Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,

2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.


ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

STUDI INTEGRASI FUNGSI PADA KAWASAN MIXED USE


BENDUNGAN HILIR, JAKARTA PUSAT

FUNCTION INTEGRATION STUDY IN THE MIXED USE AREA


OF BENDUNGAN HILIR, CENTRAL JAKARTA

Roykhan Abdullah Bawazir *1, I G. Oka Sindhu Pribadi *2,


Endhi I. Purnomo *3
1
Mahasiswa Jurusan Arsitektur, FTSP Universitas Trisakti, DKI Jakarta
2,3
Dosen Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, DKI Jakarta
*e-mail: 1roybwzr@gmail.com, 2 okapribadi@cbn.net.id, 3 endhipoernomo59@gmail.com

ABSTRAK
Mixed-use adalah salah satu solusi terhadap masalah kemacetan dan kepadatan penduduk di kota
besar. Tipologi seperti ini mampu menampung berbagai fungsi dan kebutuhan hidup manusia di dalam
satu kawasan. Mulai dari bermukim, bekerja, hingga berekreasi dengan harapan dapat mengurangi
mobilitas masyarakat dan juga mampu meningkatkan nilai suatu kawasan. Oleh karna itu penting untuk
menciptakan sebuah solusi sistem yang terintegrasi agar tiap fungsinya dapat berjalan dengan baik dan
menjadi saling melengkapi satu sama lain. Dengan latar belakang kondisi tersebut, pendekatan integrasi
fungsi dapat diterapkan untuk mendorong lahirnya potensi-potensi pada mixed use. Tujuan penulisan
ini adalah untuk menganalisa dan mengimplementasikan pendekatan integrasi fungsi untuk diterapkan
pada Mixed-Use Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif-
komparatif berupa tabel yang membandingkan tiga bangunan mixed-use di Jakarta yang serupa, dengan
menggunakan parameter dari sembilan aspek perancangan yang dikemukakan oleh Kathryn H.
Anthony. Analisa studi keseluruhan aspek tersebut menunjukkan bahwa penting untuk diterapkan
sistem integrasi yang sesuai dengan karakter komponen-komponen fungsi di dalamnya, sehingga
mampu melahirkan mixed-use yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Kata kunci : Mixed-Use, Integrasi, Fungsi.

ABSTRACT
Mixed-use is one of a solution to the problem of congestion and urban density in big cities. Typology
like this is able to accommodate a variety of functions and basic human needs in one areas. Starting
from living, working, to recreation in the hope that it can reduce the human’s mobility of the community
and also be able to increase the value of an area. Therefore it is important to create an integrated
system solution so that each function component can run well and become complementary to each other.
Against the background of these conditions, this function integration approach can be applied to
encourage the emergence of potentials in the mixed use area. The purpose of this paper is to analyze
and implement a function integration approach to be applied to Mixed-Use Bendungan Hilir, Central
Jakarta. The study was conducted with a descriptive-comparative method in the form of a table,
comparing three mixed-use buildings in Jakarta that were similar character, using parameters from
nine design aspects proposed by Kathryn H. Anthony. Analysis of all aspects of the study shows that it
is important to implement an integrated system that is in accordance with the character of the function
components in it, so that it can encourage the emergence to an effective, efficient, and sustainable
mixed-use.
Keywords: Mixed-Use, Integration, Function.

A. PENDAHULUAN karena jauhnya jarak antara tempat bekerja dan


A.1 Latar Belakang tempat tinggal yang mengakibatkan kemacetan.
Pembangunan mixed-use building di Hal ini membuat bangunan-bangunan di Jakarta
Jakarta semakin marak dilakukan. Hal ini sedang banyak diusulkan untuk membangun
didorong oleh tingginya mobilitas masyarakat dengan konsep one stop living agar mampu
16
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

bertempat tinggal, bekerja, dan berekreasi di satu 1. Apa saja aspek-aspek yang mendukung
bangunan atau kawasan yang sama. terjadinya konsep integrasi fungsi?
Seiring dengan dibangunnya MRT Jakarta 2. Fungsi apa saja yang sebaiknya
sebagai moda transportasi massal unggulan di diintegrasikan maupun yang tidak?
ibukota, membuat Pasar Benhil yang juga dilalui 3. Bagaimana implementasi desain dari
rute MRT ini menjadi dituntut untuk konsep integrasi fungsi?
memberikan peningkatan daya guna bangunan
menjadi sebuah kawasan mixed use. Oleh karena A.4 Tujuan Penelitian
itu perlu untuk me-redevelopment dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
merencanakan strategi pengembangan Pasar menganalisa beberapa mixed-use eksisting di
Benhil dan Kawasan sekitarnya dengan memberi DKI Jakarta yang memiliki berbagai komponen
solusi desain yang mampu mengakomodasi fungsi di dalamnya sehingga mampu melahirkan
beragam fungsi dan kebutuhan dalam bentuk mixed-use yang efektif, efisien, dan
kawasan Mixed Used. berkelanjutan, untuk kemudian mengimplemen-
Salah satu pendekatan yang dibutuhkan tasikan pendekatan integrasi fungsi tersebut
dalam perencanaan bangunan mixed-use adalah untuk diterapkan pada Kawasan Mixed-Use
pendekatan integrasi fungsi. Integrasi pada Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
dasarnya memiliki tujuan untuk
mengefisiensikan materi, energi, ruang, dan A.5 Manfaat Penelitian
waktu pada bangunan. Dalam hal ini, dengan A.5.1 Manfaat bagi Akademik
banyaknya fungsi pada mixed-use, baiknya Penelitian ini diharapkan dapat memberi
mampu saling terintegrasi dengan baik sehingga kontrubusi ilmiah pada kajian arsitektur berbasis
dapat mencapai tujuan mixed-use development tipologi serupa, dan dapat menyediakan
yaitu meningkatkan penggunaan lahan. referensi baru kepada pihak peneliti lainnya.
A.5.2 Manfaat bagi Praktisi
A.2 Rumusan Masalah Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
Perumusan masalah pada penelitian ini memberi solusi desain dalam bentuk integrasi
adalah padatnya penduduk kota Jakarta yang fungsi yang sebaiknya diterapkan pada
kurang diimbangi dengan efisiensi mobilitas perancangan bangunan mixed use solusi desain
penduduknya. Salah satunya disebabkan oleh mampu menjawab tuntutan beragam fungsi dan
komponen kebutuhan pokok warga kota seperti kebutuhan (Mixed Used) mengingat terjadinya
tempat bekerja, berekreasi, berbelanja, hingga tuntutan peningkatan daya tampung bangunan,
tempat tinggal yang seluruhnya tidak saling dan juga mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
terintegrasi. Hal ini menimbulkan jarak yang digunakan secara bersamaan sehingga dapat
harus ditempuh menjadi cukup jauh dan tidak meningkatkan potensi kesinambungan antar
efisien, hingga menimbulkan kemacetan dan fungsi dalam bangunan untuk pembangunan di
kesemrawutan. Sebuah Kawasan Mixed Use DKI Jakarta yang lebih baik
vertikal yang seringkali dijadikan solusi
tersebut, juga masih belum banyak menciptakan B. KAJIAN TEORI
sistem yang komponennya dapat saling B.1 Kajian Objek: Mixed-Use
terintegrasi untuk dapat mengefisiensikan Menurut Mike Jenks dalam bukunya yang
pergerakan mobilitas pengunjungnya. berjudul “The Compact City A Suistanable
Urban From?” (1996), mixed use building
A.3 Pertanyaan Penelitian adalah proyek Real Estate yang relatif besar
Berdasarkan latar belakang dan rumusan (dengan rasio area lantai terdiri dari tiga lantai
masalah yang dihasilkan, maka dapat atau lebih) yang memiliki karakteristik tiga atau
dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian: lebih fungsi / penggunaan bangunan revenue
seperti retail, office, residential, hotel/motel dan
17
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

rekreasi – yang dalam proyek perencanaannya


akan saling berhubungan dan bergantung satu
sama lainnya. Dengan fungsi dan bentuk fisik
yang terintegrasi dari komponen proyek,
temasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong. Gambar 1. Integrasi Fungsi Horizontal
Endy Marlina dalam bukunya Perancangan Sumber: Mixed-Use Development 101: TheDesign of
Mixed-Use Buildings, Urban Land Institute, 2011
Bangunan Komersial (2008, p280), Mixed Use
Building adalah satu upaya pendekatan
Integrasi Fungsi Vertikal
perancangan yang berusaha menyatukan
Integrasi fungsi vertikal diterapkan pada
berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di
bangunan mixed-use, dapat berupa mixed-use
bagian area suatu kota ( luas area terbatas, harga
megastruktur, dengan tinggi dua hingga lebih
tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi
dari tujuh lantai, atau bangunan mixed-use
tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang
podium dan menara, dengan tinggi yang sama
kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas
akan tetapi tiap menaranya dapat memiliki tinggi
saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang
yang berbeda-beda. Pada integrasi fungsi
kuat.
vertikal, biasanya podium menjadi komponen
Secara tipologi, bangunan mixed-use dibagi
penting yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
menjadi tiga: mixed-use megastruktur, mixed-
yang berada di menara.
use podium dan menaranya, dan mixed-use
berupa bangunan-bangunan yang dihubungkan
oleh pedestrian (Dean Schwanke, 2003). Mixed-
Use Megastruktur adalah bangunan struktur
tunggal yang fungsi-fungsinya disusun dalam
lapisan-lapisan vertikal (lantai-lantai dengan Gambar 2. Integrasi Fungsi Vertikal
fungsi berbeda). Mixed-Use Podium dan Menara Sumber: Mixed-Use Development 101: TheDesign of Mixed-Use
Buildings, Urban Land Institute, 2011
terdiri dari fungsi tertentu yang berada pada
podium dan fungsi-fungsi lainnya pada beberapa
tower di atasnya. Sedangkan Mixed-Use Fungsi C. METODOLOGI
yang Dihubungkan oleh Pedestrian terdiri dari C.1 Pendekatan Penelitian Kualitatif
bangunan-bangunan yang dihubungkan dengan Metode pendekatan dalam
jalur pedestrian on-ground maupun elevated pengambilan data yang digunakan dalam
(aerial bridges atau jembatan udara). penelitian yaitu dengan pendekatan kualitatif
yaitu dengan melihat fenomena (Groat, L., dan
B.2 Kajian Tema: Integrasi Fungsi Wang, D., 2002) yang dalam hal ini mencoba
Terdapat dua jenis integrasi fungsi pada menemukan hipotesis yang terbaik dari konsep
bangunan mixed-use: Integrasi Fungsi integrasi pada tipologi Mixed Use dengan studi
Horizontal dan Integrasi Fungsi Vertikal (Urban kasus bangunan dengan tipologi sejenis, untuk
Land Institute, 2011) : kemudian diimplementasikan pada proyek
Mixed-Use di kawasan Bendungan Hilir.
Integrasi Fungsi Horizontal
C.2 Teknik Pengambilan Data
Integrasi fungsi horizontal biasanya
Hampir keseluruhan Teknik
diterapkan pada kawasan mixed-use. Pada
pengambilan data berasal dari data primer, yang
integrasi fungsi ini, mixed-use biasanya terdiri
bersifat sebagai data pokok yang diperoleh
dari bangunan-bangunan yang memiliki fungsi
langsung dari grounded research atau tinjauan
tunggal, maupun fungsi majemuk. Integrasi
lapangan ke subjek yang diteliti. Data literatur,
fungsi mixed-use horizontal masuk dalam
kajian, dan juga jurnal, juga ditelusuri sebagai
tipologi Mixed-Use Fungsi yang Dihubungkan
data penunjang penelitian.
oleh Pedestrian.

18
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

C.3 Proses Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan dengan
melakukan tinjauan langsung ke lapangan untuk
mencatat dan mendokumentasikan objek
penelitian untuk dimuat dalam studi komparasi,
yang mencakup penggunaan persamaan teori
dengan diagram, gambar, dan tabel agar
menghasilkan penelitian yang lebih terstruktur
dan sistematis. Untuk menghasilkan temuan-
temuan yang dapat diimplementasikan menjadi
kesimpulan perancangan.

D. HASIL STUDI/PEMBAHASAN
Hasil studi pembahasan diawali dengan
melakukan studi komparasi untuk kemudian
diimplementasikan ke dalam proyek Mixed Use
Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

D.1 Studi Komparasi


Untuk mengidentifikasi bentuk integrasi
fungsi dari perancangan mixed-use penelitian
dilakukan menggunakan lima aspek
perancangan bangunan menurut Kathryn
Anthony (1991) dalam bukunya yang berjudul
Design Juries on Trial yang menjelaskan 9
aspek kriteria perancangan arsitektur: Block
Plan, Site Development, Functional Planning,
Spatial Quality, Building Form, Aesthetic
Design, Structural System, Use of Material,
Environmental Control System.
Indentifikasi dilakukan melalui studi
komparasi terhadap tiga bangunan mixed-use
di Jakarta yang memiliki integrasi fungsi
serupa dengan proyek terkait, yakni integrasi
fungsi vertikal, dan juga bangunan yang
memiliki karakteristik perbelanjaan yang
serupa, yakni: f(X) Sudirman, Poins Square,
dan Rusunawa Pasar Rumput

19
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

Tabel 1. Tabel Studi Komparasi Mixed Use di Jakarta


Rusunawa Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput

(sumber: booking.com) (sumber: www.adeufi.com) (sumber: www.pu.go.id)


Blok Plan

Integrasi bangunan dengan


Berdiri di kawasan Berdiri sebagai pintu gerbang Bangunan ini berdiri di kawasan, pada umumnya
perkantoran (CBD) selatan Jakarta, yang kawasan pemukiman, yang dengan mewadahi fungsi-
Sudirman dan dikelilingi disekitarnya banyak berdiri didominasi pemukiman fungsi pada bangunan
dengan gedung-gedung kawasan pemukiman dan kelas menengah dan dengan melihat konteks
perkantoran. Sehingga juga perkantoran. Respon menengah kebawah di kawasan sekitar, yakni
integrasi dengan kawasan bangunan untuk pusat kota Jakarta. Integrasi terkait kebutuhan fungsi
yaitu dengan bangunan mengintegrasikan dengan antara bangunan dengan untuk ditampung dan
merespon fungsi hotel, kawasan sekitar yaitu dengan kawasan, yaitu mewadahi diwadahi dalam bangunan,
perbelanjaan lifestyle memperbanyak intensitas fungsi hunian vertikal terkait potensi nilai
center, dan juga apartemen fungsi apartemen (hunian), (rusun) bagi strata sosial ekonomi yang bisa
dalam satu mixed use. Pada hotel, dan juga perbelanjaan tersebut, yang digabungkan didapat, terkait
area depan ini pun terdapat Trade Center dalam satu dengan pasar modern dan aksesibilitas pencapaian,
akses terdekat (+-50m) bangunan mixed use, dengan juga akses integrasi dan juga terkait kondisi
menuju stasiun MRT terintegrasi dengan stasiun langsung dengan halte lingkungan sekitar.
Senayan. MRT Lebak Bulus melalui busway Pasar Rumput.
jembatan.
Site Development: Building Massing and Composition on Site
integrasi fungsi vertikal
lebih banyak diterapkan
pada mixed-use di Jakarta,
dengan konfigurasi
podium dan beberapa
tower. Podium pada
bangunan mixed-use diisi
Lifestyle Center sebagai Trade Center berdiri sebagai Bentuk Menara diolah oleh perbelanjaan dan
podium Apartemen 1 podium untuk menyatukan seolah-olah terdiri dari 3 parkir. sedangkan
menara Hotel 1 menara. dan menopang 2 menara massa, namun masing- menaranya diisi oleh
Kedua menara berada di yang kembar, yang diisi masing saling tersambung fungsi seperti kantor,
atas podium Komponen apartemen dan juga hotel. sehingga hanya terdiri dari hotel, maupun apartemen.
apartemen dan hotel satu tower yang menerus. beberapa tower yang
terpisah, disatukan oleh Podium diisi dengan pasar memerlukan akses khusus
pusat perbelanjaan. modern yang menopang (atau lebih privat)
tower yang berfungsi diletakkan posisi
sebagai rusun tersebut. gubahannya di sisi pinggir
bangunan / kawasan.

20
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

Site Development: Drop Off & Parking


Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput

Parkir
Perbelanjaan
Tower

Perlu diberikannya area


parkir khusus bagi tiap-
tiap fungsi yang berbeda
Bangunan ini tidak karakteristik
Parkir seluruh fungsi Parkir pengunjung mall dan
menggunakan basement pengunjungnya, khususnya
disatukan di basement. penghuni apartemen
untuk fungsi parkirnya, bagi pengunjung tetap
Namun parkiran untuk disatukan dan menyebab-kan
melainkan seluruh elemen (penghuni), dan juga
penghuni apartment pengunjung mall bebas
parkir diletakkan di bagian pengunjung tidak tetap.
diletakkan di lantai khusus. memilih tempat yang ia
belakang podium karna Area drop off khusus
Namun penghuni hotel & inginkan untuk parkir. Parkir
kapasitas yang mencukupi. penghuni harus terlihat
apartemen tetap tidak dapat penuh di hari-hari
(mayoritas penghuni rusun tegas dan jelas agar tidak
mendapatkan reserved tertentu dan seringkali terjadi
tidak memiliki mobil diakses oleh pengunjung.
parking. antrian untuk memasuki area
pribadi)
parkir.
Tidak terjadinya
Drop off disatukan semua
Drop off utama berada di pembedaan antar area
dan berada pada komponen Namun, drop off lobby kedua
area pasar, namun tetap parkir maupun drop off
perbelanjaan fungsi tersebut diletakkan
disediakan drop off yang tersebut menyebabkan
berjauhan.
mengarahkan langsung terjadinya penumpukan
menuju rusun. dan tidak menciptakan
privasi bagi penghuni.

Site Development: Open Space


Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput
Ruang terbuka pada
tipologi bangunan mixed-
use vertikal biasanya
berada di atas podium. Hal
ini sering terjadi karena
memaksimalkan KDB dan
KLB bagi bangunan
komersil tersebut.
Sedangkan pada area
permukaan tanah,
umumnya hanya berisi
area resapan untuk
memenuhi ketentuan
Ruang terbuka aktif hanya KDH.
berada di atas podium Mall
untuk mendukung fungsi Open space terletak di lantai Open space pada mixed use
Umumnya open space
hotel dan apartemen, terdiri atas podium (lantai 6). Pada ini terletak di lantai atas
yang berada di atas
dari kolam renang dan area area ini terdiri dari fasilitas podium (lantai 3), yang
podium / open space
olahraga outdoor. Namun bersama bagi penghuni menampung area interaksi
vertikal lebih dimiliki oleh
ruang terbuka lainnya apartemen dan juga hotel, penghuni rusun, dengan fungsi pada bangunan
terdapat di area depan yang juga bisa dikunjungi terdiri dari taman, fasilitas
tower (hotel, apartemen,
bangunan, sehingga tidak oleh warga umum. Bagi umum, kantin, kios, dan
kantor) yang berfungsi
terdapat pagar pembatas penghuni, untuk mencapai juga lobby rusun yang
sebagai fasilitas. Hal ini
dengan pedestrian di lantai ini harus melalui lift menjadi akses utama lift
terjadi agar penghuni
depannya, agar ruang publik tower yang sama, yang menuju unit rusun.
tower tersebut tidak perlu
tersebut terintegrasi dengan membuat penghuni hanya Namun area hanya
jauh untuk naik-turun ke
pejalan kaki yang lewat agar akan ke lantai tersebut jika ia ditujukan untuk penghuni lantai dasar.
menarik pejalan kaki agar menginginkannya. rusun saja.
masuk ke dalam bangunan.

21
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

Functional Planning: Organization


Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput

Pada podium, bagian


perbelanjaan pasar yang Fungsi yang memiliki
Podium bangunan Pada bangunan tower, fungsi- kesamaan karakteristik
fungsi yang serupa (seperti memerlukan kebutuhan
keseluruhannya diisi dengan seperti kesamaan intensitas
apartemen dan hotel sebagai floor to floor lebih tinggi,
retail dan perbelanjaan pengunjung setiap
fungsi hunian) diletakkan dapat disesuaikan oleh area
Pada bangunan tower, waktunya, karakter
ditipikal menerus secara parkir dengan membuatnya
fungsi-fungsi yang serupa kegiatannya, kebutuhan
vertikal. menjadi split level.
(seperti apartemen dan hotel ruangnya, maupun
Area hunian rusun
sebagai fungsi hunian) sirkulasi vertikalnya bisa
diletakkan di atas podium
diletakkan di tipikal dan diletakkan berdekatan,
menerus. Sedangkan fungsi baik itu secara horizontal
kantor dibuat terpisah maupun vertikal.
Functional Planning: Activity Zoning
Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput
Penggunaan bersama Penggunaan bersama: Penggunaan bersama: Semakin banyak fungsi
(umum) : − parkir kendaraan − parkir kendaraan ruang yang digunakan
− parkir kendaraan − Lift Mall digunakan − Jalur service secara bersama, akan
− fasilitas lainnya seperti bersama oleh pengunjung seluruhnya digabung semakin menimbulkan
spa, fitness center, dll hotel untuk antara penghuni rusun integrasi antar masing-
diletakkan di area Mall mengantarkan ke Lobby dan juga jalur service masing pengunjung
− Lobby Utama (untuk hotel yang terletak di pasar. maupun penghuni, karena
meeting point & Drop lantai paling atas podium, − Fasilitas ibadah akan minimbulkan
Off) hotel dan kantor agar mengarahkan Penggunaan tidak bersama: interaksi sosial.
seluruhnya digabungkan pengunjung hotel untuk − Ruang terbuka beserta
dengan lobby mall berbelanja dahulu fasilitasnya khusus Penggabungan fungsi
− Lift hotel dan apartemen sebelum ke hotel diperuntukkan bagi yang disarankan:
digunakan bersama, − Fasilitas seperti taman, penghuni rusun, − Integrasi paling
sedangkan mall, kantor, kolam berenang, fitness − Akses TOD berupa maksimal yaitu dengan
dan basement memiliki center, spa, dan restoran skybridge menuju penyatuan Lobby
lift masing-masing. − Foodcourt. Halte Busway lebih utama dan juga
− Foodcourt dialokasikan bagi penggabungan
Penggunaan tidak bersama: penghuni rusun fasilitas-fasilitas
Penggunaan tidak bersama: − Lift dari Lobby − Lift dan Lobby rusun tertentu
− Apartmen, hotel, dan Apartemen maupun tidak digunakan oleh Penggabungan fungsi
kantor tetap memiliki Lobby Parkir Apartemen pengunjung pasar. yang tidak disarankan:
lobby khusus masing- dapat mengantarkan sedangkan pada pasar − Penggunaan lift lebih
masing penghuni langsung ke tidak terdapat lift baik dimiliki oleh
− fasilitas hotel & lantai huniannya tanpa melainkan masing-masing fungsi
apartemen (restoran, melalui fungsi-fungsi menggunakan tangga. agar tidak terjadi
kolam berenang, tennis lainnya. Kemungkinan penumpukan, namun
court) tidak bisa terjadinya interaksi dengan memperhatikan
dinikmati warga umum menjadi berkurang sistem buka-tutup lift.
− pemisahan lantai parkir
bagi penghuni tetap

22
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

Functional Planning: Circulation


Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput

− seringkali seluruh
Skema Sirkulasi Penghuni Skema Sirkulasi Penghuni Skema Sirkulasi Penghuni akses sirkulasi bermula
Apartemen: Apartemen: Rusun: dari area paling publik
dan diarahkan untuk
mengunjungi area
podium dahulu (yang
umumnya diisi oleh
retail perbelanjaan)
yang menjadi
komponen penting
yang mengintegrasikan
Skema Sirkulasi Skema Sirkulasi Pengunjung fungsi lainnya
Pengunjung Hotel: Hotel:
− Akses dari fungsi
tower (yang umumnya
lebih privat) menuju
fungsi pada podium
(publik) seringkali
dibedakan
Skema Sirkulasi menggunakan kartu
Pengunjung Pasar: akses, agar tetap
menjaga keamanan
dan privasi dari
Skema Sirkulasi Penghuni Skema Sirkulasi Pengunjung penghuni pada tower.
Kantor: Mall:
− Skema terbuka-
tertutupnya lift pada
lantai-lantai tertentu
menjadi penting untuk
diterapkan pada
sirkulasi vertikal
bangunan mixed use
demi kelancaran dan
kenyamanan penghuni.

Functional Planning: Entry


Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput
Akses masuk kendaraan Akses masuk kendaraan Akses masuk kendaraan akses masuk ke dalam
dibagi dua gerbang supaya disatukan dalam satu gerbang dibagi dua gerbang yang area-area yang lebih
tidak menimbulkan karena memiliki lahan yang membedakan antara akses privat, perlu untuk tetap
kemacetan, sedangkan akses cukup luas untuk mengantri kendaraan dan akses dibuat pintu khusus demi
manusia disatukan kendaraan, sedangkan akses service. sedangkan akses keamanan (seperti kantor
seluruhnya di pintu Mall, manusia dibedakan antara pasar terletak hanya di satu dan apartemen yang
kecuali apartemen yang juga pintu Mall & Apartemen. titik, sedangkan pintu memiliki penghuni tetap
tersedia di area basement masuk menuju rusunawa setiap harinya.). Atau
bisa melalui pasar maupun apabila digabungkan, tetap
langung ke rusunawa. perlu diberikan pintu akses
alternatif.

23
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

Spatial Quality
Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput
Lebih banyak mixed used
yang mencoba untuk tidak
menonjolkan salah satu
fungsi di dalamnya agar
terlihat lebih dominan.
Umumnya hirarki-hirarki
tersebut diolah supaya
Secara hirarki ukuran, tower Secara hirarki ukuran, Secara hirarki ukuran, keseluruhan komponen
apartemen & hotel dimensi antara podium dan gubahan tower rusun yang fungsi pada mixed use
menunjukkan perbedaan tower terkesan hampir sama. masif dan dilengkapi terasa menyatu dan
yang signifikan. Secara Sehingga tidak terlihat fungsi dengan warna hijau & terintegrasi satu sama lain.
hirarki bentuk, tower tertentu yang terkesan lebih kuning yang mencolok dari Bahwasanya penting untuk
menjulang tinggi, dengan mencolok / dominan. berbagai sudut kota, lebih menegaskan kualitas
podium perbelanjaan yang Secara hirarki bentuk pun membuat fungsi yang lebih dan kedudukan sebuah
mengalami transformasi sama-sama menggunakan terlihat ditonjolkan adalah mixed use tersebut secara
bentuk subtraktif dengan bentuk persegi sebagai fungsi rusun. Sedangkan keseluruhan, tidak hanya
diberikan bentuk lingkaran geometri yang dominan. Pasar sebagai podium fungsi-fungsi tertentu nya
yang menonjol pada area Oleh karena itu, pada mixed berbentuk persegi dan saja.
ujung bangunan, membuat use ini pun tidak terlihat ada berwarna putih, dan
tidak terlihat ada fungsi fungsi yang lebih dominan. berukuran relatif jauh lebih
yang lebih menonjol satu kecil dibanding rusun.
sama lain.
Aesthetic Design
Rusuna Pasar
f(X) Sudirman Poins Square Temuan
Rumput
Hampir keseluruhan
desain mixed use
(khususnya elemen-
elemen pada fasad) sangat
mencerminkan strata kelas
bagi fungsi-fungsi di
dalamnya. Kesinambungan
ini pun terjadi pada
keseluruhan fungsi nya,
tidak hanya salah satunya
− Warna: pada keseluruhan
bangunan, warna yang − Warna: terdapat perbedaan − Warna: warna sangat saja. Elemen-elemen pada
warna untuk mempertegas didominasi oleh fasad bangunan mixed use
dominan adalah abu-abu
masing-masing fungsi bangunan tower rusun, seperti warna, geometri,
− Geometri: dominan garis-
garis vertikal dan − Geometri: tidak terlalu yakni warna hijau-kuning material, dll sangat
terlihat geometri tertentu yang berulang. merepresentasikan kesan
horizontal
yang dominan. − Geometri: geometri terintegrasi atau tidaknya
− Material: dominan kaca
dengan berbagai intensitas − Material: dominan susunan vertikal antar tiap-tiap fungsi.
alumunium komposit pada menonjol tegas dari fasad
ukuran bukaan dan Perbedaan yang tegas
podium, dan dinding bata rusun
transparan yang berbeda-
beda antar fungsi. pada apartemen. − Material: dominan antara masing-masing
− Lightning: Pencahayaan dinding bata dan beton. fungsi akan menimbulkan
− Lightning: Pencahayaan kesan desain yang tidak
buatan hanya mengandal- − Lightning: Pencahayaan
buatan pada bangunan unity, namun apabila
kan lampu dari signage, buatan hanya
lebih dominan di area masing-masing fungsi
sedangkan pada tower mengandalkan
podium perbelanjaan. memiliki desain fasad
apartemen hanya penerangan dari unit
mengandalkan penerangan rusun. yang sama persis pun akan
dari unit hunian. menimbulkan
kebingungan bagi
pengunjung.

24
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

D.2 Deskripsi Proyek

Gambar 3. Perspektif mata burung Proyek Mixed Use Benhil


Sumber: Analisa pribadi

Berlokasi di Jl Bendungan Hilir, Jakarta Pusat,


Mixed Use Benhil ini terdiri dari lima komponen
fungsi, yaitu pasar, trade center, mal, kantor, dan
juga hotel. Total keseluruhan terdiri dari 46
lantai dengan kedua massa bangunan terpisah
oleh jalan raya.
Gambar 5. Skematik studi penggunaan fungsi bersama pada
Mixed Use Benhil
Sumber: Analisa pribadi

D.4 Penerapan Integrasi Fungsi ruang pada


bangunan
Fungsi yang saling diintegrasikan:

Gambar 4. Skematik Komponen Fungsi pada Mixed Use Benhil


Sumber: Analisa pribadi
Komponen-komponen fungsi ini dipilih yang
mampu bersifat saling membutuhkan satu
sama lain sehingga dapat terjadi pemerataan
alur sirkulasi pengunjung yang kontinu / Gambar 6. Elemen-elemen integrasi pada Mixed Use Benhil
Sumber: Analisa pribadi
berkelanjutan dalam satu kawasan mixed-use.
D.3 Identifikasi fungsi ruang yang dapat
digunakan bersama antar komponen
Fungsi yang digunakan bersama pada
bangunan ini antara lain Area Parkir, fasum
fasos, fasilitas hotel & kantor, Penyatuan
entrance dan Lobby seluruh fungsi, Foodcourt
bersama, area service, open space, dan juga
Akses TOD. Sedangkan untuk sirkulasi Lift
tidak seluruhnya digunakan bersama,
melainkan diintegrasikan dengan cara sistem
pengaturan akses buka-tutup nya.

25
Prosiding Seminar Intelektual Muda #4, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Berbasis Riset Dan Karya Desain,
2 September 2020, hal: 16 - 26, ISBN 978-623-91368-2-6, FTSP, Universitas Trisakti.
ROYKHAN ABDULLAH BAWAZIR

D.5 Penerapan Integrasi Fungsi pada zona komponen lainnya.


lantai dan massa bangunan 4) Selain integrasi secara desain
Fungsi pada lantai massa bangunan yang arsitektural, komponen-komponen fungsi
saling diintegrasikan secara vertikal dan di dalam kawasan juga harus ditentukan
horizontal, yang dihubungkan melalui jalur berdasarkan keterkaitan kegiatannya satu
bawah tanah, jalur pedestrian pada lantai sama lain agar saling membutuhkan satu
dasar, melalui jembatan penghubung, dan sama lain, sehingga dapat terciptanya
juga melalui moda sirkulasi vertikal seperti kesinambungan integrasi.
lift, tangga, ramp, atau eskalator. 5) Perlu ada ruang-ruang atau lantai pada
mixed use yang menjadi area pemersatu
bagi seluruh fungsi komponen

DAFTAR PUSTAKA
Dea Nurani, 2008, “Pembentukan Ruang Transisi
Publik-Privat pada Apartemen di dalam
Kawasan Mixed-Use, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok
Gambar 7. Skema vertikal & horizontal pada Mixed Use Benhil
Sumber: Analisa pribadi Dean Schwanke, 2005, Mixed-Use Development
Handbook, Urban Land Institute,
Washington D.C.
Kathryn H. Anthony, 1991, Design Juries on
Trial: The Renaissance of the Design
Studio, John Wiley & Sons, New Jersey
Kawasan Mix-Used Diakses tanggal 4 April 2020
dari www.arsitag.com/
article/kawasan-mix-used
Gambar 8. Perpektif mata manusia Mixed Use Benhil dari Marlina, Endy. (2018), Panduan Perancangan
arah Jalan Sudirman Jakarta Bangunan Komersial, Andi Offset.
Sumber: Analisa pribadi Michael Stevenson & Davis Jeff, Design of
Mixed-Use Buildings. - Diakses tanggal 25
E. KESIMPULAN Maret 2020 dari
triangle.uli.org/event/mixed-use-
Kesimpulan dalam penulisan ini dapat development-101-the-design-ofmixed- use-
disebutkan sebagai berikut: buildings/
1) Perancangan bangunan mixed-use di Mike Jenks, 1996, The Compact City: A
Jakarta cenderung menggunakan bentuk Suistanable Urban From?, Routledge.
integrasi fungsi vertikal dengan Moh. Nazie, 2005, Metode Penelitian, Ghalia
konfigurasi podium dan menara. Indonesia, Bogor
2) Podium pada bangunan mixed-use diisi Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 135 Tahun
oleh komponen pusat perbelanjaan dan 2019 tentang Pedoman Tata Bangunan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112
parkir sedangkan menaranya diisi oleh
Tahun 2007 tentang Penataan dan
komponen fungsi yang lebih privat Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
seperti kantor, apartemen, dan hotel. Perbelanjaan dan Toko Modern
3) Komponen pengintegrasi utama pada Tjahjono, Gunawan. (2008), Firmitas, Griya
bangunan mixed-use adalah ritel Kreasi.
perbelanjaan dan juga area f&b, untuk ULI Development Handbook series, Mixed-Use
menstimulasikan pengunjung agar terus Development 101: TheDesign of Mixed-
bergerak mengunjungi komponen- Use Buildings, 2011, Urban Land Institut

26

Anda mungkin juga menyukai