Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENELITIAN

SURVEY STRUKTUR BAJA PADA BANGUNAN KANTOR CANTIKA

( Jl. ANTHONY REBOOK )

KELURAHAN . HONIPOPU – SIRIMAU

KOTA AMBON – MALUKU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

NAMA :

AXL . MATITAPUTTY (12122201190006)

GIDION . C . PORMES (12122201190029)

LAZARUS .JACOBS (12122201190048)

MIKHEN . HUKOM (12122201190051)

FITRI . MANSYUR (12122201190059)

VICARIO . PATTIRADJAWANE (12122201190071)

KAREL . Y . RUMTUTULY (12122201190078)

STEFEN . SOLEFUEY (12122201190111)

VIVIN . ANSY (12122201190120)


BASTIAN . SOAKAKONE (12122201190121)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul “SURVEY STRUKTUR BAJA PADA
BANGUNAN KANTOR CANTIKA ” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini
adalah untuk mempelajari Strutur Baja yang ada pada bangunan-bangunan di Kota Ambon khususnya
yang kelompok kita survey adalah bangunan dari Kantor Cantika
Pada kesempatan ini, kelompok kami hendak menyampaikan terima kasih kepada Mandor dari proyek
bangunan tersebut . Terlepas dari semua ini , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya .
Akhir kata kami berharap semoga hasil Laporan Penelitian kami tentang Struktur Baja dan manfaatnya
dapat memberikan manfaat bagi teman-teman kelompok lain dan kelompok kami

AMBON, 26 APRIL 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………..…………………………………………………….I


DAFTAR ISI ……………...….…………………………………………………….II

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG …………………………………………………..............1
1.2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………..1
1.3. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………….…….2
1.4. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………………….…….2
1.5. PEMBATASAN MASALAH ……………………………………………….………3

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BAJA ………………………………………………………………….5
B. SIFAT-SIFAT BAJA ………………………………………………………………….7
C. JENIS-JENIS BAJA ………………………………………………………………….9
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA …………………………………………..11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………14
B. SARAN ……………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………15
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Konstruksi baja merupakan salah satu alternatif yang mulai diminati oleh orang-orang pada
masa ini. Pemakaian bahan yang terbilang lebih sedikit daripada beton namun memiliki
kekuatan yang tidak kalah dari beton. Serta waktu pengerjaan yang bisa lebih cepat daripada
menggunakan bahan beton.Konstruksi baja yang paling banyak diminati adalah konstruksi
atap yang menggunakan bahan ringan. Rangka atap yang dibentuk dengan baja ringan
adalah rangka atap trusskarena memiliki batang yang cukup banyak sehingga penyebaran
beban yang luas dan bisa mereduksi beban yang dipikul oleh batang tertentu. Namun
memerlukan bahan yang cukup banyak. Sedangkan atap monoframe memiliki penyebaran beban
yang kecil, hanya tertumpu pada beberapa batang saja sehingga kebanyakan untuk rangka ini
diperlukan baja dengan kekuatan yang tinggi dan biasanya menggunakan baja gilas panas yang
memiliki kekuatan tinggi dan berat yang besar.

Menggunakan struktur rangka baja dapat memaksimalkan tinggi ruang karena


kebutuhan dimensi yang lebih kecil. Tinggi ruang akan dapat lebih dimaksimalkan jika
MEP ( Mekanical, Electrical & Plumbing Engineering) dapat menembus balokstruktur, karena
tinggi ruang bersih tergantung dari tinggi plafon yang berfungsi menutupi balok struktur dan
MEP. Jika MEP dapat menembus balok struktur, tentu dapat membantu mengurangi
penurunan plafon namun dengan adanya lubang pada balok struktur akan mempengaruhi
kapasitas balok.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja kelebihan dan kekurangan baja sebagai bahan bangunan?
2. Apa saja jenis-jenis profil baja?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasakan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan baja sebagai bahan bangunan.
2. Mengetahui apa saja sifat mekanik pada baja.
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis profil baja.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, Adapun manfaat dari penelitian
tersebut yaitu :
1.Dapat memberikan informasi tentang perbandingan biayadan analisisrangka atap baja bentuk
pelanadan limasan
2.Penelitimendapat pengetahuan dan persiapan tambahan untuk menghadapi dunia kerja
terutama yang berhubungan dengan rangka atap baja ringan
3.Dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau acuan bagi konsultan perencana, kontraktor,
praktisi, akedemisi dan bagi para peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk
melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan rangka atap baja ringan.

1.5 BATASAN PENELITIAN


Dalam penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah agar penelitian dapat terfokus
dan terarah sehingga penelitian ini bisa lebih maksimmal. Adapun batasan masalah dalam
penelitian yaitu :
1.Lokasi penelitian tersebut di Jln.Anthony Reebok , Kel . Honipopu – Sirimau
( KOTA AMBON )
2.Menganalisis kekuatan struktur baja
3.Analisis komponen-komponen yang ada pada struktur baja

Dalam Tugas Akhir yang membahas tentang “Perencanaan StrukturBangunan


Gudang Menggunakan Material Baja” memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1.Perencanaan yang akan dihitung adalah struktur gudang tipe portal kaku(gableframe).
2.Peraturan yang digunakan antara lain :
Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung(PPPURG1987).
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 1726:2012).
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung(SNI03–1729–2002).
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAJA

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom (chromium),
nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat
atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya
10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat
diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi
proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering digunakan dalam perlengkapan Stainless
Steel untuk industri makanan.

B. SIFAT BAJA
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

- Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
- Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.

- Kekenyalan / keliatan (tenacity)


Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa
menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk
jangka waktu pendek

- Kemungkinan ditempa (maleability)


Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah bentuknya
- Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya.

- Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

C. JENIS- JENIS BAJA


Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :
1. Baja karbon (Carbon steel)
Baja karbon terdiri atas :
a. Baja karbon rendah (low carbon steel) Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30%
C)Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin Penggunaannya:
b.0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
c.0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
d. Baja karbon menengah (medium carbon steel )
· Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
· Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:

Ø 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.


Ø 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
Ø 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges.
Ø Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan
dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C

2. Baja Paduan (Alloy steel)


Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
· Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
· Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
· Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
· Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:


a) Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b) Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
c) High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel)
&high speed steel.
· Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese,
molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja
maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih
keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
· High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills,
reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat
potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding
dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon
steel
Selain jenis-jenis baja di atas juga terdapat jenis – jenis baja lainnya antara lain :
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
· Baja tahan garam (acid-resisting steel)
· Baja tahan panas (heat resistant steel)
· Baja tanpa sisik (non scaling steel)
· Electric steel
· Magnetic steel
· Non magnetic steel
· Baja tahan pakai (wear resisting steel)
· Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
· Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
· Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
· Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
· Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
· Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA
Kelebihan Baja sebagai Material Struktur antara lain :
1.Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban mati akan
kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan bangunan
dengan kondisi tanah yang buruk.
2.Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur beton
bertulang.
3. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain karena
baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Momen inersia
untuk penapang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton
bertulang.
4. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan pengecatan sama
sekali.
5.Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan mengalami
pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan.
Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-
1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh pertama,
sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya. Beban normal yang
bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada
beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut
sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas
sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
6.Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini
merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima
deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk menyerap
energi dalam jumlah yang cukup besar disebuttoughness.
7.Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang baru maupun
seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan jembatan baja seringkali
diperlebar.
8.Lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:
a) Kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,
b) Cpat dalam pemasangan,
c) Dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
d) Kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
e) Masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur.
f) Adaptif terhadap prefabrikasi

Kelemahan Baja sebagai Material Struktur


Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah ini.

1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan
udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran


Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat menjadi
pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi
perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI
03-1729-2002.
3. Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadapbuckling (tekuk).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per satuan berat dan
jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu
digunakan untuk memperkuat kolom terhadapbuckling.

4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu dilakukan
pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat terjadi
pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperatur yang sangat
rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi
bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan 1,67 %
(maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja paduan dan
baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses
konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).

B. SARAN
a. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman pada
faktor kamudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi
ekonomisnya.
b. Maraknya supplier atau produksi atap baja ringan nampaknya merupakan evolusi atau
perubahan seiring berkembangnya teknologi pada saat ini dimana manusia berfikir untuk
melakukan perubahan serta perkembangan untuk kemajuan teknologi tersebut dengan berbagai
hal pertimbangan termasuk dampak lingkungan, efisiensi serta keuntungan yang diperoleh
didalamnya.
c. Perlu di perhatikan ketika menggunakan baja sebagai bahan struktur, pekerjaan baja harus
di perhitungkan dengan matang, karena jika tidak kualitas baja menurun.
DAFTAR PUSTAKA

https://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/
http://bestananda.blogspot.co.id/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai.html
http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-konvertor.html
LAMPIRAN

1. (Gambar Column:Struktur Utama Yang Menahan Beban Vertikal Dari Rafter ke


Pondasi
2. ( Gambar Beam : Balok Horisontal Struktural )
3. ( Gambar Denah Bangunan Kantor Cantika )
4. ( Gambar Hasil Dokumentasi Kelompok 2 bersama Ibu Dosen Struktur Baja )

Anda mungkin juga menyukai