DISUSUN OLEH :
OPIK HIDAYAT
8.13.04.08.0.024
PROGRAM STUDI STRUKTUR KAYU
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2015
Pada bulan puasa yang penuh berkah ini kami panjatkan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan puasa serta kami
telah berhasil menyelesaikan Makalah ini yang akan membahas tentang Macam
Sambungan, Kayu dan Kontruksi kayu.
Makalah ini berisikan tentang macam-macam sambungan, macam-macam kayu
buat kontruksi dan serta kontruksi yang menggunakan kayu didalam maupun diluar
negri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
khususnya kepada mahasiswa teknik sipil agar lebih memahami tentang pelajaran
struktur kayu, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalau
Saya harapkan demi target makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasi kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin...
Opik Hidayat
Page 2 of 49
DAPTAR ISI
Cover.................................................................................................................................1
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
BAB II ISI
A. Macam-Macam Nama Kayu di Indonesia............................................................5
B. Kontruksi yang Menggunakan Kayu di Dalam atau Luar Negri........................18
C. Macam-macam Sambungan Kayu......................................................................24
1. Sambungan Baut............................................................................................24
2. Sambungan dengan Paaku.............................................................................30
3. Sambungan Pasak..........................................................................................34
4. Sambungan Gigi............................................................................................38
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................................46
B. Saran...................................................................................................................46
C. Daftar Pustaka......................................................................................................46
BAB I PENDAHULUAN
Page 3 of 49
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama
dikenal masyarakat,didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan
dapat diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam
pengerjaan, ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah
membuat kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan
(light construction). Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari
oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya.
Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat,
sehingga untuk bangunan exposematerial kayu tidak banyak memerlukan perlakuan
tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu
diperhatikan sifat-sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu
alami yang lurus dan relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan
tingkat kekuatan yang tinggi sudah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka
teknologi sambungan dan komposit material sangat penting pada perancangan
struktur kayu.
BAB II ISI
Page 4 of 49
A. MACAM-MACAM KAYU
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan
tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap
atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan
kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama
dalam keadaan kering.
Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai
bagian dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan
memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi
bangunan itu sendiri.
Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah didapatkan di toko-toko material.
2. Banyak dikuasai oleh tukang lokal.
3. Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.
Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu
memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu
kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu:
1. Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.
2. Dapat mengembang dan menyusup.
3. Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu
di pasaran adalah 4 meter.
4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok
kayu dari alam.
Kayu Jati
Page 5 of 49
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan.
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai
ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah
pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani
dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2
daerah tersebut.
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas
kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih.
Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi
finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut
diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan
kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
2
Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna
kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus putus.Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan
dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau
Page 6 of 49
termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di
pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.
3
Kayu Bengkire
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan.
Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan
pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak
mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan
untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor
flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau
Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut
yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal
lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
4
Kayu Kamper
kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil
dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan
untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.
Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah
lain di Kalimantan.
Page 7 of 49
Kayu Kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga
harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa
termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk
garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada
kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena
pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari
Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga
merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus,
kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai
di luar ruangan.Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan.
7
Kayu karet
Page 8 of 49
Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman
di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara
Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.
WarnaKayu :
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau
dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras.
Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas :
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara
435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.sehingga kayu karet dapat digunakan
sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi.
8
Kayu gelam
Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar,
atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai
sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk
cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang
aktif untuk bahan penyerap.
Kayu ulin
Page 9 of 49
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan
tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian,
tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50
m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.
Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai
konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan
untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat
khusus awet dan kuat.
10 Kayu akasia
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti
mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang
berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini
mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai
bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan
material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah
dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup
baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk kayu
sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas
mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan non struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman
(HTI) maupun dari tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan
gmelina tergolong kelas kuat II-III.
Page 10 of 49
Berikut ini adalah daftar nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama
perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/KptsII/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan
Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.
Daftar isi
5 Rujukan
Nama Ilmiah
Nama-nama Daerah
Damar (Jw.), dama (Slw.), damar
bindang (Klm.), damar sigi (Smt.).
(Ingg.): kauri pine.
1. Agatis
Agathis spp.
2. Balau
4. Bangkirai
5. Damar
Page 11 of 49
cunninghamii D. Don, A.
hunsteinii K.Schum.)
araucaria.
6. Durian
7. Gia
8. Giam[2]
9. Jelutung
Dyera spp.
10. Kapur
11.
Kapur
petanang
12. Kenari
13. Keruing
14. Kulim
15. Malapari
Malapari
16. Matoa
17. Medang
Cinnamomum spp.
Meranti
kuning
Meranti
merah
18.
19.
Page 12 of 49
21. Merawan
22. Merbau
23. Mersawa
24. Nyatoh
25. Palapi
26. Penjalin
Celtis spp.
27. Perupuk
28. Pinang
Pentace spp.
29. Pulai
Page 13 of 49
30. Rasamala
31. Resak
Nama
Perdagangan
Nama Ilmiah
Nama-nama Daerah
1. Bakau
2. Bayur
Pterospermum spp.
3. Benuang
4. Berumbung
5. Bintangur
6. Bipa
Pterygota spp.
7. Bowoi
8. Bugis
Koordersiodendron pinnatum
Grepau
Merr.
9. Cenge
Cenge, Cingo
10. Duabanga
11. Ekaliptus
12. Gelam
Melaleuca spp.
Kayu putih
13. Gempol
Nauclea spp.
14. Gopasa
Vitex spp.
Teraut, Laban
Kayu wipa
16. Jabon
Page 14 of 49
18. Kapas-kapasan
Exbucklandia populnea R.
Brown
Swintonia spp.
20. Kecapi
Sandoricum spp.
22. Kelumpang
23.
Kembang
semangkok
Sterculia spp.
24. Kempas
Koompassia malaccensis
Maing.
25. Kenanga
Cananga sp.
Kananga
26. Keranji
27. Ketapang
Terminalia spp.
28. Ketimunan
Timonius spp.
29. Lancat
Mastixiodendron spp.
30. Lara
31. Mahang
Macaranga spp.
32. Medang
33. Mempisang
34. Mendarahan
35. Menjalin
Xanthophyllum spp.
36. Mentibu
Dactylocladus stenostachys
Oliv.
Jongkong, merebung
37. Merambung
Merambung, sembung
38. Punak
39. Puspa
Page 15 of 49
40. Rengas
41. Saninten
42. Sengon
43. Sepat
44. Sesendok
45. Simpur
46. Surian
Suren, kalantas
47. Tembesu
48. Tempinis
49. Tepis
50. Tenggayun
Parartocarpus spp.
51. Terap
Artocarpus spp.
52. Terentang
Buchanania spp.
54. T u s a m
Pinus spp.
55. Utup
Aromadendron sp.
Utup
Eboni
bergaris
Nama Ilmiah
Diospyros celebica Bakh.
Nama-nama Daerah
Maitong, Kayu lotong, Sora, Amara
Kayu hitam, Maitem, Kayu waled
Page 16 of 49
Nama Ilmiah
Nama-nama Daerah
1. Bongin
2. Bungur
3. Cempaka
4. Cendana
Santalum album L.
5. Dahu
6. Johar
Senna spp.[4]
7. Kuku
8. Kupang
Ormosia spp.
9. Lasi
Adina, Kilaki
10. Mahoni
11. Melur
13. Mindi
Bawang kungut
14. Nyirih
Nyireh, Niri
15. Pasang
Quercus spp.
Combretocarpus rotundatus
Dans.
Adenanthera spp
18. Rengas
19. Ramin
Page 17 of 49
Subo, Ki sawo
21. Salimuli
Cordia spp.
22. Sindur
23.
Sonokemban
Pterocarpus indicus Willd.
g
24. Sonokeling
25. Sungkai
26. Tanjung
Mimusops elengi L.
27. Tapos
28.
Tinjau
belukar
29. Torem
30. Trembesi
Ki hujan
31. Ulin
32. Weru
Page 18 of 49
Page 19 of 49
jembatan, bahkan telah didesain dapat dilalui kendaraan tank tempur. Bayangkan
itu, mereka menyebutnya sebagai jembatan kayu terkuat di dunia. Ini buktinya.
Gambar
6.
Gambar
7.
Page 20 of 49
Page 21 of 49
beton, dimana kayu disini menjadi struktur utama. Perhatikan cara pemasangan
lantai precastnya sebagai berikut.
Page 22 of 49
Gambar 11. Detail sambungan precast deck dan kayu laminasi atas.
Perhatikan ada bagian yang dapat menyebabkan precast deck berdeformasi tidak
sama dengan kayunya. Jadi ketika terjadi kembang susut pada deck, tidak
menyebabkan timbulnya tegangan akibat efect restraint pada rangka kayu. Yah mirip
seperti struktur statis tertentu begitu, yaitu tidak dipengaruhi oleh terjadinya
deformasi.
Akhirnya ketika sudah jadi seperti di bawah ini maka nggak mengira kalau jembatan
yang dapat dilalui oleh kendaraan tank tempur tersebut adalah dibuat dari kayu.
Page 23 of 49
Yah begitulah sedikit tentang perkembangan konstruksi kayu di luar negeri. Adakah
yang dapat kita kemukakan ke luar berkaitan dengan penelitian dan usaha
pengembangan kita tentang struktur kayu. Jika anda melihat hal-hal di atas, apakah
kita masih menganggap bahwa struktur kayu adalah minoritas.
Rasa-rasanya pengajaran struktur kayu yang ada selama ini perlu dilihat lagi,
masihkah relevan dengan perkembangan di dunia. Jadi adalah menarik terjadi di
sini, bahwa material struktur unggulan yang ada, adalah dimulai dulu dari [1]beton,
[2]baja dan terakhir [3]kayu. Sedangkan di belahan lain ternyata berbeda, informasi
teman menunjukkan bahwa di Jepang yang populer untuk konstruksi adalah material
[1]baja, [2]kayu dan baru terakhir [3]beton. Ada apa itu.
Moga-moga ini menginspirasi teman-teman untuk mau menggeluti struktur kayu,
tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Itu kalau kita tidak mau ketinggalan dari
luar sana.
Page 24 of 49
Karya spektakuler dari Arsitek Jurgen Mayer H. dinobatkan struktur kayu terbesar di
dunia. Karya Jurgen ini dibuka pada awal tahun lalu di Sevilla, Spanyol.
Bangunan unik ini mirip dengan payung kayu dengan panel bergelombang yang
menjadi tempat berteduhnya plaza, ruang ritel, dan kafe di bawahnya.
C. MACAM-MACAM SAMBUNGAN.
1. Sambungan dengan baut.
Baut sebagai alat penyambung yang dibebani banyak dipakai meskipun
sebetulnya tidak begitu baik karena:
Efisiensi rendah
Deformasi besa
Page 25 of 49
Gambar 1
1. Alat penyambung baut harus dibuat dari baja St. 37 atau dari besi yang
mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St. 37.
2. Lubang baut
dari 1,5 mm.
Page 26 of 49
Golongan I :
Sambungan bertampang satu :
b = 4,8
b = 3,8
= 125 db3 (1 0,6 sin ) atau
= 250 db1 (1 0,6 sin ) atau
= 480 d2 (1 0.35 sin )
Gambar 2
Golongan II :
Sambungan bertampang satu :
b = 5,4
Page 27 of 49
Golongan III :
Sambungan bertampang satu :
b = 6,8
6. Jika pada sambungan bertampang satu, salah satu batangnya adalah dari besi
(baja) atau pada sambungan bertampang dua pelat-pelat menyambungnya dari
besi (baja), maka harga-harga S dalam rumus-rumus tersebut dapat dinaikkan
25%.
7. Apabila baut tersebut dipergunakan pada konstruksi dalam keadaan selalu
terendam dalam air atau untuk bagian konstruksi yang tidak
terlindung dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi, maka di
dalam perhitungan, kekuatannya harus dikalikan dengan angka 2/3. Apabila baut
tersebut dipergunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung
tetapi kayu itu
dapat mengering dengan cepat, maka didalam perhitungan, kekuatanya harus
dikalikan dengan angka 5/6.
Page 28 of 49
Page 29 of 49
Page 30 of 49
baut
dan
tepi
antara sumbu baut dan sumbu baut dalam arah gaya ditentu-kan dengan nilai
interpolasi lurus di antara harga .. 5 d dan 6 d
untuk kayu yang tidak terlalu keras dan bila kayu yang harus
disambung
Page 31 of 49
perhitungan ini tidak dapat dipakai dan perlu diperhatikan penyelidikanpenyelidikan baru yang telah menghasilkan rumus-rumus dengan :
- Mengabaikan pengauh tarikan dalam paku
- Menganggap beban-beban ideal plastis
Peraturan sambungan paku menurut PKK I adalah sebagai berikut :
a. Paku yang dipergunakan dapat mempunyai tampang melintang yang
berbentuk bulat persegu atau beralur lurus.
b. Kekuatan paku bertampang bulat diberikan dalam daftar V PKKI bawah ini
dan berlaku untuk tebal kayu seperti tertera dalam daftar tersebut. Kekuatan
paku tersebut
tidak tergantung dari besar sudut yaitu sudut antara arah
gaya dan arah serat kayu.
3..Untuk sambungan yang menyimpang dari Daftar Va dapat dipakai rumusrumus di bawah ini dengan mengingat syarat-syarat ukuran paku seperti tertera
dalam gambar 4 dan syarat-syarat kd dalam Daftar Va.
a. Sambungan bertampang satu :
Page 32 of 49
= tebal kayu
Page 33 of 49
Page 34 of 49
Catatan :
Lebar pasak b = 4d
Tinggi pasak t = 32 b
dimana : d = diameter poros
Page 35 of 49
b = 4d
t = 32
b = 6d
e. Pasak Tembereng (woodruff key) Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir /
daya tidak terlalu besar.
f. Pasak Pelana (Saddle key) Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan
antara naf roda dengan poros.
g. Tangent key Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua
buah berimpit.
Page 36 of 49
h. Pasak bulat (Round keys) Jenis pasak ini, biasanya digunakan untuk memindahkan
daya relatip kecil.
h. Pasak gigi (Splines) Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan
biasanya digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah
kerja putarannya bolak balik.
Page 37 of 49
Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW) dengan
putaran (n) rpm, maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan tersebut juga
harus mampu meneruskan daya dan putaran, sehingga besar torsi (T) yang bekerja pada
poros yaitu :
T = nP260 (N.m) atau T = 16
p d3
g
---------- > F = L b g 2)
F=A
g ===== > Tp = L b 2d g . 3)
Page 38 of 49
F = A D
dimana : D = Tegangan bidang yang diizinkan untuk bahan pasak
A = Luas bidang pasak yang menekan / bersinggungan terhadap bidang poros.
= L 2t
------ > F = L 2t D dimana Tp = F 2d
===== > Tp = L 2t 2d D 4)
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka dari pers. 3 & 4
diperoleh :
g = L 2t D
b g = 2t D ==== > tb =
L b 2d
gD
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil perhitungan
harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasi.Bila hasil perhitungan, ukurannya tidak
ada yang cocok dalam tabel pasak, maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang
lebih besar.
4. Sambungan Gigi
Sambungan gigi termasuk sambungan tradisional dimana penyaluran gaya tidak
menggunakan alat sambung melainkan memanfaatkan luas bidang kontak. Sambungan gigi
banyak ditemui pada titik buhul kuda-kuda dan jembatan rangka kayu dan juga berfungsi
untuk meneruskan gaya desak. Gaya desak itu akan membentuk sudut a dengan sumbu
batang tepi.
Kekuatan sambungan ini mengandalkan kekuatan geseran dan kuat tekan/tarik kayu
pada penyelenggaraan sambungan. Kekuatan tarikan atau tekanan pada sambungan bibir
lurus di atas ditentukan oleh geseran dan kuat desak tampang sambungan gigi. Dua kekuatan
tersebut harus dipilih yang paling lemah untuk persyaratan kekuatan struktur. Adapun rumus
yang dipergunakan adalah:
P geser = ijin a b
Dimana : ijin = Kuat / tegangan geser ijin kayu tersambung
b = lebar kayu
a = panjang tampang tergeser
P desak = ijin b t
Page 39 of 49
Dimana :
b = lebar kayu
t = tebal tampang terdesak
Agar menghasilkan tekanan desak yang ekonomis diusahakan :
1
Page 40 of 49
dan lm > 15 cm
dengan,
S
= Gaya batang diagonal.
b
= Lebar batang horisontal.
//
Agar dalam perencanaan sambungan gigi memenuhi syarat teknis , maka perlu ditetapkan
tinggi
yang
dibutuhkan
dari
pada
sambungan
gigi
(tv
atau
tm).
Berdasarkan Gambar, gaya S diuraikan menurut arah kemiringan gigi dan tegak lurus
kemiringan giginya, sebagai berikut :
N = S . cos 1/2 a
ds ds
tm = tv / cos 1/2 a
Jika N sejajar arah serat, maka
=
//
Tetapi karena pada batang diagonal N membentuk sudut 1/2 a dengan arah serat maka :
1
ds = 1 = ds / ( ds / ds )sin
ds
2
2
dan nilai inilah yang harus dipakai.
Selanjutnya,
Sehingga didapat,
1
ds
2
N
tm . b
1
1
S . cos .cos
2
2
1 =
ds
t
.
b
v
2
1
S . cos 2
2
t v=
b. 1
ds
2
Sambungan
/2
Gigi
gigi
syarat
Rangkap
menyebutkan bahwa
dengan gigi rangkap
kedua
t
tv
harus
memenuhi
seperti
sambungan
pada
gigi tunggal.
l
Page 41 of 49
Disamping itu harus memenuhi pula tm2 - tm1 > 1 cm. Dengan membuat gigi rangkap
eksentrisitas dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Gigi rangkap mempunyai
kejelekan, bahwa dalam pelaksanaan oleh tukang-tukang kayu gigi tersebut sering dibuat
tidak sesuai ukurannya, sehingga gaya yang dipikul oleh masing-masing gigi tidak sesuai
dengan perhitungan kita.
Didalam hal ini hendaklah diusahakan agar kedua gigi itu dibebani gaya yang sama besar
(atau hanya berbeda sedikit). Disamping itu dipandang dari sudut keamanan, gaya geser H
seluruhnya dianggap didukung oleh gigi kedua (yang belakang) saja.
Panjang kayu muka, lm2 =
S . cos
b.h
Untuk memenuhi syarat : tm2 - tm1 > 1 cm dan S1 = S2 , maka gigi kedua tidak dapat dibuat
menurut garis bagi sudut luar, melainkan dibuat tegak lurus batang serong.
tv
tm
lm
S1
tm
lm
S2
tv
h
Page 42 of 49
sederhana. Batang-
batang mendatar dipertinggi sebesar tv menurut perhitungan, sehingga disini tidak diperlukan
pembuatan gigi.
Cukuplah sudah jika papan-papan tambahan itu dibuat bentuknya yang sesuai dengan
giginya. Sebagai alat sambung dapat dipergunakan kokot, cincin belah, baut biasa, paku, dan
sebagainya. Alat-alat sambung itu harus dapat mendukung gaya mendatar H seluruhnya.
Kejelekan dari pada cara ini, adalah kayu muka akan menjadi terlalu besar, berhubung
besarnya jarak minimum yang dituntut oleh letaknya alat-alat sambung.
Page 43 of 49
Dalam perhitungan kekuatan sambungan gigi, gesekan antara kayu dengan kayu harus
diabaikan.
1. Sambungan Gigi Tunggal
Pada sambungan gigi tungga l, dalamnya gigi 1/3 h (h adalah tinggi komponen
str mendatar), panjang kayu muka (lm) : 1,5 h lm 200 mm. Pada bagian pertemuan
(takikan), kayu diagonal harus dipotong menyiku dg sudut 90o. Gaya tekan terfaktor (Nu) dpt
dihitung dg pers:
Nu
lm
Fv
em
antara
komponen
str
diagonal
thd
komp
str
mendatar.
tunggal, maka dpt dicoba sambungan gigi majemuk/rangkap spt gambar berikut. Sambungan
gigi majemuk juga disarankan untuk sudut sambungan melebihi 45o. Pada sambungan gigi
majemuk terdapat dua gigi dan dua panjang muka yg masing2 diatur sebagai berikut:
dalamnya gigi pertama, tm1 30 mm
dalamnya gigi kedua, tm2 tm1 + 20 mm dan tm2 1/3 h
Page 44 of 49
lm1
lm2
em
em1
em2
Fm1
Fm2
Apabila dalam perhitungan panjang lm terlalu besar, maka ada beberapa macam usaha untuk
memenuhi syarat-syarat struktur, yaitu :
Contoh Soal
Ditentukan gaya pada batang diagonal 4200 kg, sudut = 35 o. Tegangan ijin tekan sejajar
serat adalah 85 kg/cm2 dan tegangan ijin tekan tegak lurus serat adalah 25 kg/cm2 Diketahui
Page 45 of 49
kayu kelas II, konstruksi terlindung, dan beban permanen). Ukuran batang keduanya adalah
16/16. Hitunglah besar tv dan apakah kayu tersebut layak untuk digunakan?
Diketahui :
S = 4200 kg
ds
= 35o
ds
//
= 85 kg/cm2
= 25 kg/cm2
b = 16 cm
Karena menggunakan kayu kelas II maka digunakan rumus:
t v=
S
73 . b
t v=
S
73 . b
Ditanya :
t v = ?
Kontrol tegangan = ?
Jawab :
t v=
4200
73 . 16
t v =3,5959 cm
Dipakai
t v =4 cm
Jadi,
t m=
t m=
tv
1
cos
2
4
1
cos( 35)
2
Page 46 of 49
t m=
4
0.954
t m=4,19 cm
Didapat dari daftar 20 pada buku konstruksi kayu hal.168
(1/ 2) =
66,94 kg/cm2
Sehingga didapat,
1
s . cos
2
=
t m .b
1
4200.cos 35
2
=
4,19 .16
=59,75 kg/cm2
(1/ 2) =
Jadi, =59,75 kg/cm2 <
66,94 kg/cm2 sehingga kayu tersebut layak (aman)
untuk digunakan.
Page 47 of 49
http://www.apawood.org/media_center_cat.cfm?cat=697
Anonimous. 1976. Mengenal Beberapa Jenis Kayu Papua. Dinas Kehutanan Provinsi
Dati I Irian Jaya.
Anonim. 2010. Merbau (Instia bijuga). http://matoa.org/merbau-intsia-bijuga/[26
November 2010].
[Dephut] Departemen Kehutanan Pepublik Indonesia. 1992. Manual Kehutanan
Jakarta : Depertemen Kehutanan Republik Indonesia.
Mahfudz, Pudjiono S, Widyatmoko AYPBC, Yudohartono TP. 2004. Kumpulan
Abstrak Merbau. Yogyakarta: Departemen Kehutanan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Mahfudz, Pudjiono S, Pudja TP, Batseba AS. 2006. Merbau (Instia spp) dan Upaya
Konservasinya. Yogyakarta: Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan.
Mardianto, A. 2005. Analisis Pengaruh Komunikasi Atasan Bawahan dan Motivasi
Terhadap Kinerja di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Surakarta.
Sutarahardja, S. 2010. Penyusunan Alat Bantu Dalam Inventarisasi Hutan. Bogor.
Departemen Kehutanan dan APHI.
Page 48 of 49
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untukbahan-konstruksi.html
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi
%20Pertemuan%20I,II,III.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011NANDAN_SUP RIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf
Page 49 of 49