Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STRUKTUR KAYU I
DOSEN PENGAMPU: SUYITNO, S.ST

DI SUSUN OLEH:
NAMA : Muhammad Nouval
NIM : 3202224078
KELAS : TSI 3 C

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


PDD POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur patut kita persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nya
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah mengarahkan dan
membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Adapun Makalah ini merupakan matkul Struktur Kayu 1 . Akhir kata, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada pembaca. Adapun makalah ini masih
memiliki kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Putussibau, 01 oktober 2023

Hormat Saya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

1.1 Mengenal Struktur Kayu..................................................................................................2

1.2. Sifat Fisik Kayu...............................................................................................................4

1.3. Sifat Mekanik Kayu.........................................................................................................5

1.4. Kelas Mutu Kayu.............................................................................................................7

1.5 Berat Jenis......................................................................................................................10

1.6 Kelas Awet......................................................................................................................10

1.7 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu..............................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1Penampang Lintang Kayu......................................................................................2
Gambar 1. 2 Mekanik kayu........................................................................................................6
Gambar 1. 3 Sambungan Dalam Konstruksi Kayu..................................................................11

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1Spesifikasi kelas kekuatan kayu tanpa pengenalan jenis...........................................8
Tabel 1. 2Spesifikasi kelas kekuatan kayu cepat tumbuh berdasarkan jenis kayu....................9
Tabel 1. 3 Berat Jenis Kayu......................................................................................................10
Tabel 1. 4 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu.......................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan


bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun
kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak
sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan – disambung dengan alat
relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari
bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah lingkungan.
Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering
kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun
kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja,
kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan
hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Mengenal Struktur Kayu
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya terdiri dari
bahan kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai
alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, Diantaranya adalah : rangka
kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai
bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan
struktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-
sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan
beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu
dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah (dekoratif).
Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu,
dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan
yang lain) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan. Pada Gambar 1
ditampilkan bagian- bagian kayu pada penampang lintang kayu gelondongan.

Gambar 1. 1Penampang Lintang Kayu

a) Kelebihan dan Kekurangan Kayu

Kelebihan :

– Mudah menyerap air.


– Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
– Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
– Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
– Mudah didapatkan, relatif murah.

2
– Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
– Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga
baik untuk partisi.
– Memiliki sisi keindahan yang khas
– Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna.
– Memberi efek hangat.
– Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.
– Dapat meredam suara.
Kekurangan :

– Mudah mengalami kembangsusut


– Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
– Rentan terhadap rayap.
– Bahan Alami yang dapat diperbaharui
– Kuat tarik yang tinggi
– Sifat kayu yang kurang homogen, cacat kayu, dll.
– Beberapa jenis kayu kurang awet.
– Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan
pengaruh waktu pembebanan.
– Keterbatasan ukuran, berskala besar dan tinggi.
– Harganya relatif mahal dan terbatas (langka).

b) Bentuk dan kegunaan kayu


Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam :
1. Menahan Tarikan.
Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat, sedangkan
kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.
2. Menahan Tekanan (Desak).
Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun tegak
lurus
serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih
kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
3. Menahan Lenturan.
Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu, besarnya

3
peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu
menaan
lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.
Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan
dipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-
2445-
1991).
1.2. Sifat Fisik Kayu
a) Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan Berat Jenis nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.

b) Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu
teras lebih awet dari kayu gubal.

c) Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.

d) Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan ke
dalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

e) Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal
(serat miring).

4
f) Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

g) Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis
kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering di
gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

h) Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap riap tumbuh dalam pola pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.

i) Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).

j) Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas
kayu. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

k) Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-
barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

l) Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar
listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan

5
sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

1.3. Sifat Mekanik Kayu


Secara mekanik, karakter kayu berbeda sesuai dengan arah tinjanan serat, seperti
diilustrasikan pada Gambar 1.4.

Gambar 1. 2 Mekanik kayu

a) Keteguhan Tarik

tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat
2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu : 1) keteguhan tarik sejajar arah serat; dan 2) keteguhan
tarik tegak lurus arah serat. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar
arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar
arah serat.

b) Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2


(dua) macam keteguhan tekan yaitu : 1) keteguhan tekan sejajar arah serat; dan 2) keteguhan
tekan tegak lurus arah serat. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil
daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

c) Keteguhan Geser

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu
bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam
keteguhan yaitu : 1)keteguhan geser sejajar arah serat; 3) keteguhan geser tegak lurus arah
serat; dan 3) keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari
pada keteguhan geser sejajar arah serat.

6
d) Keteguhan lengkung (lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha


melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu : 1) keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan; 2) keteguhan lengkung pukul, yaitu
kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.

e) Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

f) Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangantegangan yang berulang-ulang yang melampaui
batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian.

g) Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan
atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran
tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.

h) Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan
kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran
(patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah
tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara
garis besar digolongkan menjadi dua kelompok : 1) faktor luar (eksternal): pengawetan kayu,
kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu; 2) faktor dalam kayu (internal): berat jenis (BJ), cacat mata kayu, serat miring
dsb.

7
1.4. Kelas Mutu Kayu
Untuk jenis-jenis cepat tumbuh yang pada umumnya diketahui jenis kayunya, dapat
menggunakan Tabel 1.2 dalam menentukan spesifikasi kelas kekuatannya.

Tabel 1. 1Spesifikasi kelas kekuatan kayu tanpa pengenalan jenis

Kelas Mutu kayu mengacu pada PKKI (Peraturan Kosntruksi Kayu Indonesia 1979),
dibedakan dalam 4 kelas, seperti disajikan pada Tabel 1.3

8
Tabel 1. 2Spesifikasi kelas kekuatan kayu cepat tumbuh berdasarkan jenis kayu

9
1.5 Berat Jenis
Berat jenis kayu didapat dari perbandingan antara berat dan volume kayu dalam
keadaan kering udara dengan kadar air berkisar di 15 persen. Setiap jenis kayu memiliki
berat jenis yang berbeda, berkisar diantara 0,2 t/m3 sampai dengan 1,28 t/m3 .

Besaran berat jenis yang dicantumkan biasanya adalah nilai rata-rata dan dalam
kurung dicantumkan nilai minimum dan maksimum empiris, contoh bj kruing : 0,80
(0,69-0,90).

Berat jenis kayu ini merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat-sifat kayu, sebagai
contoh, semakin besar berat jenis kayu makin kuat kayunya, demikian sebaliknya
semakin kecil berat jenisnya (semakin ringan) semakin berkurang juga kekuatannya.

Tabel 1. 3 Berat Jenis Kayu

1.6 Kelas Awet


Berdasarkan pemakaian, kondisinya dan perlakuannya, kayu dibedakan atas
kelas awet I (yang paling awet) – V (yang paling tidak awet). Kondisi kayu dimaksud
adalah lingkungan/tempat kayu digunakan sebagai batang struktur. Sedangkan
perlakuan meliputi pelapisan/tindakan lain agar kayu terhindar/terlindungi dari kadar
air dan ancaman serangga. Tabel kelas awet dan kondisinya dapat dikemukakan dalam
Tabel 8.2.

10
1.7 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu

Tabel 1. 4 Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu

Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar
dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah. Susunan
hirarki sistem struktur ini adalah khusus.

Gambar 1. 3 Sambungan Dalam Konstruksi Kayu

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Angka kekuatan kayu
dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas.
Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak
lurus (⊥) serat yang masing - masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula
dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk
perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka
keamanan sebesar 5 - 10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI -
NI - 5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang
paling kuat), II, III, IV (paling lemah).

12
DAFTAR PUSTAKA

Bambang suryoatmono, Struktur Kayu, Fakultas Teknik, Universitas


Parahyangan, Bandung.

Danasasmita, E.kosasih, Struktur Kayu 1, Fakultas pendidikan teknologi dan


kejuruan, UPI, 2004.

Susilohadi, Struktur Kayu, Teknik Sipil, Universitas Jenderal Ahmad Yani,


Bandung.

Felix Yap, K.H., Konstruksi Kayu, Bina Cipta, Bandung, 1965.

Frick, Heinz, Ilmu Konstruksi Kayu, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1977.

DPMB. Dirjen Cipta Karya, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, DPMB, Dirjen
Cipta Karya, DPUTL, 1978

Sadji, Konstruksi Kayu, fakultas Teknik sipil, Institut Teknologi 10 November,


Surabaya.

13

Anda mungkin juga menyukai