Anda di halaman 1dari 15

Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

CONTOH PERHITUNGAN PEMBEBANAN GEMPA


Pembebanan Gempa berdasarkan SNI 1726-2012

Gedung Perkuliahan akan dibangun di kota Yogyakarta. Jenis tanah tempat pembangunan
tergolong jenis tanah sedang. Bangunan direncanakan dengan tingkat daktilitas yaitu sebagai
Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus. Perhitungan pembebanan gempa dapat dihitung
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan parameter percepatan batuan dasar, yaitu Ss (pada periode pendek) dan S1
(pada periode 1 detik).
Apabila didesain dengan menggunakan peta gempa Indonesia tahun 2010, diketahui nilai :
Ss = 0,8 1,2 g 1,0 g (Gambar 1.1)
S1 = 0,30 0,50 g 0,40 g (Gambar 1.2)

Dikembangkan oleh Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010.


Didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Australia-Indonesia
Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Institut Teknologi Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Badan Meteorologi-Klimatologi-Geofisika, dan software dari USGS.

Gambar 1.1 : Peta spektrum respons percepatan perioda 0.2 detik (SS) dengan redaman 5% di
batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.
Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 1
Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Dikembangkan oleh Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010.


Didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Australia-Indonesia
Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Institut Teknologi Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Badan Meteorologi-Klimatologi-Geofisika, dan software dari USGS.

Gambar 1.2 : Peta spektrum respons percepatan perioda 1.0 detik (S1) dengan redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.

2. Menentukan koefisien situs (Site coefficient), Fa dan Fv untuk wilayah yang ditinjau
Untuk penentuan respon spektra percepatan gempa di permukaan tanah diperlukan suatu
faktor amplifikasi seismik (Fa dan Fv) pada periode 0,2 detik dan 1 detik. Fa adalah Faktor
amplifikasi periode pendek 0,2 detik, dan Fv adalah Faktor amplifikasi periode 1 detik.
Faktor amplifikasi Fa dan Fv ditampilkan dalam tabel 1 dan 2 berikut ini.

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 2


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Tabel 1.Faktor amplifikasi untuk periode pendek (Fa).


SS
Klasifikasi Site
Ss 0.25 Ss = 0.5 Ss= 0.75 Ss = 1.0 Ss 1.25
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah Sangat Padat dan Batuan
1.2 1.2 1.1 1.0 1.0
Lunak (SC)
Tanah Sedang (SD) 1.6 1.4 1.2 1.1 1.0
Tanah Lunak (SE) 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
Tanah Khusus (SF) SS SS SS SS SS
Catatan :
(a) Untuk nilai nilai antara Ss dapat dilakukan interpolasi linier
(b) SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs spesifik (Lihat Pasal
6.9.1)

Tabel 2.Faktor amplifikasi untuk periode 1 detik (Fv).


S1
Klasifikasi Site
S1 0.1 S1 = 0.2 S1 = 0.3 S1 =0.4 S1 0.5
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah Sangat Padat dan Batuan
1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
Lunak (SC)
Tanah Sedang (SD) 2.4 2.0 1.8 1.6 1.5
Tanah Lunak (SE) 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
Tanah Khusus (SF) SS SS SS SS SS
Catatan :
(c) Untuk nilai nilai antara S1 dapat dilakukan interpolasi linier
(d) SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs spesifik (Lihat Pasal
6.9.1)

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 3


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Gambar 1.3 : Koefisien Crs (untuk periode pendek, 0,2 dt)

Gambar 1.4 : Koefisien Crs (untuk periode panjang, 1,0 dt)

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 4


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

3. Menentukan parameter respon spektrum


Hubungan koefisien-koefisien situs dan parameter respon spektra tersebut adalah:
SMS = Fa. Ss (Pers. 1)
SM1 = FV. S1 (Pers. 2)
Dimana:
Fa = faktor amplifikasi pada periode pendek
Fv = faktor amplifikasi pada periode 1 detik
SMS= Parameter spektrum respon percepatan periode pendek.
SM1= Parameter spektrum respon percepatan periode 1 detik.

a. Spektrum Response Pecepatan di permukaan


Gedung yang akan kita bangun adalah Gedung perkuliahan dengan kriteria tanah
sedang yang berada pada daerah Yogyakarta. Dari kriteria tersebut maka didapatkan
nilai Ss, Fa, S1, dan Fv berdasarkan tabel. Untuk nilai Crs 0.2 dtk dan 1 dtk didapatkan
dari peta gambar 1.3 dan gambar 1.4.

a) SMS = Fa. Ss . Crs 0,2 dtk


SMS = 1.1 x 1.0 x 1.0
= 1.1
b) S1 = Fv. S1. Crs 1 dtk
S1 = 1.6 x 0.4 x 1
= 0,64

4. Menentukan Spektrum Response Desain


a) Sds = 2/3. SMS (Pers. 3)
= 2/3 x 1.1
= 0.73
b) Sd1 = 2/3.S1 (Pers. 4)
= 2/3 x 0,64
= 0,427

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 5


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

SDS
SD1
Sa =

Spektra Percepatan (g)


T

SD1

T0 TS 1
Periode (detik)
Gambar 1.5 Desain Respon Spektra
dimana:
I. Untuk periode lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
T
Sa = S DS 0.4 0.6 (Pers. 5)
T 0

II. Untuk periode lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama dengan
TS, spektrum respons percepatan, Sa adalah sama dengan SDS.
III. Untuk periode lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
S D1
Sa = (Pers. 6)
T

Keterangan:

S D1
To = 0.2 Ts dan Ts = (Pers. 7)
S DS

5. Menentukan waktu getar alami struktur (T)


Waktu getar alami struktur (T) dihitung untuk digunakan pada perhitungan nilai Sa.
Tinggi lantai 1 = 3.9 m
Tinggi lantai 2-4 = 3.9 m
Tinggi total (H) = (3.94) m = 15.6 m

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 6


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

a) Rumus lama : T = 0,06.H)0,75 (Pers. 8)


b) Rumus baru : T = Ct . Hx (RSNI 1726- 2012) (Pers. 9)
Tabel 3. Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen dimana rangka memikul
100% gaya seismik yang disyaratkan dan tidak dilingkupi
atau dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan
akan mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya
gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,80
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,90
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

Untuk bangunan gedung dengan rangka beton pemikul momen, maka :


T = 0,0466.H0.9,
= 0,0466 . 15,90,9
= 0,5619 dt

Gambar 1.6. Respon Spektra hasil desain untuk Wilayah Yogyakarta,


Tanah Sedang, T = 0,5619 dt

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 7


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

6. Menetukan Gaya geser dasar


a) Menentukan nilai Cs

Cs =
SDS I , (Pers. 10)
R
Dimana,
I adalah Faktor Keutamaan Struktur
R adalah tingkat Daktilitas Struktur

Berdasarkan Tabel kategori disain seismik (RSNI 1726-2012), diketahui gedung


perkuliahan merupakan kategori risiko IV yang dibangun pada tanah sedang
memiliki nilai faktor keutamaan struktur (I) sebesar 1,5.
Nilai R untuk Tingkat daktilitas struktur rangka pemikul momen khusus sebesar 8

Cs =
SDS I ,
R
Cs = (0,73.1,5)/8
= 0,137
Csupper bound : V = (Sd1.I)/(T.R) (Pers. 11)
V = (0,427 x1,5)/(0,5619 x 8)
V = 0,142

Cslower bound : V = 0,044.Sds.I 0,01 (Pers. 12)


V= 0,044.0,73.1,5
V= 0,048
Nilai Cs pada Pers. 10 tidak perlu lebih besar dari Csupperbound (Pers.11), namun
nilai Cs (Pers.10) harus lebih besar dari Csmin (Pers.12).

Jadi, Cs pakai adalah nilai Cs yang menentukan. Nilai Cs yang menentukan dari
perhitungan diatas adalah sebesar = 0,137

b) Menentukan gaya geser dasar (V)


V = Cs. W
V = 0,137. W
Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 8
Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Sehingga gaya geser dasar yang dipakai adalah gaya geser dasar minimum =
0,137 W

7. Menghitung Gaya horizontal gempa Ekivalen Statik (Fi)

Wi .Hi k
Fi V
Wi.Hi k
Dimana :
Fi = gaya horizontal gempa
Wi = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau dikenakan
pada tingkat I atau x
Hi = tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sbb:
untuk struktur dengan T 0,5 dt , k = 1
untuk struktur dengan T 2,5 dt , k = 2
untuk struktur dengan nilai 0,5 < T < 2,5 , k = 2 atau harus ditentukan
dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

Berat total bangunan (Wt) = 272,2398 ton.
Geser dasar seismik (V)
V = Cs Wt
= 0,137 . 272,2398 = 37,297

Dari perhitungan interpolasi dengan T = 0,5619 didapat nilai k =1.0262


Tabel 1.6 Gaya Gempa Tiap lantai
Lantai Wi Hik Wi * Hik Fi
4
3
2
1
=

Kontrol : V = Fi >>> Oke !!


Kombinasi Pembebanan adalah sebagai berikut ini.
COMB 1 = 1,4 D
COMB 2 = 1,2 D + 1,6 L
Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 9
Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

COMB 3 = (1,2 + 0,2 Sds)D + 1,3 QEx1 + 0,5 L


COMB 4 = (1,2 + 0,2 Sds)D - 1,3 QEx1 + 0,5 L
COMB 5 = (1,2 + 0,2 Sds)D + 1,3 QEy1 + 0,5 L
COMB 6 = (1,2 + 0,2 Sds)D - 1,3 QEy1 + 0,5 L
COMB 7 = (0,9 0,2 Sds)D + 1,3 QEx1
COMB 8 = (0,9 0,2 Sds)D - 1,3 QEx1
COMB 9 = (0,9 0,2 Sds)D + 1,3 QEy1
COMB 10 = (0,9 0,2 Sds)D - 1,3 QEy1

Untuk Load pattern yang digunakan:


Dead 1
Live 0
Ex 0 user load
Ey 0 user load

Langkah2 selanjutnya setelah load patern dibuat adalah memasukkan beban2 tambahan.

Semisal di plat lantai, kita mau memasukkan beban mati tambahan, untuk load case nya kita
gunakan qd tambahan lantai.

Dan bgtu seterusnya.

Menentukan Pusat Massa dan Berat bangunan per lantai


Dalam menentuka pusat massa dan berat bangunan per lantai yaitu dengan membuat GROUP
tiap lantai. Langkahnya adalah sebagai berikut
Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 10
Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

1. Select lantai yang akan di group

2. Selanjutnya adalah pilih Assign Assign to group

Setelah dipilih assign to group pilih add new group. Beri nama group. Setelah itu
lakukan hal yang sama pada tiap lantai.

3. Setelah setiap lantai di group maka setelah itu dibuat diaghram tiap lantai.
Select lantai yg akan di diafragma. Langkahnya sesuai dengan langkah saat mau group

Selanjutnya pilih Assign Joint Constraint

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 11


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Lakukan hal yang sama di setiap lantai.

Setelah itu lakukan running dan yang di running beban mati saja (DEAD)

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 12


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

4. Selanjutnya adalah melihat titik berat bangunan tiap lantai.


Setelah run analisis, masuk dalam folder hasil run SAP tadi. Cari file dengan format OUT
File.

Buka file format OUT file dengan notepad.

Akan tampil jendela seperti berikut ini

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 13


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Yang berkotak warna merah adalah pusat massa Z menunjukkan ketinggian lantai.

5. Melihat berat bangunan tiap lantai


Pilih menu Display Show Table Other Definition di centang - OK

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 14


Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014

Akan muncul dialog seperti di bawah ini

Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 15


Asisten : Wahyu Hendratno, ST

Anda mungkin juga menyukai