Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PERHITUNGAN PEMBEBANAN GEMPA

4.1 BERAT TOTAL BANGUNAN


Berdasarkan hasil hitungan pada bab sebelumnya berat total bangunan
adalah sebesar 170801,874 kN.
Berat Total Bangunan
 
berat bangunan lantai 1 = 36110,766 kN
berat bangunan lantai 2 = 36110,767 kN
berat bangunan lantai 3 = 36110,766 kN
berat bangunan lantai 4 = 36110,766 kN
berat banguan lantai atap = 21556,699 kN
total = 170801,874 kN
Tabel 4.1 berat total banguan
4.2 PERHITUNGAN PEMBEBANAN GEMPA
1. Kriteria Perancangan
Lokasi gedung : Palembang
Jenis tanah : Tanah Lunak (SE)
Daktilitas bangunan : Daktilitas Penuh
2. Perhitungan Gempa Statik Ekivalen Berdasarkan SNI-1726-2012
1. Menentukan parameter percepatan batuan dasar, yaitu S s (pada
periode pendek), dan S1 (pada periode 1 detik)
Pada spektrum respon percepatan pada periode 0,2 detik (S S) dengan
redaman 5% dibatuan dasar untuk probabilitas melampaui 2% dalam 50
tahun.

PALEMBANG

Gambar 4.1 Peta Nilai Ss


(Sumber: Buku Peta Gempa 2017, Hal: 282)

15
Diperoleh nilai SS antara 0,25 – 0,3 g maka diunakan nilai SS sebesar 0,3 g.

Pada spektrum respon percepatan pada periode 0,2 detik (S1) dengan
redaman 5% dibatuan dasar untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.

PALEMBANG

Gambar 4.2 Peta S1


(Sumber: Buku Peta Gempa 2017, Hal: 282)

Diperoleh nilai S1 antara 0,15-0,2 g maka digunakan nilai S1 sebesar 0,2 g.


2. Menentukan koefisien spektrum
Fa adalah faktor amplifikasi periode pendek 0,2 detik, dengan nilai S S
sebesar 0,15 g maka dengan melihat tabel 4 pada peraruran SNI gempa 1726-2012
didapat nilai Fa sebesar 2,34.
Tabel 4.2 Faktor amplifikasi untuk periode pendek (Fa).

Ss
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,25
Klasifikasi Site
Batuan Keras (SA) 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Sangat Padat dan
Batuan Lunak (SC)
1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
Tanah Sedang (SD) 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
Tanah Lunak (SE) 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
Tanah Khusus (SF) SSb

16
Catatan :

a. Untuk nilai-nilai antara Ss dapat dilakukan interpolasi linier.


b. SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik
(Sumber: SNI 1726-2012, Hal: 22)

FV adalah faktor amplifikasi periode pendek 1,0 detik dengan nilai S 1


sebesar 0,04 g maka diperoleh nilai FV sebesar 3,2.
Tabel 4.3 Faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv).
S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Klasifikasi Site
Batuan Keras (SA) 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Batuan (SB) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Tanah Sangat Padat dan 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
Batuan Lunak (SC)
Tanah Sedang (SD) 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
Tanah Lunak (SE) 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
Tanah Khusus (SF) SSb
Catatan :
a. Untuk nilai-nilai antara S1 dapat dilakukan interpolasi linier.
b. SS = situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik.

3. Menentukan parameter respon spektrum


Spektrum respon percepatan dipermukaan dengan nilai koefisien resiko
terpetakan CRS 0,2 detik dan nilai CR1 1 detik.

PALEMBANG

Gambar 4.3 Nilai CR1


(Sumber: Buku Peta Gempa 2017, Hal: 282)

17
PALEMBANG

Gambar 4.4 Nilai CRS


(Sumber: Buku Peta Gempa 2017, Hal: 282)

Berdasarkan gambar CRS dan CR1 maka diperoleh data sebagai berikut:
CRS 0,2 detik = 0,95 – 1,0 maka digunakan 1
CR1 1 detik = 0,95 – 1,0 maka digunakan 1
Parameter spektrum pada periode pendek (SMS) adalah sebagai berikut:
SMS = Fa x Ss x CRS 0,2 detik
= 2,34 x 0,3 x 1
= 0,702 g
Parameter spektrum pada periode pendek (SM1) adalah sebagai beriku:
SM1 = Fv x S1 x CR1 1 detik
= 3,2 x 0,2 x 1
= 0,64 g
4. Membuat spektrum respon desain
Parameter spektral desain untuk periode pendek (SDS) adalah sebagai
berikut:
SDS = 2/3 x SMS
= 2/3 x 0,702
= 0,47 g
Parameter spektral desain untuk periode pendek (SD1) adalah sebagai
berikut:
SD1 = 2/3 x SM1
= 2/3 x 0,64
= 0,43 g

18
TS = SD1 / SDS
= 0,43 / 0,47
= 0,91 g
To = 0,2 x Ts
= 0,2 x 0,91
= 0,18 g
Untuk periode lebih kecil dari To, respon spektrum percepatan, Sa
didapatkan dari persamaan berikut:
Sa = SDS x (0,4 + 0,6 x T / To)..................................... (persamaan 4.1)
Sedangkan untuk periode lebih besar dari To, respon spektrum percepatan,
Sa didapatkan dari persamaan berikut:
Sa = SD1 / T.................................................................. (persamaan 4.2)
Tabel 4.4 Tabel nilai hubungan T dan Sa

Sa
T (det) (m/det^2
)
0 0,19
To 0,18 0,47
0,50 0,47
Ts 0,91 0,47
1,50 0,28
2,00 0,21
2,50 0,17
3,00 0,14
3,50 0,12
4,00 0,11

Respon Spektrum
0.70
0.60
0.50
Sa (m/det^2)

0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00 0.18 0.50 0.91 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
T (detik)

Gambar 4.5 Respon spektrum

19
5. Menghitung waktu getar alami struktur
Setelah diperoleh grafik respon sektrum maka langkah selanjutnya adalah
menghitung waktu getar alami struktur. Jika diketahui :
Jumlah lantai 5
Tinggi total (H) : 22,5 m
Tipe strukrtur : Rangka beton pemikul momen
Tabel 4.5 Nilai parameter perioda pendekatan Ct dan x

Tipe struktur Ct X
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100
persen gaya gempa yang diisyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa
Rangka baja pemikul momen 0,0724a 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466a 0,9
a
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
a
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488a 0,75
(Sumber: SNI 1726-2012, Hal: 56)

Ct : 0,0466
x : 0,9
Tabel 4.6 Koefisien untuk batas pada periode yang dihitung

Parameter percepatan respons spectral


Koefisien Cu
desain pada 1 detik,SD1
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
(Sumber: SNI 1726-2012, Hal: 56)

Waktu getar alami struktur (T) sebagai berikut:


T hitung = Ct x Hx
= 0,0466 x 120,9 = 0,436 detik
Ta*Cu = 0,741 detik
SD1 = 0,02 g , Maka Cu = 1,7 (Dari Tabel)
Tx ( mode 1) = 0,84740 detik (hasil SAP2000)

20
Ty ( mode 2) = 0,82169 detik (hasil SAP2000)
Syarat :
1. Jika Tc >Ta*Cu , maka T = Ta*Cu
2. Jika Tc < Ta*Cu > Ta , Maka T = TTerbesar
3. Jika Tc > Ta , Maka T = Ta
Maka, T pakai adalah nilai T terbesar yaitu 0,436 detik.

6. Gaya geser dasar


Setelah diperoleh waktu getar alami struktur maka langkah selanjutnya
adalah menghitung gaya geser dasar. Jika diketahui :

Tingkat daktilitas gedung (R) :8


Kategori resiko : IV
Faktor keamanan struktur (I) :1

Tabel 4.7 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa

Kategori
Jenis pemanfaatan
resiko
Gedung dan non gedung yang ditunjukan sebagai fasilitas yang penting
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
-Bangunan-bangunan monumental
-Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
-rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan
unit gawat darurat
-Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi serta garasi
IV
kendaraan darurat
-Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angina badai dan tempat
perlindungan darurat lainnya
-Fasilitas kesiapan darurat
Pusat embangkitan energy dan fasilitas public
-Struktur tambahan

(Sumber: SNI-1726-2013, Hal: 15)

Tabel 4.8 Faktor Keutamaan Gempa

21
Faktor resiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5
(Sumber: SNI-1726-2013, Hal: 15)

Tabel 4.9 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa

Koefisi Batasan sistem struktur dan


Faktor Faktor
en batasan tinggi struktur, hn (m)c
kuat- pembe
Sistem penahan-gaya modifi
lebih saran
seismik kasi
sistem, defleks Kategori desain seismic
respon
0g i, Cdb
s, Ra
C. Sistem rangka pemikul
momen
1. Rangka baja pemikul
8 3 5½ TB TB TB TB TB
momen khusus
2. Rangka batang baja
7 3 5½ TB TB 48 30 TI
pemikul momen khusus
3. Angka baja pemikul
4½ 3 4 TB TB 10h.l TIh TIl
momen menengah
4. Rangka baja pemikul
3½ 3 3 TB TB TIh TIh TIl
momen biasa
5. Rangka beton
bertulang pemikul 8 3 5½ TB TB TB TB TB
momen khusus

6. Rangka beton bertulang


pemikul momen 5 3 4½ TB TB TI TI TI
menengah

Koefisi
Faktor Faktor
en
kuat- pembe
Sistem penahan-gaya modifi Batasan sistem struktur dan
lebih saran
seismik kasi batasan tinggi struktur, hn (m)c
sistem, defleks
respon
0g i, Cdb
s, Ra
Kategori desain seismic
C. Sistem rangka pemikul
momen
7. Rangka beton bertulang
3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen biasa
8. Rangka baja dan beton 5 3 4½ TB TB TI TI TI

22
komposit pemikul
momen menengah
9. Rangka baja dan beton
komposit terkekang 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
parsial pemikul momen
10. Rangka baja dan beton
komposit pemikul 3 3 2½ TB TI TI TI TI
momen biasa
11. Rangka baja canai
dingin pemikul momen
3½ 30 3½ 10 10 10 10 10
khusus dengan
pembautan
(Sumber: SNI 1726-2012, Hal: 36)

a. Menentukan Nilai Koefisien Respon Seismik (Cs)


Cara I :
Cs = SDS*I/R
= 0,47 x (1/8)
= 0,088
Cara 2 :
Cs = SDS*I/(T*R )
= 0,47 x 1,5 / (0,76798 x 8)
= 0,104
Cara 3 :
Cs = 0,044*SDS*I
= 0,044 x 0,47 x 1,5
= 0,031
Maka Cs pakai : 0,104 ≥ 0,01 (digunakan nilai Cs terbesar)
b. Menentukan Gaya Geser Dasar (V)
Berat total (Wt) = 170803,9 kN
V = Cs*Wt = 17792,52 kN
7. Menghitung Gaya Horizontal Gempa Statik Ekivalen (Fi)

..............................(Persamaan 4.3)

Dimana :
Fi : Gaya horizontal gempa
Wi : Berat perlantai bangunan gedung
Hi : Tinggi (m) bangunan keseluruhan

23
k : Eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut :
1. Untuk struktur dengan T ≤ 0,5 detik ; k = 1
2. Untuk struktur dengan T ≥ 2,5 detik ; k = 2
3. Untuk struktur dengan nilai 0,5 ˂ T˂ 2,5 ; k = 2 atau harus
ditentukan dengan interpolasi linier.
Rumus Interpolasi :
T1 = 0,5 k1 = 1
T2 = 2,5 k2 = 2
T3 = 0,768 k3 = x
−( T 2−T 3 )( k 2−k 1 )
k3 = +k 2
( T 2−T 1 )
= 1,134 det
8. Menghitung Beban Gempa Perlantai
Menghitung beban gempa perlantai, jika diketahui nilai :
V= 17792,5224 kN
k = 1,1340 det
Dengan menggunakan persamaan ( ), maka akan diperoleh
beban gempa perlantai. Perhitungan beban gempa per lantai dapat dilihat pada
tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel Distribusi Gaya Gempa Statik Ekivalen Bangunan


Perlantai

lantai Hi
Wi (kN) Hi^k Wi*(Hi^k) Fi (kN)
(Wi) (m)
36110,76 1078926,9
5 20,00 29,88 6560,73
6 0
4 36110,77 16,00 23,20 837716,39 5093,98
3 36110,77 12,00 16,74 604529,80 3676,02
2 36110,77 8,00 10,57 381708,59 2321,09
1 4804,11 4,00 4,82 23138,92 140,70
       
2926020,5
Total (∑) 9 17792,52
Tabel 4.10 perhitungan beban gempa perlantai
Kontrol :

24
V = ∑ Fi
17792,52 kN = 17792,52 kN.......... Ok

4.3 KOMBINASI BEBAN GEMPA


Pada perencanaan ini, perencana akan memasukkan 10 kombinasi
pembebanan pada analisis SAP2000. Adapun 10 kombinasi pembebanan tersebut
adalah :
1. Kombinasi 1 : 1,4 D.
2. Kombinasi 2 : 1,2 D + 1,6 L.
3. Kombinasi 3 : 1,2 D +1 L + 1 EQX + 0,3 EQY.
4. Kombinasi 4 : 1,2 D +1 L + 1 EQX - 0,3 EQY.
5. Kombinasi 5 : 1,2 D - 1 L + 1 EQX + 0,3 EQY.
6. Kombinasi 6 : 1,2 D +1 L - 1 EQX - 0,3 EQY.
7. Kombinasi 7 : 1,2 D +1 L + 1 EQX + 0,3 EQY.
8. Kombinasi 8 : 1,2 D +1 L + 1 EQX - 0,3 EQY.
9. Kombinasi 9 : 1,2 D - 1 L - 1 EQX + 0,3 EQY.
10. Kombinasi 10 : 1,2 D +1 L - 1 EQX - 0,3 EQY.
Keterangan : L = Beban hidup
D = Beban mati
EQX = Beban gempa arah X
EQY = Beban gempa arah Y

25
26

Anda mungkin juga menyukai