Disusun Oleh :
Nama : M.Yoga Ganesha
NPM : 2203120040
Jurusan : Teknik Sipil
Dosen Pengampu : Keumala Citra Sarina Zein,
ST., MT
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tembaga
3
B. Karakteristik dan Sifat Tembaga
2. Sifat kimia
Sifat kimia logam tembaga adalah sebagai berikut:
1. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi.
2. Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu
lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa,
Cu(OH)2CO3.
3. Pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi, sekitar 1.000°C, akan terbentuk tembaga (I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah.
4. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-
oksidator encerseperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat
dan mendidih menyerang logamtembaga dan membebaskan gas
hidrogen.
4
C. Manfaat dan Penggunaan Tembaga
5
manusia adalah 2,5 mg/kg berat tubuh/hari bagi orang dewasa dan 0,05
mg/kg berat tubuh/hari untuk anak-anak dan bayi. Selain manusia,
organisme hidup lainnya juga sangat membutuhkan tembaga untuk
kehidupannya. Mulai dari tumbuh-tumbuhan sampai pada hewan darat
ataupun biota perairan (Widowati, 2008).
D. Pengertian Magnesium
6
atau meni.Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110
N/mm2 dalam bentuk hasil pengecoran (Casting), angka kekuatan tarik
ini dapat ditingkatkan melalui proses pengerjaan.
Magnesium bersifat lembut dengan modulus elsatis yang sangat
rendah. Magnesium memiliki perbedaan dengan logam-logam lain
termasuk dengan Aluminium, besi Tembaga dan Nickel dalam sifat
pengerjaannya dimana Magnesium memiliki Strutur yang berada
didalam kisi hexagonal sehingga tidak mudah terjadi slip, oleh karena
itu Magnesium tidak mudah dibentuk dengan pengerjaan dingin
disamping itu prosentase perpanjangnnya hanya mencapai 5 % dan
hanya mungkin dicapai melalui pengerjaan panas.
E. Karakteristik Magnesium
1. Sifat fisika
Sifat kimia Unsur magnesium adalah logam ringan putih
abu-abu, dengan densitas dua pertiga dari densitas aluminium. Ia
menjadi sedikit kusam saat terpapar udara, walaupun, tidak seperti
logam alkali tanah lainnya, tidak perlu disimpan di lingkungan bebas
oksigen karena magnesium dilindungi oleh lapisan tipis oksida yang
cukup kedap dan sulit dihilangkan. Magnesium memiliki titik leleh
terendah (923 K (650 °C)) dan titik didih terendah (1.363 K (1.994
°F)) di antara semua logam alkali tanah.
Magnesium bereaksi dengan air pada suhu kamar, meskipun
bereaksi jauh lebih lambat daripada kalsium, logam golongan 2 yang
mirip. Saat terendam air, gelembung hidrogen terbentuk perlahan di
permukaan logam—meskipun jika dalam bentuk serbuknya ia
bereaksi lebih cepat. Reaksi terjadi lebih cepat dengan suhu yang
lebih tinggi (lihat Awasan keselamatan). Reaksi reversibel
magnesium dengan air dapat dimanfaatkan untuk menyimpan energi
dan menjalankan mesin berbasis magnesium.
Magnesium juga bereaksi secara eksotermik dengan
kebanyakan asam seperti asam klorida (HCl), menghasilkan logam
7
klorida dan gas hidrogen, serupa dengan reaksi HCl dengan
aluminium, seng, dan banyak logam lainnya.
2. Sifat kimia
Magnesium sangat mudah terbakar, terutama bila dibuat
bubuk atau diiris menjadi strip tipis, meski sulit menyala dalam
bentuk massal atau curah. Suhu nyala magnesium dan
logam paduannya bisa mencapai 3.100 °C
(5.610 °F),[17] meskipun ketinggian api di atas logam yang terbakar
biasanya kurang dari 300 mm (12 in).[18] Setelah menyala, api
semacam itu sulit untuk dipadamkan, dengan pembakaran berlanjut
dalam nitrogen (membentuk magnesiumnitrida), karbon dioksida
(membentuk magnesium oksida dan karbon), dan air (membentuk
magnesium oksida dan hidrogen). Sifat ini digunakan dalam senjata
pembakar [en] selama pemboman kota-kota dalam Perang Dunia
II, di mana satu-satunya pertahanan sipil praktis untuk
memadamkan api yang terbakar adalah dengan menimbun bawah
pasir kering untuk menyingkirkan atmosfer dari pembakaran.
F. Pengertian Timbal
Timbal adalah logam golongan IVA (14) yang relatif lengai atau tidak
mudah bereaksi. Logam ini bersifat amfoter; unsur timbal
8
maupun senyawa oksidanya mudah bereaksi dengan asam maupun basa.
Dalam senyawa, timbal biasanya memiliki bilangan oksidasi +2, dan
jarang teroksidasi hingga +4 yang umum pada unsur golongan IVA di
atasnya. Namun, bilangan oksidasi
+4 sering terjadi dalam senyawa-senyawa organotimbal.
Timbal dapat ditambang dari bijih mineral tertentu; hal ini dilakukan
sejak zaman prasejarah di Asia Kecil. Galena, bijih timbal yang paling
utama, sering mengandung perak, sehingga banyak ditambang dan
digunakan di Romawi Kuno. Namun, produksinya menurun sejak
keruntuhan Romawi, dan baru pada Revolusi Industri produksi timbal
kembali mencapai tingkat seperti zaman Romawi. Pada 2014, produksi
timbal dunia melebihi 10 juta ton per tahun, dan lebih dari setengahnya
dihasilkan melalui daur ulang.
1. Sifat atom
9
2. Sifat benda
Timbal memiliki sifat lunak (hanya 1,5 skala Mohs) dan dapat
digores dengan kuku. Logam ini cukup mudah ditempa (malleable)
dan ditarik (ductile).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
International Copper Study Group (ICSG). 2012. The World Copper Factbook.
enters for Disease Control and Prevention (2015). "Radiation and Your
Health". Diakses tanggal 28 Februari 2017.