Anda di halaman 1dari 82

TEKNOLOGI BANGUNAN TA C

Dosen Pembimbing: Agus Jhonson H. Sitorus

BANGUNAN SEDERHANA
BERMATERIAL KAYU
Alur Pembebanan dan
Prinsip Konstruksi

21-090 Carla Tantheo


Informasi Mendasar
Sifat utama kayu sebagai bahan bangunan:
Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis
apabila dikelola dengan baik, kayu juga dikatakan sebagai
renewable resources.
Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk
dijadikan barang lain. Contoh: kertas, bahan sintetik, tekstil.
Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh
bahan-bahan lain. Misalnya: kayu mempunyai sifat elastis, ulet
dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak
lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya. Sifat-sifat ini tidak
dijumpai pada material baja dan beton.

Bagian-Bagian Kayu
Bagian-bagian kayu terdiri atas kulit luar, kulit
dalam, kambium, kayu gubal, kayu teras, hati,
lingkaran tumbuh, tumbuhan satu tahun dan jari-jari
kayu.
1 Bagian-bagian
dari Kayu
Kayu ialah bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan
dalam alam. Tumbuh-tumbuhan ini sebagai sesuatu yang hidup,
dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup. Pengaruh ini
memberikan sifat/keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis
kayu yang tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang
berbeda pula. Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat,
pori-pori, zat pengisi kayu, berat jenis, dan kekerasan kayu.

Kulit
1
adalah bagian yang terluar. Kulit berfungsi
sebagai pelindung bagian yang lebih dalam
pada kayu, juga sebagai saluran cairan/bahan
makanan dari akar ke dalam tanah, ke daun di
pucuk-pucuk pohon.
Kambium
2
adalah jaringan berupa lapisan tipis dan benin,
yang melingkari pohon
Kayu gubal Pori-pori
3 adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel 7 adalah sel-sel pembuluh kayu yang terpotong.
hidup. Tugas kayu gubal adalah menyalurkan
bahan makanan dari daun ke bagian pohon
lainnya.

Kayu teras Jari-jari kayu


4 adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel 8 adalah jaringan kayu yang dibentuk dengan
mati. Kayu teras ini berasal dari kayu gubal susunan sel secara radial, artinya dari luar
yang makin tua dan mati. Kayu teras lebih awet menuju ke pusat
dan warnanya lebih tua daripada kayu gubal.

Hati Lingkaran tumbuh


5 adalah bagian kayu di pusat. Hati berasal dari 9 ditentukan oleh iklim. DI daerah yang
kayu awal, yaitu kayu yang pertama-tama mempunyai perbedaan musim yang jelas,
dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh. pengaruh iklim terhadap pembentukan
lingkaran tumbuh lebih jelas daripada di negara
tropis.
Serat
6 Arah dan ukuran serat berbeda pada setiap
pohon, ada yang berserat lurus, terpilin,
berpadu dan berombak, yang ukuran seratnya
kecil, sedang atau besar.
Kayu sebagai
Bahan Bangunan

Beberapa komponen konstruksi bangunan


perumahan yang dapat menggunakan kayu
sebagai bahan kontruksi bangunan, antara lain:

Tiang pancang pada tanah, di bawah muka air atau


tanah terkena pengaruh air asin
Tiang pancang pada tanah, di atas muka air dan kayu
harus diawetkan secara khusus
Rangka, gording, usuk, tiang, balok, papan, kuda-kuda,
balok plafon dan reng
Papan cucuran, papan lis atau papan atap lainnya
Kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela,
ambang atau bentuk sambungan lainnya.
Konstruksi tangga (pegangan dan injakan tangga)
Lantai biasa
Lantai keras
Papan dinding
Kayu profil (moulding)
Rumah
Konstruksi Kayu
Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan
sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai
rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen balok dan kolom serta
dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur rangka
kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang
dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah.
Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil.
Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu
untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan
kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter
minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila
perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu.

Terdapat beberapa macam pondasi

Pondasi Umpak
Pondasi Menerus
Pondasi Tiang
Rumah Kayu dengan Pondasi Umpak
Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini
adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan)
campuran 1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran
penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan
tinggi 90 cm
Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm
atau sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat
dibawah sumbu memanjang balok
Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat
Pondasi Umpak
Rumah Kayu dengan Pondasi Menerus
Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan untuk
spesi 1PC: 4 Psr.
Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan
menggunakan angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak maksimum
1,5m
Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku yang
digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan sambungan pada papan
satu dengan lainnya digunakan sambungan alur lidah.
Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap detail
sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya mengunakan sambungan
takik yang dikencangkan dengan paku.
Pondasi Menerus

Detail A merupakan detail sambungan pada


sudut bangunan antara ring balok kayu dengan
kolom:
a. Sambungan ring balok kayu disudut digunakan
sambungan takik.
b. Sambungan kolom dengan ring balok
menggunakan sambungan pasak.
c. Untuk menambah kekakuan, maka antara ring
balok dengan kolom dipasang sekur-sekur dari
papan 2/20 cm dan dipaku.
Pondasi Menerus
Pondasi Menerus
Rumah Kayu dengan Pondasi Tiang
Untuk mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah panggung ini,
maka sistem sambungan yang digunakan adalah sistem sambungan takik
dengan penguat paku dan pasak masing-masing untuk sambungan sekur
dan sambungan balok - kolom.
Pondasi Tiang
Konstruksi Kayu
Secara Tradisional
(Dinding)
Konstruksi Dinding Batang Tersusun
Konstruksi batang tersusun dari kayu merupakan cara yang paling
tua dan sampai saat ini masih dipergunakan. Pada rumah-rumah
kediaman atau peristirahatan, kandang-kandang banyak
menggunakan dinding jenis ini.

Konstruksi Dinding Batang Tersusun


Konstruksi batang terdiri dari batang kayu bulat
atau dari balok, balok kayu bulat bersilang pada
sudut-sudut, susunan biasa, susunan batang
bersimpul, dan susunan batang beralur-lidah.

Konstruksi sudut balok-balok dengan


sambungan ekor burung.
Konstruksi sudut balok-balok dengan Konstruksi sudut balok-balok dengan
sambungan ekor burung sambungan kura-kura

Konstruksi sudut balok-balok dengan


kayu muka berlidah
Konstruksi Dinding
Rangka Tersusun
Konstruksi rangka tersusun adalah konstruksi yang
disusun setingkat demi setingkat. Konstruksi
rangka biasa dipasang terbuka atau dilapisi dengan
papan. Pada konstruksi rangka tersusun, tiang-
tiang, palang-palang dan kuda-kuda terbuka.

Kuda-kuda penopang di sudut-sudut rumah pada


umumnya diatur, sehingga kekuatan angin
langsung disalurkan dari sudut ke bantalan.
Penyusutan konstruksi rangka tersusun di bagian
konstruksi yang melintang tidak beraturan.

Lapisan yang tegak tidak boleh


dipasang lebih tinggi dari satu tingkat
Bantalan-bantalan, balok lantai dan balok loteng
penyusutannya besar. Di bagian konstruksi yang
tegak (tiang-tiang) penyusutannya kecil. Jarak
tiang-tiang pada umumnya adalah sekitar 80cm.
Konstruksi sudut balok umumnya menggunakan
kayu muka berlidah.
Penyusunan Konstruksi
Rangka-Rangka Tersusun
Kayu yang melintang
Bantalan: ke bawah membatasi dinding dan
1 menumpunya. Bebannya akan disalurkan pada kaki
pondasi atau kepala balok. Bantalan pada dinding
bata atau beton harus dikuatkan dengan baut
angker yang dimasukkan ke dalam dinding, dan
pada kepala balok disambung dengan baut.
Peran/Gording: bagian atas penutup dinding yang
2 mendukung seluruh beban loteng dan atap. Pada
bangunan bertingkat, gording juga mendukung
dinding atasnya. Tinggi peran disesuaikan dengan
beban dan jarak tiang, akan tetapi minimal 12cm.
Sambungan seperti pada bantalan, hanya pada
sambungan panjangnya dengan sambungan serong
bertingkat, ditambah dengan 2 baut.
Palang: Membagi bidang antara 2 tiang/kuda
3 penopang dalam bidang yang lebih kecil. Dengan
begitu, ia memperkuat dinding juga. Palang ini
disambungkan pada tiang dan kuda penopang
dengan pen biasa.
Penyusunan Konstruksi
Rangka-Rangka Tersusun Pencegahan pada sambungan-sambungan rangka
Kayu yang tegak
dinding:
Tiang: Menentukan tinggi dinding dan bergerak
1 tegak lurus antara bantalan dan peran dinding. Hal ini dapat dicapai dengan pembuatan bidang sambungan dengan
Tiang biasanya berpenampang bujur sangkar . Di tepat dan dengan pengecetan, hanya pada kayu yang cukup kering.
atas dan di bawah biasanya diberi pen, yang dalam Sebagai pengaman dapat juga bidang-bidang sambungan yang sudah
bantalannya 4cm, dan pada peran dinding selesai dibuat, sebelum dipasang dicat dengan obat/kool-ter.
sedikitnya 6cm, yaitu setengah dari tingginya.
Kayu yang berdiri miring
Kekuatan balok untuk rangka dinding yang biasanya
kuda penopang: membagi segi-4 bidang dinding
digunakan adalah: 1 yang goyah dalam bidang segi-3. Menjaga dinding
agar tidak bergerak oleh benturan atau tekanan
angin. Antara tiang dan kuda penopang, dalam
bantalan dan peran dinding harus tersisa 8-12cm
kayu muka, untuk menghindarkan pergerseran.
Penampang kuda penopang sedikitnya harus sama
dengan tiang. Sambungannya atas dan bawah
dengan pen atau gigi tunggal menurut detail.
Pencegahan pada sambungan-sambungan rangka
dinding:
Rangka dinding bagian luar terkena pengaruh hujan dan panas. Oleh
sebab itu, semua sambungan harus dibuat tepat, rata dan bersihh,
sehingga tidak dapat dimasuki air.
Detail gambar:
a. Ditekuk separuh-separuh
b. Pen dan lobang terbuka
c. Pen lurus tersembunyi
d. Pen dorong tersembunyi
e. Ditakik setengah ekor burung
f. Sudut ditakik bertingkat
g. Malang dengan pen dan gigi tungal
h. Tiang dengan pen
i. Kuda penopang dengan pen
k. Malang dengan pen, gigi tunggal dan
sponing
l. Bantalan dengan pen
m. Bantalan dengan gigi tunggal
n. Bantalan dengan pen dan gigi tunggal
Konstruksi Dinding
Rangka Terusan
Konstruksi rangka terusan (lajur) pada umumnya luar dan dalam seluruhnya
dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua tingkat
bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit, dan pada hakekatnya
hanya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yang melintang. Maka
bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis.

Konstruksi rangka terusan (lajur) pada umumnya dibuat dari papan.


Sambungan- sambungan seperti pen, gigi tunggal dan sebagainya tidak
digunakan, sebab semua sambungan dipaku. Untuk tiap-tiap sambungan
diperlukan paling sedikit empat paku. Jarak dari tiap-tiap tiang pada
umumnya kira-kira 60 cm.

Kestabilan pada arah horisontal diperoleh dari papan kuda-kuda penopang


atau dari tapisan papan-papan yang dipaku dan dipasang diagonal.
Kekuatan papan untuk rangka dinding yang bisa digunakan ialah: 5/10, 5/12,
6/12
Lapisan dinding luar dari kayu Pemasangan Dinding Vertikal
Pemasangan Papan Dinding
1 Heboxin dengan pada konstruksi tersusun, maka pada
konstruksi rangka terusan (Iajur) biasanya dipasangkan
dinding papan atau susunan sirap. Hal ini sudah di katakan
pada pendahuluan tentang konstruksi rangka terusan (lajur).
Ada dua cara pemasangan papan dinding yang digunakan:
- pemasangan papan dinding vertikal
- pemasangan papan dinding horisontal
Pemasangan Dinding Vertikal
Pemasangan papan dinding dengan lis pelindung (lis tempel):
Papan dipaku di tengah saja setiap 60-90 cm. Tebal papan 20
mm dan tidak boleh lebih dari 16 cm lebarnya. Lis tempel
berukuran 45/45 mm dengan sisi miring disekrup dengan
sekrup ukuran minimum 2½" pada jarak sejauh jarak papan.
Pemasangan Dinding Horizontal
Untuk memasang papan dinding horisontal digunakan papan
berukuran maximum 20/160 mm. Seperti pada pemasangan
papan kap, atau pada pemasangan papan dengan sponing
khusus, pemasangan dilakukan dari papan ujung bawah. Setiap
papan disekrup atau dipaku di bagian bawahnya. Dengan
menggunakan sekrup, melengkungnya papan dapat
dihindarkan. Sambungan papan-papan dapat diatur selang-
seling.
Pemasangan Dinding Sirap Pemasangan Dinding Horizontal
Untuk bangunan kayu, maka dinding sirap merupakan penutup
dinding yang paling ideal, karena dapat disesuaikan menyusut
dan mengembangnya pada bidang konstruksi dinding tanpa
berakibat tidak baik.
Keuntungan lainnya ialah bahwa dinding sirap memberi
perlindungan yang baik terhadap iklim. Daya tahan lamanya pun
hampir tak terbatas. Dinding sirap yang sudah terpasang boleh
dikatakan tidak membutuhkan perawatan. Karenanya dinding
sirap juga merupakan penutup dinding yang menguntungkan.
Dinding sirap dipasangkan pada papan atau pada reng. Untuk
dinding biasa, yaitu dinding yang terlindung oleh atap,
pemasangan dua lapis sebetulnya sudah memadai. Tetapi karena
biasanya sirap yang digunakan untuk menutupi dinding dari
Pemasangan Dinding Sirap
kualitas dua atau tiga oleh karena kualitas satu dan dua sudah
digunakan untuk atap, maka diseyogyakan pemasangan empat
lapis.
Sirap dipaku dengan paku berkepala datar ukuran 1". Sirap yang
dipotong lurus lebih baik daripada yang dipotong runcing. Sirap
berujung runcing ini menyalurkan air melalui alur sambungan
daun sirap yang di bawahnya. Dengan menggunakan sirap yang
panjangnya 55-60 cm, diperoleh deretan sirap yang berjarak 14
cm.
Pemakuan deretan sirap dapat dilakukan dengan menggunakan
benang yang direntangkan. Untuk bidang yang sempit dapat
ditarik garis dengan pensil melalui sebuah mistar.
Sambungan-Sambungan
dan Bagian-Bagian Bangunan
Balok lantai: balok lantai merupakan konstruksi kayu yang terbawah untuk meno-
pang lantai. Untuk bangunan pada tiang di atas permukaan air juga disebut sloof. Balok Lantai (Sloof)
Balok loteng: Pada bangunan yang lebin tinggi, balok loteng memisahkan dua
tingkat (dua ruang di atas dan di bawahnya). Sekaligus ia juga menopang platon
dan lantai. Di samping itu ia juga menjadi batas antara ruang yang teratas dengan
kuda-kuda atap, serta dibebani kuda-kuda atap.

Letak dan Nama Balok


Balok utuh: semua balok yang melintang tanpa topang dan sambungan pada
seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada dinding luar.
Dinding antara bisa bertugas sebagai tempat bertumpu antara. Dihitung sebagai balok
terusan, momen tumpu menentukan ukuran balok.
Balok ravil: bisa pada kedua ujungnya terletak pada dinding atau pada satu
atau dua ujungnya dihubungkan dengan pen pada balok lain. Digunakan untuk
merangkum lobang tangga atau cerobong asap dsb.
Balok ekor: pada satu ujungnya terletak pada dinding. Pada ujung yang lain ia
disambung pada suatu balok ravil. Sambungan ini dilakukan dengan pen
dengan dada rata atau dengan dada miring.
Balok sisi: terdapat sepanjang dinding batu. Agar tidak terjadi hubungan
langsung antara bangunan batu dengan bangunan kayu, maka harus ada spe-
ling 2 - 3 cm minimum, antara dinding yang belum diplester dengan balok sisi.
Balok Lantai (Pondasi Batu) Balok Lantai (Detail)
Balok Loteng
PerletakanSambungan-Sambungan
Perletakan sambungan balok di atas tumpuan dinding
batu dan konstruksi kayu beserta sambungan pen dan
lobang dapat dilihat sebagai berikut: Perletakan (dibungkus dengan kertas
a. aspal atau dicat dengan obat yang
mengandung olie)

Sambungan ekor
f.
b. Sambungan miring burung tersembunyi

g. Pen biasa
c. Sambungan bersisian

Pen dengan
h. dada rata
d. Sambungan dengan pasak

Pen dengan
i. dada miring
e. Sambungan takikan bertingkat
Sambungan b. Sambungan Bibir Lurus

Memanjang
c. Sambungan Pen

d. Sambungan Pen dengan Bibir


Lurus

e. Sambungan
Berdiri
Bibir Lurus

a. Sambungan Tumpul Lurus


Sambungan Bibir Miring (harus
f. dipasang selalu secara bergantung
dengan baut pengikat)
Konstruksi Lantai Kayu
Lapisan Lantai Kayu
Lapisan lantai dari kayu (parket) boleh dipasang hanya pada lantai
beton yang diisolasi terhadap kelembaban dengan aspal. Atau di atas
lapisan plesteran yang padat dan rata pada konstruksi loteng masif.
Konstruksi lantai dari kayu kita bagi atas dua macam, yaitu lapisan
kayu yang tipis (8 mm s/d 10 mm tebal) yang dilem dengan perekat
khusus di atas plesteran itu dan yang sering juga dinamakan parket
atau kerakal kayu.

Kerakel Kayu
Kerakel kayu biasanya digunakan sebagai lanttai bengkel dan
tempat kerja di pabrik yamg tinggi daya isolasinya. Kerakel
kayu dengan tebal 6-14cm berukuraan 8/8cm dan 8/20cm
ditanam dalam aspal di atas lantai beton dengan bagian
berserat mencong (potongan melintang dengan pori-pori ke
atas) pada permukaan lantai
Konstruksi Lantai Kayu
Lapisan lantai dari kayu (parket)
Lapisan lantai dari kayu terdiri dari kayu yang tipis (8 mm s/d
10 mm) lebarnya 20 mm s/d 30 mm dan panjangnya 10 cm
s/d 15 cm yang dilem dengan perekat khusus pada lantai
beton yang halus dan rata.

Konstruksi Lantai Kayu


Konstruksi lantai kayu yang paling sederhana ialah papan-
papan yang langsung terletak dan dipaku di atas konstruksi
balok loteng. Papan-papan yang digunakan seharusnya paling
sedikit 20 mm tebainya dengan lebar 9 cm s/d 14 cm
dengan sambungan sisinya tumpul, bersponing, beralur-lidah
atau berilat.
Konstruksi
Lantai Kayu
Jikalau kita pilih sambungan sisi dengan alur-lidah, yang memang
paling baik, ukuran lidah seharusnya setebal minimal 6 mm dan
lebarnya minimal 7 mm. Pemakuan selalu dilakukan tersembunyi di
dalam bagian lidah. Sambungan-sambungan memanjang harus
dipasang selang-seling dan selalu di pertengahan sebuah balok
loteng.

Pemasangan Lantai Parket

Parket Tulang Ikan Di atas lantai dasar ini dipasang lantai parket, yang
jangan dikelirukan dengan lapisan lantai dari kayu (parket)
yang menjadi papan-papan tipis-kecil yang dilem pada
lantai beton dan sebagainya. Yang dinamakan lantai
parket ialah kayu masif biasanya dengan panjangnya
antara 20 cm s/d 65 cm, lebarnya 45 mm s/d 110 mm dan
dengan tebal antara 18 mm dan 21 mm.
Pemasangan Parket
Konstruksi Langit-Langit
Konstruksi langit-langit biasanya terdiri dari dua lapis, yaitu
rangka (penggantung) dan penutup langit-langit. Konstruksi
rangka langit-langit sebenarnya hampir tidak berbeda apa
pun dipilih sebagai penutup.
Rangka langit-langit untuk kuda-kuda biasa dibuat dari
kayu ukuran 5/7,5 cm (2"/3") yang dipasang berselang-
seling. Pada kuda-kuda papan untuk rangka langit-langit
cukup dengan menggunakan kayu reng berukuran 3/4 cm.
Konstruksi Atap
Menurut pembangunannya konstruksi atap dibagi
atas:
Konstruksi atap kasau dengan:
Atap kasau dan atap kasau dengan balok
bangsal
Kuda-kuda atap kasau
Konstruksi atap peran, dengan:
Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
Atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring
Atap peran dengan kuda-kuda yang
bergantung
Atap peran sebagai atap lesenar
Atap peran seagai atap perisai

Jenis-jenis khusus tersebut di atas tentu saja


dapat dikombinasikan pada atap yang mempunyai
ukuran/lebar bentang yang lebih luas.
Bagian-Bagian Sambungan
Atap Kayu Memanjang
Pelapis Atap Dengan berdasarkan pada kemiringan itu, maka atap
1. Pelapis atap ialah kulit pellindung kuda-kuda atap dan rumah dibagi atas:
sebelah bawahnya. Pelindung diberi terhadap hujan, sinar
matahari, panas dan cuaca lainnya. Sebaiknya juga diberi Atap datar. Biasanya menunjukkan kemiringan kurang dari
pelindung terbatang terhadap kebakaran, jikalau ada bunga api 4O sampai datar. Pada atap datar diperlukan tepi atap
yang terbang, bobot yang ringan dan daya tahan yang lama. berbentuk baji, yang tingginya 5 cm dan lebarnya 1 m.
2. Pemilihan pelapis atap tergantung juga pada estetika. Biasanya Pengaliran air atap mulai di pertengahan bangunan.
juga pemilihan pelapis atap menentukan kemiringan atap. Ketentuan ini ideal untuk atap bertutup aspal, karena atap
Kemudian pemilihan pelapis atap harus memenuhi syarat-syarat itu selalu sedikit lembab, dan aspal tidak akan mudah
keindahan dibandingkan dengan atap-atap lainnya sekeliling mengalir ke bawah.
atau pada bentang alam sekitarnya.
3. Sebagai dasar kita tentukan: semakin lebih suatu bahan pelapis
Atap sudut. Atap ini tingginya sama dengan setengah lebar
atap terjadi ketirisan dan banyaknya celah-celahan yang
bangunan. Sudutnya pada atap pelana pada bubungan
terdapat pada pemasangan, makin lebih curam atapnya harus
antara dia bidang atap 90O, kemiringan atap 45O.
dibuat sehingga air hujan dapat mengalir dengan mengalir
dengan cepat.
Kemiringan Atap Atap terjal. Tingginya lebih dari setengah lebar bangunan.
Kemiringan atap pada atap pelana ditentukan oleh perbandingan
antara tinggi atap dengan setengah lebar bangunan, sedang pada
atap lesenar antara tinggi atap dengan seluruh lebar bangunan.
Atap Kasau
Atap kasau dan atap balok bangsal tepat sekali untuk atap
pelana. Kemiringan atap hendaknya jangan kurang dari 30O. Atap
kasau memudahkan pemasangan. Meskipun demikian atap ini
hanya digunakan untuk rumah yang agak kecil (tidak lebar), dan
yang bidang atapnya sangat condong. Semua kasau bertindak
sebagai tiang atau kuda-kudas penopang, yang memindahkan
muatan langsung ke balok loteng. Kasau untuk atap kasau
hendaknya jangan lebih dari 5.00 m. Pada atap balok bangsal
jangan lebih dari 4.50 m dan 2.50 m.

Sambungan dengan balok loteng harus dilaksanakan dengan


teliti. Kasau-kasau dihubungkan dengan gigi tunggal pada balok
loteng. Untuk menahan geseran ke samping, maka kasau-kasau
ditahan dengan paku, baut atau dengan papan pengapit. Untuk
menegakkan, diletakkan papan bubungan pada hubungan atap.
Pada bubungan semua kasau dihubungkan dengan takikan
separo atau dengan papan pengapit. Kestabilan memanjang
tercapai dengan melekatkan suai angin diagonal di bawah kasau-
kasau.
Atap Kasau
Atap Kasau Balok Bangsal
Kuda-Kuda
Atap Kasau
Kuda-kuda atap yang sederhana biasanya berbentuk kuda-kuda atap kasau.
Karena sebenarnya menjadi konstruksi rangka batang maka kuda-kuda atap
kasau hendaknya diperhitungkan dengan menggunakan statika. Kuda-kuda
(rangka batang) dengan papan tepi atas dan bawah, perlu ditinggikan pada
bagian tengah konstruksi. Peninggian pada tengah-tengah konstuksi itu
besarnya l/300 sampai l/200 (l = lebar bentang) dari panjang konstruksi
kuda-kuda, dilihat dari muatan dan bentuk konstruksi rangka batang itu.

Pada kuda-kuda rangka batang dengan panjang yang agak besar,


dipasang sebuah balok bubungan berbentuk rangka batang, supaya
bubungan kuda-kuda atap kasau tidak menggelombang. Sambungan-
sambungan, terutama sambungan bubungan, harus dipotong tepat, rata
dan bersih.
Perlu diperhatikan kestabilan seluruh konstruksi. Gaya tekuk pada
konstruksi kuda-kuda atap kasau dapat dihindari dengan peran
berbentuk rangka batang. Terhadap tekukan seluruh atap perlu
dipasang suai angin yang cukup kuat di bagian pinggir. Bilamana
panjang bangunan seluruhnya lebih daripada 25.00 m, maka di
pertengahan bangunan perlu juga dipasang suai angin tersebut sebagai
penambahan kekuatan. Reng-reng selalu harus dipasang secara selang-
seling. Penempatan semua sambungan reng di atas satu kasau
mengurangi kestabilan/kekuatan seluruh konstruksi atap.
Atap Kasau
Atap Peran
Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
Atap peran tepat untuk atap pelana dan atap perisai, baik yang simetris maupun yang tidak simetris. Bentuk atap peran lain ialah atap lesenar
dan atap datar.
Kasau-kasau diletakkan di atas peran, yang dipikul oleh tiang-tiang. Jikalau tiang-tiang pendukung atap ini berdiri sejajar anting maka ia
dinamakan kuda-kuda yang berdiri. Kalau tiang-tiang itu terpasang miring dalam jurusan kasau makai a dinamakan kuda-kuda yang berbaring.
Jikalau tiang-tiang itu miring seperti pada kuda-kuda yang berbaring tetapi balok loteng terikat oleh tiang-tiang gantungan, maka ia dinamakan
kuda-kuda yang bergantung. Menurut jumlah peran yang timbul pada potongan melintang kita membedakan kuda-kuda yang berdiri satu kali,
dua kali dan sebagainya, atau kuda-kuda yang berbaring satu kali, dua kali dan seterusnya.

Tiang tiang pada atap peran dengan kuda-kuda yang bediri dipasang dengan jarak tidak lebih dari 4.00 m. Tiang-tiang itu mendukung
peran yang dibebani oleh kasau-kasau dan gaya horizontal (tekanan angin dan sebagainya). Peran-peran biasanya dibuat sebagai balok
Gerber dengan perbandingan ukuran lebar : tinggi sebesar 4 : 7 dan dilengkapi dengan kuda penopang yang menambah kestabilan kuda-
kuda itu.
Jarak kasau-kasau tergantung dari jenis atap yang dipilih, biasanya di antara 65 cm s/d 125 cm. Kasau-kasau ditakik pada peran dan
bantalan dengan kedalaman tidak lebih dari 1/4 tingginya balok. Hubungan-hubungan di antara kasau-kasau yang bertemu pada peran
bubungan secara statis tidak perlu. Pada konstruksi atap dengan kuda-kuda yang berdiri dua kali tidak ada peran bubungan. Maka agar
garis bubungan lurus diadakan sambungan pen dan lobang terbuka atau takikan separuh, masing-masing ditambah dengan sebuah baut.
Harus diperhatikan agar selalu diadakan dinding atau kolom di bawah tiang kuda-kuda masing-masing.
Hubungan di antara dia peran secara melintang dilakukan biasanya dengan papan pengapit yang harus dipasang juga dengan baut. Perlu
diperhatikan bahwa bagian hati kayu papan pengapit selalu didekatkan di bagian luar.
Atap Peran

Detail sambungan tiang – kasau


– balok bubungan
Detail sambungan tiang – peran
– kasau – papan pengapit
Detail sambungan balok loteng –
bantalan – kasau
Atap Peran
Atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring

Seperti telah dikatakan konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring timbul kalau tiang-tiang pada kuda-kuda itu terpasang
miring dalam jurusan kasau-kasau. Namanya kuda penopang yang mengalirkan gaya-gaya semuanya kepada dinding luar pada
bangunan. Kuda-kuda yang dipilih pada konstruksi bangunan yang memerlukan ruang-ruang besar tanpa dinding atau kolom yang bisa
mendukung tiang-tiang kuda-kuda tersebut. Karena tiang-tiang yang miring (kuda penopang) jauh lebih panjang daripada tiang-tiang
yang berdiri tegak dan selalu terjadi bahaya tekuk, maka penggunaan kayu pada kuda-kuda yang berbaring agak besar. Konstruksi kuda-
kuda ini bisa lebih ekonomis sedikit jikalau dipilih suatu konstruksi dengan dinding lutut.
Kuda penopang pada atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring dipasang dengan jarak tidak lebih dari 3.50 m. Ukuran-ukuran
lainnya seperti pada kuda-kuda yang berdiri.
Detail Sambungan Atap
Peran
Atap Peran
Atap peran dengan kuda-kuda yang bergantung

Jikalau panjangnya balok loteng melebihi 5.00 m tanpa adanya tiang atau dinding pendukung, maka balok loteng itu harus digantungkan
pada konstruksi atap. Sebenarnya konstruksi kuda-kuda yang bergantung menjadi konstruksi gantungan. Pada tiang-tiang gantung kita
pasang sebuah balok pendukung ini atau jikalau perlu digantungkan dengan baut-baut pada sebelah bawah balok pendukung tersebut.
Jikalau kuda-kuda yang bergantung mempunyai satu tiang gantung maka ia dinamakan kuda-kuda yang bergantung satu kali, jikalau ada
dua tiang gantung namanya kuda-kuda yang bergantung dia kali dan sebagainya. Tiang-tiang gantung pada atap peran dengan kuda-
kuda yang bergantung dipasang dengan jarak tidak lebih dari 4.00 m. Konstruksi kuda-kuda yang bergantung satu kali sesuai untuk lebar
bentang sampai dengan 8.00 m, kuda-kuda yang bergantung dua kali untuk lebar bentang sampai dengan 12.00 m. Pada konstruksi atap
peran dengan kuda-kuda yang bergantung selalu harus diadakan perhitungan statis oleh seorang ahli konstruksi kayu.
Atap Peran
Atap peran sebagai atap lasener

Konstruksi atap lasenar merupakan bentuk atap tertua. Atap pelana sebenarnya terdiri dari dua atap lasenar. Atap lasenar sekarang biasanya
digunakan sebagai atap pada bangunan sibar atau jikalau kecil sebagai luivel (atap sengkuap) dan sebagainya.
Pada konstruksi atap sengkuap biasanya dinding rumah cukup kuat sehingga dapat menerima gaya Tarik oleh papan pengapit dan gaya
tekan oleh kuda penopang. Akan tetapi pada konstruksi sibar dinding rumah biasanya tidak cukup kuat untuk menerima beban-beban
horizontal. Pada konstruksi atap peran sebagai atap lasenar pada bangunan sibar kita pilih konstruksi dasar sebagai konstruksi gantungan
(konstruksi dengan kuda-kuda yang bergantung satu kali). Lebarnya konstruksi ini terbatas dengan 6.00 m s/d 7.00 m.

Atap peran sebagai atap perisai

Atap perisai menjadi semacam atap pelana. Dari bubungan atap ini mempunyai bidang-bidang atap yang landau. Tirisnya sama tinggi. Kalau
salah satu tiris lebih tinggi, maka atap itu disebut atap perisai bunting. Ada baiknya bahwa sudut miring (α, β) pada semua bisang atap
dibuat sama. Juga pada bangunan tingkat, maka atap perisai menyamai atap pelana dan dapat dilaksanakan sebagai atap kasau balok
bangsal atau atap peran, dengan atau tanpa dinding lutut.
Detail Sambungan Atap
Peran

Harus diperhatikan konstruksi kuda-kuda yang bersudut-sudut dan


mendukung jurai luar masing-masing. Panjangnya jurai tidak boleh
melebihi 4.50 m di antara dua titik tumpuan (peran, bantalan,
bubungan).
Konstruksi Atap Peran

a)Konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri


satu kali dengan kuda-kuda langsung di titik pertemuan
jurai dan bubungan
b)Konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
satu kali dengan kedia penopang di titik pertemuan jurai
dan bubungan (secara statis lebih baik)
c)Konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri dua
kali
d)Konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang
bergantung dua kali
Konstruksi atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri tiga
kali
Balok Jurai Luar dan Balok Jurai Dalam
Untuk membuat satu balok jurai luar atau jurai dalam, kita bisa membawa sebuah balok ke tempat bangunan dan mencoba-coba saja dengan
memotong balok itu sampai cocok. Akan tetapi yang lebih efisien, lebih tepat dan bersih ialah penggambaran balok jurai luar atau dalam pada
lantai bengkel dan membuat balok itu di bengkel sehingga akan pas di bangunan.
Atap peran dengan kuda-kuda yang bergantung

Untuk membuat gambar-gambar tersebut, maka ditentukan dahulu garis-garis jurai dan bubungan seperti berikut:
Tentukan garis-garis jurai dan bubungan dengan tujuan menentukan garis-garis pertemuan antara bidang-bidang atap. Untuk ini
diperlukan gambar denah dan gambar pelbagai profilnya yang tepat.
Kalau kemiringan bidang-bidang atap pada atap perisai semua sama – baik pada atap yang landau maupun curam – maka jalan garis jurai
merupakan garis bagi sudut dari sudut tiris ke pertemuan jurai dan bubungan. Ini berlaku pada bangunan yang berbentuk siku-siku, sudut
lancip maupun sudut tumpul. Kalau sudut atap utama terhadap bidang-bidang perisai tidak sama, maka garis jurai dalam gambar denah
ditarik sebagai garis penhubung dari sudut-sudut bangunan (tiris) ke arah titik pertemuan jurai dan bubungan yang bersangkutan, bukan
sebagai garis bagi sudut. Ini berlaku baik bagi sudut siku-siku, lancip maupun tumpul.
Dengan cara atau pada gambar yang sama dapat juga ditentukan ukuran dan bentuk bidang atap yang sebenarnya, jikalau perlu. Untuk
mendapatkan ukuran bidang atap pada atap perisai maka kita bayangkan bidang-bidang itu satu-satu diputar pada garis tirisnya dan
direbahkan pada bidang datar.
Jurai dalam dan luar

Sisi-sisi bidang atap yang direrbahkan itu menunjukkan


panjang sebenarnya garis jurai, garis hubungan dan garis
tiris. Sedangkan bidang yang dibatasi garis-garis ini ialah
bidang atap dalam ukuran dan bentuk sebenarnya
Balok Jurai dan Balok Dalam
Jurai luar menghubungkan sudut bangunan (tiris) yang keluar dengan titik pertemuan jurai dan bubungan. Jurai ini mengalami pemiringan
sesuai dengan miringnya atap. Ukuran jurai luar harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga kasau ekor yang bersangkutan sama
miringnya dengan bidang atap dan membentuk sudut tumpul dengan jurai luar. Makin curam atap, makin tinggi jurai luar. Pada atap
landai beban pada jurai luar lebih besar daripada atap curam. Maka pada atap landau tinggi jurai luar dibuat lebih tinggi dari yang
diperlukan untuk kasau ekor. Dengan begitu jurai luar akan berlebihan pada bagian bawah kasau ekor.
Kasau yang bertumpu pada jurai luar maupun dalam, disebut kasau ekor. Panjangnya tidak sepanjang kasau lainnya. Kasau ekor selalu
mengikuti kemiringan bidang atap dan siku-siku dengan garis tiris. Dengan jurai dalam dan luar kasau ekor membentuk sudut lancip.
Kalau panjang kasau ekor sudah ditentukan maka ujungnya dipotong miring tumpul, lalu dipaku pada tempatnya dengan jurai luar atau
jurai dalam.
Pembuatan balok jurai luar dapat dilakukan dengan balok yang diletakkan di atas gambar yang dibuat dalam skala 1 : 1 pada lantai
bengkel.
Jurai Luar
Jurai Luar

Jikalau kemiringan atap pada bidang atap masing-masing tidak sama maka
potongan jurai luar juga tidak simetris dan gambar harus kita buat sebagai berikut:
Jurai Dalam
Jurai dalam terdapat pada sudut bangunan yang ke dalam. Jurai ini diserongkan sesuai dengan kemiringan bidang-bidang atap. Kasau ekor di
sini ditempatkan di atas jurai. Sehingga beban yang harus ditanggung oleh jurai luar ini. Pada bentangan yang lebar jurai dalam ini perlu
ditopang oleh sebuah tiang. Perlu diperhatikan bahwa ukuran jurai dalam hendaknya selalu ditentukan dengan perhitungan statika.
Jurai Dalam

Jurai dalam pada miringnya atap yang sama Jurai dalam pada miringnya atap yang tidak sama
Konstruksi Pintu
Kusen dari kayu
Pada kosen pintu perlu diperhatikan, bahwa bagian bawah tidak
sampai lantai, melainkan digunakan umpak beton dengan tinggi
yang disesualkan dengan pelat ubin lantai yang terpasang satu
barisan secara berdiri pada pinggir lantai/ dinding.
Kosen dari kayu diberi angker dan umpak itu baru dicor kalau
kosen tersebut selesai terpasang dengan profil yang tepat sama
dengan profil kosen.
Macam-Macam Konstruksi Pintu Kayu
Konstruksi Bingkai Pintu
Konstruksi Pintu dari Kayu
Pintu Kisi
Pintu kisi (pintu hek, pintu ruji-ruji dengan kelam): Pintu kisi
untuk ruang gudang atau sebagai pembatasan ruang terdiri
atas kisi-kisi tegak lurus berukuran 24/48 mm, dipakukan pada
dua papan lintang 30/120 mm dan diperkokoh oleh papan
diagonal (kelam diagonal) 30/120 mm. Kelam diagonal ini harus
selalu terarahkan pada titik putar skarnier (engsel) bawah,
karena dengan tidak adanya kestabilan sendiri pintu sering
cenderung untuk turun.
Konstruksi Pintu dari Kayu
Pintu Panil
Pintu panil ialah pintu yang terdiri dari bingkai yang
dihubungkan dengan pen dun lobang. Panilnya dibuat dari kayu
masif atau kayu triplex/multiplex. Untuk panil kaca digunakan
les kaca. Pintu panil sederhana sangat cocok untuk pintu dalam.
Ukuran sebaiknya untuk bingkai pintu ialah 40/80 mm, untuk
bingkai dan malang daun pintu 36/120 mm dan untuk malang
bawah daun pintu 36/160 mm. Panil dari kayu masif 18 - 24
mm atau dari kayu triplex/ multiplex 4 - 12 mm tebal.
Konstruksi Bingkai Pintu

Sambungan sudut bingkai daun pintu harus diperhatikan dengan khusus, sehingga ukuran-ukuran masing-masing tepat
dan pekerjaan teliti, sehingga dapat dilem.
Sambungan harus rapat sungguh. Bingkai harus ditukul sedikit supaya dapat masuk betul-betul. Penggunaan paku atau
sekrup pada sambungan sudut dilarang
Pintu dengan daun papak
Pintu dengan daun papak dibagi atas dua golongan, menurut
konstruksi daunnya. Daun pintu papak masif dibuat dari satu
lembar multiplex atau lembaran tatal kayu (chipboard) setebal
36 mm s/d 45 mm. Daun pintu papak hampa dibuat dari dua
lapisan triplex setebal 4 mm pada suatu bingkai daun yang
berisi kertas atau suatu raster dengan beberapa malang kayu
dan sebagainya.
Konstruksi Jendela
Konstruksi Kusen Jendela
Fungsi kosen adalah sebagai rangka pemegang daun jendela,
tempat daun/sayap jendela melekat dan menggantung. Sayap
jendela ini melekat pada kosen dengan engsel yang letaknya bisa di
sebelah kanan maupun kiri atau dibagian atas menurut kebutuhan.
Ukuran-ukuran kosen ditentukan oleh syarat-syarat peraturan
bangunan nasional dan syarat konstruktif di samping juga dari segi-
ogi arsitektonis. Tinggi minimal kosen jendela ialah 50 cm.

Pemasangan kosen jendela dari kayu pada dinding tembok dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu: rata dengan les penutup atau
berimpitan.
Konstruksi Jendela
Konstruksi Kusen Jendela
Fungsi kosen adalah sebagai rangka pemegang daun jendela,
tempat daun/sayap jendela melekat dan menggantung. Sayap
jendela ini melekat pada kosen dengan engsel yang letaknya bisa di
sebelah kanan maupun kiri atau dibagian atas menurut kebutuhan.
Ukuran-ukuran kosen ditentukan oleh syarat-syarat peraturan
bangunan nasional dan syarat konstruktif di samping juga dari segi-
ogi arsitektonis. Tinggi minimal kosen jendela ialah 50 cm.

Pemasangan kosen jendela dari kayu pada dinding tembok dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu: rata dengan les penutup atau
berimpitan.
Konstruksi Jendela
Hubungan kosen jendela dengan dinding tembok diperkuat dengan
sponing kapur pada ambang tegak dan ambang bawah. Pada
ambang atas tidak dibuat sponing kapur karena air lepa yang
mengendap pada ambang atas, akan ditampung di dalam sponing
kapur tersebut sehingga kayu membusuk. Sponing kapur berbentuk
mulut ikan dengan lebar 1/3 lebar kosen dan dalamnya 1,5 cm s/d 2
cm, yang dibuat mulai sekitar 5 cm di bawah ambang atas.
Hubungan kosen dengan dinding juga diperkuat dengan memakai
angker bergaris tengah 12 mm (1/2") dan panjangnya 25 cm. Pada
tiap-tiap kosen jendela pada ambang tegak dipasang sekurang-
kurangnya dua buah angker.

Hubungan ambang tegak dengan ambang atas dan ambang bawah


dibuat dengan pen dan lobang. Sehingga kayu muka terjamin dan
untuk memperkuat hubungan kosen jendela dengan dinding dibuat
pada ambang bawah dan pada ambang atas sebelah menyebelah
suatu telinga sepanjang 10 cm berbentuk konis dengan sponing
kapur kecil yang bersilangan.
Macam-Macam Jendela Sambungan pada Jendela
Konstruksi Jendela Tanpa Kusen
Konstruksi jendela tanpa kosen di Indonesia masih jarang
digunakan, akan tetapi di luar negeri agak sering, karena
menghemat ongkos pembangunan. Konstruksi jendela tanpa kosen
berarti bingkai jendela langsung dipasang pada tembok
dinding yang lobangnya dibuat tepat menurut ukurannya. Sebagai
ambang tegak dan ambang atas diberi plesteran saja, sebagai
ambang bawah bisa diberi kayu, beton, batu buatan, seng atau
plesteran, asal permukaan atasnya dibuat miring sehingga air hujan
dapat mengalir ke bawah.
Konstruksi Jendela Jalusi (Krepyak)

Jendela yalusi (krepyak) biasanya dipasang pada (di luar) jendela kaca
untuk melindungi terhadap hujan, sinar matahari yang terik, pengaruh
lainnya dan kerusakan oleh penjahat. Jendela jalusi hanya dapat
dipasang pada konstruksi jendela kaca yang dibuka ke dalam.
Sambungan dan
Hubungan Kayu

Sambungkan Kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu
sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
Hubungan Kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu
sama lain pada titik tertentu sehingga menjadi satu bagian konstruksi
Syarat Hubungan Kayu
dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh, hindari menakik kayu yang
dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus tahan terhadap
gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungn yang dibuat pas,
jangan menggunakan kayu yang cacat.
Sambungan Kayu Arah Memanjang
Sambungan kayu arah memanjang ada 2 macam,yaitu:

Memanjang arah mendatar, misalnya: sambungan bibir lurus, sambungan


bibir lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait.
Memanjang arah tegak, misalnya: sambungan takikan lurus, sambungan
mulut ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus.
Sambungan Kayu Arah Melebar
Sambungan kayu arah melebar ada 2 macam,yaitu:

Melebar arah horizontal, kebanyakan digunakan untuk konstruksi lantai


Melebar arah vertikal, yang sebagian besar digunakan pada konstruksi
dinding.

Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu:

Sambungan lidah dan alur


Sambungan lidah lepas dan alur
Sambungan lidah bersponing dan alur
Sambungan lidah miring
Sambungan papan melebar arah tegak
Konstruksi Dinding

Melebar arah vertikal yang sebagian besar digunakan pada


konstruksi dinding
Sambungan Kayu Menyudut
yaitu: sudut siku dan kedua yang membentuk sudut miring.
Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu:

Sambungan takikan lurus


Sambungan purus dan lubang terbuka
Sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus lurus
Sambungan takikan lurus ekor burung
Sambungan purus dan lubang tertutup
Sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi
Sambungan takikan lurus ekor burung
Sambungan ravellung ekor burung
Sambungan voor loef
Sambungan Sudut
Jenis-Jenis
Sambungan Kayu
Kayu adalah bahan konstruksi yang banyak dipakai dalam
pembangunan rumah dan gedung. Kayu banyak dipilih karena
kayu mempunyai bentuk dan warna alami yang lembut dan
artistik.
Sebagai bahan pelengkap bangunan, kayu banyak digunakan
untuk komponen rangka atap, kuda-kuda, rangka plafon,
loteng, pintu dan jendela.

Jenis-jenis sambungan kayu antara lain:

1 Sambungan Bibir 6 Sambungan Memanjang


Lurus Kunci Sesisi
Hubungan dan Sambungan Kayu dibagi dalam 3
kelompok, antara lain: 2 Sambungan Takikan 7 Sambungan
Sambungan kayu arah memanjang: sambungan ini Lurus Bibir Ikan Memanjang Kunci Jepit
digunakan untuk menyambung balok tembok dan gording 3 Sambungan Bibir 8 Sambungan Kayu
Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut) Miring Memanjang Tegak Lurus
Sambungan kayu arah melebar digunakan untuk bibir
4 Sambungan Bibir 9 Sambungan Kayu
lantai, dinding atau atap.
Lurus Berkait Melebar Lidah & Alur
5 Sambungan Kait 10 Sambungan Kayu Ekor
Miring Burung
Sambungan
Kayu Lurus
Sambungan Bibir Lurus
Jenis sambungan bibir lurus ini biasanya digunakan untuk penyambungan
kayu arah memanjang (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi
bangunan). Sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul, misalnya
balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah karena
masing-masing bagian ditakik separuh kayu.

Sambungan Takikan Bibir Lurus Ikan


Tipe sambungan takikan lurus mulut ikan ini
biasanya digunakan pada balok kayu arah
memanjang.
Sambungan
Kayu Lurus
Sambungan Bibir Miring
Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung
gordingpada jarak 2.5-3.5m dipikul oleh kuda-kuda.
Sambungan ini tidak boleh disambung tepat di atas kuda-
kuda karena gording sudah diperlemah oleh takikan pada
kuda-kuda dan tepat di atas kuda-kuda gording menerima
momen negatif yang dpaat merusak sambungan. Jadi
sambungan harus ditempatkan pada peralihan momen positif
ke momen negatif sebesar= Q. Maka penempatan sambungan
pad ajarak 1/7 - 1/9 dari kuda-kuda.
Sambungan Bibir Lurus Berkait
Tipe sambungan ini biasanya digunakan pada
balok kayu arah memanjang.
Sambungan
Kayu Lurus
Sambungan Bibir Kait Miring

Sambungan ini sama seperti sambungan bibir miring yang


diterapkan pada gording yang terletak 5-10cm dari kuda-kuda yang
berjarak antara 2.5-3.5m.

Sambungan
Kayu Memanjang
Sambungan Memanjang Kunci Sesisi

Jenis sambungan ini sering dipakai untuk membuat


konstruksi kuda-kuda baik balok tarik maupun kaki kuda-
kuda, sebab menghasilkan kekuatan tarik mapun desak
yang baik. Letak pengunci untuk balok tarik berada di atas,
sementara untuk kaki kuda-kuda berada di bawah.

Pengunci ini akan mengakibatkan momentum sekunder


untuk sambungan, oleh sebab itu tidak diperkenankan lagi
untuk memakai sambungan miring.
Sambungan Kayu Kunci Sesisi
Sambungan
Kayu Memanjang
Sambungan Memanjang Kunci Jepit

Dengan adanya gaya-gaya, momen yang terjadi akibat adanya


sambungan kunci hanya satu sisi tersebut, maka perlu untuk
menetralkan momen-momen sekunder dengan membuat
sambungan kunci rangkap, yaitu: dikanan dan kiri balok yang akan
disambung. Hal ini dinamakan sambungan balok jepit.

Sambungan Memanjang Tegak Lurus


Sambungan ini biasa digunakan untuk menyambung tiang-
tiang yang tinggi dimana dalam perdagangan sukar
didapatkan persediaan kayu-kayu dengan ukuran yang
diinginkan. Sambungan tipe ini digunakan untuk tiang-
tiang tinggi/kolom.
Sambungan
Kayu Melebar
Sambungan Melebar Lidah dan Alur

Type sambungan melebar jenis ini biasa dipakai untuk jenis kayu
melebar yang akan berguna untuk konstruksi lantai dan dinding.
Hubungan
Antar Kayu Hubungan Pen dan Lubang menggunakan Gigi

Hubungan pen dan lubang terbuka, karena lubangnya


Hubungan kayu merupakan dua buah kayu yang saling bertemu dibatasi dengan 3 bidang. Apabila pada sambungan di atas
secara siku-siku, sudut pertemuan atau persilangan. Hubungan bekerja gaya (gaya menekan balok B), maka pada prinsipnya
kedua kayu tersebut selain dapat dilakukan dengan takikan 1/2 kayu gaya itu ditahan oleh lebar pen, supaya pen kuat, maka
dapat pula menggunakan hubungan pen dan lubang. Pen dibuat 1/3 bagian pen itu diperlebar masuk ke balok A dan kayu A di
tebal kayu dan lubang pen lebarnya dibuat 1/2 tebal kayu yang coak 1/6-1/8 lebar balok B. Hubungan ini disebut sebagai
disambungkan. Untuk memperkuat hubungan kayu tersebut hubungan pen dan lubang pakai gigi.
biasanya menggunakan penguat kayu atau pen dari kayu.

Hubungan Kayu Menyudut


Hubungan
Apabila pada hubungan pertemuan dapat dibongkar
pasang, maka hubungan dibuat pen dan lubang

Antar Kayu tersebut tembus, dadanya dibuat takikan untuk


tempat penguatan dengan pen.
Hubungan Ekor Burung Layang (tidak tembus)
Bila pada hubungan pertemuan terjadi gaya ungkit yang
bekerja maka dapat dibuat hubungannya dengan ekor
burung sorong. Untuk itu ekor burung ditarik 1/2 tebal kaui
dan pada samping kanan dan kiri dibuat takikan sebesar
1/6-1/8 lebar balok.

Hubungan Kayu Menyudut dengan Lubang dan Pen

Pada hubungan persilangan antara 2 balok biasanya


digunakan pada hubungan balok gording dengan kaki kuda-
kuda, hubungan balok induk dengan balok anak. Umumnya
hubungan itu disebut loef, voorloef, dan loef voorloef.

Anda mungkin juga menyukai