Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR KAYU

Di Tulis Oleh:
Farhan fadhillatul rizal (222010121015)
Kurchana (222010121004)

Universitas Wiralodra
Daftar Isi:

Kata pengantar ……………………………………………….

Bab 1. Struktur kayu…………………………..………………


Bab 2. Konsep Kayu Sebagai Bahan Bangunan………………
Bab 3. Perkembangan Industri Kayu………………………….
Bab 4. Desain Konstruksi Kayu……………………………….

KESIMPULAN………………………………………………...
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang struktur kayu .

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang struktur kayu ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB 1
SIFAT DAN JENIS KAYU

A. PENGERTIAN TENTANG STRUKTUR KAYU.

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah


kayu.Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif
dalamperencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda,
rangkadan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.

Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki


kelemahanstruktural, sehingga pengunaan kayu sebagai bahan struktur perlu
memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang
populer dibandingkan denganbeton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat
kecenderungan beralihnya peran kayu daribahan struktur menjadi bahan pemerindah
(dekoratif).

Namun demikian pada kondisi tertentu (misalnya : pada daerah tertentu,


dimanasecara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan
yang lain)peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.

Gambar 1.0 struktur anatomi kayu

B. BENTUK DAN KEGUNAAN KAYU.

Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam :


 Menahan Tarikan.Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah
sejajar arah serat, sedangkankekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil
dari pada sejajar serat.
 Menahan Tekanan (Desak).Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan
sejajar serat maupun tegak lurusserat, misalnya sebagai bantalan kereta api.
Daya tahan desak tegak lurus serat lebihkecil bila dibandingkan dengan sejajar
serat.
 Menahan Lenturan.Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung
pada jenis kayu, besarnyapeampang kayu, berat badan, lebar bentangan,
sehingga dengan dapatnya kayu menaanlenturan maka dapat menahan beban tetap
meupun beban kejut/pukulan.

Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu


dandipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-
2445-1991).

1. Balok
Untuk kuda-kuda / batang struktur (cm) : 8 x (8, 10, 12, 15, 18),
10 x (10, 12, 15, 18).
Balok antar tiang (cm) : 4 x (6, 8); 6 x (8, 12, 15);
8 x (12,1
Untuk kuzen pintu dan jendela (cm) : 6 x (10, 12, 13, 15) ; 8 x (10, 12, 15).
Balok langit (cm) : 8 x (12, 15, 18, 20); 10 x (15, 18, 20).
Tiang balok (cm) : 8 x (8, 10, 12); 10 x (10, 12);12 x (12, 15).

1. Reng dan Kaso : 2 x 3; 2,5 x (3,4,6,8, 10, 12);3,5 x (3,4,6,8,10,12,15);5 x


(7,8,10,12,13,15,18,20,22,25)
2. Lis dan Jalusi : 1 x (1,3,4,5, 6, 8)1,5 x (3,4,5,6,8,10,12,15,18,20,22)2 x (4, 5,6,8, 10, 12)
3. Papan kayu. : 2 x (15, 18,20,22,25)3 x (18,20,22,25,30)4 x (18,20,22,25)

2. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KAYU.


Kelebihan Kayu :
1. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
2. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
3. Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
4. Mudah didapatkan, relatif murah.
5. Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat diabaikan.
6. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehinggabaik untuk partisi.
7. Memiliki sisi keindahan yang khas. Kekurangan Kayu

Kekurangan :
1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.

2. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaankayu


hanya menjadi limbah.

3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutupsecara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untukmenyikapi hal ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.

4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atauserangga
lainnya.

5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayuyang belum
kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahanbentuk, oleh karena itu
kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.

6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban


BAB 2
KONSEP KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat diperbaharui
secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai dengan
lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang
dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).

Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja,
akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami kayu memiliki bermacam-macam
warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan expose material kayu tidak banyak
memerlukan perlakuan tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu
diperhatikan sifatsifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu.

Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu alami
yang lurus dan relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat kekuatan
yang tinggi sidah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka teknologi sambungan dan komposit
material sangat penting pada perancangan struktur kayu.

Kayu merupakan bahan baku yang fleksibel, serbaguna, dan salah satu bahan baku
konstruksi yang berkelanjutan. Hal tersebut terjadi karena kayu diperoleh dari hasil penebangan
pohon, baik di hutan alam, hutan tanaman industri (HTI) atau lokasi lainnya.

Kayu telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bahan baku yang serbaguna
ini selain digunakan untuk konstruksi bangunan, juga banyak digunakan dalam industri furnitur
dan dekorasi rumah, di samping bidang usaha lainnya.
1.1 Jenis-Jenis Kayu Untuk Konstruksi dan Furnitur

Kayu memang sudah dimanfaatkan dalam pembuatan rumah sejak zaman dahulu.
Keunikan dari sifat kayu yang membuat kayu seringkali dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan rumah, urniture, perkakas, dan dekorasi. Keunikan sifat kayu berasal dari komponen
penyusunnya, yaitu lignin, selulosa, hemi-selulosa, dan sel lainnya (kurang dari 10%).

Perbedaan jumlah komponen penyusun antara satu dengan lainnya membuat kayu
menjadi berat atau ringan, kaku atau lentur, serta keras atau lembut. Perbedaan sifat kayu
tersebut yang membuat setiap jenis kayu berbeda penggunaannya. Jika kayu memiliki Setiap
tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Gerakan ini dicanangkan
oleh presiden Soeharto pada tahun 1993 sebagai kepedulian beliau terhadap hutan di Indonesia.
Konsep Kayu Sebagai Bahan Bangunan 3 kekuatan yang tinggi, maka kayu tersebut dapat
digunakan untuk komponen struktur bangunan. Apabila sebaliknya maka kayu tersebut
digunakan untuk dekorasi dan urniture.

Meskipun ada juga urniture yang menggunakan kayu dengan kekuatan tinggi seperti
kayu jati, namun hal tersebut juga akan berpengaruh pada harga jual dari urniture tersebut.
Berikut adalah jenis-jenis kayu yang kerap digunakan untuk konstruksi dan urniture menurut
(Pranata & Suryoatmono, 2019):

 Kayu Jati Kayu jati memang terkenal dengan kekuatan dan durability-nya. Kayu ini berasal
dari pohon jati yang dapat dijumpai di kawasan hutan hujan tropis. Pohon jati dapat tumbuh
hingga 30-40 meter. Adapun karakteristik dari kayu jati adalah sebagai berikut:
a. Kuat dan awet
b. Berwarna coklat muda dan coklat tua
c. Mudah untuk dipotong sehingga dapat dimanfaatkan untuk banyak produk d. Kokoh
dan memiliki bobot yang besar
e. Tahan terhadap perubahan cuaca.
Gambar 1.1 (a) pohon jati

Gambar 1.1 (b) warna kayu pohon jati

Penggunaan kayu jati pada struktur bangunan seringkali dijumpai pada bantalan lintasan
kereta api, konstruksi atap, dan konstruksi jembatan. Selain itu, kayu jati memiliki warna
dan corak yang indah, sehingga seringkali digunakan sebagai bahan urniture seperti daun
pintu, kursi, lemari, meja, dan mebel lainnya. Selain itu kayu jati juga tahan terhadap
rayap dan jamur sehingga dijamin keawetannya.

 Kayu Kamper

Kayu kamper atau yang dikenal juga dengan kayu borneo banyak dijumpai di hutan
Kalimantan. Kayu ini memiliki serat dan warna yang indah, sehingga sering digunakan
untuk material kusen pintu dan jendela. Selain itu, aroma kayu ini tidak disukai oleh
serangga sehingga membuat kayu ini tidak mudah keropos akibat rayap dan cocok
dijadikan sebagai urniture, meskipun tidak sekuat kayu jati.
Gambar 1.2 Kayu Kamper

Kayu kamper ini mengalami akan perubahan bentuk (melengkung) apabila diberi beban
yang berlebih, sehingga kurang cocok untuk dijadikan elemen struktur bangunan. Saat ini
kayu kamper sudah menjadi salah satu komoditi penting yang menyangga perekonomian
masyarakat dan tersebar merata urnit di seluruh Indonesia

 Kayu Kelapa atau Glugu

Kayu yang tersebar di pulau Jawa ini memiliki tekstur dan serat yang berbeda
dari kayu lainnya karena memiliki serat yang lurus dan indah. Oleh karena itu, kayu ini
seringkali digunakan untuk membuat urniture karena keindahan seratnya. Kayu glugu
terkenal memiliki struktur yang keras dan kuat, sehingga kayu glugu ini juga seringkali
digunakan untuk Konsep Kayu Sebagai Bahan Bangunan 5 membuat rangka kuda-kuda
dan kanopi rumah. Selain itu, kayu ini juga dapat digunakan sebagai bekisting balok.

Gambar 1.3 serat kayu kelapa (gelugu)

Dibalik keindahan serat dari kayu glugu, ternyata terdapat kelemahan dari kayu
glugu sendiri yaitu mudah rusak apabila terkena air. Struktur kayu yang keras akan
perlahan melapuk dan kemudian hancur. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk
meletakkan kayu ini di tempat yang terhindar dari genangan air.

 Kayu Merbau

Kayu merbau atau yang kita kenal juga dengan kayu besi mudah dijumpai di
kawasan Maluku dan Papua Barat. Selain itu kayu ini juga dapat dijumpai di kawasan
Sulawesi dan Kalimantan. Populasi dari kayu merbau ini sangat melimpah jadi tidak
terancam punah. Namun tetap saja jika dilakukan eksploitasi besar-besaran dapat
mengancam populasi dari kayu ini.

Gambar 1.4 kayu merbau

Kayu jenis ini termasuk salah satu jenis kayu yang keras. Meskipun keras tetapi
termasuk awet dan tahan lama jika dimanfaatkan untuk berbagai hal. Alasan inilah yang
kemudian mendorongnya menjadi primadona untuk dijadikan bahan pembuatan berbagai
macam furniture. 
BAB 3
Perkembangan industry kayu

 Apa itu industri kayu?

Industri pengolahan kayu ialah industri yang mengolah kayu menjadi berbagai


macam produk baik yang masih menampakan fisik kayu maupun tidak. Kayu olahan
merupakan produk material yang bahan dasarnya adalah kayu yang awalnya telah
memalui proses pengolahan di pabrik.

 Perkembangan industry kayu di Indonesia

Perkembangan industri perkayuan di Indonesia dengan dinamika persoalannya


bergerak dari pola yang berorientasi pada kepentingan pertumbuhan ekonomi ke pola
pembangunan berkelanjutan (economic for sustainable development). Pergerakan pola
tersebut antara lain disebabkan oleh arah perubahan dari kerangka pemenuhan
kelangsungan ekonomi dan kesesuaian sosial budaya kepada keselarasan dengan upaya
mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan global.

Industri perkayuan dalam perpektif pembangunan berkelanjutan pada satu sisi


dihadapkan pada sejumlah persoalan di antaranya kekurangan bahan baku, inefisiensi,
over kapasitas, daya saing produk dan nilai tambah yang rendah. Sementara di sisi lain,
realitas kontemporer yang menonjol adalah munculnya tuntutan kebutuhan kayu yang
semakin langka dan melimpahnya kayu berkualitas inferior.

Persoalan-persoalan tersebut tidak saja mempersulit peran teknologi pengolahan


dalam beradaptasi akan tetapi juga diperparah oleh karena masih kuatnya mitos yang
memandang bahwa sumber daya hutan penghasil kayu dan produk hutan lainnya
dianggap given (baca: modal kekayaan) dan mitos teknologi yang melekat pada faktor
produksi sehingga bukan merupakan determinan penting ( baca : bukan faktor produksi).

Hal ini mengakibatkan peran teknologi pengolahan/ teknologi proses didalam


mengungkapkan keunggulan komparatif kayu secara produktif menjadi kurang optimal.
Teknologi pengolahan baru kemudian disadari sebagai faktor daya saing atau keunggulan
kompetitif. Kedua mitos itu dalam perjalanan waktu memang telah dikaburkan oleh
realitas bahwa sumber daya hutan tidak lagi given karena ada teknologi silvikultur untuk
membangun hutan dan peran teknologi pengolahan menjadi sangat dominan khususnya
dalam penerapan inovasi proses adaptasi, pengembangan produk dan teknologi untuk
mengatasi kelangkaan kayu serta kualitas kayu inferior.

Industri perkayuan pada dasarnya merupakan penerapan teknologi kayu pada


skala ekonomis untuk meningkatkan produktivitas hasil secara efisien. Operasi industri
perkayuan nasional di tengah kondisi seperti telah diuraikan, dan perubahan lingkungan
strategi memerlukan strategi industri yang tepat.. Banyak pihak meyakini bahwa dengan
penentuan strategi yang tepat, kesalahan-kesalahan taktis yang bersifat teknologis dan
ekonomis dalam suatu rencana aksi akan tertutup dan tetap akan mencapai keberhasilan.

BAB 4
Desain Kontruksi Kayu
Semenjak diterbitkannya PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA, NI-5
PKKI 1961 sebagai peraturan perencanaan untuk konstruksi kayu di Indonesia, telah banyak
perkembangan baru muncul seperti teknologi, pemahaman, dan pengetahuan yang berkembang
dalam bidang rekayasa bangunan kayu. Saat ini PKKI 1961 yang sah berlaku sudah sangat dirasa
perlu dilakukan pengkiniannya, dengan membuat Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu bagi
perencanaan yang lebih rasional dan lebih akurat.

Ruang lingkup spesifikasi desain untuk konstruksi kayu ini juga lebih luas, mengingat
kebutuhan akan hal-hal baru yang sangat pesat berkembang, atau yang sebelumnya belum diatur
di dunia konstruksi bangunan kayu di Indonesia, untuk menjadikan spesifikasi desain untuk
konstruksi kayu ini lebih lengkap.

Untuk tetap berada pada perkembangan terkini dari kemajuan dunia di bidang rekayasa
konstruksi kayu, dikombinasikan dengan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi di Indonesia,
Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu menjadi cita-cita bagi perencanaan bangunan kayu
yang baru. Usaha-usaha telah dilakukan untuk mendukung hal tersebut, sehingga apa yang telah
dicapai dalam penulisan spesifikasi desain untuk konstruksi kayu ini, merupakan usaha yang
terbaik yang telah dilakukan oleh tim penyusun sampai saat ini. Namun demikian mengingat
penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang, diharapkan spesifikasi
desain untuk konstruksi kayu ini dapat dikaji ulang dan direvisi secara berkala.

Spesifikasi ini mendefinisikan metode yang harus diikuti di dalam desain struktural dengan
produk-produk kayu sebagai berikut :
- kayu yang dipilah secara visual
- kayu yang dipilah secara mekanis
- kayu glulam structural
- pancang kayu
- tiang kayu
- I-joist kayu prapabrikasi
- kayu komposit struktural
- panel kayu struktural Spesifikasi ini juga mendefinisikan praktik yang harus diikuti didalam
desain dan pabrikasi sambungan pengencang tunggal dan majemuk dengan menggunakan
pengencang yang didefinisikan di sini.

Prosedur Desain
Spesifikasi ini memberikan persyaratan untuk desain produk kayu yang disebutkan di sini
dengan menggunakan metode sebagai berikut:

(a) Desain Tegangan Izin (DTI)

(b) Desain Faktor Beban Ketahanan (DFBK) Desain harus dibuat dengan mengikuti
persyaratan untuk Desain Tegangan Izin (DTI) atau Desain Faktor Beban Ketahanan (DFBK).

Nilai Desain Acuan


Nilai desain acuan dan koreksi nilai desain untuk produk kayu di didasarkan atas metode
yang disebutkan di dalam masing-masing Pasal produk kayu. Pasal 4 sampai 9 berisi persyaratan
desain untuk berturut-turut: kayu gergajian, glulam struktural, tiang dan tiang pancang, balok
kayu I prapabrikasi, kayu komposit struktural, dan panel kayu struktural. Pasal 10 sampai 13
berisi persyaratan desain untuk sambungan. Nilai desain acuan adalah untuk durasi beban normal
pada kondisi kadar air yang ditetapkan.

Faktor Temperatur
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan faktor temperatur, Ct, di dalam Tabel 2.3.3 untuk
komponen struktural yang akan mengalami pengeksposan tetap pada temperatur tinggi sampai
65oC (lihat Lampiran C).
Tabel Faktor Temperatur, Ct

Nilai Desain Kondisi Kadar Air Ct


Acuan Layan1 T≤38˚C 38˚ C<T≤52˚C 52˚C˂T≤65˚C
Basah atau
Ft, E, Emin
Kering
1,0 0,9 0,9
Fb, Fv, Fc, dan Kering 1,0 0,8 0,7
Fc Basah 1,0 0,7 0,5

Ketentuan dan Persaman Desain


Pasal 3 menetapkan ketentuan desain umum yang berlaku pada semua komponen struktur
kayu dan sambungan yang dicakup di dalam Spesifikasi ini. Setiap komponen struktur kayu atau
sambungan harus mempunyai ukuran dan kapasitas cukup untuk memikul beban yang bekerja
tanpa melampaui nilai desain terkoreksi yang ditetapkan di sini. Nilai desain acuan dan
persyaratan desain khusus yang berlaku pada produk kayu tertentu diberikan di PasalPasal lain
Spesifikasi ini.

Luas Penampang Neto


Luas penampang neto diperoleh dengan mengurangi luas penampang bruto dengan luas
terproyeksi semua material yang dihilangkan dengan cara mengebor, mengalur, memahat,
menakik, atau cara lain. Luas penampang neto harus digunakan di dalam menghitung kapasitas
pikul beban komponen struktur, kecuali untuk kolom sebagaimana ditetapkan di dalam. Efek
eksentrisitas beban pada komponen struktur di penampang neto harus diperhitungkan.

Sambungan
Komponen struktur dan pengencang harus disusun secara simetris di sambungan, kecuali
apabila momen lentur yang ditimbulkan pada susunan asimetris (seperti pada sambungan
lewatan) telah diperhitungkan di dalam desain. Sambungan harus didesain dan dipabrikasi untuk
menjamin bahwa setiap komponen struktur memikul tegangan proporsionalnya.

Deformasi Yang Bergantung Terhadap Waktu


Apabila komponen struktur dari rangka struktural terdiri atas satu atau lebih lapisan atau
bagian, maka efek deformasi yang bergantung pada waktu harus diperhitungkan di dalam desain.

Kontruksi Komposit
Konstruksi komposit, seperti komposit kayu-beton, kayu-baja, dan kayu-kayu, harus
didesain sesuai prinsip-prinsip mekanika teknik dengan menggunakan nilai desain terkoreksi
untuk komponen struktur dan sambungan yang ditetapkan di sini.
Bentang Komponen Struktur Lentur
Untuk komponen struktur lentur sederhana, menerus, dan kantilever, bentangnya harus
diambil sama dengan jarak dari muka ke muka tumpuan, ditambah setengah panjang tumpu di
masing-masing ujung.

Desain Geser
Untuk balok yang ditumpu dengan cara tumpu penuh di satu permukaan dan beban bekerja
di permukaan lainnya, beban terbagi rata di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi
komponen struktur lentur, d, dapat diabaikan. Untuk balok yang ditumpu dengan tumpu penuh di
satu permukaan dan beban bekerja di permukaan lainnya, beban terpusat di dalam jarak, d, dari
tumpuan dapat dikalikan dengan x/d dengan x adalah jarak dari muka tumpuan balok ke beban
tersebut.

Beban bergerak tunggal terbesar harus diletakkan pada jarak dari tumpuan sama dengan
tinggi komponen struktur lentur, dengan beban-beban lain tetap berhubungan normal dan
mengabaikan semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur
lentur. Kondisi ini harus dicek di setiap tumpuan.

Dengan dua atau lebih beban bergerak yang hampir sama besarnya, beban-beban tersebut
harus diletakkan di posisi yang menghasilkan gaya geser, V, terbesar, dengan mengabaikan
semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur lentur.

Desain Tumpu
Tegangan tumpu tekan aktual sejajar serat harus didasarkan atas luas tumpu neto dan tidak
boleh melebihi tegangan tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali
faktor stabilitas kolom, CP.

Fc * , nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan semua faktor koreksi yang berlaku
kecuali faktor stabilitas kolom, berlaku pada tumpu ujung ke ujung komponen struktur tekan
apabila ada tumpuan lateral yang memadai dan potongan di ujung benarbenar siku dan sejajar.

Fc * , nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan semua faktor koreksi yang berlaku
kecuali faktor stabilitas kolom, berlaku pada tumpu ujung ke ujung komponen struktur tekan
apabila ada tumpuan lateral yang memadai dan potongan di ujung benarbenar siku dan sejajar.

Tumpu Tegak Lurus


Tegangan tekan tegak lurus serat aktual harus didasarkan atas luas tumpu neto dan tidak
boleh melebihi nilai desain tekan tegak lurus serat terkoreksi, fc  < Fc ’. Dalam menghitung
luas tumpu di ujung-ujung komponen struktur lentur, perlu diperhatikan bahwa pada saat
komponen. struktur tersebut melentur, tekanan terhadap tepi tumpu bagian dalam akan lebih
besar daripada di ujung komponen struktur.

 Salah Satu contoh desain interior yang menggunakan kayu

Gambar 1.5 interior ruang keluarga menggunakan bahan kayu

Desain interior yang di gunakan pada gambar menggunakan bahan kayu jati
sebagai dinding dan kuda kuda dan juga interior lainya. karena ketahananya memang
tidak lama banyak dari kalangan masyarakat memilih menggunakan dinding dengan batu
bata karena dari segi ketahanannya sendiri batu bata memiliki sifat yang kokoh dan tidak
mudah keropos seperti kayu.

Biasanya pelapukan pada kayu lebih dialami karena adanya binatang yaitu rayap
yang menggerogoti kayu. Pada awalnya rayap akan membuat lubang kecil pada kayu,
kemudian lubang ini akan membuat keropos pada kayu karena tidak kuatnya kayu dalam
menahan beban karena bagian dalamnya sudah berongga.
Cara agar kayu tidak lapuk, keropos dan tidak di makan rayap adalah:

1. Cara mencegah kayu dimakan rayap dengan solar


2. Dengan metode pengasapan
3. Gunakan pelapis agar kayu tidak dimakan rayap
4. Rendam kayu di lumpur
5. Rendam kayu di sungai.
KESIMPULAN

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu.Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalamperencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangkadan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.

Kayu juga memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi kita bisa mengetahui dan bisa memilah mana
yang baik bagi struktur maupun interior yang ingin kita gunakan untuk bangunan kita

Dan perkembangan industry di Indonesia juga dengan dinamika persoalannya bergerak dari pola
yang berorientasi pada kepentingan pertumbuhan ekonomi ke pola pembangunan berkelanjutan
(economic for sustainable development). Pergerakan pola tersebut antara lain disebabkan oleh
arah perubahan dari kerangka pemenuhan kelangsungan ekonomi dan kesesuaian sosial budaya
kepada keselarasan dengan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan global

Yang dimana semuanya merupakan aspek penting dalam sebuah pembangunan yang kita
impikan .

<terimakasih>

Anda mungkin juga menyukai