DISUSUN OLEH:
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Saya sebagai penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
I
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................I
DAFTAR.............................................................................................II
ISI.........................................................................................................II
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.........................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................2
1.3 TUJUAN MAKALAH.............................................................2
BAB II..................................................................................................3
ISI.........................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN BAJA.................................................................3
2 .2 MATERIAL PENYUSUN BAJA.............................................4
2.3 PROSES PEMBUATAN BAJA................................................11
2.4 SIFAT MEKANIS BAJA..........................................................16
2.5 MANFAAT TEKNOLOGI BAJA DALAM BIDANG
KONTRUKSI..................................................................................17
BAB III...............................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................18
A.KESIMPULAN............................................................................18
DAFTAR PUSAKA...........................................................................20
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu
pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan baja?
2.Apa saja material penyusun baja?
3.Bagaimana proses pembuatan baja?
4.Apa saja sifat mekanis baja?
5. Apa saja manfaat teknologi baja pada bidang kontruksi?
2
BAB II
ISI
Baja atau Keluli, juga dikenali sebagai besi baja atau besi waja
adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon.
Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center
Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC), tergantung dari
tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom
besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC memiliki atom
besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang
terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang
membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri
mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% dari berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen
berikut ini selalu ada dalam baja:
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian
kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain
yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa
jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan ni
obium.
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan
lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon
dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal dari atom penyusun besi.
Tanpa karbon ini maka struktur kristal dari besi murni tidak memiliki
resistensi antar atom dan akan saling melewati satu sama lain, atau
menjadi sangat lembek. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam
karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian
misalnya sabit dan cangkul.
3
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan dan kekuatan tariknya, namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi
menggunakan tungku pembakar selama ribuan tahun, penggunaannya
menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien
ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di
pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang
membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja
merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi
lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa. Baja
merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal,
mobil, mesin, perkakas, dan senjata.
Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan
kualitasnya oleh beberapa lembaga-lembaga standar. Proses
pemurnian lanjutan, seperti basic oxygen steelmaking (BOS),
menggantikan sebagian besar metoda-metoda lama dengan
menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk akhir.
4
manusia karbon menempati posisi kedua terbanyak setelah
oksigen. Semua organisme mengandung karbon, dan karbon
membuat organisme yang sudah mati membusuk dan
memadatkan nya menjadi zat ini, yang kemudian dapat kita
gunakan menjadi sumber energi kembali. Karbon sangat
fleksibel dan mampu berkolaborasi dengan banyak sekali
komponen untuk membentuk sifat tertentu. Karena dapat
bersenyawa denga berbagai unsur, sebagian karbon bersifat
aman dan sebagian lainnya cukup berbahaya seperti Karbon
Monoksida. Pada baja reaksi eksotermik digunakan untuk
mengontrol kandungan karbon dalam baja dan terjadi pada
temperatur tinggi, karbon bereaksi dengan oksigen sehingga
menghasilkan oksidasi karbon.
Seperti yang disebutkan tadi bahwa karbon merupakan salah satu
unsur yang paling banyak di bumi, karbon juga terdapat dalam
semua baja. Karbon merupakan unsur penting dalam proses
hardening/pengerasan salah satunya di karenakan pada temperatur
tinggi karbon menghasilkan karbida logam dan tungsten karbida.
Karbon dalam bentuk alotrop yang berbeda mempengaruhi
kekuatan material, dengan komposisi tertentu dan persenyawaan
nya dengan unsur yang lain, intan merupakan alotrop karbon paling
keras di dunia, demikian pula komposisi karbon pada baja harus
pas, reaksinya pada logam dapat mempengaruhi sifat fisis nya,
dengan pengaturan komposisi yang benar baja dan besi dapat
menjadi lebih keras, getas atau malah menjadi besi cor.
• Kromium merupakan logam tahan korosi atau karat dan dapat
diasah menjadi mengkilat. Kromium biasanya digunakan
sebagai pelapis logam dan perhiasan, emas yang dilapis dengan
krom biasa disebut sebagai emas putih. Krom dalam presentase
kecil yang dipadu dengan unsur ferro, nikel dalam bentuk
ferrochromium dan komponen-komponen lain menjadi Stainless
Stell atau baja tahan karat dengan resistensi terhadap korosi dan
oksidasi yang tinggi.
Waktu di tambang, bentuknya sering kali dalam bentuk mineral
kromit dengan formula F2Cr2O4 tersebar banyak di alam dan
terkontaminasi oleh oksigen, magnesium, aluminium dan silika
dengan kadar antara 42-56%. Pada baja salah satu cara mengurangi
kromium adalah dengan menambahkan karbon dalam tanur. untuk
mendapatkan kromium murni, kromit pertama dimurnikan dengan
5
alkali cair dan oksigen sehingga berubah menjadi kromium alkali dan
terakhir dilarutkan dengan natrium dikromat, Na2Cr2O7 kemudian di
reduksi lagi dengan karbon menjadi kromium sesquioxide,
Cr2O3 Terakhir baru oksida direduksi dengan alumunium untuk
memberikan logam kromium.
Kini baja tahan karat menggunakan kromium antara 10-26%.
Meskipun demikian terlalu banyak kromium akan mengurangi
kekuatan baja, karena sifatnya mengotori kekuatan. Pengaplikasiannya
pada logam lain dapat disepuhkan atau dicampur langsung pada logam
yang diinginkan, pada industri otomotif kebanyakan material besi cor
seperti pada blok mesin, krom tida dicampurkan pada baja cor, karna
akan semakin mengurangi kekuatannya, tetapi disepuhkan atau
melapisi nya dengan teknik-teknik yang terus berkembang.
• Mangan secara default pada baja karbon polos sengaja
dibubuhkan agar terjadi oksidasi serta untuk mengikat sulfur
(belerang) hingga 0.8%. Baja dengan Mangan yang tinggi akan
menimbulkan serat dengan perbandingan 5:1 pada uji takik dan
potongan melintang maupun memanjang, karna Mangan
memiliki kemampuan reaksi yang tinggi dan membentuk serat-
serat yang panjang dengan unsur non logam menjadi MnO,
MnS, MnO.SiO2 dan (MnO)2.SiO2. Dengan serat ini baja yang
mengandung komposisi Mangan yang tepat lebih kuat dan tidak
tahan patah meski pada suhu yang tinggi. Meskipun demikian
Mangan dapat menurunkan kemampuan las baja jika terlalu
banyak, karena mangan dapat bersenyawa dengan sementit dan
membentuk karbida besi mangan (Fe, Mn)3C yang pada proses
pemanasan akan cepat terurai ke dalam austenit (y) sehingga
kristal campuran y memuai tanpa dapat dicegah. Baja dengan
Mangan yang tinggi sangat sensitif pada perlakuan panas serta
memiliki butiran-butiran kasar.
Pada temperatur normal, besi mampu melarutkan unsur Mangan
hingga 10%, kandungan kecil dari mangan ini tidak akan
memunculkan fasa-fasa yang khusus pada struktur mikro baja karbon
polos kecuali mangan sulfida (MnS) sehingga terkadang kandungan
mangan pada baja karbon polos tidak dapat diperkirakan jumlahnya
melalui gambar struktur mikronnya.
• Molibdenum merupakan unsur logam transisi berwarna putih
perak dan lebih lunak dibandingkan Tungsten. Molibdenum
memiliki modulus elastisitas tinggi, dengan hanya Tungsten dan
6
Tantalum yang terdapat lebih melimbah serta memiliki titik
leleh yang tinggi. Molibdenum lebih mudah larut dalam tanah
basa dibandingkan tanah asam sehingga tanaman dapat
memiliki 500 ppm Molibdenum ketika tumbuh ditanah basa.
Molibdenit merupakan komponen mineral utama dalam
Molibdenum yang kemudian di ikuti Wulfenit. Molibdenum
juga dapat diperoleh sebagai produk sampingan dari produksi
Tungsten dan Tembaga.
Pada baja, Molibdenum berkontribusi dalam pengerasan pada suhu
tinggi. Selain itu logm ini juga berfungsi sebagai katalis pada
pemurnian minyak bumi, polimer dan plastik, digunakan sebagai
filamen pada peralatan elektronik, komponen pelumasan yang tahan
pada suhu tinggi, digunakan pula pada aplikasi energi nuklir, rudal
dan bagian-bagian pesawat terbang.
Logam Molibdenum biasanya diproduksi dalam bentuk bubuk dengan
reduksi kimia hidrogen murni molybdic oksida atau amonium
moibdat, (NH4)2Mo04 Serbuk diubah menjadi logam besar-besaran
oleh proses metalurgi bubuk atau proses casting busur.
• Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit
dan menjadi pembeda meteorit dengan mineral lainnya. Meteorit
besi atau siderit dapat mengandung alloy besi dan nikel hingga
25%. Nikel dapat diperoleh dari pentlandit dan pirotit dikawasan
Amerika, Australia dan Indonesia.
Nikel merupakan salah satu unsur logam lembek saat baru ditambang
dan salah satu konduktor panas yang baik. Nikel dan krom yang
ditambahkan pada besi berkontribusi pada ketahanan karat karna dapat
mengurangi oksidasi. Nikel dicampurkan pada baja biasanya diatas
suhu 1200o C Penambahan nikel pada baja juga memberikan keliatan
dan kilap pada baja. Selain dicampurkan pada baja, nikel dan krom
juga dijadikan pelapis pada besi dan besi cor agar lebih mengkilat dan
tahan terhadap karat, namun nikel dan krom yang digunakan sebagai
pelapis kekuatannya menahan oksidasi biasanya lebih lemah
dibandingkan dengan besi yang di campurkan langsung dengan unsur
ini. Selain itu Nikel juga digunakan sebagai pembuat monel, kawat,
pelapis senjata, katalis dan sebagai sarana untuk plating atau
penyolderan, bahkan digunakan pada turbin gas dan mesin roket karna
tahan korosi pada suhu yang tinggi.
• Fosfor dapat membuat besi mudah mencair dan bertambah getas,
penambahan fosfor pada baja dengan kuantitas yang terlalu
7
banyak menyebabkan besi kehilangan kekerasannya dan sulit
dikerjakan. Fosfor merupakan unsur yang dapat berpendar
meskipun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan
(fosforesens). Apatit adalah mineral fosfat dengan bentuk yang
paling berlimpah di alam, selain itu fosfor juga terdapat didalam
makanan seperti tuna, salmon, sarden, hati, kalkun, ayam, telur,
keju dan sebagainya. Fosfor merupakan unsur non logam
multivalen dari kelompok nitrogen dan ditemukan di alam dalam
beberapa bentuk alotropik. Dikenal ada 3 jenis fosfor yaitu ; Putih
yang sering diproduksi oleh industri, dapat bersinar dalam gelap,
terbakar secara bila terkena udara, dan beracun. Fosfor merah
bervariasi dalam warna dari orange ke ungu karna variasi kecil
dalam struktur kimianya. Fosfor hitam dibuat pada tekanan tinggi
seperti grafit dan mampu mengantar listrik.
Besi denga fosfor akan membentuk senyawa fosfid Fe3P dan Fe2P.
Antara Fe3P dengan besi A akan membentuk eutektikum pada
temperatur 1050oC dan kandungan P 10.5% paduan besi – fosfor
membeku secara stabil walaupun pendinginan dilakukan dengan
cepat. Pada pendinginan lambat akan terbentuk Fw2P yang tidak
stabil dan membentuk eutektikum pada temperatur 945oC dan
kandungan P= 12.5%. Pada paduan baja-karbon, kandungan fosfor
pada umumnya sekitar 0.06% – 0.3%. Karna pada temperatur kamar
fosfor dapat larut sampai 0.6% didalam besi sehingga tidak memberi
pengaruh apapun karna Fe3P tidak terbentuk didalamnya
• Silikon merupakan unsur nonlogam metaloid tetravalensi dan
kurang reaktif dibandingkan karbon. Dari segi massa silikon
merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta namun
demikian jarang ditemukan dalam bentuk murni. Silikon banyak
ditemukan di debu, pasir, planetoid, dalam bentuk silikon
dioksida atau silika, dan lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari
mineral silikat menjadikan silikon sebagai unsur kedua yang
melimpah di kerak bumi Setelah oksigen. Sebagian besar silikon
digunakan secara komersial tanpa dipisahkan, atau sedikit
pemrosesan dari senyawa alam. Silikon digunakan dalam proses
penyulingan baja dan pengecoran aluminium. Silikon juga
digunakan sebagai semikonduktor pada alat-alat elektronik.
Silikon memiliki massa jenis lebih besar dalam bentuk cair
dibandingkan bentuk fasa padatnya dan merupakan konduktor panas
yang baik.
8
Pada proses peleburan baja, Silikon biasanya berasal dari lining
tanur, terutama tanur asam dan terak sebagai hasil reduksi SiO2 yang
terkandung didalamnya. Namun demikian silikon dalam bentuk
Ferrosilikon (FeSi) digunakan pula sebagai media deoksidasi dan
reduksi besi oksida (FeO) kembali menjadi Fe dan sisanya terak
SiO2. Kandungan silikon berguna sebagai unsur paduan yang
mengakibatkan peleburan baja menjadi tenang (tidak bergejolak),
jika kandungan silikon dibawah 0,1% dan menyebabkan pergolakan
pada peleburan biasanya ditambahkan Alumnium atau Titanium
sebagai deoksidator
• Belerang atau sulfur adalah unsur kimia non logam berwarna
kuning yang tidak berasa. Di alam belerang dapat ditemui sebagai
unsur murni atau sebagai mineral sulfida dan sulfat. Belerang
ditemukan pula pada 2 asam amino didalam tubuh. Belerang
digunakan sebagai bubuk mesiu, korek api, insektisida dan
fungisida.
Besi dan belerang akan membentuk senya FeS (BesiSulfida). Antara
besi dengan BesiSulfida terbentuk eutektikum pada kandungan
Belerang 30.5% dalam temperatur 985oC. Besi pada temperatur
1365oC mampu melarutkan belerang sebesar 0.17% hingga 0.07%
sehingga dapat disimpulkan bahwa besi memiliki kemampuan
rendah dalam melarutkan belerang. Pada Baja kandungan belerang
dibatasi hingga 0.06% karna jika terlalu tinggi menyebabkan baja
menjadi rapuh. Sulfur berfungsi pengikat senyawa Silikon, Mangan
dan Fosfor pada baja. Unsur mangan dalam baja dapat mengurangi
resiko terjadinya perapuhan panas, dengan sulfur membentuk
ManganSulfida (MnS) yang memiliki titi lebur 1610oC dan
terbentuk primer bahkan pada baja cair. Meskipun bersifat sebagai
pengotor, belerang memiliki plastisitas yang baik. Belerang-belerang
ini tidak menjadi hancur akibat deformasi plastis terhadap material,
namun akan menjadi pipih dan memanjang serta akan kembali
menjadi bulat setelah baja mengalami proses pemanasan yang disetai
pendinginan yang sangat lambat
• Tungsten yang dikenal juga sebagai Wolfram merupakan logam
ringan bewarna abu-abu yang cukup lunak untuk dipotong dengan
gergaji besi dan cukup elastis untuk ditarik menjadi kawat. Jika
terkontaminasi dengan unsur lain tungsten menjadi rapuh.
Tungsten memiliki titik leleh tertinggi dari semua unsur logam
dan digunakan sebagai filamen untuk lampu pijar, neon dan
9
tabung televisi. Tungsten juga digunakan sebagai target pada
produksi sinar X, serta sebagai unsur pemanas dalam tanur listrik.
Dengan baja, Tungsten membentuk logam berat yang stabil pada
suhu tinggi, tungsten di tambahkan pada baja untuk baja
berkecepatan tinggi (high speed steel) pisau-pisau industri, mata
bor dan nozel mesin-mesin termasuk mesin roket.
High Speed Steel menggunakan Tungsten Karbida yang lebih padat
dibandingkan dengan Titanium dan hanya dapat di finishing dengan
Boron Nitrida kubus dan permata. Pada HSS (High speed steel)
terdapat 12%-18% Tungsten yang dikenal dengan baja-baja T-
Grades penamaan oleh AISI (American Iron and Steel Institute) atau
T-Series yang dipadukan dengan Kromium, Vanadium dan Cobalt.
HSS yang terkenal adalah T1 atau 18-4-1.
Hal yang menarik lainnya adalah, Tungsten Karbida sering
digunakan pada amunisi penembus baja. Proyektil Tungsten Karbida
pertama kali digunakan pada Skuadron Tank Pemburu Jerman
Luftwaffe dalam perang dunia kedua. Tungsten juga digunakan
sebagai pemantul neutron dalam reaksi berantai nuklir.
Tungsten sering digunakan pada baja-baja yang digunakan sebagai
alat bedah seperti gunting, pisau, jarum, pemegang jarum dan
kauterisasi karna ketahanan karat yang lebih tinggi serta kekuatannya
atas disposisi material.
• Vanadium merupakan salah satu bahan aditif pada baja. Baja ber
vanadium dengan alumunium dan titanium digunakan pada mesin
jet dan rangka pesawat, as roda, poros engkol, roda gigi dan
digunakan didalam reaktor nuklir karna logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah. Kaca dengan
vanadium dapat memblokir radiasi infra merah pada suhu
tertentu.
Vanadium merupakan salah satu unsur yang langka, lunak, bewarna
abu-abu putih yang ditemukan dalam mineral tertentu dan banyak
digunakan untuk menghasilkan paduan logam. Vanadium juga tahan
terhadap korosi karna memiliki lapisan pelindung oksida
dipermukaannya. Vanadium murni jarang ditemukan di alam dan
biasanya bersenyawa dengan 65 mineral yang lain seperti Petronite,
Vanadinite, Carnotite dan Bauksit. Selain itu Vanadium juga
terbentuk pada endapan yang mengandung karbon seperti minyak
mentah, batubara dan pasir Tar.
10
Vanadium memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karbida,
dengan vanadium jumlah karbon pada baja dapat ditingkatkan.
Vanadium membuat baja lebih tahan panas, menaikkan kemampuan
potong dan aus dan tahan terhadap friksi atau gesekan yang tinggi.
Vanadium juga berkontribusi besar pada pembuatan HSS atau High
Speed Steel yang menambahkan fungsi shock resitance. Vanadium
berfungsi memurnikan butiran matrix baja dengan karbon yang
membentuk karbida.
11
besar-besaran sangat memberikan pengaruh terhadap perekonomian di
dunia.
Sangat memberikan pengaruh terhadap faktor ekonomi dunia, hal ini
disebabkan baja memiliki kualitas yang lebih bagus. Materialnya
sangat kuat dan sangat mudah untuk dibentuk-bentuk. Itulah yang
menyebabkan baja lebih banyak dipergunakan atau dimanfaatkan
dibandingkan dengan besi.
12
Umumnya, bentuk dari sebuah produk baja karbon adalah seperti
pipa-pipa baja, yang mana sangat umum digunakan untuk
pertambangan bahkan gedung bertingkat. Sedangkan, untuk jenis baja
paduan digunakan untuk membuat komponen mobil atau peralatan
otomotif.
Lantas apa saja pembagian cara membuat baja? Inilah 6 teknik cara
pembuatan baja, diantaranya :
1. Konvertor
Teknik pertama yang banyak digunakan adalah konvertor. Proses ini
merupakan sebuah wadah untuk mengelola besi menjadi baja yang
siap untuk diproduksi. Alatnya terbuat dari sebuah plat baja yang
mana disambung dengan sebuah las. Sedangkan pada bagian
dalamnya terbuat dari batu yang tahan api. Batu tersebut umumnya
terbuat asam atau basa, biasanya tergantung dari baja yang akan
diolah.
Untuk bagian bawahnya ada sebuah lubang angin, yang mana
berguna sebagai saluran udara penghembus. Selain itu, pada alat ini
juga terdapat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion. Bagian ini
berguna untuk mengatur posisi konvertor, akan diposisikan vertikal
atau horizontal.
Cara kerjanya yakni, sebelum memasukkan bahan baku ke dalam
konvertor dipanaskan terlebih dahulu dengan kokas. Ketika
memanaskan suhunya 1500 C, bertujuan agar bahan bakunya
tercampur menjadi satu dengan baik. Kemudian alatnya dimiringkan
agar bahan baku yang sudah cair dapat masuk didalamnya.
Setelah bahan bakunya sudah masuk, tekanan udara pada
pengolahannya berkisar 1,5 atm sampai 2 atm. Ditunggu hingga 25
menitan, selanjutnya hasil dari alat ini dikeluarkan dan dapat diolah
sesuai dengan kebutuhan.
2. Siemens Martin
Pada proses siemens martin, umumnya bahan diolah pada dapur
lebur baja dengan suhu yang sangat tinggi. Cara membuat baja ini
ditemukan oleh Siemen dan Martin, oleh sebab itu dinamakan sesuai
dengan nama penemunya. Tempat atau dapur yang digunakan untuk
13
proses ini memiliki sebuah tungku yang dilengkapi dengan ruang
hawa.
Dalam sebuah tungku tersebut mampu menampung sebanyak 30 ton
bahkan 50 ton sekaligus. Umumnya baja yang dibuat dengan teknik
ini berasal dari besi kasar atau bahkan besi-besi tua. Apabila bahan
besi yang dipakai mengandung fosfor maka lapisannya bersifat basa.
Sedangkan, bila besi yang dipakai tidak mengandung sebuah fosfor,
maka lapisan dalamnya memiliki sifat asam. Pada teknik ini,
menggunakan sebuah regenerator dengan suhu yang sangat tinggi.
Bahkan dapat mencapai 3000 C.
Menggunakan sebuah regenerator disini berfungsi untuk
memanaskan gas atau udara untuk menciptakan suhu yang sangat
tinggi. Digunakan juga untuk landasan pada dapur atau alat
pengolahannya. Selain itu, berguna untuk menghemat ruang dapur.
3. BOF
Ada proses Basic Oxygen Furnace atau lebih sering disebut BOF.
Pada teknik ini merupakan sebuah modifikasi cara dari proses
bessemer. Bessemer memakai uap air panas yang nantinya akan
ditiupkan pada besi kasar sehingga mampu membakar kotoran yang
tersisa. Sedangkan pada BOF, menggunakan oksigen murni untuk
membakar sebagai ganti dari uap air.
Umumnya dapur yang digunakan berukuran 5 m untuk diameternya
sendiri. Sedangkan untuk kapasitasnya mampu menampung sekitar 35
ton bahkan dapat mencapai 200 ton sekaligus. Proses peleburan
menggunakan teknik ini masih terbilang baru dalam dunia industri
baja. Pada proses kerjanya menggunakan bahan baku berupa besi
kasar.
Oksigen yang digunakan berguna untuk mengikat karbon yang ada
pada besi kasar. Ketika proses oksidasi berlangsung, panas yang ada
akan sangat tinggi sehingga mampu menaikkan suhu agar logam dapat
mencair dengan cepat. Biasanya temperatur dapat mencapai sekitar
165 C.
Saat proses oksidasi, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan ke
dalam tungku. Nantinya batu kapur juga akan meleleh. Kemudian
14
dicampurkan dengan berbagai bahan impuritas sehingga mampu
membentuk terak pada baja cair.
Setelah proses oksidasi selesai, pipa yang mengalirkan oksigen
langsung dialirkan. Selanjutnya diambil sedikit sampel baja cair,
untuk dicek bagaimana kualitas kadar yang ada pada baja. Apabila
sudah sesuai dimasukkan ke dalam tungku penuang. Dengan suhu
sekitar 165 C.
4. Dapur Listrik
Pada proses pengolahan baja menggunakan teknik dapur listrik,
merupakan suatu metode yang mengontrol temperatur suhu peleburan.
Yang mana berguna untuk memperkecil unsur-unsur campuran pada
baja. Ketika awal pemurnian baja digunakan sebuah tungku terbuka
layaknya konvertor.
Selanjutnya, dilakukan sebuah pemurnian lagi agar dapat
menghasilkan sebuah baja yang lebih berkualitas. Umumnya, pada
dapur listrik terbagi menjadi dua jenis yakni busur nyala dan induksi
frekuensi tinggi.
Untuk dapur listrik busur nyala mampu menampung kapasitas 25
sampai 100 ton. Yang mana telah dilengkapi tiga elektron karbon.
Nantinya elektron tersebut dapat dipasang atau dinyalakan secara
otomatis untuk memanaskan dan mencairkan logam.
Sedangkan dapur induksi frekuensi tinggi, merupakan sebuah alat
yang terdiri dari berbagai kumparan kawat yang dicampur dengan
batu tahan api. Alat ini hanya dapat menampung sekitar 6 kg sampai 6
ton saja dalam sekali pemrosesan.
5. Dapur Kupola
Teknik ini digunakan untuk melakukan peleburan besi kasar dan besi
bekas. Umumnya sering digunakan untuk menghasilkan peleburan
sehari-hari berdasarkan kapasitas pabrik. Dapur kupola atau cupola
furnace, merupakan sebuah kubah-kubah yang berguna untuk
memproses besi-besi tersebut menjadi baja berkualitas.
Dalam sistem kerjanya, dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada
kubah agar terbebas dari uap air. Akan dinyalakan sebuah arang kayu
15
kurang lebih selama 15 jam. Kemudian kokas dihembuskan dengan
kecepatan rendah menggunakan blower.
Setelah kokas yang ada terbakar dengan sempurna, masukkan
kepingan besi atau bahan utama pembuatan baja. Tunggu sekitar 15
menit, sekiranya cairan tersebut sudah benar-benar lebur. Kemudian
tak lupa ditambahkan batu kapur, agar dapat menghasilkan sebuah
baja dengan kualitas tinggi.
6. Bassemer
Untuk cara membuat baja dengan cara bassemer, umumnya memiliki
cara atau teknik yang hampir sama dengan BOF. Hanya saja teknik ini
tidak menggunakan oksigen murni melainkan memakai uap air.
Teknik ini merupakan teknik yang paling umum dan sangat sering
untuk diterapkan. Baik digunakan dalam industri menengah atau
bahkan pada industri yang berskala besar.
16
2.5 MANFAAT TEKNOLOGI BAJA DALAM BIDANG
KONTRUKSI
Nah, itu dia beberapa manfaat konstruksi baja. Jika Anda ingin
membangun hunian maupun bangunan komersil, struktur baja
merupakan pilihan tepat. Walaupun Anda harus mengeluarkan lebih
banyak biaya dari segi pembelian material, konstruksi baja untuk
bangunan memberikan manfaat yang setaran dengan biaya tersebut.
17
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
-Baja atau Keluli, juga dikenali sebagai besi baja atau besi waja adalah
logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur
karbon.Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan
elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan besi tuang
memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.
-Berikut adalah material penyusun baja antara lain
1.Karbon
2.Kromium
3.Mangan
4. Molibdenum
5.Nikel
6.Fosfor
7.Silikon
8.Belerang atau sulfur
9.Tungsten
10.Vanadium
-Proses Pembuatan Baja Secara Umum Untuk cara pembuatan baja,
umumnya kandungan senyawa seperti nitrogen, sulfur, fosfor, silikon
18
dan bahkan kelebihan kandungan karbon lainnya dikeluarkan.Teknik
dalam proses pembuatan baja Dalam proses pembuatan baja, telah
diklasifikasikan sesuai dengan jenis komposisinya.umumnya memiliki
cara atau teknik yang hampir sama dengan BOF.
-Sifat mekanis baja harus diketahui agar bisa memahami perannya
sebagai material struktur.Baja merupakan satu material penting dalam
dunia kontruksi.Setiap elemen struktural sebagai besar menggunakan
material baja,baik itu dalam tulangan baja atau baja profil.Elemen
yang menggunakan material baja adalah elemen yang memiliki
tegangan tarik selama masa layan.Hal ini disebabkan oleh adanya sifat
mekanis unggulan pada baja yaitu kuat tarik yang sangat tinggi.selain
itu baja memiliki ketahanan terhadap geser.
19
DAFTAR PUSAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Baja
https://sarapanmatahari.wordpress.com/2017/07/30/mengenal-baja/
https://wira.co.id/proses-pembuatan-baja/
https://layarsipil.my.id/sifat-mekanis-baja/
https://pp-presisi.co.id/manfaat-dan-kelebihan-konstruksi-baja-untuk-
bangunan#:~:text=Konstruksi%20baja%20untuk%20bangunan
%20tinggi,mampu%20membantu%20menekan%20biaya
%20pembangunan
20