Anda di halaman 1dari 12

i

INDOCEMENT AWARDS
STR WRITING COMPETITION



KAJIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PEMBANGUNAN KONSTRUKSI
DI INDONESIA

WRT-14-143


EMAS AGUS PRASTYO WIBOWO
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEKARAN,GUNUNG PATI



SEMARANG
2014


ii

ABSTRAK
Kerusakan lingkungan dan pemanasan global sudah menjadi isu yang begitu menggema
di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.Perkembangan proyek konstruksi
dianggap memiliki peran besar terhadap perubahan lingkungan di permukaan bumi
ini.Di Indonesia saat ini, wacana green construction mulai tampak pada penerapan
beberapa proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor yang berhubungan langsung
dengan sektor konstruksi ini. Diantaranya PT. Pembangunan Perumahan, PT. Wika, PT.
Adhi Karya, dan beberapa kontraktor lain yang sudah mendeklarasikan diri untuk
melaksanakan konsep green construction dalam setiap proyek yang mereka kerjakan.
green construction merupakan praktik membangun dengan menerapkan proses yang
memperhatikan lingkungan dan efisiensi sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan
dari tapak untuk perencanaan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan
dekonstruksi. kriteria penerapan Green Construction pada proyek konstruksi antara lain
adalah BREEAM (building research establishment enviromental assessment
method),LEED (leadership in energy and environmental design) ,HKBEAM (Hong
Kong building environmental assessment method), BEPAC (building environmental
performance assessment criteria),CASBEE (comprehensive assessment system for
building environmental efficiency), DQI (design quality indicator) ,GREENSHIP -
GBCI (green building council Indonesia) .Hambatan utama dalam menerapkan green
construction adalah permasalahan teknologi.Permasalahan teknologi, dimana kontraktor
masih terkendala oleh beberapa hal sebagai berikut: (a) penggunaan bahan bakar
alternatif, (b) teknologi daur ulang, (c) terbatasnyaketersediaan peralatan yang ramah
lingkungan dalam hal tingkat kebisingan, (d)implementasi komponen prafabrikasi, (e)
ragam material terbarukan
Kata kunci : Green construction,Kriteria,Hambatan














iii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
BAB III METODE PENULISAN ........................................................................ 4
3.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 4
3.2 Sumber Data .......................................................................................... 4
3.3 Teknik Analisis Data ............................................................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 5
4.1 Kriteria penerapan Green construction .................................................. 5
4.2 Analisa Dampak Lingkungan ................................................................ 5
4.3Hambatan dalam Penerapan Green construction ................................... 7
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 8
5.2 Saran ...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerusakan lingkungan dan pemanasan global sudah menjadi isu yang begitu
menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.Perkembangan proyek
konstruksi dianggap memiliki peran besar terhadap perubahan lingkungan di permukaan
bumi ini. Dimulai dari tahap konstruksi hingga tahap operasional kegiatan konstruksi
tidak dapat menghindari dari pemanfaatan sumber daya alam yang jumlahnya semakin
terbatas, belum lagi dampak lain yang timbul dari penggunaan fasilitas bangunan serta
pemilihan material bangunan yang terkait dengan peningkatan suhu di bumi. Proses
konstruksi bangunan gedung yang banyak memanfaatkan sumber daya alam sebagai
bahan bakunya sangat dimungkinkan turut andil dalam menciptakan kerusakan
tersebut.

Fenomena global warming yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca menjadi
topik yang banyak dibahas dalam berbagai forum ilmiah. Salah satu indikator bahwa
bumi tengah mengalami perubahan adalah tingginya konsentrasi karbondioksida (CO)
diudara yang bersifat menghalangi pelepasan panas dari bumi.Kwanda
(2003)mengemukakan, konsumsi energi yang besar dengan pertumbuhan 2% per tahun
sampai tahun 2020 akan menghasilkan emisi global CO dan gas rumah kaca lainnya
naik menjadi dua kali lipat dari tahun 1965-1998 yang berdampak pada perubahan iklim
dunia. Hal senada juga diungkapkan oleh Salim (2010) yang menyatakan, bila cara-cara
pembangunan tetap dilakukan seperti biasanya tanpa perubahan, maka pada tahun 2050
diperkirakan konsentrasi CO2 akan mencapai 500 part per million (ppm) atau menjadi
dua kali lipat konsentrasinya bila dibandingkan sebelum revolusi industri.Secara global,
Indonesia berada di urutan ke lima dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca atau
sekitar 4,63% (World Resources Institute, 2005).

Di Indonesia saat ini, wacana green construction mulai tampak pada penerapan
beberapa proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor yang berhubungan langsung
dengan sektor konstruksi ini. Diantaranya PT. Pembangunan Perumahan, PT. Wika, PT.
Adhi Karya, dan beberapa kontraktor lain yang sudah mendeklarasikan diri untuk
melaksanakan konsep green construction dalam setiap proyek yang mereka
kerjakan.Semakin banyaknya pihak yang sadar akan pentingnya pembangunan proyek
konstruksi yang ramah lingkungan, membuat para pelaku konstruksi harus memulai
menerapkannya untuk kepentingan bersama. Dalam hal penerapan konsep ini pihak
yang berperan penting dalam mewujudkan penerapan konsep green construction adalah
owner dan kontraktor.Dari pihak owner sendiri, jika ingin membangun suatu bangunan
dengan konsep green construction tentu harus menyediakan dana awal yang lebih besar
pada saat pembangunan.

Davy Sukamta menyatakan bahwa pengusaha konstruksi di Indonesia
memandang penerapan konsep green construction masih belum menguntungkan dan
mereka belum memikirkan kualitas yang akan dihasilkan. Pada hal kenyataannya dalam
penerapan konsep green construction tidak akan mengurangi kualitas, bahkan bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu konsep green construction akan tetap terbuka lebar untuk
dikaji dan diterapkan di Indonesia. Mengingat akan kurangnya kesadaran perusahaan
konstruksi dalam menerapkan green construction pada proyek konstruksi, penulis
2

merasa perlu menganalisis kriteria apa saja yang menentukan dalam penerapan green
construction ,hambatan hambatan apa saja yang dihadapi para pelaku konstruksi dan
dampak lingkungan dalam menerapkan konsep green construction di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kriteria penerapan green construction pada proyek konstruksi ?
2. Apa dampak lingkungan dalam menerapkan green construction?
3. Apa saja hambatan yang dihadapi para pelaku konstruksi dalam penerapan
green construction?


1.3 Tujuan
1. Mengetahui kriteria penerapan green construction pada proyek konstruksi.
2. Mengetahui dampak lingkungan dalam menerapkan green construction.
3. Mengetahui hambatan yang dihadapi para pelaku konstruksi dalam
penerapan green construction.

1.4 Manfaat
Penulisan ini memiliki beberapa manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis:
a. Memberikan gambaran tentang green construction solusi inovatif pembangunan
konstruksi di Indonesia.
b. Sebagai masukan bagi dunia konstruksi khususnya tentang penerapan green
construction
2. Manfaat Praktis:
a. Meningkatkan kesadaran pelaku konstruksi untuk berpartisipasi dalam
pembangunan/kontruksi di Indonesia dengan menerapkan green construction.























3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

USEPA (2010) mendefinisikan green construction merupakan praktik
membangun dengan menerapkan proses yang memperhatikan lingkungan dan efisiensi
sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan dari tapak untuk perencanaan,
konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Green construction
menurut Glavinich (2008) adalah perencanaan dan pengelolaan proyek konstruksi agar
supaya pengaruh proses konstruksi terhadap lingkungan seminimal mungkin.
Kontraktor harus berperan proaktif peduli terhadap lingkungan, selalu meningkatkan
efisiensi dalam proses konstruksi, konservasi energi, efisiensi pemanfaatan air, dan
sumberdaya lainnya selama masa konstruksi serta minimasi dan mengelola limbah
konstruksi secara baik. Glavinich (2008) menyatakan bahwa konsep green construction
mencakup hal-hal sebagai berikut: perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi,
konservasi material, tepat guna lahan, manajemen limbah konstruksi,penyimpanan dan
perlindungan material, kesehatan lingkungan kerja, menciptakanlingkungan kerja yang
ramah lingkungan, pemilihan dan operasional peralatan konstruksi, dokumentasi.
Kibert (2008) menyatakan bahwa konsep green construction mencakup hal-hal
sebagai berikut: rencana perlindungan lokasi pekerjaan, program kesehatan dan
keselamatan kerja, pengelolaan limbah pembangunan atau bongkaran, pelatihan bagi
subkontraktor, reduksi jejak ekologis proses konstruksi, penanganan dan instalasi
material, kualitas udara. Selanjutnya yang dimaksud dengan definisi green construction
adalah:
Suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi untuk meminimalkan dampak
negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara
kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan
mendatang.
Pada lingkup lokal, upaya penerapan green construction sudah dilakukan, antara
lainoleh kontraktor nasional P.T. Pembangunan Perumahan (PP). Instrumen
yangdigunakan untuk menilai green construction disebut dengan Green Contractor
Assessment Sheet yang mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) tepat guna lahan,
(b)efisiensi dan konservasi energi, (c) konservasi air, (d) manajemen lingkungan proyek
konstruksi, (e) sumber dan siklus material, (f) kesehatan dan kenyamanan di dalam
lokasi proyek konstruksi. Untuk lingkup nasional, perangkat penilaian bangunan hijau
di Indonesia untuk gedung baru digunakan Sistem Rating GREENSHIP Versi 1.0. Bila
dikaji lebih lanjut, proporsi penilaian yang didasarkan item penilaian (66 item) lebih
dominan terjadi pada tahap perencanaan (62,2%) dan tahap pengoperasian (33,3%) bila
dibandingkan dengan tahap pembangunan (4,5%). Oleh karenanya, pada tahap
pembangunan masih dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan instrumen
penilaian.
Berdasarkan pustaka tersebut diatas maka faktor green construction dapat
disintesakan menjadi 16 faktor, yaitu: (1) Perencanaan dan penjadwalan proyek
konstruksi; (2) Sumber dan siklus material; (3) Rencana perlindungan lokasi pekerjaan;
(4) Manajemen limbah konstruksi; (5) Penyimpanan dan perlindungan material; (6)
Kesehatan lingkungan kerja tahap konstruksi; (7) Program kesehatan dan keselamatan
kerja; (8) Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi; (9) Dokumentasi; (10)
Pelatihan bagi subkontraktor; (11) Pengurangan jejak ekologis tahap konstruksi; (12)
Kualitas udara tahap konstruksi; (13) Konservasi air; (14)Tepat guna lahan; (15)
Efisiensi dan konservasi energi; (16) Manajemen lingkungan proyek konstruksi.
4


BAB III
METODE PENULISAN


3.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu mengumpulkan
data-data yang sudah ada sebelumnya dan menganalisis data baik itu melalui
buku,jurnal maupun internet.
3.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah data
sekunder.Sumber data sekunder didapatkan dari pengumpulan dari pengumpulan jurnal
,buku dan internet
3.3 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam karya tulis ini dikumpulkan dengan cara :
Studi Pustaka mempelajari informasi dari berbagai macam sumber pustaka
kemudian membuat gabungan informasi secara sistematis dan lengkap.
Data yang diperoleh kemudian diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Klasifikasi data ,yaitu data yang telah terseleksi selanjutnya dikelompokkan
sesuai dengan pokok bahasab yang akan dibahas
2. Mengedit data ,yaitu memperbaiki kualitas serta menghilangkan kerancuan
data
3. Penyusunan data ,yaitu menyusun data secara sistematis menurut tata urutan
dalam pokok bahasan yang telah ditentukan dengan maksud untuk
memudahkan dalam menganalisis data.









5

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kriteria Penerapan Green Construction
Kriteria tersebut antara lain adalah :
Perbedaan acuan dalam menerapakan green construction pada proyek
konstruksi. Faktor lain yang berhubungan dengan masalah tersebut dapat dilihat dengan
banyaknya kriteria yang dirancang oleh beberapa lembaga baik dari dalam negeri
maupun internasional. Beberapa standar yang membahas mengenai kriteria penerapan
Green Construction pada proyek konstruksi antara lain adalah:
a. BREEAM (building research establishment enviromental assessment method)
b. LEED (leadership in energy and environmental design)
c. HKBEAM (Hong Kong building environmental assessment method)
d. BEPAC (building environmental performance assessment criteria)
e. CASBEE (comprehensive assessment system for building environmental efficiency)
f. DQI (design quality indicator)
g. GREENSHIP - GBCI (green building council Indonesia)

Mengingat banyaknya standar yang digunakan dalam menerapkan green construction
pada proyek konstruksi, penulis merasa perlu mengamati seperti apakah kriteria yang
paling sering digunakan oleh para pelaku konstruksi dalam menerapkan green
construction itu sendiri. Selain untuk pengamatan penulis juga ingin lebih memahami
penerapan green construction pada proyek konstruksi.
Manajemen Operasional
a. Peran manajer v
b. Pelatihan v
c. Investasi v
d. Program Pengelola Lingkungan v
e. Penelitian dan Pengembangan v
f. Perencanaan Lingkungan v
g. Peralatan v
h. Kontrol Polusi Air v
i. Kontrol Polusi Udara v
j. Kontrol Polusi Suara v
k. Kontrol Polusi Limbah v
l. Dampak Ekologis v
m. Pemakaian Energi v
( Tam dan Tsui ,2003)
Kriteria tambahan dalam penerapa green construction antara lain adalah :
a. Peran pemerintah (Manajemen)
b. Kontrol Polusi Getaran (Operasional)
(Asawidya,Mada,2011)
4.2 Analisa Dampak Lingkungan
Analisa dampak terhadap lingkungan ditinjau dari Pekerjaan Tepat Guna Lahan, Konservasi
Energi,Konservasi Air, Manajemen Lingkungan Proyek, Penggunaan Begisting Hollow,
Penggunaan Pelat Precast, dan mencantumkan syarat Green sertifikat ISO 14001, 2004 adalah
6

No. Sub Pekerjaan Green Construction Non Green Construction
1. Pekerjaan Tepat Guna Lahan Mengurangi dampak polusi udara
akibat kegiatan proyek, seperti
pengecoran yang menghasilkan jejak
karbon yang paling besar.
Mengurangi beban drainase kota
akibat limpasan air hujan dengan
adanya sumur resapan
Tidak ikut menjaga kelestarian
lingkungan, khususnya kebersihan
udara.
Limpasan air hujan langsung masuk
ke drainase kota, sehinggga
membebani drainase kota.
2. Konservasi Energi Pemakaian listrik lebih terkontrol
dengan adanya KWH listrik dan
tindakan pengontrolan
Penggunaan LHE (Lampu Hemat
Energi) menghemat pemakaian
listrik, apabila diterapkan di setiap
pelaksanaan proyek .
Dengan dilakukan pengujian-
pengujian seperti getaran, emisi,
kebisingan, menjaga kenyamanan dan
kesehatan masyarakat sekitar proyek.
Penggunaan cahaya alami secara
optimal mengurangi penggunaan
lampu di siang hari
Penggunaan listrik tidak terkontrol
Dengan tidak memakai LHE (Lampu
Hemat Energi) menambah beban
listrik kota.
Berdampak buruk kepada masyarakat
sekitar akibat kebisingan, emisi dan
getaran akibat alat-alat berat.
Penggunaan lampu di siang hari
apabila kontraktor keet tidak didesain
menghadap timur dan barat akan
menambah beban listrik kota.
3. Konservasi Air Pemakaian air lebih terkontrol
dengan adanya alat pengukur
pemakaian air dan tindakan
pengontrolan
Biopori mengurangi limpasan air
sekitar Kontraktor Keet
Penggunaan air di proyek tidak
terkontrol
Dengan tidak adanya biopori
limpasan air dapat tergenang di
sekitar Kontraktor Keet
4. Manajemen Lingkungan.
Proyek
Dengan penyediaan sampah yang
dekat dengan lokasi pekerja dan
dipilah berdasarkan jenisnya,
pengelolaan sampah lebih tertata
dengan baik
Mengurangi sampah akibat bungkus
plastik makanan dengan memakai
sistem makan catering
Ikut mendukung konsep Go Green
dengan memasang slogan dan logo
green construction

Pemilahan sampah yang tidak baik
akibat sampah organik dan anorganik
menjadi satu, sehingga proses daur
ulang lebih susah.
Dengan makanan dibungkus plastik /
kertas menambah beban sampah kota
Dengan tidak adanya fasilitas tempat
merokok berdampak perokok akan
merokok di sembarang tempat di
proyek sehingga mengganggu
perokok pasif.
7

5. Penggunaan Begisting Hollow Mengurangi penggunaan kayu untuk
begisting
Masa pemakaian begisting hollow
yang lebih lama daripada begisting
kayu
Hasil cetakan pengecoran lebih rapi
Penggunaan kayu dalam jumlah besar
dan terus menerus merusak
lingkungan akibat kebutuhan akan
kayu.
Hasil cetakan kurang rapi daripada
menggunakan begisting hollow
6. Pemakaian Plat Precast Tidak perlu menggunakan kayu karena
pabrikasi
Metode konvensional / non green
construction menggunakan kayu, dimana
kayu bukan material ramah lingkungan.
7. Surat kontrak kerja
mencantumkan syarat Green
(sertifikat ISO 14001, 2004)
Para stakeholder lebih terjamin akan
SHE (Safety, Health and Energy) yang sesuai
system kinerja yang terpercaya
Dengan tidak menggunakan syarat
Green, pelaksanaan di lapangan tidak
mengikuti prosedur tolak ukur green
construction

4.3 Hambatan dalam Penerapan Green Construction
Indikator green construction meliputi kategori pelaku dan kategori minimum
waste.Adapun kategori pelaku , kendalanya diantaranya adalah:
Kendala/penjelasan Rekomendasi
Lokasi Bangunan gedung relatif sempit
kurang signifikan
Bersifat situasional ,Pengadaan sumur
resapan disekitar lokasi proyek sehingga
tidak terjadi air limpasan ke luar lokasi
proyek
Terkendala dengan ragam/jenis material
yang terbarukan
Permasalahan teknologi
Pada umumnya proyek gedung lokasinya
sempit sehingga luasan yang
menghasilkan top soil relative kecil
Peran aktif pemilik proyek
Adapun kategori minimum waste diantaranya adalah :
Kendala/penjelasan Rekomendasi
Belum adanya peralatan yang tidak
mengeluarkan kebisingan (misalnya alat
bor belum ada teknologinya)
Permasalahan teknologi
Kegiatan dekonstruksi belum umum
dilaksanakan, Hanya material tertentu
yang sudah digunakan yaitu besi tulangan
Peran aktif Pemilik proyek dan
Permasalaha teknologi
Adanya tambahan biaya untuk
pengadaan sumur pengisian serta bersifat
kasuistis
Peran aktif Pemilik proyek
dan bersifat situasional



8

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kriteria dalam penerapan green construction adalah BREEAM (building
research establishment enviromental assessment method),LEED (leadership in
energy and environmental design), HKBEAM (Hong Kong building
environmental assessment method), BEPAC (building environmental
performance assessment criteria), CASBEE (comprehensive assessment system
for building environmental efficiency),DQI (design quality indicator)
,GREENSHIP - GBCI (green building council Indonesia) dan kriteria tambahan
yakni Peran pemerintah (Manajemen) , Kontrol Polusi Getaran (Operasional)
2. Permasalahan teknologi, dimana kontraktor masih terkendala oleh beberapa hal
sebagai berikut: (a) penggunaan bahan bakar alternatif, (b) teknologi daur ulang,
(c) terbatasnyaketersediaan peralatan yang ramah lingkungan dalam hal tingkat
kebisingan, (d)implementasi komponen prafabrikasi, (e) ragam material
terbarukan.
3. Terbatasnya regulasi yang mengatur tentang implementasi green construction
dalam beberapa hal sebagai berikut: (a) standarisasi terkait dengan penerangan
yang sesuai untuk aktivitas konstruksi baik di dalam maupun diluar ruangan, (b)
ketentuanpenggunaan peralatan konstruksi yang rendah emisi dan berbahan
bakar alternatif.
4. Campur tangan sumber pendanaan dalam hal peremajaan berbagai peralatan
yang rendah emisi dan efisien bahan bakar.

5.2 Saran
1. Peran aktif dari pemilik proyek dalam beberapa hal sebagai berikut: (a)
mensyaratkan pemakaian kayu yang dapat dipertanggungjawabkan asal usulnya,
(b) mensyaratkan pembuatan sistem untuk infiltrasi air tanah, (c) ketentuan
filterisasi air yang akan disalurkan kedalam riol kota, (d) ketentuan tidak
menebang pohon kecuali yang berada dalam massa bangunan, (e) mensyaratkan
penggunaan air secara bertanggung jawab baik yang bersumber dari PDAM
maupun air tanah, (f) melakukan monitoring sampah yang dihasilkan, (g)
memantau kebisingan, getaran, dan kondisi air tanah yang diakibatkan oleh
aktivitas proyek, (h) memantau kualitas udara selama proyek berlangsung untuk
menciptakan udara bersih.
2. Belum adanya kejelasan tentang material ramah lingkungan,belum lengkapnya
peraturan terkait dengan green construction dan kepedulian terhadap kesehatan
pekerja belum menjadi perhatian utama.








9

DAFTAR PUSTAKA

Asawidya, Mada.2011. Analisis Kriteria Penerapan Green Construction Pada Proyek Konstruksi
di Surabaya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Glavinich, T.E.,2008 . Contractor's Guide to Green Building Construction. John Wiley.
Kibert, C.,2008. Sustainable Construction. Canada: John Wiley&Sons.
Kwanda,T. 2003.Pembangunan permukiman yang berkelanjutan untuk mengurangi polusi
udara. Dimensi Teknik Arsitektur, vol.31,no.1,hh.20-27.
Prasaji, M.A. Evaluasi Biaya dan Dampak Lingkungan Penerapan Green Construction.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Salim, E.2010. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. Jakarta: Gramedia.
Sukamta, Davy. http://e-jornal.uajy.ac.id/491/2/1MTS01578.pdf, diakses tanggal 4 Agustus
2014
Tam, Tsui.2003. Green construction assessment for environmental management in the
construction industry. Hongkong.
United States Environmental Protection Agency(USEPA). Definition of Green Building .
www.epa.gov/greenbuilding/pubs/about.htm#1,diakses tanggal 4 Agustus 2014.
World Resources Institute, 2005.

Anda mungkin juga menyukai