STRUKTUR KAYU I
DOSEN PENGAMPU: SUYITNO, S.ST
DI SUSUN OLEH:
NAMA : Muhammad Nouval
NIM : 3202224078
KELAS : TSI 3 C
Segala puji syukur patut kita persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah mengarahkan dan
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun Makalah ini merupakan matkul Struktur Kayu 1 . Akhir kata, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada pembaca. Adapun makalah ini masih
memiliki kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Hormat Saya
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1Penampang Lintang Kayu......................................................................................2
Gambar 1. 2 Mekanik kayu........................................................................................................6
Gambar 1. 3 Sambungan Dalam Konstruksi Kayu..................................................................11
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1Spesifikasi kelas kekuatan kayu tanpa pengenalan jenis...........................................8
Tabel 1. 2Spesifikasi kelas kekuatan kayu cepat tumbuh berdasarkan jenis kayu....................9
Tabel 1. 3 Berat Jenis Kayu......................................................................................................10
Tabel 1. 4 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu.......................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Mengenal Struktur Kayu
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya terdiri dari
bahan kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai
alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, Diantaranya adalah : rangka
kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai
bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan
struktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-
sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan
beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu
dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif).
Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu,
dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan
yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan. Pada Gambar 1
ditampilkan bagian- bagian kayu pada penampang lintang kayu gelondongan.
Kelebihan :
2
– Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
– Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga
baik untuk partisi.
– Memiliki sisi keindahan yang khas
– Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna.
– Memberi efek hangat.
– Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.
– Dapat meredam suara.
Kekurangan :
3
peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu
menaan
lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.
Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan
dipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-
2445-
1991).
1.2. Sifat Fisik Kayu
a) Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan Berat Jenis nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.
b) Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu
teras lebih awet dari kayu gubal.
c) Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
d) Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan ke
dalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
e) Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal
(serat miring).
4
f) Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis
kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering di
gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
h) Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap riap tumbuh dalam pola pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.
i) Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas
kayu. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-
barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar
listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan
5
sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
a) Keteguhan Tarik
tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat
2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu : 1) keteguhan tarik sejajar arah serat; dan 2) keteguhan
tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar
arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar
arah serat.
c) Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu
bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam
keteguhan yaitu : 1)keteguhan geser sejajar arah serat; 3) keteguhan geser tegak lurus arah
serat; dan 3) keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari
pada keteguhan geser sejajar arah serat.
6
d) Keteguhan lengkung (lentur)
e) Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
f) Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangantegangan yang berulang-ulang yang melampaui
batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian.
g) Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan
atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran
tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
h) Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan
kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran
(patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara
garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : 1) faktor luar (eksternal): pengawetan kayu,
kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu; 2) faktor dalam kayu (internal): berat jenis (BJ), cacat mata kayu, serat miring
dsb.
7
1.4. Kelas Mutu Kayu
Untuk jenis-jenis cepat tumbuh yang pada umumnya diketahui jenis kayunya, dapat
menggunakan Tabel 1.2 dalam menentukan spesifikasi kelas kekuatannya.
Kelas Mutu kayu mengacu pada PKKI (Peraturan Kosntruksi Kayu Indonesia 1979),
dibedakan dalam 4 kelas, seperti disajikan pada Tabel 1.3
8
Tabel 1. 2Spesifikasi kelas kekuatan kayu cepat tumbuh berdasarkan jenis kayu
9
1.5 Berat Jenis
Berat jenis kayu didapat dari perbandingan antara berat dan volume kayu dalam
keadaan kering udara dengan kadar air berkisar di 15 persen. Setiap jenis kayu memiliki
berat jenis yang berbeda, berkisar diantara 0,2 t/m3 sampai dengan 1,28 t/m3 .
Besaran berat jenis yang dicantumkan biasanya adalah nilai rata-rata dan dalam
kurung dicantumkan nilai minimum dan maksimum empiris, contoh bj kruing : 0,80
(0,69-0,90).
Berat jenis kayu ini merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat-sifat kayu, sebagai
contoh, semakin besar berat jenis kayu makin kuat kayunya, demikian sebaliknya
semakin kecil berat jenisnya (semakin ringan) semakin berkurang juga kekuatannya.
10
1.7 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu
Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar
dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah. Susunan
hirarki sistem struktur ini adalah khusus.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Angka kekuatan kayu
dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas.
Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak
lurus (⊥) serat yang masing - masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula
dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk
perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka
keamanan sebesar 5 - 10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI -
NI - 5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang
paling kuat), II, III, IV (paling lemah).
12
DAFTAR PUSTAKA
DPMB. Dirjen Cipta Karya, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPMB, Dirjen
Cipta Karya, DPUTL, 1978
13