Anda di halaman 1dari 78

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN PADA GEDUNG

PARKIR BERTINGKAT
(Studi Kasus: Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza)

SKRIPSI

LITA HANATRI
130406088

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


EVALUASI ASPEK KESELAMATAN PADA GEDUNG
PARKIR BERTINGKAT
(Studi Kasus: Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai


gelar Sarjana Teknik

LITA HANATRI
130406088

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA MEDAN
2018
PERNYATAAN ORISINALITAS

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN PADA GEDUNG PARKIR BERTINGKAT


(Studi Kasus: Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 8 Februari 2018

Lita Hanatri

i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal: 8 Februari

2018

Panitia Penguji Skripsi


Ketua Komisi Penguji : Ir. Novrial, M.Eng.
Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. N. Vinky Rahman, M.T
2. Amy Marisa, ST., M.Sc., Ph.D
ABSTRAK

Perubahan pola kehidupan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat sebagai


akibat pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh kepada sarana transportasi. Sarana
transportasi pribadi khususnya mobil menjadi kebutuhan bagi masyarakat guna menunjang
berbagai aktivitas yang dilakukannya. Hal ini memerlukan sarana penunjangnya seperti
kebutuhan akan parkir.

Keterbatasan lahan menjadi kendala selama ini untuk menambah luas parkir secara
horisontal, sehingga penambahan ruang parkir dapat dilakukan secara vertikal yaitu dengan
membuat gedung parkir bertingkat. Namun selama ini keberadaan gedung parkir bertingkat
belum memenuhi aspek keselamatan, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
kecelakaan yang terjadi.

Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi pastinya menimbulkan kekhawatiran dan


rasa tidak nyaman pada pengguna area parkir, sehubungan dengan adanya masalah
tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
yang dibutuhkan guna memastikan keselamatan pengguna gedung parkir tersebut.
Keselamatan yang perlu dilindungi terkait dengan area parkir adalah keselamatan penghuni
yaitu manusia baik pejalan kaki maupun pengendara mobil. Sedangkan aset yang
dilindungi adalah aset bangunan berupa perlengkapan bangunan dan kendaraan yang
diparkir. Ancaman yang dimaksud dalam merancang area parkir adalah kecelakaan fatal
dan tindak kriminal.

Kata kunci : Keselamatan, parkir, gedung parkir bertingkat


ABSTRACT

Changes in life patterns that occur in the middle of community life as a result of
economic growth will also affect the means of transportation. Personal transportation
facilities, especially the car becomes a necessity for the community to support the various
activities it does. This requires supporting facilities such as the need for parking.

Limitations of land become obstacles so far to increase the parking area horizontally,
so that the addition of parking space can be done vertically by making a multi-story
parking building. But so far the existence of a multi-storey car park does not meet the
safety aspect, this is evidenced by the number of accidents that occur.

The number of cases of accidents that occur certainly cause concern and discomfort
to the users of the parking area, in connection with the existence of the problem, it is
necessary to evaluate the safety aspects of the high-rise parking buildings needed to ensure
the safety of users of the parking building. Safety that need to be protected related to the
parking area is the safety of the inhabitants of human beings both pedestrians and
motorists. While the protected assets are building assets in the form of building equipment
and parked vehicles. Threats that are meant in designing the parking area are fatal
accidents and criminal acts.

Keywords: Safety, parking, multi-storey car park


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya, serta karunia kesehatan yang senantiasa dilimpahkan kepada
peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Aspek
Keselamatan Pada Gedung Parkir Bertingkat (Studi Kasus: Sun Plaza, Ringroad
City Walks dan Thamrin Plaza)” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana
(S1) pada Program Sarjana Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Namun
peneliti bersyukur dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan
perhatian dan dukungan serta bantuan dalam penyelesaian skripsi ini hingga akhir. Maka,
pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, sumber doa dan kekuatan utama peneliti, Ibunda Seventina
Sirait dan Ayahanda Mahadi, yang setia memberikan dukungan moral, spiritual, serta
materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Novrial, M.Eng selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan
bimbingan, masukan, dan dukungan yang sangat bernilai serta meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam mengarahkan peneliti menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Ir. Dwira N. Aulia, MSc., PhD., IPM. selaku Ketua Departemen Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Hilma Tamiami Fachrudin, ST., M.Sc., Ph.D. selaku dosen koordinator sidang
yang telah memberikan arahan yang membangun kepada Penulis.
5. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T selaku dosen penguji pertama yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada peneliti, dan Ibu Amy Marisa,
ST., M.Sc., Ph.D selaku dosen penguji kedua yang tidak hanya memberikan kritik dan
saran yang membangun, namun juga merupakan sumber ketenangan bagi peneliti di
saat sidang berlangsung.
6. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan bantuannya.
7. Seluruh pegawai administrasi Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan bantuannya.
8. Kepada keluarga inti peneliti, Kak Vindy Elsa Ramadhani, Dhea Nanda Haditia,
dan Bang Rino Putra Riansyah yang telah memberikan dukungan, bantuan serta doa
untuk peneliti.
9. Keponakan tercinta Ryuga Alvaronizam yang selalu memberikan kebahagiaan bagi
peneliti di saat peneliti mengalami kesulitan atau tekanan dalam mengerjakan skripsi
ini.
10. Kepada Rait Clan dan keluarga besar tercinta yang senantiasa mendukung,
mendoakan serta memberikan semangat dan nasehat yang sangat membangun kepada
peneliti.
11. Kepada para sahabat, Putri Ramadhani Jani, Dwipayani Aulia, Fadel Achmed
Ganesha, Hanna Nurhasanah, Dyo Feroza Ilham dan yang tidak mungkin disebut
satu persatu, terima kasih atas dukungan, doa, dan semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada Do Kyung Soo yang selalu setia menghibur peneliti di saat-saat sulit sejak
tahun 2016 sampai sekarang.
13. Teman-teman stambuk 2013 yang telah memberikan masukan dan bantuannya
selama masa pendidikan peneliti. Sukses untuk kita semua.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun telah
memberikan sumbangsih bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Dengan segala kerendahan hati, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bergunan dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 8 Februari 2018

Lita Hanatri
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................................iv
ABSTRACT..........................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................2
1.5 Batasan Penelitian........................................................................................................2
1.6 Kerangka Berpikir........................................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................5
2.1 Definisi Keselamatan...................................................................................................5
2.2 Definisi Parkir..............................................................................................................5
2.3 Jenis Parkir...................................................................................................................6
2.3.1 Jenis Parkir Menurut Penempatannya...................................................................6
2.3.2 Parkir Menurut Statusnya......................................................................................7
2.3.3 Parkir Menurut Tujuannya....................................................................................8
2.3.4 Parkir Menurut Jenis Kepemilikan dan Pengoprasiannya.....................................8
2.4 Kebutuhan Ruang Parkir..............................................................................................8
2.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)........................................................................9
2.6 Pola Parkir untuk Mobil.............................................................................................12
2.6.1 Pola Peletakan Parkir..........................................................................................15
2.7 Jarak Minimum Lorong Parkir...................................................................................20
2.8 Sirkulasi dan Bagan dalam Gedung Parkir................................................................22
2.9 Keselamatan pada Area Parkir...................................................................................25
2.10 Keselamatan pada Gedung Parkir Bertingkat..........................................................26
2.11 Standar Aspek Keselamatan Area Parkir.................................................................27
2.11.1 Permukaan Lantai..............................................................................................27
2.11.2 Tembok Penahan Kendaraan dan Manusia.......................................................30
2.11.3 Pertemuan kendaraan dengan pejalan kaki.......................................................32
2.11.4 Drainase.............................................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................34
3.1 Pendekatan Penelitian................................................................................................34
3.2 Jenis Penelitian...........................................................................................................34
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................................34
3.4 Metode Pengumpulan Data........................................................................................35
3.5 Analisis Data..............................................................................................................35
3.5.1 Metode Analisis Data..........................................................................................35
3.5.2 Prosedur Analisis Data........................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL.............................................................................38
4.1 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Sun Plaza...................................38
4.1.1 Permukaan Lantai................................................................................................38
4.1.2 Penahan Kendaraan dan Manusia.......................................................................40
4.1.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki.......................................................41
4.1.4 Drainase...............................................................................................................42
4.2 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Ringroad City Walks.................43
4.2.1 Permukaan Lantai................................................................................................43
4.2.2 Penahan Kendaraan dan Manusia.......................................................................45
4.2.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki.......................................................47
4.2.4 Drainase...............................................................................................................48
4.3 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Thamrin Plaza............................50
4.3.1 Permukaan Lantai................................................................................................50
4.3.2 Penahan Kendaraan dan Manusia.......................................................................52
4.3.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki.......................................................53
4.3.4 Drainase...............................................................................................................54
4.4 Perbandingan Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Bertingkat Sun Plaza,
Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza..........................................................................56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................58
5.1 Kesimpulan................................................................................................................58
5.2 Saran...........................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................60
Data Literatur...............................................................................................................60
Data Internet.................................................................................................................61
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5.1 Ukuran Mobil Pribadi......................................................................................9


Gambar 2.5.2. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang.................................11
Gambar 2.6.1. Pola Parkir Paralel........................................................................................12
Gambar 2.6.2. Pola Parkir Sudut 30º dan dimensi menurut penggolongan mobil...............13
Gambar 2.6.3. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 45º)...........................................................13
Gambar 2.6.4. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 60º)...........................................................14
Gambar 2.6.5. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 90º)...........................................................14
Gambar 2.6.6. Peletakan Parkir Paralel Pada Satu Sisi........................................................15
Gambar 2.6.7. Pola Parkir Satu Sisi Sudut 90º....................................................................16
Gambar 2.6.8. Pola Parkir Peletakan Satu Sisi Sudut 30º,45º, 60º......................................16
Gambar 2.6.9. Peletakan Parkir Paralel Pada Dua Sisi........................................................16
Gambar 2.6.10. Peletakan Parkir Sudut 90º Pada Dua Sisi..................................................17
Gambar 2.6.11. Pola Parkir Peletakan Dua Sisi Sudut 30º,45º, 60º.....................................17
Gambar 2.6.12. Peletakan Parkir Sudut 90º Pada Dua Sisi..................................................18
Gambar 2.6.13. Parkir diagonal pada dua sisi......................................................................18
Gambar 2.6.14. Parkir diagonal pada dua sisi dengan area tambahan.................................19
Gambar 2.6.15. Parkir diagonal pada dua sisi......................................................................19
Gambar 2.7.1. Lorong Parkir Parallel..................................................................................20
Gambar 2.7.2. Lorong Parkir 30º.........................................................................................20
Gambar 2.7.3. Lorong Parkir 45º.........................................................................................21
Gambar 2.7.4. Lorong Parkir 60º.........................................................................................21
Gambar 2.7.5. Lorong Parkir 90 º........................................................................................21
Gambar 2.8.1. Tanjakan satu lantai penuh...........................................................................22
Gambar 2.8.2. Tanjakan berefisiensi tinggi.........................................................................23
Gambar 2.8.3. Tanjakan setengah lantai..............................................................................23
Gambar 2.8.4. Tanjakan melingkar......................................................................................24
Gambar 2.8.5. Tanjakan melingkar dua jalur.......................................................................24
Gambar 2.8.6. Tanjakan melingkar dan terpisah dari bangunan..........................................24
Gambar 2.8.7. Tanjakan melingkar dua jalur.......................................................................25
Gambar 2.8.8. Skema dan susunan peron pada gedung parkir............................................25
Gambar 2.11.1. Kiri: Tekstur herringbone pattern, Kanan: Tekstur line pattern.................28
Gambar 2.11.2. Tanjakan satu lantai penuh.........................................................................28
Gambar 2.11.3. Tanjakan berefisiensi tinggi.......................................................................29
Gambar 2.11.4. Tanjakan setengah lantai............................................................................29
Gambar 2.11.5. Kiri: Tekstur light broom, Kanan: Tekstur swirl finish.............................30
Gambar 2.11.6 Penghalang ban (wheel stops).....................................................................31
Gambar 2.11.7. Angkur penghalang ban (wheel stops anchor)...........................................32
Gambar 4.1.1. Permukaan lantai pada ramp Sun Plaza Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1.2. Permukaan lantai area parkir Sun Plaza Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1.3. Dinding penahan pada ramp Sun Plaza........................................................40
Gambar 4.1.4. Dinding penahan pada area parkir Sun Plaza...............................................40
Gambar 4.1.5. Penghalang ban (wheel stops) pada area parkir Sun Plaza..........................41
Gambar 4.1.6. Jalur pedestrian pada area parkir Sun Plaza Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1.7. Lantai pada ujung entrance/exit gedung parkir Sun Plaza.Error! Bookmark
not defined.
Gambar 4.1.8. Floor drain pada tepi gedung parkir Sun Plaza............................................43
Gambar 4.1.9. Parit pada tepi lantai area parkir Sun Plaza..................................................43
Gambar 4.2.1. Ramp gedung parkir Ringroad City Walks . Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2.2. Lantai parking area Ringroad City Walks....................................................45
Gambar 4.2.3. Dinding penahan pada ramp gedung parkir Ringroad City Walks..............46
Gambar 4.2.4. Dinding penahan pada area pakir.................................................................46
Gambar 4.2.5. Penghalang ban (wheel stops) pada gedung parkir Ringroad City Walks...47
Gambar 4.2.6. Jalur pedestrian pada area parkir Ringroad City Walks...............................48
Gambar 4.2.7. Parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar gedung parkir
Ringroad City Walks............................................................................................................48
Gambar 4.2.8. Adanya genangan air pada sudut parking area.............................................49
Gambar 4.2.9. Tepi lantai gedung parkir Ringroad City Walks..........................................49
Gambar 4.3.1. Permukaan lantai ramp gedung parkir Thamrin Plaza Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.3.2. Permukaan lantai area parkir Thamrin Plaza...............................................51
Gambar 4.3.3. Dinding penahan pada ramp.........................................................................52
Gambar 4.3.4. Dinding area parkir Thamrin Plaza..............................................................52
Gambar 4.3.5. Penghalang ban (wheel stops) pada area parkir Thamrin Plaza...................53
Gambar 4.3.6. Jalur pedestrian gedung parkir Thamrin Plaza.............................................54
Gambar 4.3.7. Floor drain gedung parkir Thamrin Plaza....................................................54
Gambar 4.3.8. Tepi lantai gedung parkir Thamrin Plaza.....Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL

Table 2.4.1 Kebutuhan Ruang Parkir untuk Bangunan..........................................................8


Table 2.5.1 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan........................................................................10
Table 2.5.2 Klasifikasi Golongan Mobil Penumpang..........................................................11
Table 2.5.3 Satuan Ruang Parkir untuk masing-masing penggolongan mobil....................12
Table 2.7.1 Jaral Minimum Lorong Parkir...........................................................................22
Table 4.3.1 Hasil Pengamatan Pada Bangunan Sun Plaza, Ringroad City Walks dan
Thamrin Plaza.......................................................................................................................55
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian Kota Medan dapat dikatakan cukup pesat dari masa ke
masa, ini dapat dilihat dengan terus menerus terjadi pembangunan bangunan tinggi di Kota
Medan. Berbagai peruntukan bangunanan mulai dari pusat perbelanjaan hingga hunian ada
di Kota Medan. Perkembangan perekonomian yang pesat juga menjadi dampak perubahan
pola kehidupan masyarakat. Dan perubahan pola kehidupan yang terjadi di tengah
kehidupan masyarakat sebagai akibat pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh
kepada sarana transportasi.

Dewasa ini, sarana transportasi pribadi khususnya mobil menjadi kebutuhan bagi
masyarakat guna menunjang berbagai aktivitas yang dilakukannya. Hal ini memerlukan
sarana penunjangnya seperti kebutuhan akan parkir. Keterbatasan lahan menjadi kendala
selama ini untuk menambah luas parkir secara horisontal, sehingga penambahan ruang
parkir dapat dilakukan secara vertikal yaitu dengan membuat gedung parkir bertingkat.

Sesuai dengan fungsi utama bangunan yakni mengakomodasi segala kegiatan di


dalamnya, aspek keselamatan penghuni bangunan merupakan salah satu aspek yang
menempati prioritas tertinggi. Namun selama ini keberadaan gedung parkir bertingkat
belum memenuhi aspek keselamatan, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
kecelakaan yang terjadi, contohnya kecelakaan di ITC Permata Hijau, Jakarta (Kompas, 18
Mei 2007), Menara Jamsostek, Jakarta (Kompas, 23 Januari 2008) serta kecelakaan yang
menimpa balita di Kediri Town Square (beritajatim.com, diakses pada tanggal 26 Oktober
2017 pada pukul 5:46).

Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi pastinya menimbulkan kekhawatiran dan


rasa tidak nyaman pada pengguna area parkir. Menurut Retnasih (2008), kecelakaan yang
terjadi di ITC Permata Hijau dan Menara Jamsostek di Jakarta merupakan akibat dari
desain bangunan parkir yang masih melanggar beberapa aspek keselamatan.

1
Universitas Sumatera Utara
Jika diperhatikan, kecelakaan-kecelakaan tersebut kebanyakan terjadi di gedung
parkir bertingkat. Sehubungan dengan adanya masalah tersebut, maka peneliti melakukan
evaluasi aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat yang dibutuhkan guna
memastikan keselamatan pengguna gedung parkir tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Karena masih banyaknya kecelakaan yang terjadi pada gedung parkir bertingkat,
maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
 Apakah gedung parkir bertingkat (Sun Plaza, Ringroad City Walks, dan Thamrin
Plaza) sudah memenuhi standart aspek keselamatan?
 Bagaimana perbandingan aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat (Sun
Plaza, Ringroad City Walks, dan Thamrin Plaza)?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Mengevaluasi aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
 Membandingkan aspek keselamatan gedung parkir bertingkat (Sun Plaza, Ringroad
City Walks, dan Thamrin Plaza)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
 Memberikan pengetahuan tentang aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
 Mengetahui standart-standart aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
sehingga dapat menjadi bahan kajian pada penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Penelitian
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan
maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan
dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bangunan yang menjadi objek studi kasus merupakan gedung parkir bertingkat
dari pusat perbelanjaan yang ada di Kota Medan, dan sebanyak 3 bangunan.
2. Standart penilaian yang digunakan berdasarkan peraturan-peraturan, terori, dan
standart-standart yang berlaku baik nasional maupun internasional.
3. Penilaian terhadap objek studi kasus dilakukan dengan metode kualitatif.
1.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir peneliti dalam menyusun penelitian ini adalah sebagi berikut :

Latar Belakang

ata Hijau, Jakarta (Kompas, 18 Mei 2007), Menara Jamsostek, Jakarta (Kompas, 23 Januari 2008), Apartemen Mall of Indon
ya masalah tersebut, maka peneliti melakukan evaluasi aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat yang dibutuhkan

Tujuan Penelitian
at (Sun Plaza, Ringroad City Walks, dan Thamrin Plaza) sudah memenuhi standart aspek keselamatan?
Mengevaluasi aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
Membandingkan aspek keselamatan gedung parkir bertingkat pada Sun Plaza, Ringroad City Walks


Bagaimana keselamatan
perbandingan aspek parkir
pada gedung
bertingkat (Sun Plaza, Ringroad City Walks, dan Thamrin Plaza)?

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Survey Lokasi Studi Literatur

Hasil dan Pembahasan


penilaian pengamatan dengan mengacu pada peraturan -peraturan dan standart yang dikutip dari

teori-teori keselamatan.
yang berhubungandenganaspek
Kesimpulan dan Saran
ng ada di bangunan parkir Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza menggunakan variabel dan standart yang telah
mengetahui bangunan mana yang paling memenuhi standart diantara ketiga bangunan.

3
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai barikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang dan tujuan penulisan skripsi ini. Juga
dijelaskan mengenai pembatasan masalah dan metode penelitian yang dilakukan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini menjelaskan mengenai penggolongan aspek-aspek keselamatan yang
telah ada dengan menggunakan kajian teori dari berbagai sumber serta standar-
standar yang berlaku yang mengatur kondisi aspek keselamatan tersebut.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab ini menuliskan metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan
data dan dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menuliskan perbandingan kondisi bangunan studi kasus dengan
standart yang telah dibahas pada BAB II

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis terhadap masalah yang
dibahas dalam skripsi ini.

4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keselamatan


Keselamatan, kata ini berasal dari kata „selamat‟. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata „selamat‟ memiliki arti terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana;
terhindar dari bahaya, malapetaka, bencana; tidak mendapat gangguan, kerusakan dan
sebagainya. Kata keselamatan itu sendiri merupakan perihal (keadaan dan sebagainya)
selamat, kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya.

Arti lain dari kata Keselamatan berasal Cambridge Dictionary yaitu kata „safety‟ (n)
berarti “a state in which or a place where you are safe and not in danget or at risk” yang
jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia berarti suatu keadaan dimana atau tempat
dimana anda aman dan tidak dalam bahaya atau berisiko (dictionary.cambridge.org,
diakses pada tanggal 9 Oktober 2017 pukul 17:46)

2.2 Definisi Parkir


Dalam Cambridge Dictionary, kata Parkir dari kata „parking‟ (n) berarti “leaving a
vehicle in a particular place for a period of time” yang jika diterjemahkan kedalam bahasa
indonesia berarti meninggalkan sebuah kendaraan di tempat tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Pendapat lain tentang definisi parkir adalah sebagai berikut:

 Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir Direktur Jenderal


Perhubungan Darat, parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
yang tidak bersifat sementara.
 Menurut Hobbs (1995), parkir diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
meletakkan atau menyimpan kendaraan disuatu tempat tertentu yang lamanya
tergantung kepada selesainya keperluan dari pengendaraan tersebut.
 Menurut PP No. 43 tahun 1993 parkir didefinisikan sebagai kendaraan yang
berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu
atau tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan atau
menurunkan orang dan barang.
2.3 Jenis Parkir
Kendaraan yang menempuh suatu perjalanan pada akhirnya berhenti di tempat tujuan
sehingga membutuhkan lahan parkir. Dibawah ini adalah beberapa jenis parkir yang ada,
antara lain:

2.3.1 Jenis Parkir Menurut Penempatannya


Fasilitas parkir di lingkungan perkotaan memiliki berbagai jenis penempatan
yang terdiri dari :

1. Parkir di badan jalan (on street parking)


Parkir di tepi jalan umum adalah jenis parkiran yang penempatannya di
sepanjang tepi jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi
fasilitas parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang
menginginkan parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat
ditemui dikawasan pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan
pusat perdagangan dan perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung
pertambahan dan perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian jenis
parkir ini dapat mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang
digunakan sebagai tempat parkir. Parkir ini terdiri dari:

a. Parkir di daerah perumahan


b. Parkir di pusat kota, tidak dikontrol (uncontrolled)
c. Parkir di pusar kota, terkontrol (controlled)

2. Parkir di luar badan jalan (off street parking)


Untuk menghindari terjadinya sebuah hambatan akibat parkir kendaraan di
jalan maka parkir kendaraan di jalan maka parkir di luar jalan menjadi salah satu
pilihan yang terbaik. Terdapat dua jenis parkir di luar jalan yaitu: Fasilitas parkir
untuk jenis penempatan off street parking yang tersedia untuk setiap bangunan
publik terdiri dari:

A. Pelataran parkir (Parking surface)

Pelataran parkir (Parking surface) adalah area parkir yang terletak pda
permukaan tanah dan tidak berada di dalam bangunan. Parkir jenis ini terdiri dari
pada suatu area yang telah ditentukan berupa parking lot atau taman parkir.
B. Gedung Parkir
Gedung parkir dapat disebut dengan Structures parking (parkir terstruktur)
atau Multistorey Garage (gedung parkir bertingkat), adalah area parkir di dalam
bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan biasanya bertingkat.

C. Parkir bawah tanah (Basement parking)


Merupakan area parkir di dalam bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah.

2.3.2 Parkir Menurut Statusnya


a. Parkir Umum
Parkir umum adalah perparkiran yang menggunakan tanah, jalan dan lapangan
yang memiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintahan
daerah. Tempat parkir umum ini menggunakan sebagaian badan jalan umum yang
dikuasai/dimiliki pemerintah yang termasuk bagian dari tempat parkir umum ini
adalah parkir ditepi jalan umum.
b. Parkir Khusus
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang tidak
dikuasai oleh pemerintah daerah yang pengelolanya diselenggarakan oleh pihak lain
baik berupa badan usaha maupun perorangan. Tempat parkir khusus ini berupa
kendaraan bermobil yang mendapatkan ijin dari pemerintah daerah. Yang termasuk
jenis ini adalah gedung parkir, peralatan parkir, tempat parkir gratis dan garasi.
c. Parkir Darurat/Insidentil
Parkir darurat/insdentil adalah perparkiran ditempat-tempat umum baik yang
menggunakan lahan tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik pemerintah daerah
maupun swasta karena insedentil.
d. Taman Parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi
fasilitasi saran perparkiran yang pengelolanya diselenggakan oleh pemerintah.
e. Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang
telah mendapatkan ijin dari pemerintah.
2.3.3 Parkir Menurut Tujuannya
a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar/muat barang.

Keduanya sengaja dipisahkan agar tidak menggangu kegiatan dan keperluan


masing-masing.

2.3.4 Parkir Menurut Jenis Kepemilikan dan Pengoprasiannya


a. Parkir milik dan yang mengoprasikan Pemerintah Daerah.
b. Parkir milik Pemerintah Daerah dan yang mengoprasikan adalah pihak
swasta.
c. Parkir milik dan yang mengoprasikan swasta

2.4 Kebutuhan Ruang Parkir


Tempat parkir kendaraan merupakan fasilitas yang perlu disediakan oleh bangunan.
Kebutuhan kendaraan yang membutuhkan tempat parkir di dalam suatu bangunan di
pengaruhi oleh peruntukan bangunan itu sendiri, karena setiap fungsi membutuhkan
kebutuhan yang berbeda-beda. Tabel di bawah ini menunjukkan ketentuan kebutuhan
ruang parkir untuk berbagai peruntukan gedung:

Table 2.4.1 Kebutuhan Ruang Parkir untuk Bangunan

Penggunaan Predikat Standar Parkir 1 (satu) mobil


Apartemen Setiap 1 unit
Bangunan Olah Raga Setiap 15 penonton/kursi
Kelas A – I Setiap 7 kursi
Bioskop Kelas A – II Setiap 10 kursi
Kelas A – III Setiap 15 kursi
Gedung Pertemuan/ Padat Setiap 4 m2 lantai bruto
Konvensi Tidak padat Setiap 10 m2 lantai bruto
Bintang 4-5 Setiap 5 m2 unit kamar
Hotel Bintang 2-3 Setiap 7 m2 unit kamar
Bintang 1 ke bawah Setiap 10 m2 unit kamar
Tingkat Kota Setiap 100 m2 lantai bruto
Pasar Tingkat Wilayah Setiap 200 m2 lantai bruto
Tingkat Lingkungan Setiap 300 m2 lantai bruto
Perdagangan/Toko Setiap 60 m2 lantai bruto
Pergudangan Setiap 200 m2 lantai bruto
Perguruan Tinggi Setiap 200 m2 lantai bruto
Perkantoran Setiap 100 m2 lantai bruto
Kelas I Setiap 10 m2 lantai bruto
Restoran/Hiburan
Kelas II Setiap 20 m2 lantai bruto
VIP Setiap 1 tempat tidur
Rumah Sakit Kelas I Setiap 5 tempat tidur
Kelas II Setiap 10 tempat tidur
Sekolah Setiap 100 m2 lantai bruto

(Sumber : Juwana, 2005)

Keterangan
:
 Lantai netto : lantai yang efektif digunakan
 Lantai bruto : seluruh luas lantai, termasuk WC, gudang, selasar/koridor,
tangga, dan lain-lain.
2.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Dimensi ruang parkir ditentukan berdasarkan dimensi kendaraan yang parkir.
Untuk kategori bangunan publik yang bersifat komersial, kendaraan yang paling banyak
parkir adalah mobil. Adapun menentukan SRP kendaraan tersebut dengan ketentuan
dimensi sebagai berikut:
A. Satuan Ruang Parkir (SRP)

Gambar 2.5.1 Ukuran Mobil Pribadi


(Sumber : Neufert, 2002)

Keterangan : Panjang Overhang depan Sumbu


Tinggi : 4,50m Lebar: 1,80 m
: 0,85 m Overhang belakang: 1,35 m Roda: 1,30 m
: 2,30 m Bobot: 2,0 t ≥ 20 kN
: 1,65 m
B. Ruang Bebas Kendaraan Parkir
Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka,
yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya.
Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan
kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang
bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan
dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil
sebesar 5cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm (Dirjen Perhubungan
Darat,1996).

C. Lebar Bukaan Pintu Kendaraan


Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang
memanfaatkan fasilitas parkir.
Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan
lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini,
karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga
seperti Tabel 2.2. berikut :

Table 2.5.1 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan


Pengguna dan/atau Peruntukan Fasilitas
Jenis Bukaan Pintu Gol
Parkir
 Karyawan/ pekerja kantor
Pintu depan/belakang
 Tamu/pengunjung pusat
terbuka tahap awal 55 I
kegiatan perkantoran,
cm.
perdagangan,
pemerintahan, universitas
 Pengunjung tempat olahraga, pusat
Pintu depan/belakang hiburan/rekreasi, hotel, pusat
II
terbuka penuh 75 cm. perdagangan eceran/swalayan,
rumah sakit, bioskop
Pintu depan terbuka
penuh dan ditambah
 Orang cacat III
untuk pergerakan kursi
roda

(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)


Berdasarkan teori Satuan Ruang Parkir (SRP), Ruang Bebas Kendaraan Parkir dan
Lebar Bukaan Pintu Kendaraan diatas, mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga
golongan seperti berikut :

Table 2.5.2 Klasifikasi Golongan Mobil Penumpang


No. Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2)
a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00
1
b. Mobil penumpang untuk golongan I 2,50 x 5,00
c. Mobil penumpang untuk golongan 3,00 x 5,00
I Bus/truk 3,40 x 12,50
2
Sepeda Motor 0,75 x 2,00
3

(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

Dari penggolongan tersebut dapat menentukan satuan ruang parkir yang ditentukan
untu kendaraan, sebagai berikut :
1. SRP untuk Mobil

Gambar 2.5.2. Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)
Keterangan :
B = lebar total kendaraan O = lebar bukaan pintu L = panjang total kendaraan
R = jarak bebas arah lateral a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal
Table 2.5.3 Satuan Ruang Parkir untuk masing-masing penggolongan mobil

Penggolongan Ukuran (cm)

B = 17 a1 = 10
O = 55 a2 = 20
Golongan I
R=5 L = 470
Bp = 230 Lp = 500

B = 170 a1 = 10
O = 75 a2 = 20
Golongan II
R=5 L = 470
Bp = 250 Lp = 500

B = 170 a1 = 10
O = 80 a2 = 20
Golongan III
R = 50 L = 470
Bp = 300 Lp = 500

(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

2.6 Pola Parkir untuk Mobil


1. Parkir paralel (paralel parkirng)
Pola parkir ini mempunyai daya tampung sedikit namun memiliki kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar parkir lebih banyak.

Gambar 2.6.1. Pola Parkir Paralel


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)
2. Parkir Bersudut (angled parking)
a. Sudut 30º
Pengaturan sudut parkir 30º memiliki satuan ukuran-ukuran sebagai berikut :

Gambar 2.6.2. Pola Parkir Sudut 30º dan dimensi menurut penggolongan mobil
(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

A B C D E
Golongan I 2,3 4,6 3,45 4,70 7,6

Golongan II 2,5 5,0 4,30 4,85 7,75

Golongan III 3,0 6,0 5,35 5,0 7,9

b. Sudut 45º
Pengaturan sudut parkir 45º memiliki satuan ukuran-ukuran sebagai berikut :

Gambar 2.6.3. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 45º)


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996).

A B C D E

Golongan I 2,3 3,5 2,5 5,6 9,3

Golongan II 2,5 3,7 2,6 5,65 9,35

Golongan III 3,0 4,5 3,2 5,75 9,45


c. Sudut 60º
Pengaturan sudut parkir 60º memiliki satuan ukuran-ukuran sebagai berikut :

Gambar 2.6.4. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 60º)


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

A B C D E

Golongan I 2,3 2,9 1,45 5,95 10,55

Golongan II 2,5 3,0 1,5 5,95 10,55


Golongan III 3,0 3,7 1,85 6,0 10,6

d. Sudut 90º
Pengaturan sudut parkir 90º memiliki satuan ukuran-ukuran sebagai berikut :

Gambar 2.6.5. Pola Parkir Tegak Lurus (Sudut 90º)


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

A B C D E
Golongan I 2,3 2,3 - 5,4 11,2

Golongan II 2,5 2,5 - 5,4 11,2

Golongan III 3,0 3,0 - 5,4 11,2


Keterangan :
A = lebar ruang parkir (M)
B = lebar kaki ruang parkir (M)
C = selisih panjang ruang parkir (M)
D = ruang parkir efektif (M)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)
M = ruang manuver (M)

2.6.1 Pola Peletakan Parkir


Dalam merancang area parkir di dalam gedung selain diperlukan perhitungan
luasan area parkir, juga memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
 Memenuhi persyaratan tata ruang
 Tersedia tata guna lahan
 Keselamatan dan kelancaran lalu lintas
 Kemudahan bagi pengguna
 Menjaga kelestarian lingkungan

1. Pola Kendaraan Satu Sisi


Pola parkir kendaraan ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.
a. Parkir Paralel

Gambar 2.6.6. Peletakan Parkir Paralel Pada Satu Sisi


(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

b. Membentuk Sudut 90
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi
melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 90º.
Gambar 2.6.7. Pola Parkir Satu Sisi Sudut 90º
(Sumber : Dirjen Perhubungan Darat,1996)

c. membentuk sudut 30o, 45o, 60o


Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan
manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan
pola parkir dengan sudut 90o.

Gambar 2.6.8. Pola Parkir Peletakan Satu Sisi Sudut 30º,45º, 60º
(Sumber : Neufert, 2002)

2. Pola Kendaraan Dua Sisi


Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.
a. Parkir Paralel

Gambar 2.6.9. Peletakan Parkir Paralel Pada Dua Sisi


(Sumber : Neufert, 2002)
b. Membentuk Sudut 90o
Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah.

Gambar 2.6.10. Peletakan Parkir Sudut 90º Pada Dua Sisi


(Sumber : Neufert, 2002)

c. Membentuk Sudut 30o, 45o, 60o


Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan
pola parkir paralel, dan kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver
masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir
dengan sudut 90o.

Gambar 2.6.11. Pola Parkir Peletakan Dua Sisi Sudut 30º,45º, 60º
(Sumber : Neufert, 2002
3.
Pola Parkir Pulau
Pola parkir ini di terapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.
a. Membentuk Sudut 90o

Gambar 2.6.12. Peletakan Parkir Sudut 90º Pada Dua Sisi


(Sumber : Neufert, 2002)

b. Parkir Sudut Tulang Ikan


Untuk parkir bersudut pola peletakan pulau terdiri dari :
 Parkir Tulang Ikan 1
Pola parkir demikian hanya dapat dilalui dengan arah satu jalur sehingga
mengurangi tingkat efisiensi ruang parkir.

Gambar 2.6.13. Parkir diagonal pada dua sisi


(Sumber : Neufert, 2002)
 Parkir Tulang Ikan 2
Pola parkir ini memungkinkan adanya area tambahan untuk kendaraan ketika
terlalu maju atau terlalu mundur. Area tambahan juga dapat dijadikan area untuk
penempatan tumbuhan.

Gambar 2.6.14. Parkir diagonal pada dua sisi dengan area tambahan
(Sumber : Neufert, 2002)

 Parkir Tulang Ikan 3


Pola ini menguntungkan untuk area yang lebih sempit dan memudahkan
pengontrolan traffic kendaraan karena hanya menggunakan arah satu jalur saja.

Gambar 2.6.15. Parkir diagonal pada dua sisi


(Sumber : Neufert, 2002)
2.7 Jarak Minimum Lorong Parkir
Lorong parkir adalah ruang bebas untuk sirkulasi dan manuver mobil dalam area
parkir (Dirjen Perhubungan Darat, 1996). Lorong parkir mengacu pada jalur akses atau
jalan masuk dengan ruang parkir yang berdekatan. Pembagiannya berdasarkan gambar di
bawah ini :

Gambar 2.7.1. Lorong Parkir Parallel


Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011)

Gambar 2.7.2. Lorong Parkir 30º


Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011)
Gambar 2.7.3. Lorong Parkir 45º
Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011)

Gambar 2.7.4. Lorong Parkir 60º


Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011)

Gambar 2.7.5. Lorong Parkir 90 º


Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011)
Table 2.7.1 Jaral Minimum Lorong Parkir

Jalan 1 Arah Jalan 2 Arah


Sudut Parkir
1 sisi 2 sisi 1 atau 2 sisi

Parallel 3600mm 3600mm 6000mm


30o 3600mm 4200mm 6300mm
45o 4200mm 4800mm 6300mm
60o 4800mm 4800mm 6600mm
90o 6000mm 6000mm 6600mm

(Sumber: Code of Practice for Vehicle Parking Provision in Developments (2011))


2.8 Sirkulasi dan Bagan dalam Gedung Parkir
Merancang gedung parkir berbeda dengan merancang area parkir pada sisi jalan
maupun pada taman parkir. Berikut adalah elemen perancangan area parkir di dalam
gedung parkir menurut Neufert :
1. Pola Sirkulasi
Hal yang paling membedakan adalah pola sirkulasi di dalam gedung karena sirkulasi
dalam gedung parkir cenderung menggunakan sirkulasi vertikal, yaitu menggunakan ramp
untuk naik dan turun. Terdapat beberapa pola sirkulasi di dalam gedung parkir, yaitu :

 Tanjakan satu lantai penuh


Tanjakan yang ditempatkan pada sisi-sisi bangunan dan ditempatkan pada ketinggian
satu lantai penuh. Kemiringan yang dianjurkan tidak melibihi 10%.

Gambar 2.8.1. Tanjakan satu lantai penuh


(Sumber : Neufert, 2002)
 Tanjakan berefisiensi tinggi
Pada sistem ini memiliki tanjakan bertingkat yang luurs, paralel dan menerus dengan
podium di antara keduanya. Jalan naik dan turun terletak berseberangan dengan
kemiringan ≥ 6%.

Gambar 2.8.2. Tanjakan berefisiensi


tinggi (Sumber : Neufert, 2002)
 Tanjakan setengah lantai
Sistem ini memiliki posisi lantai setengah dan perbedaan ketinggian diatasi dengan
tanjakan yang pendek. Ketinggian tanjakan mencapai 13%.

Gambar 2.8.3. Tanjakan setengah lantai


(Sumber : Neufert, 2002)
 Tanjakan
melingkar
Sistem ramp melingkar seperti ini cenderung lebih banyak memakan biaya
dibandingkan dengan ramp lurus. Selain itu ramp ini mempersulit pengontrolan karena
memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam hal manuver kendaraan. Selain itu perlu
diadakan perawatan dan kekuatan dinding yang lebih. Kelebihan area yang ditimbulkan
juga kurang baik. Radius lingkaran pada bagian dalam minimal 5 meter.
Gambar 2.8.4. Tanjakan melingkar
(Sumber : Neufert, 2002)

Gambar 2.8.5. Tanjakan melingkar dua jalur


(Sumber : Neufert, 2002)

 Tanjakan melingkar dan terpisah membentuk menara pada sudut bangunan


Lebih menghemat biaya dibandingkan dengan yang sebelumnya, namun tidak lebih
hemat dari tanjakan lurus. Sistem ramp yang demikian mempersulit pengontrolan karena
semakin lama mobil melaju pada ramp semakin berar gaya sentrifugal yang dihasilkan
mobil sehingga berbahaya bagi pengemudi (Retnasih, 2008).

Gambar 2.8.6. Tanjakan melingkar dan terpisah dari bangunan


(Sumber : Neufert, 2002)
Gambar 2.8.7. Tanjakan melingkar dua jalur
(Sumber : Neufert, 2002)

2. Susunan Peron
Susunan peron sangat dipengaruhi oleh sistem sirkulasi yag disediakan pada gedung
parkir tersebut. Adapun berikut skema dan sususan peron pada umumnya :

Gambar 2.8.8. Skema dan susunan peron pada gedung


parkir (Sumber : Neufert, 2002)

2.9 Keselamatan pada Area Parkir


Keselamatan yang perlu dilindungi terkait dengan area parkir adalah keselamatan
penghuni yaitu manusia baik pejalan kaki maupun pengendara mobil. Sedangkan aset yang
dilindungi adalah aset bangunan berupa perlengkapan bangunan dan kendaraan yang
diparkir. Ancaman yang dimaksud dalam merancang area parkir adalah kecelakaan fatal
dan tindak kriminal.

Pendekatan untuk mengurangi resiko pada area parkir adalah :


1. Mencari cara untuk mengoptimalkan pengguna tapak dan menolong untuk
mengurangi resiko yang umum. Termasuk dalam cara ini adalah menambah
public use pada suatu ruang serta perawatan yang baik dan teratur.
2. Mencari cara untuk mengurangi resiko dan konsekuensi terjadinya
kecelakaan termasuk dalam cara ini adalah dengan memperlambat traffic di
dalam area parkir.
3. Desain untuk menimimalisasi kondisi yang mengarah kepada kecelakaan
yang sering terjadi seperti tripping dan tabrakan.
4. Mengadakan pilihan bagi pengguna area parkir agar mereka dapat
mengadaptasikan diri untuk kondisi spesifik.
5. Mengorganisasikan perkerjaan pengurus area parkir agar perlindungan
terhadap penghuni parkir dapat berjalan dengan rapih.

2.10 Keselamatan pada Gedung Parkir Bertingkat


Adapun hal yang harus diperhatikan dalam merancang gedung parkir untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Menurut
Chrest (1986) pertimbangan terkait keselamatan area parkir meliputi:
1. Bahaya Terpeleset dan Tergelincir (Tripping and Slipping). Untuk menghindari
terjadinya kendaraan tergelincir perlu diadakan floor drain yang memadai untuk
mengurangi kelebihan air yang dapat membuat permukaan jalan menjadi licin. Selain
itu permukaan lantai yang licin dapat menyebabkan kecelakaan mobil tergelincir.
Untuk menghindarinya digunakan permukaan lantai yang kasar atau tidak halus.
2. Pertemuan Pedestrian dengan Jalan Kendaraan (Head Knockers and Other
Projectiles). Perlu diadakan ruang jarak antara driving area dan pedestrian, terutama
pada pintu masuk atau keluar baik bagi manusia maupun bagi kendaraan, untuk
menghindari terjadinya kecelakaan. Termasuk juga adanya jarak ruang dari pintu
tangga darurat atau elevator bagi penghuni atau barang.
3. Pelindung Kendaraan dan Pedestrian (Vehicular and Pedestrian Barriers). Kode
Bangunan yang berlaku di suatu daerah tertentu mengatur kekuatan dari dinding
penahan kendaraan. Ada baiknya untuk menuruti peraturan standar nasional kecuali
kode lokal memberikan spesifikasi yang lebih kuat.
4. Konflik antara Kendaraan dan Pedestrian (Vehicular and Pedestrian Conflicts).
Pejalan kaki memiliki kecenderungan untuk mengambil jarak yang terpendek yang
bisa diambil ketimbang mengambil jalan yang sudah didesain untuk pejalan kaki.
Kemungkinan ini perlu dihindari karena pejalan kaki akan memungkinkan untuk
berjalan pada driving area sehingga terjadi konflik. Desain jalan kaki yang baik dan
tertata dengan rapi dapat mengurangi resiko ini.
Dengan demikian setelah mengamati pertimbangan terkait dengan keselamatan
bangunan parkir pada pembahasan di atas, peneliti menentukan variabel untuk bahan
evaluasi. Variabel tersebut yaitu:
1. Permukaan lantai
2. Tembok penahan kendaraan/manusia
3. Pertemuan kendaraan dengan pejalan kaki
4. Drainage
2.11 Standar Aspek Keselamatan Area Parkir
2.11.1 Permukaan Lantai
Permukaan lantai pada gedung parkir perlu diperhatikan karena jika
menggunakan permukaan lantai yang licin akan mengakibatkan kendaraan
tergelincir, khususnya jika kendaraan perlu melakukan manuver atau jika kendaraan
pada jalan menanjak. Permukaan lantai yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut:
A. Ramp
B. Area parkir
A. Ramp
Pada gedung parkir, ramp merupakan akses masuk dan keluar atau akses naik dan
turun kendaraan, dimana ramp tersebut memiliki sudut kemiringan. Dan hal yang paling
penting dari sebuah ramp adalah keselamatannya, kendaraan baik mobil maupun motor
harus dapat tetap stabil di atas permukaannya (wikipedia.com, diakses pada 25 Desember
2017 pukul 06.49).
Permukaan lantai ramp harus stabil, keras atau padat, tahan slip dan memiliki
kemiringan yang baik.
a. Finishing
Untuk menciptakan permukaan yang stabil, keras atau padat, tahan slip, ramp harus
memiliki tekstur pada permukaannya sebagai penghalang bahaya tergelincir.
Finishing beton yang baik digunakan pada permukaan ramp adalah dengan
menggunakan rough concrete dengan herringbone pattern atau line pattern
(Chrest, 1986) .
Gambar 2.11.1. Kiri: Tekstur herringbone pattern, Kanan: Tekstur line pattern
Sumber: www.restorex.ca, 2017
b. Kemiringan
Untuk menciptakan permukaan yang memiliki kemiringan yang baik., ramp harus
memperhatikan kemiringan yang dianjurkan (Neufert, 2002).
 Tanjakan satu lantai penuh
Tanjakan yang ditempatkan pada sisi-sisi bangunan dan ditempatkan pada
ketinggian satu lantai penuh. Kemiringan yang dianjurkan tidak melibihi 10%.

Gambar 2.11.2. Tanjakan satu lantai penuh


(Sumber : Neufert, 2002)

 Tanjakan berefisiensi tinggi


Pada sistem ini memiliki tanjakan bertingkat yang luurs, paralel dan menerus
dengan podium di antara keduanya. Jalan naik dan turun terletak berseberangan
dengan kemiringan ≥ 6%.
Gambar 2.11.3. Tanjakan berefisiensi
tinggi (Sumber : Neufert, 2002)
 Tanjakan setengah lantai
Sistem ini memiliki posisi lantai setengah dan perbedaan ketinggian diatasi
dengan tanjakan yang pendek. Ketinggian tanjakan mencapai 13%.

Gambar 2.11.4. Tanjakan setengah lantai


(Sumber : Neufert, 2002)
B. Area Parkir
Untuk area parkir, permukaan lantai itu sendiri harus bebas dari genangan
air dan cukup kasar untuk mencegah ban mobil tergelincir saat basah. Tetapi
permukaan lantai tidak boleh terlalu kasar karena dapat mengakibatkan bahaya
tersandung untuk pejalan kaki.
 Finishing
Finishing beton yang baik digunakan adalah menggunakan rough concrete
dengan light broom atau swirl finish untuk menciptakan permukaan yang baik
untuk area parkir (Chrest et al, 1986) .
.

Gambar 2.11.5. Kiri: Tekstur light broom, Kanan: Tekstur swirl finish
Sumber: Cement Concrete & Aggregates Australia, 2008

2.11.2 Tembok Penahan Kendaraan dan Manusia


Semua ruang atau area parkir harus dilengkapi dengan penghalang bemper atau
tembok penahan, dan penghalang ban (wheel stop) yang dirancang untuk mencegah
kendaraan agar tidak melewati garis properti, merusak lansekap, dinding atau
bangunan terdekat, dan penahan kendaraan tidak boleh menghalangi lorong akses
antar ruang atau jalur sirkulasi. Yang termasuk sebagai tembok atau dinding penahan
di antaranya adalah:

A. Dinding pembatas pada ramp dan pada area parkir


Dinding pembatas bagian dalam gedung parkir dan luar bangunan menjadi
penting apabila terdapat mobil yang parkir di hadapan dinding tersebut. Dinding
pembatas perlu didesain agar dapat menahan kemungkinan terburuk yaitu ketika
kendaraan menabrak dinding. Desain yang dimaksud adalah dinding ini perlu
memiliki spesifikasi kekuatan tertentu untuk dapat menahan kendaraan beban
kendaraan pada berat dan kecepatan tertentu.

Beberapa standar yang mengatur perancangan tembok penahan benturan


kendaraan adalah:
1. Dalam IBC General String dikatakan berdasarkan banyaknya tipe ketinggian
mobil, tembok penahan berupa dinding beton dengan ketinggian 68,5 cm (27
inch) akan melindungi 96% tipe kendaraan.
2. Perda DKI Jakarta no. 7 tahun 1991 dikatakan bahwa dinding parapet setinggi
minimal 90 cm dari lantai.

B. Penghalang ban (wheel stops)


Penghalang ban (wheel stops) diperlukan di semua tempat parkir untuk
menentukan batas area parkir. Penghalang ban juga merupakan pelindung kendaraan
dari kerusakan atau kecelakaan, mesin atau properti bangunan.

Adapun standar untuk penghalang ban (wheel stops) adalah sebagai berikut
(Atascadero Municipal Code (qcode.us) diakses pada 21 Oktober 2017 pukul 12:25):
a. Bahan dan Instalasi. Penghalang ban harus terbuat dari beton, aspal,
kayu atau bahan yang memiliki ketahanan terhadap kendaraan.
Pengahalang ban (wheel stops) harus dipasang dengan aman dan
dipelihara atau diperiksa secara berkala.
b. Peletakan. Penghalang ban atau penghalang kendaraan harus terletak kira-
kira 90 cm atau 3 kaki dari dinding penahan parkir (parapet)
c. Dimensi. Menurut Parking Lot Design Standards University of Houston,
penghalang ban (wheel stops) harus memiliki lebar minimal 15 cm (6
inch), tinggi 15 cm (inch), dan panjang 183 cm (6 feet). Penghalang ban
beton prafabrik harus kokoh dan secara permanen berlabuh minimal 30 cm
(12 inch) di bawah tanah.

Gambar 2.11.6 Penghalang ban (wheel stops)


Sumber: Parking Lot Design Standards University of Houston, 2014
Gambar 2.11.7. Angkur penghalang ban (wheel stops anchor)
Sumber: Parking Lot Design Standards University of Houston, 2014

2.11.3 Pertemuan kendaraan dengan pejalan kaki


Merancang space untuk pejalan kaki memerlukan pertimbangan yang matang.
Dalam sebuah struktur parkir, lalu lintas pejalan kaki atau pedestrian sama
pentingnya dengan lalu lintas kendaraan. Harus tersedia jalur pejalan kaki yang
terlindungi, aman dan dirancang dengan baik dikarenakan perilaku pejalan kaki
cenderung memilih jalan yang lebih pendek dan mudah, dibandingkan dengan
pedestrian yang sudah didesain, terutama bila memang tidak ada desain untuk itu.

Adapun yang harus diperhatikan dalam mendesain pedestrian menurut Essex


County Council (2009) adalah sebagai berikut:
A. Peletakan jalan untuk pejalan kaki harus kasat mata dan dengan mudah
ditemui oleh pejalan kaki sehingga mendorong pejalan kaki untuk berjalan di
atasnya serta mengurangi kemungkinan terjadinya tabrakan antara manusia
dengan mobil.
B. Perbedaan level lantai akses pejalan kaki harus dipisahkan dari jalan
masuknya dan jalan keluar kendaraan.
C. Jalur pedestrian didesain bersebelahan dengan tangga/lift darurat
D. Jalur pedestrian juga perlu ditempatkan pada jalur khusus yang berdekatan
dengan pintu masuk / keluar kendaraan.
2.11.4 Drainase
Untuk mencegah terjadinya genangan air terutama pada pintu masuk atau
keluar bangunan parkir maka perlu mengadakan (Atascadero Municipal Code
(qcode.us) diakses pada 21 Oktober 2017 pukul 13:19):
A. Parit dengan penutup besi pada setiap titik entrance/exit kendaraan
B. Floor drain pada setiap titik-titik rendah bangunan
C. Parit pada tepi lantai bangunan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Menurut Irawan (2006), peneliti kualitatif berpikir secara induktif (grounded). Penelitian
kualitatis tidak dimuali dengan mengajukan hipotesis dan kemudian menguji kebenarannya
(berpikir deduktif), melainkan bergerak dari bawah dengan mengumpulkan data tentang
sesuatu, dan dari data itu dicari pola-pola, hukum, prinsip-prinsip, dan akhirnya menarik
kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan. Karena itu, kalaupun ada hipotesis dalam
penelitian kualitatif, hipotesis tersebut tidak untuk diuji untuk diterima atau ditolak (as
cited in Sepyarini, 2010).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini dilakukan


untuk memperoleh gambaran mengenai objek penelitian yaitu mengenai bagaimana aspek
keselamatan pada gedung parkir bertingkat di Sun Plaza, Ringroad City Walks dan
Thamrin Plaza. Gambaran tersebut dikaitkan dengan standar-standar yang telah diambil
berdasarkan teori-teori, peraturan daerah, standar nasional maupun standar internasional.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Kasus (Case Study).
Menurut Sutedi (2009), studi kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu
penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis.
Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau
kelompok (as cited Muhlisian, 2013).

Pada penelitian ini, penelitian case study atau penelitian lapangan (field study)
dimaksudkan untuk mengamati tentang aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat
di Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza, dan akan dianalisis menggunakan
standar-standar yang telah ditentukan.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di tiga pusat perbelanjaan yang memiliki fasilitas gedung
parkir bertingkat di Medan, yaitu Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza.
Penelitian ini direncanakan dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2017.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan 3
cara yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Pada penelitian ini studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari sejumlah buku, literatur, jurnal ilmiah, website internet untuk mendapatkan
data yang berhubungan dengan aspek keselamatan bangunan parkir, yang menjadi
landasan dalam penelitian ini.

Adapun data tersebut merupakan standart atau peraturan yang dikutip dari teori-teori,
peraturan daerah, peraturan atau standar nasional maupun standar internasional.

2. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada bangunan parkir
di Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza. Dan peneliti melakukan
dokumentasi sebagai bukti pengamatan.

3.5 Analisis Data


3.5.1 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisa data yang dilakukan adalah metode deskriptif
dan komparatif. Metode ini dipilih karena metode ini sangat mendukung tercapainya tujuan
penelitian yaitu mendeskripsikan hasil penilaian evaluasi aspek keselamatan bangunan
parkir pada bangunan publik di Medan.
Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan situasi
gedung parkir di Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza. Penelitian dilakukan
apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang
telah terkumpul, tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang situasi yang terjadi
pada bangunan parkir.
Sedangkan metode komparatif adalah metode yang dilakukan dengan cara
membandingkan dua hal atau lebih. Dalam penelitian ini, metode komperatif digunakan
untuk membandingkan variabel yang sama untuk sampel yang berbeda.
3.5.2 Prosedur Analisis Data
Proses penganalisisan data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian
ini adalah:
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang berhubungan
dengan perparkiran dan aspek keselamatan pada gedung parkir bertingkat dengan
teknik pengumpulan data studi kepustakaan.
2. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sama selanjutnya peneliti
mengumpulkan data untuk menentukan variabel dan standar sebagai bahan evaluasi
yang akan dilakukan.
Pada penelitian ini, variabel yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
No. Variabel Standart
 Finishing beton pada ramp Chrest,
1986)
 Kemiringan pada ramp (Neufert,
1 Permukaan Lantai 2002)
 Tidak terdapat genangan air
 Finishing beton pada area parkir
(Neufert, 2002)

 Dimensi tembok penahan pada


ramp dan area parkir (IBC General
String, 2006)
 Bahan dan Peletakan penghalang
Tembok Penahan
2 ban atau wheel stops (Atascadero
Kendaraan dan Manusia
Municipal Code)
 Dimensi penghalang ban atau wheel
stops (Parking Lot Design
Standards University of Houston)
 Peletakan dan perbedaan level
Pertemuan Kendaraan
3 lantai jalur pedestrian (Essex
dengan pejalan kaki
County Council, 2009)
 Parit dengan penutup besi
 Floor drain
4 Drainase
 Parit pada tepi lantai bangunan
(Atascadero Municipal Code)

3. Peneliti melakukan penelitian langsung terhadap kondisi bangunan parkir di Sun


Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza, yaitu dengan metode observasi.
4. Setelah pengamatan pada bangunan parkir Sun Plaza, Ringroad City Walks dan
Thamrin Plaza langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian kesesuaian dengan
keadaan yang ada di bangunan parkir Sun Plaza, Ringroad City Walks dan Thamrin
Plaza.
5. Data yang telah dianalisis selanjutnya disimpulkan dengan metode deskriptif
sehingga penelitian ini memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan rumusan
masalah.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Sun Plaza


Berikut adalah pembahasan kondisi-kondisi keselamatan pada gedung parkir Sun
Plaza:
4.1.1 Permukaan Lantai
A. Ramp
a. Finishing
Untuk permukaan lantai pada ramp gedung parkir Sun Plaza menggunakan
finishing yang baik yaitu line pattern finishing sehingga mencegah kendaraan
tergelincir saat menanjak atau menurun. Kualitas penutup beton cukup baik
sehingga tidak mudah rusak dan tidak membahayakan pengemudi.

Gambar 4.1.1 Kiri: Permukaan Lantai pada Ramp Sun Plaza, Kanan: Detail
Finishing Ramp Sun Plaza
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

b. Kemiringan
Pada gedung parkir Sun Plaza, jenis ramp yang digunakan adalah ramp lurus
dengan jenis tanjakan satu lantai penuh. Untuk jenis ini Kemiringan yang
dianjurkan tidak melibihi 10%, dan keadaan di lapangan memenuhi standart
karena ketinggian tanjakan ramp adalah 7,8%.
7,8%

Gambar 4.1.2 Kemiringan Ramp pada Gedung Parkir Sun


Plaza Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017

B. Area Parkir
Pada area parkir Sun Plaza tidak terdapat genangan air yang dapat membahayakan
pengemudi, akan tetapi permukaan lantai area parkir Sun Plaza tidak menggunakan
rough finishing baik light broom atau swirl finish.

Gambar 4.1.3 Kiri: Permukaan Lantai pada Area Parkir Sun Plaza, Kanan: Detail
Finishing Area Parkir Sun Plaza
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017
4.1.2 Penahan Kendaraan dan Manusia
A. Dinding penahan pada ramp dan area parkir
Pada tepi ramp dan tepi lantai gedung parkir Sun Plaza dilindungi oleh dinding beton
yang memiliki lebar 15 cm dan tinggi 110 cm yang ditambah dengan pagar besi
setinggi 20 cm.

20 cm

110 cm

Gambar 4.1.4. Dinding penahan pada ramp Sun Plaza


Sumber: Dokumetasi pribadi, 2017

20 cm

110 cm

Gambar 4.1.5. Dinding penahan pada area parkir Sun Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
B. Penghalang ban (wheel stops)
a. Bahan
Penghalang ban pada area parkir Sun Plaza dapat dikatakan memenuhi
standar karena terbuat dari bahan beton yang memiliki ketahanan terhadap
kendaraan.
b. Peletakan
Peletakan penghalang ban (wheel stops) juga memenuhi standar, dimana pada
deretan parkir dalam gedung penghalang ban (wheel stops) berjarak 90 cm
dari batas parking lot, dan deretan parkir pada tepi gedung berjarak 110 cm
dari dinding penahan (parapet).
c. Dimensi
Untuk dimensi penghalang ban, gedung parkir Sun Plaza memiliki
penghalang ban yang memenuhi standar karena memenuhi standar ukuran.

60 cm
15 cm

15 cm

Gambar 4.1.6. Penghalang ban (wheel stops) pada area parkir Sun Plaza
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

4.1.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki


A. Peletakan jalan untuk pejalan kaki pada gedung parkir Sun Plaza dapat dengan
mudah ditemui oleh pejalan kaki sehingga mendorong pejalan kaki untuk
berjalan di atasnya.
B. Terdapat perbedaan level lantai akses pejalan kaki setinggi 15 cm pada gedung
parkir Sun Plaza.
90 cm

15 cm

Gambar 4.1.7 Perbedaan Level Lantai Jalur Pedestrian pada Area Parkir Sun Plaza
Sumber: Dokumnetasi pribadi, 2017

C. Jalur pedestrian pada gedung parkir Sun Plaza didesain bersebelahan dengan
tangga/lift darurat
D. Jalur pedestrian pada gedung parkir Sun Plaza juga ditempatkan pada jalur
khusus yang berdekatan dengan pintu masuk / keluar kendaraan.
4.1.4 Drainase
Pada area parkir Sun Plaza sangat jarang ditemukan genangan air yang dapat
membahayakan pengemudi karena pengadaan parit dan floor drain yang baik.

a. Parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar kendaraan
Pada pintu masuk dan keluar kendaraan (ramp) gedung parkir Sun Plaza tidak
ada terdapat parit dengan tutup besi, namun tidak ada genangan air yang
membahayakan pengemudi. Setelah diteliti hal ini karena kemiringan lantai yang
baik sehingga air langsung mengalir ke parit tepi lantai yang mengalirkan air ke
floor area drain.
b. Floor drain
Peletakan floor drain pada gedung parkir Sun Plaza berada di pinggir lantai
bangunan, dan pada setiap lantai parkir terdapat ±42 titik floor drain. Titik floor
drain yang cukup banyak merupakan salah satu hal penunjang untuk mencegah
adanya genangan air pada area parkir.
Gambar 4.1.8. Floor drain pada tepi gedung parkir Sun Plaza
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

c. Parit pada tepi lantai bangunan


Terdapat parit pada sepanjang tepi lantai bangunan yang mengalirkan air ke
floor drain.

Gambar 4.1.9. Parit pada tepi lantai area parkir Sun


Plaza Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
4.2 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Ringroad City Walks
Berikut adalah pembahasan kondisi-kondisi keselamatan pada gedung parkir
Ringroad City Walks:
4.2.1 Permukaan Lantai
A. Ramp
a. Finishing
Permukaan lantai pada ramp gedung parkir Ringroad City Walks
menggunakan finishing yang baik yaitu heringbone pattern finishing sehingga
mencegah kendaraan tergelincir saat menanjak atau menurun. Kualitas
penutup beton cukup baik sehingga tidak mudah rusak dan tidak
membahayakan pengemudi.

Gambar 4.2.1 Kiri: Permukaan Lantai Ramp Gedung Parkir Ringroad City Walks,
Kanan: Detail Finishing Ramp Gedung Parkir Ringroad City Walks
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

b. Kemiringan

Pada gedung parkir Ringroad City Walks, jenis ramp yang digunakan adalah
ramp lurus dengan jenis tanjakan satu lantai penuh. Untuk jenis ini
Kemiringan yang dianjurkan tidak melibihi 10%, dan keadaan di lapangan
tidak memenuhi standart karena ketinggian tanjakan ramp adalah 16,6%.

16,6%

Gambar 4.2.2 Kemiringan Ramp pada Gedung Parkir Ringroad City


Walks Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
B. Area Parkir
Permukaan lantai area parkir pada gedung parkir Ringroad City Walks masih
terdapat banyak retakan dan tidak menggunakan rough finishing baik itu
broomed finishing ataupun swirl finishing. Pada saat lantai basah akibat hujan,
permukaan yang tidak menggunakan rough finishing seperti ini dapat
menyebabkan bahaya tergelincir bagi pengemudi.

Gambar 4.2.3. Lantai parking area Ringroad City Walks


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

4.2.2 Penahan Kendaraan dan Manusia


A. Dinding penahan pada ramp dan area parkir
Dinding penahan pada sisi kanan ramp telah memenuhi standar kekuatan minimum,
namun dimensi dinding ramp pada sisi kiri ramp tidak memenuhi standar dimensi
parapet. Tinggian dinding penahan pada sisi kiri hanya 60 cm, sedangkan ketentuan
menuliskan ketingginan minimal dinding penahan baik ramp maupun area parkir
adalah 90 cm.
60 cm

Gambar 4.2.4. Dinding penahan pada ramp gedung parkir Ringroad City
Walks Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

120 cm

Gambar 4.2.5. Dinding penahan pada area pakir


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

B. Penghalang ban (wheel stops)


a. Bahan
Penghalang ban pada area parkir Ringroad City Walks dapat dikatakan
memenuhi standar karena terbuat dari bahan beton yang memiliki ketahanan
terhadap kendaraan
b. Peletakan
Peletakan penghalang ban (wheel stops) dapat dikatakan memenuhi standar,
penghalang ban (wheel stops) berjarak 90 cm dari batas parking lot ataupun
dari batas dinding penahan.
c. Dimensi
Untuk dimensi penghalang ban, gedung parkir Ringroad City Walks dapat
dikatakan memnuhi standar dimensi yang seharusnya.

15 cm

15 cm

Gambar 4.2.6. Penghalang ban (wheel stops) pada gedung parkir Ringroad City Walks
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

4.2.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki


A. Peletakan jalan untuk pejalan kaki pada gedung parkir Ringroad City Walks
tidak dapat dengan mudah ditemui oleh pejalan kaki sehingga pejalan kaki
masih menyebrang pada jalur kendaraan.
B. Tidak terdapat perbedaan level lantai akses pejalan kaki pada gedung parkir
Ringroad City Walks melainkan hanya dibatasi dengan traffic cone.
C. Jalur pedestrian pada gedung parkir Ringroad City Walks tidak didesain
bersebelahan dengan tangga/lift darurat
D. Jalur pedestrian pada gedung parkir Ringroad City Walks ditempatkan pada
jalur khusus yang berdekatan dengan pintu masuk / keluar kendaraan.
Gambar 4.2.7. Jalur pedestrian pada area parkir Ringroad City Walks
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
4.2.4 Drainase
A. Parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar kendaraan
Terdapat parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar gedung parkir
Ringroad City Walks yang dapat menampung air yang turun dari ramp dan
mengalirkannya ke parit utama.

Gambar 4.2.8. Parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar gedung parkir
Ringroad City Walks
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
48
Universitas Sumatera Utara
B. Floor drain
Meskipun terdapat cukup banyak titik floor drain pada pinggir lantai area parkir,
genangan air tetap terjadi, hal ini dikarenakan tidak adanya peletakan saluran pada
tepi bangunan.

Gambar 4.2.9. Floor drain pada sudut parking area


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

C. Parit pada tepi lantai bangunan


Pada gedung parkir Ringroad City Walks tidak ada terdapat parit pada tepi lantai
bangunan sama sekali. Hal ini menyebabkan terdapat banyak genangan air di tepi
bangunan tepatnya di sekitar floor drain yang bisa mengakibatkan kelapukan
pada lantai jika terjadi terus menerus.

Gambar 4.2.10. Tepi lantai gedung parkir Ringroad City Walks


4.3 Evaluasi Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Thamrin Plaza
Berikut adalah pembahasan kondisi-kondisi keselamatan pada gedung parkir
Thamrin Plaza:
4.3.1 Permukaan Lantai
A. Ramp
a. Finishing

Pada gedung parkir Thamrin Plaza Permukaan lantai ramp spiral menggunakan tined
finishing dan ramp pada area parkir menggunakan broomed finishing, namun finishing
pada setiap ramp gedung parkir Thamrin Plaza hampir hilang akibat dari gesekan
dengan ban mobil.

Gambar 4.3.1 Kiri: Permukaan Lantai Ramp Gedung Parkir Thamrin Plaza, Kanan: Detail
Finishing Ramp Gedung Parkir Thamrin Plaza
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

b. Kemiringan

Pada gedung parkir Thamrin Plaza, terdapat 2 jenis ramp yaitu ramp spiral pada pintu
masuk ke area parkir dan ramp lurus pada area parkir. Jenis tanjakan pada ramp lurus
adalah tanjakan setengah lantai, untuk jenis ini kemiringan yang dianjurkan tidak
melibihi 13%, dan keadaan di lapangan memenuhi standart karena ketinggian tanjakan
ramp adalah 13%.

50
Universitas Sumatera Utara
13%

Gambar 4.3.2 Kemiringan Ramp pada Gedung Parkir Thamrin Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

B. Area Parkir
Sedangkan permukaan lantai pada area parkir tidak menggunakan light broomed
finisihing atau swirl finishing melainkan hanya semen biasa dan terdapat banyak
retakan. Namun lantai area parkir Thamrin Plaza tidak membahayakan pengemudi
karena tidak licin sehingga tidak menyebabkan bahaya tergelincir.

Gambar 4.3.3. Permukaan lantai area parkir Thamrin Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
4.3.2 Penahan Kendaraan dan Manusia
1. Dinding penahan pada ramp dan pada area parkir
Dinding pembatas pada ramp masuk merupakan dinding besi baja dengan
tinggi 90 cm dan pada ramp di area parkir merupakan pasangan dengan tinggi 15
cm, sedangkan dinding pembatas pada area parkir merupakan dinding beton
dengan tinggi 110 cm dan lebar 15 cm.

Untuk dinding penahan pada ramp masih belum memenuhi standar dimensi
dan ketahanan, karena menurut standar dinding penahan pada ramp ataupun area
parkir harus terbuat dari beton atau bahan yang memiliki ketahanan terhadap
kendaraan sedangkan pada gedung parkir Thamrin Plaza dinding penahan pada
ramp masih terbuat dari pagar besi baja dan pasangan bata setinggi 10 cm.

90 cm

Gambar 4.3.4. Dinding penahan pada ramp


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

110 cm

Gambar 4.3.5. Dinding area parkir Thamrin Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
2. Penghalang ban (wheel stops)
 Penghalang ban pada area parkir Thamrin Plaza terbuat dari bahan baja
yang memiliki ketahanan yang cukup terhadap kendaraan.
 Peletakan penghalang ban (wheel stops) belum memenuhi standar, karena
penghalang ban (wheel stops) hanya berjarak 80 cm dari dinding penahan.
 Dan untuk dimensi penghalang ban, sudah memenuhi standar karena telah
memenuhi standart.

15 cm

200 cm

Gambar 4.3.6. Penghalang ban (wheel stops) pada area parkir Thamrin Plaza
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

4.3.3 Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki


1. Peletakan jalan untuk pejalan kaki pada gedung parkir Thamrin Plaza tidak
dapat dengan mudah ditemui oleh pejalan kaki sehingga pejalan kaki masih
menyebrang pada jalur kendaraan.
2. Tidak terdapat perbedaan level lantai akses pejalan kaki pada gedung parkir
Thamrin Plaza melainkan hanya dibatasi dengan tiang besi setinggi 100 cm.
3. Jalur pedestrian pada gedung parkir Thamrin Plaza tidak didesain
bersebelahan dengan tangga/lift darurat.
4. Jalur pedestrian pada gedung parkir Thamrin Plaza ditempatkan pada jalur
khusus yang berdekatan dengan pintu masuk / keluar kendaraan.
100 cm

100 cm

Gambar 4.3.7. Jalur pedestrian gedung parkir Thamrin Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

4.3.4 Drainase
a. Parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar kendaraan
Tidak ada terdapat parit dengan penutup besi pada pintu masuk dan keluar
gedung parkir Thamrin Plaza.
b. Floor drain

Gambar 4.3.8. Floor drain gedung parkir Thamrin Plaza


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017

c. Parit pada tepi lantai bangunan


Pada area parkir tidak ditemukan adanya saluran tepi pada bangunan di gedung
parkir Thamrin Plaza namun jarang terjadi genangan air. Hal ini karena adanya
kantilever yang dapat menghalangi masuknya hujan ke dalam area parkir.
Hasil dari pembahasan aspek keselamatan gedung parkir bertingkat pada ketiga bangunan
dapat dilihat pada tabel di halaman selanjutnya :
Table 4.3.1 Hasil Pengamatan Pada Bangunan Sun Plaza, Ringroad City Walks dan
Thamrin Plaza

Gedung Parkir Bertingkat


Aspek
Standar Aspek Keselamatan Ringroad Thamrin
Keselamatan Sun Plaza
City Walks Plaza
Ramp
Finishing √ √ x
Kemiringan √ x √
Permukaan
Area Parkir
lantai
Finishing x x x
Tidak ada genangan air √ x x
Dinding Pembatas pada Ramp
Bahan √ √ x
Ketinggian √ √ x
Dinding pembatas pada area parkir
Penahan Bahan √ √ √
kendaraan dan Ketinggian √ √ √
manusia Penghalang ban (wheel stops)
Bahan √ √ √
Perletakan √ √ x
Dimensi √ √ √
Perbedaan level lantai √ x x
Pertemuan Mudah didapat √ x x
kendaraan Bersebelahan dengan tangga/lift
√ x x
dengan pejalan darurat
kaki Berdekatan dengan pintu masuk
√ √ √
/ keluar kendaraan
Parit dengan penutup besi x √ x
Floor drain √ √ √
Drainase
Parit pada tepi lantai bangunan √ x x
Tidak ada genangan air √ x x

KET : √ : Memenuhi syarat


x : Tidak memenuhi syarat
4.4 Perbandingan Aspek Keselamatan pada Gedung Parkir Bertingkat Sun Plaza,
Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza
Berikut adalah perbandingan aspek keselamatan pada ketiga bangunan yang didapat
dari hasil pembahasan evaluasi ketiga bangunan.

1. Permukaan Lantai :
A. Ramp
Di antara ketiga gedung parkir, permukaan lantai pada ramp di gedung parkir Sun
Plaza dan Ringroad City Walks telah memenuhi syarat dalam penggunaan finishing,
karena pada permukaan ramp parkir telah menggunakan line pattern finishing atau
herringbone finishing. Namun permukaan lantai pada ramp di gedung parkir Thamrin
Plaza belum memenuhi syarat dalam penggunaan finishing, karena permukaan ramp
Thamrin Plaza tidak menggunakan dan line pattern finishing atau herringbone finishing
sama sekali.
Untuk kemiringan ramp, gedung parkir Sun Plaza dan Thamrin Plaza telah
memenuhi syarat karena kemiringan tanjakan ramp tidak melebihi yang telah dianjurkan.
Namun di gedung parkir Ringroad City Walks, masih tidak memenuhi standart
kemiringan karena kemiringan tanjankan ramp melebihi yang telah dianjurkan.

B. Area Parkir
Di antara ketiga gedung parkir, hanya permukaan lantai pada gedung parkir Sun
Plaza yang tidak terdapat genangan air sama sekali. Sedangkan pada gedung parkir
Ringroad City Walks dan Thamrin Plaza masih terdapat genangan air pada permukaan
lantai yang dapat menimbulkan bahaya tergelincir.
Untuk penggunaan finishing pada area parkir, ketiga gedung parkir tidak
menggunakan finishing sama sekali.

2. Penahan Kendaraan dan manusia


Di antara ketiga gedung parkir, Sun Plaza dan Ringroad City Walks telah memenuhi
semua syarat untuk standart Penahan Kendaraan dan Manusia. Sedangkan pada gedung
parkir Thamrin Plaza hanya memenuhi 4 syarat, yaitu standart bahan dan ketinggian untuk
dinding pembatas pada area parkir, serta standart bahan dan dimensi untuk penghalang ban
(wheel stops).
3. Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki
Di antara ketiga gedung parkir, gedung parkir Sun Plaza telah memenuhi semua
syarat untuk apek Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki.
Sedangkan gedung parkir Ringroad City dan Thamrin Plaza hanya memenuhi syarat
tentang desain jalur pejalan kaki yang berdekatan dengan pintu masuk / keluar kendaraan.
4. Drainase
Pada gedung parkir Sun Plaza telah memenuhi tiga syarat untuk drainase yaitu
dengan mengadakan floor drain, parit pada tepi bangunan dan tidak ada genangan air pada
area parkir, tetapi tidak mengadakan parit dengan penutup besi.
Pada gedung parkir Ringroad City Walks telah memenuhi dua syarat untuk drainase
yaitu dengan mengadakan floor drain, parit dengan penutup besi, tetapi tidak mengadakan
parit pada tepi bangunan dan masih terdapat genangan air pada area parkir.
Dan pada gedung parkir Thamrin Plaza hanya memenuhi satu syarat untuk Drainase
yaitu pengadaan floor drain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

Aspek keselamatan gedung parkir Sun Plaza telah memenuhi semua syarat untuk
Penahan Kendaraan dan Manusia, serta Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki,
tetapi gedung parkir Sun Plaza tidak memenuhi aspek Permukaan Lantai dan Drainase.
Hal ini disebabkan karena gedung parkir Sun Plaza tidak memenuhi syarat finishing
area parkir untuk Permukaan Lantai dan parit dengan penutup besi untuk Drainase.

Aspek keselamatan gedung parkir pada Ringroad City Walks, telah memenuhi
syarat untuk Penahan Kendaraan dan Manusia, tetapi tidak memenuhi syarat untuk
Permukaan Lantai, Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki dan Drainase. Hal ini
disebabkan karena gedung parkir Ringroad City Walks masih terdapat genangan air dan
tidak memenuhi syarat kemiringan ramp, dan finishing area parkir untuk Permukaan
lantai. Untuk Pertemuan Kendaraan dengan Pejalan Kaki, gedung parkir Ringroad City
Walks tidak memenuhi syarat perbedaan level, mudah didapat dan penempatan jalur
pedetrian bersebelahan dengan tangga/lift darurat. Serta masih terdapat genangan air
dan tidak memenuhi syarat parit tepi bangunan untuk Drainase.

Aspek keselamatan gedung parkir pada Thamrin Plaza, tidak memenuhi semua
aspek keselamatan, baik Permukaan Lantai, Penahan Kendaraan & Manusia, Pertemuan
Kendaraan dengan Pejalan Kaki maupun Drainase. Hal ini disebabkan karena gedung
parkir Thamrin Plaza hanya memenuhi syarat kemiringan ramp untuk Permukaan
Lantai, syarat bahan, ketinggian untuk Penahan Kendaraan dan Manusia, syarat
penempatan pedestrian di pintu masuk dan keluar untuk Pertemuan Kendaraan dengan
Pejalan Kaki, serta pengadaan floor drain untuk Drainase.

Dan berdasarkan hasil perbandingan aspek keselamatan pada ketiga bangunan


tersebut, gedung parkir Sun Plaza adalah yang paling memenuhi aspek keselamatan pada
gedung parkir bertingkat. Dan yang paling tidak memenuhi aspek keselamatan pada
gedung parkir bertingkat adalah gedung parkir Thamrin Plaza.
5.2 Saran
Peneliti bermaksud memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
penelitian selanjutnya, yaitu penelitian selanjutnya dapat menambahkan aspek keamanan
pada gedung parkir bertingkat untuk melengkapi aspek kenyamanan pada gedung parkir
bertingkat. Karena kenyamanan penghuni gedung parkir juga berkaitan dengan aspek
kenyamanan pada gedung tersebut. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk mengkaji
lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan aspek keselamtan pada gedung
parkir bertingkat agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Data Literatur
Adiwibowo, Retnasih Supraba. (2008). Safety and Security Considerations in Parking
Facility Design in Jakarta. Jakarta : UI Press.
British Parking Association. (2016). Park Mark Safer Parking : New Build Car Park
Guideline For Car Park Designers, Operators and Owners.West Sussex.
Carl Walker, Inc. (2008). Parking Structure Design Guidelines. Boise.
Childs, Mark. (1999). Parking Spaces : A Design, Implementation, and Use Manual for
Architects, Planners, and Engineers. New York : McGraw Hills.
Chrest, P. Anthony, Mary S. Smith, Sam Bhuyan. (1986). Parking Structures: Planning,
Design, Contruction, Maintenance, and Repair, New York : Van Nostrand
Reinhold.
Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Dinas Perhubungan Darat. (1990). Pedoman
Teknis Penyediaan Fasilitas Parkir. Jakarta.
Essex County Council. (2009). Parking Standards: Design and Good Practice.
International Code Council, Inc. (2006). International Building Code (Vehicle Barriers).
U.S.A.
Land Transport Authority. (2011). Code of Practice for Vehicle Parking Provision in
Developments. Singapore.
Menteri Pekerjaan Umum. (2006). Peraturan Menterei Pekerjaan Umum. Jakarta.
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Newell, W.R. (2015). Accessibility Design Standards (2nd ed.). Ottawa : The City of
Ottawa.
Putri, Fitria Jauharotul Islamiyah Dieska. (2014). Kajian Tentang Evaluasi On Street
Parking di jalan Suniaraja Kota Bandung. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
University of Houston. (2014). Campus Design Guidlines and Standards : Parking Lot
Design Standards (Sec. 9.0). Texas.
Cambridge English Dictionary
Data Internet
www.sumut.bps.go.id
www.kbbi.web.id
www.beritasore.com
www.kiminalitas.com
www.medan.tribunnews.com
www.wikipedia.org
www.m.lippomalls.com
www.google.co.id/maps
www.qcode.us

Anda mungkin juga menyukai