Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STRUKTUR KAYU

Mata Kuliah Struktur Kayu

Disusun Oleh :

MANOGUTUA SIMAMORA
223 123 022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang telah melimpahkan
kasih dan berkat , sehingga tugas makalah Struktur Kayu dapat di selesaikan .

Makalah ini disusun dengan maksimal dan harapan saya smoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca . Penulis untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini agar dapat
lebih baik dan sempurna .

Terlepas dari semua itu , saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun materinya . Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran maupun kritik dari pembaca
agar makalah ini menjadi lebih baik .

Akhir kata , penulis berharap semoga makalah tentang Struktur Kayu ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca .

Pekanbaru , 14 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………….


B. Tujuan ………………………………….
C. Rumusan Masalah ………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. JENIS JENIS KAYU …………………………………


B. KUALITAS KAYU …………………………………
C. KRITERIA KAYU ………………………………....
D. FUNGSI KEGUNAAN …………………………………

BAB III KESIMPULAN

A. KESIMPULAN ………………………………..

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Dalam makalah ini menjelaskan bahwa Struktur kayu merupakan suatu


struktur yang susuanan elemennya adalah kayu . Dalam merancang struktur
kolom kayu , hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya gaya
yang bekerja pada batang dan dengan memperhatikan kondisi struktur serta
pembebanannya .

Dibagian awal disajikan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah , tujuan , dan rumusan masalah mengenai struktur kayu .
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kayu merupakan salah satu bahan material konstruksi yang banyak


digunakan sampai saat ini selain beton dan baja. Indonesia sendiri merupakan
negara tropis yang sangat kaya akan kayu, terutama pulau-pulau besar seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi serta Papua yang masih banyak mempunyai hutan
sebagai penghasil kayu. Tetapi penebangan hutan secara liar yang tidak terkendali
terjadi selama puluhan tahun sehingga menyebabkan kerusakan dan penyusutan
hutan tropis secara besar-besaran yang mengakibatkan kurangnya pasokan kayu.
Oleh karena itu, harga kayu di pasaran semakin meningkat sehingga menyebabkan
penggunaan material lain seperti beton dan baja lebih dominan.

Kayu sebagai material konstruksi, saat ini masih banyak ditemui untuk
pemakaian kuda-kuda pada atap dan kusen saja. Sedangkan untuk struktur lain
seperti balok, kolom, lantai sudah jarang ditemui.

Banyak jenis- jenis kayu di Indonesia yang dapat digunakan sebagai material
konstruksi, contohnya seperti kayu jati, keruing, meranti, kamper, mahoni, dan
masih banyak yang lainnya. Masing- masing dari jenis kayu tersebut memiliki
karakteristik yang berbedabeda. Dalam pemakaiannya, kayu tersebut harus
memenuhi syarat, yaitu mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja
dengan aman dan dalam jangka waktu yang direncanakan, serta mempunyai
ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya.

Kayu memiliki kelebihan antara lain mempunyai kekuatan yang tinggi dan
berat yang rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan
listrik, mempunyai nilai estetika yang tinggi, dapat mudah dikerjakan, relatif
murah, dapat diganti dengan mudah, dan bisa didapat dalam waktu yang singkat.
Adapun kelemahan yang dimiliki oleh kayu, yaitu sifat kurang homogen karena
adanya cacat alam seperti arah serat yang berbentuk diagonal, wanflak atau
pinggul, mata kayu, dan sebagainya. Selain itu kayu juga tidak dapat didaur ulang
dan mempunyai panjang yang terbatas.
Oleh karena panjang yang dimiliki kayu terbatas maka diperlukan adanya
sambungan agar panjang kayu dapat tetap sesuai dengan yang direncanakan.
Sambungan pada kayu haruslah direncanakan secara tepat dan benar agar kayu
tersebut tetap dapat bekerja secara optimal. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
mempengaruhi kekuatan pada kayu dan menyebabkan ketidak sesuaian dengan
perhitungan yang telah direncanakan dan ini sangat membahayakan .
B. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini antara lain :

a. Memaparkan jenis jenis kayu

b. Mengetahui kualitas kayu

c. Kriteria dari kayu

d. Fungsi dan kegunaan dari kayu

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas , maka diambil rumusan masalah sebagai


acuan untuk makalah ini yaitu sebagai berikut :

1 . Bagaimana sifat karakteristik dari kayu


BAB II

PEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan dibahas empat hal mengenai struktur kayu , yaitu
dari jenis jenis kayu , kualitas kayu , kriteria dari kayu dan fungsi serta kegunaan
dari kayu tersebut dalam lingkungan teknik sipil .

A. JENIS JENIS KAYU

JENIS-JENIS KAYU UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

Kayu merupakan material bangunan yang berasal dari bilah-bilah pohon .


Kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan karena memiliki sifat yang
mudah dibentuk namun tetap kuat dan mudah didapatkan . Seperti yang dikatakan
sebelumnya bahwa tidak semua jenis pohon yang kayunya baik digunakan untuk
material bangunan . Ada beberapa jenis kayu khusus yang baik untuk material
bangunan . Berikut adalah beberapa jenis kayu yang baik untuk konstruksi .

1. Kayu Jati

Kayu Jati memiliki kelebihan pada kekuatannya yang tinggi dibandingkan


kayu-kayu pada umumnya. Selain itu kayu ini juga memiliki serat dan
tekstur yang indah, tahan terhadap serangan serangga dan jamur. Jenis
kayu ini sering digunakan untuk bahan dasar furniture seperti pintu,
jendela dan meja kursi. Masyarakat juga banyak yang menggunakan Kayu
Jati sebagai keperluan mebel interior.

2. Kayu Kelapa ( Glugu )

Indonesia yang merupakan negara dengan wilayah hutan tropis memang


memiliki beragam jenis kayu yang cocok untuk dijadikan bahan
konstruksi bangunan. Salah satunya adalah Kayu Kelapa atau Glugu.
Kayu Glugu sering diaplikasikan dalam bangunan sebagai pembuat
kanopi teras hingga rangkap atap. Jenis kayu ini sering digunakan untuk
proyek gedung sebagai bekisting balok. Glugu memiliki serat yang
berbeda dengan serat kayu pada umumnya. Ketika anda ingin
menggunakan kayu Glugu sebagai rangka kanopi lebih dahulu lapisi
dengan cat akrilik agar seratnya tetap terlihat.

3. Kayu Merbau

Kayu Merbau memiliki keunggulan dari ketahanannya terhadap serangan


serangga. Corak kayu merbau berwarna coklat kemerahan dengan
highlight kuning serta serat garis yang terputus-putus. Pohon Merbau
termasuk pohon hutan hujan tropis. Kayu Merbau masuk dalam Kelas
Awet I dan Kelas Kuat I. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
menggunakan melamin dengan warna gelap/tua. Hampir sama dengan
Kayu Glugu, Kayu Merbau juga memiliki serat garis yang terputus-putus.
Kayu jenis ini tumbuh subur di Pulau Irian.

4. Kayu Ulin
Kayu Ulin masuk dalam jajaran kayu yang kuat untuk konstruksi. Pulau
Ulin tumbuh subur di Pulau Kalimantan. Material Alam ini banyak
digunakan sebagai bahan bangunan rumah, kantor dan lainnya. Kayu Ulin
juga tahan terhdap air laut sehingga kayu ini sering digunakan sebagai
tiang pancang hingga jembatan.

5. Kayu Gelam
Kayu Gelam lebih terkenal sebagai kayu yang biasa digunakan sebagai
kerangka sementara kosntruksi. Material ini sering duganakan sebagai
stager atau perancah dalam proyek bangunan. Pada beberapa daerah kayu
ini digunakan sebagai cerucuh pembangunan jembatan.

Itulah jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan yang umum ditemukan


di Indonesia. Walaupun saat ini sudah banyak inovasi-inovasi baru dalam
bidang pembangunan namun perminataan pasar kayu masih sangat tinggi.
B. KUALITAS KAYU

Kualias kayu adalah ukuran ketepatan penggunaan kayu atau kesempurnaan setiap
bahan kayu untuk keperluan yang diinginkan (Goudie 2002) .

Kayu dikenal dengan bahan multifungsi untuk membantu kegiatan sehari-hari


manusia. Sebelum menggunakan kayu, pastikan kamu mengetahui tingkat
keawetan kayu dan Kekuatan Kayu. Terlebih lagi jika kayu digunakan dalam
jangka panjang, seperti dijadikan bahan untuk konstruksi.

Keawetan kayu merupakan daya tahan yang dimiliki suatu jenis kayu terhadap
berbagai faktor yang merusak kayu, seperti jamur, rayap, bubuk kayu kering, dsb.
Sedangkan kekuatan kayu yaitu tingkat ketahanan sebuah kayu terhadap kekuatan
mekanis (beban).

Tingkat keawetan kayu dapat dilihat dari beberapa pengukuran, diantaranya:

1. Kayu berada di tanah lembab


2. Kayu berada di tempat yang tidak terlindung, namun air tidak dapat masuk
ke dalam tempat penyimpanan
3. Kayu berada di tempat yang terlindung
4. Kayu berada di tempat yang terlindung dan dipelihara, serta daya tahan kayu
terhadap rayap dan serangga diamati
5. Kayu dimakan oleh rayap
6. Kayu dimakan oleh serangga lain seperti kumbang
Tingkat / Kelas Keawetan Kayu

Pengukuran I II III IV V

1 8 Tahun 5 Tahun 3 Tahun Singkat Sekali Singkat Sekali

2 20 Tahun 15 Tahun 10 Tahun Beberapa Tahun Singkat Sekali

Tidak
3 Tidak terbatas Lama 10 – 20 Tahun Singkat
Terbatas

Maksimum 20
4 Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak Terbatas Minimum 20 Tahun
Tahun

5 Tidak Tidak Agak Cepat Cepat Sekali Cepat Sekali


6 Tidak Tidak Tidak Tidak Berbahaya Cepat Sekali

Adanya tingkat/kelas keawetan kayu dapat membuat kita menghindari


penggunaan kayu kelas III – V sebagai mebel luar ruangan. Selain itu, kita dapat
memberikan perlakuan khusus jika kayu kelas III – V digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dengan kayu kelas I – II. Salah satu perlakuan khusus yang dimaksud,
yaitu pengawetan kayu menggunakan obat pengawet.

Berikut ini merupakan jenis kayu yang termasuk ke dalam masing-masing


kelas keawetan kayu :

 Kelas I : Kayu Jati, Sonokeling, Ulin, dll


 Kelas II : Kayu Bungur, Akasia, Rasamala, dll
 Kelas III : Kayu Pinus, Meranti Merah, Sungkai, dll
 Kelas IV : Kayu Jeunjing, Benuang, Sengon, dll
 Kelas V : Kayu Balsa, Kenanga, Bangkali, dll
Selanjutnya, untuk tingkat / kelas kekuatan kayu dilihat dari 3 faktor, yaitu
kuat lentur dalam satuan kg/cm2, kuat desak dalam satuan kg/cm 2, serta berat jenis
kayu. Lihat pada tabel berikut:

Tingkat / Kelas Kekuatan Kayu

Pengukuran I II III IV V

Kuat Lentur
1100 725 500 360 < 360
kg/cm2

Kuat Desak
750 425 300 215 <215
kg/cm2

Berat Jenis 0,9 0,6 0,4 0,3 < 0,3

Di bawah ini merupakan jenis kayu yang termasuk ke dalam masing-masing kelas
kekuatan kayu :

 Kelas I : Kayu Ulin, Balam, Bangkirai, dll


 Kelas II : Kayu Jati, Sonokeling, Bungur, Rasamala, Meranti Merah,
Sungkai, Akasia dll
 Kelas III : Kayu Pinus, Bangkali,Jabon, dll
 Kelas IV : Kayu Jeunjing, Benuang, Sengon, dll
 Kelas V : Kayu Balsa

Berdasarkan dua data diatas, dapat dikatakan bahwa kayu yang berada pada kelas
keawetan kayu I, belum tentu memiliki kelas kekuatan I. Dalam menentukan
kualitas pakai, gunakan kelas awet sebagai penentunya, karena walaupun sebuah
kayu berada pada kelas kuat tinggi, kualitas pakainya akan tetap rendah jika kelas
awet kayu rendah.
C. KRITERIA KAYU

Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi saat ini masih dipergunakan


untuk berbagai macam keperluan seperti untuk bahan pembuatan konstruksi
bangunan dan keperluan lainnya. Penggunaan kayu untuk bahan bangunan yang
relatif cukup mudah dan bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa
diperoleh dalam waktu yang singkat,kayu mempunyai sifat elastis sampai batas-
batas tertentu bila kayu terawat dengan baik akan tahan lama (awet).

Disamping itu juga kayu mempunyai kelemahan-kelemahan yang kurang


menguntungkan seperti kayu kurang Homogin ketidaksamaan sebagai hasil
tumbuhan alam, biasanya terdapat cacat pada pada kayu itu sendiri dan kayu
mudah terbakar. Kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan
kelembaban.

Meskipun kayu tetap elastis dengan pembebanan tertentu yang berjangka


lama pada suatu balok akan terjadi lendutan yang cukup besar. Untuk itu sebelum
kayu dipergukan sebagai bahan untuk konstruksi, sebaiknya terlebih dahulu
mengetahui bangunan kayu dan sifat-sifatnya untuk keperluan konstruksi.

Kayu sebagai bahan untuk keperluan bangunan umumnya mempunyai sifat-


sifat yaitu:

1. Kayu dianggap anisotropis, artinya kayu mempunyai sifat-sifat yang


berlainan jika diuji menurut arah sumbu longitudinal (sejajar serat-serat), sumbu
tangensial (garis singgung gelang-gelang pertumbuhan) dan sumbu radial (tegak
lurus pada gelang-gelang/lingkaran pertumbuhan).

2. Kayu dianggap higroskopis, artinya kayu dapat kehilangan dan


bertambahnya kadar air yang disebabkan oleh keadaan kelembaman suhu
sekitarnya. Kadar air kayu yang kecil atau rendah akan menambah keawetan kayu.

3. Kayu yang tersusun atas sel-sel mempnyai type yang bermacam-macam.


Sel-sel kayu yang dibentuk oleh kambium pada musim hujan jadi membesar
dikarena banyaknya air dan banyaknya bahan makanan dan pada musim kemarau
akan mengecil atau menyusut.
Sifat fisik kayu meliputi antara lain :

1. Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu umumnya berbanding lurus dengan kekuatan dari pada kayu atau
sifat-sifat mekaniknya. Artinya makin tinggi berat jenis kayu maka kekuatan kayu
semakin tinggi. Untuk menghitung berat jenis kayu dapat dilakukan pada kondisi
kayu dalam keadaan kering angin, yaitu sekering-keringnya tanpa adanya
pengeringan buatan.
Berat jenis kayu adalah angka perbandingan antara berat kayu kering oven pada
suhu 105 derajat celcius (B1) dengan berat air yang mempunyai volume yang sama
dengan kayu tersebut (B2). Jadi Berat Jenis Kayu = B1 : B2

2. Kadar Air Kayu

Kayu dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yang dikandungnya,
dimana keadaan seperti ini sangat tergantung pada keadaan kelembaman suhu
udara di sekelilingnya dimana kayu berada.
Cara menentukan kadar air kayu sebagai berikut :

Contoh:

a. Berat kayu basah (A) = 300 gram


b. Berat kayu kering oven (B) = 225 gram

3. Pengerutan dan Pengembangan Kayu

Pengerutan dan pengembangan kayu adalah suatu keadaan perubahan bentuk yang
dialami kayu yang disebabkan oleh tegangan-tegangan dalam sebagai akibat dari
berkurang atau bertambahnya kadar air kayu.
Pengerutan kayu terjadi karena dinding-dinding, serat-serat maupun isi sel
kehilangan sebagian besar kadar airnya.secara teoritis besarnya pengerutan
berbanding lurus dengan banyaknya air yang dikeluarkan setelah dikeringkan.
D. FUNGSI DAN KEGUNAAN

Kayu merupakan bahan baku yang fleksibel, serbaguna, dan salah satu
bahan baku konstruksi yang berkelanjutan. Hal tersebut terjadi karena kayu
diperoleh dari hasil penebangan pohon, baik di hutan alam, hutan tanaman industri
(HTI) atau lokasi lainnya.

Kayu telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bahan
baku yang serbaguna ini selain digunakan untuk konstruksi bangunan, juga banyak
digunakan dalam industri furnitur dan dekorasi rumah, di samping bidang usaha
lainnya.

Dari berbagai material yang biasa dipergunakan pada bahan bangunan,


berikut keunggulan penggunaan kayu sebagai material konstruksi:

 Mudah dalam pengerjaan karena bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan,
serta mudah untuk dipaku, dibaut atau direkatkan
 Proses dan durasi pengerjaannya lebih cepat karena banyak tukang lokal yang
mengusainya
 Mudah didapat, karena merupakan sumber daya alam yang masih banyak
tersedia dan bisa didaur ulang lagi dengan cara reboisasi
 Lebih ekonomis karena harganya relatif murah dibandingkan dengan bahan
bangunan lainnya
 Kekuatan kayu cukup tinggi dengan bobot yang ringan, bahkan kayu solid
akan awet dan tahan lama
 Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia cukup baik
 Kayu merupakan isolator termal alami yang sangat efektif dalam mengisolasi
dingin dan panas, serta merupakan penyerap kebisingan yang juga baik
 Jenis kayu tertentu mempunyai tekstur dan serat kayu yang indah sehingga
mempunyai nilai lebih untuk dijadikan elemen dekorasi
 Lebih aman dan fleksibel jika terjadi gempa bumi sehingga rumah yang terbuat
dari kayu akan tetap pada kondisi aslinya, tidak mudah retak, dan tidak mudah
bergeser
Dalam bidang teknik sipil, kayu dapat digunakan sebagai material konstruksi
maupun non konstruksi. Sebagai material konstruksi, kayu dapat menggantikan
balok, kolom plat lantai dan kuda – kuda dari beton bertulang maupun baja.
Sedangkan sebagai material non konstruksi, kayu dapat digunakan sebagai atap,
dinding dan kusen. Penggunaan kayu sebagai material konstruksi perlu melalui
proses perhitungan.

Perhitungan dilakukam untuk menentukan dimensi kayu, jumlah kayu yang


dibutuhkan, dan sambungan kayu yang akan dipakai. Perhitungan tersebut
berdasarkan pada sifat-sifat kayu yang digunakan dan beban rencana yang akan
bekerja pada bangunan selama proses pembangunan dan setelah bangunan
digunakan. Beban tersebut berupa beban mati dan beban hidup. Beban mati
meliputi beban bangunan, beban angin, beban gempa, dan benda – benda mati
yang terdapat di dalam bangunan. Sementara beban hidup adalah beban manusia
yang melakukan pembangunan dan beban makhluk hidup yang menghuni
bangunan.
BAB III
KESIMPULAN

1. Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan
bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.
Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain
karena sifat khasnya.

2. Pengetahuan sistimatis memperkirakan kondisi konstruksi atau memperkirakan


“penyakit-penyakit” bangunan dengan mengatasi penyebab, gejala dan
perlakuannya adalah ilmu pengetahuan patologi bangunan. Patologi bangunan
dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sistematis dari “penyakit-penyakit”
bangunan, dengan tujuan untuk mengerti penyebab, gejala dan perlakuan perbaikan
yang perlu diberikan untuk mengatasinya.

3. Kendala pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan kayu dapat
mengalami kerusakan akibat serangan biodeteriorasi, terutama rayap. Sebagai
serangga yang merugikan, rayap mampu menyerang apa saja yang dibangun
manusia termasuk rumah tinggal dan bangunan gedung lainnya

4. Perlu dipersiapkan engineered wood atau kayu rekayasa (engineered wood)


sebagai pengganti kayu solid dan material bangunan lainnya, sehingga dapat
mewujudkan arsitektur bangunan kayu berkelanjutan. Produk–produk dari kayu
rekayasa ini dapat digunakan baik sebagai elemen struktural maupun nonstructural
BAB IV
PENUTUP

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis ambil dari Tugas Makalah ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas koreksi dan masukan dari pembaca,
serta tak lupa penulis meminta maaf mengingat banyaknya keterbatasan dalam hal
pengumpulan data, pengetahuan ataupun kesalahan pada penulisan Makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA

Surjokusumo, S. (2005).
Perkembangan Aspek Regulasi Pengendalian Serangan Rayap pada Bangunan
Gedung. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tjondro, J. A. (2014).
Perkembangan dan Prospek Rekayasa Struktur Kayu di Indonesia. Seminar dan
Lokakarya Rekayasa Struktur (hal. 1-12). Surabaya: Program Magister
TeknikSipil, Universitas Kristen Petra.

Anda mungkin juga menyukai