Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN MUTU

TUGAS MP 12

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
manajemen proyek

Disusun oleh:
DIKI SETIAWAN
NPM 3336190073

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2022
8.1 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KUALITAS
A. TUJUAN DAN PROSES
Tujuan utama manajemen kualitas pada proyek adalah memastikan dan
memvalidasi pelaksanaan proyek memenuhi persyaratan proyek termasuk
persyaratan produk.

Fokus manajemen kualitas adalah membuat perencanaan kualitas yang


memadai yang diikuti oleh pelaksanaan yang memenuhi persyaratan agar
didapat hasil pekerjaan yang memenuhi kepuasan pelanggan.

B. PERMASALAHAN UTAM DAN RISIKO


Dalam pengelolaan kualitas, sering terjadi berbagai permasalahan yang
membuat produk proyek berkualitas rendah. Beberapa permasalahan terkait
dengan pengelolaan kualitas di proyek adalah sebagai berikut :
1. Kualitas hasil tidak sesuai dengan target kualitas sehingga harus diperbaiki
atau reject
2. Kualitas proyek yang berbeda-beda pada tiap proyek walaupun dengan
pekerjaan yang sama.
3. Kualitas secara visual terlihat bagus, namun memiliki permasalahan secara
struktur atau fungsi.
4. Persyaratan kualitas terlalu tinggi yang sulit untuk dipenuhi.

Berbagai permasalahan dalam pengelolaan biaya tersebut disebabkan oleh


banyak sekali faktor risiko yang kurang dimitigasi dengan baik. Faktor risiko
tersebut dapat berupa aspek teknis maupun manajerial dan atau dari internal
maupun eksternal. Beberapa faktor risiko yang dianggap dominan berdasarkan
pengalaman, lesson learned, dan berbagai referensi adalah sebagai berikut :
- Kualitas prosedur manajemen kualitas yang lemah
- Lemahnya kepemimpinan kualitas proyek
- Lemahnya kompetensi manajemen kualitas
- Kurang tersedianya tenaga kerja yang berkualitas
- Perencanaan waktu yang tidak realistis
- Sering terjadinya perubahan
C. FAKTOR KRITIS SUKSES PROSES PENGELOLAAN DAN
REKOMENDASI STRATEGI
Berdasarkan berbagai pengalaman dan lesson learned serta berbagai referensi,
terdapat beberapa faktor kritis dalam pengelolaan kualitas, yaitu :
- Dukungan top management
- Kepemimpinan proyek
- Perencanaan dan desain produk
- Pendidikan dan training
- Komunikasi
- Pengembangan yang terus-menerus
- Kualitas vendor
- Keterlibatan dan kerja sama tim proyek
- Fokus kepada kepuasan pelanggan

Untuk manajemen kualitas yang lebih baik, direkomendasikan beberapa


alternative langkah stratejik yang mengacu pada critical success factors atas
manajemen kualitas proyek. Alternatif langkah stratejik tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi dan situasi proyek yang ada.

8.2 PROSES MERENCANAKAN MANAJEMEN KUALITAS


A. DEFINISI, MANFAAT DAN KOMPONEN
Menurut PMBOK 5th Edition, proses ini adalah proses yang mengidentifikasi
standar dan persyaratan kualitas dan hasil pekerjaannya, dan
mendokumentasikan bagaimana proyek menunjukkan pemenuhan kualitas
dengan persyaratan kualitas yang relevan.

Proses ini dilakukan berdasarkan metodologi rencana manajemen proyek dan


menggunakan acuan proses yang ada pada organisasi berupa kebijakan,
prosedur, template dan petunjuk pelaksanaan terkait pengelolaan kualitas.
Data dan informasi yang akan digunakan berasal dari beberapa faktor
lingkungan usaha yang berpengaruh pada proses ini, daftar stakeholder,
dokumentasi persyaratan, dan daftar risiko.
Proses perencanaan manajemen kualitas proyek direkomendasikan untuk
diuraikan menjadi rangkaian kegiatan-kegiatan untuk memudahkan
pemahaman dan implementasi proses ini. Penjelasan rinci tiap kegiatan dibahas
secara khusus pada bagian lain pada Subbab ini. Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah:
1. Metodologi ini akan digunakan pada proses pelaksanaan jaminan kualitas
saat pelaksanaan.
2. Metodologi ini akan digunakan untuk mengendalikan kualitas proyek.
3. Metodologi ini juga digunakan untuk identifikasi risiko.

B. MASUKAN PROSES
Komponen Penjelasan
Rencana Hasil perencanaan manajemen proyek yang memberikan
Manajemen kerangka kerja, petunjuk, dan informasi yang diperlukan
Proyek untuk mengembangkan manajemen kualitas. Informasi
tersebut berupa acuan lingkup, acuan jadwal, acuan biaya,
dan rencana-rencana manajemen lainnya.
Daftar Menginformasikan stakeholder yang mana yang terkait dan
Stakeholder berdampak pada kualitas.
Daftar Menginformasikan ancaman dan peluang yang dapat
Risiko berdampak pada kualitas.
Dokumentasi Faktor lingkungan eksternal maupun internal yang harus
Persyaratan dipertimbangkan dalam perencanaan ini. Seperti regulasi
pemerintah, aturan, standar, dan petunjuk terkait produk,
aktivitas-aktivitas tertentu yang dapat berdampak pada
kualitas, dan persepsi budaya atau persepsi standar kualitas
yang mempengaruhi ekspektsi atas kualitas.
Aset-aset Pendukung proses yg ada dalam aset proses organisasi.
Proses Seperti kebijakan, prosedur, dan petunjuk organisasi,
Organisasi database historis, dan termasuk lesson learned proyek
sebelumnya yang terkait dengan rencana manajemen
kualitas.
C. ALAT DAN TEKNIK PROSES
Alat dan Teknik Penjelasan dan Tujuan
Cost-benefit Analisis yang membandingkan antara biaya kualitas
analysis terhadap manfaat yang diharapkan yang dapat berupa
rework yang minimal, produktifitas lebih tinggi, biaya
lebih rendah, peningkatan kepuasan stakeholder, dan
lain-lain.
Cost of Quality Merupakan sejumlah biaya yang diinvestasikan untuk
menghindari adanya produk yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas yang termasuk biaya penilaian
(appraising cost).
Seven Basic Dikenal juga dengan 7QC digunakan dalam konteks
Quality Tools siklus PDCA untuk menyelesaikan masalah terkait
kualitas.
Benchmarking Aktivitas yang membandingkan produk secara aktual
atau yang direncanakan dengan produk pada proyek
lain yang dapat dibandingkan untuk mengidentifikasi
best practice, menghasilkan ide-ide untuk
pengembangan, dan memberikan dasar pengukuran
kinerja.
Design of Metode statistik untuk identifikasi faktor mana yang
Experiments mempengaruhi variabel spesifik atas suatu produk atau
(DOE) proses yang dalam pengembangan atau dalam produksi.
Dapat berperan untuk menentukan jumlah dan jenis test
yang diperlukan yang dapat berdampak pada cost of
quality.
Statistical Pengambilan sebagian atas suatu populasi untuk
Sampling kepentingan inspeksi. Dalam merencanakan
manajemen kualitas akan ditentukan frekuensi dan
ukuran test. Seringkali telah ditentukan dalam standar
atau code suatu jenis pekerjaan.
Alat-alat Berupa brainstorming, force filed analysis, nominal
Perencanaan group technique, alat-alat manajemen dan pengendalian
Kualitas kualitas.
Tambahan
Rapat-rapat Rapat yang mengembangkan rencana manajemen
kualitas oleh pihak-pihak yang berkepentingan atau
terkait atas proses ini.

Tujuh alat kualitas dasar atau seven basic quality tools (7QC tools) terdiri atas tujuh
alat yang bersifat mendasar yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Cause-and-effect diagrams

Alat ini digunakan terutama ketika tim cenderung melakukan kesalahan yang
berulang. Contoh diagram fishbone dapat dilihat pada Gambar 8.1.

2. Flowcharts
Disebut juga peta proses yang telah diurutkan yang mengubungkan masukan
dan keluaran. Flowchart menunjukkan Aktivitas, titik keputusan, proses iterasi,
bagian paralel, dan semua proses yang diperlukan dalam horizontal value chain
dalam model SIPOC.

3. Checksheet

Digunakan sebagai checklist untuk pengumpulan data terutama dalam rangka


memantau potensi masalah kualitas.

4. Pareto diagrams

Merupakan diagram batang yang digunakan untuk identifikasi sumber yang


vital yang menyebabkan sebagian besar masalah kualitas.
5. Histogram

Merupakan bar chart yang digunakan untuk menentukan distribusi statistik


seperti central tendency, dispersi, dan bentuk distribusi yang berguna untuk
menjelaskan kondisi kualitas suatu pekerjaan.

6. Control charts

Merupakan alat yang digunakan untuk menentukan apakah proses


menghasilkan kualitas produk yang konsisten sedemikian dapat diprediksi
kinerja hasil akhirnya.
7. Scatter diagrams

Diagram ini berguna dalam menentukan trend dan korelasi serta prediksi atas
tingkat perubahan tertentu nilai variabel x melalui garis regresi.

D. HASIL PROSES
Komponen Penjelasan
Rencana Dokumen yang menjelaskan bagaimana kebijakan kualitas
Manajemen organisasi diterapkan dan bagaimana tim manajemen proyek
Kualitas merencanakan untuk memenuhi persyaratan kualitas yang
dibuat di proyek.
Rencana Komponen tambahan dari rencana manajemen proyek yang
Pengembangan menginformasikan langkah secara rinci untuk analisis
Proses manajemen proyek, dan proses-proses pengembangan produk
untuk identifikasi aktivitas yang dapat meningkatkan nilai.
Satuan Menginformasikan atribut proyek atau produk dan bagaimana
Kualitas proses mengendalikan kualitas akan mengukurnya. Suatu
ukuran adalah nilai aktual yang umumnya dengan batasan
toleransi tertentu. Contoh frekuensi defect, tingkat kegagalan,
dan lainnya.
Checklist Alat terstruktur, spesifik untuk produk tertentu yang
Kualitas digunakan untuk verifikasi bahwa sejumlah langkah yang
disyaratkan telah dipenuhi berdasarkan persyaratan proyek
dan praktik-praktik tertentu.
Dokumen Dapat berupa daftar stakeholder, matrik penunjukan tanggung
Proyek yang jawab, dan WBS termasuk WBS Dictionary.
Diperbarui
8.3 PROSES MELAKSANAKAN JAMINAN KUALITAS
A. DEFINISI, MANFAAT DAN KOMPONEN
Menurut PMBOK 5th Edition, proses ini adalah proses yang melakukan audit
atas persyaratan kualitas proyek dan hasil pengukuran kualitas untu menjamin
bahwa standar kualitas yang terkait dan pelaksanaannya telah sesuai.

Adapun manfaat utamanya adalah untuk memfasilitasi peningkatan proses


kualitas proyek.

B. MASUKAN PROSES
Komponen Penjelasan
Rencana Menginformasikan pendekatan pelaksanaan jaminan
Manajemen kualitas dan pendekatan peningkatan proses yang
Proyek berkelanjutan.
Rencana Sudah dijelaskan. Aktivitas jaminan kualitas proyek harus
Pengembangan mendukung dan Pengembangan konsisten dengan
Proses pelaksanaan rencana peningkatan proses organisasi.
Metrik Memberikan atribut yang harus diukur beserta informasi
Kualitas toleransi variasi kualitas.
Pengukuran Merupakan hasil aktivitas pengendalian kualitas untuk
Pengendalian dianalisa dan evaluasi terhadap standar atau persyaratan
Kualitas yang telah ditentukan.
Dokumen- Dokumen proyek dapat mempengaruhi pekerjaan
dokumen menjamin kualitas yang harus dimonitor.
Proyek

C. ALAT DAN TEKNIK PROSES


Alat dan Teknik Penjelasan dan Tujuan
Alat Pengendalian Berupa berbagai alat dan teknik dalam rencana
dan Pengelolaan manajemen kualitas dan proses-proses mengendalikan
Kualitas kualitas.
Audit kualitas Proses terstruktur dan independen yang bertujuan
memeriksa apakah aktivitas proyek telah memenuhi
policy, prosedur, dan proses-proses organisasi dan
proyek.
Analisis Proses Merupakan analisis proses yang mengikuti langkah-
langkah yang telah disebutkan dalam rencana
pengembangan proses untuk mengidentifikasi
pengembangan yang diperlukan. Analisis ini
memeriksa masalah, kendala-kendala, aktivitas yang
tidak menambah nilai selama berlangsungnya proses.
Termasuk pula melakukan analisis root cause yang
akan menemukan sebab utama untuk dikembangkan
tindakan preventif yang diperlukan.

D. HASIL PROSES
Komponen Penjelasan
Permintaan Merupakan konsekuensi atas perbaikan yang
Perubahan direkomendasikan, berupa tindakan korektif,
preventif, dan atau perbaikan cacat hasil.
Pembaruan Rencana Pembaruan dapat terjadi pada rencana manajemen
Manajemen Proyek kualitas, rencana manajemen lingkup, rencana
manajemen jadwal, dan rencana manajemen biaya.
Pembaruan Pembaruan dapat terjadi pada laporan audit
Dokumen- dokumen kualitas, rencana-rencana training, dokumentasi
Proyek proses.
Pembaruan Aset- Pembaruan dapat terjadi pada standar kualitas
aset Proses organisasi dan sistem manajemen kualitas.
Organisasi
8.4 PROSES MENGENDALIKAN KUALITAS
A. DEFINISI, MANFAAT DAN KOMPONEN
Menurut PMBOK 5th Edition, proses ini adalah proses yang memantau dan
mencatat hasil dari pelaksanaan Aktivitas kualitas untuk menilai kinerja dan
merekomendasikan perubahan yang diperlukan.

Manfaat utamanya adalah untuk identifikasi penyebab proses atau produk yang
jelek dan merekomendasikan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dan
memvalidasi hasil pekerjaan proyek telah memenuhi persyaratan untuk
penerimaan final.

B. MASUKAN PROSES
Komponen Penjelasan
Rencana Berisi rencana manajemen kualitas yang menjelaskan
Manajemen bagaimana pengendalian kualitas dilaksanakan dalam
Proyek proyek.
Metrik Menjelaskan atribut proyek atau produk dan bagaimana
Kualitas pengukurannya.
Checklist Daftar terstruktur yang membantu proses verifikasi
Kualitas pekerjaan dan hasilnya telah memenuhi serangkaian
persyaratan.
Data Kinerja Dapat berupa perbandingan atas rencana kinerja teknik
Pekerjaan terhadap aktualnya.
Permintaan Dapat termasuk modifikasi seperti cacat yang telah
Perubahan diperbaiki, metode kerja yang telah direvisi, dan schedule
yang yang telah direvisi.
Disetujui
Hasil Merupakan semua produk, hasil, atau kemampuan yang
Pekerjaan unik dan dapat diverifikasi yang menghasilkan dalam
suatu hasil pekerjaan tervalidasi oleh proyek.
Dokumen- Dapat berupa perjanjian-perjanjian, laporan audit kualitas
dokumen dan change log yang didukung oleh rencana tindakan
Proyek
korektif, rencana training termasuk penilaian
efektifitasnya, dan dokumentasi proses.
Aset-aset Dapat berupa standar dan kebijakan kualitas organisasi,
Proses petunjuk pekerjaan standar, prosedur laporan defect dan
Organisasi isu serta kebijakan komunikasinya.

C. ALAT DAN TEKNIK PROSES


Alat dan Teknik Penjelasan
Seven Basic Dikenal juga dengan 7QC digunakan dalam konteks
Quality Tools siklus PDCA untuk menyelesaikan masalah terkait
kualitas.
Statistical Sample yang dipilih dan diuji untuk dilakukan analisis
sampling statistik yang telah ditentukan dalam rencana
manajemen kualitas.
Inspeksi Pemeriksaan produk pekerjaan untuk menentukan
apakah telah memenuhi standar-standar yang telah
didokumentasikan.
Review Review atas semua permintaan perubahan yang telah
Permintaan disetujui untuk memverifikasi apakah telah
Perubahan yang diimplementasi sesuai persetujuan.
Disetujui

D. HASIL PROSES
Komponen Penjelasan
Pengukuran- Hasil aktivitas pengendalian kualitas yang
pengukuran terdokumentasi dengan format yang telah ditentukan
Pengendalian Kualitas dalam proses merencanakan manajemen kualitas.
Perubahan yang Telah Semua pekerjaan yang telah berubah dan diperbaiki
Divalidasi yang telah diinspeksi untuk diterima atau ditolak.
Penolakan dapat membutuhkan pekerjaan ulang.
Hasil Pekerjaan yang Hasil pekerjaan yang telah lulus verifikasi atas
Telah Diverifikasi proses pengendalian kualitas.
Informasi Kinerja Data kinerja yang dikumpulkan dari berbagai proses
Pekerjaan pengendalian yang dianalisa dan diintegrasikan
berdasarkan hubungan lintas area.
Permintaan Perubahan Perubahan-perubahan yang diperlukan terkait
kualitas yang berupa tindakan preventif dan korektif
atau perbaikan cacat.
Pembaruan Rencana Dapat berupa pembaruan atas rencana manajemen
Manajemen Proyek kualitas dan rencana perbaikan proses.
Pembaruan Dokumen- Cukup jelas.
dokumen Proyek
Pembaruan Aset-aset Dapat berupa pembaruan atas checklist yang
Proses Organisasi lengkap, dan dokumentasi lesson learned

8.5 TOPIK KHUSUS : KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN

REKOMENDASI TINDAKAN

A. FAKTOR KEGAGALAN KONSTRUKSI


Terdapat cukup banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan
konstruksi. Beberapa faktor yang utama adalah sebagai berikut :
1. Lemahnya kompetensi pihak yang terlibat
Faktor ini dapat dikatakan hampir menyeluruh pada seluruh pihak yang
terlibat dalam proses konstruksi. Lemahnya kompetensi meningkatkan
frekuensi terjadinya kegagalan konstruksi.
2. Harga kontrak yang tidak wajar (terlalu rendah)
Harga kontrak yang terlalu rendah sering meyebabkan pihak yang
berkontrak akan berusaha menghemat biaya sebisa mungkin. Pada
konsultan, bentuknya berupa penggunaan tenaga ahli yang tidak kompeten.
Pada kontraktor bentuknya berupa pengurangan spesifikasi dan volume
pekerjaan.
3. Adanya praktik KKN
merupakan faktor yang paling merusak. Bentuknya dapat bermacam-
macam. Seperti pengurangan volume, penurunan spesifikasi, pengerjaan
yang tidak sesuai prosedur standar, dan lainnya sehingga kualitas hasil
umumnya sangat rendah dimana berpotensi tinggi terjadi kegagalan
konstruksi yang cukup parah.
4. Value Engineering (VE) yang tidak sesuai kaidah teknis
VE pada dasarnya berupaya mengoptimalkan disain yang dianggap boros.
Namun proses optimalisasi tersebut tetap harus dalam kaidah teknis yang
memadai. VE yang tidak memperhatikan kaidah teknis justru berbahaya
dalam konstruksi. Bentuknya seperti hilangnya salah satu fungsi konstruksi
yang harus ada, faktor aman konstruksi yang lebih rendah dari batas, atau
tanpa cadangan kemanan tertentu, berkurangnya kenyamanan pengguna,
dan lainnya.
Adapun contoh VE yang tidak sesuai kaidah teknis adalah pengurangan
tebal pelat lantai yang tidak memperhitungkan kekakuan struktur pelat
lantai sehingga terlalu mudah untuk bergetar.

B. KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN REKOMENDASI TINDAKAN


1. Keropos (honeycomb) pada beton
Keropos dapat disebabkan banyak hal. Disamping yang telah disebutkan pada
poin 2 (keropos pada pertemuan balok- kolom), keropos juga dapat disebabkan
karena proses pengecoran yang tidak berlangsung baik dimana tulangan terlalu
rapat dengan spesifikasi nilai slump yang terlalu rendah. Kondisi ini dapat
terjadi pada hampir semua elemen struktur.

Namun paling sering terjadi pada elemen struktur balok dan kolom dimana
memiliki rasio tulangan yang cukup tinggi. Beton yang mengalami kondisi ini
dapat dilihat pada Gambar 8.20.
Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan keropos pada beton adalah
sebagai berikut :
- Beton dibongkar parsial atau dibongkar total dengan kondisi penulangan
yang terkadang bisa dipertahankan selama proses pembongkaran dikontrol.
- Memakai superplasticizer untuk menghindari segregasi dan jangan
menggunakan nilai slump yang terlalu rendah.
- Kontraktor harus dapat mengevaluasi spesifikasi beton yang diberikan
perencana sebelum mengeksekusi pekerjaan di lapangan.

2. Kegagalan struktur pertemuan balok- kolom


Akibat penulangan sengkang pertemuan balok - kolom yang tidak sesuai -
Kegagalan ini terjadi terutama saat gempa dimana kegagalan struktur
terjadi pada pertemuan (joint) balok - kolom. Penyebabnya adalah
pemasangan sengkang pada pertemuan balok - kolom yang tidak sesuai
atau bahkan tidak dipasang dengan alasan tingkat kesulitan pemasangan
sengkang pada area tersebut. (lihat Gambar 8.29).
Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan kegagalan struktur pertemuan
balok kolom akibat penulangan sengkang pertemuan balok – kolom yang tidak
sesuai adalah sebagai berikut :
- Tulangan sengkang pada bagian pertemuan harus dipasang terutama joint
external (Preventif).
- Detail tulangan pada pertemuan harus dilakukan sebaik mungkin terutama
untuk kemudahan pemasangan sengkang (Preventif).
- Perkuatan struktur khusus pada daerah pertemuan (Korektif).

3. Kesalahan disain baja tulangan pada pembesian tulangan kolom


Kesalahan ini dapat terjadi pada proses disain dimana tulangan utama dan
sengkang kolom menggunakan baja tulangan polos yang tidak kuat dalam
menahan gempa. Akibatnya mudah terjadi kegagalan saat terjadi gempa.
Kekeliruan lain dalam hal detil penulangan adalah kait gempa pada sengkang
yang tidak dilakukan dengan benar (lihat Gambar 8.30).

Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan kesalahan disain baja tulangan


pada pembesian tulangan kolom adalah sebagai berikut:
- Tulangan utama longitudinal dan sengkang seharusnya memakai baja ulir
bukan baja polos kecuali sengkang spiral atau baja prategang (Preventif).
- Kait gempa harus sesuai standar SNI (Preventif).
- Perkuatan khusus pada kolom (Korektif).
REFERENSI

Suanda, Budi. 2017. Advanced & Effective Project Management : Jilid 01. PT PP
(Persero) TBK.

Anda mungkin juga menyukai