PENDAHULUAN
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakanbahan bangunan yang
banyak disukai orang atas pertimbangan tampilanmaupun kekuatan. Dari aspek kekuatan,
kayu cukup kuat dan kaku walaupunbahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton.
Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan
bahan yangdapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan
bangunanramah lingkungan.Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas
bahan kayu.Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan
prosestumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan
bahanbeton dan baja, kayu memiliki kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan.Kayu
dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan
hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui mengenai
Konstruksi Kayu baik pengertian secara umum, maupun sambungan-sambungan yang
digunakan terutama mengenai materi pembahasan yaitu mengenai struktur kuda-kuda
kayu dan macam-macam Kusen pintu dan Jendela
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalh ini adalah memberikan Mahasiswa pengetahuan baru
mengenail Konstruksi Kayu
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sebagai bahan struktur kayu biasanya diperdagangkan dengan ukuran tertentu dan
dipakai dalam bentuk balok, papan, atau bentangan bulat, (berdasarkan SK-SNI-03-2445-
1991).
1. Balok
Untuk kuda-kuda / batang struktur (cm) : 8 x (8, 10, 12, 15, 18),
10 x (10, 12, 15, 18).
Balok antar tiang (cm) : 4 x (6, 8); 6 x (8, 12, 15);
8 x (12, 15, 18), 10 x (12, 15).
Untuk kuzen pintu dan jendela (cm) : 6 x (10, 12, 13, 15) ; 8 x (10, 12, 15).
Balok langit (cm) : 8 x (12, 15, 18, 20); 10 x (15, 18, 20).
Tiang balok (cm) : 8 x (8, 10, 12); 10 x (10, 12);
12 x (12, 15).
2. Reng dan Kaso : 2 x 3; 2,5 x (3,4,6,8, 10, 12);
3,5 x (3,4,6,8,10,12,15);
5 x (7,8,10,12,13,15,18,20,22,25)
3. Lis dan Jalusi : 1 x (1,3,4,5, 6, 8)
1,5 x (3,4,5,6,8,10,12,15,18,20,22)
2 x (4, 5,6,8, 10, 12)
4. Papan kayu. : 2 x (15, 18,20,22,25)
3 x (18,20,22,25,30)
4 x (18,20,22,25)
Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah, sehingga
baik untuk partisi.
Memiliki sisi keindahan yang khas.
3
Kekurangan Kayu :
1. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu
(mata kayu, retak, dll.).
2. Beberapa jenis kayu kurang awet.
1 Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan pengaruh
waktu pembebanan.
2 Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan
yang makin beskala besar dan tinggi.
3 Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaan
terbatas (langka).
Keterangan :
A. Kulit luar.
B. Kulit dalam.
C. Kambium.
D. Kayu gubal.
E. Kayu teras (galih).
F. Hati (puh)
G. Jari-jari teras.
Gambar 2.1.Potongan kayu elintang
4
a. Kulit luar (outer bark), yang merupakan kulit mati, kering
dan berfingsi sebagai pelindung bagian dalam kayu.
b. Kulit dalam (bast), kulit hidup, lunak basah, yang berfungsi
mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lain.
c. Kambium (cambium), berada disebelah dalam kulit dalam,
berupa lapisan sangat tipis (tebalnya hanya berukuran
mikroskopik). Bagian inilah yang memproduksi sel-sel kulit dan
sel-sel kayu.
d. Kayu gubal (sap wood), tebalnya bervariasi antara 1 - 20 cm
tergantung jenis kayunya, berwarna keputih-putihan, berfungsi
sebagai pengangkut air (berikut zat-zat) dari tanah ke daun.
Untuk keperluan struktur umumnya kayu perlu diawetkan dengan
memasukan bahan-bahan kimia kedalam lapisan kayu gubal ini.
e. Kayu teras atau galih (heart wood), lebih tebal dari kayu gubal
yang tidak bekerja lagi. Kayu teras terjadi dari perubahan kayu
gubal secara perlahan-lahan. Kayu teras merupakan bagian
utama pada struktur kayu yang biasanya lebih awet (terhadap
serangan serangga, bubuk, jamur) dari pada kayu gubal.
f. Hati (puh).
g. Jari-jari teras (Rays) yang menghubungkan berbagai bagian dari
pohon untuk penyimpanan dan peralihan bahan makanan.
5
2.5. KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU
2.5.1. Kuda-Kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga
beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur
atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework
(truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan
beton bertulang.
Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan
bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya
mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter. Sedangkan
kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work
atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang
75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan
pabrik, dan lain-lain. Kuda-kuda dari beton
bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
hingga 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan
ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah
horizontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian
batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan
mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya,
maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk
yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja
tanpa mengalami perubahan.
6
Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku
tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak
menerima gaya horizontal maupun momen, karena tembok hanya
mampu menerima beban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan
mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap
tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat
penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup
(angin, air hujan,
orang pada saat memasang/memperbaiki atap).
Keterangan:
a. Balok tarik h. Balok gording
b. Balok kunci i. Balok tembok
c. Kaki kuda-kuda j. Balok bubungan miring
d. Tiang gantung k. Balok tunjang
e. Batang sokong l. Tiang pincang
f. Balok gapit m. Balok pincang
g. Balok bubungan
7
B
Detail D
Kuda-Kuda Kayu
Detail B
Detail A Detail C
8
2.5.3. Tipe Kuda-Kuda
a. Tipe Pratt
b. Tipe Howe
c. Tipe Fink
e. Tipe Sawtooth
f. Tipe Waren
b. Bentang 48 Mater
Untuk bentang sekitar 4 sampai dengan 8 meter, bahan dari kayu atau
beton bertulang.
Kuda-kuda Pelana
Pandangan Atas
Gambar XI-27, Atap Limasan
b. Atap Pelana
2.7.3. Fungsi
Fungsi pintu dan jendela dalam sebuah bangunan
1. Fungsi pintu
Dalam kegiatan/komunikasi antarruang maka pintu sangat dibutuhkan,
demikian juga sarana lintas antara bagian dalam dan bagian luar
bangunan.
2. Fungsi jendela
a. Penerangan alami ruangan
b. Pengatur suhu ruangan, sirkulasi angin
c. Melihat pemandangan/situasi luar bangunan
Dinding
Lantai
Pintu sorong horizontal (slide a door)
Gambar X-2, Pintu Sorong
b. Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan melipat di
kanan/ kiri, daun-daun pintu diletakkan/digantung pada alat/rel, bagian
pintu dapat dibuka 90%.
Dinding
Lantai
Dinding
Tiang
Angker besi
B
B Lat penarik
Besi Kaki
A
Tampak muka
Sponeng
Alur labur
Sponeng
cm210
Potongan AA
b. Kusen Pintu Gendong
A C
B B D D
Pot. CC
Pot. A
Tampak muka A
A
Pot. BB Pot. DD
C C
D D
POT.BB
POT.AA
A B
POT.CC
POT.DD
Gambar X-12, Kusen Pintu Gendong Ventilasi Melingkar
3. Jenis-Jenis Kusen Jendela
a. Kusen Jendela Tunggal
b. Kusen Jendela Ganda
A B C D
40
12 30
84
F
2.9. Detail Potongan dan Sambungan Kusen dan Daun
Pintu / Jendela Kayu
Kosen Tunggal
Detail Hubungan Konstruksi Kosen Pintu
Menggambar Ditail Potongan dan Sambungan