Gedung Perkuliahan akan dibangun di kota Yogyakarta. Jenis tanah tempat pembangunan
tergolong jenis tanah sedang. Bangunan direncanakan dengan tingkat daktilitas yaitu sebagai
Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus. Perhitungan pembebanan gempa dapat dihitung
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan parameter percepatan batuan dasar, yaitu Ss (pada periode pendek) dan S1
(pada periode 1 detik).
Apabila didesain dengan menggunakan peta gempa Indonesia tahun 2010, diketahui nilai :
Ss = 0,8 1,2 g 1,0 g (Gambar 1.1)
S1 = 0,30 0,50 g 0,40 g (Gambar 1.2)
Gambar 1.1 : Peta spektrum respons percepatan perioda 0.2 detik (SS) dengan redaman 5% di
batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.
Dosen Pengampu : Atika Ulfah Jamal, ST, M.Eng, MT 1
Asisten : Wahyu Hendratno, ST
Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa 2014
Gambar 1.2 : Peta spektrum respons percepatan perioda 1.0 detik (S1) dengan redaman 5% di batuan
dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun.
2. Menentukan koefisien situs (Site coefficient), Fa dan Fv untuk wilayah yang ditinjau
Untuk penentuan respon spektra percepatan gempa di permukaan tanah diperlukan suatu
faktor amplifikasi seismik (Fa dan Fv) pada periode 0,2 detik dan 1 detik. Fa adalah Faktor
amplifikasi periode pendek 0,2 detik, dan Fv adalah Faktor amplifikasi periode 1 detik.
Faktor amplifikasi Fa dan Fv ditampilkan dalam tabel 1 dan 2 berikut ini.
SDS
SD1
Sa =
SD1
T0 TS 1
Periode (detik)
Gambar 1.5 Desain Respon Spektra
dimana:
I. Untuk periode lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
T
Sa = S DS 0.4 0.6 (Pers. 5)
T 0
II. Untuk periode lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama dengan
TS, spektrum respons percepatan, Sa adalah sama dengan SDS.
III. Untuk periode lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
S D1
Sa = (Pers. 6)
T
Keterangan:
S D1
To = 0.2 Ts dan Ts = (Pers. 7)
S DS
Cs =
SDS I , (Pers. 10)
R
Dimana,
I adalah Faktor Keutamaan Struktur
R adalah tingkat Daktilitas Struktur
Cs =
SDS I ,
R
Cs = (0,73.1,5)/8
= 0,137
Csupper bound : V = (Sd1.I)/(T.R) (Pers. 11)
V = (0,427 x1,5)/(0,5619 x 8)
V = 0,142
Jadi, Cs pakai adalah nilai Cs yang menentukan. Nilai Cs yang menentukan dari
perhitungan diatas adalah sebesar = 0,137
Sehingga gaya geser dasar yang dipakai adalah gaya geser dasar minimum =
0,137 W
Wi .Hi k
Fi V
Wi.Hi k
Dimana :
Fi = gaya horizontal gempa
Wi = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau dikenakan
pada tingkat I atau x
Hi = tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sbb:
untuk struktur dengan T 0,5 dt , k = 1
untuk struktur dengan T 2,5 dt , k = 2
untuk struktur dengan nilai 0,5 < T < 2,5 , k = 2 atau harus ditentukan
dengan interpolasi linier antara 1 dan 2
Berat total bangunan (Wt) = 272,2398 ton.
Geser dasar seismik (V)
V = Cs Wt
= 0,137 . 272,2398 = 37,297
Langkah2 selanjutnya setelah load patern dibuat adalah memasukkan beban2 tambahan.
Semisal di plat lantai, kita mau memasukkan beban mati tambahan, untuk load case nya kita
gunakan qd tambahan lantai.
Setelah dipilih assign to group pilih add new group. Beri nama group. Setelah itu
lakukan hal yang sama pada tiap lantai.
3. Setelah setiap lantai di group maka setelah itu dibuat diaghram tiap lantai.
Select lantai yg akan di diafragma. Langkahnya sesuai dengan langkah saat mau group
Setelah itu lakukan running dan yang di running beban mati saja (DEAD)
Yang berkotak warna merah adalah pusat massa Z menunjukkan ketinggian lantai.