BANGUNAN SEDERHANA
BERMATERIAL KAYU
Alur Pembebanan dan
Prinsip Konstruksi
Bagian-Bagian Kayu
Bagian-bagian kayu terdiri atas kulit luar, kulit
dalam, kambium, kayu gubal, kayu teras, hati,
lingkaran tumbuh, tumbuhan satu tahun dan jari-jari
kayu.
1 Bagian-bagian
dari Kayu
Kayu ialah bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan
dalam alam. Tumbuh-tumbuhan ini sebagai sesuatu yang hidup,
dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup. Pengaruh ini
memberikan sifat/keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis
kayu yang tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang
berbeda pula. Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat,
pori-pori, zat pengisi kayu, berat jenis, dan kekerasan kayu.
Kulit
1
adalah bagian yang terluar. Kulit berfungsi
sebagai pelindung bagian yang lebih dalam
pada kayu, juga sebagai saluran cairan/bahan
makanan dari akar ke dalam tanah, ke daun di
pucuk-pucuk pohon.
Kambium
2
adalah jaringan berupa lapisan tipis dan benin,
yang melingkari pohon
Kayu gubal Pori-pori
3 adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel 7 adalah sel-sel pembuluh kayu yang terpotong.
hidup. Tugas kayu gubal adalah menyalurkan
bahan makanan dari daun ke bagian pohon
lainnya.
Pondasi Umpak
Pondasi Menerus
Pondasi Tiang
Rumah Kayu dengan Pondasi Umpak
Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini
adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan)
campuran 1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran
penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan
tinggi 90 cm
Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm
atau sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat
dibawah sumbu memanjang balok
Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat
Pondasi Umpak
Rumah Kayu dengan Pondasi Menerus
Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan untuk
spesi 1PC: 4 Psr.
Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan
menggunakan angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak maksimum
1,5m
Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku yang
digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan sambungan pada papan
satu dengan lainnya digunakan sambungan alur lidah.
Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap detail
sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya mengunakan sambungan
takik yang dikencangkan dengan paku.
Pondasi Menerus
Sambungan ekor
f.
b. Sambungan miring burung tersembunyi
g. Pen biasa
c. Sambungan bersisian
Pen dengan
h. dada rata
d. Sambungan dengan pasak
Pen dengan
i. dada miring
e. Sambungan takikan bertingkat
Sambungan b. Sambungan Bibir Lurus
Memanjang
c. Sambungan Pen
e. Sambungan
Berdiri
Bibir Lurus
Kerakel Kayu
Kerakel kayu biasanya digunakan sebagai lanttai bengkel dan
tempat kerja di pabrik yamg tinggi daya isolasinya. Kerakel
kayu dengan tebal 6-14cm berukuraan 8/8cm dan 8/20cm
ditanam dalam aspal di atas lantai beton dengan bagian
berserat mencong (potongan melintang dengan pori-pori ke
atas) pada permukaan lantai
Konstruksi Lantai Kayu
Lapisan lantai dari kayu (parket)
Lapisan lantai dari kayu terdiri dari kayu yang tipis (8 mm s/d
10 mm) lebarnya 20 mm s/d 30 mm dan panjangnya 10 cm
s/d 15 cm yang dilem dengan perekat khusus pada lantai
beton yang halus dan rata.
Parket Tulang Ikan Di atas lantai dasar ini dipasang lantai parket, yang
jangan dikelirukan dengan lapisan lantai dari kayu (parket)
yang menjadi papan-papan tipis-kecil yang dilem pada
lantai beton dan sebagainya. Yang dinamakan lantai
parket ialah kayu masif biasanya dengan panjangnya
antara 20 cm s/d 65 cm, lebarnya 45 mm s/d 110 mm dan
dengan tebal antara 18 mm dan 21 mm.
Pemasangan Parket
Konstruksi Langit-Langit
Konstruksi langit-langit biasanya terdiri dari dua lapis, yaitu
rangka (penggantung) dan penutup langit-langit. Konstruksi
rangka langit-langit sebenarnya hampir tidak berbeda apa
pun dipilih sebagai penutup.
Rangka langit-langit untuk kuda-kuda biasa dibuat dari
kayu ukuran 5/7,5 cm (2"/3") yang dipasang berselang-
seling. Pada kuda-kuda papan untuk rangka langit-langit
cukup dengan menggunakan kayu reng berukuran 3/4 cm.
Konstruksi Atap
Menurut pembangunannya konstruksi atap dibagi
atas:
Konstruksi atap kasau dengan:
Atap kasau dan atap kasau dengan balok
bangsal
Kuda-kuda atap kasau
Konstruksi atap peran, dengan:
Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
Atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring
Atap peran dengan kuda-kuda yang
bergantung
Atap peran sebagai atap lesenar
Atap peran seagai atap perisai
Tiang tiang pada atap peran dengan kuda-kuda yang bediri dipasang dengan jarak tidak lebih dari 4.00 m. Tiang-tiang itu mendukung
peran yang dibebani oleh kasau-kasau dan gaya horizontal (tekanan angin dan sebagainya). Peran-peran biasanya dibuat sebagai balok
Gerber dengan perbandingan ukuran lebar : tinggi sebesar 4 : 7 dan dilengkapi dengan kuda penopang yang menambah kestabilan kuda-
kuda itu.
Jarak kasau-kasau tergantung dari jenis atap yang dipilih, biasanya di antara 65 cm s/d 125 cm. Kasau-kasau ditakik pada peran dan
bantalan dengan kedalaman tidak lebih dari 1/4 tingginya balok. Hubungan-hubungan di antara kasau-kasau yang bertemu pada peran
bubungan secara statis tidak perlu. Pada konstruksi atap dengan kuda-kuda yang berdiri dua kali tidak ada peran bubungan. Maka agar
garis bubungan lurus diadakan sambungan pen dan lobang terbuka atau takikan separuh, masing-masing ditambah dengan sebuah baut.
Harus diperhatikan agar selalu diadakan dinding atau kolom di bawah tiang kuda-kuda masing-masing.
Hubungan di antara dia peran secara melintang dilakukan biasanya dengan papan pengapit yang harus dipasang juga dengan baut. Perlu
diperhatikan bahwa bagian hati kayu papan pengapit selalu didekatkan di bagian luar.
Atap Peran
Seperti telah dikatakan konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring timbul kalau tiang-tiang pada kuda-kuda itu terpasang
miring dalam jurusan kasau-kasau. Namanya kuda penopang yang mengalirkan gaya-gaya semuanya kepada dinding luar pada
bangunan. Kuda-kuda yang dipilih pada konstruksi bangunan yang memerlukan ruang-ruang besar tanpa dinding atau kolom yang bisa
mendukung tiang-tiang kuda-kuda tersebut. Karena tiang-tiang yang miring (kuda penopang) jauh lebih panjang daripada tiang-tiang
yang berdiri tegak dan selalu terjadi bahaya tekuk, maka penggunaan kayu pada kuda-kuda yang berbaring agak besar. Konstruksi kuda-
kuda ini bisa lebih ekonomis sedikit jikalau dipilih suatu konstruksi dengan dinding lutut.
Kuda penopang pada atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring dipasang dengan jarak tidak lebih dari 3.50 m. Ukuran-ukuran
lainnya seperti pada kuda-kuda yang berdiri.
Detail Sambungan Atap
Peran
Atap Peran
Atap peran dengan kuda-kuda yang bergantung
Jikalau panjangnya balok loteng melebihi 5.00 m tanpa adanya tiang atau dinding pendukung, maka balok loteng itu harus digantungkan
pada konstruksi atap. Sebenarnya konstruksi kuda-kuda yang bergantung menjadi konstruksi gantungan. Pada tiang-tiang gantung kita
pasang sebuah balok pendukung ini atau jikalau perlu digantungkan dengan baut-baut pada sebelah bawah balok pendukung tersebut.
Jikalau kuda-kuda yang bergantung mempunyai satu tiang gantung maka ia dinamakan kuda-kuda yang bergantung satu kali, jikalau ada
dua tiang gantung namanya kuda-kuda yang bergantung dia kali dan sebagainya. Tiang-tiang gantung pada atap peran dengan kuda-
kuda yang bergantung dipasang dengan jarak tidak lebih dari 4.00 m. Konstruksi kuda-kuda yang bergantung satu kali sesuai untuk lebar
bentang sampai dengan 8.00 m, kuda-kuda yang bergantung dua kali untuk lebar bentang sampai dengan 12.00 m. Pada konstruksi atap
peran dengan kuda-kuda yang bergantung selalu harus diadakan perhitungan statis oleh seorang ahli konstruksi kayu.
Atap Peran
Atap peran sebagai atap lasener
Konstruksi atap lasenar merupakan bentuk atap tertua. Atap pelana sebenarnya terdiri dari dua atap lasenar. Atap lasenar sekarang biasanya
digunakan sebagai atap pada bangunan sibar atau jikalau kecil sebagai luivel (atap sengkuap) dan sebagainya.
Pada konstruksi atap sengkuap biasanya dinding rumah cukup kuat sehingga dapat menerima gaya Tarik oleh papan pengapit dan gaya
tekan oleh kuda penopang. Akan tetapi pada konstruksi sibar dinding rumah biasanya tidak cukup kuat untuk menerima beban-beban
horizontal. Pada konstruksi atap peran sebagai atap lasenar pada bangunan sibar kita pilih konstruksi dasar sebagai konstruksi gantungan
(konstruksi dengan kuda-kuda yang bergantung satu kali). Lebarnya konstruksi ini terbatas dengan 6.00 m s/d 7.00 m.
Atap perisai menjadi semacam atap pelana. Dari bubungan atap ini mempunyai bidang-bidang atap yang landau. Tirisnya sama tinggi. Kalau
salah satu tiris lebih tinggi, maka atap itu disebut atap perisai bunting. Ada baiknya bahwa sudut miring (α, β) pada semua bisang atap
dibuat sama. Juga pada bangunan tingkat, maka atap perisai menyamai atap pelana dan dapat dilaksanakan sebagai atap kasau balok
bangsal atau atap peran, dengan atau tanpa dinding lutut.
Detail Sambungan Atap
Peran
Untuk membuat gambar-gambar tersebut, maka ditentukan dahulu garis-garis jurai dan bubungan seperti berikut:
Tentukan garis-garis jurai dan bubungan dengan tujuan menentukan garis-garis pertemuan antara bidang-bidang atap. Untuk ini
diperlukan gambar denah dan gambar pelbagai profilnya yang tepat.
Kalau kemiringan bidang-bidang atap pada atap perisai semua sama – baik pada atap yang landau maupun curam – maka jalan garis jurai
merupakan garis bagi sudut dari sudut tiris ke pertemuan jurai dan bubungan. Ini berlaku pada bangunan yang berbentuk siku-siku, sudut
lancip maupun sudut tumpul. Kalau sudut atap utama terhadap bidang-bidang perisai tidak sama, maka garis jurai dalam gambar denah
ditarik sebagai garis penhubung dari sudut-sudut bangunan (tiris) ke arah titik pertemuan jurai dan bubungan yang bersangkutan, bukan
sebagai garis bagi sudut. Ini berlaku baik bagi sudut siku-siku, lancip maupun tumpul.
Dengan cara atau pada gambar yang sama dapat juga ditentukan ukuran dan bentuk bidang atap yang sebenarnya, jikalau perlu. Untuk
mendapatkan ukuran bidang atap pada atap perisai maka kita bayangkan bidang-bidang itu satu-satu diputar pada garis tirisnya dan
direbahkan pada bidang datar.
Jurai dalam dan luar
Jikalau kemiringan atap pada bidang atap masing-masing tidak sama maka
potongan jurai luar juga tidak simetris dan gambar harus kita buat sebagai berikut:
Jurai Dalam
Jurai dalam terdapat pada sudut bangunan yang ke dalam. Jurai ini diserongkan sesuai dengan kemiringan bidang-bidang atap. Kasau ekor di
sini ditempatkan di atas jurai. Sehingga beban yang harus ditanggung oleh jurai luar ini. Pada bentangan yang lebar jurai dalam ini perlu
ditopang oleh sebuah tiang. Perlu diperhatikan bahwa ukuran jurai dalam hendaknya selalu ditentukan dengan perhitungan statika.
Jurai Dalam
Jurai dalam pada miringnya atap yang sama Jurai dalam pada miringnya atap yang tidak sama
Konstruksi Pintu
Kusen dari kayu
Pada kosen pintu perlu diperhatikan, bahwa bagian bawah tidak
sampai lantai, melainkan digunakan umpak beton dengan tinggi
yang disesualkan dengan pelat ubin lantai yang terpasang satu
barisan secara berdiri pada pinggir lantai/ dinding.
Kosen dari kayu diberi angker dan umpak itu baru dicor kalau
kosen tersebut selesai terpasang dengan profil yang tepat sama
dengan profil kosen.
Macam-Macam Konstruksi Pintu Kayu
Konstruksi Bingkai Pintu
Konstruksi Pintu dari Kayu
Pintu Kisi
Pintu kisi (pintu hek, pintu ruji-ruji dengan kelam): Pintu kisi
untuk ruang gudang atau sebagai pembatasan ruang terdiri
atas kisi-kisi tegak lurus berukuran 24/48 mm, dipakukan pada
dua papan lintang 30/120 mm dan diperkokoh oleh papan
diagonal (kelam diagonal) 30/120 mm. Kelam diagonal ini harus
selalu terarahkan pada titik putar skarnier (engsel) bawah,
karena dengan tidak adanya kestabilan sendiri pintu sering
cenderung untuk turun.
Konstruksi Pintu dari Kayu
Pintu Panil
Pintu panil ialah pintu yang terdiri dari bingkai yang
dihubungkan dengan pen dun lobang. Panilnya dibuat dari kayu
masif atau kayu triplex/multiplex. Untuk panil kaca digunakan
les kaca. Pintu panil sederhana sangat cocok untuk pintu dalam.
Ukuran sebaiknya untuk bingkai pintu ialah 40/80 mm, untuk
bingkai dan malang daun pintu 36/120 mm dan untuk malang
bawah daun pintu 36/160 mm. Panil dari kayu masif 18 - 24
mm atau dari kayu triplex/ multiplex 4 - 12 mm tebal.
Konstruksi Bingkai Pintu
Sambungan sudut bingkai daun pintu harus diperhatikan dengan khusus, sehingga ukuran-ukuran masing-masing tepat
dan pekerjaan teliti, sehingga dapat dilem.
Sambungan harus rapat sungguh. Bingkai harus ditukul sedikit supaya dapat masuk betul-betul. Penggunaan paku atau
sekrup pada sambungan sudut dilarang
Pintu dengan daun papak
Pintu dengan daun papak dibagi atas dua golongan, menurut
konstruksi daunnya. Daun pintu papak masif dibuat dari satu
lembar multiplex atau lembaran tatal kayu (chipboard) setebal
36 mm s/d 45 mm. Daun pintu papak hampa dibuat dari dua
lapisan triplex setebal 4 mm pada suatu bingkai daun yang
berisi kertas atau suatu raster dengan beberapa malang kayu
dan sebagainya.
Konstruksi Jendela
Konstruksi Kusen Jendela
Fungsi kosen adalah sebagai rangka pemegang daun jendela,
tempat daun/sayap jendela melekat dan menggantung. Sayap
jendela ini melekat pada kosen dengan engsel yang letaknya bisa di
sebelah kanan maupun kiri atau dibagian atas menurut kebutuhan.
Ukuran-ukuran kosen ditentukan oleh syarat-syarat peraturan
bangunan nasional dan syarat konstruktif di samping juga dari segi-
ogi arsitektonis. Tinggi minimal kosen jendela ialah 50 cm.
Jendela yalusi (krepyak) biasanya dipasang pada (di luar) jendela kaca
untuk melindungi terhadap hujan, sinar matahari yang terik, pengaruh
lainnya dan kerusakan oleh penjahat. Jendela jalusi hanya dapat
dipasang pada konstruksi jendela kaca yang dibuka ke dalam.
Sambungan dan
Hubungan Kayu
Sambungkan Kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu
sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
Hubungan Kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu
sama lain pada titik tertentu sehingga menjadi satu bagian konstruksi
Syarat Hubungan Kayu
dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh, hindari menakik kayu yang
dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus tahan terhadap
gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungn yang dibuat pas,
jangan menggunakan kayu yang cacat.
Sambungan Kayu Arah Memanjang
Sambungan kayu arah memanjang ada 2 macam,yaitu:
Sambungan
Kayu Memanjang
Sambungan Memanjang Kunci Sesisi
Type sambungan melebar jenis ini biasa dipakai untuk jenis kayu
melebar yang akan berguna untuk konstruksi lantai dan dinding.
Hubungan
Antar Kayu Hubungan Pen dan Lubang menggunakan Gigi