Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROSES PRODUKSI II
“ PROSES PENGOLAHAN BESI DAN BAJA DARI BIJI BESI “

Disusun Oleh :
Nama : Norazila
Nim : 202271029

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ pengolahan besi dan baja
dari biji besi “ ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
menjadi yang lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
sempurna.

Ambon, 08 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1. Definisi besi dan baja ........................................................................................................... 3
2.2. Proses Pengolahan Besi ........................................................................................................ 4
2.3. Bahan baku dalam pengolahan besi dan baja dari biji besi .................................................. 8
2.4. Jenis-jenis biji besi ............................................................................................................... 8
2.5. Pengolahan biji besi pada tanur tinggi ................................................................................. 9
2.6. Hasil – Hasil Dapur Tinggi ................................................................................................ 11
2.7. Diagram Fe3C .................................................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Besi adalah unsur yang paling berlimpah keempat setelah oksigen, silikon, dan aluminium.
Selain itu besi merupakanlogam yang paling luas dan paling banyak penggunaanya. Hal tersebut
disebabkan tiga alasan, yaitu bijih besi relatif melimpah di berbagai penjuru dunia, pengolahan
besi relatif murah dan mudah, sifat-sifat besi yang mudah di modifikasi.
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari
mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin.
mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit,
Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan
ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.
Untuk mengolah bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur sembur (blast
furnace).
Karakter dari endapan besi dapat berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Besi biasanya ditemukan dalam bentuk
magnetit (Fe3O4) dengan kandungan Fe 72,4%, hematit (Fe2O3) dengan kandungan Fe 70,0% ,
limonit (Fe2O3.nH2O) dengan kandungan Fe 59-63% atau siderit (FeCO3) dengan kandungan Fe
48,2%.
Besi dan baja merupakan logam yang banyak digunakan dalam teknik; dan meliputi 95%
dari seluruh produksi logam dunia. untuk penggunaan tertentu, besi dan baja merupakan satu-
satunya logam yang memenuhi persyaratan teknis maupun ekonomis, namun di beberapa bidang
lainnya logam ini mulai mendapat persaingan dari logam bukan besi dan bahan bukan logam.
Diperkirakan bahwa besi telah dikenal manusia disekitar tahun 1200 SM.

Proses pembuatan baja diperkenalkan oleh Sir Henry Bessemer dari Inggris sekitar tahun 1800,
sedang William Kelly dari Amerika pada waktu yang hampir bersamaan berhasil membuat besi
malleable. hal ini menyebabkan timbulnay persengketaan mengenai masalah paten. Dalam sidang-
sidang pengasilan terbukti bahwa WIlliam Key lebih dahulu mendapatkan hak paten.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan besi dan baja ?
2) Jelaskan proses pengolahan besi dan baja dari biji besi !
3) Sebutkan dan jelaskan bahan baku dalam pengolahan besi dan baja dari biji besi !
4) Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis biji besi?
5) Jelaskan proses pengolahan biji besi pada tanur tinggi !
6) Jelaskan hasil dari dapur tinggi !
7) Jelaskan diagram Fe3c !

1
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk memahami proses pengolahan biji besi, bahan baku dalam pengolahan besi dan baja dari
biji besi, pengolahan biji besi pada tanur tinggi , diagram Fe3c dan dapur tinggi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi besi dan baja
Besi adalah unsur yang ada secara melimpah di setiap tempat di planet kita ini dan relatif terkenal
karena sifat dan pemanfaatannya. Besi tidak ditemui secara murni di alam, melainkan tercampur
dengan berbagai material lain. Berbagai besi alloy dibuat untuk digunakan sebagai bahan baku
dalam pengaplikasian ilmu teknik sipil dalam bidang konstruksi struktur bangunan. Secara ilmu
biologi, zat besi juga banyak terkandung dalam bahan makanan dan memiliki fungsi penting dalam
menunjang kesehatan manusia. Berbagai jenis besi dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
kita di masa ini. Jenis besi yang sangat umum digunakan dalalm kehidupan sehari-hari adalah
peralatan dan perangkat yang terbuat dari besi tempa. Besi tempa adalah besi alloy yang terdiri
dari campuran besi dengan silikat. Besi tuang umumnya memiliki kadar karbon yang sangat
rendah.
Jenis besi berikutnya yang banyak ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari adalah besi kasar (pig
iron atau crude iron). Besi kasar ini memiliki kandungan karbon antara 3,8 hingga 4,7 %. Besi
kasar ini nantinya akan diolah menjadi besi tempa yang disebut juga dengan besi cor dan juga baja.
Baja adalah pengembangan dari penggunaan besi yang digunakan secara luas di muka bumi ini.
Baja adalah paduan besi dan karbon, dan terkadang elemen lainnya. Karena kekuatan tariknya
yang tinggi dan biaya pembuatannya yang rendah, baja adalah komponen utama yang digunakan
dalam konstruksi bangunan, infrastruktur, peralatan, kapal, mobil, mesin, peralatan, dan senjata.
Baja berbeda dari besi karena merupakan alloy atau paduan dan bukan merupakan unsur tersendiri
seperti besi. Paduan adalah campuran berbagai logam atau logam yang dicampur dengan unsur
lain. Baja dibuat dengan mencampur karbon dalam persentase kecil dengan besi. Konten Karbon
biasanya tidak melebihi 2,1% menurut beratnya. Kehadiran Karbon memberikan kekuatan pada
baja dan menjadi lebih cocok untuk berbagai penggunaan. Semakin tinggi kandungan karbon yang
digunakan dalam pembuatan baja, akan membuatnya menjadi semakin rapuh.
Baja juga memiliki unsur paduan lainnya seperti chromium, nikel, dan mangan. Unsur-unsur ini
ditambahkan untuk membuat baja menjadi lebih tahan terhadap karat. Itulah sebabnya permukaan
baja tetap mengkilat lebih lama.
Baja digunakan di seluruh pembangunan jalan, untuk pembuatan kereta api dan jalur relnya,
berbagai peralatan rumah dan juga konstruksi bangunan dan jembatan. Contoh yang terkenal
adalah yang seperti disebut di awal artikel ini: Menara Eiffel dan Jembatan London.
Proses pengolahan besi dan pengolahan baja sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Besi dan
baja tidak lepas dari sejarah peradaban manusia. Berbagai peralatan dan perlengkapan untuk
kehidupan dan peperangan dibuat manusia dari besi dan juga dari baja.

3
2.2. Proses Pengolahan Besi
Dilansir dari berbagai sumber, mengatakan bahwa banyak bukti arkeologi yang telah menunjukkan
bahwa manusia telah menggunakan besi semenjak 5000 tahun lamanya. Selain karena bahannya
yang murah tetapi juga material logam ini sangat melimpah di bumi. Sebuah besi tersusun dari
mineral hematit dan magnetit serat beberapa kandungan lainnya.
Seperti apakah cara pembuatan besi? Yang mana umumnya memiliki dua tahapan, diantaranya
adalah :
1) Peleburan Besi
Hal pertama yang dilakukan adalah peleburan sebuah besi. Hal itu dilakukan pada alat yang
bernama tungku sembur atau blast furnace. Alat ini sangat umum dipakai dalam pembuatan besi.
Dengan memiliki ketinggian sekitar 40 m dan lebar sekitar 14 m serta biasanya terbuat dari batu
bata yang sangat tahan terhadap panas.
Ada 3 bahan yang umumnya dimasukkan ke dalam alat ini, yakni bijih besi bercampur pasir, batu
kapur pada besi dan karbon dari sebuah zat. Selalu menggunakan suhu yang sangat tinggi serta
memiliki tekanan sekitar 1 atm bahkan 3 atm di dalam tungku sembur tersebut. Sampai besi
tersebut mencair dan disebut sebagai pig iron.
Selanjutnya besi cair tersebut digunakan untuk membuat baja atau bahkan dimasukkan ke dalam
sebuah cetakan. Dalam cetakan itu nantinya akan dimasukkan sebuah besi tuang. Nanti akan
menghasilkan besi yang mengandung sedikit karbon atau disebut besi tempa.
2) Peleburan Ulang Besi Baja
Selanjutnya dilakukan peleburan ulang besi, yang mana berguna untuk menurunkan kadar karbon
dalam sebuah material besi. Membuang zat-zat pengotor lainnya yang mampu mengurangi kualitas
sebuah besi. Selain itu, pada proses ini juga berguna untuk menambahkan berbagai logam aliase
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Secara umum, metode ini ditemukan oleh seorang ilmuan yang bernama Henry Bessemer pada
sekitar tahun 1856. Kemudian beliau juga mengembangkan cara-cara baru lainnya pada tahun
1860. Inovasi barunya tersebut disebut tungku terbuka dan hingga kini masih banyak digunakan.
Itulah pembahasan seputar proses pembuatan baja. Mulai dari definisinya hingga proses
pembuatan besi. Adanya sebuah besi sangat memberikan kemudahan dan keuntungan dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Dikarenakan bahannya yang sangat kuat dan memiliki
perawatan jauh lebih murah serta tidak rewel dalam penggunaannya. Sehingga tak heran apabila
banyak perusahaan yang menggunakan bahan atau material besi dalam produksinya.

4
 Proses pengolahan baja dari biji besi
1. Proses Konvertor

Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan paku keling ataupun las. Di
dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa menahan panasnya api saat proses pembentukan baja
berlangsung.
Tahapan pembuatan baja menggunakan teknik ini dimulai dengan pemanasan bahan baku,
kemudian konvertor dimiringkan agar bahan baku yang dimasukkan tak lebih dari 1/8 volume
konvertor. Setelah itu, konvertor kembali ditegakkan.
Saat proses pengolahan berlangsung, tekanan udara berada pada kisaran 1,5 sampai 2 atm dan
dihembuskan ke area kompresor. Baru setelah 20 menit hingga 25 menit, konvertor
dijungkirbalikkan agar baja olahan bisa keluar dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.
2. Pengolahan Menggunakan Dapur Listrik

5
Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi pemurnian, dasar dan lanjutan.
Pada proses pemurnian lanjutan, diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol
temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran yang ada pada baja.
Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi. Biasanya, dapur
listrik yang digunakan berjenis busur listrik. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk
mempercepat proses pemanasan baja. Temperatur pada dapur listrik dapat dengan mudah diatur.
Dengan begitu, produsen dapat menghindari intervensi dari kotoran yang bisa merusak kualitas
bahan baja.
3. Proses Siemens Martin

Nama proses pembuatan baja ini merujuk pada perintisnya, yakni Siemens dan Martin. Mereka
mengolah baja dengan cara memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja. Kapasitas
tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga 50 ton.
Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000 derajat Celsius. Alhasil, besi
tua dan besi bekas pun dapat dimasukkan dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis besi
yang dilebur menjadi baja itu berasal dari besi kelabu dan besi putih.
4. Proses BOF

6
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan oksigen
murni dan panas. Oksigen ditiupkan ke areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran
yang tersisa.
Dapur pengolahan baja pada proses BOF biasanya berdiameter 5 meter dan berkapasitas 35 ton
hingga 200 ton. Durasi pembuatan baja dengan proses ini memakan waktu sekitar 50 menit. Selain
itu, biaya operasional untuk peralatan maupun pengerjaannya juga jauh lebih murah ketimbang
proses lain.
5. Proses Dapur Kupola
Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja berkualitas terjadi dalam dapur
kupola. Bentuk dapur kupola menyerupai kubah yang dioperasikan secara berpasangan. Proses
dalam dapur kupola dimulai dengan cara memanaskan area kubah agar terhindar dari uap air,
sedangkan proses pemanasan besi hingga menjadi baja kurang lebih memakan waktu selama 15
jam lamanya.
Bagian kokas pada area dapur yang sudah menyala kemudian ditip menggunakan blower. Setelah
kokas terbakar, besi bekas dan kepingan baja dimasukkan ke dalamnya. Setelah kurang lebih lima
belas menit, baja telah menjadi cair dan dapat dikeluarkan untuk dibentuk sesuai kebutuhan.
6. Proses Bassemer

7
Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip dengan BOF. Hanya saja,
proses bassemer tidak memakai oksigen murni melainkan uap air. Teknik bassemer merupakan
teknik yang paling umum diterapkan, baik dalam industri menengah maupun industri dengan skala
besar.
2.3. Bahan baku dalam pengolahan besi dan baja dari biji besi

2.4. Jenis-jenis biji besi


Bijih Besi (Iron Ore) adalah bahan baku utama untuk pembuatan besi kasar, sedangkan besi kasar
tersebut adalah bahan baku untuk pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja.
Bijih besi didapat dari hasil penambangan bijih besi. Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur
dengan bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang ,pospor silika , tanah
liat juga ada kotoran yang menguntungkan antara lain emas, platina, perak.
Adapun yang termasuk bijih besi tersebut antara lain:

8
1) HAEMATITE ( Fe2O3 )
Bijih besi jenis ini, mempunyai kandungan besi sekitar 65 – 70 % Sedangkan warnanya adalah:
merah tua sampai hitam. Berat Jenis : sekitar 4,5 s/d 5,3 Bijih besi ini banyak terdapat di negara:
India , Brasilia, Rusia, Spanyol , AS dan Afrika serta Jerman.
2) MAGNETITE ( Fe3 O4)
Kandungan besinya sekitar 70 % s/d 73% ,Bijih besi ini merupakan bijih besi yang terbanyak
mengandung kadar besi, sedangkan warnanya :hitam atau abu-abu ,Berat jenisnya berkisar: 4,9 s/d
5,2 , Bijih besi ini sangat kuat dan keras. Bijih besi ini banyak terdapat di Negara: India, Swedia,
Rusia, A S, Norwegia dan Kanada.
3) PYRITIES (FeS2 )
Bijih besi ini termasuk besi sulpat, dengan kandungan besinya berkisar 45 s/d 47 %, sedangkan
warnanya kuning sampai coklat Berat Jenis berkisar : 4,8 s/d 5,1 Bijih besi ini banyak terdapat di
negara: India, AS, Rusia dan Kanada.
4) LIMONITE (2Fe2O3.3H2O )
Bijih besi ini disebut juga sebagai Hydratited-Haematite, warnanya dari kuning sampai hitam, dan
kandungan Fe nya sekitar 60 %, sedang kadar air sekitar 14,5 %,Berat jenisnya berkisar: 3,6 s/d 4
. Bijih besi ini terdapat di negara: India, Jerman dan AS.
5) SIDERITES (FeCO3).
Kandungan besinya sekitar 40 s/d 48 % ,sedangkan Berat jenisnya berkisar: 3,7 s/d 3,9
Warnanya kuning sampai coklat. Terdapat di negara: Rusia dan Inggris

2.5. Pengolahan biji besi pada tanur tinggi


Proses tanur tinggi merupakan proses untuk mengolah bijih besi menjadi besi. Bahan-bahan yang
dimasukkan ke dalam tanur, yaitu: Bijih besi berupa hematit (Fe2O3) atau magnetit (Fe3O4)
sebagai bahan utama.
1. Memasukkan Bahan-bahan
Langkah pertama dalam proses pengolahan ini adalah dengan memasukkan bahan-bahan ke dalam
tanur melewati puncak tanur. Bahan-bahan yang dimaksud antara lain:
Biji besi sebagai bahan utama yang masih berupa hematif atau Fe2O3. Biji ini juga masih
bercampur dengan pasir atau SiO2 dan oksida asam lainnya yang akan melalui proses reduksi.
Kokas atau karbon yang berperan sebagai bahan pereduksi dalam proses ini.
Batu kapur atau CaCO3 yang merupakan bahan tambahan dan berguna untuk mengikat zat
pengotor.
2. Memasukkan Udara Panas
9
Langkah selanjutnya dalam pengolahan biji besi adalah memasukkan udara panas ke bagian bawah
tanur. Proses inilah yang akan menyebabkan kokas terbakar.
Dalam proses kimia, reaksi ini dituliskan menjadi:
C(s) + O2(g) CO2(g) H = – 394 kJ
Dari reaksi ini, dihasilkan panas yang kemudian dibebaskan sehingga suhu bawah tanur akan
meningkat sampai 1.900 derajat celsius.
3. Pembentukan Gas CO2
Selanjutnya, langkah yang terjadi dalam pengolahan biji besi adalah pembentukan gas CO2. Gas
ini awalnya terbentuk di bagian bawah tanur, kemudian naik melewati lapisan-lapisan kokas yang
telah panas.
Kemudian, gas ini akan bereaksi dengan kokas sehingga terbentuklah gas CO. Karena reaksi ini
memerlukan panas, maka suhu tanur pun terpakai dan berkurang menjadi 1300 derajat celsius.
Dalam proses kimianya, proses ini dituliskan menjadi:
CO2(g) + C(s) 2 CO(g) H = +173 kJ
4. Pereduksian Biji Besi
Setelah gas CO terbentuk dalam reaksi sebelumnya, kokas pun siap untuk melakukan proses
reduksi terhadap biji besi. Ada pun tahapan reduksi tersebut, yakni:
Besi atau Fe2O3 direduksi di atas tanur sehingga berubah menjadi Fe3O4 di suhu 500 derajat
celsius.
Di bagian yang lebih rendah lagi, Fe3O4 yang sudah terbentuk akan melalui proses reduksi dan
berubah menjadi FeO dengan suhu 850 derajat celsius,
Di bagian yang lebih rendah lagi, FeO yang baru saja terbentuk akan melalui proses reduksi lagi
menjadi logam besi dengan suhu 1000 derajat celsius.
5. Pengaliran Besi Cair
Dari proses di atas akan dihasilkan besi cair. Besi cair ini akhirnya akan mengalir sampai ke bagian
dasar tanur.
6. Batu Kapur Terurai
Dalam serentetan prosesnya, bagian tengah tanur kini sudah bersuhu sangat tinggi. Karena itulah
batu kapur menjadi terurai. Dalam proses kimianya, reaksi ini ditulis menjadi :
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)ng
7. Pembentukan Terak

10
Setelah rangkaian proses di atas, di dasar tanur akan terjadi reaksi antara CaO dengan pengotor.
Reaksi inilah yang akan membentuk terak atau slag yang berbentuk cairan kental.
8. Penurunan Besi Cair
Inilah tahap terakhir dari pengolahan biji besi. Besi cair yang telah dihasilkan dari rangkaian proses
di atas akan turun ke dasar tanur. Sementara itu, terak atau slag yang massa jenisnya lebih rendah
dibanding besi cair tersebut akan mengapung. Nantinya, slag ini akan keluar melewati saluran
tersendiri.

Gambar 1. Proses dalam dapur tinggi. (Bagyo Sucahyo, 1999)


2.6. Hasil – Hasil Dapur Tinggi
Dapur tinggi setelah proses peleburannya berlangsung dalam suhu tinggi ± 3000 ℉. Setelah
pembakaran selama 15 jam maka mulai dapat dicerat terak yang mengambang dan setelahnya besi
kasar cair juga dapat dicerat setiap 5 s/d 6 jam sambil memasukkan bahan isian secara kontinyu
dengan urutan yang sama (2:1:0,5). Adapun hasil-hasil dapur tinggi adalah :
1. Besi Kasar Cair :
Besi kasar cair ini merupakan besi yang belum dapat digunakan langsung dalam dunia teknik,
karena unsur karbon (C) yang dikandung masih sangat tinggi (C > 6 2/3 %) sehingga masih
sangat rapuh dan keras. Selanjutnya besi kasar cair ini masih perlu dilebur (bakar) kembali
dalam dapur-dapur baja untuk menghasilkan baja, atau sebagai bahan baku dapur kupola yang
menghasilkan besi tuang .

11
2. Terak
Terak adalah kotoran-kotoran yang terikat oleh batu kapur dari proses peleburan. Terak bisa
digunakan untuk campuran beton aspal (Asphalitic Concrete) jalan – jalan atau blok-blok
bahan bangunan/bata-bata (Concrete Buildings Blocks).
3. Gas Panas
Gas panas sebagai bahan buangan pada cerobong, suhunya sangat tinggi (1500℃) digunakan
untuk memanaskan udara bakar dengan menyalurkan gas panas melalui alat pemanas (stove)
hingga udara bakar dapat menyerap suhu gas buang hingga mencapai suhu 800℃dan pada
akhirnya dapat menaikkan efisiensi pembakaran dalam dapur.

2.7. Diagram Fe3C


Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahami strukturmikro dan
sifat-sifat baja karbon, suatu jenis logam paduan besi (Fe) dan karbon (C). Karbonlarut di dalam
besi dalam bentuk larutan padat (solid solution) hingga 0,05% berat padatemperatur ruang. Baja
dengan atom karbon terlarut hingga jumlah tersebut memiliki alphaferrite pada temperatur ruang.
Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan terbentuk endapankarbon dalam bentuk hard
intermetallic stoichiometric compound (Fe3C) yang dikenalsebagai cementite atau carbide. Selain
larutan padat alpha-ferrite yang dalamkesetimbangan dapat ditemukan pada temperatur ruang
terdapat fase-fase penting lainnya,yaitu delta-ferrite dan gamma-austenite.Logam Fe bersifat
polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda padatemperatur berbeda. Pada Fe murni,
misalnya, alpha-ferrite akan berubah menjadi gamma-austenite saat dipanaskan melewati
temperature 910º C. Pada temperatur yang lebih tinggi,mendekati 1400º C gamma-austenite akan
kembali berubah menjadi delta-ferrite. (Alphadan Delta) Ferrite dalam hal ini memiliki struktur
kristal BCC sedangkan (Gamma) Austenitememiliki struktur kristal FCC.Gambar diagram
Kesetimbangan Fasa Fe-Fe3C

12
1. Ferrite
Ferrite adalah fase larutan padat yang memiliki struktur BCC (body centered cubic).Ferrite dalam
keadaan setimbang dapat ditemukan pada temperatur ruang, yaitu alpha-ferrite atau pada
temperatur tinggi, yaitu delta-ferrite. Secara umum fase ini bersifat lunak(soft), ulet (ductile), dan
magnetik (magnetic) hingga temperatur tertentu, yaitu Tcurie.Kelarutan karbon di dalam fase ini
relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelarutan karbondi dalam fase larutan padat lain di dalam
baja, yaitu fase Austenite. Pada temperatur ruang,kelarutan karbon di dalam alpha-ferrite hanyalah
sekitar 0,05%.Berbagai jenis baja dan besi tuang dibuat dengan mengeksploitasi sifat-sifat
ferrite.Baja lembaran berkadar karbon rendah dengan fase tunggal ferrite misalnya,
banyakdiproduksi untuk proses pembentukan logam lembaran. Dewasa ini bahkan
telahdikembangkan baja berkadar karbon ultra rendah untuk karakteristik mampu bentuk
yanglebih baik. Kenaikan kadar karbon secara umum akan meningkatkan sifat-sifat mekanikferrite
sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Untuk paduan baja dengan fase tunggalferrite, faktor lain
yang berpengaruh signifikan terhadap sifat-sifat mekanik adalah ukuranbutir.
2. Austenite
Fase Austenite memiliki struktur atom FCC (Face Centered Cubic). Dalam keadaansetimbang fase
Austenite ditemukan pada temperatur tinggi. Fase ini bersifat non magnetikdan ulet (ductile) pada

13
temperatur tinggi. Kelarutan atom karbon di dalam larutan padatAustenite lebih besar jika
dibandingkan dengan kelarutan atom karbon pada fase Ferrite.Secara geometri, dapat dihitung
perbandingan besarnya ruang intertisi di dalam faseAustenite (atau kristal FCC) dan fase Ferrite
(atau kristal BCC). Perbedaan ini dapatdigunakan untuk menjelaskan fenomena transformasi fase
pada saat pendinginan Austeniteyang berlangsung secara cepat.Selain pada temperatur tinggi,
Austenite pada sistem Ferrous dapat pula direkayasaagar stabil pada temperatur ruang. Elemen-
elemen seperti Mangan dan Nickel misalnyadapat menurunkan laju transformasi dari gamma-
austenite menjadi alpha-ferrite. Menjadi elemen-elemen tersebut akan menyebabkan Austenite
stabil pada temperature ruang. Contoh baja paduan dengan fase Austenite pada temperatur ruang
misalnya adalah Baja Hadfield (12% Mangan) dan Baja Stainless 18-8 (8% Ni)
3. Cementite
Cementite atau carbide dalam sistem paduan berbasis besi adalah stoichiometricinter-metallic
compund Fe3C yang keras (hard) dan getas (brittle). Nama cementite berasaldari kata caementum
yang berarti stone chip atau lempengan batu. Cementite sebenarnyadapat terurai menjadi bentuk
yang lebih stabil yaitu Fe dan C sehingga sering disebutsebagai fase metastabil. Namun, untuk
keperluan praktis, fase ini dapat dianggap sebagaifase stabil. Cementite sangat penting perannya
di dalam membentuk sifat-sifat mekanikakhir baja. Cementite dapat berada di dalam sistem besi
baja dalam berbagai bentukseperti: bentuk bola (sphere), bentuk lembaran (berselang seling
dengan alpha-ferrite), atau partikel-partikel carbide kecil. Bentuk, ukuran, dan distribusi karbon
dapat direkayasamelalui siklus pemanasan dan pendinginan. Jarak rata-rata antar karbida, dikenal
sebagailintasan Ferrite rata-rata (Ferrite Mean Path), adalah parameter penting yang
dapatmenjelaskan variasi sifat-sifat besi baja. Variasi sifat luluh baja diketahui berbanding
lurusdengan logaritmik lintasan ferrite rata-rata.
4. Reaksi-reaksi Invarian dan Konstituen Mikro Penting
Secara keseluruhan ada tiga reaksi penting di dalam diagram Kesetimbangan FaseFe-Fe3C, yaitu:
Reaksi Peritectic, Reaksi Eutectic, dan Reaksi Eutectoid sebagaimana terlihatdi dalam diagram
kesetimbangan. Untuk sistem Besi Baja, reaksi Eutectoid adalah reaksiyang sangat penting karena
dengan mengontrol Reaksi Eutectoid kita dapat memperolehberbagai konstituen mikro atau micro
constituent yang diinginkan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu. Berdasarkan kadar karbonnya,
baja dapat pula diklasifikasikan menjadi (1) baja eutectoid, (2) baja hypoeutectoid, dan (3) baja
hypereutectoid.Gambar reaksi-reaksi Invarian di dalam Sistem Fe-Fe3C

Gambar reaksi-reaksi invarian di dalam sistem Fe-Fe3C

14
Sistem penamaan yang telah dikenal luas adalah sistem AISI-SAE yang menggunakan4-5 Angka.
Dua angka pertama menunjukkan elemen-elemen paduan utama (Major AlloyingElements) dan
Dua atau Tiga angka sisanya menunjukkan presentase karbonnya.Baja dengan nama AISI-SAE
1080 misalnya, adalah jenis baja karbon (plain carbonsteel) dengan kadar karbon 0.8%. Contoh
dari baja jenis ini adalah baja kawat piano. Kawatpiano memiliki struktur pearlite seluruhnya dan
kekuatannya yang tinggi terutama diperolehdari proses pengerjaan dingin pada proses
produksinya.

Gambar sistem Penamaan 4-5 Angka AISI-SAE


Note :
Reaksi Eutectoid adalah reaksi yang sangat penting karena dengan mengontrol ReaksiEutectoid
kita dapat memperoleh berbagai konstituen mikro atau micro constituent yangdiinginkan untuk
mendapatkan sifat-sifat tertentu.Reaksi Peritectic adalah sebuah reaksi isotermal antara dua fasa,
cair dan padat.Reaksi Eutectic adalah sebuah reaksi isotermal antara dua fasa padat atau lebih.

15
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat yaitu :
Pengolahan besi berasal dari biji besi terdiri dari peleburan besi dan peleburan ulang besi baja Dan
peoses pengolahan baja berasal dari biji besi teridir dari proses konvektor, pengolahan
menggunakan dapur listrik,proses siemens martin,proses BOF,proses dapur kupola dan proses
bessemer. Selain itu adapun bahan yang di gunakan yaitu : biji besi,batu kapur dan kokas Dan hasil
dari pembuatan besi melalui dapur tinggi yaitu besi kasar cair,terak dan gas panas

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.klopmart.com/article/detail/perbedaan-besi-vs-baja
Teknik Mesin: Pengolahan besi dan baja (edihalpitasmartest.blogspot.com)
https://kpssteel.com/educational/macam-macam-bijih-besi-dan-kegunaannya/
https://kpssteel.com/besi-baja/proses-pengolahan-biji-besi-dalam-tanur-tinggi/
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/prosespembuatanbesidanbaja.
pdf
https://www.academia.edu/9261035/DIAGRAM_FASA_Fe_Fe3C

17

Anda mungkin juga menyukai