Anda di halaman 1dari 21

Modul ke:

STRUKTUR KAYU
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi

Fakultas
FTPD RENDRA YUDHI AGUSTIAN, ST., MT.

Program Studi
TEKNIK SIPIL
www.mercubuana.ac.id
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
1. Dasar Penggunaan Kayu
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat
diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan,
ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat
kayu menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light
construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya
saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya. Secara alami kayu memiliki
bermacam-macam warna dan bentuk serat, sehingga untuk bangunan expose
material kayu tidak banyak memerlukan perlakuan tambahan.
Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan sifat-
sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu,
sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu
alami yang lurus dan relative panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan
tingkat kekuatan yang tinggi sidah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka
teknologi sambungan dan komposit material sangat penting pada perancangan
struktur kayu
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
2. Bagian Penampang kayu
Senyawa utama penyusun sel kayu dengan komposisinya adalah selulosa 50%, hemiselulosa
25%, lignin 25%. Sel-sel kayu kemudian secara kelompok membentuk pembuluh, parenkim
dan serat. Pembuluh memiliki bentuk seperti pipa yang berfungsi untuk saluran air dan zat
hara. Parenkim memiliki bentuk kotak, berdinding tipis dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara hasil fotosintesis. Serat memiliki bentuk panjang langsing dan
berdinding tebal serta berfungsi sebagai penguat pohon.

Kelompok-kelompok sel kayu bergabung membentuk bagian/anatomi pohon. Sebatang pohon


dipotong melintang akan diperoleh secara kasar gambaran dan bagian-bagian kayu seperti
terlihat pada Gambar dibawah ini.

A = kulit luar
B = kulit dalam
C = cambium
D = kayu gubal
E = kayu teras
F = hati kayu
G = jari-jari kayu
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Bagian luar kayu disebut kulit (bark) merupakan lapisan yang padat dan cukup kasar, bagian
kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai pelindung kayu terhadap serangan dari
luar (iklim, serangan serangga, dan jamur). Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan
tipis yang berfungsi sebagai jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun.
Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan kambium, lapisan
ini merupakan jaringan yang tipis dan bening, berfungsi sebagai tempat pertumbuhan sel-sel
kayu. Disebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang berwarna keputih-
putihan disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini merupakan kayu muda yang terdiri dari sel-
sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar zat-zat makanan dari akar menuju daun
dan juga sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, mempunyai ketebalan 2 cm sampai
10 cm.
Selanjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu yang warnanya
lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi sebagai penguat pohon karena
memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat. Pada bagian ini tidak terdapat zat-zat makanan,
sehingga jika dipakai sebagai bahan konstruksi akan awet.
Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin yang disebut
dengan cincin tahunan (annual ring) yang dapat memperkirakan umur dari pohon kayu. Pohon
kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan pohon kayu yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah
batang ada inti (pith) yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan.
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Keuntungan dan kerugian struktur dengan kayu
a. Keuntungan Struktur dengan bahan Kayu
Bahan Kayu relatif mudah didapat
Harga relatif lebih murah
Mudah dalam pengerjaannya
Dari segi estetika/keindahan.
Tekstur konstruksi lebih natural/Alami
b. Kerugian Struktur dengan bahan Kayu
Bahan tidak homogen dan tidak Isotropis, sehingga perhitungan strukturnya lebih
Spekulatif
Data tentang kekuatan dan keawetan kayu kurang lengkap dan teruji.
Mudah terbakar kecuali dari kayu anti api.
Mudah terserang hama dan penyakit
Daya tahan struktur (durabilitas) relatif lebih rendah dari bahan lain seperti beton atau
baja
Kekuatan lebih lemah dari pada bahan beton atau baja

Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Berat Jenis Kayu dan Kelas Kuat Kayu.
Berat-jenis kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering
udara. Sehingga berat-jenis yang digunakan adalah berat-jenis kering
udara. Berat-jenis menentukan kekuatan kayu. Selain berat-jenis kekuatan
kayu juga ditentukan oleh mutu-kayu. Mutu-kayu dibedakan dalam dua
macam, yaitu mutu A dan mutu B yang selanjutnya dapat dibaca pada PKKI
(Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia) 1961 (NI-5) pasal. 3.
Kekuatan kayu digolongkan dalam klas-kuat I, II, III, IV, dan V.
Tegangan-tegangan ijin untuk kayu mutu A dengan klas kuat tertentu
dapat dilihat pada daftar IIa PKKI 1961.
Untuk kayu mutu B tegangan-tegangan ijin dalam daftar IIa harus dikalikan
dengan faktor reduksi sebesar 0,75.
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Apabila diketahui berat-jenis kayu, maka tegangan-tegangan ijin kayu mutu
A dapat langsung dihitung dengan rumus seperti terdapat pada daftar Ilb
PKKI 1961, sbb. dengan g = berat-jenis kering udara

Untuk kayu mutu B rumus tersebut di atas harus diberi faktor reduksi
sebesar 0,75. jika suatu kayu diketahui jenisnya maka dengan
menggunakan lampiran 1 PKKI 1961 dapat diketahui berat-jenisnya. Dari
lampiran 1 tersebut untuk perhitungan tegangan ijin sebagai berat-jenis
kayu diambil angka rata-rata dengan catatan bahwa perbedaan antara
berat-jenis maksimum dengan berat-jenis minimum tidak boleh lebih dari
100% berat jenis minimum.
Atau Bj-maks - Bj-min < Bj-min.
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Jika perbedaan tersebut lebih dari 100% harus digunakan berat- jenis yang
minimum. Misal : Kayu Keruing dari lampiran 1 PKKI no. 22 mempunyai Bj-maks
=1,01 dan Bj-min= 0,51,maka Bj-maks Bj-min = 1,01 - 0,51 = 0,5 < Bj-min = 0,51
sehingga dapat digunakan Bj-rata-rata = 0,76.
Dengan cara lain kita dapat langsung menggunakan klas-kuat kayu yang terendah
dari lampiran I tersebut. Disarankan untuk menggunakan rumus yang ada untuk
menghitung tegangan ijin apabila telah diketahui berat jenis kayu.
Klas-kuat kayu juga digunakan untuk menentukan modulus kenyal (elastisitas) kayu
sejajar serat (E), yang dapat dilihat pada daftar I PKKI 1961. Jadi apabila telah
diketahui
berat-jenis kayu, maka untuk menetukan modulus kenyal kayu harus diketahui pula
klas-kuat kayu- Untuk itu hubungan antara klas-kuat dan berat-jenis kayu didapat
sbb.
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Faktor Reduksi
Harga tegangan-tegangan ijin dalam daftar PKKI 1961 maupun rumus tegangan
yang telah diberikan di atas adalah uuntuk pembebanan pada konstruksi yang
bersifat tetap dan permanen serta untuk konstruksi yang terlindung. Jadi :
- untuk sifat pembebanan tetap, faktor reduksi c = 1
- untuk konstruksi terlindung, faktor reduksi b = 1
Apabila pembebanan bersifat sementara atau khusus dan konstruksi tidak
terlindung, maka harga tegangan ijin tersebut harus dikalikan dengan faktor reduksi
sbb.
- untuk konstruksi tidak terlindung b = 5/6
- untuk konstruksi yang selalu basah (terendam air), b = 2/3
- untuk pembebanan yang bersifat sementara, c = 5/4
- untuk pembebanan yang bersifat khusus (getaran,dll) c = 3/2

Faktor reduksi tersebut di atas juga berlaku untuk mereduksi kekuatan alat-alat
sambung

Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Pengaruh Penyimpanan Arah Gaya terhadap Arah Serat Kayu.
Apabila arah gaya yang bekerja pada bagian-bagian konstruksi menyimpang
dengan sudut a terhadap arah serat kayu, maka tegangan ijin desak/tarik kayu
harus dihitung sbb.:

Faktor reduksi seperti yang diuraikan di atas juga harus diperhitungkan.


Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Pencegahan Kayu dari Rayap
Mahalnya harga kayu dan sulitnya mendapatkan kayu yang berkualitas membuat orang
berinisiatif untuk beralih menggunakan material alternatif lainnya. Setelah munculnya produk
kusen berbahan aluminium dan daun pintu dari bahan pvc, lalu hadir pula rangka atap dari
material baja ringan, dan kini ada lembaran papan fiber semen dengan motif urat kayu.Tentu
saja material pengganti tersebut tidak lebih murah dari bahan kayu itu sendiri. Bahkan, bahan
itu cenderung jauh lebih mahal, semisal rangka atap dari bahan baja ringan.
Bagaimanapun masyarakat kita cenderung lebih memilih kayu daripada bahan material
pengganti lainnya. Tinggal bagaimana cara kita merawat, memperlakukan, dan memberi
perhatian yang selayaknya.Hal yang paling utama untuk mencegah merajalelanya rayap di
rumah kita adalah menghindarkan terciptanya sudut-sudut lembab di dalam rumah. Jangan
biarkan kebocoran, sekecil apa pun, membasahi rangka atap. Apalagi sampai merembes ke
bawah dan membasahi perangkat furnitur semisal lemari baju yang kebanyakan terbuat dari
lempengan particle-board yang sangat rawan terhadap rayap.
Adanya tempat yang lembab dan bau kayu yang basah akan memancing rayap dari dalam
tanah menembus beton dan lantai semen dengan cepat menerobos lapisan keramik dalam
upaya membangun istana idaman mereka. Saat rayap mulai menyerang rumah, sekecil apa
pun serangan itu, atasilah sesegera mungkin dengan tuntas. Jangan pernah "memberi hati"
kepada makhluk kecil ini yang berkembang biak sangat cepat
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Tegangan Izin Kayu PKKI 1961
Untuk kayu yang sama, tegangan ijin akan berbeda bila mutu kayu berbeda serta
sifat pembebanannya berbeda. Lima macam tegangan ijin kayu yang dibedakan
menurut gaya yang bekerja dan arah bekerjanya gaya:

Faktor- factor yang mempengaruhi izin kayu adalah mutu kayu, keadaan konstruksi
() dan sifat beban (). Berdasarkan PKKI 1961, Mutu Kayu dibedakan menjadi 2
macam yaitu:
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Faktor- factor yang mempengaruhi izin kayu adalah mutu kayu, keadaan konstruksi
() dan sifat beban (). Berdasarkan PKKI 1961, Mutu Kayu dibedakan menjadi 2
macam yaitu:
Mutu A Mutu B
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Daftar II PKKI memuat tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A seperti tabell
berikut:

sedangkan untuk kayu mutu B tegangan ijin dari daftar II tersebut harus dikalikan
dengan faktor 0,75.
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Keadaan konstruksi ()
Tegangan ijin kayu pada daftar II PKKI harus dikalikan dengan factor:
2/3
Untuk konsrruksi yang selalu terendam dalam air.
Untuk konstruksi yang tidak terlindung dan kadar lengas kayu akan selalu tinggi.
5/6
Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan
cepat
1
Untuk konstruksi yang terlindung.
Sifat Beban ()
Tegangan ijin kayu pada daftar II PKKI harus dikalikan dengan factor:
5/4
Untuk konstruksi yang menahan muatan tetap dan muatan angin.
Untuk konstruksi yang menahan muatan tetap dan muatan tidak tetap.
1
Untuk konstruksi yang menahan muatan tetap
Materi Kayu Sebagai bahan Konstruksi
Pada perhitungan perencanaan batang tekan dan balok lentur, beberapa rumus
membutuhkan besaran modulus elastisitas kayu (E) yang diperlukan untuk
menghitung perubahan bentuk elastis.
Tabel Modulus kenya I (E) kayu sejajar serat
CONTOH SOAL
Suatu konstruksi kayu dengan mutu kayu adalah mutu A gording menahan beban
permanen terbagi rata sebesar 50 kg/m. Gording terbuat dari kayu dengan Bj = 0,6.
Diminta untuk menghitung tegangan-tegangan ijinnya.

Penyelesaian
Konstruksi gording terlindung, b = 1 pembebanan permanen, c = 1; Bj = 0,6, maka :
CONTOH SOAL
Suatu jembatan direncanakan menggunakan kayu Bangkirai dan menahan beban
permanen. Diminta untuk menghitung tegangan-tegangan ijinnya. Penyelsaian:
Konstruksi jembatan tidak terlindung, b = 5/6
Pembebanan permanen, c = 1
Kayu Bangkirai dari lampiran 1 PKKI 1961, Bj rata-rata = 0,91
Klas-kuat I, dari daftar II PKKI 1961,
Contoh Soal
Sebuah batang tarik pada konstruksi takterlindung tergambar dibawah ini, jika kayu
yang digunakan adalah kayu kelas II mutu B dengan dimensi penampang 6 x 10 cm
menerima beban tetap, dan sambungan kayu menggunakan baut. Tentukan apakah
kayu cukup kuat untuk menahan gaya tarik yang bekerja
Penyelesaian
Terima Kasih
RENDRA YUDHI AGUSTIAN, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai