Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN ARSITEKTUR

APLIKASI KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN MASJID


AL-IRSYAD SATYA, BANDUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan mata kuliah Penelitian
Arsitektur

Disusun oleh:

M. Dhika Adhitya
Arif Maulana

FAKULTAS SIPIL DAN


PERENCANAAN UNIVERSITAS
GUNADARMA JAKARTA
2015

1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Wacana Green Building perlahan namun pasti menembus dunia perancangan


dan konstruksi. Penyebab utamanya adalah sistem dan pelaksanaan pembangunan
yang sering kali menggunakan banyak energi bumi, merusak habitat dan
lingkungan sekitar, juga mengganggu kehidupan manusia sekitarnya. Namun
manusia terus ber-inovasi agar bumi yang kita tinggali ini tidak semakin rusak
dengan tetap berkembangnya berbagai macam pembangunan, berbagai macam
upaya seperti efisiensi penggunaan sumber daya pada konstruksi, proses
pembangunan dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak sekitarnya, dan lain
sebagainya dilakukan demi mengurangi dampak negatif yang selama ini terus
menerus disumbangkan oleh pembangunan kepada lingkungan. Seluruh aspek dan
pihak terlibat untuk mewujudkan hal ini, pada akhirnya ditemukanlah istilah
istilah seperti bangunan ramah lingkungan, bangunan berkelanjutan, bangunan
hijau, konstruksi hijau dan lain sebagainya.

Pemerintah membuat regulasi terbaru tentang kebijakan penerapan Green Building


pada seluruh konstruksi yang akan berjalan di Indonesia yang menekankan agar seluruh
proses dan pelaku konstruksi untuk taat pada kebijakan penerapan Green Building ini.
Seluruh pihak yang andil dalam perkembangan dunia konstruksi diharuskan mengenal
dan mempelajari lebih lanjut akan penerapan Green Building ini.

1. Sebagai perancang, sangat diharuskan mengenal Green Building ini, karena


fisik bangunan yang tercipta terpengaruh oleh perancangan perancangan
serta konsep yang diberikan oleh perancang. Seperti dalam hal penataan
ruang, pemilihan material bangunan, penataan utilitas bangunan, sistem
utilitas bangunan, dan lain sebagainya.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka topik Green Building atau Bangunan Hijau menjadi
menarik untuk dikaji, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun perawatan dari
bangunan yang telah menerapkan konsep Green Building atau Bangunan Hijau, terutama
pada perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam Masjid Al-Irsyad, Bandung.

Dengan demikian, dalam penelitian ini secara sistematis penulis dapat merumuskan
sebagai berikut:

 Bagaimana penerapan faktor berwujud (Tangible) dari konsep Green


Building atau Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang
dalam Masjid Al-Irsyad, Bandung?
 Bagaimana pengaruh faktor keandalan (Realibility) terhadap perilaku
manusia di dalam bangunan yang menerapkan konsep konsep Green
Building atau Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang
dalam Masjid Al-Irsyad, Bandung?
 Bagaimana pengaruh faktor ketanggapan (Responsiveness) dari konsep
Green Building atau Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk
ruang dalam Masjid Al-Irsyad, Bandung terhadap lingkungan sekitar
masjid?

1.1 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian arsitektur ini mengacu pada rumusan masalah dan
adalah:

 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris penerapan faktor


berwujud (tangible) dari konsep konsep Green Building atau Bangunan Hijau
pada perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam Masjid Al-Irsyad, Bandung.
 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh faktor
keandalan (Realibility) terhadap kepuasan perilaku manusia di dalam
bangunan yang menerapkan konsep konsep Green Building atau Bangunan
Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam Masjid Al-Irsyad,
Bandung.
 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh faktor
ketanggapan (Responsiveness) dari konsep konsep Green Building atau
Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam Masjid Al-
Irsyad, Bandung.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Kegunaan dari penelitian ini dapat diuraiakan sebagai berikut:

- Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan konsep dan penerapan


Green Building atau Bangunan Hijau, terutama pada studi kasus masjid
Al-Irsyad Satya .

- Bagi seluruh pelaku konstruksi di Indonesia berguna untuk pertimbangan


secara ilmiah yang dapat dimanfaatkan para manajemen untuk
menerapkan konsep Green Building atau Bangunan Hijau yang bermanfaat
dari segi lingkungan, ekonomi, kekuatan, maupun estetika konstruksi.

- Bagi masyarakat khususnya masyarakat luas, hasil penelitian ini sangat


berguna sebagai wacana dalam memberikan masukan, saran dan
pandangan kepada seluruh pelaku konstruksi di Indonesia yang belum
menerapkan konsep Green Building atau Bangunan Hijau

1.1.1 SISTEMATIKA PENULISAN

Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

 BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat yang
didapat dari penelitian untuk pihak-pihak terkait serta sistematika penulisan.
 BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi landasan teori dan konsep apa yang akan digunakan sebagai
referensi untuk melakukan penelitian, penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan dalam pembentukan hipotesis, kerangka pemikiran yang akan
menjelaskan mengenai garis besar penelitian ini, dan pengembangan hipotesis
yang digunakan di penelitian ini.

 BAB III : Metode Penelitian


Bab ini berisi variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan
sampel dalam penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data yang
digunakan di penelitian.

 BAB IV : Hasil dan Analisis


Bab ini berisi penggambaran objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil
penelitian.

 BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, kelemahan di dalam
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI KONSEP

3.1 TEORI GREEN BUILDING

Bangunan hijau (Green Building) adalah bangunan berkelanjutan yang


mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut,
mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan,
renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain
bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.

Bangunan hijau (Green Building) dirancang untuk mengurangi dampak


lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:
 Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
 Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas
karyawan

 Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Suatu bangunan dapat disebut sudah menerapkan konsep bangunan hijau apabila
berhasil melalui suatu proses evaluasi tersebut tolak ukur penilaian yang dipakai
adalah Sisterm Rating.

Sistem Rating adalah suatu alat yang berisi butir-butir dari aspelk yang dinilai
yang disebut rating dan setiap butir rating mempunyai nilai. Apabila suatu
bangunan berhasil melaksanakan butir rating tersebut, maka mendapatkan nilai
dari butir tersebut. Kalau jumlah semua nilai yang berhasil dikumpulkan
bangunan tersebut dalam melaksanakan Sistem Rating tersebut mencapai suatu
jumlah yang ditentukan, maka bangunan tersebut dapat disertifikasi pada tingkat
sertifikasi tersebut.
Sistem Rating dipersiapkan dan disus;un oleh Green Building Council yang ada di
negara-negara tertentu yang sudah mengikuti gerakan bangunan hijau. Setiap
negara tersebut mempunyai Sistem Rating masing-masing. Sebagai contoh : USA
mempunyai LEED Rating (Leadership Efficiency Environment Design)

Ada 6 (enam) aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green
Building
 Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD)
 Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency &
Conservation / EEC)

 Konservasi Air (Water Conservation / WAC)

 Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)

 Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort /
IHC)

 Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and


Environment Management / BEM)

Enam aspek diatas merupakan pedoman dalam evaluasi penilaian lembaga


sertifikasi Green Building yang bernama Green Building Council Indonesia
(GBCI). GBCI mengeluarkan standard yang salah satunya disebut GREENSHIP
Rating Tools for New Building Version 1.1.

A. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development)


Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai, baik
dari segi fungsi dan penggunaan lahan yang kan digunakan.
Untuk kriteria ASD, terdapat 7 sub kriteria yang terdiri dari 17 tolok ukur
yang bernilai maksimum 17 poin.
Metode pengukuran pada masing-masing sub kriteria adalah sebagai
berikut:
1. Site Selection (Pemilihan Tapak)
Sub kriteria Site Selection diketahui dengan cara melakukan
pengamatan di sekitar obyek terkait sarana dan prasarana perkotaan
yang tersedia di kawasan tersebut. Data bisa didapatkan dari dokumen
Rencana Tata Ruang Kota.
2. Community Accessibility (Aksesibilitas Komunitas)
Sub kriteria Community Accessibility diketahui dengan memetakan dan
mengidentifikasi fasilitas umum di sekitar Gedung dalam radius yang
dipersyaratkan.
3. Public Transportation (Transportasi Massa)
Sub kriteria Public Transportation diketahui dengan memetakan sarana
dan prasarana transportasi massa di kawasan kampus. Untuk kebutuhan
shuttle bus dihitung sebanyak 10% dari jumlah pengguna tetap gedung.
Selain itu juga adanya penyediaan jalur pedestrian menuju stasiun
transportasi terdekat berdasarkan Peraturan Menteri PU
30/PRT/M/2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
B.
Penerapan aspek Green Building dari segi design bangunan yaitu
1. Bentuk dan Orientasi Bagunan

Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa bangunan


yang tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung
didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya sehingga
dapat membuat bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini
memiliki area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan cahaya
pada sore hari (matahari barat) lebih bersifat panas dan menyilaukan.

2. Shading & Reflektor


Shading light shelf bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung
namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya yang
masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi
luar light shelfditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas
manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan
menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.

3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan dalam bangunan menggunakan intelegent lighting system yang
dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu dimatikan secara
otomatis oleh motion sensor & lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy
dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.
4. Water Recycling System
Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas
sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem
penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan
menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.

Konsep Pembangunan Green Building. Beberapa aspek utama green


building antara lain
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan
merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya
tahan material bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung
unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan
kembali atau didaur ulang.

2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain
itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan
energi, terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar
mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan
kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus
menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi
energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.
3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan.
Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman
atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air
beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan
toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik.
4. Kesehatan
Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas emisi,
rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air
untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam
ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur
kelembaban udara.

Manfaat Pembangunan Green Building


Manfaat Lingkungan
 Meningkatkan dn melindungi keragaman ekosistem
 Memperbaiki kualitas udara

 Memperbaiki kualitas air

 Mereduksi limbah

Konservasi sumber daya


alam Manfaat Ekonomi
 Mereduksi biaya operasional
 Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau

 Meningkatkan produktivitas penghuni

 Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi

Manfaat Sosial
 Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
 Meningkatkan kualitas estetika

 Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal Ø

Contoh bangunan ramah lingkungan

1. Bank of America Tower, New York


Bangunan ramah lingkungan dengan 54 lantai ini menggunakan energi
matahari yang dikumpulkan sendiri memanfaatkan kembali limbah dan air
hujan, menggunakan bahan baku untuk kontruksi dari sumber daya yang
dapat terbarukan dan dari bahan daur ulang.
1. The cyrstal island
Adalah sebuah pilot project pemerintahan Rusia tentang pembangunan daerah
ramah lingkungan yang berkelanjutan. Bangunan ini dirancang untuk rumah lebih
dari 30 ribu orang didalamanya. Green Building ini menggunakan energi angin
dan energi matahari dan didesing untuk memudahkan pengaturan suhu
dikarenakan suhu yang begiitu ekstrim.
2. India Tower
Bangunan ramah lingkungan ini terletak di negara terpadat ke dua didunia.
Bangunan dengan 74 lantai ini selesai di bangun tahun 2010. Green building ini
didesign dengan memanfaatkan bayangan matahari untuk pengurangan panas
matahari dan penerangan, penggunaan ventilasi alami pemanfaatan air hujan, dan
penggunaan bahan materian yang dapat terbaharukan.

3. Clinton Presidential Library, Arkansas


Bangunan ini menggunakan sumber daya yang terbarukan dan pemanfaatan
sampah daul ulang. Bangunan ini menggunakan konsep roof garden yaitu
menanami atap bangunan ini dengan tumbuhan hijau.
4. Cor, Miami
Bangunan bukan hanya di desain secara indah dan artistik tetapi juga sangat
ramah lingkungan. Penggunaan panel photovoltaic, turbin angin, pemanfaatan
energi panas matahari, dan pendinginan alami menjadikan bangunan ramah
lingkungan yang selesai dibangun di tahun 2009 ini yang terbaik.
5. CH2, Melbourne
CH2 atau Council House 2 terletak di pusat kota Melbourne, adalah bangunan
yang mendapatkan penghargaan PBB untuk design yang berkelanjutan dan
efesiensi energi. Bangunan ini mempunyai pendinginan termal massa, sel surya,
turbin angin, daur ulang limbah, langit langit dingin dan permadani menakjubkan
yang berasal dari daur kayu fotovoltaik dan mempromosikan banguanan ramah
lingkungan yang sehat.
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.1.1 Paradigma Penelitian

Paradigma atau pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian


ini adalah paradigma kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafatphenomenology. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas,
dan berakhir dengan suatu “teori”.Ciri-ciri paradigma kualitatif adalah sebagai
berikut.
a. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
b. Data berupa kata-kata informan, analisis data, dan ketegorisasi
c. Memiliki sifat deskriptif analitik
d. Realitas bersifat subjektifdan ganda sebagaimanaterlihat oleh
partisipandalam studi
e. Peneliti berinteraksi denganyang diteliti

3.1.2 Penelitian Survey

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Survey


merupakan salah satu dari metode ilmiah yang masih cukup baru. Margono (2005)
mendefenisikan metode penelitian survey adalah pengamatan/ penyeledikan yang
kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu
persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu. Menurut Moehadjir
(2002:63) ada dua macam jenis penelitian survey, yaitu sebagai berikut.
1. Survey untuk memperoleh data dasar guna memperoleh gambaran umum yang
bermanfaat untuk membuat perencanaan dan kebijakan public (misalnya
sensus).
2. Survey yang digunakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap, dan harapan
publik (misalnya : prediksi suara pemilihan presiden).

3.2 Lokasi Penelitian

Masjid Al-Irsyad terletak di sebelah Al-Irsyad Satya Islamic School yang


berafiliasi dengan Al Irsyad Singapore. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 1 Ha
dengan luas bangunan masjid 1700 m2 dan luas selasar 800 m2 diharapkan dapat
menampung sekitar 1500 jamaah.
Arsitek masjid tersebut, Ridwan Kamil, menyebutkan bahwa desain
masjid tersebut kaya akan filosofi keagamaan. Ide masjid tersebut terinspirasi oleh
Ka'bah yang ada di Masjidil Haram, dengan bentuk kubus sederhana namun
memiliki kesan atau impresi yang kuat dan mendalam. Masjid Al-Irsyad mulai
dibangun pada 7 September 2009 dan diresmikan pada 17 Ramadhan 1431 Hijriah
tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bapak Sanusi Tanawi, Presiden Direktur Kota
Baru Parahyangan, dalam sambutannya mengatakan bahwa masjid tersebut
dibangun untuk menampung kebutuhan spiritual, pendidikan dan juga kebutuhan
sosial warga. Khususnya umat Muslim Kota Baru Parahyangan dan masyarakat
sekitarnya. Dengan pembangunan masjid tersebut diharapkan Kota Baru
Parahnyangan juga dapat tumbuh, berkembang dan terus berusaha memenuhi
fungsinya sebagai Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di


dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger, variabel adalah sebuah konsep.
Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penerapan


aspek Green Building dari segi design bangunan yaitu:

 Bentuk dan Orientasi Bagunan


 Shading & Reflektor
 Sistem Penerangan
 Water Recycling System

3.4 Metode Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu
organisasi langsung melalui obyeknya (Supranto, 1997 : 20), metodenya
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan
data dengan tanya jawab dengan responden. Dengan wawancara
diharapkan mendapatkan informasi yang sebenarnya yang berkaitan
dengan Segala aspek ruang pada Bangunan Hijau, terutama pada
masjid Al-Irsyad satya.
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan
diteliti dan mencatat secara sistematis hal-hal yang berhubungan
dengan aspek ruang pada Bangunan Hijau, terutama pada masjid Al-
Irsyad satya.
3. Dokumentasi
Dokumen pada studi ini berupa kumpulan foto dengan kamera dari
kasus maupun parameter yang diperoleh berupa foto-foto ataupun
gambardari buku atau media lainnya yang berkaitan dengan aspek
ruang pada Bangunan Hijau, terutama pada masjid Al-Irsyad satya.

b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, studi
kepustakaan, jurnal-jurnal penelitian yang berhubungan dan mendukung
penelitian. Data sekunder meliputi data dan informasi mengenai aspek ruang
pada Bangunan Hijau, terutama pada masjid Al-Irsyad satya.

3.4.1 Kebutuhan Data

Kebutuhan data merupakan kumpulan data yang diperlukan untuk


menjawab permasalah pada rumusan masalah. Kebutuhan data yang dicari
bergantung pada jenis variabel yang digunakan. Kebutuhan data tersebut bisa
didapatkan melalui metode pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kebutuhan data pada penelitian ini akan dijabarkan dalam tabel dibawah ini.

Metode Variabel Kebutuhan Data


Pengumpulan
Data
Dokumentasi 1 Foto
2 Foto
3 Foto
4 Foto
Observasi 1 Letak bangunan
Lokasi bangunan terhadap jalan
utama
2 Hubungan ruang
Fungsi ruang
Organisasi ruang
Pola sirkulasi
3 Elemen elemen pembentuk ruang
yang mempengaruhi Green Building
4 Lokasi pintu masuk
Wawancara 1 Bagaimana Bentuk dan Orientasi
Bagunan?

Bagaimana penerapan Shading &


Reflektor?

Bagaimana Sistem Penerangan?

Bagaimana Water Recycling

System?
2 Faktor apa saja yang membuat masjid
Al-Irsyad sebagai penyandang
predikat Green building?

3 Elemen elemen dalam pembentuk


ruang apa saja yang sangat
mempengaruhi interior green
building?
3 Pada elemen dinding:
-Bagaimana penataan unsur elemen
dinding?
-apa saja unsur green pada dinding?
-terdiri dari apa saja material
dinding?
-Bagaimana perletakan lubang lubang
pada dinding dapat mempengaruhi
pencahayaan dan penghawaan ruang
dalam?
-Selain dengan lubang, apa lagi unsur
lain yang mempengaruhi aspek
green?
-Bagaimana perawatannya?
4 Pada elemen atap:
-Bagaimana penataan unsur elemen
atap?
-apa saja unsur green pada atap dan
langit langit?
-terdiri dari apa saja material atap?
-Bagaimana perawatannya?

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data


Variabel
Observasi Wawancara Dokumentasi
Bentuk dan
✓ ✓ ✓
Orientasi
Bagunan
Penerapan
✓ ✓
Shading &
Reflektor
Sistem ✓ ✓ ✓
Penerangan
Water
✓ ✓ ✓
Recycling
System

3.5 Metode Analisis Data


Dalam melakukan penelitian survey, terdapat dua jenis analisis
data yang dapat digunakan, yaitu analisis deskriptif dan analisis
korelasional. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif. Deskripsi adalahpemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (KBBI, 2001 :
258). Analisis Deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk
menggambarkan keadaan datan secara umum.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.2

Anda mungkin juga menyukai