Pendahuluan
STRATEGIS :
❖ Mendukung RTRW DKI Jakarta Terutama Jakarta Selatan yaitu
“Menyediakan kebutuhan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk yang terus
bertambah dan pemanfaatan ruang untuk mengelola pertumbuhan penduduk
melalui strategi pemanfaatan ruang eksisting secara maksimal”.
I.III SASARAN
• Masyarakat terutama golongan menengah ke atas lengkap dengan sarana prasarana
yang di tujukan untuk melakukan suatu kegiatan didalam nya.
• Para pelaku bisnis dan perekonomian di Jakarta Selatan
• Pembangunan kawasan pusat perbelanjaan dan perkantoran dan jasa sesuai dengan
RTRW DKI Jakarta dengan jangaka waktu panjang hingga 2030
RUANG
• Besaran ruang dan fungsi yang terintegrasi antara pusat perbelanjaan dan
perkantoran
• Pengadaan pengudaraan dan pencahayaan ruang yang tidak menimbulkan dampak
bagi lingkungan
• Penataan pola hubungan ruang yang dapat memberikan akses kemudahan bagi
pengguna
• Sirkulasi dan sistem keamanan pada ruang berdagang dan berbisnis
I.V.II KHUSUS
Bagaimana menciptakan bangunan yang tidak berdampak buruk atau tidak merusak
ecology pada lingkungan sekitar yang di dalamnya terdapat dua fungsi bangunan dan
aktifitas yang berbeda ?
I.V.II KHUSUS
Agar bangunan tidak berdampak buruk bagi ecology lingkungan sekitar yaitu dengan cara
menggunakan elemen dan material yang ramah lingkungan dan tidak sulit penerapannya
serta ekonomis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia III 815, Perancangan adalah mengatur atau
menata sesuatu dengan keinginan. Beda halnya dengan Departemen Pendidikan Nasional 927
yang mengatakan perancangan sebagai proses, cara, dan perbuatan merancang.
Mixed Use Building adalah Penggabungan dua massa bangunan atau lebih ke dalam satu
wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain seperti : kantor, tempat
perbelanjaan, hotel atau perumahan.
Menurut buku “Office Development Hand Book, ULI- the Urban Land Institude, (1998),
mixed-use building adalah suatu kawasan bisnis multi
fungsi bagian dari wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang
berbeda di dalamnya, masing-masing kegiatan saling melengkapi dan berkaitan erat serta saling
berinteraksi, pengembangannya harus memiliki peranan yang jelas dan akurat diangkat dari
masing-masing fungsi kegiatan.
Menurut Mike Jenk (1996) dalam bukunya yang berjudul “The Compact City A Sustainable
Urban From?” , Mixed Use Building adalah proyek Real Estate yang lebih besar (dengan rasion
area lantai terdiri dari tiga lantai atau lebih) yang berkarakteristik tiga atau lebih bangunan
revenue seperti retail, office, residential, hotel dan rekreasi yang dalam proyek perencanaannya
akan saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya dengan fungsi dan bentuk fisik yang
terintegrasi dari komponen proyek, termasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong.
Menurut Endy Marlina dalam bukunya Perancangan Bangunan Komersial (2008: 280),
Mixed Use Building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area
terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur
yang komples dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi
yang kuat. Menurut keputusan menteri pekerjaan umum nomor 441/KPTS/1998, Klasifikasi
bangunan hunian campuran adalah tempat tingal yang berada didalam suatu bangunan yang
termasuk dalam klasifikasi bangunan kantor, bangunan perdagangan, bangunan penyimpanan,
atau bangunan umum dan memiliki tempat tinggal dalam bangunan tersebut.
1. Mixed-use Tower
Merupakan struktur tunggal baik massa maupun ketinggian, dimana fungsi-fungsi
ditempatkan dalam lapisan-lapisan. Bangunan dapat berupa high rise tower dengan fungsi
bertumpuk, atau high rise tower dengan struktur bawah yang diperbesar.
2. Multitowered Megastructure
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Merupakan podium dengan tower yang secara arsitektur dilebur dengan atrium atau tempat
perbelanjaan. Secara struktural hal ini mengintegrasikan semua komponen pada lantai
bawah sebagai common base
4. Combination
Merupakan gabungan dari ketiga bentuk di atas
1. Mewadahi 2 fungsi urban atau lebih misalnya terdiridari retail, perkantoran, hunian, hotel
dan entertainment/cultural/recreation.
Beberapa keuntungan dari konsep pembangunan Mixed Use menurut Llewelyn Davies (2000)
:
1. Akses yang lebih nyaman ke berbagai fasilitas
2. Kemacetan dalam perjalanan ke kantor dapat diminimalisasi
3. Kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi sosial
4. Komunitas sosial yang beragam
5. Stimulasi visual dari perbedaan bangunan dengan jarak yang dekat
6. Efisiensi energi, penggunaan ruang dan bangunan
7. Pilihan lebih beragam untuk gaya hidup, baik lokasi atau jenis bangunan
8. Vitalitas kota dan kehidupan di jalan
9. Mengingkatkan kelangsungan hidup fasilitas kota dan
10. pendukung untuk bisnis kecil
Pembangunan Mixed use tidak hanya membahas tentang pencampuran fungsi secara horizontal,
tetapi juga secara vertikal. Flat atau kantor dapat diletakkan di atas toko, restoran atau fungsi
hiburan. Menurut Dean Schwanke & associate dalam bukunya yang berjudul Mixed use
development handbook, dalam penerapannya, konsep bangunan mixeduse building digunakan
untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih baik pada
masa mendatang.
• Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012, pusat perbelanjaan
adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang mudah dikunjungi pembeli
berbagai lapisan masyarakat.
• Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern
menyebutkan bahwa pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari
satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan
kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan
barang.
Adalah suatu kompleks bangunan komersil yang dirancang dan direncanakan beserta
retail-retail dan fasilitas pendukungnya untuk memberikan kenyamanan dalam aktifitas
perdagangan yang diwadahinya. Aktifitas perdagangan dalam pusat perbelanjaan
modern ini tidak disertai tawar menawar barang seperti halnya pasar tradisional. Pusat
perbelanjaan modern merupakan pusat perbelanjaan dengan sistem pelayanan
mandiri atau dilayani pramuniada, menjual berbagai jenis barang secara eceran.Pusat
perbelanjaan modern biasanya terdiri dari tenant-tenant yang disewakan kepada
pelaku usaha serta terdapat anchor tenant yang berupa departement store atau
supermarket.
Sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi perekonomian kota dan
wadah penampungan dan penyaluran produksi dari produsen untuk kebutuhan
masyarakat (konsumen)25.
Fasilitas pendukung pusat perbelanjaan
Fasilitas pendukung pada pusat perbelanjaan yaitu 26 :
a. Fasilitas Perbelanjaan
Berdasarkan lingkup pelayanan skala regional(150.000-400.000) fasilitas katagori ini
meliputi 50-100 unit retail, supermarket dan departement store.
b. Fasilitas Rekreasi
20.000 m2.
Cash dan carry dan other retail warehouse : bangunan yang digunakan untuk
menyimpan dan menjual barang yang didiskon untuk pedagang maupun anggota
masyarakat.
•
Superstores : Pertokoan dengan area berjualan lebih dari
•
•
2.500 m2.
•
Hypermarket : lokasi hypermarket selalu berada jauh dari
•
•
tengah kota dan area untuk berjualannya lebih dari 5.000 m 2.
•
Shopping Arcade : terdiri dari pedestrian yang sempit dan
Konfigurasi bangunan merupakan hal yang penting dari proses perencanaan site
bagi penyewa maupun developer. Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola
bangunan dan menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa inin diatur sedemikian
rupa sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara penyewa utama
dengan penyewa lain. Berdasarkan konfigurasi tersebut, terdapat macam dan pola
bangunan dan konfigurasi, antara lain
• Bentuk linier merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu garis lurus yang
dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang terdapat di sepanjang bagian depan
toko-toko . Bangunan tipe ini biasanya dimundurkan dari batas jalan dan sebagian
besar parkit terletak antara jalan dan bangunan. Pengaturan sdengan tipe ini paling
seering diterapkan oada neigbourhood shopping center dengan peletakan penyewa-
penyewa utama pada ujungnya.
• Bentuk L dan U merupakan perkembangan dari bentuk linier shopping center yang
besar dan community shopping centers uang kecil, sedangkan bentuk U sesuai dengan
community shopping center yang besar.
• Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara bangunan linier yang
berhadapan, kemudian mall menjadi daerah bagi pejalan kaki unutk hilir-mudik dalam
berbelanja. Mall telah menjadi standart regional shopping center dan sedang
diterapkan pula pada community shopping center.
• Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada penerapan cluster
lebih ditekankan pada penggunaan beberaapa Pusat Perbelanjaan Modern Di
Yogyakarta Studi Tata Ruang Luar Dengan massa bangunan yang berdiri sendiri,
dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki atau taman pada regiaonal shopping center.
Bentuk cluster bervariasi dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf X, Y, dan
halter.
• Tipologi Pusat Perbelanjaan
Macam-macam tipologi pusat perbelanjaan :
Sistem Mall
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem mall:
1. Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih magnet
pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berkembang
menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut akan menjadi sirkulasi utama, karena
menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Contoh : Pondoh Indah Mall, Blok M, Atrium Senen, Mall Kelapa Gading 1-2, Mall
Ciputra.
Tata letak dan dimensi Pusat Perbelanjaan sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah
pusat perbelanjaan. Di negara asalanya Amerika umumnya tata letak yang paling berhasil adalaha
yang berbentuk sederhana seperti bentuk I,L, dan
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
T. Hal ini sesuai dengan konsep pusat perbelnajaan lainnya yang mempunyai akses ke dalam
dengan koridor tunggal sehingga menjadikan semua outlet mempunyai peluang sama untuk
dikunjungi konsemen
Untuk dimensi berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, panjang minimal 180 meter dan
maksimal 240 meter. Ketentuan ini sifatnya tidak mutlak, manun pada prinsipnya tidak boleh
terlalu panjang sehingga pengunjung mempu berjalan ke ujung bangunan. Untuk mengantisipasi
hal tersebut dan untuk mencapai tujuan, agar setiap outlet mempunyai akses sama terhadap
pengunjung, maka diperlukan adanya anchor pada tempat-tempat tertentu, dengan jarak anchor
100-200 meter. Anchor itu dapat berupa squere, court, food court atau tempat santai lainnya
yang dapat mengalihkan perhatian pengunjung dari kelelahan. Anchor seperti tersebut diatas,
harus mempertimbangkan total area yang mewadahi luberan (termasuk court dan squere)
minimal 10% dari total luas lantai
1. Jumlah, ukuran, dan penempatan anchor atau magnet pertokoan tergantung pada tipe
pedagang dalam memilih ruang.
2. Distribusi, jumlah, dan ukuran standart unit toko dan persyaratan service.
3. Adanya obyek menarik serta fasilitas tambahan.
4. Tempat keluar masuk pusat perbelanjaan dapat berelasi dengan area transportasi
umum,area parkir kendaraan, dan area sirkulasi umum.
5. Luas dan penempatan parkiran kendaraan.
6. Ketersediaan penyewa untuk memperhatikan lingkungan dan konsekuen terhadap efek
dari perencanaan.
Staff departement store yang banyak (katakanlah 300) membutuhkan pintu masuk terpisah,
ruang ganti staff, lavatory, dan akomodasi ruang istirahat , kantin staff, pertolongan pertama
atau pusat pengobatan yang memadahi.
Bagian administrasi mencakup kantor untuk keuangan, iklan, dan manajemen selain kantor
dan ruang wawancara. Pembuangan limbah dibutuhkan pada setiap lantai
Super store area penjualanya lebih dari 2500 m2, meskipun yang diutamakan
penjualan makanan tetapi juga terdapat jenis barang bukan makanan.
Hypermarket merupakan perluasan dari super store.
Bagian pertokoan kecil pada pusat perbelanjaan(Small shops/ specialist unit)
Dimensi untuk pertokoan kecil: Bagian depan toko antara 5,5 m-7,3 m dengan kedalaman
pada lantai penjualan utama tergantung pada jenis barang dagangan, jumlah tingkat
perdagangan, dengan kisaran 13,1 m hingga 39,37m Tipe tata letak pertokoan kecil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kantor adalah balai (gedung, rumah,
ruang) tempat mengurus suatu pekerj aan/ tempat bekerja.Kantor adalah wadah atau tempat
untuk sekelompok orang melakukan kegiatan tata usaha dan merupakan bagian dari organisasi
yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi.
Klasifikasi Kantor
Secara garis besar, menurut L. Manaseh dan R. Cunliffe, jenis kantor dapat
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
• Commercial office, yaitu seperti perkantoran yang digunakan untuk perdagangan
dan asuransi.
• Professional office , yaitu jenis kantor yang hanya digunakan dalam jangka waktu
tertentu saja.
• Institutional office, yaitu jenis kantor yang digunakan dalam jangka waktu panjang.
Kriteria Kantor
• Flexibilitas ruang dipengaruhi oleh model dan bentuk bangunan yang
memberikan kemudahan
• Image pada sebuah gedung perkantoran yang meningkatkan tingkat sewa.
• Harga sewa harus sesuai dengan keadaan pasar permintaan
• Service charge / jasa pelayanan
• Citra/image kantoran yang menarik
Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara lain :
1. Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2serta terletak di Central Business
District)
2. Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di daerah pusat bisnis)
3. Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai mana saja namun memiliki kualitas
material yang baik dan cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan
adalah dalam hal luas gedung perkantoran, lokasi, fasilitas serta kualitas material
bangunan yang digunakan.
Guna membantu pengambilan keputusan desain ruang kerja dan kantor, dapat dibedakan tiga
jenis ruang kantor:
1. Ruangan Kerja (Work Spaces) Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya
digunakanuntuk melaksanakan pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis
dan pekerjaan dengan computer. Ada sembilan jenis generik ruangan kerja dengan
aktivitas-aktivitas yang berbeda.
2. Ruangan Pertemuan (Meeting Spaces) Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor
biasanya digunakan untuk proses interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau
pertukaran pendapat brainstormintensif. Ada enam jenis generik ruangan pertemuan
dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.
3. Ruangan Pendukung (Support Spaces) Ruangan pendukung dalam suatu kantor biasanya
digunakan untuk aktivitas sekunder seperti pengarsipan dokumen atauberistirahat. Ada
dua belas jenis generik ruangan pendukung dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda.
Perkantoran sewa
Menurut Hunt, W.D. dalam Marlina (2008), kantor sewa adalah suatu bangunan yang
mewadahi transaksi bisnis dan pelayanan secara profesional. Memaparkan bahwa kantor sewa
merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok dalam satu bangunan sebagai respon
terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar (perkembangan
industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan lain-lain).
Menurut Oya ada dua hal penting yang harus diperhatikan dari sisi konstruksi pada bangunan
kantor sewa adalah Teknologi dan Modul Ruang Sewa.
o Efisiensi dan efektifitas penataan ruang. Ruang dalam kantor sewa perlu penataan
yang efisien namun juga efektif dalam mewadahi aktivitas di dalamnya.
o Tipe lantai yang disewakan dapat dipilih menggunakan sistem rentable floor area,
Gross Area System, atau semi Gross System,
o Jenis kegiatan yang ada akan mempengaruhi kebutuhanruang yang meliputi
dimensi, dan karakter ruang serta fasilitas yang perlu direncanakan,
o Faktor kebutuhan ekonomi. Faktor ini didasarkan pada analisa keburuhan dan
ekonomi konsumen yang menjadi sasaran penyewa.
Konfigurasi Kantor
1. Central (interior)
Lokasi ini untuk inti memiliki sejumlah keunggulan.Ini memungkinkan semua jendela
ruang untuk dimanfaatkansebagai sewa ruang kantor dan tergantung pada konfigurasi
dari rencana bangunan akan mengizinkan kantor kedalaman bervariasi untuk menerima
cahaya alami. Lokasi pusat juga hal itu sangat nyaman akses dan dalam beberapa kasus
mungkin berjarak sama untuk semua pihak. Ini menyederhanakan pembagian wilayah
dan menyediakan fleksibilitas yang baik distribusi penyewa dengan cara yang sama.
Zainal Arifin (15120005)
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Horisontal utilitas berjalan juga mungkin relatif berjarak sama dari inti. Dikombinasikan
dengan rencana bangunan persegi, bantalan eksterior, dan dinding inti, lokasi ini
memungkinkan rencana lantai bebas kolom dan dengan demikian benar-benar fleksibel
untuk tata letak kantor.
2. Off-center (interior)
Seperti inti pusat-interior, off-pusat inti interior memungkinkan semua jendela atau
bangunan perimeter ruang yang akan digunakan untuk kantor. Namun, menyajikan
fleksibilitas agak lebih mendalam dan penataan ruang yang maksimal. Ini akan sangat
diinginkan di mana ruang terbuka besar seperti kolam sekretaris atau administrasi yang
diperlukan. Lokasi inti ini mungkin menyajikan beberapa masalahakses. Karena itu off-
pusat, itu agak jauh dan dengan demikian kurang nyaman untuk sisi jauh dan sudut-sudut
bangunan. Jika ada beberapa tenant-hunian pada setiap lantai yang diberikan, koridor
akses panjang akan diperlukan sebagai akan menjadi koridor perimeter sekitar inti itu
sendiri.Lokasi off-pusat juga dapat mengurangi fleksibilitas distribusi penyewa.
3. Split ( Interior)
Kelebihan utama dari inti perpecahan adalah bahwa hal itu hampir menghilangkan
kebutuhan untuk koridor perifer pada inti. Akses ke inti ini adalah dari daerah antara
unsur-unsur perpecahan dan bukan berasal dari daerah sekitar tepi. Hal ini
memungkinkan fleksibilitas yang lebih dari divisi lantai-daerah, meninggalkan bahkan
daerah yang berbatasan langsung dengan inti yang tersedia untuk ruang kantor.
4. Exterior
Berbeda dengan tiga lokasi inti interior dibahas, keuntungan utama dari pengaturan inti
eksterior adalah bahwa ia meninggalkan seluruh luas lantai bangunan tersedia untuk
digunakan penyewa. Selain itu, inti tidak menyulitkan rencana lantai baik fungsional atau
struktural. Dengan jenis pengaturan, fleksibilitas maksimum dicapai sehubungan dengan
distribusi penyewa, kedalaman kantor, dan tata letak. Lokasi di luar bangunan juga
memungkinkan inti untuk bertindak sebagai titik transisi antara satu bangunan dan lain
skala mungkin berbeda. Beberapa bidang masalah juga dibuat dengan menempatkan
coredi luar bangunan. Kelemahan utama adalah bahwa, dalam kasus multi-penyewa
hunian, inti membutuhkan koridor akses panjang mengurangi fleksibilitas distribusi
penyewa. Selain itu, inti menempati ruang jendela yang diinginkan sehingga kantor
berbatasan langsungke inti mungkin tidak menerima cahaya alami.
Pusat Perbelanjaan
KESIMPULAN
Integrasi yang diterapkan pada bangunan Namba park adalah aksesibilitas yang
berada pada bangunan tersebut
3. Tapak/Site berada di lokasi yang strategis dan dekat dengan kegiatan bisnis
,perdagangan ,serta pemukiman.
4. Site/lahan yang bersedia harus memadai untuk menampung semua fungsi bangunan,
seperti pusat perbelanjaan dan perkantoran,serta sesuai dengan peruntukannya .
5. Memiliki akses pencapaian dari berbagai wilayah kota Jakarta, serta dekat dengan jalan
protokol.
2. Kawasan jl.Prof . Dr. Satrio di Jakarta Selatan, sepanjang 1,8 km akan dijadikan “Orchard
Road” nya kota Jakarta (international shopping belt and tourism) dengan trotoar selebar
15 , sehingga jalur pendestrian nyaman dan dihiasi landscape yang indah. Selain itu
kawasan ini terletak di jantung kawasan CBD yaitu kawasan segitiga emas Jakarta yang
merupakan kawasan superblok di wilayah selatan serta dekat dengan pusat
perbelanjaan, perkantoran, kedutaan besar dan perhotelan
3. Tersedianya prasarana drainase, sanitasi dan jaringan listrik, telepon ,air bersih dan
pembuangan sampah/limbah yang lengkap sehingga mempermudah dalam tahap
perancangan.
1. Dari Jl. Jend. Sudirman, melalui Jl. Prof. Dr. Satrio langsung ke lokasi pusat
perbelanjaan dan perkantoran
2. Dari Jl. H. R. Rasuna Said, melalui Jl. Prof. Dr. Satrio langsung ke lokasi pusat
perbelanjaan dan perkantoran
3. Dari Jl. Casablanca menuju Jl. Prof. Dr. Satrio langusng ke lokasi pusat perbelanjaan
dan perkantoran
4. Dari Jl. Gatot Subroto dan Tol dalam kota melauli Jl. H. R. Rasuna Said, terus melalui
Jl. Mega Kuningan dan langsung ke lokasi pusat perbelanjaan dan perkantoran.