DUNIA
user
[Type the company name]
[Pick the date]
BAB I
PENDAHULUAN
Green building mulai santer digaungkan sejak wacana pemanasan global atau global warming munul
pada sekitar pertengahan sampai akhir tahun 2000an dan sekarang wacana global warming itu
diganti dengan istilah perubahan iklim. Perlu diketahui pemanasan global atau sekarang disebut
perubahan iklim yang diklaim para ilmuwan adalah masih berupa teori layaknya teori evolusi Darwin
teori relatifitasnya Einstein dan teori bigbang pada proses terbentuknya alam semesta. Masih banyak
para ilmuwan lain yang mencari atau mempertanyakan keresahan teori teori tersebut dan apakah
sesuai dengan kondisi nyata dan benar benar terjadi. Disisi lain bangunan yang ramah lingkungan
memang dibudidaya kita sejak dulu sudah ada yang membangunnya meskipun tidak dipublikasikan
secara besar-besaran. Sebagai contoh umumnya banguna bangunan tradisional atau rumah adat di
Indonesia merupakan salah satu perwujudan bangunan yang ramah lingkungan jika ditelusuri dan
dibandingkan antara prinsip prinsip membangun suatu bangunan yang digariskan oleh para leluhur
budidaya kita dan prinsip prinsip building yang banyak dibangunkan akhir akhir ini ternyata banyak
memiliki kesamaan baik secara filosofi maupun aspek tekniknya. Salah satu prinsip yang mirip
diantaranya adalah penggunaan bahan bangunan yang ada secara local dilokasi bangunan yang akan
dibangun dan jika mengambil atau menggunakan bahan bangunan seperti kayu drai hutan perlu
diambil dari hutan yang dijaga kelestariannya umumnya kita mengenal prinsip prinsip tersebut pada
budaya kita dengan istilah kearifan lokal. Beberapa prinsip green building yang belum diterapkan
menurut world green building
1. Penggunaan yang efisien dari energia air dan sumber daya lainnya
2. Menggunakan energy yang terbarukan seperti panel surya
3. Menerapkan prinsip penggunaan kembali (re-use & recyling) untuk limbah
4. Memiliki kualitas pengudaraan didalam ruangan yang baik
5. Penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan
6. Ramah terhadap pengguna pada lingkungan sekitar pada aspek desain, konstruksi
penggunaannya
7. Desain bangunan yang bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan
Keinginan untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan akan bisa terlaksana secara optimal
jika kita menggunakan teknologi untuk bahan bangunan yang berkelanjutan dan teknologi konstruksi
untuk proses pembangunannya yang juga berkelanjutan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, tentang perkembangan global yang terjadi di negara kita
bahkan sampai mendunia, bisa di tarik kesimpulan; jika ditelusuri dan dibandingkan antara
prinsip-prinsip membangun suatu bangunan yang digariskan oleh para leluhur pada
budaya kita dan prinsip-prinsip green building yang banyak dibangunkan akhir-akhir ini
ternyata banyak memiliki kesamaan, baik secara filosofi maupun aspek teknisnya.
Keinginan untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan akan bisa terlaksana
secara optimal, jika kita menggunakan teknologi untuk bahan bangunan yang
berkelanjutan dan teknologi konstruksi untuk proses pembangunannya yang juga
berkelanjutan.
Graphene 3D Graphene yang bentuk awalnya 2D memang dianggap salah satu bahan yang
paling kuat yang pernah ada tersusun dari atom-atom karbon dengan bentuk sarang lebah
atau hexagon dengan ketebalan 1 atom saja.
Yang digunakan untuk meneliti permukaan tanah dan dihasilkan informasi 3D yang akurat
pada kontur tanah yang dicitrakan.
Perangkat lunak untuk membuat bentukan 3D secara digital ini disisi lain juga digunakan
pada berbagai bidang-bidang yang lain yang kita kenal adalah penggunaannya pada
industry perfilman dan industry video game.
Lalu bentukan 3D yang dihasilkan oleh komputer ini, bukan hanya digunakan sebagai
representasi untuk dari apa yang ada di dunia nyata, tetapi juga digunakan sebagai alat
bantu untuk membuat simulasi yang berbasis fisika, gravitasi, interaksi pencahayaan, dan
dinamika fluida ( fluid dynamic), yang praktis mirip dengan apa yang ada dan yang bisa
terjadi di dunia nyata.
Saat ini ketika kita menonton film banyak sekali studi film yang sudah menggunakan dan
menggabungkan gambar bergerak yang direkam kamera secara langsung dengan gambar
bergerak yang dihasilkan oleh komputer atau CGI ( computer generated image) yang
sekilas dengan mata telanjang kita akan sulit membedakannya.
Data luasan volume inilah yang nantinya menjadi awalan pengembangan pada penerapan
BIM pada proses rancang bangunan lalu perangkat lunak Auto Cad tersebut terus
dikembangkan lebih lanjut sehingga memungkinkan kita hanya perlu membuat bentukan
tiga dimensi saja dan secara otomatis bentukan 2D akan langsung bisa dihasilkan oleh
komputer.
Atau sederhananya ketika kita membuat bentukan 3D untuk rumah, gambar-gambar 2D
seperti gambar denah, tampak, potongan untuk rumah tersebut akan otomatis dan
langsung juga dihasilkan bentukan 3D yang dibuat dengan komputer atau biasanya
disebut dengan istilah model komputer atau komputer model ini sekarang sudah bisa
ditambahkan dengan berbagai data yang lain selain data luasan dan volume untuk
menjadi propertinya masing-masing.
Misalnya saja ketika kita membuat model komputer untuk pintu dan jendela kita bisa
melekatkan bahan atau material yang berbeda untun kusen, daun pintu, dan daun
jendelanya sehingga model komputer pintu dan jendela yang kita buat tersebut memiliki
data berupa luasan volume dan material yang melekat menjadi propertinya.
Data yang melekat pada model komputer ini nantinya bisa digunakan lebih lanjut misalnya
saja untuk pembuatan rencana anggaran biaya atau RAB, karena untuk membuat RAB kita
butuh data luasan atau volume dan jenis material yang digunakan.
Data pada model komputer pintu dan jedela tersebut bisa terus ditambahkan sejalan dengan
proses rancang bangun yang dilaksanakan seperti misalnya; data untuk proses pembuatan
jadwal pekerjaan dan data-data lain yang dibutuhkan.
Model komputer yang sudah memiliki banyak data umumnya dikenal dengan istilah model
BIM dalam proses rancang suatu bangunan dengan metode BIM tentunya akan memiliki
banyak model-model BIM ynag unik dan spesifik dan memiliki datanya masing-masing.
SARAN