Anda di halaman 1dari 26

BAB I

Pendahuluan

I.I LATAR BELAKANG


Jakarta merupakan bagian kota Indonesia yang mempunyai masyarakat modernisasi,
yaitu masyarakat yang mempunyai kebiasaan perubahan kehidupan yang serba otomatis dan
canggih karena sebagian pekerjaan dikerjakan oleh tenaga mesin dan kehidupannya mempunyai
gaya hidup yang privasi. Masyarakat modern kini apabila membeli sesuatu di tempat yang
elite,bersih dan aman serta dapat berekreasi dan bermain bersama keluarga seperti Mall atau
Supermarket.
Perkembangan kota DKI Jakarta pada sektor perdagangan,jasa, pemerintah dan ekonomi
mempengaruhi jumlah bangunan-bangunan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor
tersebut. Menurut PSPI (Pusat Studi Properti Indonesia) kenaikan jumlah perbelanjaan di Jakarta
sekitar 90,94% dan Perkantoran 82,13% perhitungan ini didasari dari perbelanjaan dan
perkantoran yang terbesar di Jakarta. Perkembangan bangunan-bangunan tersebut kurang
sebanding dengan laju tingkat pertumbuhan penduduk di Jakarta yang semakin tinggi.
Pertambahan tersebut dapat mempengaruhi pertambahan luas tanah,sehingga
diperlukan suatu tempat yang dapat menampung semua kegiatan dalam satu bangunan atau
dengan kata lain bangunan itu harus mewakili dengan dua fungsi yang berbeda sebagai sarana
bisnis dan juga bagaimana merancang sebuah lingkungan yang cocok dengan karakteristik
dimana lingkungan tersebut penuh dengan eksplorasi dan kedinamisan, sehingga terbentuknya
kualitas ruang yang baik bagi lingkungan.
Berdasarkan dari hal-hal tersebut, maka Agung Sedayu City selaku salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang property terbesar di indonesia mempunyai gagasan untuk menghadirkan
bangunan campuran (mixed used) dalam satu lahan berupa pusat perbelanjaan dan perkantoran
yang berkesinambungan dan di sesuaikan dengan prinsip-prinsip arsitektur. Pembangunan harus
dilaksanakan dengan pola dan system membangun yang tepat dan optimal terhadap
pemanfaatan lahan, yaitu pola membangun secara vertical dan bervariasi.
Untuk menjawab kebutuhan fasilitas tersebut Jakarta Selatan mempunyai daerah yang
banyak terdapat pusat bisnis dan perbelanjaan yaitu daerah kuningan, daerah kuningan sangat
ramai dan strategis. Untuk memenuhi keperluan tersebut maka dipilih lokasi di Jl. Prof. Dr. Satrio,
dikarenakan daerah tersebut merupakan daerah yang strategis untuk menuju ke pusat kota atau
ke dalam kota Jakarta , banyak terdapat perkantoran , perbelanjaan , apartemen, hotel serta
fasilitas rekreasi lainnya yang dapat mendukung proyek ini.
Maka pada lahan tersebut timbulah gagasan untuk menerapkan mixused building yang
dalam satu lahan terdapat dua fungsi yaitu pusat perbelanjaan dengan perkantoran sewa dengan
gagasan bangunan yang “bersahabat dengan lingkungan”.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
I.II TUJUAN
PRAKTIS :
❖ Memenuhi kebutuhan akan pertumbuhan lahan bisnis dan perekonomian
masyarakat indonesia pada umum nya dan jakarta pada khusus nya
(Jakarta Selatan).

STRATEGIS :
❖ Mendukung RTRW DKI Jakarta Terutama Jakarta Selatan yaitu
“Menyediakan kebutuhan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk yang terus
bertambah dan pemanfaatan ruang untuk mengelola pertumbuhan penduduk
melalui strategi pemanfaatan ruang eksisting secara maksimal”.

I.III SASARAN
• Masyarakat terutama golongan menengah ke atas lengkap dengan sarana prasarana
yang di tujukan untuk melakukan suatu kegiatan didalam nya.
• Para pelaku bisnis dan perekonomian di Jakarta Selatan
• Pembangunan kawasan pusat perbelanjaan dan perkantoran dan jasa sesuai dengan
RTRW DKI Jakarta dengan jangaka waktu panjang hingga 2030

I.IV IDENTIFIKASI MASALAH


TAPAK
• Penataan tata letak masa bangunan yang memanfaatkan kondisi lahan yang
ada
• Penataan ruang terbuka hijau pada tapak yang dapat mengurangi atau
menyerap polusi dan radiasi matahari pada siang hari
• Sirkulasi kendaraan sesuai kebutuhan kegiatan atau aktifitas pusat
perbelanjaan dan perkantoran
• Penentuan titik keamanan pada tapak

RUANG
• Besaran ruang dan fungsi yang terintegrasi antara pusat perbelanjaan dan
perkantoran
• Pengadaan pengudaraan dan pencahayaan ruang yang tidak menimbulkan dampak
bagi lingkungan
• Penataan pola hubungan ruang yang dapat memberikan akses kemudahan bagi
pengguna
• Sirkulasi dan sistem keamanan pada ruang berdagang dan berbisnis

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
BANGUNAN
• Fasad bangunan yang tidak mengganggu atau merusak lingkungan sekitar
• Sistem struktur terkait dengan modul yang dapat menampung penggabungan
dua fungsi bangunan
• Orientasi bangunan terhadap klimatologi sekitar tapak
• Selubung bangunan yang dapat mereduksi panas dari pancaran sinar matahari

I.V BATASAN MASALAH


Karena keterbatasan waktu dalam pembuatan proyek pusat perbelanjaan dan
perkantoran sewa ini, maka dalam perencanaan proyek ini akan dibatasi pada fungsi utama yang
dimana pada perencanaan bangunan ini tidak berdampak buruk bagi lingkungan serta
kemudahan dalam pencapaian menuju kesetiap fungsi bangunan.

I.VI PERUMUSAN MASALAH


I.V.I UMUM
Bagaimana cara mendesain sirkulasi yang baik dan nyaman dalam pencapaian menuju ke
setiap fungsi bangunan?

I.V.II KHUSUS
Bagaimana menciptakan bangunan yang tidak berdampak buruk atau tidak merusak
ecology pada lingkungan sekitar yang di dalamnya terdapat dua fungsi bangunan dan
aktifitas yang berbeda ?

I.VII PENDEKATAN MASALAH


I.V.I UMUM
Agar terciptanya sirkulasi yang aman dan terarah yaitu dengan cara menerapkan pola
sirkulasi yang tepat dan dapat menggabungkan antara 2 fungsi bangunan pusat
perbelanjaan dan perkantoran.

I.V.II KHUSUS
Agar bangunan tidak berdampak buruk bagi ecology lingkungan sekitar yaitu dengan cara
menggunakan elemen dan material yang ramah lingkungan dan tidak sulit penerapannya
serta ekonomis.

I.VIII TEMA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN MIXUSED


Dari penjelasan diatas maka tema untuk bangunan pusat perbelanjaan dan perkantoran
ini adalah “Bersahabat dengan Lingkungan dan Aman”

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
BAB II
TINJAUAN
II.I TINJAUAN UMUM

II.I.I TINJAUAN BANGUNAN MULTIFUNGSI (Mixeused Building)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia III 815, Perancangan adalah mengatur atau
menata sesuatu dengan keinginan. Beda halnya dengan Departemen Pendidikan Nasional 927
yang mengatakan perancangan sebagai proses, cara, dan perbuatan merancang.

Mixed Use Building adalah Penggabungan dua massa bangunan atau lebih ke dalam satu
wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain seperti : kantor, tempat
perbelanjaan, hotel atau perumahan.

Menurut buku “Office Development Hand Book, ULI- the Urban Land Institude, (1998),
mixed-use building adalah suatu kawasan bisnis multi
fungsi bagian dari wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang
berbeda di dalamnya, masing-masing kegiatan saling melengkapi dan berkaitan erat serta saling
berinteraksi, pengembangannya harus memiliki peranan yang jelas dan akurat diangkat dari
masing-masing fungsi kegiatan.

Menurut Mike Jenk (1996) dalam bukunya yang berjudul “The Compact City A Sustainable
Urban From?” , Mixed Use Building adalah proyek Real Estate yang lebih besar (dengan rasion
area lantai terdiri dari tiga lantai atau lebih) yang berkarakteristik tiga atau lebih bangunan
revenue seperti retail, office, residential, hotel dan rekreasi yang dalam proyek perencanaannya
akan saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya dengan fungsi dan bentuk fisik yang
terintegrasi dari komponen proyek, termasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong.

Menurut Endy Marlina dalam bukunya Perancangan Bangunan Komersial (2008: 280),
Mixed Use Building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area
terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur
yang komples dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi
yang kuat. Menurut keputusan menteri pekerjaan umum nomor 441/KPTS/1998, Klasifikasi
bangunan hunian campuran adalah tempat tingal yang berada didalam suatu bangunan yang
termasuk dalam klasifikasi bangunan kantor, bangunan perdagangan, bangunan penyimpanan,
atau bangunan umum dan memiliki tempat tinggal dalam bangunan tersebut.

Terdapat berbagai kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan di dalam kawasan


mixed-use, yaitu : (Sumargo, 2003; 58)

1. Mixed-use Tower
Merupakan struktur tunggal baik massa maupun ketinggian, dimana fungsi-fungsi
ditempatkan dalam lapisan-lapisan. Bangunan dapat berupa high rise tower dengan fungsi
bertumpuk, atau high rise tower dengan struktur bawah yang diperbesar.

2. Multitowered Megastructure
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Merupakan podium dengan tower yang secara arsitektur dilebur dengan atrium atau tempat
perbelanjaan. Secara struktural hal ini mengintegrasikan semua komponen pada lantai
bawah sebagai common base

3. Freestanding Structure with Pedestrian Connections


Bangunan-bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian.

4. Combination
Merupakan gabungan dari ketiga bentuk di atas

Ciri-ciri bangunan Mixed Use adalah:

1. Mewadahi 2 fungsi urban atau lebih misalnya terdiridari retail, perkantoran, hunian, hotel
dan entertainment/cultural/recreation.

2. Terjadi integrasi dan sinergi fungsional

3. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi bangunan yang


memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.

Pembangunan Mixed-use dalam konteks zoning berarti mengkombinasikan beberapa fungsi


berupa hunian, komersial, industri, perkantoran,institusi atau fungsi-fungsi lain. Konsep
pembangunan ini memiliki tujuan untuk memberi kenyamanan dan keamanan misalnya dengan
mendekatkan antara fungsi hunian dengan fungsi lainseperti kantor dan komersial.

Beberapa keuntungan dari konsep pembangunan Mixed Use menurut Llewelyn Davies (2000)
:
1. Akses yang lebih nyaman ke berbagai fasilitas
2. Kemacetan dalam perjalanan ke kantor dapat diminimalisasi
3. Kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi sosial
4. Komunitas sosial yang beragam
5. Stimulasi visual dari perbedaan bangunan dengan jarak yang dekat
6. Efisiensi energi, penggunaan ruang dan bangunan
7. Pilihan lebih beragam untuk gaya hidup, baik lokasi atau jenis bangunan
8. Vitalitas kota dan kehidupan di jalan
9. Mengingkatkan kelangsungan hidup fasilitas kota dan
10. pendukung untuk bisnis kecil

Pembangunan Mixed use tidak hanya membahas tentang pencampuran fungsi secara horizontal,
tetapi juga secara vertikal. Flat atau kantor dapat diletakkan di atas toko, restoran atau fungsi
hiburan. Menurut Dean Schwanke & associate dalam bukunya yang berjudul Mixed use
development handbook, dalam penerapannya, konsep bangunan mixeduse building digunakan
untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih baik pada
masa mendatang.

II.I.II TINJAUAN PUSAT PERBELANJAAN


Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
• Pengertian dari pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang
direncanakan sebagai kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja
yang maksimal kepada pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose
secara maksimal24.

• Menurut International Council of Shopping center (ICSC) tahun 2013, Pusat


perbelanjaan sendiri memiliki arti sekelompok pengusaha eceran (retailer) dan
kegiatan komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dioperasikan
dalam satu unit bisnis, pada umumnya menyediakan tempat parkir.

• Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012, pusat perbelanjaan
adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang mudah dikunjungi pembeli
berbagai lapisan masyarakat.

• Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern
menyebutkan bahwa pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari
satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan
kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan
barang.

• Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pusat perbelanjaan

Adalah suatu kompleks bangunan komersil yang dirancang dan direncanakan beserta
retail-retail dan fasilitas pendukungnya untuk memberikan kenyamanan dalam aktifitas
perdagangan yang diwadahinya. Aktifitas perdagangan dalam pusat perbelanjaan
modern ini tidak disertai tawar menawar barang seperti halnya pasar tradisional. Pusat
perbelanjaan modern merupakan pusat perbelanjaan dengan sistem pelayanan
mandiri atau dilayani pramuniada, menjual berbagai jenis barang secara eceran.Pusat
perbelanjaan modern biasanya terdiri dari tenant-tenant yang disewakan kepada
pelaku usaha serta terdapat anchor tenant yang berupa departement store atau
supermarket.

Fungsi pusat perbelanjaan

Sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi perekonomian kota dan
wadah penampungan dan penyaluran produksi dari produsen untuk kebutuhan
masyarakat (konsumen)25.
Fasilitas pendukung pusat perbelanjaan
Fasilitas pendukung pada pusat perbelanjaan yaitu 26 :
a. Fasilitas Perbelanjaan
Berdasarkan lingkup pelayanan skala regional(150.000-400.000) fasilitas katagori ini
meliputi 50-100 unit retail, supermarket dan departement store.
b. Fasilitas Rekreasi

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Fasilitas yang biasanya ada dibedakan menurut :
Kesenangan meliputi Foodcourt, restaurant, fast food, dan kafe.
Hiburan meliputi Bioskop, auditorium, comunity center.
Ketangkasan meliputi arena permainan dan game.

Karakterisitik pusat perbelanjaan


Karakteristik shopping center antara lain 27 :
• Koridor : tunggal
• Lebar
koridor : 8-16 meter
• Jumlah
lantai : maks. 3 lantai
• Entrane : Dapat dicapai dari segala arah
• Atrium : Disepanjang koridor
Tipe-tipe Pusat Perbelanjaan
Menurut jenis fisik
Menurut jenis fisik dari bangunan, toko dibedakan menjadi 29 :
Shop Units : unit retail dengan area untuk berjualan

kurang dari 400 m2

Departement store : toko yang menawarkan banyak pilihan

barang dan biasanya area untuk berjualan lebih dari 10.000 m 2-

20.000 m2.
Cash dan carry dan other retail warehouse : bangunan yang digunakan untuk
menyimpan dan menjual barang yang didiskon untuk pedagang maupun anggota
masyarakat.

Superstores : Pertokoan dengan area berjualan lebih dari


2.500 m2.


Hypermarket : lokasi hypermarket selalu berada jauh dari


tengah kota dan area untuk berjualannya lebih dari 5.000 m 2.


Shopping Arcade : terdiri dari pedestrian yang sempit dan

tertutup, dengan toko-toko di kedua sisi, memilik lebar yang hanya

cukup untuk di lewati pengunjung, dan tanpa tempat duduk,

tanaman dan perabotan


lain.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Shopping Mall : terdiri dari 3-3.5 m area untuk berjalan

yang berada di depan pertokoan yang berada di sisi-sisnya dan

pusat reservasi sebesar 4-8m.


Menurut konfigurasi bangunan

Konfigurasi bangunan merupakan hal yang penting dari proses perencanaan site
bagi penyewa maupun developer. Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola
bangunan dan menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa inin diatur sedemikian
rupa sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara penyewa utama
dengan penyewa lain. Berdasarkan konfigurasi tersebut, terdapat macam dan pola
bangunan dan konfigurasi, antara lain

• Bentuk linier merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu garis lurus yang
dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang terdapat di sepanjang bagian depan
toko-toko . Bangunan tipe ini biasanya dimundurkan dari batas jalan dan sebagian
besar parkit terletak antara jalan dan bangunan. Pengaturan sdengan tipe ini paling
seering diterapkan oada neigbourhood shopping center dengan peletakan penyewa-
penyewa utama pada ujungnya.
• Bentuk L dan U merupakan perkembangan dari bentuk linier shopping center yang
besar dan community shopping centers uang kecil, sedangkan bentuk U sesuai dengan
community shopping center yang besar.
• Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara bangunan linier yang
berhadapan, kemudian mall menjadi daerah bagi pejalan kaki unutk hilir-mudik dalam
berbelanja. Mall telah menjadi standart regional shopping center dan sedang
diterapkan pula pada community shopping center.
• Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada penerapan cluster
lebih ditekankan pada penggunaan beberaapa Pusat Perbelanjaan Modern Di
Yogyakarta Studi Tata Ruang Luar Dengan massa bangunan yang berdiri sendiri,
dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki atau taman pada regiaonal shopping center.
Bentuk cluster bervariasi dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf X, Y, dan
halter.
• Tipologi Pusat Perbelanjaan
Macam-macam tipologi pusat perbelanjaan :

Pusat Perbelanjaan Terbuka

Terbuka langsung terhadap cahaya matahari, merupakan pusat perbelanjaan


tanpa pelingkup, perlingdungan terhadap cuaca dilakukan melalui penggunaan
canopy menerus sepnajang muka toko. Keuntungannya adalah kesan luas dari
perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah, Kerugiannya berupa
kendala climiting control, berpengaruh pada kenyamanan dan antara retail-retail
yang terpisah.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Pusat Perbelanjaan Tertutup
Terlindung dari cuaca, merupakan mall dengan pelingkup atap. Keuntungannya
adalah climatic control (kenyamanan). Kerugiannya adalah biaya mahal dengan
kesan kurang luas.
Pusat Perbelanjaan Terpadu (integraded)
Merupakan penggabungan antara pusat perbelanjaan terbuka dan pusat
perbelanjaan tertutup. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasi terhadap keborosan
energi untuk control serta tingginya biaya pembuatan dan perawatan pada pusat
perbelanjaan tertutup. Selain itu, pusat perbelanjaan ini bertujuan untuk
mengkonsentrasikan daya tarik pengunjung pusat perbelanjaan dengan bagian tertutup
diletakan di tengah sebagai pusat dan magnet yang dapat menarik pengunjung.

Sistem Sirkulasi Perbelanjaan


Macam-macam sistem sirkulasi pada pusat perbelanjaan modern
Sistem banyak koridor
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem banyak koridor :
a. Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,
sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan/ dekat pintu
masuk saja.
b. Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.
c. Terdapat pada pertokoamn yang dibangun sekitar tahun 1960-an di Indonesia.
Contoh: Pasar Senen dan Pertokoan Duta Merlin

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Sistem Plaza
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem plaza:
Terdapat plaza/ ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam
ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.
Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masingeq toko, lokasi strategis berada
didekat plaza tersebut, serta mulai mengenaal pola vide da mezzanine
Contoh: Plaza Indonesia, Gajah Mada plaza, Glodok Plaza, Ratu Plaza, Plaza Semanggi,
ITC Cempaka Mas, dan lain-lain

Sistem Mall
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem mall:

1. Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih magnet
pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berkembang
menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut akan menjadi sirkulasi utama, karena
menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Contoh : Pondoh Indah Mall, Blok M, Atrium Senen, Mall Kelapa Gading 1-2, Mall
Ciputra.

Tata Letak dan Dimensi Pusat Perbelanjaan

Tata letak dan dimensi Pusat Perbelanjaan sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah
pusat perbelanjaan. Di negara asalanya Amerika umumnya tata letak yang paling berhasil adalaha
yang berbentuk sederhana seperti bentuk I,L, dan
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
T. Hal ini sesuai dengan konsep pusat perbelnajaan lainnya yang mempunyai akses ke dalam
dengan koridor tunggal sehingga menjadikan semua outlet mempunyai peluang sama untuk
dikunjungi konsemen

Contoh pusat perbelanjaan yang sesuai dengan tata letak sederhana

1. Eplanade Oxnard (bentuk huruf I di California)

2. Yardale (bentuk huruf L di Toronto)

3. Franklin park mall (bentuk huruf T di Toledo Ohio)

Untuk dimensi berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, panjang minimal 180 meter dan
maksimal 240 meter. Ketentuan ini sifatnya tidak mutlak, manun pada prinsipnya tidak boleh
terlalu panjang sehingga pengunjung mempu berjalan ke ujung bangunan. Untuk mengantisipasi
hal tersebut dan untuk mencapai tujuan, agar setiap outlet mempunyai akses sama terhadap
pengunjung, maka diperlukan adanya anchor pada tempat-tempat tertentu, dengan jarak anchor
100-200 meter. Anchor itu dapat berupa squere, court, food court atau tempat santai lainnya
yang dapat mengalihkan perhatian pengunjung dari kelelahan. Anchor seperti tersebut diatas,
harus mempertimbangkan total area yang mewadahi luberan (termasuk court dan squere)
minimal 10% dari total luas lantai

Faktor utama perencanaan tata letak pusat perbelanjaan


Yang menjadi faktor utama perencanaan tata letak pusat perbelanjaan, yaitu

1. Jumlah, ukuran, dan penempatan anchor atau magnet pertokoan tergantung pada tipe
pedagang dalam memilih ruang.
2. Distribusi, jumlah, dan ukuran standart unit toko dan persyaratan service.
3. Adanya obyek menarik serta fasilitas tambahan.
4. Tempat keluar masuk pusat perbelanjaan dapat berelasi dengan area transportasi
umum,area parkir kendaraan, dan area sirkulasi umum.
5. Luas dan penempatan parkiran kendaraan.
6. Ketersediaan penyewa untuk memperhatikan lingkungan dan konsekuen terhadap efek
dari perencanaan.

Staff departement store yang banyak (katakanlah 300) membutuhkan pintu masuk terpisah,
ruang ganti staff, lavatory, dan akomodasi ruang istirahat , kantin staff, pertolongan pertama
atau pusat pengobatan yang memadahi.

Bagian administrasi mencakup kantor untuk keuangan, iklan, dan manajemen selain kantor
dan ruang wawancara. Pembuangan limbah dibutuhkan pada setiap lantai

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
c. The variety store, supermarket, super store, hypermarket

1. The variety store menjual berbagai macam barang dengan kisaran


i. ukuran area penjualan 200 m2 hingga 15000 m2,
ii. berbagai macam barang dagangan dengan self selection sistem.
iii. Area penjualan terbuka dengan barang dagangan yang
iv. ditampilakan pada rak-rak dan counter.

2. Supermarket secara umum dipahami sebagai toko makanan menggunaka


sistem self-service dengan area penjualan antara 400 m2 hingga 2000 m2 dan
biasanya dikhususkan untuk ritel makanan.

Super store area penjualanya lebih dari 2500 m2, meskipun yang diutamakan
penjualan makanan tetapi juga terdapat jenis barang bukan makanan.
Hypermarket merupakan perluasan dari super store.
Bagian pertokoan kecil pada pusat perbelanjaan(Small shops/ specialist unit)

a.Dimensi Pertokoan Kecil

Dimensi untuk pertokoan kecil: Bagian depan toko antara 5,5 m-7,3 m dengan kedalaman
pada lantai penjualan utama tergantung pada jenis barang dagangan, jumlah tingkat
perdagangan, dengan kisaran 13,1 m hingga 39,37m Tipe tata letak pertokoan kecil

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
II.I.II TINJAUAN PERKANTORAN
Pengertian Kantor Sewa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kantor adalah balai (gedung, rumah,
ruang) tempat mengurus suatu pekerj aan/ tempat bekerja.Kantor adalah wadah atau tempat
untuk sekelompok orang melakukan kegiatan tata usaha dan merupakan bagian dari organisasi
yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Perkataan kantor berasal dari kata bahasa Belanda yang kemudian berkembang di
Indonesia, kantor lebih diartikan sebagai tempat atau ruang dan proses kegiatan penanganan
data/informasi. Dalam hubungan ini yang dimaksud dengan penanganan adalah pengumpulan,
pencatatan, pengolahan penyimpanan dan pendistribusian atau penyimpanan data/informasi.
Menurut Mills, tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberi pelayanan komunikasi dan
perekaman. Dari definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan yang
dilakukan) yakni sebagai berikut:

1.Menerima Informasi (to receive information)

2.Merekam/ menyimpan data-data serta informasi (to record information)

3.Mengatur Informasi(to arrange information)

4.Memberi Informasi (to give information)

5.Melindungi Aset (to safeguard assets)

Fungsi Kantor Sewa

Fungsi kantor sewa adalah untuk menampung perusahaan-perusahaan


penyewa dalam melaksanakan atau melakukan pelayanan, kegiatan administrasi secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan pokok, yaitu untuk mendapatkan keuntungan
finansial.

Karakteristik Gedung Perkantoran

Dalam membangun suatu gedung perkantoran ada satu karakteristik penting


yang harus diperhatikan yaitu lokasi. Dalam suatu lokasi yang akan didirikan sebuah
gedung perkantoran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Dekat dengan gedung perkantoran umum
• Dilalui oleh kendaraan umum
• Merupakan pusat kegiatan financial
• Dekat dengan gedung pemerintahan

Klasifikasi Kantor
Secara garis besar, menurut L. Manaseh dan R. Cunliffe, jenis kantor dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
• Commercial office, yaitu seperti perkantoran yang digunakan untuk perdagangan
dan asuransi.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
• Industrial office, yaitu jenis kantor ini mempunyai hubungan dengan pabriknya.

• Professional office , yaitu jenis kantor yang hanya digunakan dalam jangka waktu
tertentu saja.

• Institutional office, yaitu jenis kantor yang digunakan dalam jangka waktu panjang.

Kriteria Kantor
• Flexibilitas ruang dipengaruhi oleh model dan bentuk bangunan yang
memberikan kemudahan
• Image pada sebuah gedung perkantoran yang meningkatkan tingkat sewa.
• Harga sewa harus sesuai dengan keadaan pasar permintaan
• Service charge / jasa pelayanan
• Citra/image kantoran yang menarik

Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara lain :

1. Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2serta terletak di Central Business
District)
2. Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di daerah pusat bisnis)
3. Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai mana saja namun memiliki kualitas
material yang baik dan cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan
adalah dalam hal luas gedung perkantoran, lokasi, fasilitas serta kualitas material
bangunan yang digunakan.

Guna membantu pengambilan keputusan desain ruang kerja dan kantor, dapat dibedakan tiga
jenis ruang kantor:
1. Ruangan Kerja (Work Spaces) Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya
digunakanuntuk melaksanakan pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis
dan pekerjaan dengan computer. Ada sembilan jenis generik ruangan kerja dengan
aktivitas-aktivitas yang berbeda.
2. Ruangan Pertemuan (Meeting Spaces) Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor
biasanya digunakan untuk proses interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau
pertukaran pendapat brainstormintensif. Ada enam jenis generik ruangan pertemuan
dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.
3. Ruangan Pendukung (Support Spaces) Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya
digunakan untuk aktivitas sekunder seperti pengarsipan dokumen atauberistirahat. Ada
dua belas jenis generik ruangan pendukung dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.

Perkantoran sewa

Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina (2008), kantor sewa adalah suatu bangunan yang
mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara profesional. Memaparkan bahwa kantor sewa
merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok dalam satu bangunan sebagai respon
terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar (perkembangan
industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan lain-lain).

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Gedung perkantoran sewa Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan adalah
besaran atau luasan tertentu dari gedung perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan
sesuai dengan jangka waktu yang disepakati bersama.Biaya yang harus dikeluarkan bagi
penyewa adalah biaya sewa dan service charge kepada pengelola yang biasanya dihitung
berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per bulan.
2. Gedung perkantoran Strata tittle (milik) Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik),
ruang bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah tinggal ataupun
apartemen strata title. Namun pemiliknya harus tetap membayar service charge per
bulan sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan gedung.

Konstruksi Bangunan Kantor Sewa

Menurut Oya ada dua hal penting yang harus diperhatikan dari sisi konstruksi pada bangunan
kantor sewa adalah Teknologi dan Modul Ruang Sewa.

1. Teknologi Bangunan Kantor Sewa


Bangunan kantor sewa memerlukan rancangan yang dapat mengakomodasi
perkembangan teknologi, karena selain merupakan bangunan komersial, bangunan
kantor sewa juga identik dengan kemudahan dan kenyamanan layanan. Teknologi yang
dimaksud meliputi teknologi pembangunan itu sendiri (material maupun sistem struktur),
teknologi infrastruktur bangunan (utilitas bangunan), serta teknologi pengelolaan
bangunan (teknologi komunikasi,
pengamanan, pemeliharaan, serta layanannya).
2. Modul Ruang Sewa
Dalam perancangan gedung kantor sewa, modul ruang menjadi penting karena
berpengaruh pada seberapa banyak ruang yang bisa disewakan dan menghasilkan
keuntungan bagi pemilik bangunan. Adapun klasifikasi modul ruang sewa dibagi menjadi
tiga yakni, small space, medium space dan large space. Pertimbangan yang mendasari
pembagian/klasifikasi modul tersebut diantaranya:

o Efisiensi dan efektifitas penataan ruang. Ruang dalam kantor sewa perlu penataan
yang efisien namun juga efektif dalam mewadahi aktivitas di dalamnya.
o Tipe lantai yang disewakan dapat dipilih menggunakan sistem rentable floor area,
Gross Area System, atau semi Gross System,
o Jenis kegiatan yang ada akan mempengaruhi kebutuhanruang yang meliputi
dimensi, dan karakter ruang serta fasilitas yang perlu direncanakan,
o Faktor kebutuhan ekonomi. Faktor ini didasarkan pada analisa keburuhan dan
ekonomi konsumen yang menjadi sasaran penyewa.

Konfigurasi Kantor
1. Central (interior)
Lokasi ini untuk inti memiliki sejumlah keunggulan.Ini memungkinkan semua jendela
ruang untuk dimanfaatkansebagai sewa ruang kantor dan tergantung pada konfigurasi
dari rencana bangunan akan mengizinkan kantor kedalaman bervariasi untuk menerima
cahaya alami. Lokasi pusat juga hal itu sangat nyaman akses dan dalam beberapa kasus
mungkin berjarak sama untuk semua pihak. Ini menyederhanakan pembagian wilayah
dan menyediakan fleksibilitas yang baik distribusi penyewa dengan cara yang sama.
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Horisontal utilitas berjalan juga mungkin relatif berjarak sama dari inti. Dikombinasikan
dengan rencana bangunan persegi, bantalan eksterior, dan dinding inti, lokasi ini
memungkinkan rencana lantai bebas kolom dan dengan demikian benar-benar fleksibel
untuk tata letak kantor.

2. Off-center (interior)
Seperti inti pusat-interior, off-pusat inti interior memungkinkan semua jendela atau
bangunan perimeter ruang yang akan digunakan untuk kantor. Namun, menyajikan
fleksibilitas agak lebih mendalam dan penataan ruang yang maksimal. Ini akan sangat
diinginkan di mana ruang terbuka besar seperti kolam sekretaris atau administrasi yang
diperlukan. Lokasi inti ini mungkin menyajikan beberapa masalahakses. Karena itu off-
pusat, itu agak jauh dan dengan demikian kurang nyaman untuk sisi jauh dan sudut-sudut
bangunan. Jika ada beberapa tenant-hunian pada setiap lantai yang diberikan, koridor
akses panjang akan diperlukan sebagai akan menjadi koridor perimeter sekitar inti itu
sendiri.Lokasi off-pusat juga dapat mengurangi fleksibilitas distribusi penyewa.

3. Split ( Interior)
Kelebihan utama dari inti perpecahan adalah bahwa hal itu hampir menghilangkan
kebutuhan untuk koridor perifer pada inti. Akses ke inti ini adalah dari daerah antara
unsur-unsur perpecahan dan bukan berasal dari daerah sekitar tepi. Hal ini
memungkinkan fleksibilitas yang lebih dari divisi lantai-daerah, meninggalkan bahkan
daerah yang berbatasan langsung dengan inti yang tersedia untuk ruang kantor.

4. Exterior
Berbeda dengan tiga lokasi inti interior dibahas, keuntungan utama dari pengaturan inti
eksterior adalah bahwa ia meninggalkan seluruh luas lantai bangunan tersedia untuk
digunakan penyewa. Selain itu, inti tidak menyulitkan rencana lantai baik fungsional atau
struktural. Dengan jenis pengaturan, fleksibilitas maksimum dicapai sehubungan dengan
distribusi penyewa, kedalaman kantor, dan tata letak. Lokasi di luar bangunan juga
memungkinkan inti untuk bertindak sebagai titik transisi antara satu bangunan dan lain
skala mungkin berbeda. Beberapa bidang masalah juga dibuat dengan menempatkan
coredi luar bangunan. Kelemahan utama adalah bahwa, dalam kasus multi-penyewa
hunian, inti membutuhkan koridor akses panjang mengurangi fleksibilitas distribusi
penyewa. Selain itu, inti menempati ruang jendela yang diinginkan sehingga kantor
berbatasan langsungke inti mungkin tidak menerima cahaya alami.

II.I TINJAUAN KHUSUS


Dengan mengusung tema Bersahabat dengan Lingkungan dan Aman atau bisa disebut
juga bangunan yang ramah lingkungan Ini untuk mewujudkan lingkungan berkualitas serta
berkelanjutan berdasarkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar dan generasi
selanjutnya demi meningkatkan kualitas hidup.
Penggunaan bahan material pada konsep ini juga wajib diperhatikan agar dapat
menciptakan bangunan yang indah dan funfsional namun tidak menggau kelangsungan ecology
lingkungan sekitar.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
• Tidak beracun,sebelum maupun sesudah digunakan.
• Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan.
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
• Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan
alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
• Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan
yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi
pembangunan)
• Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami

Sirkulasi dengan pola linier


Sebuah organisasi linier pada hakekatnya terdiri dari serangkaian ruang. Ruang-ruang
ini dapat secara langsung tekait secara satu sama lain atau di hubungkan melalui sebuah
ruang linier yang terpisah dan jauh. Sebuah organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-
ruang berulang yang ukuran, bentuk, dan fungsinya sama. Ia juga dapat terdiri-dari
sebuah ruang ruang linier yang tunggal yang mengorganisir serangkaian ruang yang
berbeda ukuran, bentuk, atau fungsinya. Ruang-ruang yang secara fungsional ataupun
simbolis penting bagi organisasi dapat berada dimanapun dan dipertegas kepentingannya
melalui ukuran dan bentuknya. Nilai kepentingan ini juga dapat diperkuat oleh letak nya.
Organisasi-organisasi linier mengekspresikan suatu arah dan menekankan
suatupergerakan, perpanjangan dan pertumbuhan. Bentuk sebuah organisasi linier pada
dasar nya adalah flexibel dan dengan sigap merespon beragam kondisi tapak nya. Dan
dapat membentang secara horizontal, berdiri vertical sebagai sebuah menara atau secara
diagonal mengikuti alur kemiringan tanah. Bentuk suatu organisasi linier dapat
dihubunkan dengan bentuk lainnya dalam satu lingkungan dengan cara :
• Menyambung dan mengorganisir bentuk-bentuk lainnya tersebut di sepanjang
jalurnya.
• Berfungsi sebagai dinding atau tembok penahan untuk memisahkannya menjadi
bidang-bidang yang berbeda.
• Mengelilingi dan membungkus di dalam suatu area ruang.

II.I STUDY BANDING

Namba Park, Osaka Jepang

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Namba Parks adalah sebuah kantor dan kompleks perbelanjaan yang terletak di
Namba-naka Nichome, Osaka, Jepang. Kompleks ini terdiri dari menara
perkantoran berlantai 30 yang disebut Taman Menara dan 120-tenant pusat
perbelanjaan. namba Park yang berdiri dari tahun 2009 ini adalah salah satu
perencanaan Mix-Use Building yang memenangkan Urban Land Institur’s 2009.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Perkantoran Sewa

Pusat Perbelanjaan

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Namba Park memiliki taman atap seluas 8.000 meter persegi dengan 40.000
tanaman, termasuk 35 jenis tanaman pohon dan 200 jenis tanaman bunga.

Sistem irigasi atap hijau Namba Park menggunakan teknik penyiraman


sprinkle yang diadopsi dari metode tradisional pendinginan jalan di Jepang, yaitu
air hujan yang mengalir melalui jalan ditampung di bawah perkerasan jalan untuk
kemudian ditapis kembali ke permukaan jalan dengan sistem kapiler. Hasil
penelitian menunjukkan, selama proses evaporasi suhu permukaan atap hijau
dapat ditekan hingga 25° Celsius lebih rendah dibandingkan dengan permukaan
aspal.

Atap hijau kompleks Namba Park terbukti mampu mengurangi dampak


panas akibat kegiatan di dalam bangunan maupun panas yang dihantarkan sosok
bangunan. Hasil pengukuran suhu yang dilakukan perusahaan Obayashi selama tiga
hari pada musim panas Agustus 2003 menunjukkan, rata-rata suhu atap hijau
mencapai 17° Celsius lebih rendah dibandingkan dengan atap parkir di dekat
Namba Park.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
ANALISA STUDY BANDING
Aksesbilita Konsep Ruang Estetika Struktur Parkir
s Desain

Mudah Penerapa Terdiri dari Penerapa Bangunan Area parkir


karena n roof 120 retail n taman yang terdiri adalah area
berada di garden perbelanjaa di atas dari 8 lantai parkir
kawasan yang n, food maupun Pusat bersama di
perkantoran ditumbuhi court, dll. sekitar perbelanjaan undergroun
pusat kota berbagai Sedangkan bangunan dan 30 d floor.
Osaka, jenis Kantor menjadi Lantai kantor Selain itu
Jepang. tanaman, Sewa terdiri daya tarik Sewa ini bangunan
dan ruang dari 23 bangunan menggunaka ini
luar penyewa. di tengah n struktur terhubung
dengan pusat Freestanding langsung
tambahan kota. Structure dengan
tebing, stasiun
serta air Naniwa-ku
terjun Osaka
buatan
sehingga
semakin
memberi
kesan
alami di
pusat
kota yang
padat.

KESIMPULAN

Penggabungan fungsi pusat perbelanjaan, Kantor sewa , taman dalam


bangunan dan diatap bangunan.

Menggunakan konsep sustainable dalam bangunan, serta penggunaan konsep


roof top garden untuk menggantikan jumlah RHT yang hilang karena
terbangunnya bangunan dalam skala besar.

Integrasi yang diterapkan pada bangunan Namba park adalah aksesibilitas yang
berada pada bangunan tersebut

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Memfasilitasi transit oriened development (TOD) dimana bangunan ini
mewadahi secara infrastruktur maupun fasilitas pendukung untuk transportasi
umum yang ada di kota Osaka, Japang

Penggunaan sistem cross ventilation untuk menghemat penggunaan energi


dalam bangunan, hal ini serupa dengan pendekatan yang diangkat yaitu
menggunakan passive cooling sebagai media utama penghawaan pada
bangunan.

KRITERIA LOKASI “Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran”


1. Site/lahan memiliki sarana dan prasarana kota dan memiliki kemudahan akan
transportasi untuk mencapai lokasi.

2. Potensi perekonomian daerah tersebut juga mempengaruhi fungsi bangunan,antara


lain :

• Penghasilan dan daya beli masyarakat

• Jumlah dan tingka kepadatan masyarakat

3. Tapak/Site berada di lokasi yang strategis dan dekat dengan kegiatan bisnis
,perdagangan ,serta pemukiman.

4. Site/lahan yang bersedia harus memadai untuk menampung semua fungsi bangunan,
seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran,serta sesuai dengan peruntukannya .

5. Memiliki akses pencapaian dari berbagai wilayah kota Jakarta, serta dekat dengan jalan
protokol.

6. Lokasi memiliki prospek masa depan yang bagus

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
BAB III
DATA

III.I Data Lokasi Tapak

PETA JAKARTA LOKASI


PETA JAKARTA SELATAN

Kondisi Existing : Lahan Kosong


Luas Lahan : 2.8 ha / 28000 m2
Koefesien Dasar Bangunan : 60%
Koefesien Lantai Bangunan :5
Garis Sepadan Bangunan : 10 m
Ketinggian maksimum : 40 lantai

III.II BATAS LOKASI TAPAK

• Utara : Jl. Prof Dr Satrio


• Selatan : Jl. Mega Kuningan Timur
• Timur : Jl. Dr Ide Anak Agung
• Barat : Jl. Mega Kuningan Timur

III.III POTENSI TAPAK


1. Letak wilayah kecamatan setia budi pada jalan utama yang strategis dan mempunyai
aksesibilitas dari segala arah, langsung berbatasan denga wilayah Jakarta pusat (sebelah
utara dan barat), kecamatan mampang prapatan (selatan), Kecamatan tebet (timur)

2. Kawasan jl.Prof . Dr. Satrio di Jakarta Selatan, sepanjang 1,8 km akan dijadikan “Orchard
Road” nya kota Jakarta (international shopping belt and tourism) dengan trotoar selebar
15 , sehingga jalur pendestrian nyaman dan dihiasi landscape yang indah. Selain itu
kawasan ini terletak di jantung kawasan CBD yaitu kawasan segitiga emas Jakarta yang
merupakan kawasan superblok di wilayah selatan serta dekat dengan pusat
perbelanjaan, perkantoran, kedutaan besar dan perhotelan

3. Tersedianya prasarana drainase, sanitasi dan jaringan listrik, telepon ,air bersih dan
pembuangan sampah/limbah yang lengkap sehingga mempermudah dalam tahap
perancangan.

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
III.IV PENCAPAIAN MENUJU TAPAK
Pencapaian menuju tapak dapat dapat dilakukan dari berbagai wilayah, antara lain ;

1. Dari Jl. Jend. Sudirman, melalui Jl. Prof. Dr. Satrio langsung ke lokasi pusat
perbelanjaan dan perkantoran
2. Dari Jl. H. R. Rasuna Said, melalui Jl. Prof. Dr. Satrio langsung ke lokasi pusat
perbelanjaan dan perkantoran
3. Dari Jl. Casablanca menuju Jl. Prof. Dr. Satrio langusng ke lokasi pusat perbelanjaan
dan perkantoran
4. Dari Jl. Gatot Subroto dan Tol dalam kota melauli Jl. H. R. Rasuna Said, terus melalui
Jl. Mega Kuningan dan langsung ke lokasi pusat perbelanjaan dan perkantoran.

III.V DATA KEBUTUHAN RUANG


FUNGSI KEGIATAN PENGGUNA KEBUTUHAN KARAKTERISTIK SIFAT
RUANG

1. Perkantoran • Administrasi bisnis • Penyewa • Kantor sewa • Formal Semi


• Memimpin • Perwakilan • Perlu ketenangan Publik
operasional perusahaan dan konsentrasi
perusahaan • Pengelola • Perlu privasi dan
• Keperluan dengan • Tamu prestise
karyawan atau
pengelola
2. Pusat • Menjual barang • Pengunjung • Unit toko • Agak formal Publik
Perbelanjaan • Melayani • Karyawan • Departement • Perlu kenyamanan
pengunjung • Pengelola store dan prestise
• Mengelola • Supermarket • Santai dan
Semi
administrasi rekreatif
• Berbelanja, • Daya tarik utama Publik
melihat-lihat bagi pengunjung
3. Perbankan • Transaksi • Nasabah • Kantor Adm. • Formal Publik
keuangan • Karyawan • ATM centre • Suasana tertib
• Melayani • pengelola • Keamanan
kepentingan
Privat
nasabah
• Mengelola
kegiatan
perbankan

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
4. Hiburan • Makan, minum dan • Pengunjung • Restaurant, • Suasana informal, Publik
istirahat • Karyawan • Cafe santai dan rekreatif
• Menonton film • Pengelola • Bioskop • Intensitas kegiatan
• Melayani • Games Corner tinggi di siang dan
Semi
pengunjung malam hari
• Mengelola • Suasana akrab dan publik
administrasi semarak
• Berbincang-
bincang
• Bermain
5. Kesehatan • Pelayanan • Anggota club • Drug Store • Tenang Semi
kesehatan • Pengunjung • Fitness centre • Sportif publik
• Berolahraga • karyawan • Sport club • Santai
• Berbincang- • Health club
bincang
6. Informasi • Pelayanan • Pengunjung • Pusat • Tenang Semi
informasi • Pengelola telekomunika • Informatif publik
si
• Receptionis

7. Pertemuan • Rapat • Undangan • Ruang rapat • Formal Semi


• Karyawan • Tenang publik

8. Sarana Parkir • Memarkir • Pengunjung • Tempat • Perlu pengawan Publik


kendaraan • Pengelola parkir • Ramai
• Menunggu • Karyawan • R. tunggu • Bising
kendaraan supir

9. Ruang • Istirahat • Pengunjung • Plaza • Nyaman Publik


Terbuka • Berjalan • Pengelola • Taman • Sejuk
• Duduk-duduk • Karyawan • Menyenangkan

10. Ibadah Beribadah • Pengunjung • Musholla • Tenang Semi


• Pengelola • Religius publik
• Karyawan

11. Utilitas Pengawasan dan • Karyawan • R. M E • Bising privat


perawatan • R. AHU
perlengkapan • R. genset
bangunan • R. Pompa
• R.Panel

Zainal Arifin (15120005)


Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai