Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR BETON KOLOM DAN PONDASI

Disusun Oleh :
1. YOSAPAT NASHULAH ( 1603010046 )
2. IPUNG TRI OKTAVIANTO ( 1603010047 )
3. WARGO MANDALA PUTRA (1703010087 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga penyusunan Laporan Struktur Beton
Kolom dan Pondasi ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang
terang benderang seperti sekarang ini.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Besty Afriandini, S.T., M.Eng selaku Dosen Praktikum Struktur Beton Kolom dan
Pondasi yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
ini.
2. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Setitik harapan dari Penulis, semoga Laporan ini dapat diterima dan bermanfaat,
serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang
penulis miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan penyusunan laporan
kedepanya.

Purwokerto, Januari 2020


Penulis

Kelompok 11
BAB I
DATA PERENCANAAN

1.1 Data Perencanaan


Lokasi Bangunan : Purwokerto
Jenis Tanah (SD) : SC
Fungsi Bangunan : Rumah tinggal
Jumlah Lantai : 2 lantai
Kedalaman Pondasi : 2 Meter
Daya dukung tanah : 130 kg/m²
Berat Volume Tanah : 1500 kg/m²
Jenis Pondasi : Foot Plat
Data struktur :
a. Pelat Lantai : Beton Bertulang
b. Pelat Atap : Dak Beton bertulang
c. Balok Induk : Beton Bertulang
d. Kolom : Beton Bertulang
e. Pondasi : Foot Plat
Spesifikasi Bahan :
a. Mutu baja tulangan (fy) : 240 Mpa
b. Mutu Beton (fc’) : 25 Mpa
Gambar rencana :
1.1.1 Data Perencanaan Pembebanan Beban Gravitasi (PPPURG 1987)

Beban Mati Tambahan:


 Beban Hidup pada Lantai : 250 kg/m2
 Beban Hidup pada Atap : 100 kg/m2
 Beban Hidup pada tangga : 300 kg/m2

1.1.2 Data Perencanaan Pembebanan Beban Gempa (SNI 1726 2012)

Untuk tanah dasar pada Gedung Rumah Tinggal yang berada pada zona tanah
sedang :
a. SS, Respons Spektra Percepatan pada 0,20 detik, 10% dalam 50 tahun
(redaman 2%) : 0,65
b. S1, Respons Spektra Percepatan pada 1,00 detik, 10% dalam 50 tahun
(redaman 2%) : 0,23

c. Kategori Resiko Bangunan


KRB untuk rumah tinggal : II
Tabel 1 Kategori Risiko Bangunan Rumah tinggal untuk beban gempa
Sumber : SNI 1726-2012

d. Faktor Keutamaan Gempa dan Angin


Tabel 2 Faktor Keutamaan Gedung dan Angin
Faktor Keutamaan
Kategori Risiko
Gempa, IE
I atau II 1.00
III 1.25
IV 1.50
IE: 1,0
e. Koefisien Situs, Fa, dan Fv
SS = 0,65

Tabel 3 Koefisien Situs, Fa

Kelas Parameter ResponSpektra Percepatan Pada Perioda Pendek, Fa


Situs Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1 Ss ≥ 1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
SF SS
Dari tabel di atas, untuk mencari Fa dilakukan interpolasi linier:
x₁ = 0,5 y₁ = 1,2
x₂ = 0,75 y₂ = 1,1
Untuk Ss = 0,65
Ss−x ₁
Fa = y₁ + {( )(y2-y1)}
x ₂−x ₁
0,65−0,5
= 1,2+ {( )(1,1-1,2)}
0,75−0,5
= 1,14

Maka didapatkan Fa = 1,14

S1 = 0,23

Tabel 4 Koefisien Situs, Fv

Parameter ResponSpektraPercepatanPadaPerioda 1 Detik, Fv


KelasSitus S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
SD 2,4 2 1,8 1,6 1,5
SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
SF SS
Dari tabel di atas, untuk mencari Fa dilakukan interpolasi linier:
x1 = 0,2 y1 = 1,6
x2 = 0,3 y2 = 1,5
Untuk S1 = 0,23
S ₁−x ₁
Fv = y1 + {( )(y2-y1)}
x ₂−x ₁
0.23−0,2
= 1,6 + {( )(1,5-1,6)}
0,3−0,23
= 1,56
Maka didapatkan Fv = 1,56

Daerah Purwokerto merupakan daerah yang mempunyai tekstur tanah sedang


dengan jenis Alluvial coklat kekuningan, sehingga kelas situsnya termasuk kelas SC
(Tanah Keras).Dari hasil interpolasi maka diperoleh data Fa dan Fv sebagai berikut :
Tabel 5 Koefisien Situs Fa dan Fv, untuk kota Jakarta
Koefisien Situs Fa dan Fv, untuk kota Surabaya
Kelas Situs Fa (SS = 0,65 g) Fv (S1 = 0,23 g)
SC 1,14 1,56

f. Spektral Respons Percepatan SDS dan SD1

Menghitung nilai SDS dan SD1


Fa = 1,14
2
SDS = (Fa . SS)
3
2
= (1,14 . 0,65)
3
= 0.49

Fv = 1,56
2
SD1 = (Fv . S1)
3
2
= (1,56 . 0,23)
3
= 0,23

Dari SDS = 0,49 dan SD1 = 0,23 dapat ditentukan Kategori Desain Seismik untuk
bangunan Gedung Rumah tinggal adalah C.
1.2 Penentuan Kategori Disain Seismik - KDS (Seismic Design Category

– SDC)

Kategori Resiko untuk bangunan Rumah Tinggal adalah tipe II

Dengan nilai SDS 0,49 maka termasuk dalam KDS D (Berdasarkan Nilai SDS SNI

03-1726-2012)

Dengannilai SD1 0,23 maka termasuk dalam KDS D (Berdasarkan Nilai SD1 SNI 03-

1726-2012)

Sistem struktur beton untuk kategori disain seismic (KDS) C menurut SNI-03-

1726-2012, dengan Sistem Struktur Rangka Beton bertulang Pemikul Momen

Khusus diisyaratkan nilai R= 8,00, Ω0 = 3,00 , Cd = 5,5 serta dengan Sistem

Rangka Beton Pemikul Momen disyaratkan nilai Ct = 0,0466 dan x = 0,9


1.2.1 Periode Natural
Tabel Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x

TipeStruktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen dimana rangka memikul 100% gaya seismik yang
disyaratkan dan tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang lebih
kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa :
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,80
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,90
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0731 0,75

PeriodaStruktur

Ta= 0,1. N
= 0,1 . 8 = 0,8

1.3 Penghitungan Base Shear

1.3.1 Perhitungan Koefisien Respon Seismik (CS) dan V

CS

SD 1
Ts =
S DS
0,4333
0,23
= 5
0,49
1,25
= 0,48 detik

SD 1
T0 = 0,2 x
S DS

0,4333
0,23
= 0,2 x 5
0,49
1,25
= 0,09 detik

Karena Ta > Ts maka perhitungan CS


SD1
CS =
Ta ( IeR )
0,23
=
0,8
8
1 ()
= 0,03

CS min = 0,044 .SDS .Ie


= 0,044 .0,23. 1
= 0,01

Kontrol Nilai Cs

Cs ≥ Cs min ≥ 0,01

0,03 ≥ 0,01 ≥ 0,01

Nilai V:

Vx = Cs x W

Vx = 0,03 x 1759

= 52,77

Vy = Cs x W

Vy = 0,01 x 1759

= 17,59
BAB II
PERENCANAAN PELAT LANTAI
1.1 PELAT UTAMA
1.1.1 Spesifikasi Data
Penentuan tebal plat (fy = 240MPa ), maka :

Hmin pelat utama


= lx/28 (0,4 + fy/700) (SNI-03-2847-2002)
= 3,0 /28 (0,4 + 240 /700)
= 0,079 m
Diambil tebal pelat 120 mm
1.1.2 Beban Mati (Qd)
Berat Sendiri Pelat = tebal pelat × γ beton
= 0,12× 2400 kg/m3
= 288 kg/m2
Berat Spesi (tebal 2cm) = 0,02 × 2400 kg/m3
= 44 kg/m2
Berat Plafond dan
Penggantung = 20 kg/m2 (PPIUG1987)
Berat Pasir (2cm) = 0,05 × 1600 kg/m3 (PPIUG 1987)
= 32 kg/m2
Berat Keramik (1cm) = 0,01 x 2200 kg/m3
= 22 kg/m2
sehingga,
Qd = 453 kg/m2

1.1.3 BebanHidup (Ql)


Beban hidup rumah tinggal ditentukan sebesar 200 kg/m2(PPIUG-1987)

1.1.4 Beban Ultimate (Qu)


Qu = 1,2Qd + 1,6Ql
= 1,2 ×453 + 1,6×200
= 863,6kg/m2

1.1.5 Perhitungan Tulangan


Tebal Plat = 0,12 m = 120 mm
Selimut Beton (d’) = 20 mm
Diameter Tulangan = 10 mm
f’c = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
Tebal Plat Efektif (d) :
d = h-d’
= 120- 20
= 100 mm

dy dx

dx = 120 – 20 – (0,5 × 10) = 95 mm


dy = 120 – 20 – 10 – (0,5 × 10) = 85 mm
β = 0,85 – 0,008 (f’c – 28) = 0,874
ρb =
0,85. f c
fy (
. β1
600
600+ f y )
0,85× 25 ×0,85 600
¿ ×( )
240 600+240
= 0,0538
ρmaks = 0,75 × ρb= 0,75 × 0,0538= 0,040318
ρmin = 0,0025 ( Rasio minimum yang disyaratkan untuk Plat )

TIPE A1
Lx = 3,0 m

Ly = 3,0 m
l y 3,6 l y
= =1,125
l x 3,2 l x

l y 3,0 l y
= =1,0
l x 3,0 l x

Berdasarkan Tabel 4.2.b Plat-Umum,Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng. Grafik dan Tabel
ly
Perhitungan Beton Bertulang;26. Didapatkan nilai x dari hasil dan Digunakan rumus
lx
sebagai berikut:

 MLx = 0,001 × Qu × lx2 × x = 0,001 × 863,6× 3,0² × 30


= 233,172 kg.m
 MLy = 0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 × 863,6× 3,0² × 30
= 233,172 kg.m
 Mtx = -0,001 × Qu × lx2 × x = -0,001 × 863,6× 3,0² × 68
= -528,52 kg.m
 Mty = -0,001 × Qu × lX2 × x = -0,001 × 863,6× 3,0² × 68
= -528,52 kg.m
TIPE A2

Lx = 3,0 m

`
Ly = 3,0 m

l y 3,0 l y
= =1,0
l x 3,0 l x
Berdasarkan Tabel 4.2.b Plat-Umum,Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng. Grafik dan Tabel
ly
Perhitungan Beton Bertulang;26. Didapatkan nilai x dari hasil dan Digunakan rumus
lx
sebagai berikut:

 MLx = 0,001 × Qu × lx2 × x = 0,001 ×863,6 × 3,02 × 25


= 194,31 kg.m
 MLy = 0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 3,02 × 28
= 217,62 kg.m
 Mtx = -0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 3,02 × 54
= -419,70 kg.m
 Mty = -0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 3,02 × 60
= -466,34 kg.m

TIPE A3

Lx = 2,5 m

Ly = 3,0 m
l y 3,6 l y
= =1,125
l x 3,2 l x

l y 3,0 l y
= =1,2
l x 2,5 l x
Berdasarkan Tabel 4.2.b Plat-Umum,Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng. Grafik dan Tabel
ly
Perhitungan Beton Bertulang;26. Didapatkan nilai x dari hasil dan Digunakan rumus
lx
sebagai berikut:
 MLx = 0,001 × Qu × lx2 × x = 0,001 × 863,6× 2,5² × 36
= 194,31 kg.m
 MLy = 0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 × 863,6× 2,5² × 27
= 145,73 kg.m
 Mtx = -0,001 × Qu × lx2 × x = 0,001 × 863,6× 2,5² × 72
= -388,62 kg.m
 Mty = -0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 × 863,6× 2,5² × 69
= -372,42 kg.m

TIPE A4

Lx = 2,5 m

Ly = 3,0 m

l y 3,0 l y
= =1,2
l x 2,5 l x
Berdasarkan Tabel 4.2.b Plat-Umum,Ir. Gideon H. Kusuma, M. Eng. Grafik dan Tabel
ly
Perhitungan Beton Bertulang;26. Didapatkan nilai x dari hasil dan Digunakan rumus
lx
sebagai berikut:

 MLx = 0,001 × Qu × lx2 × x = 0,001 ×863,6 × 2,52 × 41


= 221,29 kg.m
 MLy = 0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 2,52 × 27
= 145,73 kg.m
 Mtx = -0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 2,52 × 84
= -453,39 kg.m
 Mty = -0,001 × Qu × lX2 × x = 0,001 ×863,6 × 2,52 × 74
= -399,41 kg
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Momen
(Dalam kg.m )
Tipe
Mlx Mly Mtx Mty
Tipe A1 233,172 233,172 -528,52 -528,52
Tipe A2 194,31 217,62 -419,70 -466,34
Tipe A3 194,31 145,73 -388,62 -372,42
Tipe A4 221,29 145,73 -453,39 -399,41
Di cari yang
terbesar 233,172 233,172 -528,52 -528,52

 Jadi momen yang dipakai (terbesar) :


- MLx = 233,172 kg.m = 233,172 × 104 N.mm
- MLy = 233,172 kg.m = 233,172 × 104 N.mm
- MTx = 528,52 kg.m = 528,52 × 104 N.mm
- MTy = 528,52 kg.m = 528,52 × 104 N.mm

1.2 PENULANGAN LAPANGAN ARAH X


Mu = MLx = 233,172 × 104 N.mm
Mu 233,172× 10 4
Mn = = = 2.914.650 N.mm
∅ 0.8
Mn 2.914 .650
Rn = = = 0,3229
b d 2 1000× 952

fy 240
m = = =¿11,294
(0,85 × f c) (0.85 ×25)
'

ρ=
1
m ( √
1− 1−
2 x Rn× m
fy )
1
= ¿
11,2941
= 0.00135

ρ < ρmaks maka menggunakan tulangan tunggal


ρ <ρminmaka menggunakan ρ= 0,0025
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0025×1000x95
= 237,5 mm2
As 237,5
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = =2,6738 ≈ 3 π 2= π 2 3,057 ≈ 4
2
1/4 πd 1/ 4 π 10
2
×D × 10
4 4
buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4
Jarak Antar Tulangan = 2H
= 2 x 120 = 240 mm
Jarak antar tulangan yang dipakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm

1.2.1 Analisis kapasitas lentur plat penulangan lapangan arah x


Mlx = 233,172 × 104 N.mm
b (lebar plat) = 1000 mm
s (spasi tulangan) = 240 mm
h (tebal pelat) = 120 mm
dx = 95 mm
Dtulangan = 10 mm
p(selimutbeton) = 20 mm
π
×102×1000
4
=
As = 240 327, 083 mm2
A s ×f y 327,083 × 240
'
a = 0. 85×f c×b = 0.85× 25 ×1000 = 3.6941 mm
φ Mn terpasang = φ [Asfy (d-a/2)]
= 0,8×[327,083×240×(95-3,6941/2)]
= 5.850.004,706 Nmm
φ Mn > Mu
5.850.004,706 Nmm > 2.331.720,00 N.mm (Aman)

1.3 PENULANGAN LAPANGAN ARAH Y


MLy = 233,172 × 104 N.mm
Mu 233,172× 10 4
Mn = = = 2.914.650 N.mm
∅ 0.8
Mn 2.914 .650
Rn = 2 = 2 = 0,403
bd 1000× 85
fy 240
m = = =¿11,294
(0,85 × f c) (0.85 ×25)
'

ρ=
1
m ( √
1− 1−
2 x Rn× m
fy )
1
= ¿
11,2941
= 0.00169

ρ < ρmaks maka menggunakan tulangan tunggal


ρ <ρminmaka menggunakan ρ= 0,0025
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0025 × 1000 x 85
= 212,5mm2
As 237,5
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = =2,6738 ≈ 3 π 2= π 2 2,707 ≈ 3
2
1/4 πd 1/4 π 10 2
×D × 10
4 4
buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 333,33 mm
n 3
Jarak Antar Tulangan = 2 x H
= 2 x 120 = 240 mm
Jarak antar tulangan yang dipakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm

1.3.1 Analisis kapasitas lentur plat penulangan lapangan arah y


Mly = 233,172 × 104 N.mm
b (lebar plat) = 1000 mm
s (spasi tulangan) = 240 mm
h (tebal pelat) = 120 mm
dy = 85 mm
Dtulangan = 10 mm
p (selimutbeton) = 20 mm
π
×102×1000
4
=
As = 240 327,0833 mm2
A s ×f y 327,0883 ×240
'
a = 0. 85×f c×b = 0.85× 25 ×1000 = 3,6941 mm

φ Mn terpasang = φ [Asfy (d-a/2)]


= 0,8×[327,0833×240×(85-3,6941/2)]
= 5.222.005 Nmm
φ Mn > Mu
5.222.005,00 Nmm > 2.331.720,00 N.mm (Aman)

1.4 PENULANGAN TUMPUAN ARAH X (TUMPUAN TENGAH)


Mtx = 528,52 × 104 N.mm
Mu 5.285.200
Mn = = =¿ 6.606.500 N.mm
∅ 0.8

Mn 6.606 .500
Rn = 2 = 2 = 0,732
bd 1000× 95
fy 240
m = = =¿11,294
(0,85 × f c) (0.85 ×25)
'

ρ=
1
m ( √
1− 1−
2 x Rn× m
fy )
1
= ¿
11,294
= 0,0031
ρ < ρmaks maka menggunakan tulangan tunggal
ρ > ρmin maka menggunakan ρ= 0,0031

Tulangan Pokok :
As = ρ×b×d
= 0,0031×1000×95
= 294,92 mm2
As 294,92
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = = =2,6738 ≈ 3 π 2 = π 2 3,757
2
1/4 πd 1/4 π 10 2
×D × 10
4 4
≈ 4 buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4

Jarak antar tulangan =2H


= 2 x 120 =240 mm
Jarakantartulangan yang dipakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm

1.4.1 Analisis kapasitas lentur plat penulangan tumpuan arah x


Mtx = 5.285 .200N.mm

b (lebar plat) = 1000 mm


s (spasi tulangan) = 240 mm
h (tebal pelat) = 120 mm
dx = 95 mm
Dtulangan = 10 mm
p (selimut beton) = 20 mm
π
×102×1000
4
=
As = 240 327,083 mm2
A s ×f y 327,083 ×240
'
a = 0. 85×f c×b = 0.85× 25 ×1000 = 3,6941 mm

φ Mn terpasang = φ [Asfy (d-a/2)]


= 0,8×[327,0833×240×(95-3,6941/2)]
= 5.849.999,298 Nmm
φ Mn > Mu
5.849.999,298 Nmm > 5.285 .200N.mm (Aman)
Tulangan Bagi :
Asb = 20% × As (PBI Pasal 9)
= 0,2 × 327,083
= 65.416 mm2
Asb = 0,002 × b × h
= 0,002 × 1000 × 120 = 240 mm2
As 240
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = = =2,6738 ≈ 3 π 2= π 2 3,057 ~
2
1/4 πd 1/4 π 10
2
×D × 10
4 4
4 buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4

Jarakantar tulangan =2H


= 2 x 120 =240 mm
Jarak antar tulangan yang di pakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm

1.5 PENULANGAN TUMPUAN ARAH Y (Tumpuan Tengah)


Mu = Mty = 528,52 × 104 N.mm
Mu 5.285.200
Mn = = =¿ 6.606.500 N.mm
∅ 0.8

Mn 6.606 .500
Rn = 2 = 2 = 0,914
bd 1000× 95
fy 240
m = = =¿11,294
(0,85 × f c) (0.85 ×25)
'

ρ=
1
m ( √
1− 1−
2 x Rn× m
fy )
1
= ¿
11,294
= 0,00389
ρ < ρmaks maka menggunakan tulangan tunggal
ρ > ρmin maka menggunakan ρ= 0,00389

Tulangan Pokok :
As = ρ×b×d
= 0,00389×1000×85
= 331,129 mm2
As 331,129
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = = =2,6738 ≈ 3 π 2= π 2 2,929
2
1/ 4 πd 1/4 π 10
2
×D × 12
4 4
≈ 3buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 333,33 mm
n 3

Jarak antar tulangan =2H


= 2 x 120 =240 mm
Jarakantartulangan yang dipakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D12 - 240 mm

1.4.2 Analisis kapasitas lentur plat penulangan tumpuan arah y


Mtx = 528,52 × 104 N.mm

b (lebar plat) = 1000 mm


s (spasi tulangan) = 200 mm
h (tebal pelat) = 120 mm
dx = 85 mm
Dtulangan = 10 mm
p (selimut beton) = 20 mm
π
× 122 ×1000
As =4 471,000 mm2
=¿
240
A s ×f y 327,083 ×240
'
a = 0. 85×f c×b = 0.85× 25 ×1000 = 5,319 mm

φ Mn terpasang = φ [Asfy (d-a/2)]


= 0,8×[327,0833×240×(85-3,6941/2)]
= 7.446.192,158 Nmm
φ Mn > Mu
7.446.192,158 Nmm > 5.285 .200N.mm (Aman)
Tulangan Bagi :
Asb = 20% × As (PBI Pasal 9)
= 0,2 × 471,00
= 94,2 mm2
Asb = 0,002 × b × h
= 0,002 × 1000 × 120 = 240 mm2
As 240
As 210 =¿
Jumlah tulangan (n) = = = =2,6738 ≈ 3 π 2= π 2 3,057 ~
2
1/4 πd 1/4 π 10 2
×D × 10
4 4
4 buah tulangan
1000 1000
Jarak Antar Tulangan (s) = = = 250 mm
n 4

Jarakantar tulangan =2H


= 2 x 120 =240 mm
Jarak antar tulangan yang di pakai= 240 mm
Jadi dipakai Tulangan D10 - 240 mm

1.6 PENULANGAN TUMPUAN TEPI (ARAH X DAN ARAH Y)


Diberikan tulangan sama dengan tulangan lapangan yaitu :
 Tulangan Tumpuan Tepi Arah X : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Tumpuan Tepi Arah Y : D10 mm – 240mm

1.7REKAPITULASI PENULANGAN
 Tulangan Lapangan Arah X : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Lapangan Arah Y : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Pokok Tumpuan Tengah Arah X : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Pokok Tumpuan Tengah Arah Y : D12 mm – 240 mm
 Tulangan Bagi Arah X : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Bagi Arah Y : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Tumpuan Tepi Arah X : D10 mm – 240 mm
 Tulangan Tumpuan Tepi Arah Y : D10 mm – 240mm

Anda mungkin juga menyukai