Anda di halaman 1dari 26

Kata Pengantar

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang harus kami tempuh sebagai syarat untuk
memenuhi pembelajaran mata kuliah Struktur Kayu semester genap pada program
pendidikan Sarjana Strata 1 (S-1) di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Trisakti, Jakarta.
Untuk memenuhi syarat tugas makalah seperti yang disebutkan diatas, maka kami menyusun
sebuah laporan yang diberi judul : Jenis, Sifat, Produk, Dan Strukstur dari Kayu. Di dalam
makalah ini, penulis menganalisa mengenai jenis, sifat, produk dan struktur dari kayu.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Dr.
Ir. Indah S., MT., selaku dosen pengajar mata kuliah struktur kayu semester genap, yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang berkaitan dengan pembahasan pada makalah
ini, dan teman-teman teknik Sipil angkatan 2013 yang kami cintai yang selalu memberikan
dukungan kepada jalannya makalah ini, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
satu-persatu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.

Jakarta, 12 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
1.1.

Latar Belakang

1.2.

Rumusan Masalah

1.3.

Tujuan Penulisan

1.4.Metode Penulisan 2
2.1.

JenisJenis Kayu Untuk Kontruksi dan Sifatnya

2.1.1.

Sifat Fisik Kayu....................................................................................................3

2.1.2.

Sifat Mekanik Kayu.............................................................................................5

2.1.3.

Jenis Kayu di Konstruksi.....................................................................................7

2.2.

Produk Kayu Untuk Kontruksi

2.3.

Struktur Kontruksi Dari Kayu 16

3.1.

Kesimpulan

13

24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pada awal abad ke-20 di Jerman lahir ilmu konstruksi kayu. Terus mengalami transisi dari
bidang pengetahuan pertukanagan tradisional ke bidang ilmu pengetahuan matematika
yang sudah lama digunakan dalam perhitungan analisa struktural konstruksi baja dan
beton
Kayu hasil hutanmaupun bukan hutanIndonesia memang merupakan komoditas yang
menarik. Sudah sejak lama kayu menjadi penopang ekonomi nasional. Sejak Indonesia
memulai pembangunan ekonomi berbasis pertumbuhan di akhir era 1960an, hutan dan
kayu menjadi salah satu bahan bakar utama. Bahkan pada periode awal pembangunan
Orde Baru, saat minyak belum menjadi penopang utama, ekspor kayu hasil hutan
Indonesia menjadi tumpuan sumber devisa Indonesia. Ketika minyak dunia harganya
turun, pemerintah juga menoleh ke kayu. Puncak prestasi diraih di era 1990an awal
hingga tahun 2000an awal. Saat itu hasil hutan Indonesia, utamanya plywood, merajai
pasar dunia. Saat itu hasil kayu dan produk kayu lain seperti moulding, panel kayu,
plywood, dan berbagai produk lain menjadi penyumbang utama devisa Indonesia
(Dumanauw, 2003).
Proses pembuatan kayu gergajian dikerjakan sedemikian rupa, sehingga dapat
menghasilkan bentuk dan ukuran yanng dikehendaki dengan mutu terbaik dengan
ketentuan sebagai berikut:
Sisi-sisi sejajar, sudut-sudut siku dan bontos dipotong siku dan rata.
Kecuali ditentukan lain, kayu digergaji lebih dari ukuran baku (kayu lebih), tidak
mempunyai kayu kurang atau kayu pas.
Untuk mencegah terjadinya pecah pada waktu pengeringan dan penyimpanan, bontos
kayu dilabur dengan bahan pelabur yang baik.
Kayu gergajian adalah kayu persegi empat dengan ukuran tertentu yang diperoleh dengan
menggergaji kayu bundar atau kayu lainnya. Sedangkan kayu gergajian rimba adalah
kayu gergajian selain Jati. Spesifikasi kayu gergajian dapat digolongkan berdasarkan

sortimennya menjadi : papan lebar, papan tebal, papan sempit, papan lis, balok, broti dan
kayu gergajian pendek (BPHP, 2009).
Kecuali ditentukan lain, dimensi kayu gergajian contoh dianggap lulus uji apabila ukuran
lebihnya tidak melebihi toleransi yang diperkenankan. Tebal dan panjangnya tidak
mempunyai kayu kurang atau kayu pas, sedangkan lebarnya diperkenankan mempunyai
kayu pas dan kayu kurang (< 5 mm), asalkan jumlah batangnya hanya < 10% dari jumlah
batang kayu gergajian (Awaluddin, 2005).
1.2.

Rumusan Masalah
Makalah ini menganalisis mengenai berbagai hal yang berhubungan jenis, sifat, produk
dan konstruksi dari bahan kayu serta menjabarkan secara luas kegunaan dari jenis-jenis
kayu yang biasa di gunakan di indonesia.Terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan spesifikasi kayu yang terdapat di indonesia dan kegunaanya yang akan dibahas
dalam paper ini, diantaranya:
1. Bagaimana sifat-sifat yang terdapat dalam kayu?
2. Apa saja kegunaan kayu dalam bidang konstruksi?
3. Apa saja produk yang di hasilkan kayu dalam bidang konstruksi?

1.3.

Tujuan Penulisan
Paper ini dibuat untuk memberikan informasi, penjelasan, dan keterangan kepada
pembaca mengenai jenis, sifat, produk dan konstruksi dari bahan kayu serta menjabarkan
secara luas kegunaan dari jenis-jenis kayu yang biasa di gunakan di indonesia
1. Mengetahui sifat sifat yang dimiliki kayu
2. Mengetahui kegunaan dari kayu dalam bidang konstruksi
3. Mengetahui produk-produk yang di hasilkan kayu dalam bidang konstruksi

1.4.Metode Penulisan
Dalam Paper ini, metode yang digunakan adalah metode elektronik. Metode elektronik
merupakan metode pengumpulan data menggunakan peralatan elektronik. Dalam hal ini,
penulis menggunakan internet untuk mengumpulkan data.

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1.

JenisJenis Kayu Untuk Kontruksi dan Sifatnya


Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan
kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahanbahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan
pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu
yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih
kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit
didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbedabeda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat)
serta lignin (non karbohidrat).

Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).

Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu
udara disekelilingnya.

Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.

2.1.1. Sifat Fisik Kayu


1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJnya.Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ
minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin
tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
3

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak


kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun
bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal
berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet
dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta
terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, l icin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka.Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.

8. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemuncula n riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan

kelembaban

udara

disekelilingnya

disebut

kandungan

air

keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).


10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu
banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola
dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik.Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0
%, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila
kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya
bolehdikatakan sama dengan daya hantar air.
2.1.2. Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah
serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik
sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan

tekan/kompresi

adalah

kekuatan

kayu

untuk

menahan

muatan/beban. T erdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :


a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Terdapa t 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan
geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menaha n gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup
selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
6

berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan


perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan
merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat
mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak
kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
2.1.3. Jenis Kayu di Konstruksi
1.
Kayu jati

Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi
pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur,
rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan
sebanding dengan kayu jati.
7

Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang
ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati
tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di
pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang
sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati
kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.Harga
kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas
kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada
putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan
type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar,
finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada
kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu
tersebut.
2.

Kayu Merbau

Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus.
Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap
serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna
gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau
8

termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3.

Kayu Bangkirai

Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole.
Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler.
Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon
Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut
yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan
warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu
teras kadang terlihat coklat kemerahan.
4.

Kayu kamper

Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut
jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah
bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan
desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan
Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper
dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
5.

Kayu kelapa

Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan
kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas)
sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon
kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak
akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena
semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon
kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang
pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat
gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.

6.

Kayu meranti merah

10

Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun
tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti
juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk
dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas
Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan
7.

Kayu Karet

Oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan
penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke
Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
Warna Kayu Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru
saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah
sedikit kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu
gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada
rubberwood.Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan
berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu
12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi
8.

Kayu gelam
11

Sering

digunakan

pada

bagian

perumahan,

perahu,

Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter
kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton,
sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan
sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk
bahan penyerap.
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu
jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin,
bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk
jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu
Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan
sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan
lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan
lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk
kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

9.

Kayu Akasia (acacia mangium)

12

Mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I,
yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi
kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang
kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar
serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan
mudah,

sehingga

banyak

diminati

untuk

digunakan

sebagai bahan

konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.


2.2.

Produk Kayu Untuk Kontruksi


1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang
tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing,
lara, rasamala.
2. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya
sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru,
sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah
dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
13

Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang,
ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup
kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat
lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi
baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan
berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, s onokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13. Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api),
elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14

14. Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak
merah, berserat lurus.
Jenis kayu : a gathis, jelutung, melur, pinus.
15. Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah
dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16. Perkapalan
a. Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
b. Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
c. Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
d. Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
e. Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran
mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
f. Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
g. Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17. Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
15

Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas,
nyirih, rasamala, puspa, simpur.
2.3.

Struktur Kontruksi Dari Kayu


Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar dapat
dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah. Susunan hirarki
sistem struktur ini adalah khusus.

1. Rangka Ringan
Sistem struktur joists ringan pada Gambar 8.9(a) adalah konstruksi kayu yang paling
banyak digunakan pada saat ini. Sistem joists lanta terutama sangat berguna untuk
beban hidup ringan yang terdistribusi merata dan untuk bentang yang tidak besar.
Kondisi demikian umumnya dijumpai pada konstruksi rumah. Joists pada umumnya
menggunakan tumpuan sederhana karena untuk membuat tumpuan vang dapat
16

menahan momen diperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai dianggap tidak
monolit dengan

joists

kecuali

apabila

digunakan

konstruksi

khusus

yang menyatukannya.

Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dinding pemikul beban yang
dapat terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu (plywood). Dalam hal yang
terakhir ini, tahanan lateral pada susunan struktur secara keseluruhan terhadap beban
horizontal diperoleh dengan menyusun dinding berlapisan plywood yang berfungsi
sebagai bidangbidang geser. Struktur demikian pada umumnya dibatasi hanya sampai
tiga atau empat lantai. Pembatasan ini tidak hanya karena alasan kapasitas
pikul bebannya, tetapi juga karena persyaratan keamanan terhadap kebakaran yang
umum diberikan pada peraturan-peraturan mengenai gedung. Karena setiap elemen
pada sistem struktur ini diletakkan di tempatnya secara individual, maka banvak
fleksibilitas dalam penggunaan sistem tersebut, termasuk juga dalam merencanakan
hubungan di antara elemen-elemennya.
a. Elemen Kulit Bertegangan (Stressed Skin Elements)
Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan sistem joists standar [lihat
Gambar 8.9(b)]. Pada elemen-elemen ini, kayu lapis disatukan dengan balok
17

memanjang sehingga sistem ini dapat. berlaku secara integral dalam molekul
lentur. Dengan demikian, sistem yang diperoleh akan bersifat sebagai plat.
Kekakuan sistem ini juga meningkat karena adanya penyatuan tersebut. Dengan
demikian, tinggi struktural akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem joist
standar. Elemen kulit bertegangan ini pada umumnya dibuat tidak di lokasi, dan
dibawa ke lokasi sebagai modul-modul. Kegunaannya akan semakin meningkat
apabila modul-modul ini dapat dipakai secara berulang. Elemen demikian dapat
digunakan pada berbagai struktur, termasuk juga sistem plat lipat berbentang
besar.
b. Balok Boks
Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu lapis [lihat Gambar 8.9(c)]
memungkinkan penggunaannya untuk berbagai ukuran bentang dan kondisi
pembebanan. Sistem yang demikian sangat berguna pada situasi bentang besar
atau apabila ada kondisi beban yang khusus. Balok boks dapat secara efisien
mempunyai bentang lebih besar daripada balok homogen maupun balok berlapis.
c. Konstruksi Kayu Berat
Konstruksi kayu berat sebelum sistem joists ringan banyak digunakan, sistem
balok kayu berat dengan papan transversal telah banyak digunakan [lihat
Gambar 8.9(e)]. Balok kayu berlapisan sekarang banyak digunakan sebagai
alternatif dari balok homogen. Sistem demikian dapat mempunyai kapasitas
pikul beban dan bentang lebih besar daripada sistem joist. Sebagai contoh, dengan
balok berlapisan, bentang yang relatif besar adalah mungkin karena tinggi elemen
struktur dapat dengan mudah kita peroleh dengan menambah lapisan. Elemen
demikian umumnya bertumpuan sederhana, tetapi kita dapat juga memperoleh,
tumpuan yang mampu memikul momen dengan menggunakan konstruksi khusus.
2. Rangka Batang
Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyak
digunakan karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalam
konfigurasi dan ukuran batang. Rangka batang dapat dibuat tidak secara besarbesaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untuk kondisi beban dan bentang tertentu.
Sekalipun demikian, kita juga. membuat rangka batang secara besar-besaran (mass
production). Rangka batang demikian umumnya digunakan pada situasi bentang tidak
besar dan beban ringan. Rangka batang tnissed rafter pada Gambar 8.9(g) misalnya,
18

banyak digunakan sebagai konstruksi atap pada bangunan rumah. Sistem yang terlihat
pada Gambar 8.9(b) analog dengan balok baja web terbuka dan berguna untuk situasi
bentang besar (khususnya untuk atap). Sistem penumpu vertikal pada struktur ini
umumnya berupa dinding batu atau kolom kayu. Tahanan terhadap beban lateral pada
struktur ini umumnya diperoleh dengan menggunakan dinding tersebut sebagai
bidang geser. Apabila
pengekang (bracing)

bukan

dapat

dinding,

pula

melainkan

digunakan

untuk

kolom

yang

meningkatkan

digunakan,
kestabilan

struktur terhadap beban lateral. Peningkatan kestabilan dengan menggunakan


titik hubung kaku dapat saja digunakan untuk struktur rendah, tetapi hal ini jarang
dilakukan.
3. Plat Lipat Dan Panel Pelengkung
Banyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupa elemen
berbentang satu, yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan struktur tersebut
menggunakan kayu lapis. Gambar 8.9(j) dan (k) mengilustrasikan dua contoh struktur
itu.
4. Pelengkung
Bentuk pelengkung standar dapat dibuat dari kayu. Elemen berlapisan paling sering
digunakan. Hampir semua bentuk pelengkung dapat dibuat dengan menggunakan
kayu. Bentang yang relatif panjang dapat saja diperoleh. Struktur-struktur ini
umumnya berguna sebagai atap saja. Kebanyakan bersendi dua atau tiga, dan tidak
dijepit.
5. Lamella
Konstruksi lamella merupakan suatu cara untuk membuat permukaan lengkung
tunggal atau ganda dari potongan-potongan kecil kayu [lihat Gambar 8.9(l)].
Konstruksi yang menarik ini dapat digunakan untuk membuat permukaan silindris
berbentang besar, juga untuk struktur kubah. Sistem ini sangat banyak digunakan,
terutama pada struktur atap.
6. Ukuran Elemen
Gambar 8.10 mengilustrasikan kira-kira batas-batas bentang untuk berbagai jenis
struktur kayu. Bentang "maksimum" yang diperlihatkan pada diagram ini bukanlah
bentang maksimum yang mungkin, melainkan batas bentang terbesar yang umum
dijumpai. Batasan bentang minimum menunjukkan bentang terkecil yang masih
ekonomis. Juga diperlihatkan kira-kira batas-batas tinggi untuk berbagai bentang
setiap sistem. Angka yang kecil menunjukkan tinggi minimum yang umum untuk
19

sistem yang bersangkutan dan angka lainnya menunjukkan tinggi maksimumnya.


Tinggi sekitar

L/20,

misalnya,

mengandung

arti

bahwa

elemen

struktur

yang bentangnya 16 ft (4,9 m) harus mempunyai tinggi sekitar 16 ft/20 = 0,8 ft (0,24
m).
Kolom kayu pada umumnya mempunyai perbandingan tebal terhadap tinggi (t/h)
bervariasi antara 1 : 25 untuk kolom yang dibebani tidak besar dan relatif pendek,
atau sekitar 1 : 10 untuk kolom yang dibebani besar pada gedung bertingkat, Dinding
yang dibuat dari elemen-elemen kayu mempunyai perbandingan t/h bervariasi dari I :
30 sampai I : 15.

7. Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun
gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau
bentuk kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu
menghindari sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya
sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati
titik dudukan. Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.

20

Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen konstruksi lain di bawahnya.
Agar pembebanan tersebut tidak merusak struktur, pengantung dipasang di atas separoh
tinggi balok untuk menghindari sobek batang balok akibat pembebanan tersebut.
Penyelenggaraan beugel untuk penggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.

Pada dudukan dan sambungan antar balok secara tegak lurus, hindarkan pengurangan
tampang, sehingga bahaya sobek pada balok kayu tidak terjadi. Gambar 8.30 merupakan
contoh sambungan antara balok, balok anak lantai disambungkan pada balok
utama/induk dari kayu laminasi. Penyambung pada balok diletakkan di bagian atas untuk
menghindari sobek
21

Kayu merupakan bahan yang higroskopis, mudah mengembang atau menyusut oleh
kadar air. Pada pembuatan sambungan dengan bahan lain, misal plat baja, hindarkan
sobek batang struktur akibat sifat kembang dan susut kayu. Hal ini karena angka muai
baja dan kayu saling berkebalikan. Salah satu cara menghindari sobek akibat kembang
dan susut kayu adalah dengan cara memisah/memecah plat baja seperti yang ditunjukkan
Gambar 8.31. Cara lain adalah dengan membiarkan tampang bagian atas tidak terkekang,
yakni dengan menggunakan plat sadel seperti Gambar 8.32.

22

8. Konstruksi rangka batang kayu


Struktur rangka batang kayu umum digunakan pada bangunan rumah tinggal,
perkantoran, bangunan pertokoan, hingga jembatan. Rangka batang merupakan
struktur rangka yang disusun batang membentuk bangun segitiga dengan simpul / titik
sambung, dapat menerima beban struktur. Dengan susunan tersebut diperolehlah
struktur yang relatif ringan dan kuat pada bentangan yang lebih panjang. Pemakaian
rangka batang untuk struktur kayu memungkinkan terbentuknya ruang terbuka yang
luas dan partisi/penyekat ruang dapat dirubah tanpa harus mempertimbangkan
integritas struktural dari bangunan. Alasan penyelenggaaran rangka batang antara
lain:
1.
2.
3.
4.

Sangat bervariasibentuknya,
Dapat menampilkan keindahan khusus,
Dapat melayani bentang relatif panjang,
Memungkinkan kemudahan penyelenggaraan sistem instalasi layanan bangunan,

misal listrik, plumbing, maupun langitlangit,


5. Kompatibel terhadap elemen struktur lain, misal beton, pasangan maupun baja.

23

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
1. Kayu merupakan
digunakan

bahan

bangunan

memiliki

banyak

kelebihan

untuk

material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah

dibentuk sesuai keperluan.


2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup baik
untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu sebagai
bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas
mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non
struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari
tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong kelas
kuat II-III.

24

Anda mungkin juga menyukai