Anda di halaman 1dari 40

TUGAS BESAR

TEKNIK GEMPA

DISUSUN OLEH :

Ratu Anggita Aprilia 3336190071

Diki Setiawan 3336190073

Ahmad Thoriq Asrori 3336190075

Fadhila Putri Cahyani 3336190077

Octavia Anggun Pramestya 3336190079

DOSEN PENGAMPU :

Baehaki, S.T., M.Eng.

NIP : 198705082015041001

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

2022
Teknik Gempa 2022
Studi Kasus Beton Bertulang (FEMA 451)
Modelling ETABS v.16.2.1

Teknik Gempa 2022


Studi Kasus Beton Bertulang (FEMA 451)

Gedung Perkantoran 12 Lt Beton bertulang + 1 basement


lantai pertama di rancang untuk beban gempa tinggi (B. Lampung)
Desain Seismik
Penentuan Kategori Desain Seismik
Diketahui :
Lokasi : Serang
Jenis Bangunan : Gedung Pendidikan
Jenis Tanah : Tanah Lunak (SE)
Koordinat bangunan : -6.129844762391254, 106.16480406739105
5.1 Peta Lokasi Serang

Berdasarkan RSA Cipta Karya diperoleh data sebagai berikut :


SS = 0.8828 g
S1 = 0.4376 g
TL = 20 detik
Berdasarkan Tabel 3 – kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk
beban gempa (SNI 1726 - 2019 hal. 25)

Kategori Resiko = IV

Berdasarkan Tabel 4 – Faktor keutamaan gempa (SNI 1726 - 2019 hal. 25)
Faktor Keutamaan Gempa = 1,5

1. Menentukan faktor koefisien situs (Fa, Fv) dan menghitung parameter spektrum
respons percepatan yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs.
Tabel 6 – koefisien situs, Fa (SNI 1726 - 2019 hal. 34)

Tabel 7 – Koefisien situs, Fv (SNI 1726 - 2019 hal. 34)


Kelas Parameter respons spektral percepatan gempa
situs maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget
(MCER) terpetakan pada periode 1 detik, S1
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5 S1 ≥ 0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4

SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7

SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0

SF SS(a)

Kelas Situs : SE (Tanah Lunak)


SS = 0,8828 g
S1 = 0,4376 g
Berdasarkan Tabel 6 – koefisien situs, Fa dan Tabel 7 – koefisien situs, Fv di atas
didapatkan hasil sebagai berikut:
Dilakukan interpolasi untuk Fa, didapat nilai Fa : 1,194
Dilakukan interpolasi untuk Fv, didapat nilai Fv : 2,325
2. Menghitung parameter percepatan spektrum desain (SDS, SD1).
Nilai SDS dan SD1 untuk Serang
SDS = 2/3 (fa.Ss) = 2/3 (1,194 . 0,8828) = 0,703 = 0,7
SD1 = 2/3 (fv.S1) = 2/3 (2,325. 0,4376) = 0,678 = 0,7

3. Menentukan kategori desain seismik (SNI 1726 - 2019 hal. 37)


Berdasarkan tabel 8 – kategori desain seismik berdasarkan parameter respons
percepatan pada periode pendek

dan Tabel 9 – kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan


pada periode 1 detik

didapatkan hasil sebagai berikut :


Kelas Situs SDS Kategori resiko

SE 0,7 D

Kelas Situs SD1 Kategori resiko

SE 0,7 D

Masuk SRPMK (Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus), dimensi kecil, detail
Kesimpulan
Kategori Desain Seismik – KDS ( Seismic Design Category – SDC ) untuk kota Serang
untuk semua jenis pemanfaatan, semua kategori resiko, diperoleh KDS – D.
Pembuatan Respon Spektrum
Diketahui:
SD1 : 0,678 = 0,7
SDS : 0,703 = 0,7

Peta transisi periode panjang, TL, wilayah Indonesia

TL untuk serang adalah 20 detik

Penyelesaian:
Hitung T0

SD 1 0,678
T0 = 0,20 x = 0,20 x = 0,193
SDS 0,703

Hitung Ts

SD 1 0,678
Ts = = = 0,964
SDS 0,703

Menghitung Sa untuk 4 kondisi

1. Kondisi T < T0

Sa = SDS x (0,4 + 0,6 (T/T0)

= 0,703 x (0,4 + 0,6 (0/0,193))


= 0,2812

2. Kondisi T > Ts, jika T = 1

SD 1
Sa =
T

0,678
= = 0,678
1

3. Kondisi To < T < Ts

Sa = SDS

= 0,703

4. Kondisi T > TL, jika T = 21

Maka,

TL x SD 1
Sa = 2
T

20 x 0,678
= 2
21

= 0,0307

Setelah dilakukan

perhitungan untuk T

yang dipilih didapat Respon Spektrum


0.8
hasil : 0.7
0.6
T Sa 0.5
0 0,281 0.4
Sa

0,193 0,703 0.3


0,964 0,703 0.2
1 0,678 0.1
0
2 0,339 0 1 2 3 4 5 6
3 0,226
4 0,170 T
5 0,136
6 0,113

ANALISA STATIK EKIVALEN

Metode analisis yang dapat digunakan untuk memperhitungkan pengaruh beban gempa

terhadap struktur adalah sebagai berikut :

a. Metode analisis statis

Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa secara

statis, pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja

pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekivalen,

dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan di dalam perhitungan. Metode ini

disebut Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent Lateral Force Method).

Data-data untuk input pembebanan gempa dengan metode Statik Ekivalen :

1. Zonasi gempa

2. Jenis tanah (klasifikasi Situs)

3. Koefisen seismic

4. Faktor keutamaan

5. Faktor reduksi gempa

Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat gempa yang bekerja

pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara

suatu konstanta berat atau massa dari elemen struktur tersebut.

Beban geser dasar nominal satatik ekivalen V ( base shear ) yang terjadi di tingkat

dasar. Beban geser dasar nominal V tersebut harus dibagikan sepanjang tinggi

struktur gedung menjadi beban-beban nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa

lantai tingkat ke-i.


b. Metode analisis dinamis

Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika

diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada

struktur, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada

struktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang

tidak teratur.

Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis. Pada cara

elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis),

dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan Analisis Ragam

Spektrum Respons (Response Spectrum Modal Analysis), dimana pada cara ini

respons maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum

Respons Rencana (Design Spectra). Sedangkan pada analisis dinamis inelastis

digunakan untuk mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat

kuat dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method).

Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk

analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat

gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka

sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan.

Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data

percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa

diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei
1940. Dalam analisis ini redaman struktur yang harus diperhitungkan dapat

dianggap 5% dari redaman kritisnya. Faktor skala yang digunakan = g x I/R.

Analisis Perhitungan Berat Bangunan

Spesifikasi Gedung :

1. Tinggi bangunan total : 48,5 m

2. Tinggi lantai dasar : 4,5 m

3. Tinggi tipikal :4m

4. Lebar bangunan = 2,5 m

5. Panjang bangunan = 6 m

6. Dimensi kolom untuk semua lantai sama = 60 x 60 cm

7. Dimensi balok induk memanjang = 20 x 40 cm

8. Dimensi balok induk melintang = 20 x 35 cm

9. Dimensi balok anak memanjang = 20 x 30 cm

10. Dimensi balok anak melintang = 20 x 25 cm

11. Tebal pelat lantai : 12 cm

12. Kuat tekan beton : 30 Mpa

13. Fy tulangan Ø < 12 : 240 Mpa

14. Fy tulangan Ø > 12 : 300 Mpa

15. Asumsi jenis tanah : SE (Tanah Lunak)

5.1. Perhitungan Berat Bangunan

a. Pembebanan pada Gedung :

Beban – beban :

1) Beban Hidup (LL)

Lantai 1 – 11 = 4,79 kN/m2


Lantai 12 (Atap) = 0,96 kN/m2

2) Beban Mati :

Berat sendiri struktur (DL) dihitung secara manual dan ETABS berdasarkan input

data dimensi dan karakteristik material yang direncanakan.

3) Beban mati tambahan (DL) Antara lain sebagai berikut:

Dinding batu bata (tinggi x 20,4 : g) = 9,18 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 283)

Keramik (0,011 x 23,6) = 0,26 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 282)

Plester (0,025 m) x 24 kN/m3 = 0,01 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 282)

Beban plafon + penggantung = 0,48 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Beban M/E = 0,19 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Waterproofing = 0,07 kN/m2 (SNI 1727-2020 hal. 280)

Beban-beban gravitasi untuk masing-masing lantai sebagai berikut:

1) Lantai 1 – 11

a) Beban hidup = 4,79 kN/m2

b) Beban mati tambahan :

Dinding bata ringan = 9,18 kN/m2

Plester (2,5 cm) = 0,01 kN/m2

Keramik = 0,26 kN/m2

M/E = 0,19 kN/m2

Plafon = 0,48 kN/m2 +


= 9,93 kN/m2

2) Atap

a) Beban hidup = 0,96 kN/m2


b) Beban mati tambahan:

Plester (2,5 cm) = 0,01 kN/m2

Water proofing = 0,07 kN/m2

M/E = 0,19 kN/m2

Plafon = 0,48 kN/m2 +

= 0,75 kN/m2

b. Perhitungan Pembebanan Manual

Berat Sendiri Struktur Tiap Lantai

1) Kolom

a) Lantai 1 (kolom menerima beban full lt. 1 dan ½ kolom lt. 2)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom) + (dimensi

kolom x ½.tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom)

= ((0,6 x 0,6 x 4,5) x 2400 x 36) + ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36)

= 202176 Kg

b) Lantai 2 (kolom menerima beban ½ kolom lt. 2 dan ½ kolom lt. 11)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom) + (dimensi

kolom x ½.tinggi kolom x BJ beton x jumlah kolom)

= ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36) + ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36)

= 124416 Kg

c) Lantai Atap (kolom menerima beban ½ kolom lt. atap)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= (dimensi kolom x ½.tinggi x BJ beton x jumlah kolom)


= ((0,6 x 0,6 x 2) x 2400 x 36) = 62208 Kg

Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Kolom


Kolom

Dimensi (m) Berat


Tipe
No Jenis Jumlah x Berat
Kolom
h b T (kg/m3) (kg)

Lantai K 1 lantai 0,6 0,6 4,5 2400 36 - 139968


1 K ½ lantai 2 0,6 0,6 2 2400 36 - 62208
Lantai K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 622080
10
2 - 11 K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 622080
Atap K ½ lantai 0,6 0,6 2 2400 36 - 62208
TOTAL 1508544

2) Balok

a) Berat balok induk melintang (0,20 x 0,40)

= (p.balok x l.balok x (p.bangunan – p.kolom) x BJ x Jumlah balok induk

= (0,2 x 0,4 x (6 - 0,6) x 2400 x 28)

= 29030,4 Kg

b) Berat balok induk memanjang (0,20 x 0,35)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – p.kolom) x BJ x Jumlah balok induk

= (0,20 x 0,35 x (5 - 0,6) x 2400 x 28)

= 20697,6 Kg

c) Berat balok anak melintang (0,20 x 0,30)

= (p.balok x l.balok x (p.bangunan – (p.kolom/2)) x BJ x Jumlah balok anak

= (0,20 x 0,30 x (6 – (0,6/2)) x 2400 x 19)

= 15595,2 Kg

d) Berat balok anak memanjang (0,2 x 0,25)

= (p.balok x l.balok x (l.bangunan – (p.kolom/2)) x BJ x Jumlah balok anak


= (0,2 x 0,25 x (5 – (0,6/2)) x 2400 x 19)

= 10716 Kg

Tabel 5.2 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Balok


Balok
Dimensi (m) Berat
Berat
No Tipe Balok Jenis Jumlah
b h L (kg)
(kg/m3)
1 BI 0,20 x 0,40 0,20 0,40 5,40 2400 28 29030,4
2 BI 0,25 x 0,35 0,20 0,35 4,40 2400 28 20697,6
3 BA 0,20 x 0,30 0,20 0,30 5,40 2400 19 15595,2
3 BA 0,20 x 0,25 0,20 0,25 4,40 2400 19 10716
TOTAL 76039,2

3) Pelat

a) Berat pelat lantai

= P.bangunan x L.bangunan x tebal plat x Bj. Beton

= 42 x 14 x 0,12 x 2400

= 169344 Kg

Tabel 5.3 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Pelat

Pelat
Dimensi (m) Berat
Jumlah Berat
No Tipe Pelat Jenis
P L t Lantai (kg)
(kg/m3)
1 Lantai 42 14 0,12 2400 12 2032128
TOTAL 2032128

Berat Tambahan Tiap Lantai

1) Beban Mati Tambahan Tiap Lantai (Superimposed Dead Load)

= (P.bangunan x L.bangunan) x SDL

= (42 x 14) m2 x 9,93 kN/m2 = 5838,84 kN

2) Beban Hidup Tiap Lantai (Occupancy Load)


= (Luas bangunan) x LL

= (42 x 14) m2 x 4,79 kN/m2 = 2816,52 kN direduksi 30% = 2596,608 kN

3) Beban Mati Tambahan Atap

= (Luas bangunan) x SDL atap

= (42 x 14) m2 x 0,75 kN/m2 = 441 kN

4) Beban Hidup Atap

= (Luas bangunan) x LL atap

= (42 x 14) m2 x 0,96 kN/m2 = 564,48 kN direduksi 30% = 169,344 kN

Beban Mati Tambahan Pada Balok (Beban Dinding)


= beban dinding lt 1 + beban dinding lt 2 + beban dinding lt 3

= (tinggi dinding lt 1 x keliling dinding lt 1 x berat jenis bata ringan) + (tinggi

dinding lt 2 x keliling dinding lt 2 x berat jenis bata ringan) + (tinggi dinding lt 3 x

keliling dinding lt 3 x berat jenis bata ringan)

= (4,88 x 109 x 57,5) + (4,88 x 118,69 x 57,5) + (4,88 x 106,8 x 57,5)

= 30585,4 + 33304,414 + 29968,08

= 231390 kg

Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Manual Berat Bangunan

Rekapitulasi Beban (kg)

Beban sendiri 556075.8

Beban tambahan lantai 83538

Beban tambahan atap 60129

Beban dinding 231390

TOTAL 931132.8
Data Pembebanan (SNI 1727 2020)

1. Beban mati, DL tambahan pada lantai :

a. Penutup Lantai = 24 x 0,5 cm = 12 kg/m2

b. Spesi = 21 x 2 cm = 42 kg/m2

c. Pasir = 16 x 3 cm = 48 kg/m2

d. Plafond = 20 kg/m2

e. Sanitasi = 10 kg/m2

f. Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2

g. Total = 157 kg/m2 = 1,57 kN/m2

2. Beban hidup, LL pada lantai :

a. Beban occupancy = 250 kg/m2 = 2,5 kN/m2

3. Beban mati, DL tambahan pada atap :

a. Plafond = 20 kg/m2

b. Sanitasi = 10 kg/m2

c. Mekanikal dan elektrikal = 25 kg/m2

d. Total = 55 kg/m2 = 0,55 kN/m2

4. Beban hidup, LL pada atap :

a. Beban = 100 kg/m2 = 1 kN/m2

5. Beban mati, DL pada balok :

a. Beban = 0,6 m x 0,8 m x 6,096 m x 24 kN/m3 x 1 = 93,634 kN

Perhitungan Pembebanan Struktur

Berat sendiri struktur pada lantai 1 :

1. Berat kolom (kolom menerima beban full lt. Dasar dan ½ kolom lt. 2)

= Volume kolom x BJ x Jumlah kolom


= ((0,8 x 0,8 x (5,486 + (0,5 x 3,810))) m3 x 23,536 kN/m3 x 36)

= 4007,913 kN

2. Berat balok induk memanjang

= Volume x BJ x Jumlah balok induk

= (0,6 x 0,8 x (6,096 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 16) + (0,6 x 0,8 x (9,144 - 0,8) m3

x 23.536 kN/m3 x 28) + (0,6 x 0,8 x (12,192 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 12)

= 5141,076 kN

3. Berat pelat lantai

= (Luas x Tebal Pelat x BJ x Jumlah pelat)

= ((9,144 x 12,192) x 0,12 x 23.536 x 14) + ((6,096 x 9,144) x 0,12 x 23.536 x 6)

= 5352,713 kN

4. Berat Shearwall

Tebal preliminary design shear wall = 40 cm, dengan panjang 6,096 m

= [(Panjang x tebal x tinggi) x BJ Beton x jumlah shearwall ] + [(Panjang x tebal x

tinggi) x BJ Beton x jumlah shearwall ]

= [(5,296 m x 0,4 m x 5,486 m) x 23.536 x 4] + [(5,296 m x 0,4 m x 1,905 m) x

23.536 x 4] = 1474,021 kN

Berat Shearwall = 1474,021 kN

Total = 15975,724 kN

Berat sendiri struktur pada lantai 2-11:

1. Berat kolom (kolom menerima beban lt. 2 s/d kolom lt. 11)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= ((0,8 x 0,8 x 3,810) m3 x 23,536 kN/m3 x 36)

= 2066,047 kN
2. Berat balok

= (0,6 x 0,8 x (6,096 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 16) + (0,6 x 0,8 x (9,144 - 0,8) m3

x 23.536 kN/m3 x 28) + (0,6 x 0,8 x (12,192 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 12)

= 5141,076 kN

3. Berat pelat lantai

= (Luas x Tebal Pelat x BJ x Jumlah pelat)

= ((9,144 x 12,192) x 0,12 x 23.536 x 14) + ((6,096 x 9,144) x 0,12 x 23.536 x 6)

= 5352,713 kN

4. Berat Shearwall

Tebal preliminary design shear wall = 40 cm, dengan panjang 6,096 m

= [(Panjang x tebal x tinggi) x BJ Beton x jumlah shearwall ]

= [(5.296 m x 0,4 m x 3,810 m) x 23.536 x 4]= 759,846 kN

Berat Shearwall = 759,846 kN

Total = 13319,682 kN

Berat Struktur pada Lantai Atap

1. Berat kolom (kolom hanya dihitung ½ kolom lt. 12)

= Volume x BJ x Jumlah kolom

= ((0,8 x 0,8 x 1,905) m3 x 23,536 kN/m3 x 36)

= 1033,023 kN

2. Berat balok

= (0,6 x 0,8 x (6,096 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 16) + (0,6 x 0,8 x (9,144 - 0,8)

m3 x 23.536 kN/m3 x 28) + (0,6 x 0,8 x (12,192 - 0,8) m3 x 23.536 kN/m3 x 12)

= 5141,076 kN

3. Berat pelat lantai


= (Luas x Tebal Pelat x BJ x Jumlah pelat)

= ((9,144 x 12,192) x 0,12 x 23.536 x 14) + ((6,096 x 9,144) x 0,12 x 23.536 x 6)

= 5352,713 kN

4. Berat Shearwall

Tebal preliminary design shear wall = 40 cm, dengan panjang 6,096 m

= [(Panjang x tebal x tinggi) x BJ Beton x jumlah shearwall]

= [(5,296 m x 0,4 m x 1,905 m) x 23,536 x 4] = 379,923 kN

Berat Shearwall = 379,923 kN

Total = 11906,736 kN

Beban Mati Tambahan Tiap Lantai

= Luas pelat x DL

= (111,483 + 55,742) m2 x 157 kg/m2 = 262,544 kN

Beban Hidup Tiap Lantai (Occupancy Load)

= Luas pelat x LL Lantai

= (111,483 + 55,742) x 250 kg/m2

= 418,069 kN x 30% = 125,419 kN

Beban Mati Tambahan Pada Balok Tiap Lantai

= Luas x jumlah balok x DL balok

= (0,6 x 0,8 x 56 x 250)

= 67 kN

Total Berat Tambahan Tiap Lantai

= 262,544 + 125,419 + 67

= 455 kN

Beban Mati Tambahan pada Atap


Lebar Bangunan = 30,48 m

Panjang Bangunan = 64,01 m

Luas Bangunan = 1950,964 m

= Luas Bangunan x DL atap

= (1950,964) x 55 = 107303,011 kg = 1073,030 kN

Beban Hidup pada Atap

= (1950,964) x 100 = 195096,4 kg = 1950,964 kN

Total Berat Tambahan pada Atap

= 1073,030 + 1950,964 = 3023,994 kN

Total berat per Lantai

Lantai 1

= Berat Struktur Lantai 1 + Berat Tambahan Lantai 1 (Beban Mati + Hidup)

= 15975,724 + 455

= 16430,887 kN

Lantai 2 dan 11

= Berat Struktur + Berat Tambahan (Beban Mati + Hidup)

= 13319,682 + 455

= 13774,845 kN

Lantai 12

= Berat Struktur + berat tambahan pada atap (Beban Mati + Hidup)

= 11906,736 + 3023,993

= 14930,729 kN

Rekaptulasi Berat Struktur Per Lantai


Lantai Hx (m) Wx (kN) (Manual) Wx (kN) (Etabs) Wx (kN) (Fema)
12 47,396 14930,729 13591.872
11 43,586 13774,845 13591.872
10 39,776 13774,845 13591.872
9 35,966 13774,845 13591.872
8 32,156 13774,845 13591.872
7 28,346 13774,845 13591.872
6 24,536 13774,845 13591.872
162255,900
5 20,726 13774,845 13591.872
4 16,916 13774,845 13591.872
3 13,106 13774,845 13591.872
2 9,296 13774,845 13591.872
1 5,486 16430,887 14885.457
Total 169110.066 164396.050
Error 4,053 % 1,302 %

Perhitungan Periode gempa (T)

Untuk Kategori D termasuk risiko gempa tinggi, Sehingga harus memakai system SRPMM

atau SDSB/K.

SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

SDSB = Sistem Dinding Struktural Biasa

SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah

Pada bangunan ini digunakan sistem SPRMK


Penentuan Sistem Struktur
Tipe strukturnya adalah beton bertulang

• Nilai R (Koefisien Modifikasi Respon) = 8


Faktor kuat lebih sistem Ω0 = 3
Faktor pembesaran defleksi Cd = 5
Factor keutamaan gempa, Ie = 1
Sedangkan untuk scale factor
dengan g = 9.81

Mencari nilai periode fundamental alami (Ta) Arah X (SRPMK)

h : 48,50 m

Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan

dari persamaan berikut :

Ta = Ct hx

Koefisien Ct dan x bisa didapat dari tabel di bawah.


Tabel 18 – Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

Dari table diatas didapat nilai

Ct : 0,0466 dan x : 0,9 maka,

Tamin = Ct hx

= 0,0466 x 47,3960,9

= 1,502 s

Berdasarkan Tabel 17 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung, bisa

ditentukan nilai Cu berdasarkan Nilai SD1

SD1 : 0,43, nilai Cu : 1,4 maka,

Tamax = Cu.Tamin

= 1,4 x 1,502

= 2,102 s

Mencari nilai periode fundamental alami (Ta) Arah Y (DUAL SYSTEM)

h : 47,396 m

Periode fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan


dari persamaan berikut :

Ta = Ct hx

Koefisien Ct dan x bisa didapat dari tabel di bawah.

Tabel 18 – Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

Dari table diatas didapat nilai

Ct : 0,0488 dan x : 0,75 maka,

Tamin = Ct hx

= 0,0488 x 47,3960,75

= 0,882 s

Berdasarkan Tabel 17 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung, bisa

ditentukan nilai Cu berdasarkan Nilai SD1

SD1 : 0,43, nilai Cu : 1,4 maka,

Tamax = Cu.Tamin
= 1,4 x 0,882

= 1,234 s

Mencari T gross (uncracked) dari program Etabs

Gambar Mode 1 Translasi arah Y (Uncracked)

Gambar Mode 2 Translasi arah X (Uncracked)

T Uncracked
Periode struktur hasil analisis modal ETABS dengan penampang utuh sebagai berikut :

Tuncrack = 1,139 s untuk arah x

Tuncrack = 1,63 s untuk arah y

T Cracked

Periode struktur hasil analisis modal ETABS dengan penampang retak sebagai berikut :

Tcrack = 1,291 s untuk arah x

Tcrack = 1,911 s untuk arah y

ARAH X (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)


Ta-x(min) = 1,502 s

Ta-x(max) = 2,102 s

T-x, uncrack = 1,139 s

T-x, crack = 1,291 s

T-x, pakai = 1,502 s

ARAH Y (DUAL SYSTEM)

Ta-y(min) = 0,882 s

Ta-y(max) = 1,234 s

T-y, uncrack = 1,63 s

T-y, crack = 1,911 s

T-y, pakai = 1,234 s

Rekaptulasi Parameter Desain Ta,min


Ta,uncrack Ta,max
Parameter Keterangan
1,139 1,502 2,102
Jenis Pemanfaatan Perkantoran
Kategori Resiko Bangunan 1
Faktor Keutamaan Gempa (I) 1
Ss 0.874
S1 0.431
Kelas Situs SC
Fa 1.2
Fv 1.5
Sms = Fa.Ss 1.049
Sm1 = Fv.S1 0.646
SDS 0.699
Ta,min Ta,max Ta,crack
SD1 0.431
0,882 1,234 1,911

Tentukan Nilai Respon Seimik (Cs)

ARAH X (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)

CS(perlu) = SD1/(T*(R/I) = 0,431/(1,502*(8/1)) = 0,036


CS(max) = SDS/(R/I) = 0,699/(8/1) = 0,087

CS(min) = 0.044*SDS*I = 0,044*0,699*1 = 0,031

CS-X,PAKAI = 0,036

ARAH Y (Dual Sistem/Sistem Ganda)

CS(perlu) = SD1/(T*(R/I) = 0,431/(1,234*(8/1)) = 0,044

CS(max) = SDS/(R/I) = 0,699/(8/1) = 0,087

CS(min) = 0.044*SDS*I = 0,044*0,699*1 = 0,031

CS-Y,PAKAI = 0,044

Nilai Eksponen Distribusi atau eksponen yang terkait dengan periode struktur (k)

k = 1,0 untuk T ≤ 0,5 s

k = 2,0 untuk T ≥ 2,5 s

k = interpolasi linier untuk 0,5 ≥ T ≤ 2,5

k Arah X

T-x, pakai = 1,502 detik, maka termasuk 0,5 ≥ T ≤ 2,5 sehingga dilakukan interpolasi linier

1,502−0,5
k = 1 + (( ) x (2-1)) = 1,501
2,5−0,5

k Arah Y

T-y, pakai = 1,234 detik, maka termasuk 0,5 ≥ T ≤ 2,5 sehingga dilakukan interpolasi linier

1,234−0,5
k = 1 + (( ) x (2-1)) = 1,367
2,5−0,5

Menghitung Distribusi Gaya Vertikal Gempa (V)

V arah X

Wt : 5291.945 kN
Cs : 0,059987

V = Wt . Cs

= 5291.945 x 0,059987

= 317,448 kN

V arah Y

Wt : 5291.945 kN

Cs : 0,057936

V = Wt . Cs

= 5291.945 x 0,057936

= 306,594 kN

Menentukan distibusi Gaya Geser Vertikal (F)

F = Cvx . V

wx . hx k
n
Cvx =
∑ wi . hik
i=1

wi dan wx : Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau

dikenakan pada tingkat i atau x.

hi dan hx : Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)

Contoh perhitungan diambil pada lantai 12 arah X

Cvi = (Wx . hxk) / Σ (Wx . hxk)

= (4890680,486) / (25128199)

= 0,195

Fix = Vx x Cvi

= 6061,778 . 0,195
= 1179,799

k = 1,501

Tabel perhitungan distribusi vertikal dari gaya lateral Arah X


Level Wx (kN) hx (m) Wx,hx^k Cvx Fx (kN) Vx (kN)
12 14930,729 47,396 4890680,5 0,195 1179,799 1179,799
11 13774,845 43,586 3978749,4 0,158 959,810 2139,609
10 13774,845 39,776 3468310,8 0,138 836,675 2976,284
9 13774,845 35,966 2981815,9 0,119 719,316 3695,599
8 13774,845 32,156 2520501,8 0,100 608,031 4303,630
7 13774,845 28,346 2085820,3 0,083 503,171 4806,801
6 13774,845 24,536 1679508,4 0,067 405,155 5211,956
5 13774,845 20,726 1303696,4 0,052 314,496 5526,452
4 13774,845 16,916 961084,41 0,038 231,846 5758,298
3 13774,845 13,106 655253,63 0,026 158,070 5916,368
2 13774,845 9,296 391290,4 0,016 94,393 6010,761
1 16430,887 5,486 211487,14 0,008 51,018 6061,778
169110,06
Total   25128199 1,000 6061,778  
6

Menentukan distibusi Gaya Geser Vertikal (F)

F = Cvy . V

wy . hy k
n
Cvy =
∑ wi . hik
i=1

wi dan wx : Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau

dikenakan pada tingkat i atau x.

hi dan hx : Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)

Contoh perhitungan diambil pada lantai 12 arah Y

Cvy = (Wy . hyk) / Σ (Wy . hyk)

= (2916217,449) / (15736194,33)

= 0,185

Fiy = Vy x Cvy
= 7375,634 . 0,185

= 1366,846

k = 1,367

Tabel perhitungan distribusi vertikal dari gaya lateral Arah Y


Level Wx (kN) hx (m) Wx.hx^k Cvx Fx (kN) Vx (kN)
12 14930,729 47,396 2916217,44 0,185 1366,846 1366,846
9
11 13774,845 43,586 2399242,18 0,152 1124,537 2491,383
9
10 13774,845 39,776 2117233,58 0,135 992,358 3483,741
2
9 13774,845 35,966 1844978,35 0,117 864,751 4348,492
7
8 13774,845 32,156 1583120,24 0,101 742,017 5090,508
3
7 13774,845 28,346 1332425,66 0,085 624,515 5715,023
6 13774,845 24,536 1093826,56 0,070 512,682 6227,705
5 13774,845 20,726 868487,157 0,055 407,064 6634,769
3
4 13774,845 16,916 657914,782 0,042 308,368 6943,137
3
3 13774,845 13,106 464160,772 0,029 217,555 7160,692
6
2 13774,845 9,296 290233,480 0,018 136,034 7296,726
5
1 16430,887 5,486 168354,097 0,011 78,908 7375,634
9
Total 169110,06 15736194,3 1,000 7375,634
6 3
Story Shear Spectrum X

Story Shear Spectrum Y


Simpangan Antar Lantai Arah X

Delta Delta Tinggi Delta


Load Directio Delta x
Story Total xe Cd Tingkat Izin Cek
Case/Combo n
mm mm mm mm mm
12 Ex Max X 21.004 1.859 5.5 10.2245 3810 38.1 OK
11 Ex Max X 19.145 1.931 5.5 10.6205 3810 38.1 OK
10 Ex Max X 17.214 1.989 5.5 10.9395 3810 38.1 OK
9 Ex Max X 15.225 2.038 5.5 11.209 3810 38.1 OK
8 Ex Max X 13.187 2.065 5.5 11.3575 3810 38.1 OK
7 Ex Max X 11.122 2.058 5.5 11.319 3810 38.1 OK
6 Ex Max X 9.064 2.007 5.5 11.0385 3810 38.1 OK
5 Ex Max X 7.057 1.903 5.5 10.4665 3810 38.1 OK
4 Ex Max X 5.154 1.731 5.5 9.5205 3810 38.1 OK
3 Ex Max X 3.423 1.481 5.5 8.1455 3810 38.1 OK
2 Ex Max X 1.942 1.138 5.5 6.259 3810 38.1 OK
1 Ex Max X 0.804 0.804 5.5 4.422 5486 54.86 OK
Simpangan Antar Lantai Arah Y

Delta Delta Tinggi Delta


Load Delta y
Story Direction Total ye Cd Tingkat Izin Cek
Case/Combo
mm mm mm mm mm
12 Ey Max Y 49.036 0.963 5.5 5.2965 3810 38.1 OK
11 Ey Max Y 48.073 1.62 5.5 8.91 3810 38.1 OK
10 Ey Max Y 46.453 2.294 5.5 12.617 3810 38.1 OK
16.021
9 Ey Max Y 44.159 2.913 5.5 3810 38.1 OK
5
19.101
8 Ey Max Y 41.246 3.473 5.5 3810 38.1 OK
5
7 Ey Max Y 37.773 3.99 5.5 21.945 3810 38.1 OK
6 Ey Max Y 33.783 4.478 5.5 24.629 3810 38.1 OK
5 Ey Max Y 29.305 4.948 5.5 27.214 3810 38.1 OK
29.672
4 Ey Max Y 24.357 5.395 5.5 3810 38.1 OK
5
3 Ey Max Y 18.962 5.794 5.5 31.867 3810 38.1 OK
33.588
2 Ey Max Y 13.168 6.107 5.5 3810 38.1 OK
5
38.835
1 Ey Max Y 7.061 7.061 5.5 5486 54.86 OK
5
15
14
13
12
11
10
9
8
Lantai

7 Arah X
Arah Y
6
Izin
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60

Simpangan (mm)
Pengaruh P-Delta

Beta 1
Cd 5.5
Teta
0.09091
max

Arah X
Px Delta I Vx hsx C
Story Teta Cek
kN mm e kN mm d
12 10651.2 10.225 1 971.6 3810 5.5 0.0053 Aman
11 24243.1 10.621 1 1840.7 3810 5.5 0.0067 Aman
10 37834.9 10.940 1 2506.4 3810 5.5 0.0079 Aman
9 51426.8 11.209 1 3008.3 3810 5.5 0.0091 Aman
8 65018.7 11.358 1 3403.5 3810 5.5 0.0104 Aman
7 78610.6 11.319 1 3751.6 3810 5.5 0.0113 Aman
6 92202.4 11.039 1 4093.5 3810 5.5 0.0119 Aman
5 105794.3 10.467 1 4437.1 3810 5.5 0.0119 Aman
4 119386.2 9.521 1 4759.1 3810 5.5 0.0114 Aman
3 132978.1 8.146 1 5023.6 3810 5.5 0.0103 Aman
2 146569.9 6.259 1 5201.5 3810 5.5 0.0084 Aman
1 160172.6 4.422 1 5290.4 5486 5.5 0.0044 Aman
Arah Y
Px Delta I Vx hsx C
Story Teta Cek
kN mm e kN mm d
12 10651.2 5.297 1 1027.6 3810 5.5 0.0026 Aman
11 24243.1 8.910 1 1976.4 3810 5.5 0.0052 Aman
10 37834.9 12.617 1 2735.4 3810 5.5 0.0083 Aman
9 51426.8 16.022 1 3335.3 3810 5.5 0.0118 Aman
8 65018.7 19.102 1 3811.7 3810 5.5 0.0155 Aman
7 78610.6 21.945 1 4206.5 3810 5.5 0.0196 Aman
6 92202.4 24.629 1 4559.0 3810 5.5 0.0238 Aman
5 105794.3 27.214 1 4901.6 3810 5.5 0.0280 Aman
4 119386.2 29.673 1 5248.6 3810 5.5 0.0322 Aman
3 132978.1 31.867 1 5594.4 3810 5.5 0.0361 Aman
2 146569.9 33.589 1 5905.2 3810 5.5 0.0398 Aman
1 160172.6 38.836 1 6135.1 5486 5.5 0.0336 Aman
15
14
13
12
11
10
9
8

Lantai
7
6
5
4
3
2
1
0
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10
θ

Teta X Teta Y Teta Max

Anda mungkin juga menyukai