Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN KONSTRUKSI GLOBAL DI INDONESIA DAN

DUNIA

user
[Type the company name]
[Pick the date]

BAB I
PENDAHULUAN

Koentjanaraningrat, 1989 “Semakin berkembangnya industri konstruksi di Indonesia dalam perkembangan


pembangunan infrastruktur yang lebih baik membawa dampak yang signifikan bagi lingkungan, sosial,
ekonomi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu yang sering dipermasalahkan dikalangan
masyarakat sekarang. Menghadapi ancaman bencana lingkungan yang demikian hebat manusia sebagai
mahluk berakal memiliki kemampuan untuk mengemukakan gagasan-gagasan dan konsep yang makin lama
makin tajam untuk memilih alternatif tindakan yang menguntungkan bagi keberlangsungan kehidupan
manusia”.
BAB II

Perkembangan Teknologi dan Isu Global Pada Bangunan dan Konstruksinya

Bangunan yang berkelanjutan (green building)

Green building mulai santer digaungkan sejak wacana pemanasan global atau global warming munul
pada sekitar pertengahan sampai akhir tahun 2000an dan sekarang wacana global warming itu
diganti dengan istilah perubahan iklim. Perlu diketahui pemanasan global atau sekarang disebut
perubahan iklim yang diklaim para ilmuwan adalah masih berupa teori layaknya teori evolusi Darwin
teori relatifitasnya Einstein dan teori bigbang pada proses terbentuknya alam semesta. Masih banyak
para ilmuwan lain yang mencari atau mempertanyakan keresahan teori teori tersebut dan apakah
sesuai dengan kondisi nyata dan benar benar terjadi. Disisi lain bangunan yang ramah lingkungan
memang dibudidaya kita sejak dulu sudah ada yang membangunnya meskipun tidak dipublikasikan
secara besar-besaran. Sebagai contoh umumnya banguna bangunan tradisional atau rumah adat di
Indonesia merupakan salah satu perwujudan bangunan yang ramah lingkungan jika ditelusuri dan
dibandingkan antara prinsip prinsip membangun suatu bangunan yang digariskan oleh para leluhur
budidaya kita dan prinsip prinsip building yang banyak dibangunkan akhir akhir ini ternyata banyak
memiliki kesamaan baik secara filosofi maupun aspek tekniknya. Salah satu prinsip yang mirip
diantaranya adalah penggunaan bahan bangunan yang ada secara local dilokasi bangunan yang akan
dibangun dan jika mengambil atau menggunakan bahan bangunan seperti kayu drai hutan perlu
diambil dari hutan yang dijaga kelestariannya umumnya kita mengenal prinsip prinsip tersebut pada
budaya kita dengan istilah kearifan lokal. Beberapa prinsip green building yang belum diterapkan
menurut world green building
1. Penggunaan yang efisien dari energia air dan sumber daya lainnya
2. Menggunakan energy yang terbarukan seperti panel surya
3. Menerapkan prinsip penggunaan kembali (re-use & recyling) untuk limbah
4. Memiliki kualitas pengudaraan didalam ruangan yang baik
5. Penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan
6. Ramah terhadap pengguna pada lingkungan sekitar pada aspek desain, konstruksi
penggunaannya
7. Desain bangunan yang bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan
Keinginan untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan akan bisa terlaksana secara optimal
jika kita menggunakan teknologi untuk bahan bangunan yang berkelanjutan dan teknologi konstruksi
untuk proses pembangunannya yang juga berkelanjutan

Teknologi bahan bangunan yang berkelanjutan


1. Semen yang bercahaya (light emitting cement)
Dikembangkan dengan cara mengubah komponen penyusun miklosoptik pada semen yang
selama ini umum diproduksi. Proses tersebut ternyata bisa menghasilkan semen yang
menyerap energy pada matahari disiang hari dan melepaskan sinarnya kembali dimalam hari
dan bisa bertahan menyala sekitar 12 jam. Proses pembuatan semen ini dilakukan pada suhu
kamar dan tidak digunakan banyak energi sehingga ramah lingkungan
2. Kayu transparan ( transparent wood) dihasilkan dengan memisahkan zat kayu atau linin dari
serat kayunya dan lalu mengganti zat kayu tersebut dengan semacam poliner tertentu. Jika
sudah melalui proses tesebuta kayu yang terbentuk akan menjadi transparan, tahan cuaca,
tahan api, dan 3-5 kali lebih kuat.
3. Aluminium transaparan (aluminium oxynitride) juga dikenal dengan sebutan alon diproduksi
dengan menggabungkan aluminium,oxygen,dan nitrogen. Memiliki karakter yang kokoh, anti
karat, dan 3 kali lebih kuat dari baja. Karena biaya produksinya yang masih mahal
penggunannya ini masih terbatas pada alat-alat militer. Seperti kaca anti peluru rubah kaca
untuk infra merah dan lensa lensa optic ketika permintaan bahan ini menjadi semakin tinggi
dapat dipastikan biaya produksinya nanti bisa jadi lebih murah
4. Graphene 3D
Graphene yang bentuk awalnya 2D memang dianggap salah satu bahan yang paling kuat yang
opernah ada tersusun dari atom-atom karbon dengan bentuk sarang lebah atau hexagon
dengan ketebalan 1 atom saja. Grapheme 2D jauh lebih kuat dibandingkan baja sekitar 200
kalinya tapi karena ketipisannya itu graphene 2D tidak bisa digunakan untuk struktur yang
bear seperti bangunan. Sampai akhirnya para ilmuwan di MIT berhasil mengembangkan
grapheme 3D ysng 10 kali lebih kuat dari baja dengan hanya 5% kepadatannya. Dengan
graphene 3D ini pengembangan untuk penerapannya menjadi bahan bangunan bisa lebih
dimungkinkan

A. Teknologi Konstruksi yang berkelanjutan


1. Lidar ( light detection and ranging) merupakan pencitraan jarak jauh pada perangkat yang
bisa diterbangkan seperti drone, helikopter, atau pesawat udara. Yang digunakan untuk
meneliti permukaan tanah dan dihasilkan informasi 3D yang akurat pada kontur tanah
ynag diciptakan. Lidar bisa digunakan pada loksai konstruksi untuk membantu proses
rancang bangun secara lebih opyimal.
2. Prepabrikasi, konstruksi dengan metode prepabrikasi dilakukan dengan membuat
komponen-komponen bangunan dipabrik dan lalu merakitnya dilokasi konstruksi
3. Konstruksi modular, penggunaan kontruksi modular sejatinya mirip dengan metode
prepabrikasi hanya saja pada prepabrikasi hany sebagian komponen baru ynag dibuta
dipabrik dan membangun sisanya dilokasi. Sedangkan pada konstruksi modular semua
semua struktur bangunan dibuat dipabrik dan lalu merakitnya dilokasi
4. Building Information Modeling (BIM), penggunaan teknologi computer dengan metode
BIM saat ini mulai digunakan pada proses rancang bangun sebagai upaya untuk efisiensi
dan kemudahan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

B. Perjalanan teknologi komputer menuju ke metode BIM


Perjalanan teknologi computer sebagai alat bantu proses rancang bangun dan
perkembangannya menjadi metode BIM yang ada sekarang ini. Dalam proses rancang bangun
pada suatu bangunan terutama pada tahap awal di perencananya penggunaan teknologib
sebagai alat bantu tentunya sejak dulu selalu dilakukan. Sebelum adanya teknik computer
penggunaan teknologi atau alat bantu berupa meja gambar kertas kalkir pensil dan rapido.
Sampai diakhir tahun 1980-an masih umum digunakan. Meskipun sudag dikembangkan pada
sekitar pertengahan tahun 18980-an pearngkat lunak atau software computer untuk
membantu proses rancang bangun atau atau dikenal dengan istlah cad computer edit design
baru umum dipakai secara luas sejak tahun 1990-an. Awalnya penggunaan perangkat lunak
cad ini hanya sebatas untuk produksi gambar-gambar 2dimensi seperti gambar denah,
tampak, dan potongan. Tetapi kemudian penggunaannya mulai berkembang utnuk membuat
bentukan 3D sebagai representasi adri bangunan yang akan dibangun. Perangkat lunak untuk
membuata bentukan 3D secara digital ini disisi lain juga digunakan pada berbagai bidang-
bidang yang lain yang kita kenal adalah penggunaannya pada industry perfilmn dan industry
video game lalu bentukan 3D yang dihasilkan oleh komputer ini bukan hanya digunakan
sebagai representasi untuk dari apa yang ada di dunia nyata, tetapi juga digunakan sebagai
alat bantu untuk membuat simulasi yang berbasis fisika, gravitasi, interaksi pencahayaan, dan
dinamika fluida ( fluid dynamic) yang praktis mirip dengan apa yang ada dan yang bisa terjadi
di dunia nyata. Simulasi bentukan 3D dengan komputasi teknologi komputer umum sekarang
sudah umum dipakai sebagai alat bantu para ilmuwan dibidangnya masing-masing. Saat ini
ketika kita menonton film banyak sekali studi film yang sudah menggunakan dan
menggabungkan gambar bergeraka yang direkam kamera secar langsung dengan gambar
bergerak yang dihasilkan oleh komputer atau CGI ( computer generated image) yang sekilas
dengan mata telanjang kita akan sulit membedakannya kembali dengan penggunaan
komputer digital tiga dimensi untuk membantu prosess rancang bangun ketika kita membuat
bentukan 2D ataupun 3D diperangkat lunak auto cad secara otomsti data luasan dan volume
akan melekat dan menjadi property dari setiap bentukan 2D atau betukan 3D tersebut. Data
luasan volume inilah yang nantinya menjadi awalan pengembangan pada penerapan BIM
pada proses rancang bangunan lalu perangkat lunak Auto Cad tersebut terus dikembangkan
lebih lanjut sehingga memungkinkan kita hanya perlu membuat bentukan tiga dimensi saja
dan secara otomatis bentukan 2D akan langsung bisa dihasilkan oleh komputer. Atau
sederhananya ketika kita membuat bentukan 3D untuk rumah, gambar-gambar 2D seperti
gambar denah, tampak, potongan untuk rumah tersebut akan otomatis dan langsung juga
dihasilkan bentukan 3D yang dibuat dengan komputer atau biasanya disebut dengan istilah
model komputer atau komputer model ini sekarang sudah bisa ditambahkan dengan berbagai
data yang lain selain data luasan dan volume untuk menjadi propertinya masing-masing.
Misalnya saja ketika kita membuat model komputer untuk pintu dan jendela kita bisa
melekatkan bahan atau material yang berbeda untun kusen, daun pintu, dan daun jendelanya
sehingga model komputer pintu dan jendela yang kita buat tersebut memiliki data berupa
luasan volume dan material yang melekat menjadi propertinya. Data yang melekat pada
model komputer ini nantinya bisa digunakan lebih lanjut misalnya saj untuk pembuatan
rencana anggaran biaya atau RAB, karena untuk membuat RAB kita butuh data luasan atau
volume dan jenis material yang digunakan. Data pada model komputer pintu dan jedela
tersebut bisa terus ditambahkan sejalan dengan proses rancang bangun yang dilaksanakan
seperti misalnya data untuk proses pembuatan jadwal pekerjaan dan dat-data lain ynag
dibutuhkan. Model komputer yang sudah memiliki banyak data umumnya dikenal dengan
istilah model BIM dalam proses rancang suatu bangunan dengan metode BIM tentunya akan
memiliki banyak model-modle BIM ynag unik dan spesifik dan memiliki datanya masing-
masing. Model-model BIM ini dalam proses pembuatannya bisa dikerjakan secara bersamaan
seperti arsitek, konsultan struktur, konsultan ME, desainer interior, designer landscape, dan
siapa saja yang memang memiliki kewenangan pada proses rancang bangun bangunan
tersebut secara kolaboratif.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, tentang perkembangan global yang terjadi di negara kita
bahkan sampai mendunia, bisa di tarik kesimpulan; jika ditelusuri dan dibandingkan antara
prinsip-prinsip membangun suatu bangunan yang digariskan oleh para leluhur pada
budaya kita dan prinsip-prinsip green building yang banyak dibangunkan akhir-akhir ini
ternyata banyak memiliki kesamaan, baik secara filosofi maupun aspek teknisnya.
Keinginan untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan akan bisa terlaksana
secara optimal, jika kita menggunakan teknologi untuk bahan bangunan yang
berkelanjutan dan teknologi konstruksi untuk proses pembangunannya yang juga
berkelanjutan.
Graphene 3D Graphene yang bentuk awalnya 2D memang dianggap salah satu bahan yang
paling kuat yang pernah ada tersusun dari atom-atom karbon dengan bentuk sarang lebah
atau hexagon dengan ketebalan 1 atom saja.
Yang digunakan untuk meneliti permukaan tanah dan dihasilkan informasi 3D yang akurat
pada kontur tanah yang dicitrakan.
Perangkat lunak untuk membuat bentukan 3D secara digital ini disisi lain juga digunakan
pada berbagai bidang-bidang yang lain yang kita kenal adalah penggunaannya pada
industry perfilman dan industry video game.
Lalu bentukan 3D yang dihasilkan oleh komputer ini, bukan hanya digunakan sebagai
representasi untuk dari apa yang ada di dunia nyata, tetapi juga digunakan sebagai alat
bantu untuk membuat simulasi yang berbasis fisika, gravitasi, interaksi pencahayaan, dan
dinamika fluida ( fluid dynamic), yang praktis mirip dengan apa yang ada dan yang bisa
terjadi di dunia nyata.
Saat ini ketika kita menonton film banyak sekali studi film yang sudah menggunakan dan
menggabungkan gambar bergerak yang direkam kamera secara langsung dengan gambar
bergerak yang dihasilkan oleh komputer atau CGI ( computer generated image) yang
sekilas dengan mata telanjang kita akan sulit membedakannya.
Data luasan volume inilah yang nantinya menjadi awalan pengembangan pada penerapan
BIM pada proses rancang bangunan lalu perangkat lunak Auto Cad tersebut terus
dikembangkan lebih lanjut sehingga memungkinkan kita hanya perlu membuat bentukan
tiga dimensi saja dan secara otomatis bentukan 2D akan langsung bisa dihasilkan oleh
komputer.
Atau sederhananya ketika kita membuat bentukan 3D untuk rumah, gambar-gambar 2D
seperti gambar denah, tampak, potongan untuk rumah tersebut akan otomatis dan
langsung juga dihasilkan bentukan 3D yang dibuat dengan komputer atau biasanya
disebut dengan istilah model komputer atau komputer model ini sekarang sudah bisa
ditambahkan dengan berbagai data yang lain selain data luasan dan volume untuk
menjadi propertinya masing-masing.
Misalnya saja ketika kita membuat model komputer untuk pintu dan jendela kita bisa
melekatkan bahan atau material yang berbeda untun kusen, daun pintu, dan daun
jendelanya sehingga model komputer pintu dan jendela yang kita buat tersebut memiliki
data berupa luasan volume dan material yang melekat menjadi propertinya.
Data yang melekat pada model komputer ini nantinya bisa digunakan lebih lanjut misalnya
saja untuk pembuatan rencana anggaran biaya atau RAB, karena untuk membuat RAB kita
butuh data luasan atau volume dan jenis material yang digunakan.
Data pada model komputer pintu dan jedela tersebut bisa terus ditambahkan sejalan dengan
proses rancang bangun yang dilaksanakan seperti misalnya; data untuk proses pembuatan
jadwal pekerjaan dan data-data lain yang dibutuhkan.
Model komputer yang sudah memiliki banyak data umumnya dikenal dengan istilah model
BIM dalam proses rancang suatu bangunan dengan metode BIM tentunya akan memiliki
banyak model-model BIM ynag unik dan spesifik dan memiliki datanya masing-masing.

SARAN

1. Mengsegerakan pengembangan teknologi bangunan dan konstruksi dengan


berpedoman pada sistem yang di bangun sebagai pokok bahasan yang termasuk pada
bab II dan III di atas
2. Memerlukan pola pembangunan yang telah di gariskan oleh parah leluhur dengan
prinsip green building

Anda mungkin juga menyukai