KONSTRUKSI KAYU
DISUSUN OLEH :
I PUTU LAINTARAWAN, ST, MT.
I NYOMAN SUTA WIDNYANA, ST, MT.
I WAYAN ARTANA, ST.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmatNya, penyusunan Buku Ajar Konstruksi Kayu dapat diselesaikan. Buku Ajar ini
disusun untuk menunjang proses belajar mengajar mata kuliah Konstruksi Kayu
sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta pada akhirnya
tujuan instruksional umum dari mata kuliah ini dapat dicapai.
Diktat ini bukanlah satu-satunya pegangan mahasiswa untuk mata kuliah ini,
terdapat banyak buku yang bisa digunakan sebagai acuan pustaka. Diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan materi dari sumber lain.
Penulis menyadari bahwa diktat ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca dan juga rekan sejawat
terutama yang mengasuh mata kuliah ini, sangat kami perlukan untuk kesempurnaan
tulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii
BAB I
TEGANGAN IJIN KAYU
diketahui kelas kuat kayu. Untuk itu hubungan antara kelas kuat dan berat jenis kayu di
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Hubungan antara kelas kuat dan berat jenis
Kelas kuat I II III IV V
Berat jenis ≥ 0,90 0,60-0,89 0,40-0,59 0,30-0,39 < 0,30
dimensi gording 6/8, kontrol apakah konstruksi tersebut aman. Lendutan dan berat
sendiri gording diabaikan
Penyelesaiaan:
Konstruksi gording terlindung, β = 1
Pembebanan permanen, γ = 1
Bj = 0,6 maka:
lt reduksi = lt. r = 170.0,6.1.1 = 102 kg/cm2
ds //r = tr
// = 150.0,6.1.1 = 90 kg/cm2
ds r = 40.0,6.1.1 = 24 kg/cm2
// r
= 20.0,6.1.1 =12 kg/cm2
Konstruksi aman
2. Suatu batang tarik yang disambung dengan alat penyambung baut. Kekuatan satu
buah baut =50 kg. Konstruksi tidak terlindung dan beban tidak permanen. Apabila
gaya tarik yang bekerja pada kontruksi tersebut sebesar 0,6 ton, Hitung jumlah
baut yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Konstruksi tidak terlindung, β = 5/6
Pembebanan tidak permanen γ = 5/4
baut reduksi = 50.5/6. 5/4 = 52,08 kg
BAB II
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
= ......................................................................................................................(2.1)
Hubungan antara dan dapat dilihat pada daftar III PKKI 1961. Selanjutnya tegangan
tekan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan tekan yang diijinkan.
....................................................................................................(2.3)
Untuk merencanakan dimensi batang tekan tunggal, sebagai pedoman awal
dapat digunakan rumsu-rumus sbb.
-
untuk kayu kelas kuat I, Imin = 40. Ptk. Ltk2
-
untuk kayu kelas kuat II, Imin = 50. Ptk. Ltk2
-
untuk kayu kelas kuat III, Imin = 60. Ptk. Ltk2
-
untuk kayu kelas kuat IV, Imin = 80. Ptk. Ltk2
......................................................................................................(2.5)
Wn = c. W, dengan c adalah faktor perlemahan seperti pada batang tarik dan W adalah
tahanan momen. Juga lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi lendutan yang
diijinkan. Syarat panjang bentang efektif balok yang efektif dapat dilihat pada PKKI
1961 ps. 12.1
S S
M M
.............................................................................(2.6)
= ...................................................................................................................(2.7)
S S
M M
......................................................................(2.8)
................................................................................................................(2.8)
Penyelesaian
Kayu dengan Bj = 0,5 , = 1, = 1, = 150.0,5 = 75 kg/ cm2
P = 5000 kg
Faktor Perlemahan (FP) = 20 %
Dicoba b = 7 cm
h = 12 cm (h 2b)
Fbr = 7.12 = 84 cm2 > 83,34 cm2 (OK)
Jadi dimensi yang aman dan ekonomis 7/12
Soal 2
Suatu batang tekan panjangnya 2 m dibebani gaya 12 ton. Batang tersebut
merupakan bagian dari suatu konstruksi kuda-kuda dan direncanakan untuk menahan
beban tetap dan beban angin. Jika berat jenis kayu 0,65, rencanakan dimensi batang
tekan tersebut.
Penyelesaian
Konstruksi kuda-kuda, terlindung =1
Beban tetap dan beban angin, = 5/4
Konstruksi kuda-kuda = konstruksi rangka. Ltk = 1=2 m
Bj = 0,65, = 150.0,65 . 5/4 = 121,875 kg/cm2, Kayu kelas II, Imin = 50. P.
Ltk2
Misal direncanakan tampang bujur sangkar.
Imin = 1/12. b4 = 50.12. 22
b4 = 28800 cm4
b = 13,03 cm
diambil b = h = 13 cm
= 53.23 dari daftar III PKKI 1961, dengan interpolasi liniar didapat =
1,5523
Soal 3
Diketahui a = b = 3 cm. Kayu dari Suren. P=3 ton tekan.Batang tersebut, terdapat pada
sebuah konstruksi rangka kuda-kuda. Beban permanen. Panjang batang 220 cm.
Tentukan dimensi h.
Penyelesaian
Konstruksi rangka kuda-kuda, = 1 , ltk = 1 = 220 cm
Beban permanen, =1
Kayu seren
= 45 kg/cm2
= 45.1.1 = 45 kg/cm2
Dicoba h = 10 cm
ix = 0,289 . h = 2,89 cm
It = 2 . 1/12 . 10 . 33 + 2 . 10 . 3 . 33 = 585 cm4
Ig = 1/12 . 10 . 63
Iy = ¼ . (It + 3. Ig) = ¼ . (585 +3 . 180) = 281,25 cm4
iy = = 2,17 cm
dapat
= 3,0966
iy = = 2,17 cm
BAB III
JENIS SAMBUNGAN DAN ALAT SAMBUNG
-
Golongan II untuk kayu kelas kuat II dan kayu Jati,
Sambungan tampang satu : P = 40 . 1 . d . ( 1 - 0,60 sin α)
P = 215 . d2 . ( 1 - 0,35 sin α)
Sambungan tampang dua : P = 100 . m . d . ( 1 - 0,60 sin α)
P = 200. l . d . ( 1 - 0,60 sin α)
P = 430. d2 . ( 1 - 0,35 sin α)
-
Golongan III untuk kayu kelas kuat III,
Sambungan tampang satu : P = 25. l . d . ( 1 - 0,60 sin α)
P = 170. d2 . ( 1 - 0,35 sin α)
Gambar 3.2 Batang tarik yang disambung dengan alat sambung paku
Cara memilih ukuran pasak dengan memperhatikan ukuran kayu minimum. Misal
pasak akan diletakkan setangkup dengan lebar kayu 14 cm, maka dapat diambil pasak
10 cm atau yang lebih kecil lagi sesuai dengan kekuatan pasak. Pada prinsipnya jumlah
pasak yang terpasang/digunakan semakin sedikit akan semakin baik karena menghemat
panjang plat sambung.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Dengan ukuran kayu 8/16 dan plat sambung 2 x 4/16 terdapat lebar kayu 16 cm, maka
dari Tabel 3.4 digunakan pasak dengan diameter D= 10 cm.
Untuk Bj= 0,6 → = 1700 kg
= 1700 . 5/4 . 1 . 0,5 /0,6 = 1770,83 kg
Gambar 3.4 Batang tarik disambung dengan alat sambung Pasak kayu bulat Kubler.
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung cincin belah Kreugers.
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Gambar 3.5 Batang tarik disambung dengan alat sambung cincin belah Kreugers
Contoh
Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar
dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak permanen. Diminta
menyambung batang tersebut dengan alat sambung Kokot Bulldog
Penyelesaian
Β = 1 , γ = 5/4
Kayu dengan Bj = 0,5
Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16
Ukuran kayu minimum = 4/16
Maka dipakai kokot Bulldog persegi 10 x 10 cm
(syarat kayu minimum pada lampiran-4 untuk kokot 10 x 10 cm adalah 3,81 /11,43 cm)
Dengan digunakan baut 5/8” , = 1500 kg (Bj=0,5)
kayu muka = 11 cm
jarak antar baut = 17 cm
Gambar 3.6 Batang tarik disambung dengan alat sambung Kokot Bulldog
Soal 2
Batang vertikal meneruskan gaya tarik 1050 kg. Kayu mahoni konstruksi
terlindung dan gaya akibat beban tetap rencanakanlah alat sambungan tersebut dengan
alat sambung baut.
Gambar 7
Gambar 3.7c Batang vertikal
Penyelesaian :
β = 1, = , Kayu Mahoni lampiran I PKKI 1961.
Soal 3
Sebuah batang ditarik berukuran 2 x 3/12 dari sebuah kuda-kuda menahan tarik
2,5 ton yang disebabkan oleh beban permanen + beban angin. Apabila batang tersebut
menggunakan kayu Meranti Merah, hitung dan rencana sambungan untuk batang
tersebut dengan alat sambung baut.
Soal 4
Direncanakan kuda-kuda dari kayu dengan Bj = 0,6 Mutu b menahan beban seperti pada
gambar 14, gaya-gaya yang bekerja sudah termasuk berat sendiri, serta dihitung pada
beban tetap. Apabila tengah-tengah bentang CD serta titik buhul F terdapat sambungan
dengan alat sambung baut;
a. Rencanakanlah dimensi CD
b. Rencanakanlah dimensi FG
c. Hitung dan gambar sambungan pada batang CD
d. Hitung dan gambar sambungan pada titik buhul F
Penyelesaian :
∑MG = 0
(3 – 0,75 ) . 6-1,5 . 3 +
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = 0
PCDy . 3 + PCDx . 1,5 = -9
. 3+ . PCD . 1,5 = -9
PCD = -3,35 ton
∑ MC = 0
(3 – 0,75) . 3- PFG . 1,5 = 0
PFG = + 4,5 ton
Β=1,γ =1
Kayu mutu B, Bj = 0,6
= = 150 . 0,6 . 0,75 = 67, 5 kg/cm2
a) PCD = 3,35 ton (tekan)
Kayu Bj = 0,6 → kelas kuat II, Imin = 50. Ptk.ltk2
Ptk = 3,35 ton
ltk = 1 = = 3,35 m
direncanakan tampang-persegi dengan h ~ 2b
Imim = 50 . Ptk . ltk2
1/12 . b3 . h = 50 . 3,35 . (3,35)2
1/6 . b4 = 1879, 769
b = 10,31 cm → b = 10 cm, h dicari lagi
imim = 0,28 . b = 2,89 cm
= = 115,92 → = 4,2036
= = 67, 5 kg/cm2
h ≥ 20.86 cm → h = 22 cm
→ b . h = 10 . 22 = 220 cm2
Dicoba dengan b = 12 cm
imim = 0,289 . b = 3,468 cm
= = 96,6 → = 2,81
= = 67, 5 kg/cm2
h ≥ 11,6 cm → h = 12 cm
→ b . h = 12 . 22 = 144 cm2
ternyata lebih ekonomis dengan dimensi 12/12
b) PFG = 4,5 ton (tarik)
sambungan dengan baut, FP = 20%
d) Gaya batang CF = 0
Jadi cukup memperhatikan sambungan batang AF degan FC (ukuran 8/12).
P = 4,5 ton (tarik)
Digunakan plat sambung di samping kiri dan kanan 2x4/12
= 100 . m . d = 100 . 8 . 1,27 = 1016 kg
= 430 . d2 = 430 . (1,27)2 = 693,55 kg
SAMBUNGAN GIGI
4.1 Sambungan Gigi
Sambungan gigi berfungsi untuk meneruskan gaya-gaya tekan. Sambungan
ini dapat dibuat dalam 3 (tiga) keadaan :
1. Gigi tegak lurus pada batang mendatar.
2. Gigi tegak lurus pada batang diagonal.
3. Gigi menurut garis pada sudut luar.
Kedalaman gigi (tv) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keadaan 1 :
tv = .....................................................................................................(4.1)
Keadaan 2 :
tv = .....................................................................................................(4.2)
Keadaan 3 :
tv = ..........................................................................................(4.3)
Dari ketiga keadaan tersebut yang paling banyak dan sering dipakai adalah
keadaan 3. Apabila 20° < α < 60° maka untuk menghitung tv pada keadaan 3 dapat
menggunakan rumus praktis sebagai berikut:
(4.4)
(4.5)
(4.6)
(4.7)
lv ≥ . H = S . cos α ...........................................................................
(4.11)
lv ≥ 15 cm
tv = , S1 = = 2646, 11 kg
= , S2 = = 1154,7 kg
Soal 2
Pada sebuah titik buhul akhir batang yang merupakan kaki kuda-kuda meneruskan
gaya S = 4 ton (tekan). Konstruksi terlindung dan beban permanen. Kayu adalah
keruing, sedangkan ukuran-ukuran kayu adalan 10/14 baik untuk kaki kuda-
kudanya maupun untuk batang tepi bawah. Diminta menyelesaikan titik buhul
tersebut dengan sambungan gigi menurut garis bagi sudut luar.
Penyelesaian
β=1,γ=1
Kayu Keruing → lampiran I PPKI 1961, kelas kuat II
= 85 kg/cm2
= 25 kg/cm2
= 12 kg/cm2
Kemiringan atap direncanakan 30°, sehingga α= 30°
= 85 – (85-25) . sin 15° = 69,47 kg/cm2
tv2 = = = 3,15 cm
ts2 = = = 0,04 cm
= 2,5 cm
o Kontrol tegangan pada gigi ke-satu :
= =
lv1 = =
= 12,83 cm → lv1 ≥ 15 cm
Lv2 = =
= 28,87 cm cm → lv2 ≥ 30 cm
o Dari gambar yang menentukan adalah lv1 = 15 cm
sehingga lv2 > 30 cm
Soal 3
Pada sebuah titik buhul akhir batang yang
c. Mempertinggi batang
Penyelesaian
Β=1,γ=1
Kayu kelas kuat III, = 60 kg/cm2
= 15 kg/cm2
= 8 kg/cm2
= 60 – (60 – 15) . sin 32,5° = 35,82 kg/cm2
= 60 – (60-15) . sin 16,52° = 47,41 kg/cm2
a) Dengan sambungan gigi rangkap.
diambil S2 = ½ . S = ½ . 2500 = 1250 kg
tv2 = = = 3,7 cm
tv2 > ¼ . h = ¼ . 12 = 3 cm
→ digunakan tv2 = 3 cm
ts2 = = = 3,56 cm
> ¼ . h = 3 cm
Digunakan tv = 3cm
16,67-8 = 8,6 cm → 9 cm
→ digunakan plat sambung 2 x 4,5/12
Gaya didukung oleh gigi tunggal :
S1 = = = 1234,51kg
o Kayu muka, lv = =
= 16,27 cm → 17 cm
o Jarak-jarak baut : 3,5d = 4,45 cm → 5 cm
6d = 7,62 8
Gambar 4.3d Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
→ 6,5 cm
Gambar 4.3e Detail Sambungan Gigi pada Titik buhul akhir batang
BAB V
SAMBUNGAN MOMEN
Plat sambung diletakkan di atas dan bawah, sehingga gaya lintang pada sambungan
tidak menimbulkan gaya tarik/tekan tersendiri pada plat sambung melainkan hanya
menimbulkan momen yang tidak didukung balok dan mestinya sudah terhitung
dalam 1,2 tm.
Digunakan plat sambung 2 x 4/8,
Kayu kla-kuat II, = 85 kg/cm2
Pada plat sambung bagian bawah, Fnt = 0,8 . 4 . 18 = 57,6cm2
Ptarik = Fnt . = 57,6 . 85 = 4896 kg
Lengan momen kopel = 2 + 28 + 2 = 32 cm
Plat sambung dapat menghasikan momen kopel sebesar,
M = 4896 . 32 = 1,56672 tm > 1,2 tm
Gaya yang harus didukung oleh baut,
S=
Dipilih baut 5/8”, kayu kelas kuat II, sambungan golongan dua, tampang satu
(hanya bagian bawah saja, sedangkan bagian atas/tekan hanya mengi-kuti), α = 0° ,
= 40 . 1 . d = 254,4 kg
= 215 . d2 = 215 . (1,59)2 = 543,54 kg
Penyelesaian
=1,=1
Suren dengan Bj = 0,5 = 170 . 0,5 = 85 kg/cm2
= 150 . 0,5 = 75 kg/cm2
Alat sambung paku, FP = 10%
Wnt = 0,90 . 1/6 . 8 . 122 = 172,8 cm3
Mmaks = Wnt . = 172,8 . 85 = 14688 kg. Cm
a. Plat sambung di samping
Dipilih plat sambung yang memberikan luas tampang = luas tampang balok.
Digunakan plat sambung 2 x 4/12.
Dari lampiran-1 dipilih paku 4” BWG 8 (42/102), dengan lp = 10,2 cm,
sambungan tampang satu (2,51 = 10 cm < lp) dengan Bj = 0,5 = 77 kg.
Momen lentur disebabkan gaya yang tegak lurus arah serat tetapi pada alt
sambng paku tidak ada pengaruh penyimpangan arah gaya terhadap arah serat.
Jarak-jarak paku : 2d = 5,04 cm 5,5 cm
10d = 4,2 5
5d = 2,1 2,4 (bisa 4 baris)
Untuk satu kelompok dicoba n paku dan e1 dicoba 2 x 10d = 10 cm,
0,9 . . n . e1 = Mmaks
0,9 . 77 . n . 10 = 14688
n = 21,19
Pn =
Dalam hal ini paku terjauh dengan e = 10 cm. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat =
5 cm ada 16. Jumlah paku dengan jarak ke titik berat = 10 cm ada 16
M =
14688 = 16 . P ( )
S= = 1049,1428 kg
Keterangan:
- Susunan paku bisa dibuat dua kelompok dan diberi jarak antara agar
dapat mendukung momen tidak terduga.
- Jumlah paku pada satu baris <10 batang sehingga kekuatan paku tidak
perlu dikurangi 10%.
- Jumlah paku untuk plat sambung atas sebenarnya bisa dikurangi karena
merupakan sambungan tekan.
Soal 3
Balok kayu damar berukuran 8/18 mendukung momen M = 11000 kg cm dan gaya
lintang D = 70 kg. Hitunglah penyambungan balok tersebut dengan baut plat
sambung diletakkan di samping. Bj = 0,5. konstruksi tidak terlindung dan beban
permanen.
Penyelesaian
= 5/6 , = 1
Kayu damar dengan BJ = 0,5 , = 170 . 0,5 . 5/6 . 1
= 70,83 kg/cm2
Kelas kuat III, sambungan golongan III, tampang dua, arah gaya tegak lurus arah
serat,
Digunakan plat sambung 2 x 4/18 , baut ½”,
= 60 . m . d . (1-0,6 . sin α)
= 60 . 8 . 1,27 . 0,4 = 24, 84 kg
= 340 . d2 . (1 – 0,35 . sin α)
= 340 . (1,27)2 . 0, 65 = 356,45 kg
= 243,84 . 5/6 . 1 = 203,2 kg
Diperkirakan jarak titik berat kelompok baut separoh sehubungan kiri dan kanan, e
= 100 cm,
Mtotal = M + ½ . D . e = 11000 + ½ . 70 . 100
= 145000 kg.cm
P1 = 155 kg
Akibat D = 70 kg terbagi rata pada semua baut
Separoh sambungan, P2 = 70/8 = 8,75 kg
Ptotal = 155 + 8,75 = 163,75 kg < = 155 + 8,75 < = 203,2 kg
Soal 4
Sebuah balok berukuran 2 x 6/16 dari kayu Damar. Konstruksi terlindung dan
beban permanen. Jika panjang balok 250 cm dan gaya tekan yang didukungnya P =
3 ton, hitunglah momen yang dapat didukung oleh balok itu disamping P tekan
tersebut. Kemudian sambunglah balok itu dengan pasak kayu bulat.
Lendutan balok diabaikan.
Penyelesaian
=1,=1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 kelas kuat III
= 75 kg/cm2
= 60 kg/cm2
Balok direncanakan sbb.
ix = 0,289 h = 0,289 . 16 = 4,624
It = 2 . 1/12 . 16 . 62 + 2 . 6 . 16. 62 = 7488 cm4
Ig = 1/12 . 16 . 123 = 2304 cm2
Iy = ¼ . (7488 + 3 . 2304) = 3600 cm4
iy = = 4,3301 cm
Gambar 24 = = = 57,754
= + α.
+ . = 60
BAB VI
BALOK SUSUN
nya. Hal ini untuk menghindari penempatan paku yang banyak pada gaya lintang
yang kecil dan sebaliknya. Apabila pada tempat dengan gaya lintang yang terlalu
kecii atau nol sehingga dibutuhkan paku yang sangat sedikit, maka paku tersebut
dipasang berdasarkan jarak antara maksinaum 7.ho (ho = tebal byu muka/tempat
awal paku masuk).
n= ................................................................................(6.1)
Untuk balok terbentuk I jumlah paku pada setiap hubungan papan badan
dengan flens:
n= ..............................................................................................(6.2)
Penyelesaian
=1 , =1
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961 kelas kuat III,
= 75 kg/cm2
= 60 kg/cm2
= 8 kg/cm2
PKKI 1961 ps. 12.2 untuk balok susun 3 bagian, konstruksi terlindung :
Wnt = 0,8 . 1/6 . b . h2 = 0,8 . 1/6 . 18 . h2
= 2,4 . h2
In = 0,3 . 1/12 . b . h3
= Mmaks/Wnt , Mmaks = ¼ . P . 1 = ¼ . 4000 . 450
= 4,5 t.m
h2 = 2500 , h = 50 cm
digunakan balok 3 x 18/18 h = 3 . 18 = 54 cm > 50 cm (OK)
I = 1/12 . 18 . 543 = 236196 cm4
Kayu kelas kuat III,
E = 8000 kg/cm2
D = ½ . P = 2000 kg
Kontrol lendutan :
f ijin = 1/300 . 1 = 1,5 cm
fmaks = . = = 1,34
cm
< 1,5 cm
< = 8 kg/cm2
Ss = 18 . 18 . 18 = 5832 cm2
= =
= 2,74 kg/cm2
Ditinjau setengah bentangan :
Gambar 6.4c Bidang gaya lintang
Gaya geser yang didukut kokot,
L = ½ . l . . b = ½ . 2,74 . 18 = 11097 kg
Ukuran kayu terkecil 18/18, dipilih kokot persegi 13 x 13 cm dengan baut ¾” = 1,7
ton.
Jarak kayu muka = 15 cm
Jarak antar baut = 23 cm
Kayu Damar, lampiran I PKKI 1961, Bj-rata-rata = 0,5
tidak ada koreksi Bj, = = 1, = 1,7 ton,
Karena bidang D sama untuk seluruh bentang d, maka jarak-jarak antar baut sama.
Penempatan kokot dengan bantuan bidang M (dengan skala) :
Soal 2
Balok seperti pada gambar 32. b = 18
cm , h = 2 x 20 cm.
= 15 kg/cm2
= 150 kg/cm2
= 120 kg/cm2
= 20 kg/cm2
= .
= . = 4,17 kg/cm2
Kebutuhan pasak,
Pada balok asli : Lds = L/ = 11259/110 =102,35 cm2
Lds = n . t . b
n . t = 102,35/18 = 5,7 cm
diambil t =2 cm, n = 2,9 3 pasak
a = 5t = 10 cm (10 a 15 cm)
= = = 20,85 kg/cm2
maupun lendutan balok, karena dimensi balok sudah ditentukan dan tidak disyaratkan
dapat diubah.
Soal 3
Sebuah balok susun untuk kosntruksi gelagar jembatan berukuran 1 x 15/25 dan
2 x 15/10 dari kayu ber-Bj = 0,62. Alat penyusun yang dipakai adalah kokot Bulldog
persegi 4” x 4” dengan baut 5/8”. Apabila bentang jembatan 6 m, serta dihitung pada
beban permanen,
a. hitung q maksimum dalam t/m’ yang masih aman dapat ditahan oleh balok
susun tersebut, apabila berat sendiri diabaikan, serta lendutan yang diijinkan
12 mm.
(q = beban terbagi rata)
b. hitung dan gambar penempatan kokot Bulldog dengan skala yang baik.
= 0,243 t/m
q maksimal yang masih aman = 0,243t/m’
= =
Pada gambar 42 :
Jarak kayu muka
= 42,5 cm > 17 cm -ok-
Jarak antar baut
= 115 cm > 17 cm -ok-
= . D = ½ . q . 1 = ½ . 13 . 450
= 2925 kg
Lds = n . t . b =
n . t . 16 =
n.t = 9,466 cm
diambil t = 2,5 cm , n = 3,8 n = 4 buah pasak
n=4 t = 2,4 cm
a = 5t = 12 cm
Kontrol geser pasak
Pasak dari kayu Kesambi, kelas-kuat I,
= 130 . 5/6 = 108,33 kg/cm2
Lgsr = n . a1 . b =
4 . a1 . 16 =
Pada gambar 43 :
a1 = 32,5 – a
= 32,5 – 12
= 20,5 cm
> 16,7652 cm (OK)
fc = .L
Penyelesaian :
= 1 , = 5/4
Kayu kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
= 100 . 5/4 = 125 kg/cm2
= 85. 5/4 = 106,25 kg/cm2
= 12 . 5/4 = 15 kg/cm2
a) Mmaks = = . P = 1,5 . P kg . m
fmaks = fC =
2,667 =
= , S = 2 . 5 . 12 . 14 + 4 . 20 . 10
= 2480 cm3
Dmaks = 0,75 . P =
P3 = 2298,4946 kg
P maksimal yang diijinkan = 2298,4946 kg
b) Untuk penempatan paku, bentangan dibagi 2 bagian,
Bagian I, D = 0,75 . P = 1723,871 kg
Bagian II, D = 0,25 . P = 574,624 kg
SS = 2 . 5 . 12 . 14 = 1680 cm3
1 . b1 = = = 40,6452 kg/cm
2 . b1 = = = 13,5484 kg/cm
Beban tetap dan konstruksi terlindung sepertipada gambar. Berat jenis kayu = 0,6.
a. berapakah q ijin ?
b. hitung dan gambarkan penempatan paku.
c. Hitung lendutan di B.
Penyelesaian
=1,=1
Kayu Bj = 0,6 , kelas kuat II, E = 100000 kg/cm2
= 170 . 0,6 = 102 kg/cm2
= 150 . 0,6 = 90 kg/cm2
= 20 . 0,6 kg/cm2
a) Letak garis netral potongan :
ya = = 8,6667 cm
yb = 15,33333 cm
Ign = 1/12 . 20 . 43 + 20 . 4 . (6,6667)2 + 1/12 . 5 . 203 + 5 . 20 . (5,3333)2
= 9840 cm4
W = Ign/yb
fmaks = fB =
q2 = 3,5994 kg/cm
maks =
maks = // 12 =
q3 = 5,5803 kg/cm
q maksimal yang diijinkan = 0,32325 t/m.
.b = =
= 31,5367 kg/cm
L = ½ . l . . b = ½ . 180 . 31,5367 = 2838,303 kg
Kayu muka = 4 cm, dipilih paku 4” BWG 8 (42/102)
lp = 10,2 cm > 2,5 . l = 10 cm, Bj = 0,6 =92 kg
karena gaya lintang di sepanjang bentang tidak sama, maka penempatan paku
dibagi dalam beberapa bagian.
Disini dibagi dalam 3 bagian :
bagian I : 5/9 . 31 = 17,22 dipakai 18 paku
bagian II : 3/9 . 31 = 10,3 11
bagian III : 1/9 . 31 = 3,4 4
(jumlah paku pada masing-masing bagian dengan sesuai dengan luas diagram gaya
lintang pada masing-masing bagian berat tersebut).
Daerah yang dibutuhkan untuk penempatan paku :
bagian I :
l = 60 cm , n = 18
jika digunakan satu baris paku,
ya =
= 11,1765 cm
yb = 12,8235 cm
Ss = 2 . 4 . 20 (12,8235-10)
= 451, 76 cm3
Gambar 6.4q Tampang balok tersusun
Gaya lintang maksimum,
D1 = 3,2325 . 180 = 581,85 kg
Gaya lintang pada jarak 60 cm dari A,
D2 = 581,85 – 60 . 3,2325 = 387,9 kg
I = 1/12 . 20 . 43 + 4 . 20 . 9,17652 + 1/12 . 13 . 203 + 13 . 20 . 2,82352
= 17582,7451 cm4
1 . b = = = 14,95 kg/cm
2 . b = = = 9,97 kg/cm
L = ½ . LI . (1 . b + 2 . b)
= ½ . 60 . (14,95 + 9,97) = 747,6 kg
c) Lendutan di B = fB = =
Soal 6
Sebuah konsol dari balok gabungan dengan badan miring sudut miring α = 45 , ukuran
papan 3/15. Balok mendukung bebab P = 1000 kg di ujung dan beban tebagi rata q =
200 kg/m (termasuk berat sendiri).
Kayu Jati, beban permanen, konstruksi tidak terlindung. Berat jenis= 0,6.
a. hitung H yang ekonomis (bulatkan dalam kelipatan 5 cm)
b. hitung dan gambar penempatan paku.
Penyelesaian
= 5/6, =1
Kayu Jati, E = 100000 kg/cm2
= 130 . 5/6 = 108,3333 kg/cm2
= 110 . 5/6 = 91,6667 kg/cm2
= 30 . 5/6 = 25 kg/cm2
= ,W= =
fmaks akibat q = = =
akibat P = = =
fmaks total =
= 0,5
Ptr = =
H3 = 46,3636 cm
Dmaks = P + q . l = 1000 + 2 . 200 = 1400 kg
= , S = 8 . 10 . (1/2 . H – 5)
= 40 . (H-10)
= = = 18,6667 cm
= = 18,6667
α = 45°
Akibat P :
Dmaks = P = 1000 kg
n=
n= = 4,7
digunakan 5 paku untuk setiap hubungan antara flens dengan papan badan di
sepanjang bentang.
Akibat q :
n= = 4,7
digunakan 2 paku untuk setiap hubungan atara flens dengan papan badan sesuai
dengan gaya lintang masing-masing.
Akibat, penempatan jumlah paku dibagi dalam 2 bagian masing dibatasi oleh
batang-batang vertikal.
bagian I : Dmaks = 400 kg, n = 2 paku
Jumlah total paku untuk setiap hubungan papan badan dengan flens:
Bagian I : n = 2 + 2 = 7 paku
Bagian II : n = 5 + 1 = 6 paku
Dimensi vertikal :
Dmaks = 1400 kg,
Batang vertikal direncanakan sama dimensinya, karena gaya lintang maksimum dan
minimum hanya berselisih sedikit, digunakan kayu 8/8,
Soal 7
Penyelesaian:
=1, =1
Kayu Bj = 0,63 kayu kelas kuat II, E= 100000 kg/cm2
= 170 . 0,63 = 107,1 kg/cm2
= 150 . 0,63 = 94,5 kg/cm2
= 40 . 0,63 = 25,2 kg/cm2
= 20 . 0,63 = 12,6 kg/cm2
a) I = 2 . 1/12 . 19 . 53 + 2 . 5 . 19 . (22,5)2 + 1/12 . 403
= 123250 cm4
Kampuh mendatar, faktor reduksi = 0,8
Mmaks = 1550 . 260 = 403000 kg . cm
Wr = = = 3944 cm3
= = = 108,77 kg/cm2
Dmaks = P = 1550 kg
= , S = 5 . 19 . 22,5 + 5 . 20 . 10
= 3137,5 cm3
fmaks = =
L3 =
L = 242,96 cm
Kontrol :
= = 101,64 kg /cm2
= = 8,4 kg/cm2
dibutuhkan, I =
l= = 113511,6667 cm4
(tidak ada reduksi untuk kampuh karena papan badan miring), setelah beberapa kali,
dicoba ukuran flens 12/14, momen lemban bagian badan diabaikan, papan badan
diambil ukuran 3/12,
S = 12 . 14 . 18 = 3024 cm3
Gambar 6.4w Dimensi balok I
Kontrol :
= = = 88,11 kg/cm2
Ptr = = 11194,4444 kg
(OK)
(OK)
ukuran papan tersebut digunakan :
flens = 2 x12/14
papan badan = 2 x 2/14
n=
bb = 14 cm I = 1145352 cm4
Dmaks = 1550 kg α = 45°
Ss = 3024 cm3
(jumlah paku cukup banyak, tetapi karena tinggi flens dan papan badan-nya sudah
direncanakan cukup lebar, maka daerah yang tersedia untuk penempatan paku
cukup).
Ukuran batang vertikal :
D = 1550 kg (sama untuk sepanjang bentang)
DAFTAR PUSTAKA