Pertemuan 11
RENCANA MATERI PEMBELAJARAN
Abstrak: Kompetensi:
Modul ini membahas mengenai ketepatan Diharapkan setelah membaca modul ini
pemahaman SNI 032847-2013 terkait mahasiswa dapat memahami mengenai
ketentuan khusus tulangan geser balok tahan ketepatan pemahaman SNI 032847-2013
gempa terkait ketentuan khusus tulangan geser
balok tahan gempa
Pendahuluan
• Indonesia negara yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian gempa bumi.
• Interaksi tiga lempeng raksasa yaitu Lempeng Samudra Indo-Australia, Eurasia dan Samudra Pasifik.
• Gempa bumi merupakan goyangan atau pergerakan tanah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
pelepasan energi yang tersimpan lama di dalam bumi.
• Sebagai akibat dari kejadian gempa bumi, tidak jarang terjadi adanya korban jiwa dan kerugian
materiil, maupun kerusakan-kerusakan infrastruktur.
Penentuan Kategori Desain Seismik (KDS)
Langkah Pertama
Menentukan lokasi objek bangunan untuk menentukan Peak Ground Acceleration (PGA).
Langkah Kedua
Menentukan nilai percepatan batuan dasar periode pendek 0,2 detik (Ss) dan percepatan
batuan dasar untuk periode 1 detik (S1) pada situs Desain Spektra Indonesia 2011 yang dapat
diakses pada website http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/.
Output Variabel Respon Spektral
No. Variabel Nilai
1 PGA (g) 0.381
2 SS (g) 0.734
3 S1 (g) 0.318
4 CRS 1.002
5 CR1 0.937
6 FPGA 0.958
7 FA 1.233
8 FV 2.729
9 PSA (g) 0.365
10 SMS (g) 0.904
11 SM1 (g) 0.867
12 SDS (g) 0.603
13 SD1 (g) 0.578
14 T0 (detik) 0.192
15 TS (detik) 0.959
Langkah Ketiga
Menentukan kategori resiko bangunan dan faktor keutamaan berdasarkan:
Jenis Pemanfaatan Kategori Resiko Faktor Keutamaan Gempa (Ie)
Langkah Keenam
Menentukan Kategori Desain Seismik (KDS)
SDS S1
Kategori Kategori
SDS < 0.167 < SDS 0.33 < SDS 0.50 < S1 < 0.067 < S1 < 0.133 < S1 < 0.20 <
Resiko Resiko
0.167 < 0.33 < 0.50 SDS 0.067 0.133 0.20 S1
I A B C D I A B C D
II A B C D II A B C D
III A B C D III A B C D
IV A C D D IV A C D D
Penggunaan Pasal 2847:2013 terkait KDS
Kategori Desain Seismik (KDS)
Komponen
A B C D,E,F
Analisis & syarat desain Tidak Ada 21.1.2 21.1.2 21.1.2 dan 21.1.3
Material Tidak Ada Tidak Tidak Ada 21.1.4 s.d 21.1.7
Ada
Rangka pemikul momen Tidak Ada 21.2 21.3 21.5 dan 21.6
(Balok & Kolom)
Hubungan balok kolom (HBK) Tidak Ada Tidak Tidak Ada 21.7
Ada
Dinding struktural dan balok kopel Tidak Ada Tidak Tidak Ada 21.9
Ada
Dinding struktural pracetak Tidak Ada Tidak 21.4 21.4 dan 21.10
Ada
Diafragma Tidak Ada Tidak Tidak Ada 21.11
Ada
Pondasi Tidak Ada Tidak Tidak Ada 21.12
Ada
• Pasal 21.5.3.1
Sengkang harus dipasang pada daerah komponen struktur rangka yang diilustrasikan pada
Gambar 2, sebagai berikut:
Sengkang tertutup harus disediakan pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari
muka tumpuan pada kedua ujung komponen struktur lentur. Selain itu sengkang terutup
juga harus dipasang di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari
penampang, pada tempat yang diharapkan dapat terjadi leleh lentur.
• Pasal 21.5.3.2
Sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka
komponen struktur penumpu. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi yang terkecil
dari (a), (b) dan (c):
(a) d/4
(b) 6db (diameter tulangan memanjang terkecil)
(c) 150 mm
• Pasal 21.5.3.3
Bila sengkang tertutup diperlukan, batang tulangan lentur utama yang terdekat ke muka
tarik dan tekan harus mempunyai tumpuan lateral yang memenuhi pasal 7.10.5.3 atau
pasal 7.10.5.4. spasi batang tulangan lentur lentur yang tertumpu secara transversal tidak
boleh melebihi 350 mm. Tulangan kulit yang disyaratkan oleh 10.6.7 tidak perlu
tertumpu secara lateral.
• Pasal 21.5.3.4
Bila sengkang tidak diperlukan, sengkang dengan kait gempa pada ujung harus
dispasikan dengan jarak tidak lebih dari d/2 sepanjang panjang komponen struktur.
Ilustrasi SNI 2847:2012 pasal 21.5.3.1 sampai dengan pasal 21.5.3.4 dapat dilihat pada
Gambar 3.
Dengan:
Vki , Vka= Gaya geser rencana pada ujung kiri dan kanan komponen struktur lentur
Mpr = Kuat momen di ujung balok dengan menganggap kuat Tarik tulangan utama atau
tulangan memanjang sebesar minimum 1,25 fy dam faktor reduksi Ф=1,0.
ln = Panjang bersih komponen lentur
qu = beban merata terfaktor
Zonasi tulangan sengkang
Vn
Vc2 = 0,66 𝑓 ′ 𝑐 bw . d
Jarak tulangan sengkang
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡 . 𝑑
S1 = 𝑉𝑠
S2 = ¼ d Zona 4
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡
S3 = 0,35 𝑏
𝑤
S4 = 300 mm
*Ambil terkecil
Vc1 = 0,33 𝑓 ′ 𝑐 bw . d
Jarak tulangan sengkang
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡 . 𝑑
S1 = 𝑉𝑠
S2 = ½ d
Zona 3
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡
S3 = 0,35 𝑏
𝑤
S4 = 600 mm
ФVc *Ambil terkecil
Tulangan sengkang minimum
S2 = ½ d
𝐴𝑣 . 𝑓𝑦𝑡
S3 = 0,35 𝑏 Zona 2
𝑤
S4 = 600 mm
½ ФVc *Ambil terkecil
Tidak perlu tulangan sengkang
Zona I
CONTOH SOAL:
Rencanakan struktur balok dengan detail sebagai berikut: (gunakan f’c = 30 MPa, fy = 400 MPa)
ln = 8 m
qu = 95,278 kN/m
Momen tumpuan
momen lentur yang terjadi pada tumpuan A dan B.
𝑞.𝐿² (95,278).(8)²
Ma = M b = - =- = - 508,149 kN.m
12 12
Hitung momen positif pada tengah bentang.
𝑞𝑒𝑞 .𝐿² (95,278).(8)²
Mmax = + Ma = + (-508,149) = 254,075 kN.m
8 8
SOLUSI
Vu = 461,4 kN > ϕVc = 112,61 kN, sehingga tulangan geser harus disediakan.
𝑉𝑢 − ϕ𝑉𝑐 461,4 −112,61
Vs = = = 465 kN, [vc1 < Vs < Vc2]
ϕ (0,75)