Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PENGETAHUAN BAHAN KONSTRUKSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 NIM
1. MUHAMAD JONNY AMRULLAH ( 2411181167 )
2. REFAN ADJI FIRMANSYAH ( 2411181168 )
3. DEDI SYARIF HIDAYATULLOH ( 2411181169 )
4. QOBUS MUBAROK TAQIY ( 2411181170 )
5. LEONARDO SIHOMBING ( 2411181171 )
6. KHOIRUNNISAH ( 2411181172 )
7. DONI FIRMANSYAH ( 2411181173 )

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2018

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, Karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas 3 Materi tentang Baja, yang pertama
tentang Sifar Mekanisme Baja, yang kedua tentang Spesifikasi Baja, dan yang ketiga
tentang Pengendalian Mutu Baja.
Kami harapkan dengan terselesaikannya makalah ini, kita menjadi tahu apa saja
Karakteristik Baja yang selama ini digunakan dalam pembangunan Sarana dan
Prasarana. Rasa terimakasih juga kami sampaikan kepada para team pembuat makalah
ini, juga kepada dosen kami Bapak. Xbal Meiprastyo, ST., M.Eng.

Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi kita
khususnya pambaca dalam mempelajari 3 Spesifikasi baja.

Bandung, 10 Oktober 2018


Penyusun,

Team Sans Kelompok 2

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………......

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….....

1.1 Latar Belakang ………………………………………...……..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………....

2.1 Sifat Mekanisme Baja ...............................................................


2.2 Spesifikasi Baja .........................................................................
2.3 Pengendalian Mutu Baja ...........................................................

BAB III PENUTUP …………………………………………………….

3.1 Kesimpulan ………………………………………….............


3.2 Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..................................

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Pengertian Baja

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur


paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon pada baja
dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau
lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya 10,5%
Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum). Stainless Steel sering digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.

B. Sifat Baja

Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

-  Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
- Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya pembebanan
ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
- Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa
menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk
jangka waktu pendek
-  Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah bentuknya

-  Kemungkinan dilas (weklability)


Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak memakai
bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
-  Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 SIFAT MEKANISME BAJA

Sifat mekanisme baja structural yang digunakan dalam perencanaan harus sesuai
dengan standar minimum yang diberikan pada table di bawah ini

Jenis baja Tegangan putus Tengangan leleh Perengang minimum


minimum minimum
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen


lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya.
Pada baja terdapat beberapa unsure yang selalu ada pada baja diantaranya: 
•Karbon               
•Mangan
•Fosfor
•Sulfur 
•Silikon
•Oksigen
•Nitrogen 
•Aluminium
 Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk
membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya: 
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras Baja karbon ini dikenal
sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian
misalnya sabit dan cangkul. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Karakteristik Baja sebagai Bahan Struktur

•Apakah karakteristik baja sebagai bahan struktur? Baja sering kali dimanfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan suatu struktur bangunan.  Baja dikenal sebagai material yang
kuat, memiliki keuletan, dan kekerasan yang baik. Selain itu, baja juga mempunyai mutu yang
seragam serta proses instalasinya lebih mudah.
•Sebagai bahan struktur, baja memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
material-material lainnya. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari segi fisik maupun mekanis.
Berdasarkan fisiknya, baja mempunyai beberapa karakteristik yang meliputi berat, berat jenis,
daya hantar panas, dan konduktivitas listrik. Sedangkan karakteristik baja menurut dari segi
mekanis antara lain :
CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 2
Kekuatan (Power)

•Karakteristik utama yang dimiliki oleh baja adalah kekuatannya. Baja mempunyai kuat
tarik yang sangat baik. Hal ini membuat baja yang diberikan beban akan cenderung mengalami
perubahan bentuk (deformasi). Perubahan tersebut menyebabkan timbulnya regangan (strain)
dengan besar sesuai deformasi per satuan panjang. Sedangkan regangan menimbulkan
terjadinya tegangan (stress) di dalam baja.
•Baja juga mempunyai karakteristik berupa regangan elastis yang terjadi apabila beban
yang menyebabkan regangan dilepaskan ketika baja belum mengalami perubahan bentuk, baja
akan kembali ke bentuknya semula. Perbandingan antara tegangan dan regangan dalam
keadaan elastis disebut modulus elastisitas (modulus young). Ada tiga macam tegangan pada
baja yaitu tegangan elastis, tegangan leleh, dan tegangan plastis.
Keuletan (Ductility)
•Keuletan adalah kemampuan baja untuk melakukan deformasi sebelum terputus. Faktor
yang mempengaruhinya yaitu regangan (strain) yang bersifat permanen sebelum baja terputus.
Adapun besar keuletan ini berhubungan dengan sifat yang bisa dilakukan terhadap baja. Untuk
mengetahui besar keuletan baja, Anda bisa melakukan serangkaian uji coba, terutama uji tarik.

Kekerasan (Hardness)

•Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap besarnya gaya yang bisa menembus


permukaannya. Kekerasan ini memegang pengaruh yang sangat besar terhadap kekuatan yang
dimiliki oleh baja. Uji coba terhadap kekuatan bisa dilaksanakan menggunakan metode
rockwell, brinell, ultrasonic, dan lain-lain.

Ketangguhan (Toughness)

•Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang mampu diterima oleh baja
hingga terputus. Semakin kecil ketangguhan yang dimiliki oleh suatu baja, maka karakteristik
baja tersebut akan semakin rapuh. Baja yang tangguh akan mendukung keselamatan
penggunanya. Ketangguhan baja bisa diketahui melalui uji coba dengan memberikan pukulan
(impact) secara tiba-tiba.

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 3
2.2 SPESIFIKASI BAJA

Ini adalah daftar standar ASTM International . Penandaan standar biasanya terdiri dari


awalan huruf dan nomor yang ditetapkan secara berurutan. Ini dapat secara opsional diikuti
dengan tanda pisah dan dua digit terakhir dari tahun di mana standar diadopsi. Surat awalan
sesuai dengan subjek berikut:
A = Besi dan Baja
B = Bahan Logam Nonferrous
C = Keramik, Beton, dan Bahan Batu
D = Bahan Lain-lain
E = Miscellaneous Subjects
F = Bahan untuk Aplikasi Tertentu
G = Korosi, Deteriorasi, dan Degradasi Bahan
Daftar ini dapat mencakup standar saat ini atau ditarik kembali. Standar yang dicabut telah
dihentikan oleh komite sponsornya. Suatu standar dapat ditarik dengan atau tanpa penggantian.

Spesifikasi ASTM International untuk persyaratan standar daftar tabung baja untuk tabung
boiler dan pemanas super, tabung layanan umum, tabung baja dalam layanan kilang, penukar
panas dan tabung kondensor, tabung mekanis dan struktural.

1. Pipa Besi

Spesifikasi ASTM Pipa :


 A53 - A53 / A53M-99b - Spesifikasi untuk Pipa, Baja, Hitam dan Hot-Dipped, Seng
berlapis, Dilas dan Seamless
 A74 - A74-98 - Spesifikasi untuk Pipa dan Fitting Tanah Besi
 A106 - A106-99e1 - Spesifikasi Pipa Baja Baja Seamless untuk Layanan Temperatur
Tinggi
 A126 - A126-95e1 - Spesifikasi untuk Tuang Besi Grey untuk Katup, Flensa, dan Pipa
Fittings
 A134 - A134-96 - Spesifikasi untuk Pipa, Baja, Electric-Fusion (Arc) -Welded (Ukuran
NPS 16 dan Over.

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 4
2. Tabung Baja

Spesifikasi ASTM Tabung Baja :


Superheater, Boiler dan Aneka Tabung:
 A178 - A178 / A178M-95 - Spesifikasi Baja Karbon Pelindung Resisten Listrik dan
Tabung Baja Karbon Mangan dan Tabung Superheater
 A179 - A179 / A179M-90a (1996) e1 - Spesifikasi untuk Heat-Exchanger Heat-Exhaust
Steel-Karbon Dingin yang Baru dan Pengganti Kondensor Tabung
 A192 - A192 / A192M-91 (1996) e1 - Spesifikasi Tabung Baja Tebal Tanpa Baja untuk
Pelayanan High-Pressure
 A209 - A209 / A209M-98 - Spesifikasi untuk Tabung Baja Padat Molibdenum
Seamless Carbon dan Tabung Superheater
 A210 - A210 / A210M-96 - Spesifikasi untuk Boiler Baja Karbon Menengah dan
Tabung Superheater
Heat-Exchanger dan Condenser Tubes
 A179 - A179 / A179M-90a (1996) e1 - Spesifikasi untuk Heat-Exchanger Heat-Exhaust
Steel-Karbon Dingin yang Baru dan Pengganti Kondensor Tabung
 A213 - A213 / A213M-99a - Spesifikasi untuk Aluminium Seamless dan Austenitic
Alloy-Steel Boiler, Superheater, dan Heat-Exchanger Tubes
 A214 - A214 / A214M-96 - Spesifikasi untuk Heat-Existance-Electric Heat Exchanger
Heat-Exchanger dan Condenser Tubes
 A249 - A249 / A249M-98e1 - Spesifikasi untuk Boiler Baja Austenitik Welded,
Superheater, Heat-Exchanger, dan Condenser Tubes
 A498 - A498-98 - Spesifikasi untuk Tabung Tabung Baja Padat Tanpa Baja dan Baja
Lemah, Feritik, dan Austenitik Paduan dengan Sirip Integral.

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 5
3. Tabung Struktural

 A500 - A500-99 - Spesifikasi untuk Pembentuk Tabung Baja Terluar dan Pelapis Baja
Tanpa Kedinginan dengan Rear dan Bentuknya
 A501 - A501-99 - Spesifikasi untuk Pembentuk Tabung Baja Terformat Baja Terformat
dan Baja Tanpa Air
 A847 - A847-99a - Spesifikasi untuk Pembentuk Dingin Terluar dan Kekuatan Tinggi
Tanpa Kedap, Tabung Struktural Alloy Rendah dengan Perlakuan Korosi Atmosfer yang
Disempurnakan
 A618 - A618-99 - Spesifikasi untuk Pembentuk Struktural Paduan Terowongan dengan
Pasokan Terluar dan Tanpa Kabel –

Tabung Mekanik

 A511 - A511-96 - Spesifikasi untuk Tabung Baja Stainless Steel Seamless


 A512 - A512-96 - Spesifikasi untuk Cold-Drawn Buttweld Carbon Steel Mechanical
Tubing
 A513 - A513-98 - Spesifikasi untuk Karbon Perlindung Resistensi Listrik dan Alloy
Steel Tubing
 A519 - A519-96 - Spesifikasi untuk Baja Seamless dan Alloy Steel Steel Tubing
 A554 - A554-98e1 - Spesifikasi untuk Tabung Baja Stainless Steel Welded –

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 6
4. Alat Kelengkapan Las

 A234 - A234 / A234M-99 - Spesifikasi untuk Pipa Fitting Baja Karbon Tempa dan
Paduan Baja untuk Layanan Suhu Sedang dan Tinggi
 A403 - A403 / A403M-99a - Spesifikasi untuk Pipa Baja Austenitik Tempa Stainless
Steel
 A420 - A420 / A420M-99 - Spesifikasi untuk Pipa Fitting Baja Karbon Tempa dan Baja
Paduan untuk Layanan Suhu Rendah
 A758 - A758 / A758M-98 - Spesifikasi Alat Pengelasan Butir-Welding Steel Tempa-
Baja dengan Ketebalan Tahan yang Lebih Baik
 A774 - A774 / A774M-98 - Spesifikasi untuk As-Welded Temporary Austenitic
Stainless Steel Fittings untuk Layanan Korosif Umum pada Suhu Rendah dan Sedang -

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 7
2.3 PENGENDALIAN MUTU BAJA

Korosi adalah penurunan mutu dari peralatan logam. Secara umum korosi dapat
digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya atau keserbanekaanya, baik secara
mikroskopis maupun makroskopis. Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya.

B. MACAM-MACAM JENIS KOROSI DAN PENYEBABNYA

I. Korosi Atmosfer

Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya
metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :
· Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,
· Suhu
· Kelembapan kritis
· Arah dan kecepatan angin
· Radiasi matahari
· Jumlah curah hujan

II. Korosi Galvanis


Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial
dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari metal kurang
mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia
berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi
dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumur karat
(Surface Attack) atau serangan karat permukaan.

III. Korosi Regangan


Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi batas
ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau stress corrosion
cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadinya/spontaneous), regangan
biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan seperti bentukan
dingin atau merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti pengelingan, pengepresan dan
lain-lain.

IV. Korosi Celah


Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan lektrolit (air yang
pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar
celah yang basah dengan air yang lebih banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah
dalam celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga akibatnya bersifatanodic.

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 8
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam celah
cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama kering. Celah
ini sangat banyak pada konstruksikaroseri kendaraan karena fabrikasinya menggunakan
pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis yang disusun secara
bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan celah-celah.

V. Korosi Arus Liar

Korosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak disengajapada suatu
konstruksi baja, yang kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip
serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja pada suatu
konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus. Pada titik dimana
arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan karat yang cukup serius sehingga dapat
merusak konstruksi tersebut.

C. PENCEGAHAN KOROSI

Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun dapat
dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif
yang diakibatkannya. Berikut contoh pengendalian/pencegahan korosi :

1. Pengendalian korosi secara umum, yaitu :

a. Mencegah kontak dengan oksigen dan air


Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi
tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang
tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang
kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat
hancur di tanah.

b. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)


Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat
terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi
oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda,
dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum
habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan
logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

c. Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan
air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
besi terhadap korosi.

d. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.


Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 9
e. Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode.

f. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).


Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.

g. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).


Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.

h. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).


Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

BAB III PENUTUP


CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG 10
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA 11
CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG
https://www.google.co.id/search?
q=pipa+besi&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiN2pmO0ezd
AhVYaCsKHdSWBJoQ_AUIDigB&biw=1366&bih=657#imgrc=20p4AgFgmmA5SM:

https://www.google.co.id/search?
q=tabung+baja&safe=strict&rlz=1C1CHFX_enID785ID786&source=lnms&tbm=isch&s
a=X&ved=0ahUKEwju_8Kfy-
3dAhVGcCsKHQDPDeYQ_AUIDigB&biw=1366&bih=657#imgrc=k4l57H3pBi6QoM:

https://www.google.co.id/search?
q=Tabung+Struktural&safe=strict&rlz=1C1CHFX_enID785ID786&source=lnms&tbm=
isch&sa=X&ved=0ahUKEwi8iPLDzO3dAhXFv48KHXdwCmsQ_AUIDigB&biw=1366&
bih=657#imgrc=tDsfYiIy2-JTiM:

https://www.google.co.id/search?
q=Tabung+mekanik&safe=strict&rlz=1C1CHFX_enID785ID786&source=lnms&tbm=is
ch&sa=X&ved=0ahUKEwiy0Nmxze3dAhVLqo8KHWmrBzcQ_AUIDigB&biw=1366&bi
h=657#imgrc=Y9BqJGpq15C1DM:

_____________________Makalah Jonny Team Sans_____________________________

_________________________Buku Perpus Unjani______________________________

CIMAHI Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, 40285 Indonesia BANDUNG

12

Anda mungkin juga menyukai