Di Tulis Oleh:
Farhan fadhillatul rizal (222010121015)
Kurchana (222010121004)
Universitas Wiralodra
Daftar Isi:
KESIMPULAN………………………………………………...
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang struktur kayu .
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang struktur kayu ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB 1
SIFAT DAN JENIS KAYU
1. Balok
Untuk kuda-kuda / batang struktur (cm) : 8 x (8, 10, 12, 15, 18),
10 x (10, 12, 15, 18).
Balok antar tiang (cm) : 4 x (6, 8); 6 x (8, 12, 15);
8 x (12,1
Untuk kuzen pintu dan jendela (cm) : 6 x (10, 12, 13, 15) ; 8 x (10, 12, 15).
Balok langit (cm) : 8 x (12, 15, 18, 20); 10 x (15, 18, 20).
Tiang balok (cm) : 8 x (8, 10, 12); 10 x (10, 12);12 x (12, 15).
Kekurangan :
1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.
3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutupsecara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untukmenyikapi hal ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.
4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atauserangga
lainnya.
5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayuyang belum
kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahanbentuk, oleh karena itu
kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat diperbaharui
secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai dengan
lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang
dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja,
akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami kayu memiliki bermacam-macam
warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan expose material kayu tidak banyak
memerlukan perlakuan tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu
diperhatikan sifatsifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu alami
yang lurus dan relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat kekuatan
yang tinggi sidah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka teknologi sambungan dan komposit
material sangat penting pada perancangan struktur kayu.
Kayu merupakan bahan baku yang fleksibel, serbaguna, dan salah satu bahan baku
konstruksi yang berkelanjutan. Hal tersebut terjadi karena kayu diperoleh dari hasil penebangan
pohon, baik di hutan alam, hutan tanaman industri (HTI) atau lokasi lainnya.
Kayu telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bahan baku yang serbaguna
ini selain digunakan untuk konstruksi bangunan, juga banyak digunakan dalam industri furnitur
dan dekorasi rumah, di samping bidang usaha lainnya.
1.1 Jenis-Jenis Kayu Untuk Konstruksi dan Furnitur
Kayu memang sudah dimanfaatkan dalam pembuatan rumah sejak zaman dahulu.
Keunikan dari sifat kayu yang membuat kayu seringkali dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan rumah, urniture, perkakas, dan dekorasi. Keunikan sifat kayu berasal dari komponen
penyusunnya, yaitu lignin, selulosa, hemi-selulosa, dan sel lainnya (kurang dari 10%).
Perbedaan jumlah komponen penyusun antara satu dengan lainnya membuat kayu
menjadi berat atau ringan, kaku atau lentur, serta keras atau lembut. Perbedaan sifat kayu
tersebut yang membuat setiap jenis kayu berbeda penggunaannya. Jika kayu memiliki Setiap
tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Gerakan ini dicanangkan
oleh presiden Soeharto pada tahun 1993 sebagai kepedulian beliau terhadap hutan di Indonesia.
Konsep Kayu Sebagai Bahan Bangunan 3 kekuatan yang tinggi, maka kayu tersebut dapat
digunakan untuk komponen struktur bangunan. Apabila sebaliknya maka kayu tersebut
digunakan untuk dekorasi dan urniture.
Meskipun ada juga urniture yang menggunakan kayu dengan kekuatan tinggi seperti
kayu jati, namun hal tersebut juga akan berpengaruh pada harga jual dari urniture tersebut.
Berikut adalah jenis-jenis kayu yang kerap digunakan untuk konstruksi dan urniture menurut
(Pranata & Suryoatmono, 2019):
Kayu Jati Kayu jati memang terkenal dengan kekuatan dan durability-nya. Kayu ini berasal
dari pohon jati yang dapat dijumpai di kawasan hutan hujan tropis. Pohon jati dapat tumbuh
hingga 30-40 meter. Adapun karakteristik dari kayu jati adalah sebagai berikut:
a. Kuat dan awet
b. Berwarna coklat muda dan coklat tua
c. Mudah untuk dipotong sehingga dapat dimanfaatkan untuk banyak produk d. Kokoh
dan memiliki bobot yang besar
e. Tahan terhadap perubahan cuaca.
Gambar 1.1 (a) pohon jati
Penggunaan kayu jati pada struktur bangunan seringkali dijumpai pada bantalan lintasan
kereta api, konstruksi atap, dan konstruksi jembatan. Selain itu, kayu jati memiliki warna
dan corak yang indah, sehingga seringkali digunakan sebagai bahan urniture seperti daun
pintu, kursi, lemari, meja, dan mebel lainnya. Selain itu kayu jati juga tahan terhadap
rayap dan jamur sehingga dijamin keawetannya.
Kayu Kamper
Kayu kamper atau yang dikenal juga dengan kayu borneo banyak dijumpai di hutan
Kalimantan. Kayu ini memiliki serat dan warna yang indah, sehingga sering digunakan
untuk material kusen pintu dan jendela. Selain itu, aroma kayu ini tidak disukai oleh
serangga sehingga membuat kayu ini tidak mudah keropos akibat rayap dan cocok
dijadikan sebagai urniture, meskipun tidak sekuat kayu jati.
Gambar 1.2 Kayu Kamper
Kayu kamper ini mengalami akan perubahan bentuk (melengkung) apabila diberi beban
yang berlebih, sehingga kurang cocok untuk dijadikan elemen struktur bangunan. Saat ini
kayu kamper sudah menjadi salah satu komoditi penting yang menyangga perekonomian
masyarakat dan tersebar merata urnit di seluruh Indonesia
Kayu yang tersebar di pulau Jawa ini memiliki tekstur dan serat yang berbeda
dari kayu lainnya karena memiliki serat yang lurus dan indah. Oleh karena itu, kayu ini
seringkali digunakan untuk membuat urniture karena keindahan seratnya. Kayu glugu
terkenal memiliki struktur yang keras dan kuat, sehingga kayu glugu ini juga seringkali
digunakan untuk Konsep Kayu Sebagai Bahan Bangunan 5 membuat rangka kuda-kuda
dan kanopi rumah. Selain itu, kayu ini juga dapat digunakan sebagai bekisting balok.
Dibalik keindahan serat dari kayu glugu, ternyata terdapat kelemahan dari kayu
glugu sendiri yaitu mudah rusak apabila terkena air. Struktur kayu yang keras akan
perlahan melapuk dan kemudian hancur. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk
meletakkan kayu ini di tempat yang terhindar dari genangan air.
Kayu Merbau
Kayu merbau atau yang kita kenal juga dengan kayu besi mudah dijumpai di
kawasan Maluku dan Papua Barat. Selain itu kayu ini juga dapat dijumpai di kawasan
Sulawesi dan Kalimantan. Populasi dari kayu merbau ini sangat melimpah jadi tidak
terancam punah. Namun tetap saja jika dilakukan eksploitasi besar-besaran dapat
mengancam populasi dari kayu ini.
Kayu jenis ini termasuk salah satu jenis kayu yang keras. Meskipun keras tetapi
termasuk awet dan tahan lama jika dimanfaatkan untuk berbagai hal. Alasan inilah yang
kemudian mendorongnya menjadi primadona untuk dijadikan bahan pembuatan berbagai
macam furniture.
BAB 3
Perkembangan industry kayu
BAB 4
Desain Kontruksi Kayu
Semenjak diterbitkannya PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA, NI-5
PKKI 1961 sebagai peraturan perencanaan untuk konstruksi kayu di Indonesia, telah banyak
perkembangan baru muncul seperti teknologi, pemahaman, dan pengetahuan yang berkembang
dalam bidang rekayasa bangunan kayu. Saat ini PKKI 1961 yang sah berlaku sudah sangat dirasa
perlu dilakukan pengkiniannya, dengan membuat Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu bagi
perencanaan yang lebih rasional dan lebih akurat.
Ruang lingkup spesifikasi desain untuk konstruksi kayu ini juga lebih luas, mengingat
kebutuhan akan hal-hal baru yang sangat pesat berkembang, atau yang sebelumnya belum diatur
di dunia konstruksi bangunan kayu di Indonesia, untuk menjadikan spesifikasi desain untuk
konstruksi kayu ini lebih lengkap.
Untuk tetap berada pada perkembangan terkini dari kemajuan dunia di bidang rekayasa
konstruksi kayu, dikombinasikan dengan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi di Indonesia,
Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu menjadi cita-cita bagi perencanaan bangunan kayu
yang baru. Usaha-usaha telah dilakukan untuk mendukung hal tersebut, sehingga apa yang telah
dicapai dalam penulisan spesifikasi desain untuk konstruksi kayu ini, merupakan usaha yang
terbaik yang telah dilakukan oleh tim penyusun sampai saat ini. Namun demikian mengingat
penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang, diharapkan spesifikasi
desain untuk konstruksi kayu ini dapat dikaji ulang dan direvisi secara berkala.
Spesifikasi ini mendefinisikan metode yang harus diikuti di dalam desain struktural dengan
produk-produk kayu sebagai berikut :
- kayu yang dipilah secara visual
- kayu yang dipilah secara mekanis
- kayu glulam structural
- pancang kayu
- tiang kayu
- I-joist kayu prapabrikasi
- kayu komposit struktural
- panel kayu struktural Spesifikasi ini juga mendefinisikan praktik yang harus diikuti didalam
desain dan pabrikasi sambungan pengencang tunggal dan majemuk dengan menggunakan
pengencang yang didefinisikan di sini.
Prosedur Desain
Spesifikasi ini memberikan persyaratan untuk desain produk kayu yang disebutkan di sini
dengan menggunakan metode sebagai berikut:
(b) Desain Faktor Beban Ketahanan (DFBK) Desain harus dibuat dengan mengikuti
persyaratan untuk Desain Tegangan Izin (DTI) atau Desain Faktor Beban Ketahanan (DFBK).
Faktor Temperatur
Nilai desain acuan harus dikalikan dengan faktor temperatur, Ct, di dalam Tabel 2.3.3 untuk
komponen struktural yang akan mengalami pengeksposan tetap pada temperatur tinggi sampai
65oC (lihat Lampiran C).
Tabel Faktor Temperatur, Ct
Sambungan
Komponen struktur dan pengencang harus disusun secara simetris di sambungan, kecuali
apabila momen lentur yang ditimbulkan pada susunan asimetris (seperti pada sambungan
lewatan) telah diperhitungkan di dalam desain. Sambungan harus didesain dan dipabrikasi untuk
menjamin bahwa setiap komponen struktur memikul tegangan proporsionalnya.
Kontruksi Komposit
Konstruksi komposit, seperti komposit kayu-beton, kayu-baja, dan kayu-kayu, harus
didesain sesuai prinsip-prinsip mekanika teknik dengan menggunakan nilai desain terkoreksi
untuk komponen struktur dan sambungan yang ditetapkan di sini.
Bentang Komponen Struktur Lentur
Untuk komponen struktur lentur sederhana, menerus, dan kantilever, bentangnya harus
diambil sama dengan jarak dari muka ke muka tumpuan, ditambah setengah panjang tumpu di
masing-masing ujung.
Desain Geser
Untuk balok yang ditumpu dengan cara tumpu penuh di satu permukaan dan beban bekerja
di permukaan lainnya, beban terbagi rata di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi
komponen struktur lentur, d, dapat diabaikan. Untuk balok yang ditumpu dengan tumpu penuh di
satu permukaan dan beban bekerja di permukaan lainnya, beban terpusat di dalam jarak, d, dari
tumpuan dapat dikalikan dengan x/d dengan x adalah jarak dari muka tumpuan balok ke beban
tersebut.
Beban bergerak tunggal terbesar harus diletakkan pada jarak dari tumpuan sama dengan
tinggi komponen struktur lentur, dengan beban-beban lain tetap berhubungan normal dan
mengabaikan semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur
lentur. Kondisi ini harus dicek di setiap tumpuan.
Dengan dua atau lebih beban bergerak yang hampir sama besarnya, beban-beban tersebut
harus diletakkan di posisi yang menghasilkan gaya geser, V, terbesar, dengan mengabaikan
semua beban di dalam jarak dari tumpuan sama dengan tinggi komponen struktur lentur.
Desain Tumpu
Tegangan tumpu tekan aktual sejajar serat harus didasarkan atas luas tumpu neto dan tidak
boleh melebihi tegangan tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan semua faktor koreksi kecuali
faktor stabilitas kolom, CP.
Fc * , nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan semua faktor koreksi yang berlaku
kecuali faktor stabilitas kolom, berlaku pada tumpu ujung ke ujung komponen struktur tekan
apabila ada tumpuan lateral yang memadai dan potongan di ujung benarbenar siku dan sejajar.
Fc * , nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan semua faktor koreksi yang berlaku
kecuali faktor stabilitas kolom, berlaku pada tumpu ujung ke ujung komponen struktur tekan
apabila ada tumpuan lateral yang memadai dan potongan di ujung benarbenar siku dan sejajar.
Desain interior yang di gunakan pada gambar menggunakan bahan kayu jati
sebagai dinding dan kuda kuda dan juga interior lainya. karena ketahananya memang
tidak lama banyak dari kalangan masyarakat memilih menggunakan dinding dengan batu
bata karena dari segi ketahanannya sendiri batu bata memiliki sifat yang kokoh dan tidak
mudah keropos seperti kayu.
Biasanya pelapukan pada kayu lebih dialami karena adanya binatang yaitu rayap
yang menggerogoti kayu. Pada awalnya rayap akan membuat lubang kecil pada kayu,
kemudian lubang ini akan membuat keropos pada kayu karena tidak kuatnya kayu dalam
menahan beban karena bagian dalamnya sudah berongga.
Cara agar kayu tidak lapuk, keropos dan tidak di makan rayap adalah:
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu.Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalamperencanaan
pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangkadan gelagar
jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Kayu juga memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi kita bisa mengetahui dan bisa memilah mana
yang baik bagi struktur maupun interior yang ingin kita gunakan untuk bangunan kita
Dan perkembangan industry di Indonesia juga dengan dinamika persoalannya bergerak dari pola
yang berorientasi pada kepentingan pertumbuhan ekonomi ke pola pembangunan berkelanjutan
(economic for sustainable development). Pergerakan pola tersebut antara lain disebabkan oleh
arah perubahan dari kerangka pemenuhan kelangsungan ekonomi dan kesesuaian sosial budaya
kepada keselarasan dengan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan global
Yang dimana semuanya merupakan aspek penting dalam sebuah pembangunan yang kita
impikan .
<terimakasih>