A. LANDASAN TEORI
Spesi adalah campuran semen dan air membentuk pasta semen yang
berfungsi sebagai bahan pengikat, agregat kasar dan halus berfungsi sebagai
bahan pengisi dan penguat. Variasi ukuran agregat dalam suatu campuran harus
mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan standar analisa saringan dari
ASTM (America Society of Testing Materials). Bahan – bahan dipilih yang
sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Pemilihan bahan ini sendiri akan
mempengaruhi konstruksi dari segi kemudahan pengerjaan (workability),
karena dari segi kemudahan pengerjaan ini sendiri terdapat banyak variasi yang
memenuhi yaitu dari segi kualitas, harga dan mutu beton itu sendiri.
1. PENGUJIAN GESER (LEKATAN)
1.1 TUJUAN
TIU : Memberikan petunjuk dan cara- cara pengujian lekatan adukan
terhadap geser sehingga mahasiwa mampu melaksanakan
pengujian sendiri.
TIK : Mahasiswa dengan alat dan bahan yang tersedia mampu menguji
serta menganalisa data hasil pengujian lekatan adukan terhadap
geser.
1.2 ALAT dan BAHAN
Alat : 1. Mistar 4. Talum
2. Gergaji 5. Mesin test tekan
3. Cetakan
Bahan : 1.Pasir 3.Batu bata
2.Portland Cement 4.Air
1.3 LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Potong 3(tiga) buah batu bata menjadi 2 bagian yang sama.
3. Buat 1(satu) adukan spesi dengan campuran 1 PC : 4 PS, dengan
F.A.S. 50 : 50
4. Ambil 3(tiga) buah potongan batu bata dan susun sedemikian
rupa hingga membentuk huruf Y,sehingga dengan 3(tiga) buah
batu bata dapat dibuat menjadi 2 buah benda uji.
5. Biarkan benda buji selam kurang lebih 7 hari.
6. Setelah benda uji mengeras lakukan pengujian dengan memberi
beban pada benda uji secara perlahan, dengan kecepatan
pembebanan 2kg/cm/detik. Dengan posisi benda uji seperti huruf
“Y” terbalik.
7. Catat hasil pengujian dan lakukan pengolahan data.
Analisa Data
0,09+0,055+0,011
σrata-rata = 3
= 0,052 kg/cm2
1.5 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa ppasangan batu bata dengan
campuran spesi 1 : 4 dengan F.A.S 50:50 memiliki kuat geser 0,052
kg/cm2
1.6 GAMBAR
2. KUAT TEKAN
2.1 TUJUAN
TIU: Memberi petunjuk pada mahasiswa mengenai cara menguji kuat
tekan adukan spesi sehingga mahasiswa mamp melaksanakan
pengujian sendiri.
TIK: Mahasiswa dengan alat dan beton yang tersedia mampu menguji
kuat tekan adukan dan dapat membandingkan dengan standart yang
direncanakan.
2.2 ALAT dan BAHAN
Alat: 1. Cetak
2. Ayakan pasir
3. Cetakan spesi
4. Kuas
5. Mesin test tekan
Bahan: 1. Pasir
2. Semen
3. Air
4. Minyak pelumas
2.3 LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Buat kubus spesi dengan ukuran (5x5x5) cm dengan perbandingan
faktor air semen (F.A.S) campuran 1:4.
3. Olesi cetakan dengan minyak dengan minyak pelumas sebelum adukan
dimasukkan dalam cetakan.
4. Kemudian masukkan adukan dalam cetakan.
5. Setelah adukan berumur 24 jam keluarkan benda uji dari cetakannya.
6. Rendam selama 7(tujuh) hari, lalu 1 hari sebelum pemgujian ambil dan
keringkan.
7. Letakkan benda uji pada mesin test tekan spesi untuk pengujian kuat
tekan, lakukan penekanan dengan kecepatan beban 2kg/cm/detik.
Analisa Data
Besar Beban (P) = σa × Aa
1. P1 = 42,18 × 3,51 = 148,0518 N
2. P2 = 63,28 × 3,51 = 222,1128 N
3. P3 = 77,34 × 3,51 = 271,4634 N
5,922072+ 8,884512+10,858536
σt Rata-rata = 3
= 8,55504 N/cm2
2.5 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, diketahui bahwa kubus spesi dengan campuran 1 : 4
memiliki kuat tekan sebesar 8,55504 N/cm2.
2.6 GAMBAR
3. PENYERAPAN AIR
3.1 TUJUAN
TIU: Memberi petunjuk pada mahasiswa mengenai cara menguji
penyerapan air adukan spesi sehingga mahasiswa mampu
melaksanakan pengujian sendiri.
TIK: Diharapkan dengan alat dan bahan yang tersedia mahasiswa
mampu menguji untuk mengetahui penyerapan air pada spesi.
3.2 ALAT dan BAHAN
Alat: 1. Timbangan
2. Kipas Angin
3. Oven dengan pengaturan suhu
Bahan: 1. Pasir
2. Semen
3. Air
4. Minyak pelumas
3.3 LANGKAH KERJA
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Timbang tiga buah kubus spesi untuk mengetahui berat awal (A),
kemudian rendam sampai jenuh air kurang lebih selama ± 3 jam.
3) Ambil kubus yang telah drendam kemudian di lap permukaannya
untuk mencapai kering permukaan dan timbang untuk mengetahui
berat jenuh (B).
4) Setelah kubus spesi dalam keadaan kering permukaan, masukan
dalam oven dengan temperatur 110℃ selama 24 jam.
5) Ambil kubus spesi dari dalam oven dan dinginkan lalu timbang
beratnya untuk mendapatkan berat batu bata kering (C).
6) Catat hasil percobaan sebagai data untuk menentukan penyerapan
air pada kubus spesi.
I II III
Analisa data :
1) Tinjauan terhadap penyerapan air kubus spesi
B− A
Berat air serap (D) = x 100 %
A
0,275−0,254
Berat air serap Benda I = x 100 % = 8,27 %
0,254
0,257−0,235
Berat air serap Benda II = x 100 % = 9,362%
0,235
0,265−0,242
Berat air serap Benda III = x 100 % = 9,504%
0,242
D
Volume serap air (F) = 100 x A
8,27
Volume serap air Benda I = 100 x 0,254 = 0,21 mL
9,362
Volume serap air Benda II = 100 x 0,235 = 0,094 mL
9,504
Volume serap air Benda III = 100 x 0,242 = 0,023 mL
E
Volume air jenuh (G) = 100 x A
9,449
Volume air jenuh Benda I = 100 x 0,254 = 0,024 mL
10,64
Volume air jenuh Benda II = 100 x 0,235 = 0,025 mL
10,33
Volume air jenuh Benda III = 100 x 0,242 = 0,025 mL
2.5 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, diketahui bahwa kubus spesi dengan campuran 1 : 4
memiliki penyerapan air sebesar 0,2005 mL.
2.6 GAMBAR