Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK BAJA

Disusun Oleh :

Nama : Susdiyarto Dimas


Nim : 1741320043
Kelas : 1 MRK 2

\
PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah me
mberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Prak
tek Baja ini.
Terselesaikannya laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Joko Setiono, ST, MT selaku dosen pembimbing praktek baja yang me
mberikan arahan pada saat praktek.
2. Teman-teman 1mrk2
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik d
ari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan peng
alaman. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat me
njadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam pelaksanaan Praktek Baja dan perbaikan u
ntuk masa yang akan datang.

Penyusun

Susdiyarto Dimas
NIM. 1741320043

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………....……..

DAFTAR ISI…………………………………………………………..…….

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..……………

BAB II DASAR TEORI………………………………………………...……

BAB III LANGKAH KERJA………………………………………………...

BAB IV LAPORAN HARIAN……………………………………………....

BAB V GAMBAR KERJA…………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………….......................................................

1.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sejak ditemukannya besi dan baja sebagai bahan alternative pengganti bahan
kayu/ bambu, maka dalam perkembangannya telah sedemikian cepatnya telah me
nggeser kebutuhan akan bahan kayu di masyarakat. Dalam perkembangannya tela
h ditemukan juga besi paduaan dengan unsur logam lain yang memiliki kekuatan
dan kemudaahan dalam pengerjaan, hingga penemuaan las yang sekarang semaki
n berkembang.

Kebutuhan tenaga juru las di dalam dunia industri kostruksi terutama teknik s
ipil masih sangat terbuka luas, selain pemakaian bahan baja yang semakin mengg
antikan bahan alam (kayu) yang semakin hari semakin menipis persediaannya. Po
liteknik sebagai lembaga vokasi dalam mata kulaih praktek kerja baja secara prof
essional hendak mencetak tenaga yang siap menempati posisi kerja sesuai dengan
kebutuhan, terutama tenaga kerja juru las.

1.2 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat:

a. Pengetahuan bahan baja

b. Pengetahuan metode penggunaan peralatan kerja manual, mesin tangan


(portable) dan mesin permaen lainnya
c. Pengetahuan dasar-dasar las oxyacetylene dan las listrik
d. Pengetahuan tentang dasar-dasar sambungan las
e. Aplikasi dari pekerjaan baja
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.3 Dasar Teori


Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama da
n karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dal
am peningkatan performan.
Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menja
di keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur
mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ru
ang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.

1.4 Manfaat
Banyak manfaat yang dapat diambil dari praktek baja tersebut,
diantaranya yaitu:
a. Untuk mengetahui berbagai macam perkakas yang digunakan saat
mengolah baja.
b. Menambah pengetahuan tentang bagaimana cara menggergaji, mengelas,
menekuk, dan membuat sambungan antar plat dengan las listrik.
c. Belajar untuk bisa memperkirakan target pembuatan dengan waktu yang
disediakan.

1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan praktek kerja baja ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu didalam ruan
gan yaitu pekerjaan bangku, sambungan dan diluar ruangan yaitu pemasangan ko
ntruksi baja. Untuk pekerjaan didalam ruangan meliputi

1. Penyelesaian profil baja

2. Pengerjaan sambungan-sambungan baja


BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan bebera
pa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisa
r antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada d
alam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nit
rogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk memb
edakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.[1] Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa did
apatkan. Fungsikarbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan menceg
ah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini d
ikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralat
an pertanian misalnya sabit dan cangkul.

2.2 Sejarah baja


Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang unt
uk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris p
ada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumla
h jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – bal
ok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk batan
g – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai ra
ntai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan conto
h pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales y
ang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tub
ular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70
m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada ko
nverter Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas peng
gunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja tel
ah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang teruta
ma. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai
dengan 100 000 pounds per squareinch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah ters
edia untuk berbagai keperluan struktural.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.
 Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
 Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut sela
ma 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses pel
eburan besi mulai diketahui secara luas.
 Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria ju
ga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa ar
ya.
 Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
 Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
 Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja.
 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pad
a 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

2.3 Sifat-sifat Baja


Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur uta
ma dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak be
rperan dalam peningkatan performan.

Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat
menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah
struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik
berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.

2.3.1 Sifat Baja yang Menguntungkan


1. Mudah didapat dipasaran
2. Tersedia bentuk dan ukuran yang bervariasi
3. Memiki kekuatan yang lebih dibanding bahan lain.
4. Dimensi lebih ramping, untuk bentang panjang dibentuk rangka baja.
5. Tahan lama dan mudah dalam perawatan.
6. Lebih ekonomis untuk bangunan jangka panjang

2.3.2 Sifat Baja yang Merugikan


1. Biaya awal lebih mahal.
2. Rentan/ cepat rusak terhadap perubahan cuaca, mudah berkarat
3. Tampak kurang artistic atau kurang alami.
4. Cepat rusak oleh pengaruh suhu luar/ kelembaban udara
5. Tidak mudah dibentuk sesuai kecuali bentuk tertentu.

Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh,
sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik at
au batas patah TB, yaitu apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer T
v, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus bebe
rapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bert
ambah kadar ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, ya
ng terjadi pada sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu re
gangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempeng
aruhi sifat – sifat baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membeda
kannya, jenis – jenis baja diberi nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang
dijamin dan yang terendah pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setia
p jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.

Nama Job Praktek : Merakit Bangunan Baja


Hari/ tanggal : Selasa, 29 Maret 2016
Sifat Praktek : Kelompok
1.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
1.2. Bahan
1. Kolom rangka baja 7,3cm x 11.5cm
2. Skor pengaku
3. Kuda-Kuda
1.3. Peralatan
1. Baut 8mm
2. Mur 8mm
3. Tang serba guna
4. Engkol 24
5. Engkol 12
6. Scafolding 2 set
7. Ket walk 2
1.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Memahami gambar serta arahan Instruktur
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Merakit/memasang plat pada kolom ke splendes, pemasangan harus sesuai de
ngan lubang splendes pada plat
4. Mempererat plat dengan splendes dengan mur
5. Gunakan engkol untuk mempererat mur agar lebih mudah
6. Step 1-5 dilakukan pada setiap pemasangan kolom, agar kolom tegak
7. Memasang skor pengaku antar kolom agar kolom tidak goyang
8. Mempererat skor pengaku dengan baut dan mur
9. Gunakan engkol untuk mempererat mur dan baut
10. Memasang kuda-kuda, sesuaikan lubang plat pada kuda-kuda dengan lubang
plat pada kolom, agar pemasangan baut dan mur sesuai dan kuda-kuda tidak r
oboh
1.3. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Pemasangan kolom harus sesuai dengan plendes yang sudah ada pada tempa
t
2. Pemasangan plat kolom ke splendes, skor pengaku, kuda-kuda membutuhka
n waktu yang cukup lama. Karena kode pada bahan praktek tidak ada dan m
ahasiswa harus menyesuaikan terlebih dahulu pemasangan yang pas pada ob
jek.

Nama Job Praktek : Pengecekan Pekerjaan


1. Kesikuan
2. Kedataran
3. Ketegakan kolom
Hari/ tanggal : Rabu, 30 Maret 2016
Sifat Praktek : Kelompok
1.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
1.2. Bahan
1. Rangka Baja
2. Kolom 7,3cm x 11,5cm
3. Balok splendes 20,4cm
1.3. Peralatan
1. Benang
2. Selang air
3. Rol meter
4. Unting-unting
5. Spidol
1.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Kesikuan
 Mempersiapkan alat dan bahan
 Melakukan pengecekan kesikuan
 Kesikuan kolom diukur dengan menyambungkan tali antar kolom yang tata le
taknya menyiku/menyudut 90°
 Ukur tali menggunakan rol meter dengan perbandingan phytagoras 3:4:5
 Perbandingan 3:4:5 digunakan untuk menghitung siku antar tali yang diikat k
e kolom yang menyiku
 Pengukuran siku dilakukan dari bawah tali agar tidak mengenai tali sehingga
posisi tali berubah
 Tali 1=30cm, tali 2=40cm tali 3=50cm. Selanjutnya mengukur antar titik tali
yang sudah diukur, jika perbandingan 3:4:5 maka ukuran antar titik tali yang
sudah diukur ialah 50 cm
2. Kedataran
 Mempersiapkan alat dan bahan
 Melakukan pengukuran menggunakan selang air
 Selang air dipasang pada 2 sisi letak baja
 1 sisinya digunakan sebagai acuan, 1 sisinya digunakan untuk pengukuran ho
rizontal
 Datar tidaknya bangunan baja bias dilihat dari selang air yang pada 1 sisi, kar
na sisi yang satu digunakan sebagai acuan
 Jika air pada selang turun maka bahan kerja terlalu tinggi, jika air selang naik
maka bahan kerja rendah, tapi apabila air 1 sisi sama dengan 1 sisi acuan mak
a alat kerja tersebut datar
3. Ketegakan
 Mempersiapkan alat dan bahan
 Ketegakan dilakukan menggunakan alat unting-unting
 Mengukur satu sisi samping dan depan pada kolom
 Saat pengukuran, alat tidak terlalu dekat dengan kolom untuk mengetahui ket
egakan pada kolom
 Kemiringan dapat diketahui dengan jarak benang dengan kolom dan diukur d
engan rol meter
1.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Kesikuan
 Kolom 1 siku
 Kolom 3 siku
 Kolom 4 tidak siku
 Kolom 6 siku
2. Kedataran
 Kolom 1 & 2 tidak datar, 1cm air naik
 Kolom 1 & 3 tidak datar, 0,5cm air naik
 Kolom 3 & 4 tidak datar, 1cm air naik
 Kolom 3 & 5 tidak datar, 0,5cm air naik
 Kolom 3 & 6 tidak datar, 1,4cm air turun

3. Ketegakan
 Kolom 1 tidak tegak, selisih 0,8cm
 Kolom 2 tidak tegak, selisih 1cm
 Kolom 3 tidak tegak, selisih 1,5cm
 Kolom 4 tegak
 Kolom 5 tidak tegak, selisih 0,7cm
 Kolom 6 tidak tegak, selish 1,1cm

Nama Job Praktek : Pemasangan Atap


Hari/ tanggal : Kamis, 31 Maret 2016
Sifat Praktek : Kelompok
3.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
3.2. Bahan
1. Gording 600cm x 7cm
2. Seng 310cm x 50cm
3. Bendrad
4. Mur
5. Baut
6. Kayu 5/7 2m
7. Paku payung
3.3. Peralatan
1. Tang serba guna
2. Palu biasa
3. Engkol 12
4. Gergaji besi
5. Rol meter
6. Scafolding 2 set
7. Ket walk 2
3.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Pemasangan gording diletakan diatas kuda-kuda
3. Eratkan gording dengan mur dan baut
4. Pasangkan gording sebanyak 6 buah. 3 sisi sebelah kanan dan 3 sisi sebelah
kiri
5. Hubungkan gording kegording dengan skor pengaku besi penghubung untuk
memperkuat/mempererat antar gording agar lurus
6. Eratkan skor pengaku besi penghubung dengan mur
 Pemasangan Atap
1. Memotong seng dengan ukuran 310cm x 50cm
2. Meletakan kayu pada gording
3. Eratkan kayu dengan bendrad
4. Letakan atap seng secara berurutan tanpa ada celah antar atap
5. Satukan atap seng dengan kayu menggunakan paku payung
3.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Saat pemasangan gording harus menyesuaikan lubang baut pada kuda-kuda.
Jika tidak sama, pemasangan harus dilakukan dengan mencari gording yang
sama dengan baut pada kuda-kuda
Nama Job Praktek : Latihan Dasar Kerja Bangku (Gergaji dan Bor)
Hari/ tanggal : Senin, 04 April 2016
Sifat Praktek : Individu
4.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan m
emahami teknik pekerjaan pada baja, dan teknologi baja.
4.2. Bahan
1. Baja siku 10,5cm x 4,75cm (40.40.4)
4.3. Peralatan
1. Gergaji besi
2. Goresan
3. Meja Penjepit
4. Penggaris besi
5. Mata bor besar 11mm
6. Mata bor kecil 6mm
7. Mesin bor
8. Penitik
9. Palu biasa
4.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Menggambar pola pada besi
3. Tandai pola dengan goresan dan penggaris
4. Jepit besi siku pada meja penjepit dengan posisi yang sesuai polayang akan di
gergaji
5. Gunakan gergaji besi untuk menggergaji besi siku sesuai dengan pola
6. Beri oli/minyak pada besi siku yang akan digergaji untuk memudahkan prose
s penggergajian
7. Untuk pengeboran, penggambaran digambar dengan alat gores
8. Gunakan mesin bor untuk mengebor besi siku yang sudah digambar. 2 lubang
bor 11mm, dan 1 lubang bor 6mm pada ukuran mata bor
9. Bersihkan plat dari sisa pengeboran
4.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Penggergajian dan pengeboran dilakukan pada setiap satu sisi
Nama Job Praktek : Las Asitelin
Hari/ tanggal : Senin, 04 April 2016
Sifat Praktek : Individu
5.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
5.2. Dasar Teori
Proses pengelasan asetilin atau oxyacetylene welding (OAW) menghas
ilkan api dengan panas sekitar 3200º Celcius. Api ini cukup panas untuk melebu
r kebanyakan logam yang digunakan di pabrik-pabrik pekerjan logam. Karena di
kerjakan secara manual, operator las harus mampu bukan hanya dalam mengontr
ol blow pipe (pipa hembusan) dan batang filter, tetapi juga dalam memasang, m
engatur dan menggunakan peralatannya dengan benar.
Diperlukan juga pengetahuan tentang bahan logam yang akan disambu
ng, bahan-bahan las yang sesuai dengan cara atau prosedur pengelasan dengan
menerapkan faktor-faktor keselamatan kerja yang benar.
5.3. Bahan
1. Baja siku 10,5cm x 4,75cm (40.40.4)
2. Gas Asitelin
3. Oksigen
4. Kawat Las
5.4. Peralatan
1. Tang serba guna
2. Alat las asitelin
3. Korek api
4. Kaca mata las
5.5. Urutan/Langkah Kerja
1. Membaca prosedur praktek kerja las asitelin
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Membuka regulator gas asitelin dan oksigen dengan putaran berlawanan arah
jarum jam, diptar ¼ putaran
4. Buka sedikit putaran pada slang asitelin
5. Gunakan korek api untuk menyalakan api pengelasan
6. Buka sedikit demi sedikit gas oksigen untuk menyeimbangkan keluarnya gas
asitelin dalam pengelasan
7. Setel api yang keluar hingga neral
8. Las besi siku pada satu sisi secara perlahan hingga membentuk alur pada besi
9. Pengelasan dilakukan sebanyak 3 alur dalam satu sisi
10. Gunakan tang untuk mengambil besi yang sudah di las untuk menghindari pa
nas pada besi setelah pengelasan.

5.6. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan


1. Pengelasan dilakukan dengan waktu yang cukup lama, untuk menghasilkan al
ur yang sesuai.
2. Jika terlalu dekat dan terlalu panas pada api maka besi akan berlubang
Nama Job Praktek : Las Listrik
Hari/ tanggal : Selasa, 05 April 2016
Sifat Praktek : Individu
6.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan m
emahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
6.2. Bahan
1. Baja siku 10.5cm x 4.75cm (40.40.4)
2. Elektroda 3mm
6.3. Peralatan
1. Tang seba guna
2. Alat las listrik
3. Sarung tangan
4. Palu las
6.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Membaca gambar prosedur pekerjaan
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Hidupkan power supply
4. Jepit elektroda pad alas
5. Gunakan helm las
6. Las baja siku pada satu sisi, lurus horizontal secara rapid an dilakuka sebanya
k 3x. las baja secara perlahan
7. Ambil baja siku menggunakan tang, karna setelah mengelas baja akan panas
8. Palu baja yang sudah di las untuk membuang kerak pada objek pengelasan

6.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan


1. Pengelasan dilakukan dengan mundur
2. Ukuran hasil dari pengelasan lebar
Nama Job Praktek : Sambungan Plat
Hari/ tanggal : Rabu, 06 April 2016
Sifat Praktek : Individu
7.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan m
emahami teknik pekerjaan pada baja, dan teknologi baja.
7.2. Bahan
1. Plat 6cm x 11cm (4)
2. Plat 6cm x 9.5cm (1)
3. Paku keeling timen
4. Paku keeling rivet
5. Cairan HCL
6. Timah
7.3. Peralatan
1. Penitik
2. Palu konde
3. Palu keling
4. Penggaris besi
5. Bulpoin
6. Solder
7. Meja potong plat
8. Gunting plat
9. Alat rivet
7.4. Urutan/Langkah Kerja
1. Membaca prosedur praktek kerja sambungan plat
2. Mempersiapkan alat dan bahan
3. Memotong plat sesuai dengan ukuran pada prosedur kerja
4. Tandai dengan bulpoin untuk memudahkan pemotongan
5. Plat 1. Ujung plat atas di tekuk dan dilipat dengan jarak lipat 1.5cm, bagian pl
at bawah disambungkan dengan plat 2 dengan penyolderan menggunakan HC
L dan timah
6. Plat 1 & 2. Disambungkan dengan cairan HCL dan diberi timah sedikit demi
sedikit dengan penyolderan. Oleskan cairan HCL pada plat lalu tempelkan pla
t 1 dengan plat 2 bagian ujung plat dengan jarak 1.5cm
7. Lekatkan dengan timah menggunakan alat solder pada sambungan plat untuk
melekatkan antar plat, dilakukan pada bagian depan dan belakang
8. Plat 2 & 3. Disambungkan dengan lipatan mengikat dengan jarak 1.5cm lalu l
ipatan dipalu dengan alat penitik
9. Plat 3 & 4. Disambungkan dengan paku rivet. Plat dilubangi terlebih dahulu, l
alu masukan paku rivet dan gunakan alat rivet untuk menjepit ujung paku rive
t agar terlepas dari paku dan bagian plat menempel.
10. Plat 4 & 5. Disambungkan dengan paku keeling. Plat sambungan diukur deng
an lebar 1.5cm. sambungan dilubangi terlebih dahulu, lalu masukan paku keel
ing. Bagian badan paku keeling dipalu menggunakan palu konde hingga mem
bentuk seperti jamur. Bagian yang dipalu lalu diratakan dengan palu keeling.
11. Plat 5. Ujung bawah plat dilengkungkan dengan lebar 1.5cm dan diameter len
gkungan o.6cm
7.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Proses pengerjaan harus dilakukan secara teliti dan akurat
Nama Job Praktek : Tiang Perangkai Tulangan Beton
Hari/ tanggal : Jum’at, 08 April 2016
Sifat Praktek : Kelompok
8.1. Tujuan
Setelah melakukan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan m
emahami teknik bangunan pada baja, dan teknologi baja.
8.2. Bahan
1. Besi tulangan 12mm 2 lonjor
2. Elektroda 3mm
8.3. Peralatan
1. Tang seba guna
2. Alat las listrik
3. Sarung tangan
4. Palu las
5. Rol meter
6. Penggaris siku
7. Pemotong besi
8. Kapur
8.4. Urutan/Langkah Kerja
9. Memahami prosedur sesuai dengan arahan instruktur
10. Mempersiapkan alat dan bahan
11. Memotong besi tulangan bagian per bagian sesuai dengan ukuran yang ditand
ai
12. Pemotongan besi menggunakan alat pemotong besi/baja
13. Rangkai besi yang sudah dipotong untuk memudahkan pengelasan
14. Gunakan rol meter dan penggaris siku agar posisi rangka tegak dan lurus
15. Las rangka besi sisi per sisi dengan las listrik secara memutar dan searah
16. Gunakan tang dan sarung tangan untuk memegang atau memindahkan besi la
s agar tidak terkena percikan pengelasan dan panas pada besi saan dan sesuda
h di las
17. Gunakan palu las untuk memisahkan kerak las (flucks) dari besi
18. Cat besi agar tidak karat
8.5. Catatan Hasil Praktek oleh Praktikan
1. Pengelasan dilakukan berlapis karna jika hanya 1x, hasil las tidak melekat d
engan besi yang di las, jika las dilakukan berulang akan kuat hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai