Anda di halaman 1dari 39

BAB 4

PORTAL

Modelling ETABS v.16.2.1


Teknik Gempa 2022

Gedung Pendidikan 12 Lt

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 44


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 45
Desain Seismik
Penentuan Kategori Desain Seismik
Diketahui :
Lokasi : Serang
Jenis Bangunan : Gedung Pendidikan
Jenis Tanah : Tanah Lunak (SE)
Koordinat bangunan : -6.129844762391254, 106.16480406739105

5.1 Peta Lokasi Serang

Berdasarkan RSA Cipta Karya diperoleh data sebagai berikut :


SS = 0.8828 g
S1 = 0.4376 g
TL = 20 detik
Berdasarkan Tabel 3 – kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk
beban gempa (SNI 1726 - 2019 hal. 25)

Kategori Resiko = IV

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 46


Berdasarkan Tabel 4 – Faktor keutamaan gempa (SNI 1726 - 2019 hal. 25)

Faktor Keutamaan Gempa = 1,5

1. Menentukan faktor koefisien situs (Fa, Fv) dan menghitung parameter spektrum
respons percepatan yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs.
Tabel 6 – koefisien situs, Fa (SNI 1726 - 2019 hal. 34)

Tabel 7 – Koefisien situs, Fv (SNI 1726 - 2019 hal. 34)


Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa
situs maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4

SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7

SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0

SF SS(a)

Kelas Situs : SE (Tanah Lunak)


SS = 0,8828 g
S1 = 0,4376 g
Berdasarkan Tabel 6 – koefisien situs, Fa dan Tabel 7 – koefisien situs, Fv di atas
didapatkan hasil sebagai berikut:
Dilakukan interpolasi untuk Fa, didapat nilai Fa : 1,194
Dilakukan interpolasi untuk Fv, didapat nilai Fv : 2,325

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 47


2. Menghitung parameter percepatan spektrum desain (SDS, SD1).
Nilai SDS dan SD1 untuk Serang
SDS = 2/3 (fa.Ss) = 2/3 (1,194 . 0,8828) = 0,703 = 0,7
SD1 = 2/3 (fv.S1) = 2/3 (2,325. 0,4376) = 0,678 = 0,7

3. Menentukan kategori desain seismik (SNI 1726 - 2019 hal. 37)


Berdasarkan tabel 8 – kategori desain seismik berdasarkan parameter respons
percepatan pada periode pendek

dan Tabel 9 – kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan


pada periode 1 detik

didapatkan hasil sebagai berikut :


Kelas Situs SDS Kategori resiko

SE 0,7 D

Kelas Situs SD1 Kategori resiko

SE 0,7 D

Masuk SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus), dimensi kecil, detail

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 48


Kesimpulan
Kategori Desain Seismik – KDS ( Seismic Design Category – SDC ) untuk kota Serang

untuk semua jenis pemanfaatan, semua kategori resiko, diperoleh KDS – D.

Pembuatan Respon Spektrum


Diketahui:
SD1 : 0,678 = 0,7
SDS : 0,703 = 0,7

Peta transisi periode panjang, TL, wilayah Indonesia

TL untuk serang adalah 20 detik

Penyelesaian:
Hitung T0
𝑆𝐷1 0,678
T0 = 0,20 x 𝑆𝐷𝑆 = 0,20 x 0,703 = 0,193

Hitung Ts
𝑆𝐷1 0,678
Ts = 𝑆𝐷𝑆 = 0,703 = 0,964

Menghitung Sa untuk 4 kondisi

1. Kondisi T < T0

Sa = SDS x (0,4 + 0,6 (T/T0)

= 0,703 x (0,4 + 0,6 (0/0,193))

= 0,2812

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 49


2. Kondisi T > Ts, jika T = 1
𝑆𝐷1
Sa = 𝑇

0,678
= = 0,678
1

3. Kondisi To < T < Ts

Sa = SDS

= 0,703

4. Kondisi T > TL, jika T = 21

Maka,

𝑇𝐿 𝑥 𝑆𝐷1
Sa =
𝑇2

20 𝑥 0,678
=
212

= 0,0307

Setelah dilakukan

perhitungan untuk T yang dipilih

didapat hasil :
0,8
T Sa Respon Spektrum
0 0,281 0,6
0,193 0,703
Sa

0,4
0,964 0,703
0,2
1 0,678
2 0,339 0
0 1 2 3 4 5 6
3 0,226
4 0,170
5 0,136 T
6 0,113

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 50


ANALISA STATIK EKIVALEN

Metode analisis yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pengaruh beban gempa

terhadap struktur adalah sebagai berikut :

a. Metode analisis statis

Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara

statis, pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada

struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekivalen, dengan

tujuan penyederhanaan dan kemudahan di dalam perhitungan. Metode ini disebut

Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent Lateral Force Method).

Data-data untuk input pembebanan gempa dengan metode Statik Ekivalen :

1. Zonasi gempa

2. Jenis tanah (klasifikasi Situs)

3. Koefisen seismic

4. Faktor keutamaan

5. Faktor reduksi gempa

Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat gempa yang bekerja pada

suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara suatu

konstanta berat atau massa dari elemen struktur tersebut.

Beban geser dasar nominal satatik ekivalen V ( base shear ) yang terjadi di tingkat

dasar. Beban geser dasar nominal V tersebut harus dibagikan sepanjang tinggi

struktur gedung menjadi beban-beban nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa

lantai tingkat ke-i.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 51


b. Metode analisis dinamis

Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan

evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta

untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada struktur

bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang tidak

teratur.

Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis. Pada cara

elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis),

dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan Analisis Ragam

Spektrum Respons (Response Spectrum Modal Analysis), dimana pada cara ini

respons maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum Respons

Rencana (Design Spectra). Sedangkan pada analisis dinamis inelastis digunakan

untuk mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat dengan

cara integrasi langsung (Direct Integration Method).

Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk

analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat

gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka

sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan.

Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data

percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa

diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei

1940. Dalam analisis ini redaman struktur yang harus diperhitungkan dapat dianggap

5% dari redaman kritisnya. Faktor skala yang digunakan = g x I/R.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 52


Analisis Perhitungan Berat Bangunan

Spesifikasi Gedung :

1. Tinggi bangunan total = 48,5 m

2. Tinggi lantai dasar = 4,5 m

3. Tinggi tipikal =4m

4. Lebar bangunan = 2,5 m

5. Panjang bangunan =6m

6. Dimensi kolom untuk semua lantai sama = 60 x 60 cm

7. Dimensi balok induk memanjang = 20 x 40 cm

8. Dimensi balok induk melintang = 20 x 35 cm

9. Dimensi balok anak memanjang = 20 x 30 cm

10. Dimensi balok anak melintang = 20 x 25 cm

11. Tebal pelat lantai = 12 cm

12. Kuat tekan beton = 30 Mpa

13. Fy tulangan Ø < 12 = 240 Mpa

14. Fy tulangan Ø > 12 = 300 Mpa

15. Asumsi jenis tanah = SE (Tanah Lunak)

5.1. Perhitungan Berat Bangunan

a. Pembebanan pada Gedung :

Beban – beban :

1) Beban Hidup (LL)

Lantai 1 – 11 = 4,79 kN/m2

Lantai 12 (Atap) = 0,96 kN/m2

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 53


2) Beban Mati :

Berat sendiri struktur (DL) dihitung secara manual dan ETABS berdasarkan input

data dimensi dan karakteristik material yang direncanakan.

3) Beban mati tambahan (DL) Antara lain sebagai berikut:

Dinding batu bata (tinggi x 20,4 : g) = 9,18 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 283)

Keramik (0,011 x 23,6) = 0,26 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 282)

Plester (0,025 m) x 24 kN/m3 = 0,01 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 282)

Beban plafon + penggantung = 0,48 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Beban M/E = 0,19 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Waterproofing = 0,07 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Beban-beban gravitasi untuk masing-masing lantai sebagai berikut:

1) Lantai 1 – 11

a) Beban hidup = 4,79 kN/m2

b) Beban mati tambahan :

Plester (2,5 cm) = 0,01 kN/m2

Keramik = 0,26 kN/m2

M/E = 0,19 kN/m2

Plafon = 0,48 kN/m2 +


= 0,75 kN/m2

2) Atap

a) Beban hidup = 0,96 kN/m2

b) Beban mati tambahan:

Plester (2,5 cm) = 0,01 kN/m2

Water proofing = 0,07 kN/m2

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 54


M/E = 0,19 kN/m2

Plafon = 0,48 kN/m2 +

= 0,75 kN/m2

b. Perhitungan Pembebanan Manual

Berat Sendiri Struktur Tiap Lantai

1) Kolom

a) Lantai 1 (kolom menerima beban full lt. 1 dan ½ kolom lt. 2)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom) + (dimensi kolom

x ½.tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom)

= ((0,6 x 0,6 x 4,5) x 2400 x 36) + ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36)

= 202176 Kg

b) Lantai 2 (kolom menerima beban ½ kolom lt. 2 dan ½ kolom lt. 11)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom) + (dimensi kolom

x ½.tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom)

= ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36) + ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36)

= 124416 Kg

c) Lantai Atap (kolom menerima beban ½ kolom lt. atap)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x ½.tinggi x BJ beton x jumlah kolom)

= ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36)

= 62208 Kg

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 55


Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Kolom
Kolom
Dimensi (m) Berat
No Tipe Kolom Jenis Jumlah
h b T Berat (kg)
(kg/m3)
Lantai K 1 lantai 0,6 0,6 4,5 2400 36 139968
1 K ½ lantai 2 0,6 0,6 2 2400 36 62208
Lantai K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 62208
2 – 11 K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 62208
Atap K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 62208

2) Balok

a) Berat balok induk melintang (0,20 x 0,40)

= (p.balok x l.balok x (p.bangunan – p.kolom) x BJ x Jumlah balok induk

= (0,2 x 0,4 x (6 - 0,6) x 2400 x 28)

= 29030,4 Kg

b) Berat balok induk memanjang (0,20 x 0,35)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – p.kolom) x BJ x Jumlah balok induk

= (0,20 x 0,35 x (5 - 0,6) x 2400 x 16)

= 11827,2 Kg

c) Berat balok induk memanjang (0,20 x 0,35)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – p.kolom) x BJ x Jumlah balok induk

= (0,20 x 0,35 x (4 - 0,6) x 2400 x 8)

= 4569,6 Kg

d) Berat balok anak melintang (0,20 x 0,30)

= (p.balok x l.balok x (p.bangunan – (p.kolom/2)) x BJ x Jumlah balok anak

= (0,20 x 0,30 x (6 – (0,6/2)) x 2400 x 19)

= 15595,2 Kg

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 56


e) Berat balok anak memanjang (0,2 x 0,25)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – (p.kolom/2)) x BJ x Jumlah balok anak

= (0,2 x 0,25 x (5 – (0,6/2)) x 2400 x 14)

= 78596 Kg

f) Berat balok anak memanjang (0,2 x 0,25)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – (p.kolom/2)) x BJ x Jumlah balok anak

= (0,2 x 0,25 x (4 – (0,6/2)) x 2400 x 5)

= 2220 Kg

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Balok


Balok
Dimensi (m) Berat
Berat
No Tipe Balok Jenis Jumlah
b h L (kg)
(kg/m3)
1 BI 0,20 x 0,40 0,20 0,40 5,40 2400 28 29030,4
2 BI 0,25 x 0,35 0,20 0,35 4,40 2400 16 20697,6
3 BI 0,25 x 0,35 0,20 0,35 3,40 2400 8 4569,6
4 BA 0,20 x 0,30 0,20 0,30 5,40 2400 19 15595,2
5 BA 0,20 x 0,25 0,20 0,25 4,40 2400 14 10716
6 BA 0,20 x 0,25 0,20 0,25 3,40 2400 5 2220
TOTAL 71138,4

Jadi Total berat balok dikonversi 711,384 Kn

3) Pelat

a) Berat pelat lantai

= ((P.bangunan x L.bangunan) – (Luas tangga+ luas balok)) x tebal plat x Bj

= ((42 x 14)-(48+468) x 0,12 x 2400

= 20736 Kg

= 207,36 Kn

b) Berat pelat Atap

= ((P.bangunan x L.bangunan) – luas balok)) x tebal plat x Bj

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 57


= ((42 x 14)-468) x 0,12 x 2400

= 34560 Kg

= 345,60 Kn

Berat Tambahan Tiap Lantai

1) Beban Mati Tambahan Tiap Lantai (Superimposed Dead Load)

= (P.bangunan x L.bangunan) x SDL

= (42 x 14) m2 x 0,75 kN/m2 = 441 kN

= 44100 kg

2) Beban Hidup Tiap Lantai (Occupancy Load)

= (Luas bangunan) x LL

= (42 x 14) m2 x 4,79 kN/m2 = 2816,52 kN direduksi 30% = 8844,956 kN

= direduksi 30% = 884495,6 kg

3) Beban Mati Tambahan Atap

= (Luas bangunan) x SDL atap

= (42 x 14) m2 x 0,75 kN/m2 = 441 kN

= 44100 kg

4) Beban Hidup Atap

= (Luas bangunan) x LL atap

= (42 x 14) m2 x 0,96 kN/m2 = 564,48 kN direduksi 30% = 169,344 kN

= direduksi 30% = 16934,4 kg

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 58


Berat Struktur

1) Berat lantai 1

= (Berat k.lt + berat B.lt + Berat pelat) + Beban mati tambahan tiap lantai + LL

reduksi tiap lantai

= (202176 + 71138,4 + 20736) + 44100 + 84495,6

= 422646 Kg

= 4226,46 Kn

2) Berat Lantai 2 -10

= (Berat k.lt + berat B.lt + Berat pelat) + Beban mati tambahan tiap lantai + LL

reduksi tiap lantai

= (124416 + 71138,4 + 20736) + 44100 + 84495,6

= 344886 kg

= 3448,86 kN

3) Berat Lantai Atap

= (Berat k.lt + berat B.lt + Berat pelat) + Beban mati tambahan tiap lantai + LL

reduksi tiap lantai

= (62208 + 71138,4 + 20736) + 44100 + 16934,4

= 228941 kg

= 2289,41 Kn

Tabel 4.3 Perbandingan Perhitungan Manual dan ETABS


Wx.hx (kN) Perhitungan
Lantai Hx (m) Wx (kN) (Manual)
(Manual) ETABS (Kg)
12 48,5 2289,41 111036,39 308784,35
11 44,5 3448,86 153474,27 358122,3
10 40,5 3448,86 139678,83 358122,3
9 36,5 3448,86 125883,39 358122,3
8 32,5 3448,86 112087,95 358122,3
7 28,5 3448,86 98292,51 358122,3

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 59


6 24,5 3448,86 84497,07 358122,3
5 20,5 3448,86 70701,63 358122,3
4 16,5 3448,86 56906,19 358122,3
3 12,5 3448,86 43110,75 358122,3
2 8,5 3448,86 29315,31 358122,3
1 4,5 4226,46 19019,07 366051,62
Total 41004,47 1044003,36 4256058,97

Berat Total Manual = 41004,47 kN

Berat Total ETABS = 42560,59 kN

Persentase = 3,80 %

Perhitungan Periode gempa (T)

Untuk Kategori D termasuk risiko gempa tinggi, Sehingga harus memakai system SRPMM

atau SDSB/K.

SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

SDSB = Sistem Dinding Struktural Biasa

SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah

Pada bangunan ini digunakan sistem SPRMK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 60


Penentuan Sistem Struktur
Tipe strukturnya adalah beton bertulang

• Nilai R (Koefisien Modifikasi Respon) = 8


Faktor kuat lebih sistem Ω0 = 3
Faktor pembesaran defleksi Cd = 5
Factor keutamaan gempa, Ie = 1,5
Sedangkan untuk scale factor
dengan g = 9.81

Gravitasi x Ie
Sf =
R

9,8 𝑋 1,5
=
8

= 1,839

Mencari nilai periode fundamental alami (Ta) Arah X dan Y (SRPMK)

h : 48,5 m

Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 61


dari persamaan berikut :

Ta = Ct hx

Koefisien Ct dan x bisa didapat dari tabel di bawah.

Tabel 18 – Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

Dari table diatas didapat nilai

Ct : 0,0466 dan x : 0,9 maka,

Tamin = Ct hx

= 0,0466 x 48,50,9

= 1,533 s

Berdasarkan Tabel 17 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung, bisa

ditentukan nilai Cu berdasarkan Nilai SD1

SD1 : 0,678, nilai Cu : 1,4 maka,

Tamax = Cu.Tamin

= 1,4 x 1,533

= 2,146 s

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 62


T Uncracked

Periode struktur hasil analisis modal ETABS dengan penampang utuh sebagai berikut :

Tuncrack = 2,762 s untuk arah x

Tuncrack = 2,764 s untuk arah y

T Cracked

Periode struktur hasil analisis modal ETABS dengan penampang retak sebagai berikut :

Tcrack = 3,246 s untuk arah x

Tcrack = 3,27 s untuk arah y

ARAH X (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)

Ta-x(min) = 1,533 s
Ta,min Ta,max Ta,crack
1,533 2,146 3,246
Ta-x(max) = 2,146 s

T-x, uncrack = 2,762 s

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 63


T-x, crack = 3,246 s

T-x, pakai = 2,762 s

ARAH Y (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)

Ta-y(min) = 1,533 s Ta,min Ta,max Ta,crack


1,533 2,146 3,27
Ta-y(max) = 2,146 s

T-y, uncrack = 2,764 s

T-y, crack = 3,27 s

T-y, pakai = 2,146 s

Tabel 4.4 Rekapitulasi Parameter Desain


Rekaptulasi Parameter Desain
Parameter Keterangan
Jenis Pemanfaatan Pendidikan
Kategori Resiko Bangunan IV
Faktor Keutamaan Gempa (I) 1,5
Ss 0.8828
S1 0.4376
Kelas Situs SE
Fa 1.194
Fv 2,325
Sms = Fa.Ss 1.049
Sm1 = Fv.S1 0.646
SDS 0.703
SD1 0.678

Tentukan Nilai Respon Seimik (Cs)

ARAH X dan Y (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)

CS(perlu) = SD1/(T*(R/I) = 0,678/(2,416*(8/1)) = 0,088

CS(max) = SDS/(R/I) = 0,703/(8/1) = 0,059

CS(min) = 0.044*SDS*I = 0,044*0,703*1,5 = 0,046

CS-X,PAKAI = 0,059

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 64


Nilai Eksponen Distribusi atau eksponen yang terkait dengan periode struktur (k)

k = 1,0 untuk T ≤ 0,5 s

k = 2,0 untuk T ≥ 2,5 s

k = interpolasi linier untuk 0,5 ≥ T ≤ 2,5

k Arah X dan Y

T-x, pakai = 2,146 detik, maka termasuk 0,5 ≥ T ≤ 2,5 sehingga dilakukan interpolasi linier
2,146 − 0,5
k = 1 + (( ) x (2-1)) = 1,823
2,5 − 0,5

Menghitung Distribusi Gaya Vertikal Gempa (V)

V arah X dan Y

Wt : 41004,47 kN

Cs : 0,059

V = Wt . Cs

= 41004,47 x 0,059

= 2429,028 kN

Menentukan distibusi Gaya Geser Vertikal (F)

F = Cvx . V

𝑤𝑥.ℎ𝑥 𝑘
Cvx =
∑𝑛
𝑖=1 𝑤𝑖.ℎ𝑖
𝑘

wi dan wx : Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau

dikenakan pada tingkat i atau x.

hi dan hx : Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)

Contoh perhitungan diambil pada lantai 12 arah X

Cvx = (Wx . hxk) / Σ (Wx . hxk)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 65


= (1577187286) / (14270114221)

= 0,1105

Fx = Vx x Cvx

= 2429,027 x 0,1105

= 268,465

k = 1,823

Tabel 4.5 Tabel perhitungan distribusi vertikal dari gaya lateral Arah X
Berat
Tinggi Wx.(hx^k) Fx Vx
Lantai Lantai hx^k Cvx Vx (kN)
Hx (m) (kNm) (kN) (kN)
Wx (kN)
12 48.5 2289.41 1,183.334 2,709,136.693 0.1484 2,429.028 360.468 360.468
11 44.5 3448.86 1,011.487 3,488,477.055 0.1911 2,429.028 464.187 464.187
10 40.5 3448.86 851.904 2,938,097.629 0.1609 2,429.028 390.831 390.831
9 36.5 3448.86 704.790 2,430,722.039 0.1331 2,429.028 323.304 323.304
8 32.5 3448.86 570.379 1,967,157.318 0.1077 2,429.028 261.606 261.606
7 28.5 3448.86 448.934 1,548,310.515 0.0848 2,429.028 205.982 205.982
6 24.5 3448.86 340.761 1,175,236.982 0.0644 2,429.028 156.429 156.429
5 20.5 3448.86 246.222 849,185.207 0.0465 2,429.028 112.950 112.950
4 16.5 3448.86 165.758 571,676.136 0.0313 2,429.028 76.029 76.029
3 12.5 3448.86 99.923 344,620.438 0.0189 2,429.028 45.909 45.909
2 8.5 3448.86 49.469 170,611.655 0.0093 2,429.028 22.590 68.499
1 4.5 4226.46 15.517 65,581.980 0.0036 2,429.028 8.745 77.244
Jumlah 41,004.470 18,258,813.647 0.0318 77.244

Menentukan distibusi Gaya Geser Vertikal (F)

F = Cvy . V

𝑤𝑦.ℎ𝑦 𝑘
Cvy =
∑𝑛
𝑖=1 𝑤𝑖.ℎ𝑖
𝑘

wi dan wx : Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau

dikenakan pada tingkat i atau x.

hi dan hx : Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 66


Contoh perhitungan diambil pada lantai 12 arah Y

Cvx = (Wx . hxk) / Σ (Wx . hxk)

= (2,709,136.693) / (14270114221)

= 0.1484

Fx = Vx x Cvx

= 2,429.028x 0,1105

= 360.468

k = 1,823

Tabel 4.6 Tabel perhitungan distribusi vertikal dari gaya lateral Arah Y
Berat
Tinggi Wx.(hx^k) Fx Vx
Lantai Lantai hx^k Cvx Vx (kN)
Hx (m) (kNm) (kN) (kN)
Wx (kN)
12 48.5 2289.41 1,183.334 2,709,136.693 0.1484 2,429.028 360.468 360.468
11 44.5 3448.86 1,011.487 3,488,477.055 0.1911 2,429.028 464.187 464.187
10 40.5 3448.86 851.904 2,938,097.629 0.1609 2,429.028 390.831 390.831
9 36.5 3448.86 704.790 2,430,722.039 0.1331 2,429.028 323.304 323.304
8 32.5 3448.86 570.379 1,967,157.318 0.1077 2,429.028 261.606 261.606
7 28.5 3448.86 448.934 1,548,310.515 0.0848 2,429.028 205.982 205.982
6 24.5 3448.86 340.761 1,175,236.982 0.0644 2,429.028 156.429 156.429
5 20.5 3448.86 246.222 849,185.207 0.0465 2,429.028 112.950 112.950
4 16.5 3448.86 165.758 571,676.136 0.0313 2,429.028 76.029 76.029
3 12.5 3448.86 99.923 344,620.438 0.0189 2,429.028 45.909 45.909
2 8.5 3448.86 49.469 170,611.655 0.0093 2,429.028 22.590 68.499
1 4.5 4226.46 15.517 65,581.980 0.0036 2,429.028 8.745 77.244
Jumlah 41,004.470 18,258,813.647 0.0318 77.244

Gempa Dinamik

Bangunan yang direncanakan berfungsi sebagai Sekolah dan dikategorikan bangunan

kategori IV dengan nilai faktor keutamaan gempa I = 1,5 berdasarkan sistem penahan

gaya seismik pada gedung yaitu rangka baja pemikul momen khusus, makan didapat nilai

R = 8, Cd = 5% dan Ω0 = 3

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 67


a. Arah x

Faktor skala awal (FS) = 9806,65 x (I/R)

= 9806,65 x (1,5/8)

= 1838,747

U1 = FS

U1 = 1838,747

U2 = 30% x U1

U2 = 30% x 1838,747

U2 = 551,624

b. Arah y

U1 = U2 arah x = 551,624

U2 = U1 arah y = 1838,747

Menghitung Skala Gaya dan Input Pada ETABS

a. Untuk arah x

Vstatik = 77,244 kN

Vdinamik = 1663,004 kN

Apabila Vdinamik lebih kecil daripada Vstatik, maka :

Skala gaya = Vstatik/Vdinamik

Skala gaya = 77,244/1663,004

Skala gaya = 0,046

Faktor skala (FS) awal harus dikalikan dengan skala gaya.

SFx = FS skala awal x skala gaya

SFx = 1838,747 x 0,046

SFx = 84,5824

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 68


U1 = SFx

U1 = 84,5824

U2 = 30% x U1

U2 = 30% x 84,5824

U2 = 25,375

b. Untuk arah y

Vstatik = 77,244 kN

Vdinamik = 1663,004 kN

Apabila Vdinamik lebih kecil daripada Vstatik, maka :

Skala gaya = Vstatik/Vdinamik

Skala gaya = 77,244/1663,004

Skala gaya = 0,046

Faktor skala (FS) awal harus dikalikan dengan skala gaya.

SFx = FS skala awal x skala gaya

SFx = 1838,747 x 0,046

SFx = 84,5824

U1 = SFx

U1 = 84,5824

U2 = 30% x U1

U2 = 30% x 84,5824

U2 = 25,375

Kemudian masukkan nilai U1 dan U2 ke dalam analisis menggunakan aplikasi

ETABS.

c. Hasil analisis ETABS untuk skala gaya yang di-input

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 69


Vx desain = 284,154 kN

Vy desain = 85,665 kN

Membuat Grafik Gaya Geser Dasar

Analisis gaya geser ETABS Dari hasil analisis ETABS, didapat hasil gaya geser tiap

tingkat sebagai berikut :

a. Gempa statik

1) Gempa statik arah x

2) Gempa statik arah y

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 70


b. Gempa dinamik

1) Gempa dinamik arah x

2) Gempa dinamik arah y

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 71


c. Gempa desain

1) Gempa desain arah x

2) Gempa desain arah y

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 72


Grafik gaya geser

a. Grafik gaya geser arah x

Tabel 4.7 Rekapitulasi gaya geser arah x

Rekapitulasi Gaya Geser Arah X


Elevasi (m) V Statik (kN) V Dinamik (kN) V Desain (kN)
48,5 360,468 290,62 38,098
44,5 464,187 552,68 78,166
40,5 390,831 754,29 114,598
36,5 323,304 918,21 147,919
32,5 261,606 1055,44 178,065
28,5 205,982 1172,70 204,794
24,5 156,429 1281,06 228,040
20,5 112,950 1385,02 247,590
16,5 76,029 1481,32 263,106
12,5 45,909 1567,20 274,429
8,5 68,499 1632,92 281,410
4,5 77,244 1663,00 284,154

Grafik Gaya Geser X


60,0

50,0

40,0
Elevasi (m)

30,0 V Statik

20,0 V Dinamik
V Desain
10,0

0,0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
V (kN)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 73


b. Grafik gaya geser arah y

Tabel 4.8 Rekapitulasi gaya geser arah y

Rekapitulasi Gaya Geser Arah Y


Elevasi (m) V Statik (kN) V Dinamik (kN) V Desain (kN)
48,5 360,468 287,654 38,098
44,5 464,187 547,811 78,166
40,5 390,831 749,426 114,598
36,5 323,304 915,063 147,919
32,5 261,606 1054,992 178,065
28,5 205,982 1174,993 204,794
24,5 156,429 1285,351 228,040
20,5 112,950 1390,102 247,590
16,5 76,029 1486,093 263,106
12,5 45,909 1571,077 274,429
8,5 68,499 1635,874 281,410
4,5 77,244 1665,433 284,154

Grafik Gaya Geser Y


60,0

50,0

40,0
Elevasi (m)

30,0 V Statik
V Dinamik
20,0
V Desain
10,0

0,0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
V (kN)

Derajat Redundasi Struktur

Untuk struktur yang dirancang dengan kategori desain seismik D, E atau F, ρ harus sama

dengan 1,3.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 74


Defleksi dan Simpangan Antar Lantai

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur bangunan gedung, dalam segala

hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur tidak boleh melampaui

Δ = Δa/ρ dikali tinggi tingkat yang bersangkutan.

a. Menentukan displacement. Diketahui defleksi yang ditentukan oleh analisis elastis

dari ETABS (δ) seperti berikut :

b. Menentukan simpangan antar lantai ijin (∆).

c. Berdasarkan tabel diatas maka simpangan antar lantai ijin diambil pada semua struktur

lainnya dengan kategori resiko II = 0,020hsx. c. Menentukan simpangan antar tingkat

(∆).

Cd =8

Ie = 1,5

∆3x = δx12 – δx11

= 21,567 – 20,839

= 0,728 mm

Cd∆3x
∆3 =
𝐼𝑒

5 x 0,728
=
1,5

= 2,427 mm

∆3
Drift ratio =
ℎ3

2,427
=
48500

= 0,005% < 2% …O

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 75


Lakukan cara yang sama untuk mencari simpangan lantai 2 dan seterusnya.

Berikut tabel dan grafik Simpangan antar lantai arah X

Tabel 4.9 Simpangan arah X


Simpangan Arah X
Perpindahan
Tinggi Total Drift Story Drift Simpangan Antar Lantai Drift Limit (0,020hsx/p)
Diperbesar
Lantai Drift Ratio (%) Cek <2%
h (mm) dx (mm) Δx (mm) δx (mm) Δ (mm) Kumulatif Δijin (mm) Kumulatif (%) Cek
12 48500 21,567 0,728 71,891 2,427 71,891 0,005 OK 373,077 2446,154 0,769 OK
11 44500 20,839 0,979 69,464 3,263 69,464 0,007 OK 342,308 2073,077 0,769 OK
10 40500 19,860 1,281 66,201 4,270 66,201 0,011 OK 311,538 1730,769 0,769 OK
9 36500 18,579 1,586 61,931 5,287 61,931 0,014 OK 280,769 1419,231 0,769 OK
8 32500 16,993 1,873 56,644 6,243 56,644 0,019 OK 250,000 1138,462 0,769 OK
7 28500 15,120 2,127 50,401 7,090 50,401 0,025 OK 219,231 888,462 0,769 OK
6 24500 12,993 2,336 43,311 7,787 43,311 0,032 OK 188,462 669,231 0,769 OK
5 20500 10,657 2,483 35,524 8,277 35,524 0,040 OK 157,692 480,769 0,769 OK
4 16500 8,174 2,537 27,247 8,457 27,247 0,051 OK 126,923 323,077 0,769 OK
3 12500 5,637 2,439 18,790 8,130 18,790 0,065 OK 96,154 196,154 0,769 OK
2 8500 3,198 2,061 10,660 6,870 10,660 0,081 OK 65,385 100,000 0,769 OK
1 4500 1,137 1,137 3,790 3,790 3,790 0,084 OK 34,615 34,615 0,769 OK

Simpangan Arah X
60000

50000

40000
Elevasi (mm)

30000 TOTAL DRIFT


Simpangan Arah X
20000
Simpangan Ijin
10000

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Simpangan (mm)

Berikut tabel dan grafik Simpangan antar lantai arah Y

Tabel 4.10 Simpangan arah Y


Simpangan Arah Y
Perpindahan
Tinggi Total Drift Story Drift Simpangan Antar Lantai Drift Limit (0,020hsx/p)
Diperbesar
Lantai Drift Ratio (%) Cek <2%
h (mm) dy (mm) Δy (mm) δx (mm) Δ (mm) Kumulatif (mm) Kumulatif (%) Cek
12 48500 6,399 0,187 71,891 2,427 71,891 0,005 OK 373,077 373,077 0,769 OK
11 44500 6,212 0,266 69,464 3,263 69,464 0,007 OK 342,308 342,308 0,769 OK
10 40500 5,946 0,360 66,201 4,270 66,201 0,011 OK 311,538 311,538 0,769 OK
9 36500 5,586 0,457 61,931 5,287 61,931 0,014 OK 280,769 280,769 0,769 OK
8 32500 5,129 0,549 56,644 6,243 56,644 0,019 OK 250,000 250,000 0,769 OK
7 28500 4,580 0,632 50,401 7,090 50,401 0,025 OK 219,231 219,231 0,769 OK
6 24500 3,948 0,701 43,311 7,787 43,311 0,032 OK 188,462 188,462 0,769 OK
5 20500 3,247 0,751 35,524 8,277 35,524 0,040 OK 157,692 157,692 0,769 OK
4 16500 2,496 0,772 27,247 8,457 27,247 0,051 OK 126,923 126,923 0,769 OK
3 12500 1,724 0,746 18,790 8,130 18,790 0,065 OK 96,154 96,154 0,769 OK
2 8500 0,978 0,631 10,660 6,870 10,660 0,081 OK 65,385 65,385 0,769 OK
1 4500 0,347 0,347 3,790 3,790 3,790 0,084 OK 34,615 34,615 0,769 OK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 76


Simpangan Arah Y
60000

50000

40000
Elevasi (mm)

30000 Total Drift Y


Simpangan Arah Y
20000
Simpangan Ijin
10000

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Simpangan (mm)

P DELTA
Beban gravitasi (P) yang memiliki pengaruh terhadap perpindahan horizontal (∆)
dikenal dengan sebutan P-Delta Effect. Pengaruh P-delta pada geser dan momen tingkat,
gaya dan momen elemen struktur yang dihasilkan, dan simpangan antar lantai tingkat
yang timbul oleh pengaruh ini tidak disyaratkan untuk diperhitungkan bila koefisien
stabilitas (θ) sama dengan atau kurang dari 0,10.
Px Δ Ie
θ=
Vx h Cd

Keterangan :
Px = beban desain vertikal total pada dan diatas tingkat-x (kN)
Δ = simpangan antar tingkat desain
Ie = faktor keutamaan gempa
Vx = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat
h = tinggi antar tingkat yang ditinjau
Cd = faktor pembesaran defleksi
Contoh perhitungan diambil pada atap (arah x)
Px Δ Ie
θ =
Vx h Cd

4261,3478 x 2,427 x 1,5


=
3809,8 x 48500 x 5

= 1,67917E-05

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 77


0,5
θmax =
Ie Cd
0,5
=
1,5 x 5

= 0,1
Karena θ ≤ θmax (0,000016 ≤ 0,1), maka pengaruh P-delta dapat diabaikan.

Tabel 4.11 P-delta arah x


P-Delta Arah X
Lantai h (mm) Px (kN) Cd Ie Δx (mm) Vx (%) θ θmax Cek
Story12 48500 4261,3478 5 1,5 2,427 3809,8 1,67917E-05 0,1 OK
Story11 44500 8955,3213 5 1,5 3,263 7816,6 2,52024E-05 0,1 OK
Story10 40500 13649,2949 5 1,5 4,270 11459,8 3,76727E-05 0,1 OK
Story9 36500 18343,2684 5 1,5 5,287 14791,9 5,38878E-05 0,1 OK
Story8 32500 23037,242 5 1,5 6,243 17806,5 7,45561E-05 0,1 OK
Story7 28500 27731,2156 5 1,5 7,090 20479,4 0,000101059 0,1 OK
Story6 24500 32425,1891 5 1,5 7,787 22804 0,00013558 0,1 OK
Story5 20500 37119,1627 5 1,5 8,277 24759 0,000181596 0,1 OK
Story4 16500 41813,1363 5 1,5 8,457 26310,6 0,000244363 0,1 OK
Story3 12500 46507,1098 5 1,5 8,130 27442,9 0,000330667 0,1 OK
Story2 8500 51201,0834 5 1,5 6,870 28141 0,000441163 0,1 OK
Story1 4500 56050,5769 5 1,5 3,790 28415,4 0,000498396 0,1 OK

Tabel 4.12 P-delta arah Y


P-Delta Arah Y
Lantai h (mm) Py (kN) Cd Ie Δy (mm) Vy (%) θ θmax Cek
Story12 48500 4261,3478 5 1,5 2,427 3809,8 1,67917E-05 0,1 OK
Story11 44500 8955,3213 5 1,5 3,263 7816,6 2,52024E-05 0,1 OK
Story10 40500 13649,2949 5 1,5 4,270 11459,8 3,76727E-05 0,1 OK
Story9 36500 18343,2684 5 1,5 5,287 14791,9 5,38878E-05 0,1 OK
Story8 32500 23037,242 5 1,5 6,243 17806,5 7,45561E-05 0,1 OK
Story7 28500 27731,2156 5 1,5 7,090 20479,4 0,000101059 0,1 OK
Story6 24500 32425,1891 5 1,5 7,787 22804 0,00013558 0,1 OK
Story5 20500 37119,1627 5 1,5 8,277 24759 0,000181596 0,1 OK
Story4 16500 41813,1363 5 1,5 8,457 26310,6 0,000244363 0,1 OK
Story3 12500 46507,1098 5 1,5 8,130 27442,9 0,000330667 0,1 OK
Story2 8500 51201,0834 5 1,5 6,870 28141 0,000441163 0,1 OK
Story1 4500 56050,5769 5 1,5 3,790 28415,4 0,000498396 0,1 OK

Pemeriksaan Terhadap Torsi


Momen torsi tak terduga diakibatkan oleh perpindahan pusat massa dari lokasi aktualnya
yang diasumsikan pada masing–masing arah dengan jarak sama dengan 5 persen dimensi
struktur tegak lurus terhadap arah gaya yang diterapkan. Jika gaya gempa diterapkan
secara serentak dalam dua arah ortogonal, perpindahan pusat massa 5 persen yang
disyaratkan tidak perlu diterapkan dalam kedua arah ortogonal pada saat bersamaan,
tetapi harus diterapkan dalam arah yang menghasilkan pengaruh yang lebih besar.
a. Untuk arah x

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 78


Tabel 4.13 Torsi arah X
Torsi Arah X
Lantai δmax (m) δmin (m) δavg (m) Ax Ax Ijin Cek
Story12 0,071891 0,022 0,0469455 1,629 3 OK
Story11 0,069464 0,021 0,045232 1,638 3 OK
Story10 0,066201 0,020 0,0431005 1,638 3 OK
Story9 0,061931 0,019 0,0404655 1,627 3 OK
Story8 0,056644 0,017 0,036822 1,643 3 OK
Story7 0,050401 0,015 0,0327005 1,650 3 OK
Story6 0,043311 0,013 0,0281555 1,643 3 OK
Story5 0,035524 0,011 0,023262 1,620 3 OK
Story4 0,027247 0,008 0,0176235 1,660 3 OK
Story3 0,01879 0,006 0,012395 1,596 3 OK
Story2 0,01066 0,003 0,00683 1,692 3 OK
Story1 0,00379 0,001 0,002395 1,739 3 OK

Tabel 4.14 Cek persyaratan torsi arah x


Arah X
δmax (m) 1,2δavg (m) 1,4δavg (m) Desain
0,071891 0,0563 0,0657 Extreme Irregularity
0,069464 0,0543 0,0633 Extreme Irregularity
0,066201 0,0517 0,0603 Extreme Irregularity
0,061931 0,0486 0,0567 Extreme Irregularity
0,056644 0,0442 0,0516 Extreme Irregularity
0,050401 0,0392 0,0458 Extreme Irregularity
0,043311 0,0338 0,0394 Extreme Irregularity
0,035524 0,0279 0,0326 Extreme Irregularity
0,027247 0,0211 0,0247 Extreme Irregularity
0,01879 0,0149 0,0174 Extreme Irregularity
0,01066 0,0082 0,0096 Extreme Irregularity
0,00379 0,0029 0,0034 Extreme Irregularity

Contoh perhitungan diambil pada story atap


δavg = (δmax + δmin)/2
= (0,071891 + 0,022)/2
= 0,0469455 m
δmax
Ax = ( 1,2 x δavg )/2
0,071891
= ( 1,2 x 0,0469455 )/2

= 1,629 m
Faktor pembesaran torsi (Ax) tidak disyaratkan melebihi 3. Pembebanan yang lebih
parah untuk masing-masing elemen harus ditinjau untuk desain.
Cek persyaratan torsi
δmax < 1,2δavg = no irregularity
1,2δavg ≤ δmax ≤ 1,4δavg = irregularity
δmax > 1,4δavg = extreme irregularity

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 79


Cek persyaratan :
δmax = 0,071891 m
1,2δavg = 0,0563 m
1,4δavg = 0,0657
Dari ketiga persyaratan diatas, didapat persamaan yang memenuhi yaitu :
δmax > 1,4δavg
0,071891 > 0,0657 = extreme irregularity
Tabel 4.15 Torsi arah Y
Torsi Arah Y
Lantai δmax (m) δmin (m) δavg (m) Ax Ax Ijin Cek
Story12 0,00640 0,00019 0,00330 2,612 3 OK
Story11 0,00621 0,00027 0,00324 2,551 3 OK
Story10 0,00595 0,00036 0,00316 2,462 3 OK
Story9 0,00559 0,00046 0,00303 2,364 3 OK
Story8 0,00513 0,00055 0,00284 2,266 3 OK
Story7 0,00458 0,00063 0,00261 2,138 3 OK
Story6 0,00395 0,00070 0,00233 1,996 3 OK
Story5 0,00325 0,00075 0,00200 1,834 3 OK
Story4 0,00250 0,00077 0,00164 1,614 3 OK
Story3 0,00172 0,00075 0,00124 1,336 3 OK
Story2 0,00098 0,00063 0,00081 1,017 3 OK
Story1 0,00035 0,00035 0,00035 0,694 3 OK

Tabel 4.16 Cek persyaratan torsi arah Y


Arah Y
δmax (m) 1,2 Torsi Avg (m) 1,4 Torsi Avg (m) Desain
0,00640 0,0040 0,0046 Extreme Irregularity
0,00621 0,0039 0,0045 Extreme Irregularity
0,00595 0,0038 0,0044 Extreme Irregularity
0,00559 0,0036 0,0042 Extreme Irregularity
0,00513 0,0034 0,0040 Extreme Irregularity
0,00458 0,0031 0,0037 Extreme Irregularity
0,00395 0,0028 0,0033 Extreme Irregularity
0,00325 0,0024 0,0028 Extreme Irregularity
0,00250 0,0020 0,0023 Extreme Irregularity
0,00172 0,0015 0,0017 Extreme Irregularity
0,00098 0,0010 0,0011 No Irregularity
0,00035 0,0004 0,0005 No Irregularity

Contoh perhitungan diambil pada story atap


δavg = (δmax + δmin)/2
= (0,00640 + 0,00019)/2
= 0,0033 m
δmax
Ax = ( 1,2 x δavg )/2

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 80


0,00640
= ( 1,2 x 0,0033 )/2

= 2,612 m
Faktor pembesaran torsi (Ax) tidak disyaratkan melebihi 3. Pembebanan yang lebih
parah untuk masing-masing elemen harus ditinjau untuk desain.
Cek persyaratan torsi
δmax < 1,2δavg = no irregularity
1,2δavg ≤ δmax ≤ 1,4δavg = irregularity
δmax > 1,4δavg = extreme irregularity
Cek persyaratan :
δmax = 0,00640 m
1,2δavg = 0,004 m
1,4δavg = 0,0046
Dari ketiga persyaratan diatas, didapat persamaan yang memenuhi yaitu :
δmax > 1,4δavg
0,00640 > 0,0046 = extreme irregularity

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 4 81

Anda mungkin juga menyukai