Indonesia salah satu negara penghasil kayu terbesar di
dunia. Banyak jenis/macam kayu, mudah didapat, harga relatif murah (ekonomis). Didapat dari alam tanpa harus dibuat di pabrik. Bagian pohon yang dibuat bahan konstruksi: batangnya. Dapat dibentuk dalam berbagai macam ukuran Saat ini banyak juga terdapat kayu olahan pabrik untuk dijadikan lembaran tipis: triplek, multiplek, teakwood, jabarwood, fancywood, dll 1. Mudah didapat, harga relatif murah dibanding bahan bangunan lain seperti beton dan baja. 2. Mudah dikerjakan tanpa alat berat/khusus: dipotong, dihaluskan, dilobangi, diukir, disambung. 3. Bentuknya indah alami hingga sering diekspos (jati) 4. Isolasi panas yang baik, terasa sejuk/nyaman 5. Isolasi listrik yang cukup baik. 6. Tahan zat kimia seperti asam dan garam dapur 7. Ringan, mengurangi berat sendiri dari bangunan sehingga menghemat ukuran fondasi. 8. Serba guna sebagai konstruksi bangunan (kuda-kuda, langit-langit, pintu jendela, tiang, dinding) maupun sebagai hiasan ruang (almari, meja kursi, patung, ukiran). Juga dapat menjadi alat bantu kerja sementara (bekisting, bouwplank, prepil) 9. Kayu bekas masih dapat dipakai untuk keperluan lain. Bongkaran kuda-kuda dari kayu jati dapat dipakai sebagai bahan furnitur. 1. Mudah terbakar dan menimbulkan api sehingga bahaya kebakaran sangat tinggi. 2. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohonnya, sedangkan kayu yang sudah ada di perdagangan sangat sulit ditaksir umurnya. 3. Cepat rusak oleh pengaruh alam seperti hujan dan air (menyebabkan lapuk), panas matahari (menyebabkan retak). 4. Dapat dimakan serangga (rayap, bubuk, kumbang) 5. Dapat berubah bentuknya, menyusut atau memuai, tergantung kadar air yg dikandungnya. 6. Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama. Hal ini karena adanya cacat kayu seperti mata-kayu, arah serat yang tidak lurus, dll. BALOK: tingginya lebih besar dari lebarnya, biasanya berbentuk persegi panjang atau bujursangkar. Ukuran kayu selalu disebut dengan b/h. Cont: 6/10, 6/12, 6/15, 8/12, 8/14, 10/10, 12/12. PAPAN: berupa lembaran tipis yang lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya. Misalnya: 2/20, 3/20, 3/25. RAM: papan untuk membuat rangka daun pintu, ukuran 3/10, 3/12 KASO/USUK: balok kecil dengan ukuran 4/6 dan 5/7. RENG: kayu kecil dengan ukuran 2/3, biasanya dipakai sebagai tumpuan genteng. PLEPET: kayu kecil dengan ukuran 1/3, 1/5, biasanya untuk klem kaca pada kosen jendela, atau lis penutup sambungan eternit. Ada banyak kayu yang bisa dipakai sebagai bahan bangunan, antara lain: 1. Kayu Jati: cocok untuk pintu jendela, mebeler/furnitur, konstruksi berat terutama yang tidak terlindung. 2. Kayu Kalimantan seperti Kamper, Kruing, Bangkirai, Meranti, Lanan: cocok untuk konstruksi bangunan terutama yang terlindung dari panas dan air. 3. Kayu Glugu (Kelapa): banyak dipakai untuk kuda-kuda rumah, terutama yang sudah benar-benar tua. 4. Kayu Nangka, Sawo, Mahoni, Rasamala. Sambungan kayu: 2 batang kayu atau lebih yang disambungkan sehingga menjadi 1 batang kayu panjang, baik untuk arah mendatar ataupun tegak. Hubungan kayu: 2 batang kayu atau lebih yang dihubungkan menjadi suatu rangkaian konstruksi yang kokoh, baik dalam bidang (2 dimensi), maupun dalam ruang (3 dimensi). Kayu disambung untuk mendapatkan panjang/lebar yang dibutuhkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang Sebuah sambungan pada konstruksi (baik baja, beton, atau kayu) adalah titik terlemah konstruksi tersebut. Karena itu perlu diperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Ada berbagai persyaratan ukuran sambungan kayu, dengan tujuan untuk mendapatkan konstruksi yang paling kokoh Gaya tarik: sambungan harus saling mengait agar tidak mudah lepas
Gaya desak/tekan: permukaan sambungan harus saling
menempel rapat Gaya puntir/torsi: sambungan harus saling mencengkram agar tidak mudah terjungkit lepas (misal: dengan purus dan lobang) Gaya lintang dan momen: gaya lintang menyebabkan sambungan bergeser, momen menyebabkan lenturan. Maka sambungan harus kuat dan kaku (misal: pakai sambungan pengunci) Sambungan ke arah panjang (balok dan tiang) Sambungan menyudut Sambungan ke arah lebar (papan) Sambungan bersusun Sambungan dengan pengunci a. Pengunci di atas: bila ingin bagian bawah rata atau ada batang lain datang dari atas b. Pengunci di bawah: bila ingin bagian atas rata atau ada batang lain datang dari bawah c. Pengunci di atas dan bawah: bila menginginkan sambungan memiliki kekuatan dan kekakuan yang besar. Ukuran penampang batang pengunci harus sama dengan penampang kayu yang akan disambung d. Pengunci di samping: ukuran penampang batang pengunci tidak boleh sama dengan penampang kayu yang akan disambung Letak balok selalu tegak, kecuali: ◦ Reng (mendatar) ◦ Balok tembok (bila diletakkan sepanjang dinding) Selalu digambarkan tampak atas, tampak depan, tampak samping serta oblique, isometri atau perspektifnya. Verstek: garis yang membagi dua kayu di bagian sudut yang sama (biasaya membentuk sudut 45)