Olahraga Nasional (POPNAS) di DKI Jakarta pada
tahun 2013 mengirim tujuh atlet terbaik daerah, atlet yang akan berlaga di
(POPNAS) merupakan atlet terbaik hasil seleksi di tingkat Provinsi Sulteng.
Ketujuh atlet renang Sulteng yang akan berlaga di Popnas adalah Gilberd Dani
Supari, Rifyal, Kafa Daeng, Gusman, Dira, Ayu dan Nabila.
Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XVI Sulawesi Tengah Tahun 2017 di
Poso beberapa waktu lalu yang menempatkan Kota Palu sebagai juara umum
mendapat apresasi. Apresiasi itu datang dari Gubernur Sulteng melalui Kepala
Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA)

Dinas Pemuda dan Olahraga dan Komite Olahraga Nasional Indonesia


Sulawesi Tengah, mendukung penuh setiap kegiatan keolahragaan Ini. karena
olahraga turut membina karakter, baik fisik maupun psikis yang mengedepankan
sportivitas.
(DISPORA) dan (KONI) Menargetkan, dari Sulawesi Tengah menelurkan atlet
yang dapat tampil di ajang olahraga nasional dan internasional seperti Sea
Games, Asian Games, dan Olimpiade. Target itu juga akan didukung keberadaan
Sekolah Menengah Atas Negeri Olahraga (SMANOR) Tadulako Sulteng.
Diketahui, sekolah ini fokus membina siswa yang mempunyai minat dan bakat
dibidang olahraga, yang kemudian dipersiapkan sebagai atlet nasional maupun
internasional.

Berdasarkan latar belakang di atas sudah sepantasnya Pemerintah Kota Palu


perlu mewadahi peningkatan atlite berprestasi khususnya Olahraga Renang,
loncat indah dan Polo Air perlu di tingkatkan melalui wadah seperti ini. Oleh
sebab itu penulis mengambil judul Stadion Renang di Kota Palu yang sesui

3
dengan standar kejuaraan renang serta di lengkapi fasilitas -fasilitas pendukung
lainya.

B. Tinjauan Tentang Stadion Renang


1. Pengertian Judul
Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk acara
olahraga dan konser, dimana didalamnya terdapat lapangan atau pentas yang
dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.
Bangunan stadion olah raga merupakan jenis bangunan teater besar untuk
mempertunjukan berbagai macam pertandingan didalamnya. Beberapa
pertandingan olah raga yang dapat digelar di stadion antaranya olahraga basket,
voly, badminton , bola kaki dll.
Umumnya stadion memiliki tempat duduk penonton yang kas disebut tribun.
Dimana tribun tersebut mengelilingi lapangan olah raga dan berundak-undak
untuk memberikan kenyamanan penonton pada saat menonton pertandingan.
Fasilitas yang ada pada adala
Jadi Stadion Renang adalah bagunan yang di gunankan untuk
menyelanggarakan kegiatan olahraga renang, loncat indah dan polo air yang di
dalamnya terdapat kolam renang dan di kelilingi tempat duduk tribun bagi
penonton
C. Korelasi Objek Dengan Tuntutan Kebutuhan
Perkembangan minat olahraga Renang kususnya renang di kota palu cukup
meningkat. Bahkan wahana kolam renang atau waterboom di Kota Palu sebagai
bisnis yang sangat menggiurkan, hal ini bisa dilihat bahwa di Kota Palu
mempunyai beberapa wahana kolam renang. Akan tetapi dari beberapa kolam
tersebut Kota Palu belum mempunyai stadion kolam renang yang berstandar
nasional.

4
Dengan adanya Stadion Renang di Kota Palu, diharapakan dapat
mewadahi dan menunjang segala aktivitas olahraga Renang di Kota Palu.

D. Tapak
1. Lokasi tapak yang terpilih terletak di jalan Soekarno hatta, Kelurahan
Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Tapak berada di kawasan
pengembangan strategis untuk penyediaan fasilitas umum termaksuk sarana
olahraga dimana objek penelitian termaksut dalam sarana olahraga. Tapak
tersebut akomodasikan sebagai kawasan olahraga, sesuai (RTRW) Kota Palu
yang direncanakan Tahun 2006-2025, Sarana olahraga yang tersedia disekitar
lokasi adalah lapangan golf.
Selain itu lokasi yang telah terpilih juga didasari dengan beberapa poin
lainnya seperti memiliki lahan yang luas, mudah dalam pencapaian, memilki
sistem utilitas jaringan listrik dan telepon yang memadai dan view yang baik dari
dalam maupun luar tapak, serta memiliki sumber air yang baik.

Gambar 1. Tapak
(Sumber: Hasil Analisis, 2018)

2. Gambaran Umum Tapak

5
Tapak yang terpilih berada pada jalan soekarno hatta yang memiliki lahan
yang cukup luas, kondisi tapak berkontur akan tetapi sudah mengalami cut and
fill sehinggah sudah cenderung datar, mudah dalam pencapaian karena berada di
jalan poros, memilki sistem utilitas yang memadai dan view yang cukup baik dari
dalam maupun luar tapak.
Batas batas tapak adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kantor dispora kantor BNN, dan sirkuit panggona

Sebelah selatan : Palu City Square Sekolah SMK negeri 8

Sebelah timur : lahan kosong

Sebelah barat: kantor PIP2B,

3. Luasan Tapak
Eksisting luasan tapak yang terpilih yaitu ± 4.12 HA merupakan lahan yang
cukup luas untuk perancanaan Stadion Renang mengingat kawasan kegiatan
yang akan di wadahi membutuhkan luasan tapak yang cukup luas.

Gambar 2. Luasan tapak


(Sumber: Hasil Analisis, 2018)

4. Bangunan Sekitar Tapak


Bangunan yang ada di sekitar tapak adalah sebagai berikut:
a. Bagian utara yaitu kantor BNN, kantor dispora dan sirkuit panggona
b. Bagian selatan yaitu Palu City Square

6
c. Bagian timur yaitu Sekolah SMK Negeri 8
d. Bagian barat yaitu kantor PIP2B Tempat peribadatan Pura, kampus
unismu dan hutan Kota

Gambar 3. Bangunan sekitar tapak


Sumber : analisis penulis, 2018

5. Pencapaiann menuju tapak


Pencapaian menuju tapak berada tepat di jalan soekarno hatta dan di
jalan jabal nur, akses melalui jalan di pilih kerena tingkat kepadatan yang rendah
sehingga tidak menyukitkan para pegunjung ke tapak

Gambar 4. pencapaian menuju tapak


Sumber : analisis penulis, 2018

penentuan jalan yang berada di area sebelah selatan tapak sebagai


pencapaian utama di dasari beberapa pertimbangan yaitu :
a. Jalan tersebut memiliki lebar badan yang cukup untuk aksebilitas kendaraan
ruda dua maupun ruda empat masuk dengan mudah kedalam tapak.

7
b. Jalan tersebut merupakan jalan yang masuk dalam kategori jalan local
primer yang merupakan penghubung kota dan kecepatan jarak tempuh
relative sedang
E. Sirkulasi dan Parkir
1. Sirkulasi kendaraan
Sirkulasi kendaraan pengunjung dan pengelola
Melihat posisi jalan yang berada di bagian utara tapak, maka jalan masuk ke
dalam dan keluar tapak berada di sebelah utara, dan pintu keluar lainya
lainnya juga berada pada sisi selatan tapak.

Gambar 5. Rencana Sirkulasi Kendaraan


(sumber : Analisis penulis, 2018)
2. Parkir
Pada tapak akan menyediakan beberapa jenis parkiran kendaraan
diantaranya parkiran kendaraan roda empat, roda dua, dan kendaraan mini
bus. Semua jenis parkiran tersebut diletakan pada daerah yang datar dan
juga terletak tidak jauh dari bangunan untuk memudahkan akses ke
bangunan.

Gambar 6. Zonasi titik parkir


(Sumber : Analisis Penulis, 2018)

8
Pola parkir yang digunakan yaitu 90 ° untuk kendaraan servis maupun
kendaraan pengunjung & pengelola dengan pertimbangan efisiensi luas lahan
serta memberi jarak antara kendaraan untuk ruang gerak pengendara ketika
masuk dan keluar dari kendaraannya.

F. Orientasi Matahari dan Angin


1. Orientasi Terhadap Matahari
Dengan kondisi wilayah kota yang berda disekitar garis khatulistiwa
menjadikan wilayah ini memiliki suhu udara yang cukup panas yaitu 27◦C –
29◦C , hal ini merupakan masalah sekaligus potensi, sehingga perlu adanya
antisipasi secara desain dengan memperhatikan arah orientasi matahari
terhadap tapak.

Gambar 7. Orientasi matahari


(sumber : Analisis penulis, 2018)

Dengan melihat orientasi matahari pada tapak, intensitas sinar matahari


tertinggi pada pukul 12:00-16:00 dari arah timur ke barat tapak, untuk
meminimalisir sinar matahari secara langsung penggunaan over stek, sun
shading, tirai, serta pemanfaatan vegetasi untuk mereduksi sinar matahari
secara langsung.
2. Orientasi terhadap angin

9
Gambar 8. Orientasi angin
(sumber : Analisis penulis, 2018)

Hembusan angin diatas tapak cukup tinggi, berasal dari barat laut menuju
tenggara, pada siang hari diatas tapak berhembus angin laut sedangkan pada
malam hari berhembus angin darat. Hal ini memungkinkan terjadinya sirkulasi
udara untuk mencegah udara berbau tetap berada didalam bangunan.

Gambar 9. Angin laut


(sumber : Analisis penulis, 2018)

Gambar 10. Angin darat


(sumber : Analisis penulis, 2018)

10
Garis merah pada gambar menunjukkan arah datangnya angin yaitu dari
arah barat laut, sedangkan garis biru menunjukkan udara yang telah melewati
tapak berbelok ke arah timur/ naik kearah perbukitan. Garis merah menunjukkan
angin yang berhembus dari arah timur.

Untuk menanggapi kondisi angin diatas tapak, perlu adanya penempatan


vegetasi pada bagian utara dan selatan tapak. Hal ini dimaksudkan agar vegetasi
tersebut dapat menyaring udara kotor yang terbawa oleh angin masuk dan
keluar tapak.

G. Vegetasi

Hampir seluruh lokasi penelitian hanya terdapat beberapa tanaman semak


dan pepohonan. Dari semua jenis vegetasi yang ada pada lokasi tapak sangat
tidak memungkinkan untuk dipertahankan.

Gambar 11. Kondisi vegetasi pada tapak


(sumber : \ Analisis penulis, 2018)

untuk itu perlu adanya penataan kembali vegetasi dengan dasar


pertimbangan bahwa vegetasi sebagai fungsi estetis yang mampu menambah
faktor estetika pada bangunan, sebagai fungsi teknis yang dapat melindungi
bangunan dari pengaruh iklim, sebagai pendukung yang berfungsi sebagai
pengarah dan juga sebagai batas pandang.

11
Soft Material

Penataan soft material merupakan penataan elemen yang bersifat


lembut seperti pemilihan jenis tanaman. Jenis tanaman yang dipilih disesuaikan
dengan fungsi sebagai peneduh, pengarah dan filter bagi bangunan.
diperlukan penanaman dan penataan soft material/vegetasi baru
dengan beragam fungsi sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis Tanaman dan Perletakan


Nama Bentuk Keterangan Perletakkan
Palem Fungsi : Di letakkan
Raja  Tanaman Hias pada arah
 Sebagai pengarah masuk dan
Ciri : keluar tapak
Daun hijau dengan panjang 2- sebagai
3m pengarah
Tinggi tanaman bisa mencapai jalan.

25-30m
Kiara Fungsi : Di letakkan
Payung  Peneduh dan pelindung dari pada bagian
sinar matahari depan
 Menahan dan mengurangi bangunan
angin sebagai
 Mereduksi kebisingan dan pereduksi
debu kebisingan dan
debu dari jalan

12
Ciri : raya juga
 Tinggi dapat mencapai 25m sebagai
 Memiliki banyak cabang peneduh bagi
 Tajuk rimbun berdaun lebat pejalan kaki.
Ketapan Fungsi : Di letakkan
g  Sebagai tanaman pelindung pada bagian
Kencana  Sebagai tanaman hias depan
 Menambah nilai estetika bangunan,
area parkir dan
Ciri : taman utama

 Batang utama tegak lurus


jarang bercabang
 Tinggi dapat mencapai 10 m
 Daun hijau kecil rapat
Pandan Fungsi : Diletakkan
Bali  Sebagai tanaman hias pada area
taman sebagai
Ciri : penghias
 Tinggi 50 cm – 5 m
 Daun berwarna hijau
Teh- Fungsi : Diletakkan
tehan  Sebagai pengarah pada tepian
 Pembentuk ruang pedestrian,
 Estetika plasa
penghubung
Ciri : ruang

 Warna daun beragam


 Daun kecil dan lebat

13
Rumput Fungsi : Pengisi elemen
 Penutup tanah tanah
 Pencegah erosi

Ciri :
 Berwarna hijau

Sumber: Hasil Analisis, 2018

1. Hard Material
Penataan hard material yaitu dengan tidak menutupi seluruh tapak
dengan perkerasan, perkerasan yang menutupi seluruh area tapak dapat
menaikan suhu disekitar bangunan. Oleh karena itu penataan hard material
hanya di fokuskan pada area tertentu seperti Kandang, tempat parkir dan
area pejalan kaki.

2. View
a. View Keluar Tapak

Sisi utara tapak merupakan perkantoran dispora Sisi timur tapak


merupakan lahan perkebunan milik masyarakat, sisi selatan merupakan
sekolah smk sedangkan sisi barat merupakan jalan utama yaitu soekarno
hatta dan terdapat kantor PIP2B.

14
Gambar 12 View Tapak
(sumber : Analisis penulis, 2018)

3. Jaringan Listrik

Gambar 13. Jaringan listrik PLN


(sumber : Google Earth & Analisis penulis, 2018)

Jaringan listrik diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) sebagai


sumber utama dan pengunaan genset sebagai fasilitas cadangan. genset yang
digunakan adalah genset otomatis dan menggunakan bahan bakar biogas yang
dihasilkan dari pengolahan limbah padat.

Gambar 14 Sistem Jaringan Listrik Pada Bangunan


(sumber : Analisis penulis, 2018)

4. Jaringan Air bersih

15
Gambar 15. Jaringan pipa Air bersih
(sumber : Google Earth & Analisis penulis, 2018

Air bersih yang berasar dari PDAM dan Air Tanah kemudian di tampung
pada resvoar selanjutnya di distribusikan ke setiap unit-unit bangunan.

Gambar 16 Sistem Jaringan Air bersih


(sumber : Analisis penulis, 2018)

5. Sistem sirkulasi kolam renang

Yang dimaksud dengan System Sirkulasi Kolam Renang adalah meliputi


System Instalasi Mekanikal, Elektrikal, dan Pemipaan pada Kolam Renang.
Sebelum membangun kolam renang, selain merancang Struktur, Finishing,
Arsitektur, atau desain kolam renangnya, yang sangat fital adalah Merancang
Systemnya agar pada perawatan air nya nanti tidak hanya tergantung pada
Chemycal (obat-obatan) saja. Jadi, dalam merancang system kolam renang agar
tercapai system sirkulasi air yang baik dan efisien dalam pengerjaan maupun
perawatannya nanti. System Sirkulasi Kolam Renang terbagi dalam dua macam
system, yaitu :

16
System Over Flow pada kolam renang

Yang dimaksud dengan System Overflow yaitu air kolam renang yang
melimpah, baik itu pada salah satu sisi maupun keseluruhannya. Air kolam yang
melimpah tersebut tumpah kedalam saluran yang berada di sisi luar kolam, atau
yang biasa disebut Gutter Overflow. Dalam System Overflow diperlukan adanya
Balancing Tank.
Jadi air kolam yang melimpah masuk kedalam Balancing Tank melalui pipa
dari Gutter Overflow, kemudian air dari Balancing Tank dihisap masuk ke Pompa
lalu masuk kedalam Sand Filter dan air balik lagi masuk kedalam kolam melalui
Inlet Fitting, begitu seterusnya. Apabila hujan maka air kolam dan Balancing Tank
melimpah, sehingga diperlukan adanya pipa saluran pelimpahan yang menuju
saluran pembuangan, posisi saluran pembuangan haruslah lebih rendah dari
posisi pipa perluapan Balancing Tank.

Gambar 17 System Over Flow pada kolam renang


(sumber : Analisis penulis, 2018)

Gambar 18 System Over Flow pada kolam renang


(sumber : Analisis penulis, 2018)

17
6. Sampah

1) Sistem pembuangan sampah


Sampah yang ada dimasukan atau di buang pada tempat sampah
(tong Sampah) kemudian dikumpul pada Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) kemudian diangkut oleh petugas kebersihan Ke (Tempat
Pembuangan Akhir) TPA.

Gambar 19 Diagram proses pengolahan limbah buangan


(sumber : Analisis penulis, 2018)

H. Kebutuhan ruang
Tabel 2 Kebutuhan ruang

PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG


Memarkir kendaraan Area parkir
Datang HALL
PENONTON
Membeli karcis tiket Rg. Informasi
Menunjukan karcis Rg. Pertunjukan karcis
Menonton pertandingan Pintu masuk (interance)
Membeli makanan dan Tribun
minuman Tribun VIP
Buang air besar dan kecil Kantin / cafeteria
Sholat TOILET
Pulang Musholla
ATLET Memarkir kendaraan Area parkir
Masuk Hall
Mengganti pakaian Rg. Ganti pakaian
Menitipkan barang Ruang penitipan barang
Membersihkan kaki Kolam tanding

18
Bertanding dan berlatih Kolam loncat indah
Latihan senam Rg. Senam
Memeriksakan kesehatan Rg. Kesehatan
Melakukan wawancara Rg. Pers
Membilah tubuh Rg. Bilas
Membeli makan dan minuman Kantin
Buang air besar/ kecil TOILET
Sholat mushollah
Pulang
Memarkir kendaraan Area parkir
Memimpin Rg. Pimpinan
PENGELOLAH
Mengurus administrasi Rg. Administrasi
Pengelolah
Menyiapkan arsip Rg. Arsip
bangunan
Berkerja Rg. Staf
Membeli makan dan minuman Rg. Sekertaris
Buang air besar dan kecil Rg. Rapat
Sholat Kantin
TOILET
Musholla

Memarkir kendaraan Area parkir


Memimpin pertandingan Rg. Sekertariatan
Mencatat hasil pertandingan Area terbuka
Pengelolah Memberi aba aba Rg. Operator elektronik
pertandingan Mengontrol papan skor Rg. Scoring board
Mengawasi keamanan Rg. Life guard
Membeli makan dan minuman Kantin
Buang air besar dan kecil TOILET
Sholat Mushola
Memarkir kendaraan Area parkir
Menganti dan menyiapkan Loker karyawan
KARYAWAN
pakaian Rg. Mesin sirkulasi air
Mengontrol sirkulasi air Rg. Elektrikal
Mengontrol elektrikal Rg. Generator
Menjaga keamanan Gudang bahaan kimia
Menyimpan perlengkapan Gudang perlengkapan olahraga

19
Membeli makan dan minuman Gudang mekanikal
Buang air besar dan kecil Gudang umum
Sholat Kantin
TOILET
Musholla

1. Skema Hubungan Ruang


a. Penonton

Gambar 20 Skema hubungan ruang penonton


Sumber : analisis penulis 2018

b. Atlit / Perenang

Gambar 21 Skema hubungan ruang atlit


Sumber : analisis penulis 2018

c. Pengelola bangunan

20
Gambar 22 Skema hubungan ruang Pengelola Bangunan
Sumber : analisis penulis 2018

d. Pengelolah Pertandingan

Gambar 23 Skema hubungan ruang Pengelola Pertandingan


Sumber : analisis penulis 2018
e. Service

Gambar 24 Skema hubungan ruang Service


Sumber : analisis penulis 2018

21
I. Analisa Besaran Ruang

1. Daya Tampung Tribun


Untuk menentukan daya tampung tribun penonton, maka dilakukan
proyeksi penonton selama 15 tahun kedepan. Data-data yang akan
diproyeksikan adalah data jumlah penonton rata-rata pertandingan tiap
tahunnya.
Tabel 4
Jumlah pengunjung kolam renang Pertahun

No. Jumlah Pengunjung harian terbanyak pertahun


Nama kolam
2013 2014 2015 2016 2017
1. Graha tirta 100 110 120 140 140
2. Melenium 270 310 320 345 340
3. Winer 175 180 200 200 220
4. Jass 40 45 35 40 57
5. Taipa beach 190 200 210 230 230
6 Palu golden 30 35 30 30 77
7 Sultan raja - - 20 20 43
8 Deva - - 60 80 90

TOTAL 805 880 995 1.085 1.197


Sumber: hasil survei, 2018

Untuk memproyeksikan jumlah penonton 15 tahun kedepan,


digunakan metode aritmatik dengan hitungan sebagai berikut:
Pn = Jumlah Penonton Yang Telah diproyeksikan
P0 = Jumlah Penonton Tahun Pertama
Pt = Jumlah Penonton Tahun Kelima
t = Rentan Waktu
r = angka pertumbuhan penduduk
Untuk menentukan angka pertumbuhan penduduk maka:

22
Pertumbuhan pertama = 880-805 x 100% = 9,31%
805
Pertumbuhan kedua = 995-880 x 100% = 13,06%
880

Pertumbuhan ketiga = 1.085-995 x 100% = 9,04%


995

Pertumbuhan keempat = 1.197-1.085 x 100% = 10,32%


1.085

Rata-rata pertumbuhan penduduk = I + II + III + IV


4

= 9,31 + 13,06 + 9,04 + 10,32


4
= 41,73
4

= 10,43 %
Pn = Pt ( 1+( r x t))
= vb( 1+ (10,43 % x 15 )
= 1.197 ( 1 + ( 0,1.043 x 15)
= 1.197 ( 1 + 1,5645 )
= 1.197 ( 2.5645)
= 3.069,7
Hasil perhitungan proyeksi penonton 15 tahun kedepan yaitu 3.069,7
atau dibulatkan menjadi 3.000 penonton. Jadi, daya tampung tribun penonton
pada bangunan yaitu 3.000 penonton.

23
2. Besaran Ruang
Tabel 5 Besaran Ruang Fasilitas utama
Fasilitas Utama

LUASAN
NAMA RUANG Tergambar
( m2)
( m2)

Kolam Tanding 1250 1250


Kolam Pemanasan 160 160
Kolam Loncat indah 306 306
Foyer atlet 720 700
Tribun Penontn 1200 1200
Foyer penonton 1000 1000

Sumber analisis penulis 2018

Table 6 Besaran Ruang Fasilitas Service


Fasilitas Service

LUASAN
NAMA RUANG Tergambar
( m2)
Rg. Mesin filter 160 m 136
Rg. Kaporit & bahan Kimia 10 20
Rg. Gensed & trafo 40 40
G.d perlengkapan renang 60 56
Gudang mekanikal 30 40
Gudang alat kebersihan 30 40
Gudang elektrikal 30 40

Sumber analisis penulis 2018

24
Table 7 Besaran ruang fasilitas penggelolah
fasilitas penggelolah

LUASAN Tergambar
NAMA RUANG
( m2) ( m2)

Lobby 60 56
Rg. Administrasi 10,2 16
Rg. Pimpinan 25 32
Rg. Sekertaris 6 16
Rg. Staf 15 32
Rg. Rapat 40 64
Rg. Arsip 9 12
Rg. Tiket 30 36
Rg. Pijat 16 32
Rg. Life guard 16 32
Rg. Sekertariat 100 96
Rg. Scoring board 30 36
Rg. Electronic & sound 42 40
cafeteria 200 128
Area VIP 242 240
Rg. Keamanan 20 16
Rg. P3K 20 32
Rg. Pemanasan 90 96
Rg. Pelatihan beban 90 96
Rg. Pers 60 64
Musholla 60 64
TOILET 12 16

Sumber : analisis penulis 2018

25
Table 8 Besaran ruang fasilitas atlit
fasilitas Atlit Pria

LUASAN Tergambar
NAMA RUANG
( m2) ( m2)

Rg. Ganti 30 30
Loker 12 16

Sumber : analisis penulis 2018


fasilitas Atlit wanita

LUASAN Tergambar
NAMA RUANG
( m2) ( m2)

Rg. Ganti 30 30
Loker 12 24

Sumber : analisis penulis 2018

Table 9 Besaran ruang fasilitas penonton


Fasilitas penontn toilet pria

LUASAN Tergambar
NAMA RUANG
( m2) ( m2)

KM/WC 10.8 16
Uncial 10,8 16
watafel 4,95
Sumber : analisis penulis 2017

Fasilitas penonton toilet wanita

LUASAN Tergambar
NAMA RUANG
( m2) ( m2)

KM/WC 19,2 16
watafel 8,8 16
Sumber : analisis penulis, 2017

26
3. Kebutuhan parkir
Untuk perhitungan parkir, diambil dengan jumlah pengunjung 3000 orang.
a. Parkir mobil
Di asumsikan pengunjung yang mengunakan mobil 20 % x 3000 = 600
Orang, 1 mobi untuk 4 orang, maka jumlah mobil 600 : 4 = 150 mobil
b. Parkir motor
Di asumsikan pengunjung yang mengunakan motor 50 % x 3000 = 1500
orang, 1 motor untuk 2 orng, maka jumlah mobil 1500 : 2 = 750 motor
c. Parkir mini bus
Diasumsikan 1 kabupaten menggunakan 1 mini bus maka jumlah mini bus 12
x 1 = 12 mini bus

Table 10 Besaran ruang fasilitas area parkir


Fasilitas area parkir

NAMA LUASAN
Tergambar
RUANG ( m2)
( m2)
Parkir mobil 1875 1700
Parkir motor 900 900
Parkiri bus 384 300
Sumber : analisis penulis, 2017
Keterangan :
NAD = Neufer Architect Data
ASUM = Asumsi
SNI = Standar Nasional Indonesia
4. Jumlah site yang di butuhkan
N Kelompok bangunan penunjang luas
o
1 Fasilitas utama 5766,8 m2
2 Fasilitas service 468 m2
3 Fasilitas pengelolah 1631,4 m2

27
4 Fasilitas atlit 130,4 m2
5 Fasilitas penontom 70,9 m2
Total lahan terbangun 8068,5

Lahan terbangun (30%) = 8068,5


Lahan tidak terbangun (70%) = 100 x lahan terbangun
30
= 3,33 x 8068,5 m2 = 26868,1 m2
Total luas lahan = Lahan terbangun + lahan tidak terbangun + Parkir
= 8068,5 m2 + 26868,1 m2 + 6318,1 m2
= 41254,6 m2
jadi luas lahan minimal yang di butuhkan untuk site Stadion Renang di Kota Palu
adalah 4,12 HA.
J. Sistem Struktur pada bangunan

Sistem struktur pada bangunan yang dimaksudkan disini adalah mentukan


sistem struktur yang tepat pada bangunan. Pemilihan system struktur disini akan
angat berpengaruh pada fasad bangunan.
Meninjau dari bangunan yang berskala besar, maka dapat disimpulkan material
kontruksi yang dapat digunakan adalah material beton dan baja.
1. Substructure (Struktur bawah)
Fungsi Substructure utamanya adalah menopang dan mengangkur
superstructure di atasnya dan menyalurkan beban-beban dengan aman ke dalam
tanah (Ching, Francis, 1996). Menurut Subarkah (1979) dalam Haryo (2012),
pemilihan tipe pondasi ditentukan oleh beberapa faktor utama, yaitu :
a. Fungsi bangunan;
b. Beban yang dipikul;
c. Keadaan tanah dasar.
Ada dua jenis dasar pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam :

28
a) Pondasi dangkal adalah pondasi yang mengalihkan beban ke bumi pada
landasan kolom atau dinding bangunan bawah.
b) Pondasi dalam mengalihkan beban pada jarak tertentu dibawah bangunan
bawah. Pondasi dalam tiang pancang menembus lapisan tanah yang tidak
kuat agar dapat mencapai tanah atau batuan tumpuan yang kuat lebih dalam
didalam bumi (Allen, 1998).
Beban utama pada pondasi adalah kombinasi dari beban hidup dan beban
mati yang bekerja secara vertikal pada uperstuktur. Pada Palu Renang Stadion
Akan digunakan dua jenis sistem pondasi yaitu:
c) Pondsi dangkal
Pondasi dangkal adalah telapak-telapak (footing) beton sederhana.,
dengan atau tanpa tulangan baja, yang menerima beban terpusat yang
berasal dari kolom bangunan, dan mengalihkan beban tersebut ke bumi

Gambar 25 pondasi dangkal (pondasi telapak)


Sumber : analisis penulis 2018
d) Pondasi dalam
Memperhitungkan bentuk bangunan dan material struktur yang diterapkan,
diidentifikasi tipe pondasi dapat yang diterapkan adalah pondasi tiang pancang,
dengan pertimbangan :
1) Fungsi bangunan yang bersifat semi-publik, membutuhkan jaminan
keamanan struktural yang lebih baik.
2) Bangunan fasilitas sirkuit tergolong dalam kelompok heavy structure. Untuk
itu, pondasi yang diidentifikasi harus mampu menahan beban struktur yang
cukup berat.

29
3) Selama demi kepentingan keamanan struktural, pondasi tiang pancang dapat
diterapkan pada kondisi dengan tanah dasar yang bagaimanapun.

Gambar 26 pondasi dalam (pondasi tiang pancang)


Sumber : analisis penulis 2018

2. Upperstructure (struktur atas)


a) Kolom dan Balok
Struktur rangka terdiri dari atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok.
Kolom adalah unsur vertikal yang berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya
menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal yang berfungsi sebagai
pemegang dan media pembagian beban dan gaya kepada kolom. Kedua unsur ini
harus tahan terhadap tekuk dan lentur (Sutrisno, 1983).

Gambar 27 struktur rangka


Sumber : analisis penulis 2018
Material konstruksi yang dapat digunakan untuk struktur rangka dalam skala
bangunan besar adalah beton. Penggunaan sistem struktur rangka mernlllkl
dasar pertimbangannya yaitu sebagai berikut :
1) Bentuk bangunan yang memanjang
2) Kemungkinan bangunan bertingkat
3) Kemudahan dalam penataan ruang didalamnya
4) Jarak-jarak antar kolom menyesuaikan dengan kebutuhan ruang

30
b) Lantai
Terdapat tiga macam konstruksi lantai, (Sutrisno,1983) yaitu:
1) Sistem lantai pelat (slab-floor)
Lantai didukung pada keempat sisinya oleh balok-balok yang
menghubungkan kolom-kolom atau balok-balok portal.

Gambar 4.28 Sistem lantai pelat (slab-floor)


Sumber : bentuk struktur bangunan dalam arsitektur modern

2) Sistem lantai berusuk (ribbed-floor)


Lantai dengan sistem ini mempunyai rusuk-rusuk pada satu arah, sehingga
lantai ini sudah mempunyai kekakuan dalam satu arah, jadi lantai ini
membutuhkan pendukung pada kedua sisinya, yaitu pada sisi yang siku-siku
terhadap rusuknya.

Gambar 29 Sistem lantai berusuk (ribbet-floor)


Sumber : bentuk struktur bangunan dalam arsitektur modern

3) Sistem lantai berusuk saling bersilangan (grid-floor atau wasfle slab)


Kalau pada sistem lantai berusuk, rusuk hanya pada pada satu arah saja,
maka sistem lantai berusuk saling bersilangan mempunyai rusuk pada dua arah,
jadi mempunyai kekakuan pada dua arah. Maka pada lantai dibutuhkan
pendukung hanya pada keempat titik sudutnya.

Gambar 30 Sistem lantai berusuk saling bersilang (ribbet-floor atau wasfle slab)
Sumber : bentuk struktur bangunan dalam arsitektur modern

31
Sesuai dengan konstruksi kolom bangunan Stadion Renang menggunakan
beton bertulang, untuk konstruksi lantai menggunakan sistem lantai pelat (slab-
floor) dengan permukaan dilapisi keramik. Sedangkan untuk Tribun, Lantai tribun
menggunakan beton pracetak dengan dasar pertimbangan pemasangan yang
lebih praktis dan menghemat waktu pembangunan tribun penonton.
K. Analisa Bentuk

Bentuk bangunan harus mampu memenuhi tuntutan kegiatan yang


diwadahinya atau dapat mencerminkan fungsi dari bangunan tersebut. Bentuk
bangunan yang dihadirkan selain dapat menyediakan ruang sesuai dengan fungsi
yang disebutkan diatas, tetapi juga bagaimana dari bangunan mampu
menjalankan fungsi-fungsi secara keseluruhan guna mendukung kegiatan yang
berlangsung didalam dan diluar bangunan.
Menurut Francis D.K. Ching (2008), ketika menghadapi berbagai komposisi
bentuk, kita cenderung mengurungkan hal-hal tersebut didalam area visual kita
sehingga menjadi bentuk yang paling sederhana dan biasa. Semakin sederhana
dan teratur suatu bentuk dasar, maka akan semakin mudah dan dipahami.
Bentuk dapat memberi kesan tertentu terhadap suasana dimana perwujudan
bentuk adalah dari bentuk-bentuk primer diantaranya adalah :

1. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan suatu yang murni dan rasional.
Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah
tertentu. Bentuk-bentuk segiempat lainnya dapat dianggap sebagai variasi
dari bentuk bujur sangkar.
2. Lingkaran, merupakan bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada
umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari
lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan
memperkuat sifat dasarnya sebagi poros.
3. Segitiga, merupakan bentuk yang menunjukkan estetika. Bentuk ini
menampilkan kestabilan dan seimbang.

32
4. Konsep gubahan bentuk, tata massa dan ruang berasal dari analisis-analisis
gubahan bentuk dan analisis tapak. Konsep bentuk bangunan berasal dari
bentukan-bentukan dasar yaitu persegi dan persegi panjang, hal ini
bertujuan agar pengunjung tidak sulit mengingat dan menemukan lokasi
yang ingin mereka capai. Bentukan dasar itu kemudian diberi penambahan
dan pengurangan bentuk serta penambahan aksen-aksen bangunan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan. Dari tampilan dasar bentuk diatas
maka penggabungan bentuk dasar adalah salah satu alternatif pencapaian
bentuk dasar bangunan.

Gambar 31 Analisis bentuk dasar


Sumber : analisis penulis 2018

Penampilan bangunan, baik eksterior maupun interior selalu


menghadirkan unsur estetika yang muncul dari bentuk sosok bangunan, juga
muncul dari bahan-bahan bangunan yang dipakai, atau muncul dari elemen-
elemen yang tertempel (ornamen), juga dapat terpancar dari olahan tampak
(facade).

33

Anda mungkin juga menyukai