Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR KAYU

DISUSUN OLEH :

ADRIL PRADITA.
NIM 21.51.024474

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
Pendahuluan

Standar mutu dan ukuran kayu bangunan ini merupakan revisi dari 03-3527-1994, Kayu bangunan.

Karena sistem modular akan dipergunakan pada produk-produk untuk bangunan, maka standar bangunan
perlu direvisi dan disesuaikan dengan memasukkan sistem modular ke dalamnya. Pada dasarnya materi-
materinya tidak berubah hanya yang berhubungan dengan ukuran disempurnakan dan disesuaikan dengan
sistem modular. Pembahasan teknis dilaksanakan di balai bahan DKI, dana pembahasan melalui rapat
konsensus dilaksanakan di departemen perindustrian pada tanggal 22 Maret 1990, yang dihadiri oleh pihak-
pihak yang berkepentingan.

Sebagai acuan penyusunan standar ini :

1. SNI 03-3527-1994, Kayu bangunan


2. Tata cara dan koordinasi modular untuk perencanaan teknis bangunan rumah dan gedung.

SNI 03-3527-1994

Mutu dan ukuran kayu bangunan

1 Ruang lingkup

Standar ini meliputi definisi, istilah, penggolongan, syarat mutu, ukuran, syarat pengemasan, dan syarat
penandaan kayu bangunan.

2 Definisi

Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu
berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan penggunaannya.

3 Istilah

3.1 Kekuatan kayu adalah ketahanan kayu terhadap pembebanan-pembebanan.

3.2 Ratio kekuatan adalah perbandingan kekuatan kayu yang mengandung cacat dengan kekuatan kayu
tanpa cacat.

3.3 Keawetan kayu adalah lamanya waktu/umum pemakaian kayu didasarkan atas ketahanan terhadap
pengaruh cuaca, kelembaban udara, air, jamur, rayap

serta serangga-serangga lainnya.

3.4 Lebar kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukur tegak lurus panjang batang.

3.5 Tebal kayu adalah bagian yang lebih sempit dari muka kayu yang diukur tegak lurus panjang batang.

3.6 Balok kayu adalah balok dari bahan kayu, dengan penampang lintang berbentuk segi empat siku-siku.
3.7 Papan adalah kayu gergajian yang mempunyai ukuran tebal 2-4 cm dan

lebar 10-30 cm.

3.8 Kaso adalah kayu gergajian untuk bahan bangunan yang biasanya berukuran 4 cm x 6 cm, 5 cm x 7 cm
dan 4 cm x 8 cm.

3.9 Reng adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk bangunan yang

biasanya berukuran 2 cm x 3 cm dan 3 cm x 4 cm dengan panjang nominal 1,00

atau lebih
SNI 03-3527-1994

3.10 Lis adalah kayu gergajian yang biasanya lebarnya kurang dari 10 cm dan

tebalnya kurang dari setengahnya. 3.11 Jalusi adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk penutup
bukaan yang

berfungsi sebagai ventilasi.

3.12 Bingkai adalah kayu gergajian yang dipergunakan untuk rangka pintu atau jendela.

3.13 Kayu sehat adalah yang bebas dari pembusukan.

3.14 Cacat adalah setiap kelainan yang terjadi terdapat pada kayu yang dapat mempengaruhi
mutu/kwalitas kayu.

3.15 Pinggul (wamo, wanulak) adalah cacat pada kayu sedemikian rupa sehingga sudut-sudut pada
penampang tegak kayu menjadi tidak lagi berbentuk empat

persegi panjang.

3.16 Serat miring adalah cacat kayu dimana arah serat yang berada pada sisi lebar mengarah kepada sisi
tebalnya, atau sebaliknya.

3.17 Mata kayu adalah cacat pada kayu yang disebabkan oleh adanya bekas pertumbuhan cabang pada
batangnya.

3.18 Lubang penggerak adalah lubang-lubang yang terdapat pada kayu yang disebabkan oleh serangga

3.19 Retak adalah celah-celah kecil antara serat pada badan atau bontos kayu,

yang pada umumnya dapat berkembang menjadi pecah-pecah. 3.20 Lengkung adalah perubahan bentuk
kayu berupa pelengkungan menurut

sumbu memanjang.

3.21 Muntir/menggeliat (rwist) adalah perubahan bentuk kayu yang berupa

putaran pada penampang tegaknya, sehingga semua bidang sisi tegaknya menjadi

tidak rata.

3.22 Mata kayu sehat adalah mata kayu yang bebas dari pembusukkan

3.23 Gubal adalah bagian terluar dari kayu bulat yang berbatasan dengan kulit. Pada pohon yang masih
hidup bagian ini terdiri dari sel-sel yang hidup dan berisi bahan-bahan makanan cadangan, biasanya
warnanya lebih muda dari kayu terasnya.
SNI 03-3527-199

3.2.4 Mencawan adalah perubahan bentuk kayu berupa pelengkungan menurut

sumbu lebamya.

3.25 Pecah tertutup adalah terpisahnya serat kayu pada arah memanjang yang menembus pada muka tebal
dari sekeping kayu gergajian.

3.26 Perubahan warna adalah perubahan warna dari warna aslinya yang

umumnya disebabkan oleh jamur.

3.27 Urat kapur/getah adalah saluran/rongga yang terdapat pada kayu yang biasanya berisi resin atau
damar/getah/kapur.

4 Penggolongan

Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu

4.1 Kayu bangunan struktural

lalah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural bangunan dan

penggunaannya memerlukan perhitungan beban.

2 Kayu bangunan non-struktural

lalah kayu bangunan yang digunakan dalam bagian bangunan, yang

penggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban. 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain

lalah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan butir 4. 1; dan 4,2; tersebut di atas, tetapi
dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong ataupun bangunan sementara.
PENGERTIAN KUDA KUDA KAYU

kuda-kuda adalah penopang rangka atap yang terbuat dari balok kayu dan hanya berbentuk segitiga.
Padahal jika kita mencermati secara seksama bangunan yang hanya segitiga itu memiliki bagian-bagian
yang lebih rinci lagi dan memiliki berbagai fungsi tersendiri. Inilah bagian dan fungsi dari kuda-kuda
kayu:

1. Kuda-kuda Kayu Balok Tarik


Bagian kayu kuda-kuda yang pertama adalah balok tarik yang berfungsi untuk menahan gaya horizontal
yang disebabkan oleh adanya gaya yang bekerja pada kaki. Balok tarik ini sendiri merupakan balok yang
terdapat paling bawah dari kuda-kuda dan biasanya berukuran 8/12 cm.

2. Balok Pengunci
Selain balok tarik, ada balok pengunci yang berfungsi untuk menyambung dan memperkuat sambungan
dari balok tarik. Besarnya balok pengunci yang biasanya dipakai sendiri berukuran 8/12 cm.

3. Kaki Kuda-Kuda
Bagian selanjutnya yang harus kamu pahami sebelum menyusun atap bangunan adalah kaki kuda-kuda
yang berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan beban di atasnya. Tidak hanya itu, dalam pembuatan
kaki kuda-kuda ini juga didesain dengan batang miring yang digunakan untuk menunjukkan sudut
kemiringan atap.

Seperti dengan balok tarik dan balok pengunci sebelumnya, ukuran kaki kuda-kuda ini berkisar 8/12 cm.
Kaki kuda-kuda ini juga sering dikenal sebagai balok diagonal luar.

4. Balok Penyekong (Skor)


Selanjutnya adalah balok penyokong atau skor yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda-kuda agar
tidak melengkung oleh beban yang ditimbulkan dari balok gording. Jika kaki kuda-kuda tadi sering
dikenal sebagai balok diagonal luar, maka bagian penyukong atau skor ini sering dikenal sebagai balok
diagonal tengah yang berukuran 8/12 cm.

5. Balok Gapit
Seperti namanya yaitu “gapit” (Bahasa jawanya menjepit, mengapit) maka balok ini mempunyai fungsi
untuk mengapit rangka kuda-kuda agar tidak melentur ke samping, maupun mundur ke belakang. Jadi
bisa dikatakan, balok gapit ini digunakan agar ukuran kayu preposisi atau sesuai dengan tempat dan
ukurannya. Berbeda dengan ukuran kuda-kuda kayu sebelumnya, balok gapit ini biasanya dibuat dengan
ukuran 2×6/12 cm.

6. Tupai
Bagian kuda-kuda kayu selanjutnya adalah tupaian yang berfungsi sebagai perata kedudukan peletakan
gording. Gording sendiri merupakan balok yang melintang di atas kuda-kuda dan menjadi tumpuan
peletakan batu atau usuk dengan ukuran 8/12 cm pada sisi bagian tengah. Tupaian ini sendiri biasanya
terbuat dari balok klos yang berukuran 8/12 cm.

Itulah bagian-bagian kuda-kuda kayu beserta fungsi dan penjelasannya. Sebelum memutuskan untuk
memasang rangka pada atap rumah, sebaiknya kamu memperhatikan bagian-bagiannya dan besar
ukurannya.

Pasalnya, jika kamu salah dalam pemasangan atau vertikal, maka konstruksi kuda-kuda kayu yang
seharusnya menjadi penguat atap dan bangunan tidak akan berfungsi dengan baik dan seharusnya. Untuk
itu, tidak ada salahnya jika kamu banyak-banyak mencari informasi mengenai cara pemasangan
konstruksi kuda-kuda kayu untuk atap rumah.
Pengertian sambungan kayu

adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu
batang kayu yang

Sambungan Bibir Lurus


Adalah sambungan paling sederhana dengan kekuatan lemah karena masing-masing kayu hanya ditarik
setengahnya. Jenis sambungan ini cocok diterapkan pada batang yang seluruh permukaannya tertahan.
Sambungan ini dapat dikuatkan dengan baut atau paku. Umumnya, jenis sambungan kayu ini digunakan
untuk penyambungan dengan arah memanjang. Misalnya pada balok konstruksi bangunan.
Sambungan Kait Lurus

Adalah jenis sambungan yang digunakan pada kondisi terdapat gaya tarik pada
batang, serta permukaan batang tertahan. Sebagaimana sambungan bibir lurus,
tipe sambungan ini dapat dikuatkan dengan baut atau paku.
Sambungan Takikan Mulut Ikan

Tipe sambungan ini biasanya diterapkan pada balok kayu dengan arah yang memanjang.
Sambungan Memanjang Tegak Lurus

Adalah sambungan yang dapat digunakan untuk membentuk tiang tinggi.


Sambungan Memanjang Kunci Jepit

Adalah sambungan yang bisa digunakan untuk menetralisir momen sekunder pada sambungan kunci
sesisi. Jenis sambungan ini mampu menghasilkan kekuatan lebih baik, meski demikian kurang bagus
diterapkan untuk konstruksi kuda-kuda.

Popular Stories Right now


10 Macam Gergaji Listrik dari Jigsaw sampai Hole Saw
5 Jenis Clamp yang Umum di Industri Kayu
Perbandingan Pagar Kayu dan Pagar Besi, Mana yang Sebaiknya Dipilih?
Sambungan Melebar Lidah dan Alur

Jenis sambungan ini umumnya digunakan pada kayu lebar seperti pada konstruksi lantai, panel kayu untuk
dinding, dll.
Sambungan Kayu Purus dan Lubang dengan Gigi Tegak

Adalah jenis sambungan yang mirip dengan sambungan takikan lurus tangkap. Sambungan ini juga
umumnya diterapkan untuk balok arah memanjang.

Anda mungkin juga menyukai