Anda di halaman 1dari 21

Anatomi dan Struktur Kayu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

Ari Sutrisno
21.61.02529
1
anatomi

KAYU……
o Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari
tumbuhan dalam alam.
o Kayu, mudah dalam pelaksanaan pekerjaannya. Ditinjau dari
segi struktur, bangunan kayu lebih aman terhadap bahaya gempa,
dan ditinjau dari segi arsitektur, bangunan kayu mempunyai nilai
estetika yang tinggi.
o Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak terdapat pada bahan-
bahan lain, antara lain memiliki kekuatan tarik dan kekuatan
desak yang hampir seimbang, kayu mudah dibentuk, dan dapat
diperoleh di mana saja.
Menurut Tjokrodimuljo (1975), kayu di Indonesia
dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu :

Pohon berdaun lebar (Breadleaf Trees), yaitu jenis kayu yang disebut
1. sebagai kayu teras pada umumnya (hard woods).

Pohon berdaun jarum (Conibearing Trees), yaitu kayu yang disebut


2. sebagai kayu lunak (soft woods).

3. Pohon sebangsa palm yaitu jenis-jenis kayu seperti pohon kelapa, lontar.

Pohon sebangsa bambu (rumput-rumputan), yaitu semua jenis bambu


4. yang biasa digunakan sebagai bangunan.
Struktur Kayu………

Kayu tersusun oleh sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam,


selama masih hidup, sel-sel ini akan berkembang biak menjadi banyak.

Jika dilakukan irisan penampang pada batang pohon, pada


umumnya akan dijumpai tiga lapisan utama (Asroni, 1994), yaitu :

Kulit luar (outer bark) : kondisi kering, sel-selnya sudah mati, dan berfungsi
1. sebagai pelindung bagian-bagian sebelah dalam.

Kulit dalam (inner bark / bast) : kondisi basah dan sel-selnya masih hidup dan berfungsi untuk
2. mengangkut atau menghantar makanan yang dibuat di daun ke bagian-bagian bawah lainnya.

Hati (pitch) : letaknya paling dalam, dapat digunakan untuk menentukan jenis pohon
3. (misal : dengan warnanya dan atau kekerasannya).
Pada kulit dalam, terdapat beberapa bagian tertentu,
yaitu :
Kambium (Cambium)
Lapisan kambium ini sangat tipis, dan
merupakan tempat proses pertumbuhan Kayu teras atau galih (heartwood)
atau pembuatan sel-sel kulit dan Kayu teras ini merupakan kayu yang
sel-sel kayu. kuat/kokoh dan berwarna tua
(kecoklat-coklatan). Pada kayu teras
tidak terdapat zat-zat makanan,
sehingga tidak mudah lapuk.

Kayu gubal (sap wood)


Keadaan kayu gubal ini masih lunak
(kayu muda), warnanya
keputih-putihan, Gelang tahun (Annual rings)
dan tebalnya kira-kira antara 1-20 cm Gelang tahun merupakan lapisan-
lapisan melingkar seperti gelang/
cincin dan dapat terjadi oleh karena
pertumbuhan sel-sel baru
di sekeliling kayu teras.
Sifat-sifat Kayu
Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki
sifat yang berbeda-beda.

Sifat umum dari kayu meliputi :


- Kayu dianggap anisotropis
- Kayu dianggap higroskopis
- Kayu tersusun atas sel-sel yang mempunyai tipe bermacam-macam.
- Pada jenis kayu tertentu akan mudah diserang oleh binatang serangga dan cendawan.
- Kayu mudah terbakar oleh api.
- Sifat akustik terhadap suara, yaitu kemampuan kayu dalam meneruskan/tidak meneruskan suara.
- Sifat resonansi
Lanjutan dari Sifat-sifat Kayu………

Sifat-sifat fisik kayu antara lain meliputi :


- Pengaruh temperatur. Kayu mempunyai angka muai, yaitu akan mengembang jika dipanaskan, dan akan
menyusut jika didinginkan.
- Daya hantar panas. Kayu merupakan bahan isolator yang baik, karena mempunyai daya hantar panas
yang kecil seperti yang terlihat pada Tabel ; Daya hantar panas k dalam satuan kg.cal/jam.m. oC pada
berbagai macam bahan (Asroni,1994)
Kayu
Batu
Bahan Beton Besi Seng
merah // serat  serat
K 0,35 0,56 0,10 0,03 40-50 95

- Daya hantar listrik. Kayu kering merupakan isolator yang baik terhadap aliran listrik. Tetapi sebaliknya,
kayu yang mengandung air, daya hantar listriknya hampir sama dengan daya hantar air.
Lanjutan dari Sifat-sifat Kayu………

Sifat higroskopis kayu, meliputi :


- Pengaruh kadar lengas kayu, kadar lengas kayu menyebabkan kay mengembang dan menyusut, pada umumnya
dibagi menjadi 3 macam,yaitu :
a. Kadar lengas kayu basah
b. Kadar lengas kayu kering udara
c. Kadar lengas kering mutlak (0 %)
- Kembang susut kayu. Kayu dapat mengembang/menyusut pada 3 arah, yaitu :
a. Arah aksial (sejajar dengan panjang batang), dengan penyusutan kecil antara 0,1 %  0,2
%.
b. Arah radial (menuju ke pusat), dengan penyusutan sedang antara 2 %  8%.
c. Arah tangensial (searah garis singgung), dengan penyusutan besar antara 4 % 14 %.

Sifat mekanis kayu, meliputi :

- Pengaruh gaya aksial. Gaya aksial yang bekerja pada kayu dapat berupa gaya tarik, gaya tekan maupun gaya geser.
- Pengaruh beban momen. Apabila balok dengan tumpuan sederhana dibebani gaya vertikal P, maka balok tersebut
akan menderita momen lentur, sehingga terjadi lendutan/melentur ke bawah.
Lanjutan dari Sifat-sifat Kayu >>> Sifat Mekanis Kayu….

……Jika beban momen lentur yang ditahan oleh balok adalah kecil, maka gambar diagram tegangannya berupa segitiga.
Tetapi jika beban momen yang ditahan oleh balok adalah besar dan mendekati titik patah, maka gambar diagram tegangan
berupa parabola, diagram tegangan pada tampang balok pada gambar berikut ;

Penyimpangan arah serat kayu. Arah serat kayu dinyatakan tan , seperti tampak pada gambar berikut ;

Arah serat membentuk sudut  terhadap sumbu batang


Hasil penelitian penyimpangan arah serat kayu (Wiryomartono, 1976)
Penggolongan kayu
Penggolongan kayu untuk keperluan bangunan dapat dilakukan menurut
keawetan, kekuatannya dan pemakaiannya.
Tingkat keawetan kayu
Keawetan kayu dan klasifikasinya didasarkan atas percobaan-percobaan tanpa diadakan pengawetan terlebih dahulu.
Keawetan kayu ditentukan oleh daya tahan kayu terhadap pengaruh dari tanah, panas matahari, hujan, serangga dan
cendawan. Untuk keperluan ini, maka diadakan penelitian sebagai berikut :

Kelas awet kayu (Asroni, 1994)


Lanjutan dari Penggolongan kayu ………

Tingkat Kekuatan atau keteguhan kayu adalah perlawanan yang dikerjakan oleh kayu terhadap perubahan-
perubahan bentuk yang disebabkan gaya-gaya luar. Faktor-faktor yang menentukan kekuatan kayu
diantaranya adalah :

- Arah gaya terhadap arah serat kayu


Kekuatan tarik dan desak pada arah aksial jauh lebih besar daripada arah radial.

- Kadar air yang dikandung oleh kayu


Semakin tinggi kadar air kayu, maka kekuatan kayu akan menurun, dan sebaliknya, semakin rendah kadar air
kayu, maka kekuatan kayu akan meningkat.

- Berat jenis
Semakin tinggi berat jenis kayu, maka kekerasan dan kekuatannya akan bertambah, atau berat jenis kayu
berbanding lurus dengan kekerasan dan kekuatan kayu. Akan tetapi kadang-kadang terjadi penyimpangan
kekuatan kayu, karena keadaan susunan kayu sendiri bermacam-macam, misalnya cacat kayu (adanya mata
kayu dan penyimpangan arah serat).
Lanjutan dari Penggolongan kayu ………

Tingkat pemakaian kayu


Dalam menentukan tingkat pemakaian kayu didasarkan pada tingkat keawetan dan kekuatannya tanpa
memperhatikan tentang cara mengerjakan kayu, serta mudah atau susahnya mengolah kayu tersebut. Untuk
tujuan-tujuan tertentu, kayu dapat dibagi atas lima tingkat pemakaiannya seperti pada table ;

Kelas kuat kayu dan kegunaan pada konstruksi (Asroni, 1994)


Lanjutan dari Penggolongan kayu ………

Kontruksi atap (kuda-kuda)


Pekerjaan kontruksi atap merupakan suatu pekerjaan bagian dari bangunan rumah, kontruksi atap pada
umumnya dinamakan kontruksi kuda-kuda, disamping kuda-kuda juga ada penunjang lain yang termasuk
bagian kontruksi atas bangunan rumah, baik itu berupa bangunan rumah tinggal ataupun bangunan yang
dipakai untuk gudang sekalipun tidak bisa dipisahkan dengan apa yang disebut gording, reng, kasau,
penutup atap dan lain-lain. Menurut (Urip santoso, 1984) syarat kontruksi atap yang perlu dipakai dalam
kontruksi bangunan rumah:

- Untuk kasau paling tidak memiliki ukuran kurang lebih 4 m untuk ukuran panjang.
- Ukuran reng-genteng harus memiliki standar penampang 3 x 5 cm, 4 x 6 cm, dengan ukuran panjang
mulai 6 -7 m, jarak antar kuda-kuda diambil 2 -5 m.
- untuk ukuran kaki kuda-kuda dipakai ukuran standar 6x12 cm, 8 x 12 cm, 8 x16 cm
B. Pembebanan (Kombinasi)

1. Beban yang didukung gording


Pemasangan gording pada atap kuda-kuda ditentukan berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan. Jarak
antar kuda-kuda disesuaikan dari dimensi panjang penutup atap yang ada, sedang jarak antar gording dibuat
maksimal.

• Beban gording dan alat sambug = b.h.bj.110%


• Beban atap
• Asbes = 11 kg/m²
• genteng = 50 kg/m²
• Seng atau Sirap = 10kg/m²
• Beban hidup gording = 100 kg

2. Beban yang bekerja pada kuda-kuda


• Beban mati yaitu; beban sendiri kuda-kuda dan alat sambung, beban gording Berat sendiri gording = b x h x
Bj (kerapatan) dengan Bj = ρ , beban atap, beban plafon dan beban peralatan.
• Beban hidup yaitu: beban akhibat pekerja yaitu beban pekerja dan peralatan (P) = 100 kg
• Beban angin Φ = c.P.A
C. Tahanan lateral acuan

1. Tahanan lateral acuan pada bagian ini berlaku untuk sambungan dengan komponen utama yang terbuat dari
kayu, baja, beton, atau pasangan batu, dan komponen sekunder yang terdiri dari satu atau dua komponen kayu
atau komponen dengan pelat baja sisi.

• Tahanan lateral terkoreksi


• Geometri
• Jarak ujung
• Spasi dalam baris alat pengencang
• Kedalaman penetrasi
• Serat ujung
D. Perencanaan Batang Tekan =
Lk
i min
Kuat tekan kayu adalah besarnya tegangan tekan yang menyebabkan rusaknya sebatang kayu.
Nilai faktor tekuk (ω), akan dipengaruhi oleh besarnya angka kelangsingan batang (λ), untuk batang
langsing (batang dengan angka kelangsingan tinggi), kemungkinan terjadi tertekuknya batang adalah lebih
besar daripada batang gemuk ( batang dengan kelangsingan rendah ). Sedangkan besarnya nilai faktor tekuk
(ω) dapat diambil dari Daftar III PKKI,1961. Angka kelang;singan batang (λ), dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
E. Perencanaan Batang Tarik =

Suatu batang yang menerima gaya aksial, maka pada batang tersebut akan terjadi suatu tegangan tertentu, yang
Lk
disebut tegangan tarik. Besar nilai tegangan
i min
ini berbanding lurus dengan besar gaya P yang bekerja dan berbanding terbalik dengan luas penampang batang Fnt,
yang dinyatakan dengan rumus :

Perencanaan sambungan kayu


Karena alasan geometrik, kontruksi kayu sering kali memerlukan sambungan perpanjangan untuk memperpanjang
kayu dan sambungan buhul untuk menggabungkan beberapa batang kayu pada satu buhul atau joint. secara umum,
sambungan pada kontruksi kayu dianggap sebagai bagian terlemah karena beberapa hal.
• Terjadi pengurangan luas tampang
• Terjadi penyimpangan arah serat
• Terbatasnya luas sambungan
F. Perencanaan Sambungan Tarik

Keuntungan yang didapat dari alat sambung baut adalah: kuat dukung alat sambung baut untuk gaya tarik
maupun gaya desak tidak berbeda dan alat sambung baut dapat berfungsi dengan baik walaupun pada
sambungan tampang banyak (sambungan dengan jumlah tampang lebih dari satu). Didalam pemasangannya,
pembuatan lubang baut dengan bor tangan sehigga dapat lebih cepat.
Berdasarkan jumlah dan susunan kayu yang sambung, jenis sambungan kayu dapat dibedakan atas ;
sambungan tampang satu, tampang dua, dan tampang empat.

Rumus perhitungan kekuatan satu baut (BJ-37)


G. Perencanaan Sambungan Tekan
Sambungan Gigi tunggal
• Sambungan gigi tegak lurus batang horizontal

• Sambungan gigi tegak lurus batang horizontal

• Sambungan gigi tegak membagi


dua sudut luar
H. Perencanaan Sambungan Takikan

Apabila beban desak yang bekerja sudah cukup besar (> 3 ton), maka sambungan gigi tunggal sudah tidak
cocok lagi untuk dipergunakan. alternatif perancangannya adalah dengan menggunakan sambungan gigi
rangkap.
• Agar sambungan gigi dapat berfungsi dengan baik maka beberapa persyaratan nilai t m dan Lm harus
terpenuhi (PKKI 1961)
• Pada sambungan gigi rangkap diusahakan agar kedua gigi dibebani gaya yang sama besar atau hanya
berbeda sedikit.Bentuk gigi pertama dibuat menurut garis bagi sudut luar β sedangkan gigi kedua dibuat
tegak lurus terhadap batang diagonalnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai