Oleh:
I Wayan Raditya Putra
200218314
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat,
serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat melakukan Kerja Praktik dan
menyelesaikan laporan Kerja Praktik ini dengan lancar dan baik.
Laporan Kerja Praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Strata-1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Icon Mall
Bali.
Penyusun menyadari tanpa bimbingan, arahan, dukungan, serta petunjuk
dari berbagai pihak, maka penyusun akan mengalami kesulitan dalam menyusun
laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini, di antara lain kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan dan laporan
Kerja Praktik ini dengan baik.
2. Bapak Dr. Ir. Imam Basuki, M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Sipil
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Eng. Luky Handoko, S.T., M.Eng. , selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
4. Ibu Vienti Hadsari, S.T., M.Eng. , MERCES, Ph.D. selaku Ketua
Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
5. Bapak Henda Febrian Egatama S.T. M.Eng. , selaku Koordinator Kerja
Praktik Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
6. Bapak Didit Gunawan Prasetyo Jati, S.Kom., M.T. selaku Dosen
Pembimbing yang banyak memberikan bimbingan serta arahan dalam
penyusunan Laporan Kerja Praktik.
7. Bagian Staf Pengajaran Fakultas Teknik Sipil Universitas Atma Jaya
Yogyakarta yang telah membantu dalam bidang administrasi.
iii
8. Bapak I Dwi Gede Ananta Wijaya selaku project manager proyek
Pembangunan Icon Bali Mall, Denpasar.
9. M. Firman dan I. G. P. Agus Fany selaku pembimbing lapangan pada
Proyek Pembangunan Icon Mall Bali, sudah memberikan pengetahuan,
motivasi, kegiatan pada saat kerja praktik dan saran selama pelaksanaan.
10. Seluruh Staff PT. Tatamulia Nusantara Indah dan tenaga kerja pada
proyek Pembangunan Icon Mall Bali.
Penulisan laporan kerja praktik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata,
penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga laporan kerja praktik ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
iv
DAFTAR ISI
v
4.4.2 Bahan ........................................................................................................... 29
4.5 General Flowchart ........................................................................................... 32
4.6 Metode Pelaksanaan Pile Cap.......................................................................... 33
4.6.1 Persiapan ...................................................................................................... 34
4.6.2 Metode Pelaksanaan Kolom ........................................................................ 41
4.7 Pekerjaan Pengecoran ...................................................................................... 44
4.7.1 Pengecoran Pondasi ..................................................................................... 44
4.7.2 Pengecoran Kolom....................................................................................... 47
4.8 Pengendalian Mutu........................................................................................... 48
4.8.1 Pengecekan Diameter dan Jumlah Besi ....................................................... 48
4.8.2 Pengujian Slump .......................................................................................... 49
4.8.3 Uji Kuat Tekan Beton .................................................................................. 49
BAB V ............................................................................................................................... 51
PENUTUP ......................................................................................................................... 51
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 51
5.2 Saran ........................................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 53
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 54
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Lokasi Proyek Kerja Praktik ........................................................................... 4
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi ......................................................................................... 6
Gambar 2. 3 Manajemen Organisasi Pelaksana .................................................................. 7
vii
Gambar 4. 37 Dewatering ......................................................................................45
Gambar 4. 38 Pengecoran Menggunakan Concrete Pump.....................................46
Gambar 4. 39 Pengecoran Menggunakan Concrete Bucket...................................46
Gambar 4. 40 Marking Bekisting Kolom ...............................................................47
Gambar 4. 41 Pemasangan Bekisting Kolom ........................................................47
Gambar 4. 42 Pengecoran Kolom ..........................................................................48
Gambar 4. 43 Pengecekan Diameter dan Jumlah Besi ..........................................49
Gambar 4. 44 Uji Slump ........................................................................................49
Gambar 4. 45 Uji Kuat Tekan Beton .....................................................................50
Gambar 4. 46 Dial Gauge Penunjuk Kuat Tekan Beton ........................................50
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja praktik adalah sebuah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
Teknik Sipil di Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai salah satu bagian dari
kurikulum pendidikan dasar. Manfaat Kerja Praktik yaitu memberikan mahasiswa
kesempatan untuk belajar langsung dan memperoleh pengalaman praktis di dalam
dunia pekerjaan, khususnya dalam bidang desain struktur. Dengan mengikuti kerja
Praktik, mahasiswa didorong untuk mengembangkan kemampuan teknis dan non-
teknis, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim dan beradaptasi dengan
lingkungan kerja yang berbeda. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan
mahasiswa agar siap terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah.
Pada program ini, penulis melakukan kegiatan di Proyek Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Icon Mall Bali dikerjakan oleh PT. Tatamulia Nusantara Indah.
Proyek Pembangunan Icon Mall ini sudah dimulai sejak sebelum covid -19 dan
proyek ini sempat berhenti karena adanya masalah pandemi tersebut. Kemudian
pembangunan proyek ini dilanjutkan pada bulan Oktober 2022 dan direncanakan
selesai pada bulan Desember 2023. Proyek ini berlokasi di Jl. Danau Tamblingan
No. 27, Sanur, Denpasar Selatan, Bali. Konstruksi pada proyek Pembangunan Icon
Mall Bali dibangun dengan beberapa tingkatan lantai, yaitu basement 2 (11.436,70
m2), basement 1 (11.113,91 m2), beach floor (11.713,46 m2), ground floor
(9.440,25 m2), upper ground (8.554,63 m2), lantai 1 (8.430,65 m2), dan roof
(1.171,02 m2). Topik kajian yang diambil penulis ada pekerjaan Pile Cap. Pada
laporan ini, penulis menjelaskan metode kerja Pile Cap yang merupakan inti dari
penghubung dari tiang pemancang dan kolom maupun spiral.
2
BAB II
3
Area : Basement 2 : 11.436,70 m2
Basement 1 : 11.113,91 m2
Beach Floor : 11.713,46 m2
Ground Floor : 9.440,25 m2
Upper Ground : 8.554,63 m2
Lantai 1 : 8.430,65 m2
Roof : 1.171,02 m2
4
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan proyek tersebut. Dengan demikian,
struktur organisasi dalam sebuah proyek memiliki peran penting untuk pembagian
tugas serta wewenang yang harus dipertanggungjawabkan dan memberikan
batasan-batasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat mencapai tujuan
suatu proyek. Berdasarkan informasi dan dokumen dari PT. Tatamulia Nusantara
Indah selaku kontraktor pelaksana, maka struktur organisasi pelaksanaan Proyek
Pembangunan Icon Mall Bali adalah sebagai berikut:
5
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi
Proyek Pembangunan Icon Mall BALI
6
2.3 Manajemen Organisasi Pelaksana
7
5. Membuat gambar shop drawing berdasarkan gambar kerja dari konsultan
perencana.
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen kontrak
7. Menyediakan biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran serta cash flow.
8. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan.
9. Menjamin keamanan dan keselamatan siapa pun yang masuk dalam lokasi
proyek.
10. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang berisi catatan material,
tenaga kerja, peralatan, kondisi cuaca, masalah lapangan, progres, dan lain-lain
sesuai temuan di lapangan.
11. Memberikan jaminan bahwa bangunan yang dibangun memenuhi unsur
keselamatan bangunan dan sesuai dengan dokumen perencana.
a. Project Manager
Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang melibatkan banyak sumber daya, baik
sumber daya manusia, dana, material, peralatan dan lain-lain. Dikarenakan hal tersebut
maka diperlukan pimpinan proyek yang mampu mengelola semua sumber daya yang
ada dengan baik agar proyek dapat berjalan dengan hambatan yang seminimal
mungkin.
Project Manager dapat diartikan sebagai orang yang memiliki tanggung jawab
dalam pelaksanaan proyek yang dimulai dari kegiatan awal hingga proyek selesai.
Project manager adalah wakil dari sebuah perusahaan yang memimpin tim kontraktor
pada sebuah proyek. Manajer proyek pada proyek ini adalah Bapak I D G Ananta W.
Project manager bertanggung jawab terhadap organisasi induk, proyeknya sendiri, dan
tim yang bekerja dalam proyek. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari
seorang Project Manager adalah sebagai berikut:
8
5. Menentukan alternatif mencapai target
6. Tercapainya sasaran biaya, mutu, waktu, K3, dan lingkungan
7. Efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
b. QHSE Officer
Quality, Health, Safety, and Environment System Officer atau dapat disingkat
QHSE Officer pada proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah Bapak Saiful Bahri,
Rengga Fajar Kurniawan, dan Robby. Pekerjaan QHSE Officer adalah merencakan,
membuat, melakukan, dan mengevaluasi program keselamatan dan kesehatan kerja
dalam suatu proyek. Tugas detail yang dimiliki oleh seorang QHSE Officer adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi sekaligus pemetaan dari potensi bahaya yang
berpeluang terjadi pada lingkungan kerja.
2. Memasang rambu atau tanda pada lokasi yang dinilai dapat membahayakan
kesehatan dan keselamatan setiap orang yang berada dalam proyek.
3. QHSE Officer juga bertugas membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan
program K3. Program yang dimaksud haruslah mencakup usaha
pencegahan (preventif). Tujuan dari pencegahan ini dilakukan untuk
mengurangi adanya resiko bahaya atau terjadinya kecelakaan dalam
lingkungan kerja.
4. QHSE Officer harus melakukan evaluasi adanya kemungkinan atau peluang
insiden kecelakaan yang dapat terjadi. Selain itu harus melakukan analisis
akar masalah mengenai kecelakaan tersebut dapat terjadi termasuk tindakan
preventif dan koreksi.
5. QHSE Officer harus menjadi jembatan antara pemerintah dan perusahaan.
QHSE Officer menjadi penghubung antara regulasi yang diinginkan oleh
pemerintah dan kebijakan implementasi yang dilakukan oleh perusahaan. Tugas
dan tanggung jawab QHSE Officer juga harus memastikan kriteria standar
dilakukan dengan baik oleh perusahaan sesuai dengan standar yang ditetapkan
pemerintah.
9
c. Supervisor
Supervisor pada proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah Bapak I Gede Restu
P., I. G. N. Agung Aditya, I. G. P. Agus Fany, dan I Putu Hendra. Adapun tugas dan
wewenang Supervisor adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kontrol jalanya proyek agar memenuhi target dan sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Bertanggung jawab melaksanakan proyek dengan baik sampai proyek
selesai.
3. Mengontrol pembayaran tenaga kerja, alat kerja dan penggunaan bahan agar
tidak membengkak pembiayaannya.
4. Melakukan koordinasi yang baik di lapangan kepada semua tim pekerja.
5. Menjaga komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal
proyek seperti tim, kontraktor, MK dan owner.
6. Mengontrol jadwal waktu kerja dengan baik dan tepat waktu.
7. Mengawasi dan mengelola semua kegiatan di lapangan agar sesuai dengan
standar kerja.
8. Memastikan kesesuaian antara spesifikasi, persyaratan dan kualitas
pekerjaan sehingga hasil akhir bisa mendapatkan nilai yang baik.
9. Mengawasi pekerjaan agar dilaksanakan sesuai dengan target dan rencana
yang telah dibuat sebelumnya.
10. Membuat dan mempelajari RAB dengan baik.
11. Secara berkala membuat laporan progres proyek yang sedang dikerjakan,
baik laporan harian, laporan mingguan dan laporan hasil akhir proyek.
12. Membuat progres penagihan proyek.
13. Mampu menyiapkan dan menghitung permintaan pembelian material
proyek yang sesuai.
14. Meminimalisir kesalahan yang dapat menyebabkan biaya tambahan saat
pengerjaan proyek berlangsung.
15. Melakukan survei lokasi proyek yang akan dikerjakan.
16. Mengecek absensi jumlah pekerja proyek.
17. Melakukan pengawasan kepada sub kontraktor atau mandor.
18. Melakukan pemeriksaan izin pelaksanaan yang diajukan oleh sub
10
kontraktor.
19. Mendokumentasi semua dokumen yang dibutuhkan di dalam proyek.
e. Quality Control
Quality Control pada Proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah Bapak M.
Firman dan Ibu Komang Ayu S. Tanggung jawab Quality Control adalah
merencanakan dan mengecek kualitas tiap pekerjaan dengan berpedoman pada
rencana mutu dimulai dari kegiatan pemeriksaan, pengetesan, pengujian bahan/
material dan hasil pekerjaan sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis, dan standar
praktis yang berlaku serta melaporkan seluruh kegiatan beserta hasilnya kepada
owner. Berikut adalah beberapa tugas Quality Control pada proyek Pembangunan
Icon Mall Bali.
1. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk
intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner
untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan
kriteria yang diinginkan owner.
2. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan maupun
11
yang sudah tiba di lokasi proyek.
3. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan di lapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.
4. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan quality control pada proyek bangunan.
f. Drafter
Drafter pada proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah Bapak Agun Bisma,
Teguh Dwipayana, Tanuwir Azis, M. Fany, dan Rahmedy S. Adapun tugas dan
wewenang drafter adalah sebagai berikut:
1. Membuat gambar pelaksanaan/gambar kerja (shop drawing)
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawing
g. BBS Engineer
BBS Engineer pada proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah Bapak Fahmi.
Adapun tugas dan wewenang BBS Engineer adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari gambar pelaksanaan penulangan beton (constr. drawing).
2. Merencanakan program kerja BBS sesuai urutan kerja lapangan.
3. Membuat rencana/schedule permintaan material besi.
4. Mengatur pendatangan besi sesuai kebutuhan lapangan.
5. Membuat BBS (Bar Bending Schedule) semua tulangan konstruksi beton
bertulang.
6. Pembuatan BBS pada lembar/format baku dan melengkapi semua
penggambaran dan penulisan yang disyaratkan, yaitu sketsa bentuk
tulangan, ukuran tulangan (diameter x panjang bahan, panjang tekuk, radius
tekuk) dan jumlah & berat tulangan, arus/alir pemakaian sisa material
hingga sisa/waste akhir.
7. Membaca gambar kerja dan membuat gambar potong dan tekuk untuk
dipabrikasi.
8. Menyesuaikan pembuatan BBS terhadap schedule pelaksanaan area/ bagian
12
konstruksi secara berurutan.
9. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai Instruksi Kerja yang berlaku.
10. Menghitung kebutuhan material/volume besi beton.
11. Memastikan ukuran tulangan dengan gambar kerja.
h. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan
mengamati suatu pekerjaan lainnya. Pekerjaan surveyor lebih banyak berhubungan
dengan pengukuran bangunan. Hal ini dikarenakan karena pengertian survey sendiri
adalah suatu pekerjaan pengukuran yang dilakukan di atas permukaan bumi, untuk
mengambil data-data. Surveyor pada proyek Pembangunan Icon Mall Bali adalah
Bapak Riyadi, Muhammad Abdul Hadi, Atta Saiful, Riski Abdulah, Wildan, M.
Raihan Hanapi Putra, dan Feri Agus N. Adapun tugas dan wewenang surveyor
adalah sebagai berikut:
1. Membantu kegiatan survey dan pengukuran yang meliputi pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya.
3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
4. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data
yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan
peninjauan desain atau detail desain.
5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
6. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan.
7. Melaporkan dan bertanggung jawab atas hasil pekerjaan ke kepala proyek.
13
8. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
diaplikasikan di lapangan.
9. Mengukur dengan cermat posisi, bentuk, dan luas tanah.
10. Membuat laporan mengenai hasil pengamatan ukuran tanah kepada pekerja
teknik sipil dan pekerjaan konstruksi.
11. Membuat perencanaan waktu pengerjaan.
14
kontrak atau tidak.
8. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu.
15
BAB III
16
3. Melakukan koordinasi kepada pihak terkait.
4. Melakukan monitoring pekerjaan.
5. Klarifikasi dan verifikasi kelengkapan data.
6. Menjelaskan ke konsultan pengawas dan direksi pekerjaan tentang progres
pekerjaan.
17
3.4 Hasil Pekerjaan
3.4.1 Checklist Pile Cap
Pekerjaan Checklist pada Pile Cap yang diawasi oleh Manajemen Konstruksi
PT. Recta Optima guna untuk memastikan design Pile Cap telah disetujui oleh
insinyur struktur, memeriksa penulangan (jumlah tulangan, tinggi PHT, Dimensi),
selimut bekisting, selimut kolom, kebersihan Pile Cap dan memastikan bahwa tidak
ada kecacatan pada pondasi tersebut. Jika sudah diperiksa dan dinyatakan aman
maka pekerjaan pengecoran bisa dilaksanakan berdasarkan jadwal yang sudah di
tentukan oleh Scheduler.
18
Gambar 3. 3 Pengecoran Pile Cap menggunakan Concrete Bucket
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
19
3.4.3 Mengambil Dokumentasi
Pengambilan Dokumentasi berupa video dan foto yang akan digunakan untuk
mengisi laporan harian dan mingguan. Pengambilan dokumentasi pada proyek
memiliki manfaat yang sangat penting. Dokumentasi yang tepat dan teratur
membantu memantau kemajuan proyek, melacak informasi penting, serta
memberikan referensi dan bukti yang berguna. Pada Gambar 3.5 penulis
mengabadikan Pengecoran Pile Cap (PC.5, 172,) AS F/4.
20
BAB IV
21
4.2 Beton Mass (Mass Concrete)
Beton Massa (Mass Concrete) adalah jenis beton yang sangat sering digunakan
pada pembangunan kontruksi berskala besar seperti Pile Cap, bendungan, dan lain-
lain. Adanya panas hidrasi pada Mass Concrete menyebabkan perbedaan
temperatur bagian dalam dan bagian permukaan luar beton. Hal ini dapat
menyebabkan keretakan pada beton, dikarenakan temperatur yang ada di dalam
beton memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan temperatur yang ada di
luar permukaan beton. Pada pekerjaan beton mass yang dilakukan pada pekerjaan
Pile Cap di proyek pembangunan Icon Mall Bali, memiliki cara untuk mengurangi
adanya keretakan. Penulis mengamati pekerjaan pengecoran yang dilakukan
proyek.
Pada proyek ini saat pengecoran dilakukannya siang dan malam hari.
Dilaksanakannya siang hari karena mempercepat waktu pengerjaan. Sedangkan
dilaksanakan malam hari untuk lebih menjaga suhu dari hasil pengecoran. Saat
dilakukannya pengecoran siang hari, kontraktor melakukannya dengan cara
menutupi hasil cor dengan alas terpal. Tujuan ditutup dengan alas terpal supaya
terhindar dari sinar matahari yang menyebabkan pengeringan lebih cepat pada
bagian atas hasil cor. Selain itu di berikan air dingin pada ready mix. Apabila suhu
cuaca sangat panas, maka pengecoran diundur menjadi malam hari. Jika suhu cuaca
tidak panas, maka pengecoran di siang hari dapat dilakukan tetapi dengan perlakuan
khusus kepada hasil cor. Adapun beberapa usaha untuk menjaga temperatur beton
untuk mengurangi terjadinya retakan sebagai berikut.
22
4. Construction Management, dimana dilakukan usaha untuk melindungi
struktur dari perbedaan temperature yang besar. Adanya thermal expansion
pada area core menyebabkan keretakan, maka dispasi panas harus dikontrol.
Pengontrolan temperature dapat dilakukan dengan surface insulation.
23
Gambar 4. 1 Tower Crane
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
24
3. Concrete Vibrator
Vibrator beton merupakan alat yang dapat menghasilkan getaran saat
proses penggunaannya sehingga dapat meratakan dan memadatkan beton
sehingga berkurangnya rongga udara pada beton.
4. Theodolite
Theodolite merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
mengukur tinggi tanah dengan sudut tegak dan datar. Dalam pekerjaan Sub-
Structure proyek Pembangunan Icon Mall Bali, theodolit digunakan untuk
mengukur berbagai titik koordinat pekerjaan, seperti pekerjaan pembesian
dan marking kolom, pembesian pondasi Pile Cap, pekerjaan galian dan
batako pondasi Pile Cap, koordinat saluran air, dan lain-lain.
Gambar 4. 4 Theodolite
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
25
5. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur
perbedaan ketinggian dan kemiringan tanah secara vertikal maupun
horizontal. Alat ini memiliki kaca kecil berbentuk lingkaran dengan
gelembung yang berasal dari air raksa. Selain itu, juga terdapat lensa yang
digunakan untuk melihat bidikan target. Dalam pekerjaan Sub Structure
proyek Pembangunan Icon Mall Bali, waterpass digunakan untuk
mengukur berbagai elevasi pekerjaan, seperti pekerjaan galian, lantai kerja,
elevasi batako, elevasi Spun Pile, dan pekerjaan lainnya yang berhubungan
dengan elevasi.
Gambar 4. 5 Waterpass
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
6. Concrete Bucket
Concrete Bucket adalah tempat atau wadah beton segar pada saat
pengecoran pondasi Pile Cap dan pelat lantai yang dituang dari truck
mixer. Corong ini digunakan untuk mempermudah dalam penuangan
beton segar ke target cor karena pertimbangan kondisi medan.
Mobilisasi corong ini dibantu oleh tower crane menuju target cor.
Concrete Bucket yang digunakan pada proyek ini berkapasitas 800L
atau 300 kg (0.8 m3)dengan ukuran 223 x 158 x 162, berdiameter 150
cm, diameter output 16 cm dan ketebalan 3mm
26
Gambar 4. 6 Concrete Bucket
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
7. Bar Cutter
Bar cutter adalah alat untuk memotong baja tulangan sesuai ukuran
yang diinginkan. Bar cutter ini ada dua jenis, yaitu bar cutter listrik dan
manual. Keuntungan bar cutter listrik yaitu dapat memotong besi tulangan
dengan diameter besar dan mutu yang lebih tinggi.
8. Bar Bender
Bar Bender berguna untuk membentuk dan membengkokkan besi
tulangan dalam berbagai sudut yang dibutuhkan sesuai dengan desain
perencanaan. Jenis Bar Bender yang digunakan dapat berupa mekanis atau
27
dengan bantuan mesin diesel untuk menggerakkan alat tersebut, tetapi tetap
membutuhkan pengaturan pembentukan sudut oleh tenaga manusia.
9. Compressor
Compressor berfungsi untuk membersihkan tulangan dan bekisting
dengan menyemprotkan angin yang kuat. Hal ini dilakukan agar tulangan
tidak terkontaminasi oleh debu atau air, dan hasil pengecoran menjadi lebih
optimal. Compressor yang digunakan pada proyek ini yaitu Compressor
Diesel.
Gambar 4. 9 Compressor
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
28
Pada proses pengecoran menggunakan concrete pump harus
memperhatikan nilai slump beton karena jika nilai nilai slump terlalu kecil
maka kadar air pada beton tersebut juga terlalu sedikit yang dapat
menyebabkan pipa pada concrete pump pecah.
29
2. Baja Tulangan
Pada Proyek Pembangunan Icon Mall Bali, Sub Structure diperkuat
menggunakan tulangan ulir. Tulangan ulir merupakan jenis tulangan
beton dengan permukaan bergerigi atau berulir, memberikan kekuatan
tambahan dan meningkatkan daya dukung serta ketahanan bangunan
terhadap beban-beban. Keberhasilan Sub Structure ini penting untuk
memastikan stabilitas dan keselamatan bangunan secara keseluruhan,
sehingga pemilihan dan pemasangan material penulangan dilakukan
sesuai standar teknis yang berlaku.
3. Beton Decking
Beton Decking atau biasa disebut tahu beton merupakan beton yang
dibuat dalam bentuk kubus ataupun silinder dengan ketebalan sesuai dengan
tebal selimut beton yang diinginkan. Tahu beton diletakkan pada bagian
bawah dan samping penulangan supaya tetap menjaga tulangan pada posisi
sesuai aturan dan persyaratan penulangan beton yang telah direncanakan.
Dalam proses pengerjaan pondasi Pile Cap, tahu beton yang digunakan pada
kolom ini berukuran kurang lebih 5 cm supaya pembesian tetap sesuai
dengan yang direncanakan, sehingga posisi besi tidak bergerak atau terlalu
rapat dengan bagian luar selimut beton.
30
Gambar 4. 13 Beton Decking
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
4. Kawat Bendrat
Kawat bendrat memiliki fungsi untuk menyatukan dan mengikat antar
tulangan sehingga menghasilkan bentuk tulangan yang sesuai dengan desain
struktur yang direncanakan. Kawat ini memiliki diameter sebesar 1 mm dan
dililitkan sebanyak 4 kali pada setiap tulangan untuk meningkatkan
kekuatan dan mencegah putusnya kawat.
5. Batako
Batako adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen,
pasir, dan agregat, yang dicetak dalam bentuk balok atau persegi panjang
dan digunakan sebagai bekisting untuk Dinding Penahan Tanah.
31
Gambar 4. 15 Batako
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
32
4.6 Metode Pelaksanaan Pile Cap
Proyek Pembangunan Icon Mall Bali dibangun menggunakan pondasi Pile
Cap. Pondasi Pile Cap merupakan salah satu jenis pondasi yang berfungsi sebagai
penerima beban dari kolom dan diteruskan/disebarkan ke tiang pancang. Berikut
denah pondasi Pile Cap yang telah direncanakan pada proyek Pembangunan Icon
Mall Bali.
33
Gambar 4. 19 Detail Pondasi Pile Cap (PC.7C)
(Sumber: BBS Engineer)
4.6.1 Persiapan
Pekerjaan persiapan adalah tahapan paling awal yang terdapat pada suatu
proyek. Melalui tahapan persiapan, pekerjaan selanjutnya bisa berjalan lebih lancar
dan teratur sesuai dengan rencana yang diinginkan. Dalam pekerjaan Pondasi Pile
Cap, pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penggalian Titik Pondasi
Pada titik pondasi dilakukan penggalian menggunakan Excavator
sampai elevasi pondasi yang telah direncanakan. Pekerjaan galian ini
dilakukan dengan menggunakan 4 (empat) unit Excavator. Tanah hasil
galian tersebut dimasukkan ke dalam Dump Truck. Setelah itu, Dump Truck
tersebut membawa tanah galian ke lokasi yang telah ditentukan.
34
b. Pemotongan Spun Pile dan Bored Pile
Spun Pile dan Bored Pile adalah tiang pancang berbentuk silinder yang
biasa digunakan dalam suatu pondasi untuk bangunan bertingkat. Dalam
pengerjaannya Tim Surveyor melakukan pengukuran dan menandai elevasi
pada Spun Pile dan Bored Pile. Sebelum dipatahkan, Spun Pile dan Bored
Pile yang telah terpasang di titik pondasi dilakukan pemotongan pada garis
yang telah ditandai oleh Tim Surveyor dengan menggunakan Gerinda Beton
seperti yang ditunjukan pada gambar 2.41. Tujuannya adalah memudahkan
proses pematahan Spun Pile dan Bored Pile oleh Excavator.
35
d. Survei Galian Spun Pile dan Bored Pile
Bored Pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya melalui
pengeboran tanah terlebih dahulu. Tim Surveyor melakukan pengukuran
elevasi hasil pekerjaan galian, potongan Spun Pile, dan Bore Pile
menggunakan Waterpass. Pekerjaan ini setidaknya dilakukan oleh 3 (tiga)
orang sebagai penembak, pembawa rambu ukur, dan mencatat hasil ukuran.
Apabila hasil pengecekan elevasi tidak sesuai, akan dilakukan perbaikan.
Untuk hasil elevasi galian tidak sesuai, akan dilakukan perbaikan dengan
cara menambah atau mengurangi tanah. Untuk hasil elevasi pematahan
Spun Pile tidak sesuai, akan dilakukan penyesuaian desain dengan cara
membuat lubang coakan pada Spun Pile yang tidak sesuai.
36
Gambar 4. 24 Pemasangan Bekisting Batako
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
37
juga mengukur dimensi pondasi yang diukur dari sisi dalam bekisting
batako menggunakan meteran.
• Pada Gambar 4.25 merupakan dokumentasi Tim Surveyor
mengecek dimensi Bekisting Pile Cap untuk memastikan
kesesuaian terhadap Desain Pile Cap tersebut. (Setiap jenis Pile
Cap Memiliki Ukuran, Dimensi, Desain yang berbeda).
38
• Selanjutnya dilakukannya pengecekan Elevasi Pasir Urug oleh
tim Surveyor seperti yang ditujukan pada Gambar 4.27 untuk
memastikan ketinggian pasir urug yang sesuai, merata dan
menghindari kekurangan dan kelebihan urugan pada Pile Cap
39
i. Survei Elevasi Lantai Kerja Pondasi
Tim Surveyor melakukan pengukuran elevasi hasil pekerjaan cor lantai
kerja dengan menggunakan Waterpass. Titik yang diukur minimal terdiri
dari 5 titik yaitu di sudut-sudut pondasi dan tengah pondasi. Tujuan dari
survei Elevasi Lantai Kerja Pondasi yaitu untuk memastikan ketinggian
lantai kerja sudah sesuai dengan desain.
40
S13 – 200 Tulangan Atas
S16 – 100 Tulangan Bawah
1 D13 Tulangan Samping
Tabel Tulangan Pile Cap
(Sumber : BBS)
Tulangan – tulangan tersebut disesuaikan berdasarkan ketentuan
dari BBS (Bar Bending Schedule). Penulis mengamati 2 jenis Pile Cap yaitu
PC.6 dan PC.7C, adapun perbedaan antara kedua jenis Pile Cap ini meliputi
jumlah Spun Pile dan Bored Pile, Diameter, Letak zona, Jumlah Tulangan,
dan lain-lain.
41
Gambar 4. 31 Detail Pembesian Kolom Pesergi
(Sumber: BBC Engineer)
42
Gambar 4. 33 Pembesian Kolom Balok
(Sumber : Dokumentasi Lapangan)
43
Gambar 4. 35 Gambar Instalasi Kolom Balok
(Sumber : Dokumentasi Lapangan)
44
b. Dewatering
Air yang terdapat pada pondasi dikarenakan curah hujan yang tinggi
harus disedot keluar supaya tidak mempengaruhi mutu beton saat
pengecoran. Pekerjaan Dewatering ini dilakukan dengan menggunakan
pompa dewatering. Air yang disedot keluar dibuang ke pondasi lain yang
belum ter-schedule pengecoran. Selain itu, air tersebut juga dibuang ke
saluran pembuangan sementara. Pada akhirnya, air tersebut secara
terintegrasi akan dibuang ke 2 bak pembuangan yang terdapat di zona aman
proyek melalui pipa. Dengan demikian, pekerjaan Dewatering ini sangat
penting dilakukan pada proses pekerjaan Sub Structure Khususnya
bangunan dengan Basement yang memiliki kadar air tinggi.
Gambar 4. 37 Dewatering
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
45
Gambar 4. 38 Pengecoran Menggunakan Concrete Pump
(Sumber: Dokumentasi Lapangan)
46
4.7.2 Pengecoran Kolom
a. Marking Bekisting Kolom
Tim Surveyor melakukan marking bekisting kolom diatas pondasi pile
cap menggunakan theodolit. Marking bekisting kolom setebal 5 cm dari luar
tulangan kolom sesuai tebal selimut kolom.
c. Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom ini dilakukan menggunakan Concrete Bucket yang
diangkut menggunakan Tower Crane. Scaffolding juga digunakan untuk
mempermudah proses pengecoran, karena posisi kolom yang tinggi untuk
47
dijangkau. Sebelum pengecoran, dilakukan slump test di lokasi checkpoint
yang bertujuan untuk memastikan mutu beton sesuai dengan rencana. Ready
Mix Concrete yang dilakukan slump test harus sesuai dengan perencanaan
sebesar 142 cm.
48
Gambar 4. 43 Pengecekan Diameter dan Jumlah Besi
(Sumber : Dokumentasi Lapangan)
49
menggunakan mesin uji tekan beton. Beton diambil dari proyek konstruksi atau dari
batch beton yang sama dan dicetak ke dalam silinder beton standar. Setelah itu,
silinder beton akan diuji dengan cara ditekan secara perlahan-lahan dengan beban
yang diterapkan hingga beton pecah atau terjadi kegagalan.
Hasil dari uji kuat tekan beton sangat penting untuk menentukan kualitas
beton yang akan digunakan dalam proyek konstruksi, seperti untuk menentukan
tingkat kekuatan beton yang sesuai dengan persyaratan desain dan spesifikasi
proyek. Untuk dinding penahan tanah menggunakan mutu beton f’c 35 MPa.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Icon Mall
Bali yang khususnya mengacu pada pekerjaan Pile Cap, penulis mendapatkan
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Pada pelaksaan Kerja Praktik ini, penulis lebih banyak mengamati proses
pekerjaan dari awal hingga akhir pengerjaan Pile Cap. Dikarenakan
ditugaskan untuk membantu Quality Control.
2. Pada pondasi Pile Cap, didalamnya menggunakan spun pile dan bored
pile. Hal tersebut karena kondisi tanah lokasi proyek dekat dengan pantai
sehingga tanah tidak kuat untuk menahan beban yang berat.
3. Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan Pile Cap meliputi tahap persiapan,
tahap fabrikasi tulangan, dan tahap instalasi pembesian. Tahap persiapan
meliputi pekerjaan penggalian titik pondasi, pemotongan spunpile,
pematahan spunpile, survey elevasi, pemasangan bekisting batako,
pekerjaan pasir urug, survey dimensi, pengecoran lantai kerja, dan survey
elevasi lantai kerja. Sedangkan tahapan fabrikasi tulangan meliputi
pekerjaan pengecekan diameter dan jumlah besi, pemotongan besi, dan
penekukan besi.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan Kerja Praktik ini, penulis memiliki beberapa saran dari
kegiatan ini yaitu:
1. Hubungan dan komunikasi yang baik harus dimiliki oleh mahasiswa dalam
kegiatan Kerja Praktik. Mahasiswa yang mampu berhubungan dan
berkomunikasi yang baik akan lebih banyak mendapatkan informasi
pengetahuan daripada mahasiswa yang cenderung pasif.
2. Mahasiswa harus aktif mencatat semua informasi pengetahuan yang
didapatkan dari proyek. Informasi-informasi pengetahuan tersebut
terkadang jarang diberikan di bangku perkuliahan.
3. Kurangnya kesadaran para tukang dalam tingkat keamanan sehingga staff
51
K3 sering sekali menegur pelaku-pelaku yang tidak mematuhi aturan seperti
contoh melepas Helm Proyek pada saat melakukan pekerjaan di lapangan.
4. Perlunya mempercepat pengurasan genangan air di lapangan karena dapat
menghambat pekerjaan di lapangan, mundurnya jadwal yang sudah di
tetapkan oleh Scheduler.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ainiyah, Z. (2023). Studi Perencanaan Pilar Dan Pondasi Tiang Pancang Pada Struktur
Bawah Junction Bunder–Mojokerto Tol Klbm (Krian–Legundi–Bunder–Manyar)
Seksi 2 Studi Kasus: Ramp 2 P14–P15 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Malang).
Pranata, A. A. (2017). Pemodelan Manajemen Tower Crane Jenis Free Standing Crane
Terhadap Kinerja Waktu Proyek. Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, 16(1).
Revy, Z. D. (2018). Pengaruh Susunan Pipa Pendingin Terhadap Distribusi
Temperatur Dan Tegangan Pada Beton Massa (Mass Concrete)(Doctoral
Dissertation, Universitas Andalas).
Sinaga, J. G., Siallagan, N. A. S., & Suhairiani, S. (2020) Teknik Pelaksanaan
Pekerjaan Pile Cap Pada Pondasi Gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika Di
Jalan S. Parman Medan. Indonesian Journal Of Civil Engineering Education, 6(1),
27-33.
Icon Mall Bali Rks Struktur. 2022
Mta. Mckingley+Team Architects. Icon Bali. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Arsitektur.
2019
Alatkontruksi.Com Pertama Kali Diindeks Oleh Google Pada September 2017.
53
LAMPIRAN
54
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Kerja Praktik
55
Lampiran 2 Surat Balasan Kerja Praktik oleh Perusahaan
56
Lampiran 3 Logbook Kegiatan Kerja Praktik
57
58
59
60
Lampiran 4 Lembar Penilaian Kerja Praktik
61
Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Kerja Praktik
62
Lampiran 6 Gambar Keyplan Lantai Basement 2
(Sumber: BBS)
63
Lampiran 7 Gambar Denah Basement 2 Parsial 1
(Sumber: BBS)
64
Lampiran 8 Gambar Detail Pile Cap (PC.6 & PC.7C)
(Sumber: BBS)
65
Lampiran 9 Shcedule Pelaksanaan (S-Curve)
66
Lampiran 10 1095 ICON Mall BOQ
67