Kelompok 3
GREENSHIP NEIGHBORHOOD
Konsep „Green Architecture’ atau arsitektur hijau menjadi
topik yang menarik saat ini. Salah satunya karena kebutuhan
untuk memberdayakan potensi tapak/site dan menghemat
sumber daya alam akibat semakin menipisnya sumber
energi tak terbarukan. Selain itu juga mengakibatkan
peningkatan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya
kualitas lingkungan menjadi lebih baik. Hal ini dimulai sejak
deklarasi Stockholm tahun 1972, dengan diselenggarakannya
konferensi internasioanal PBB di Rio de Jenairo Brazil
1. PLAN
Pada tahap ini, tim proyek mendapat kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan untuk proyek pada tahap finalisasi desain dan
perencanaan berdasarkan perangkat penilaian GREENSHIP. Jenis
sertifikasi ini untuk kawasan yang masih dalam tahap perencanaan.
2. BUILT PROJECT
Untukk proyek yang telah terbangun dan/atau telah beroperasi. Proyek
dinilai secara menyeluruh baik dari aspek desain, konstruksi maupun
operasional; untuk menentukan kinerja kawasan secara menyeluruh.
Kategori – Kriteria – Tolok Ukur dalam
GREENSHIP
Kategori merupakan isu utama yang relevan dengan kondisi Indonesia dalam
mewujudkan kawasan yang berkelanjutan. Dalam perangkat penilaian
GREENSHIP Kawasan Berkelanjutan dikelompokkan dalam enam kategori
(GBCI, 2013), yaitu:
Kelayakan/eligibility merupakan standar minimum yang harus dipenuhi oleh pemilik kawasan untuk
mengikuti proses sertifikasi
GREENSHIP. Standar minimum ini memiliki lima kriteria kelayakan yang terdiri atas:
6. Izin lingkungan atau surat kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL/UPL (GBCI, 2013)
Hal-hal yang dinilai dalam GREENSHIP Kawasan adalah:
Mari kita wariskan tanah, air dan udara yang bersih dan sehat untuk
generasi mendatang karena bumi adalah milik kita semua, saat ini dan
masa depan.
GREENSHIP Kawasan
3 Satu pengelola. √ √
Kesediaan data kawasan untuk diakses GBC Indonesia terkait proses sertifikasi.
4 √ √
Ket. :
*) Penentuan luas dan batasan kawasan dapat didiskusikan lebih lanjut dengan GBC Indonesia
**) PP No.24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri
***) PerMen Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015
tentang Izin Lokasi
GREENSHIP New Building Versi 1.1
GREENSHIP New Building Versi 1.1 merupakan hasil revisi dari GREENSHIP New Building Versi 1.0 yang
akan berlaku mulai tanggal 23 Februari2012.
GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.2 merupakan pengembangan dari perangkat penilaian
GREENSHIP NB versi 1.0 dan Ringkasan tolok ukur GREENSHIP NB versi 1.1
Dengan maksimum nilai 77 pon Pada tahap ini, tim proyek mendapat kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan sementara untuk proyek pada tahap finalisasi desain dan perencanaan berdasarkan
perangkat penilaian GREENSHIP. Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap perencanaan.
Dengan maksimum nilai 101 poinPada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh baik dari aspek
desain maupun konstruksi dan merupakan tahap akhir yang menentukan kinerja gedung secara
menyeluruh.
STUDI KASUS
Berdasarkan data dari Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor
(DIWASBANGKIM Kota Bogor, 2012),
terdapat sekitar 294 Perumahan yang ada di Kota Bogor, dan berdasarkan data yang
diperoleh juga dari Badan Pengolahan Lingkungan Hidup (BPLH Kota Bogor, 2014) sampai
dengan 2014, terdapat beberapa perumahan yang yang telah memiliki izin lingkungan atau
surat kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL/UPL. Adapun lokasi yang dipilih
sebagai studi kasus yaitu perumahan yang terdapat di wilayah Bogor Barat yang memiliki
kepadatan penduduk terpadat (BPS Kota Bogor, 2013) dan merupakan daerah
pengembangan untuk kawasan perumahan setelah Kecamatan Bogor Utara (BAPPEDA Kota
Bogor, 2014), hal ini dipastikan bahwa permintaan akan perumahan lebih banyak
dibandingkan di wilayah yang penduduknya sedikit. Lokasi terpilih yaitu perumahan Sinbad
Green Residence dengan luas ± 68,96 Ha. Pengambilan contoh perumahan yang dijadikan
objek penelitian ditentukan melalui
metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara sengaja,
menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu yang ada dalam
eligibilitas kawasan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai
September 2015.
Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian (sumber : www.google.co.id/maps /diakses 8
Juni 2016 dengan modifikasi)