ABSTRAK
Selama dua dekade yang lalu, sejumlah besar Green Building Rating System (GBRSs) telah
dikembangkan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk menilai dan mengesahkan Green Building.
Tujuan makalah ini adalah untuk meninjau GBRS yang berlaku dan digunakan di seluruh dunia, untuk
mengidentifikasi upaya penelitian utama yang dilakukan oleh GBRS terkait studi, dan untuk
mengusulkan arah untuk penelitian GBRS di masa depan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tinjauan
pustaka yang komprehensif telah dilakukan, dari 15 GBRS yang berlaku dan teridentifikasi. Review
tersebut dilaporkan bahwa GBRS yang paling awal diluncurkan pada 1990-an dan kemudian lonjakan
terjadi pada tahun 2000an. Review tersebut juga mengungkapkan bahwa sejumlah besar versi
khusus GBRS telah dibuat untuk menilai keberlanjutan jenis yang berbeda untuk membangun
struktur atau proyek pada tahap yang berbeda. Selain itu, review mengidentifikasi 7 kriteria evaluasi
penting yang biasanya digunakan oleh GBRS yang berbeda, dan menemukan bahwa kriteria evaluasi
yang paling penting adalah energi, situs, lingkungan di dalam ruangan, lahan dan lingkungan di luar,
bahan, air, dan inovasi. Selain itu, makalah ini berisi tentang upaya penelitian yang dilakukan oleh
GBRS untuk mempelajari dan mengusulkan petunjuk untuk penelitian dimasa depan.
1. Introduction
Seiring dengan perkembangan pesat green building selama dua dekade terakhir, baru-baru ini
muncul berbagai sistem penilaian tentang bangunan hijau (GBRSs), (Awadh, 2017; Doan et al., 2017)
Umumnya, GBRS adalah kerangka komprehensif yang dikembangkan oleh otoritas konstruksi,
organisasi internasional, atau perusahaan konsultan swasta dengan maksud menilai dan
memverifikasi keberlanjutan dan kehijauan bangunan (Lee, Edil, Benson, & Tinjum, 2013; Toroghi,
Nguyen, & Jacobs, 2016). GBRS termasuk sekelompok kinerja dengan ambang batas yang jelas,
bahwa bangunan harus bersertifikasi, ataupun pedoman tertentu yang dapat membantu tim project
bertemu atau melampaui ambang batas kinerja (Mattoni et al., 2018; Wu, Song et al., 2017; Wu, Xia,
Zhao, 2014; Wu, Xia, Pienaar et al., 2014). GBRS menginformasikan pada orang-orang bagaimana
bangunan yang ramah lingkungan, menggambarkan apakah tingkat hijau komponen sudah
digabungkan, mengidentifikasi prinsip berkelanjutan dan praktik yang sudah digunakan (Kubba,
2010; Pearce, Ahn, & HanmiGlobal, 2012). GBRS mejadi semakin penting di arus pengembangan
green building, ini bisa membantu pemilik gedung dalam aspek-aspek “baselining” (i.e, membangun
pengukuran awal yang akan digunakan untuk mengkalibrasi kinerja masa depan), “benchmarking”
(menyediakan dasar untuk perbandingan dengan pesaing), “decision-making”(i.e membangun dasar
untuk memilih diantara solusi yang berbeda), dan “documentation” (i.e menangkap bukti untuk
mematuhi aturan yang berkelanjutan dan peraturan) (Eisenstein et al.,
2017; Park, Yoon, & Kim, 2017; Kubba, 2012; Kubba, 2010)
Saat ini, berbagai variasi GBRS telah dikembangkan di seluruh dunia untuk mengevaluasi
keberlangsungan bangunan (Li, Chen, Wang, Xu, & Chen, 2017; Chen, Yang, & Lu, 2015; Mattoni et
al., 2018). Kebanyakan dari mereka khusus disesuaikan untuk menyesuaikan industri gedung di
negara yang mana mereka mengembangkan dan melayani kebutuhan spesifik dari bangunan negara
tersebut (Kubba, 2010; Kubba, 2012). Untuk contoh, pada tahun 2005 “the Building and
Construction Authority (BCA) of Singapore melauncing BCA Green Mark sebagai skema
pembandingan untuk membedakan bangunan di Singapura dalam hal praktik dalam desain dan
kinerja lingkungan (Hwang, Shan, & Tan, 2016; Hwang, Shan, & Phuah, 2017;
Zhao, Hwang, & Gao, 2016). Pada tahun 2006, Kementrian Konstruksi China merilis standart
penilaian untuk “Green Building” sebagai standart “green building” lokal untuk membuat peringkat
keberlanjutan untuk bangunan yang melintasi negara ((Kubba, 2010; Kubba, 2012; Zhu, Song, &
Damiens, 2013; YE, Cheng, Wang, Lin, & Ren, 2013; Ye et al., 2015). Di tahun yang sama yaitu 2006,
Inggris (UK) merilis kode untuk rumah berkelanjutan, metode penilaian lingkungan yang dirancang
untuk menilai dan mensertifikasi kinerja keberlanjutan rumah baru yang dibangun di inggris.
(Department of Communities and Local Government, 2010; Ganah, Henderson, & John, 2015; Zhang,
Wang, HU, & Wang, 2017). Berasal dari GM Singapura, Malaysia meluncurkan indeks “Green
Building” pada 2009 sebagai sistem peringkat komprehensif utamauntuk mengevaluasi desain
lingkungan dan kinerja bangunan (Green Building Index, 2013; Illankoon, Tam, and Le,
2017;Illankoon Tam, Le et al., 2017). Pada 2009 Qatar merilis Sistem penilaian Global berkelanjutan,
GBRS pertama dikembangkan untuk menilai dan menserifikasi “Green Buildings” dan infrastruktur di
Wilayah Timur Tengah dan Africa Utara (Awadh, 2017; Rybkowski et al., 2017). Semua GBRS ini telah
memainkan peran utama dalam meningkatkan kesadaran dan mempopulerkan “Green Buildings” di
seluruh dunia.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengadakan tinjauan luas dari GBRS yang berlaku yang
digunakan di seluruh dunia (berfokus pada ” timeline in effect”, versi khusus, kriteria evaluasi
penting, dan penilaian sistem), untuk meringkas penelitian utama yang dilakukan oleh studi GBRS
yang ada, dan untuk mengusulkan arah masa depan penelitian GBRS. Meskipun sudah ada beberapa
studi yang mereview GBRS diterbitkan baru-baru ini (Haapio and Viitaniemi, 2008; Illankoon Tam, Le
et al., 2017; Li et al., 2017), Studi ini mempunyai kontibusi yang unik. Yang pertama studi ini telah
mereview GBRS lebih dari review studi yang kontemporer dan dengan demikian dapat menyediakan
pandangan yang lebih luas dari subyek ini. Yang kedua studi ini meringkas upaya peneilitian utama
yang dilakukan oleh studi GBRS yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selanjutnya penelitian ini
menentukan arah masa depan penelitian GBRS dengan jelas. Karena itu makalah ini dapat
berkontribusi pada pengetahuan GBRS saat ini. Selain itu makalah ini dapat menyediakan komunitas
konstruksi global berkelanjutan dengan gambaran penuh dari GBRS yang berlaku dan dengan
demikian memperdalam pemahaman mereka tentang subyek ini.
CASBEE, CEPAS, GS, GM, ASGB, CSH, ISBT, GBI, GBRS, EPRS, and IGBC (Awadh, 2017; Illankoon Tam,
Le et al., 2017; Li et al., 2017; Wu, Shen, Yu, & Zhang, 2016). Peningkatan tajam semacam ini
dianggap sebagai pengakuan yang semakin meningkat dari Green Building diantara industri
konstruksi dan otoritas diseluruh dunia, serta dalam demonstrasi yang baik dari dua pelopor GBRS,
yaitu BREEAM dan LEED (Cole and Jose Valdebenito, 2013; Ferreira et al., 2014). Selanjutnya, Tabel 2
meringkas tentang para perintis GBRS dan dapat ditemukan bahwa kebanyakan GBRS dirintis oleh
departemen pemerintah dan dewan. Ini menyiratkan bahwa otoritas konstruksi di negara-negara di
seluruh dunia aktif dalam menetapkan GBRS, mempromosikan pengembangan lingkungan binaan
yang berkelanjutan.
Review ini menemukan bahwa sejumlah besar versi tertentu dari GBRS telah dibuat untuk menilai
keberlanjutan jenis yang berbeda dari struktur bangunan atau project pada tahap yang berbeda.
Versi khusus GBRS ini dirangkum dan disajikan pada Tabel 3. Itu dapat ditemukan di Tabel 3 secara
keseluruhan, 80% dari GBRS yang teridentifikasi (12 dari 15) menawarkan versi tertentu. Secara
khusus, kebanyakan dari mereka (9 dari 12 termasuk IBC, GSAS, GM, GBI, CASBEE, BREEAM,BEAM,
EPRS dan GG) menawarkan versi tertentu dalam hal tipe struktur seperti hotel, sekolah, pusat data
dll; sementara beberapa GBRS (hanya 3 GBRS yaitu LEED, CEPAS dan GS) menawarkan versi tertentu
tahapan proyek seperti desain, konstruksi, dekorasi, dan operasi. Kontras yang kuat seperti itu
mencerminkan bahwa industri lebih terbiasa mengembangkan GBRS tertentu sesuai dengan tipe
struktur yang dibangun. Sementara itu, jika menghubungkan kuantifikasi GBRS yang teridentifikasi
dan permasalahan tahun, itu bisa ditemukan di Tabel 3 bahwa ada peningkatkan tajam dalam
kuantifikasi versi tertentu setelah tahun 2001 : dari 5 hingga 14. Alasan untuk lompatan semacam itu
mungkin bahwa, setelah menggunakan GBRS dalam satu dekade pertama (Yaitu tahun 1990 hingga
2000), para praktisi industri telah memperoleh lebih banyak pemahaman tentang GBRS dan mereka
menyadari bahwa apa yang mereka butuhkan adalah beberapa GBRS tertentu dapat digunakan
untuk mengatasi struktur Green Building yang berbeda tipe.
Khususnya, dalam ISBT, bobot yang dialokasikan untuk "materi" hanya 2,5% dengan hanya satu
indikator yang memeriksa "penggunaan bahan" pada penilaian gedung yang dipertimbangkan
(Larsson, 2016). Air menempati kriteria evaluasi paling penting keenam dengan rata-rata
pembobotan 10,71%. Kriteria evaluasi ini disebutkan oleh semua 15 GBRS yang teridentifikasi.
Menurut review, kriteria ini terutama melihat kualitas air, kinerja penghematan air, siklus air,
penggunaan peralatan air yang efisien, dan sumber air alternatif (Building and Construction
Authority, 2017; Beam Society Limited, 2012; Department of Communities and Local Government,
2010; U.S. Green Building Council, 2017). Dari Tabel 5, dapat ditemukan bahwa pembobotan “air“
dalam GBRS yang berbeda dengan kisaran dari 2,04% hinggs 24%, memiliki standar deviasi yang
tinggi. Ini menyiratkan bahwa GBRS yang teridentifikasi mempertimbangkan kriteria ini pada
berbagai level. Secara khusus, bobot dalam CEPAS, ISBT, dan CASBEE kurang dari 3%, yang mana
sangat rendah.