KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Alloh SWT. Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmatNya, penyusunan Buku Ajar Konstruksi Kayu dapat diselesaikan. Buku
Ajar ini disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Konstruksi Kayu
sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada akhirnya
tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah ini,
terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk kesempurnaan
tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
i
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
ii
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
BAB I
TEGANGAN IJIN KAYU
σd s⊥ = 40.g (kg/cm2)
// = 20.g (kg/cm2)
dimana g adalah berat jenis kering udara.
Untuk kayu mutu B rumus tersebut di atas harus diberi faktor reduksi sebesar
0,75. Jika suatu kayu diketahui jenisnya maka dengan menggunakan lampiran I PKKI
1961 dapat diketahui berat jenisnya. Dari Tabel 1.1 tersebut untuk perhitungan tegangan
ijin sebagai berat jenis kayu diambil angka rata-rata dengan catatan bahwa perbedaan
antara berat jenis maksimum dengan berat jenis minimum tidak boleh lebih dari 10%
berat jenis minimum. Atau Bj-maks – Bj-min ≤ Bj-min. Jika perbedaan tersebut lebih
dari 100% harus digunakan berat jenis yang minimum.
Seperti misalnya Kayu Keruing dari Tabel 1.1 mempunyai Bj-maks = 1,01 dan
Bj-min =0,51, maka Bj-maks – Bj-min = 1,01- 0,51 = 0,5 < Bj-min = 0,51 sehingga
dapat digunakan Bj-rata-rata = 0,79. Dengan cara lain, kita dapat langsung
menggunakan kelas kuat kayu yang terendah dari Tabel 1.1 tersebut.
1
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
2
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
diketahui kelas kuat kayu. Untuk itu hubungan antara kelas kuat dan berat jenis kayu di
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Hubungan antara kelas kuat dan berat jenis
Kelas kuat I II III IV V
Berat jenis ≥ 0,90 0,60-0,89 0,40-0,59 0,30-0,39 < 0,30
3
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
Penyelesaiaan:
Konstruksi gording terlindung, β = 1
Pembebanan permanen, γ = 1
Bj = 0,6 maka:
lt reduksi = lt. r = 170.0,6.1.1 = 102 kg/cm2
ds //r = tr
// = 150.0,6.1.1 = 90 kg/cm2
ds ⊥ r = 40.0,6.1.1 = 24 kg/cm2
// r = 20.0,6.1.1 =12 kg/cm2
=
3 D 3 75 = 2,34 kg/cm2 < 2
= // r = 12 kg/cm (OK)
2 b.h. 2 6.8
Konstruksi aman
2. Suatu batang tarik yang disambung dengan alat penyambung baut. Kekuatan satu
buah baut =50 kg. Konstruksi tidak terlindung dan beban tidak permanen. Apabila
gaya tarik yang bekerja pada kontruksi tersebut sebesar 0,6 ton, Hitung jumlah
baut yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Konstruksi tidak terlindung, β = 5/6
Pembebanan tidak permanen γ = 5/4
P baut reduksi = 50.5/6. 5/4 = 52,08 kg
600
Jumlah baut (n) = 52 ,08 = 11,52 → digunakan 12 baut
4
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
BAB II
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
Hubungan antara dan dapat dilihat pada daftar III PKKI 1961. Selanjutnya
tegangan tekan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan tekan yang diijinkan.
P.
=
ds ds //
Fbr ....................................................................................................(2.3)
Untuk merencanakan dimensi batang tekan tunggal, sebagai pedoman awal
dapat digunakan rumsu-rumus sbb.
- untuk kayu kelas kuat I, Imin = 40. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat II, Imin = 50. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat III, Imin = 60. Ptk. Ltk2
- untuk kayu kelas kuat IV, Imin = 80. Ptk. Ltk2
6
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
Sebuah balok yang dibebani momen lentur harus memenuhi syarat batas
tegangan lentur dan lendutan. Tegangan lentur yang terjadi tidak boleh melampaui
tegangan lentur yang diijinkan.
Mmaks
lt = lt
Wn ......................................................................................................(2.5)
Wn = c. W, dengan c adalah faktor perlemahan seperti pada batang tarik dan W adalah
tahanan momen. Juga lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi lendutan yang
diijinkan. Syarat panjang bentang efektif balok yang efektif dapat dilihat pada PKKI
1961 ps. 12.1
S S
M M
tr //
= .................................................................................................................(2.7)
lt
S S
M M
7
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
tr //
= ................................................................................................................(2.8)
lt
Penyelesaian
Kayu dengan Bj = 0,5 , = 1, = 1, tr / / r = 150.0,5 = 75 kg/ cm2
P = 5000 kg
Faktor Perlemahan (FP) = 20 %
P 5000
tr= , Fnt = = 66,67 cm3
Fnt 75
Fnt 66 ,67
Fbr = = 0,80 = 83,34 cm3
0,80
Dicoba b = 7 cm
h = 12 cm (h 2b)
Fbr = 7.12 = 84 cm2 > 83,34 cm2 (OK)
Jadi dimensi yang aman dan ekonomis 7/12
Soal 2
Suatu batang tekan panjangnya 2 m dibebani gaya 12 ton. Batang tersebut
merupakan bagian dari suatu konstruksi kuda-kuda dan direncanakan untuk menahan
beban tetap dan beban angin. Jika berat jenis kayu 0,65, rencanakan dimensi batang
tekan tersebut.
Penyelesaian
Konstruksi kuda-kuda, terlindung =1
Beban tetap dan beban angin, = 5/4
Konstruksi kuda-kuda = konstruksi rangka. Ltk = 1=2 m
8
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
Bj = 0,65, ds / / r = 150.0,65 . 5/4 = 121,875 kg/cm2, Kayu kelas II, Imin = 50. P.
Ltk2
Misal direncanakan tampang bujur sangkar.
Imin = 1/12. b4 = 50.12. 22
b4 = 28800 cm4
b = 13,03 cm
diambil b = h = 13 cm
1/12.b4
imin = b2 = 0,289. b = 3,757 cm
= 200 = 53.23 → dari daftar III PKKI 1961, dengan interpolasi liniar didapat
3,757
= 1,5523
P. 12000 .1,5523 =110 ,22 kg / cm 2 121 ,875 kg / cm 2
ds = =
Fbr 13 .13
Soal 3
Diketahui a = b = 3 cm. Kayu dari Suren. P=3 ton tekan.Batang tersebut, terdapat pada
sebuah konstruksi rangka kuda-kuda. Beban permanen. Panjang batang 220 cm.
Tentukan dimensi h.
Penyelesaian
Konstruksi rangka kuda-kuda, = 1 , ltk = 1 = 220 cm
Beban permanen, =1
Kayu seren
ds// = 45 kg/cm2
9
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
220
= 2,17 = 101,38 → dari dafter III PKKI 191, dengan interpolasi linear di
dapat
= 3,0966
P. 3000 .3,0966 = 154, 83, kg/cm2 >> 45 kg/cm2 (Not OK)
ds = =
Fbr 10 .6
220
= 2,17 = 101,38 → dari daftar III PKKI 191, dengan interpolasi
10
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
BAB III
JENIS SAMBUNGAN DAN ALAT SAMBUNG
11
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
12
Diktat KDiktat Struktur Kayu - Teknik Sipil Unisma
6000
n = 147 = 40,7 ,digunakan 42 paku (masing-masing sisi 21 paku)
,5
Gambar 3.2 Batang tarik yang disambung dengan alat sambung paku
13
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
Cara memilih ukuran pasak dengan memperhatikan ukuran kayu minimum. Misal
pasak akan diletakkan setangkup dengan lebar kayu 14 cm, maka dapat diambil pasak
10 cm atau yang lebih kecil lagi sesuai dengan kekuatan pasak. Pada prinsipnya
jumlah pasak yang terpasang/digunakan semakin sedikit akan semakin baik karena
menghemat panjang plat sambung.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Dengan ukuran kayu 8/16 dan plat sambung 2 x 4/16 terdapat lebar kayu 16 cm, maka
dari Tabel 3.4 digunakan pasak dengan diameter D= 10 cm.
Untuk Bj= 0,6 → Pr = 1700 kg
Pr = 1700 . 5/4 . 1 . 0,5 /0,6 = 1770,83 kg
14
Konstruksi Kayu
6000
n = 1770 ,83 = 3,4 → digunakan 4 pasak (2 pasang)
Gambar 3.4 Batang tarik disambung dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
15
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung cincin belah Kreugers.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
16
Diktat KDiktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
Gambar 3.5 Batang tarik disambung dengan alat sambung cincin belah Kreugers
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Kokot Bulldog
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Ukuran kayu minimum = 4/16
Maka dipakai kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm
(syarat kayu minimum pada lampiran-4 untuk kokot 10 x 10 cm adalah 3,81 /11,43 cm)
Dengan digunakan baut 5/8” , P = 1500 kg (Bj=0,5)
6000
n = 1500
. 5/ 4
= 3,2 → digunakan 4 kokot (2 pasang)
kayu muka = 11 cm
jarak antar baut = 17 cm
Gambar 3.6 Batang tarik disambung dengan alat sambung Kokot Bulldog
19
Konstruksi Kayu
Soal 2
Batang vertikal meneruskan gaya tarik 1050 kg. Kayu mahoni konstruksi
terlindung dan gaya akibat beban tetap rencanakanlah alat sambungan tersebut dengan
alat sambung baut.
Gambar 7
Gambar 3.7c Batang vertikal
Penyelesaian :
β = 1, = , Kayu Mahoni →lampiran I PKKI 1961.
Kelas kuat III
Sambungan golongan III, tampang dua, digunakan baut, digunakan baut 5/8’”
20
Konstruksi Kayu
P = 60 . m . d . (1 – 0,60 . sin α )
= 60 . 40. 1,59 . 0,4 = 534,24 kg
P = 340 . d2 . (1 – 0,35) . sin α)
= 340 . (1,59)2 . 0,65 = 558,71 kg
1050
n = 234 ,24 = 1,97 → digunakan 2 baut
Soal 3
Sebuah batang ditarik berukuran 2 x 3/12 dari sebuah kuda-kuda menahan tarik
2,5 ton yang disebabkan oleh beban permanen + beban angin. Apabila batang tersebut
menggunakan kayu Meranti Merah, hitung dan rencana sambungan untuk batang
tersebut dengan alat sambung baut.
Penyelesain
β=1, γ = 5/4
Kayu Meranti Merah → lampiran I PKKI 1961,
Bj-rata-rata = 0,55 → kelas kuat III, → Sambungan golongan III,
Digunakan 3 buah plat sambung 3 x 3/12 sehingga sambungan menjadi 2 x
tampang dua, digunakan baut 3/8” ( = 0,95 cm),
α = 0°
P = 60 . m . d = 60 . 3 . 0,95 = 271 kg
P = 120 . l . d = 120 . 3. 0,95 = 342 kg
P = 340 . d2 . = 340 . (0,95)2 = 306,85 kg
22
Diktat Struktur Kayu – Teknik Sipil Unisma
Soal 4
Direncanakan kuda-kuda dari kayu dengan Bj = 0,6 Mutu b menahan beban seperti pada
gambar 14, gaya-gaya yang bekerja sudah termasuk berat sendiri, serta dihitung pada
beban tetap. Apabila tengah-tengah bentang CD serta titik buhul F terdapat sambungan
dengan alat sambung baut;
a. Rencanakanlah dimensi CD
b. Rencanakanlah dimensi FG
c. Hitung dan gambar sambungan pada batang CD
d. Hitung dan gambar sambungan pada titik buhul F
Penyelesaian :
o Menghitung gaya batang CD dan FG dengan metode potongan.
∑MG = 0
(3 – 0,75 ) . 6-1,5 . 3 +
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = 0
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = -9
PCD 2
. 3+ . PCD . 1,5 = -9
5 Indonesia 5
s Hindu
PCD = -3,35 ton
23
Konstruksi Kayu
∑ MC = 0
(3 – 0,75) . 3- PFG . 1,5 = 0
PFG = + 4,5 ton
Β=1,γ =1
Kayu mutu B, Bj = 0,6
ds // = tr // = 150 . 0,6 . 0,75 = 67, 5 kg/cm2
a) PCD = 3,35 ton (tekan)
Kayu Bj = 0,6 → kelas kuat II, Imin = 50. Ptk.ltk2
Ptk = 3,35 ton
ltk = 1 = 32 +1,52 = 3,35 m
direncanakan tampang-persegi dengan h ~ 2b
Imim = 50 . Ptk . ltk2
1/12 . b3 . h = 50 . 3,35 . (3,35)2
1/6 . b4 = 1879, 769
b = 10,31 cm → b = 10 cm, h dicari lagi
imim = 0,28 . b = 2,89 cm
335
= 2,89 = 115,92 → = 4,2036
3350 .2,81
ds = ds // = 67, 5 kg/cm2
12 . h
h ≥ 20.86 cm → h = 22 cm
→ b . h = 10 . 22 = 220 cm2
Dicoba dengan b = 12 cm
imim = 0,289 . b = 3,468 cm
335
= 2,89 = 96,6 → = 2,81
24
Konstruksi Kayu
3350 .2,81
ds = ds // = 67, 5 kg/cm2
12 . h
h ≥ 11,6 cm → h = 12 cm
→ b . h = 12 . 22 = 144 cm2
ternyata lebih ekonomis dengan dimensi 12/12
b) PFG = 4,5 ton (tarik)
sambungan dengan baut, FP = 20%
P
= tr //
Fnt
4500
Fnt ≥ 67 ,5 = 66,7 cm2
66 ,7
Fbr ≥ 0,80 = 83,4 cm2
25
Konstruksi Kayu
d) Gaya batang CF = 0
Jadi cukup memperhatikan sambungan batang AF degan FC (ukuran 8/12).
P = 4,5 ton (tarik)
Digunakan plat sambung di samping kiri dan kanan 2x4/12
P = 100 . m . d = 100 . 8 . 1,27 = 1016 kg
P = 430 . d2 = 430 . (1,27)2 = 693,55 kg
4500
n = 693 ,55 = 6,5 → digunakan 8 baut.
26
Konstruksi Kayu
BAB IV
SAMBUNGAN GIGI
4.1 Sambungan Gigi
Sambungan gigi berfungsi untuk meneruskan gaya-gaya tekan. Sambungan
ini dapat dibuat dalam 3 (tiga) keadaan :
1. Gigi tegak lurus pada batang mendatar.
2. Gigi tegak lurus pada batang diagonal.
3. Gigi menurut garis pada sudut luar.
Kedalaman gigi (tv) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keadaan 1 :
S.cos
tv = b . .....................................................................................................(4.1)
Keadaan 2 :
S.cos
tv = b . .....................................................................................................(4.2)
Keadaan 3 :
2
S.cos 1/ 2.
tv = ..........................................................................................(4.3)
b . 1 / 2 .
Dari ketiga keadaan tersebut yang paling banyak dan sering dipakai adalah
keadaan 3. Apabila 20° < α < 60° maka untuk menghitung tv pada keadaan 3 dapat
menggunakan rumus praktis sebagai berikut:
S
Kayu kelas kuat I : tv = 112 .b
.....................................................................
(4.4)
S
Kayu jati : tv = 93 . b ........................................................................
(4.5)
S
Kayu kelas kuat II : tv = 73 . b ........................................................................
(4.6)
S
Kayu kelas kuat III : tv = 50 . b
........ .............................................................
(4.7)
S
Kayu kla-kuat IV : tv = 37 . b
.....................................................................
(4.8)
(4.11)
lv ≥ 15 cm
28
Konstruksi Kayu
Soal 2
Pada sebuah titik buhul akhir batang yang merupakan kaki kuda-kuda meneruskan
gaya S = 4 ton (tekan). Konstruksi terlindung dan beban permanen. Kayu adalah
keruing, sedangkan ukuran-ukuran kayu adalan 10/14 baik untuk kaki kuda-
kudanya maupun untuk batang tepi bawah. Diminta menyelesaikan titik buhul
tersebut dengan sambungan gigi menurut garis bagi sudut luar.
Penyelesaian
β=1,γ=1
Kayu Keruing → lampiran I PKKI 1961, kelas kuat II
ds // = 85 kg/cm2
29
Konstruksi Kayu
ds⊥ = 25 kg/cm2
// = 12 kg/cm2
diambil S2 = ½ . S = 200 kg
S2 .cos 2000 .cos 30
tv2 = = = 3,15 cm
b. 10 .55
= 2,5 cm
oKontrol tegangan pada gigi ke-satu :
2
= S1 cos 1/ 2. = 1778 . cos 2 1 / 2.15
1/ 2.
b. tv1 10 . 2,5
= 12,83 cm → lv1 ≥ 15 cm
30
Konstruksi Kayu
= 28,87 cm cm → lv2 ≥ 30 cm
oDari gambar yang menentukan adalah lv1 = 15 cm
sehingga lv2 > 30 cm
Soal 3
Pada sebuah titik buhul akhir batang yang
31
Konstruksi Kayu
Penyelesaian
Β=1,γ=1
Kayu kelas kuat III, ds // = 60 kg/cm2
ds⊥ = 15 kg/cm2
// = 8 kg/cm2
= 60 – (60 – 15) . sin 32,5° = 35,82 kg/cm2
1/ 2. = 60 – (60-15) . sin 16,52° = 47,41 kg/cm2
a) Dengan sambungan gigi rangkap.
diambil S2 = ½ . S = ½ . 2500 = 1250 kg
tv = S2 .cos 1250 .32 ,5
=
2
b. 8.35 ,82 = 3,7 cm
tv2 > ¼ . h = ¼ . 12 = 3 cm
→ digunakan tv2 = 3 cm
ts = tv2 = 3 = 3,56 cm
2
cos cos 35 ,5
32
Konstruksi Kayu
> ¼ . h = 3 cm
Digunakan tv = 3cm
2500
Sehigga perlu diperlebar kayu, b’ = 50 .3 = 16,67 cm
= S2 = 0,8
1898 ,24 = 21,97 kg/cm2 < 60 kg/cm2
. 9 .12
Fnt
Sambungan golongan III, tampang dua, α = 0° ;
P = 60 . m . d = 60 . 8 . 1,27 = 609, 6 kg
P = 120 . 1 . d = 120 . 4,5 . 1,27 = 685, 8 kg
P = 340 . d2 =340 . (1,27)2 = 548,39 kg
o Hubungan batang diagonal dengan plat
sambung:
α = 0° , S = 1898,24 kg
1898 ,24
n = 548 ,39 = 3,5 → digunakan 4 baut.
S1 .cos
o Kayu muka, lv = =
b. /
o
cos
8.8
= 16,27 cm → 17 cm
o Jarak-jarak baut : 3,5d = 4,45 cm → 5 cm
6d = 7,62 8
2d = 2,54 4 < 4,5 cm
3d = 3,81 4
Gambar 4.3d Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
34
Konstruksi Kayu
Gambar 4.3e Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
BAB V
SAMBUNGAN MOMEN
36
Konstruksi Kayu
37
Konstruksi Kayu
Plat sambung diletakkan di atas dan bawah, sehingga gaya lintang pada sambungan
tidak menimbulkan gaya tarik/tekan tersendiri pada plat sambung melainkan hanya
menimbulkan momen yang tidak didukung balok dan mestinya sudah terhitung
dalam 1,2 tm.
Digunakan plat sambung 2 x 4/8,
Kayu kla-kuat II, tr // = 85 kg/cm2
Pada plat sambung bagian bawah, Fnt = 0,8 . 4 . 18 = 57,6cm2
Ptarik = Fnt . tr // = 57,6 . 85 = 4896 kg
Lengan momen kopel = 2 + 28 + 2 = 32 cm
Plat sambung dapat menghasikan momen kopel sebesar,
M = 4896 . 32 = 1,56672 tm > 1,2 tm
Gaya yang harus didukung oleh baut,
1,2.10 5
S= =3750 kg
32
Dipilih baut 5/8”, kayu kelas kuat II, sambungan golongan dua, tampang satu
(hanya bagian bawah saja, sedangkan bagian atas/tekan hanya mengi-kuti), α = 0° ,
P = 40 . 1 . d = 254,4 kg
P = 215 . d2 = 215 . (1,59)2 = 543,54 kg
3750
n = 254,4 = 14,7 → digunakan 15 baut (bisa 3 baris)
38
Konstruksi Kayu
Penyelesaian
=1, =1
Suren dengan Bj = 0,5 → lt = 170 . 0,5 = 85 kg/cm2
lt // = 150 . 0,5 = 75 kg/cm2
39
Konstruksi Kayu
Momen lentur disebabkan gaya yang tegak lurus arah serat tetapi pada alt
sambng paku tidak ada pengaruh penyimpangan arah gaya terhadap arah serat.
Jarak-jarak paku : 2d = 5,04 cm → 5,5 cm
10d = 4,2 5
5d = 2,1 2,4 (bisa 4 baris)
Untuk satu kelompok dicoba n paku dan e1 dicoba 2 x 10d = 10 cm,
0,9 . P . n . e1 = Mmaks
0,9 . 77 . n . 10 = 14688
n = 21,19
Dalam hal ini paku terjauh dengan e = 10 cm. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat =
5 cm ada 16. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat = 10 cm ada 16
16 . P.52 +16 .10 2
M =
10
52 +10 2
14688 = 16 . P ( )
10
P = 73,44 kg < P = 77 kg (OK)
40
Konstruksi Kayu
41
Konstruksi Kayu
Keterangan:
- Susunan paku bisa dibuat dua kelompok dan diberi jarak antara agar
dapat mendukung momen tidak terduga.
- Jumlah paku pada satu baris <10 batang sehingga kekuatan paku tidak
perlu dikurangi 10%.
- Jumlah paku untuk plat sambung atas sebenarnya bisa dikurangi karena
merupakan sambungan tekan.
Soal 3
Balok kayu damar berukuran 8/18 mendukung momen M = 11000 kg cm dan gaya
lintang D = 70 kg. Hitunglah penyambungan balok tersebut dengan baut plat
sambung diletakkan di samping. Bj = 0,5. konstruksi tidak terlindung dan beban
permanen.
Penyelesaian
= 5/6 , = 1
Kayu damar dengan BJ = 0,5 , lt . r = 170 . 0,5 . 5/6 . 1
= 70,83 kg/cm2
Kelas kuat III, sambungan golongan III, tampang dua, arah gaya tegak lurus arah
serat,
Digunakan plat sambung 2 x 4/18 , baut ½”,
42
Konstruksi Kayu
P = 60 . m . d . (1-0,6 . sin α)
= 60 . 8 . 1,27 . 0,4 = 24, 84 kg
P = 340 . d2 . (1 – 0,35 . sin α)
= 340 . (1,27)2 . 0, 65 = 356,45 kg
Pr = 243,84 . 5/6 . 1 = 203,2 kg
Diperkirakan jarak titik berat kelompok baut separoh sehubungan kiri dan kanan, e
= 100 cm,
Mtotal = M + ½ . D . e = 11000 + ½ . 70 . 100
= 145000 kg.cm
43
Konstruksi Kayu
Soal 4
Sebuah balok berukuran 2 x 6/16 dari kayu Damar. Konstruksi terlindung dan
beban permanen. Jika panjang balok 250 cm dan gaya tekan yang didukungnya P =
3 ton, hitunglah momen yang dapat didukung oleh balok itu disamping P tekan
tersebut. Kemudian sambunglah balok itu dengan pasak kayu bulat.
Lendutan balok diabaikan.
Penyelesaian
=1, =1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 → kelas kuat III
= 75 kg/cm2
ds // = 60 kg/cm2
44
Konstruksi Kayu
45
Konstruksi Kayu
BAB VI
BALOK SUSUN
nya. Hal ini untuk menghindari penempatan paku yang banyak pada gaya lintang
yang kecil dan sebaliknya. Apabila pada tempat dengan gaya lintang yang terlalu
kecii atau nol sehingga dibutuhkan paku yang sangat sedikit, maka paku tersebut
dipasang berdasarkan jarak antara maksinaum 7.ho (ho = tebal byu muka/tempat
awal paku masuk).
47
Konstruksi Kayu
Untuk balok terbentuk I jumlah paku pada setiap hubungan papan badan
dengan flens:
D.Ss .b b ..............................................................................................(6.2)
n=
2 . I .cos . P
Penyelesaian
=1 , =1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 → kelas kuat III,
lt = 75 kg/cm2
tr // = 60 kg/cm2
// = 8 kg/cm2
PKKI 1961 ps. 12.2 untuk balok susun 3 bagian, konstruksi terlindung :
Wnt = 0,8 . 1/6 . b . h2 = 0,8 . 1/6 . 18 . h2
= 2,4 . h2
In = 0,3 . 1/12 . b . h3
lt = Mmaks/Wnt , Mmaks = ¼ . P . 1 = ¼ . 4000 . 450
= 4,5 t.m
4,5 . 10 5
Wnt = 2,4 . h2 = = 6000
75
h2 = 2500 , h = 50 cm
digunakan balok 3 x 18/18 →h = 3 . 18 = 54 cm > 50 cm (OK)
I = 1/12 . 18 . 543 = 236196 cm4
Kayu kelas kuat III,
E = 8000 kg/cm2
48
Konstruksi Kayu
D = ½ . P = 2000 kg
Kontrol lendutan :
f ijin = 1/300 . 1 = 1,5 cm
1 P.13 4000 .(450 )3
fmaks = . E.In = 48 .80000 .0,3.236196 = 1,34
48
cm
< 1,5 cm
= 2,74 kg/cm2
Ditinjau setengah bentangan :
Gambar 6.4c Bidang gaya lintang
Gaya geser yang didukut kokot,
L = ½ . l . . b = ½ . 2,74 . 18 = 11097 kg
Ukuran kayu terkecil 18/18, dipilih kokot persegi 13 x 13 cm dengan baut ¾” P =
1,7 ton.
Jarak kayu muka = 15 cm
Jarak antar baut = 23 cm
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961, Bj-rata-rata = 0,5
→tidak ada koreksi Bj, = = 1, Pr = 1,7 ton,
49
Konstruksi Kayu
11097
n= = 6,5 → digunakan 7 kokot.
1700
Karena bidang D sama untuk seluruh bentang d, maka jarak-jarak antar baut sama.
Penempatan kokot dengan bantuan bidang M (dengan skala) :
50
Konstruksi Kayu
51
Konstruksi Kayu
Soal 2
Balok seperti pada gambar 32. b = 18
cm , h = 2 x 20 cm.
//
= 15 kg/cm2
// = 20 kg/cm2
maks =3 . D
2 b . h
3 2000
= . = 4,17 kg/cm2
2 18 , 40
52
Konstruksi Kayu
53
Konstruksi Kayu
maupun lendutan balok, karena dimensi balok sudah ditentukan dan tidak disyaratkan
dapat diubah.
54
Konstruksi Kayu
Soal 3
Sebuah balok susun untuk kosntruksi gelagar jembatan berukuran 1 x 15/25 dan
2 x 15/10 dari kayu ber-Bj = 0,62. Alat penyusun yang dipakai adalah kokot Bulldog
persegi 4” x 4” dengan baut 5/8”. Apabila bentang jembatan 6 m, serta dihitung pada
beban permanen,
a. hitung q maksimum dalam t/m’ yang masih aman dapat ditahan oleh balok
susun tersebut, apabila berat sendiri diabaikan, serta lendutan yang diijinkan
12 mm.
(q = beban terbagi rata)
b. hitung dan gambar penempatan kokot Bulldog dengan skala yang baik.
5 q.l 4
o Lendutan maksimum, fmaks = .
384 E. Int
55
Konstruksi Kayu
56
Konstruksi Kayu
Pada gambar 42 :
Jarak kayu muka
= 42,5 cm > 17 cm -ok-
Jarak antar baut
= 115 cm > 17 cm -ok-
57
Konstruksi Kayu
58
Konstruksi Kayu
= 2925 kg
3 2925
= . = 5,96 kg/cm2 < = 10 kg / cm2
maks // r
2 16 .46
L
n . t . 16 =
ds // r
n.t = 9,466 cm
diambil t = 2,5 cm , n = 3,8 →n = 4 buah pasak
n=4 → t = 2,4 cm
a = 5t = 12 cm
Kontrol geser pasak
Pasak dari kayu Kesambi, kelas-kuat I,
ds // r = 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm2
// r
= 20 . 5/6 = 16,67 kg/cm2
10728
= 4.12 .16 = 14 kg/cm2 < 16,67 kg / cm2 (OK)
59
Konstruksi Kayu
L
Lgsr = n . a1 . b =
// r
10728
4 . a1 . 16 =
10
a1 = 16, 7625 cm (minimal)
Penempatan pasak dengan bantuan bidang D (dengan skala)
Pada gambar 43 :
a1 = 32,5 – a
= 32,5 – 12
= 20,5 cm
> 16,7652 cm (OK)
60
Konstruksi Kayu
Soal 4
Penyelesaian :
= 1 , = 5/4
Kayu kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
lt . r = 100 . 5/4 = 125 kg/cm2
ds // r = 85. 5/4 = 106,25 kg/cm2
/ r = 12 . 5/4 = 15 kg/cm2
P. a.b 2. 6
a) Mmaks = = . P = 1,5 . P kg . m
L 8
I = 4 . 1/12 . 5 . 123 + 4 . 5 . 12 . 142 + 1/12 . 4 . 403
= 71253,3333 cm4
Kampuh tegak, faktor reduksi = 0,9
Mmaks = lt . r . Wr
71253 ,333 . 0,9
150 . P = 125 . →P1 = 2672 kg
20
fijin = 1/300 . L = 1/300 . 800 . = 2,6667 cm
P.a 2 . b 2
fmaks = fC =
3. E . Ir . L
61
Konstruksi Kayu
2 2
P.200 .600
2,667 =
3 . 100000 .0,9.71253 ,333 . 800
= 2480 cm3
15 . 4 .71253 ,3333
Dmaks = 0,75 . P =
2480
→P3 = 2298,4946 kg
P maksimal yang diijinkan = 2298,4946 kg
b) Untuk penempatan paku, bentangan dibagi 2 bagian,
Bagian I, D = 0,75 . P = 1723,871 kg
Bagian II, D = 0,25 . P = 574,624 kg
SS = 2 . 5 . 12 . 14 = 1680 cm3
. b = D1 . Ss = 1723 ,871 .1680 = 40,6452 kg/cm
1 1
I 71253 ,333
62
Konstruksi Kayu
63
Konstruksi Kayu
Beban tetap dan konstruksi terlindung sepertipada gambar. Berat jenis kayu = 0,6.
a. berapakah q ijin ?
b. hitung dan gambarkan penempatan paku.
c. Hitung lendutan di B.
Penyelesaian
=1, =1
Kayu Bj = 0,6 , kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
lt = 170 . 0,6 = 102 kg/cm2
ds // = 150 . 0,6 = 90 kg/cm2
// = 20 . 0,6 kg/cm2
a) Letak garis netral potongan :
20 . 4 . 2 +20 . 5 . 14
ya = 20 . 4 20 .5
= 8,6667 cm
yb = 15,33333 cm
Ign = 1/12 . 20 . 43 + 20 . 4 . (6,6667)2 + 1/12 . 5 . 203 + 5 . 20 . (5,3333)2
= 9840 cm4
W = Ign/yb
0,8 . 9840
Kampuh mendatar, Wr = = 513,3924 cm3
15 ,3333
64
Konstruksi Kayu
4
q .180
fmaks = fijin = → 0,6 = 8 . 100000 . 0,8 . 9840
q2 = 3,5994 kg/cm
Dmaks . S
maks = b . I
q3 = 5,5803 kg/cm
q maksimal yang diijinkan = 0,32325 t/m.
65
Konstruksi Kayu
= 11,1765 cm
yb = 12,8235 cm
Ss = 2 . 4 . 20 (12,8235-10)
= 451, 76 cm3
Gambar 6.4q Tampang balok tersusun
Gaya lintang maksimum,
D1 = 3,2325 . 180 = 581,85 kg
Gaya lintang pada jarak 60 cm dari A,
D2 = 581,85 – 60 . 3,2325 = 387,9 kg
I = 1/12 . 20 . 43 + 4 . 20 . 9,17652 + 1/12 . 13 . 203 + 13 . 20 . 2,82352
= 17582,7451 cm4
L = ½ . LI . ( 1 .b+ 2 . b)
= ½ . 60 . (14,95 + 9,97) = 747,6 kg
747 ,6
n= = 8,1 → digunakan 12 paku, masing-masing kiri-kanan
92
tempat paku untuk penempatan yang tersedia cukup panjang,
12d = 5,04 cm → 6 cm
66
Konstruksi Kayu
q . l4 3,2325 . 180 4
c) Lendutan di B = fB = = 8 . 100000
8 . E.I .9840
67
Konstruksi Kayu
Soal 6
Sebuah konsol dari balok gabungan dengan badan miring sudut miring α = 45 , ukuran
papan 3/15. Balok mendukung bebab P = 1000 kg di ujung dan beban tebagi rata q =
200 kg/m (termasuk berat sendiri).
Kayu Jati, beban permanen, konstruksi tidak terlindung. Berat jenis= 0,6.
a. hitung H yang ekonomis (bulatkan dalam kelipatan 5 cm)
b. hitung dan gambar penempatan paku.
Penyelesaian
= 5/6, =1
Kayu Jati, E = 100000 kg/cm2
lt . r = 130 . 5/6 = 108,3333 kg/cm2
// r = 110 . 5/6 = 91,6667 kg/cm2
ds ⊥r = 30 . 5/6 = 25 kg/cm2
68
Konstruksi Kayu
q . l4 2 . 200
4
4000
fmaks akibat q = 8. E . I = 8. 100000 =
. I I
P . l3 1000 . 200 3
26666 ,6667
akibat P = = = I
3. E . I 3 . 100000 .I
30666 ,667
fmaks total =
I
fmaks total = fijin
30666 ,667
= 0,5
I
I = 6133,333 = 40 . H2 - 800 . H + 5333,3333
H2 – 20 . H – 1400 = 0
H2 = 48,7298 cm
Mmaks 240000
Ptr = =
z H −10
Ptr
= , P = 240000 = 91,6667 . 0,9 . 8 . 10
tr / r
Fnt
tr
H −10
H3 = 46,3636 cm
Dmaks = P + q . l = 1000 + 2 . 200 = 1400 kg
Dmaks . S
// r= , S = 8 . 10 . (1/2 . H – 5)
b . I
= 40 . (H-10)
I Dmaks 1400
= = = 18,6667 cm
S // r . b 12 ,5 . 6
69
Konstruksi Kayu
α = 45°
Akibat P :
Dmaks = P = 1000 kg
bb . Dmaks . S
n=
I . Pr
kayu muka = 3 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
dengan lp = 10,2 cm > 2,51 = 7,5 cm
Bj = 0,6 → P = 94 kg, Pr = 94.5/6 = 78,3333 kg
15 . 1000 . 1600
n = 65333 = 4,7
,3333 . 78 ,3333
→ digunakan 5 paku untuk setiap hubungan antara flens dengan papan badan di
sepanjang bentang.
Akibat q :
→ digunakan 2 paku untuk setiap hubungan atara flens dengan papan badan sesuai
dengan gaya lintang masing-masing.
Akibat, penempatan jumlah paku dibagi dalam 2 bagian masing dibatasi oleh
batang-batang vertikal.
bagian I : Dmaks = 400 kg, n = 2 paku
D
bagian II : D = ½ . Dmaks = 200 kg, n = .2=1
Dmaks
Jumlah total paku untuk setiap hubungan papan badan dengan flens:
Bagian I : n = 2 + 2 = 7 paku
Bagian II : n = 5 + 1 = 6 paku
Dimensi vertikal :
Dmaks = 1400 kg,
Batang vertikal direncanakan sama dimensinya, karena gaya lintang maksimum dan
minimum hanya berselisih sedikit, digunakan kayu 8/8,
70
Konstruksi Kayu
140
= = 21,875 kg/cm2 < = 25 kg/cm2 (OK)
ds ⊥ ds ⊥r
8 .8
71
Konstruksi Kayu
Soal 7
72
Konstruksi Kayu
Penyelesaian:
=1, =1
Kayu Bj = 0,63 → kayu kelas kuat II, E= 100000 kg/cm2
lt = 170 . 0,63 = 107,1 kg/cm2
ds // = 150 . 0,63 = 94,5 kg/cm2
ds ⊥ = 40 . 0,63 = 25,2 kg/cm2
// r = 20 . 0,63 = 12,6 kg/cm2
a) I = 2 . 1/12 . 19 . 53 + 2 . 5 . 19 . (22,5)2 + 1/12 . 403
= 123250 cm4
Kampuh mendatar, faktor reduksi = 0,8
Mmaks = 1550 . 260 = 403000 kg . cm
0,8 . I 0,8 . 123250
Wr = 1/ 2. H = = 3944 cm3
25
Wmaks 429000
lt= = = 108,77 kg/cm2
Wr 3944
> lt = 107,1 kg/cm2
Beban P = 1650 kg tidak dapat ditahan balok tersebut.
403000
= = 102,18 kg/cm2 < = 107,1 kg/cm2
lt lt
3944
Dmaks = P = 1550 kg
D .S
= b.I , S = 5 . 19 . 22,5 + 5 . 20 . 10
= 3137,5 cm3
1550 . 3137 ,5
= 5. 123250 = 7,89 kg/cm2 < // = 12,6 kg/cm2 (OK)
D . l3 1550 . (260 )3
fmaks = = 3 . 100000
3 . E. Ir . 0,8 . 123250
73
Konstruksi Kayu
L = 242,96 cm
Kontrol :
1650 . 242 ,96
lt = = 101,64 kg /cm2
3944
1/ 3 . P . l3
dibutuhkan, I =
E . f ijin
3
l=
1/ 3 . 1550 .260 = 113511,6667 cm4
0,80 . 100000
(tidak ada reduksi untuk kampuh karena papan badan miring), setelah beberapa kali,
dicoba ukuran flens 12/14, momen lemban bagian badan diabaikan, papan badan
diambil ukuran 3/12,
74
Konstruksi Kayu
S = 12 . 14 . 18 = 3024 cm3
Gambar 6.4w Dimensi balok I
Kontrol :
W 114352 / 25
< lt = 107,1 kg/cm2
(OK)
1550 . 260
Ptr = 7 + 22 +7 = 11194,4444 kg
tr =
11149 ,4444 74,04 kg/cm2 < = 94,5 kg/cm2
tr //
0,9 . 12 14
(OK)
3
1/ 3 . 1550 . 260
fmaks = = 0,7941 cm < fijin = 0,80 cm
100000 . 114352
1550 . 3024
= 4 . 114352 2
= 10,25 kg/cm2 < // = 12,6 kg/cm
(OK)
ukuran papan tersebut digunakan :
flens = 2 x12/14
papan badan = 2 x 2/14
bb = 14 cm I = 1145352 cm4
Dmaks = 1550 kg α = 45°
Ss = 3024 cm3
75
Konstruksi Kayu
(jumlah paku cukup banyak, tetapi karena tinggi flens dan papan badan-nya sudah
direncanakan cukup lebar, maka daerah yang tersedia untuk penempatan paku
cukup).
Ukuran batang vertikal :
D = 1550 kg (sama untuk sepanjang bentang)
76
Konstruksi Kayu
DAFTAR PUSTAKA
77