Daftar pustaka...........................................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat
dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses
pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu
proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang
pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah
aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana
untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betul-betul
memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan
memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan
yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang
paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya
adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi
sejauh mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya
sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena
pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan
menggunakan energi panas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Titanium (Ti)
Titanium (Ti) memiliki warna putih kelabu, sifatnya yang kuat seperti baja dan stabil
hingga temperature 4000C, tahan korosi dan memiliki berat jenis (ρ) = 4,5 kg/dm3.
Titanium (Ti) digunakan sebagai unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan
paduan dengan Aluminium dan logam lainnya. Titanium (Ti) memiliki titik cair 16600C dan
kekuatan tarik 470 N/mm2 serta densitas 56 %.
Tembaga (copper) adalah suatu logam berwarna kemerahan, mempunyai temperatur didih
(boiling point) 2600° C dengan berat jenis 8,96 gr/cm3 (sedikit lebih tinggi dari baja (ferro)
berat jenis 7,87 gr/cm3). Bersifat lunak, dapat dibengkokkan (bending) dan dapat dirol
(rolling, canai).
1. Kuningan (brass) paduan tembaga dengan unsur utama seng (zinc, Zn)
2. Perunggu (bronze), paduan tembaga dengan unsur utama timah putih. (Sn) sebagai
unsur paduan (alloy element)
Logam seng (Zn) adalah logam berwarna putih kebiruan kekuatannya rendah,
temperatur leleh (melting point) 419,46°C dan l.,2 temperatur lebur (boiling point) hanya
906°C, dengan be-at jenis 7,133 gr/cm3.
Logam nikel adalah suatu logam yang berwarna putih perak, mempunyai berat jenis 8,90
dengan titik leleh 1455°C dan titik lebur (boiling point) 2730°C, termasuk nilai ekonomisnya
mahal kira-kira 3 kali lipat nilai ekonomis (harga) logam tembaga.
3
Memiliki sifat fisis-nekanis yang baik sekali, yaitu tahan korosi, tahan oksidasi, tahan pada
temperatur tinggi, dapat membentuk larutan padat yang ulet, kuat dan tahan korosi dengan
banyak logam-logam lainnya.
1. Monel, adalah paduan nickel (Ni = 67%) dengan logam tembaga (Cu = 28%) dan
element logam lain ferro, Mn, dan Si.
2. Paduan Nickel-Chrow-Ferro (Nichrom)
3. Paduan Hastelloy, adalah paduan nickel dengan berbagai logam lain, seperti
komposisi : Ni-Cr-Mo-Fe (Hastelloy C dan X)
Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy atau
ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam (lead, Pb),
Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu), Logam paduan ini ditemukan
oleh ISAAC BABBIT di USA (pada tahun 1839).
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing (bantalan) adalah bagian
mesin yang berfungsi meneruskan/memindahkan beban antara dua permukaan yang saling
bergesekan. Sedangkan bantalan (bearing), yaitu bantalan luncur (sliding contact bearing) dan
bantalan gelinding (rolling contact bearing). Pada umumnya logam babbit dipakai untuk
bantalan luncur.
6. Manganese (Mn)
Manganese (Mn) logam yang memiliki titik cair 12600C. Manganese digunakan
pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai unsur paduan kendati tidak
menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki sifat baja tetapi tidak
berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki kandungan unsur Sulphur.
7. Chromium (Cr)
Chromium ialah logam berwarna kelabu, sangat keras dengan titik cair yang
tinggi yakni 18900C , Chromium diperoleh dari unsur Chromite, yaitu senyawa FeO.Cr2.
Unsur Chromite (Fe2 Cr2 06 ) serta Crocoisite (PbCrO4). Chromium memiliki sifat yang
keras serta tahan terhadap korosi jika digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan besi
tuang dan dengan penambahan unsur Nickel maka akan diperoleh sifat baja yang keras dan
tahan panas (Heat resistance-Alloy).
8. Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap
4
dengan titik cair 6600C sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical
dan Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi. Chromium bersifat non
magnetic. Secara komersial Aluminium memiliki tingkat kemurnianhingga 99,9 % , dan
Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/
9. Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)
Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai Tembaga Cor dan dengan
proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2
demikian pula dengan angka kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki angka kekerasan
45 HB dan meningkat hingga 90 HB Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga adalah
ketahanannya terhadap korosi atmospheric bahkan jenis korosi yang lainnya .
Tembaga mudah dibentuk dan disambung melalui penyolderan (Soldering), Brazing
dan pengelasan (Welding). Untuk membahas lebih jauh tentang Tembaga ini dapat dilihat
pada uraian tentang Tembaga dan paduannya.
5
terhadap pengaruh kimia.
Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron
ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau logam langka
(rare-metal).
Pengertian
SMAW adalah proses las busur manual dimana panas las dihasilkan oleh busur listrik yang
terbentuk diantara elektroda berpelindung flux dengan benda kerja. Elektroda SMAW terdiri
dari 2 bagian yaitu bagian inti yang terbuat dari baja yang berfungsi sebagai bahan pengisi
(filler) dan bahan pembungkus yang disebut fluks. Fungsi dari fluks adalah : sebagai sumber
terak untuk melindungi logam cair dari udara sekitarnya, menjaga busur listrik agar tetap
stabil, sebagai deoksidator, menghasilkan gas pelindung, mengurangi percikan api dan uap
pada pengelasan, dan sebagai sumber dari unsur paduan.
Prinsip Kerja
Aplikasi
Prinsip SMAW banyak digunakan untuk mengelas pipa-pipa refinery hingga pipelines,
bahkan untuk mengelas di bawah laut guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai.
Selain itu, Proses SMAW digunakan untuk mengelas logam-logam ferrous dan non ferrous,
termasuk carbon steel, low alloy steel, stainless steel, nickel steel, cast iron, dan paduan
tembaga.
Rangkaian Peralatan
6
B. SAW (Submerged Arc
Welding)
Pengertian
Submerged Arc Welding adalah proses pengelasan busur dimana logam cair dilindungi oleh
fluks selama pengelasan. Busur listrik yang digunakan untuk mencairkan logam tertutup oleh
serbuk fluks yang diberikan disepanjang alur las dan proses pengelasan berlangsung didalam
fluks tersebut.
Prinsip Kerja
Rangkaian peralatan
Aplikasipengecoran
Pabrikasi Baja dari Bentuk Struktural (Seperti : I-beams)
Pengelasan lapisan untuk pipa, tangki, pressure vessels dengan diameter besar Seams
Pengelasan komponen untuk mesin berat
Baik digunakan untuk baja (kecuali baja karbon tinggi)
Pengertian
7
Plasma adalah gas yangterionisasi dengan jumlah ion sama dengan jumlah elektron.
Menggunakan elektroda tungsten, filler metal ditambahkan seperti pada proses GTAW.
Menggunakan gas pelindung He, Ar atau campuran keduanya. Arus listrik yang digunakan
mencapai 100 ampere dengan temperature plasma hingga 30000°C, dengan temperatur
setinggi ini, material apapun dapat dicairkan. Metode ini menghasilkan penetrasi yang sangat
baik.
Prinsip Kerja
Aplikasi
Biasanya digunakan untuk mengelas paduan aluminium dan titanium dan sering digunakan
sebagai pemotong (plasma cutting).
Pengertian
Metode pengelasan ini sebelumnya dikenal dengan nama Tungsten Inert Gas (TIG). Gas Inert
yang biasa digunakan adalah wolfram untuk pelindung yang bagus sehingga atmosfir udara
tidak masuk ke daerah lasan. Namun sekarang digunakan Co2 (tidak inert) karena lebih
murah dan stabil.Elektroda tungsten bukan sebagai filler metal, sehingga perlu filler metal
dari luar untuk mengisi gap sambungan. Filler metal bersama logam induk akan dicairkan
oleh busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan logam induk.
Prinsip Kerja
8
Rangkaian las TIG
Aplikasi
Metode ini biasanya digunakan untuk mengelas logam yang reaktif terhadap oksigen seperti
paduan aluminium, magnesium dan titanium. Metode ini juga cocok intuk pelat tipis sampai
dengan 5mm. Straight polarity (dengan arus hingga 500 ampere, boltase 20-40 volt) lebih
sering digunakan daripada reverse polarity, karena reverse polarity cenderung mencairkan
elektroda. Metode ini sangat cocok digunakan untuk spot welding.
Pengertian
Sebelumnya dikenal dengan nama Metal Inert Gas (MIG). Pada metode pengelasan ini, gas
pelindung juga berfungsi sebagai filler metal. Gas yang digunakan sebagai pelindung sama
dengan gas yang digunakan pada GTAW, yaitu Ar, He, dan CO2, dialirkan selama proses
pengelasan. Elektroda kontinu. Metal transfer berupa spray, globular dan short-circuit.
Biasanya menggunakan sumber arus DC dengan reverse polarity untuk menaikkan penetrasi
lasan.
Prinsip Kerja
9
Aplikasi
MIG digunakan untuk mengelas bagian yang tebal, karena slag yang terjadi ketika
pengelasan multipass tidak akan terjadi. Serta baik untuk pengelasan baja – baja kwalitas
tinggi seperti baja tahan karat, baja kuat dan logam – logam bukan baja yang tidak dapat dilas
dengan cara yang lain.
Thermit welding (TW) adalah proses pengelasan di mana panas untuk penggabungan
dihasilkan dari logam cair yang berasal dari reaksi kimia Thermit. Thermit merupakan merk
dagang dari thermite, yakni sebuah campuran serbuk aluminium dan besi oksida yang bisa
menghasilkan reaksi exothermic ketika dibakar. Bahan tambah atau filler pada pengelasan ini
berupa logam cair. Logam cair tersebut dituang pada sambungan yang telah dilengkapi
dengan cetakan. Proses penggabungan ini lebih mirip dengan pengecoran.
Thermit welding digunakan untuk menyambung rel kereta dan memperbaiki keretakan pada
baja tuang berukuran besar.
Laser beam welding (LBW) adalah proses pengelasan di mana penggabungan diperoleh dari
energi yang terkonsentrasi tinggi, sorotan cahaya sederap difokuskan pada sambungan benda
kerja. Istilah laser merupakan akronim dari light amplification by stimulated emission of
radiation. Laser beam welding umumnya dioperasikan dengan gas pelindung untuk
mencegah oksidasi. Gas pelindung yang digunakan contohnya adalah helium, argon,
nitrogen, dan karbon dioksida. Pada LBW bahan tambah atau filler biasanya tidak diberikan.
10
Mirip dengan electron beam welding, laser beam welding menghasilkan las berkualitas baik,
memiliki penetrasi yang baik, dan menghasilkan heat-affected zone yang sempit. Selain
memiliki kelebihan yang sama dengan electron beam welding, laser beam welding memiliki
kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh electron beam welding. Kelebihan laser beam
weldingtersebut antara lain: tidak memerlukan ruang hampa, tidak memancarkan x-ray, dan
dapat difokuskan serta diarahkan dengan lensa optik dan cermin.
Meskipun sama-sama memiliki penetrasi yang baik, penetrasi laser beam welding kurang
begitu dalam dibanding electron beam welding. Kedalaman yang dapat dicapai oleh laser
beam welding sekitar 19 mm, sedangkan pada electron beam welding sekitar 50 mm.
Electron beam welding adalah proses pengelasan di mana panas untuk mengelas dihasilkan
dari electron berintensitas tinggi yang difokuskan dan diarahkan pada benda kerja. Electron
beam gun bekerja pada tegangan tinggi untuk mengakselerasikan electron dan menggunakan
arus beam yang rendah. Daya yang digunakan pada EBW tidak besar, tetapi memiliki
kerapatan yang tinggi. Kerapatan tinggi tersebut diperoleh dari pemfokusan electron
beammenjadi luasan sangat kecil pada permukaan benda kerja.
11
Gambar 3. Electron Beam Welding (EBW).
Pada awal pengembangannya electron beam welding dilakukan pada ruang hampa. Akan
tetapi saat ini EBW telah dikembangkan untuk proses pengerjaan di ruang yang tidak hampa.
Sehingga EBW dapat dibedakan menjadi:
High-vacuum welding (EBW-HV), di mana pengelasan dilakukan pada ruang hampa dengan
tingkat hampa yang sama seperti pada ruang pembangkitan beam (pengelasan dilakukan satu
ruang dengan pembangkitan beam).
Electron beam welding dapat digunakan untuk mengelas banyak logam, bahkan logam-logam
keras yang susah dilas dengan arc welding. Ukuran benda kerja yang dapat dilas dengan
EBW berkisar antara benda setipis kertas hingga plat yang tebal. EBW banyak diterapkan di
bidang otomotif, aerospace, dan industri nuklir.
Ultrasonic welding (USW) adalah jenis pengelasan solid-state di mana dua benda kerja
ditahan/dijepit bersamaan dan diberi getaran berfrekuensi ultrasonic supaya terjadi
penggabungan. Gerak dari getaran melewati celah antara dua benda kerja yang dijepit
secaralap joint. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kontak dan ikatan metalurgi yang kuat
antara kedua permukaan benda kerja. Panas pada proses USW dihasilkan dari gesekan antar
permukaan benda kerja dan deformasi plastis. Suhu panas tersebut berada di bawah titik cair
benda kerja.
12
Ultrasonic welding tidak memerlukan bahan tambah (filler). Flux juga tidak digunakan pada
USW. Proses pengelasan ini juga tidak memerlukan gas pelindung. Proses ultrasonic
weldingsecara khas menggunakan sambungan lap (lap joint). Frekuensi yang digunakan
adalah 15 sampai 75 kHz, dengan amplitudo 0,018 sampai 0,13 mm.
Ultrasonic welding secara umum digunakan untuk logam-logam lunak seperti tembaga dan
aluminium. Ultrasonic welding sering digunakan untuk merakit lembaran aluminium dan
pekerjaan perakitan kecil lainnya.
mesin las Friction stir welding (FSW) adalah proses pengelasan solid-state di mana sebuah
tool yang berputar dimakankan sepanjang garis sambungan antara dua benda kerja. Tool yang
berputar dan dimakankan pada garis sambungan tersebut menghasilkan panas serta secara
mekanis menggerakkan (stirring; bentuk dasar: stir, sehingga diberi nama friction stir
welding) logam untuk membentuk sambungan las. Perbedaan friction stir welding dengan
friction weldingadalah pada friction stir welding panas gesekan dihasilkan oleh tool tahan
aus, sedangkan padafriction welding berasal dari benda kerja yang akan disambung itu
sendiri.
13
Gambar 5. Friction Stir Welding. Sumber: Mikell P. Groover. 2010. Fundamentals of
Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems. 4th Edition. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc. halaman 737.
Gambar di atas menunjukkan shoulder dan probe. Shoulder dan probe merupakan komponen
atau bagian dari tool. Shoulder berfungsi untuk menggesek benda kerja supaya menjadi panas
dan memaksa logam yang sudah menjadi plastis untuk mengalir di sekitar probe.
Probedirancang dengan bentuk yang khusus. Probe digunakan untuk mengaduk logam secara
mekanis sepanjang permukaan ujung (butt).
Friction stir welding digunakan di bidang aerospace, otomotif, kereta, dan perkapalan. Jenis
sambungan yang digunakan adalah butt joint. Logam yang dapat dilas dengan FSW antara
lain: aluminium, baja (steel), titanium, dan tembaga. Selain logam ada material lain yang
dapat dilas dengan FSW yakni polimer dan komposit.
(2) Terhindar dari asap beracun dan masalah-masalah lain yang dapat dijumpai pada arc
welding.
(1) Terdapat lubang ketika kita menarik tool dari benda kerja.
Friction welding adalah proses pengelasan solid-state di mana penggabungan diperoleh dari
kombinasi panas akibat gesekan dan tekanan. Gesekan biasanya terjadi pada dua permukaan
benda kerja yang berputar relatif satu dengan yang lain untuk meningkatkan suhu kedua
permukaan benda kerja tersebut. Suhu yang dicapai biasanya berkisar antara suhu pengerjaan
panas. Kedua benda kerja selanjutnya didekatkan dengan gaya yang pas untuk membentuk
ikatan secara metalurgi.
14
Friction welding normalnya tidak menggunakan bahan tambah (filler). Pengelasan ini juga
tidak memerlukan flux. Selain itu FRW juga tidak menggunakan gas pelindung (shielding
gas) serta tidak terjadi pencairan benda kerja.
(4) Las yang terbentuk. Hal yang harus diperhatikan adalah panjang benda kerja akan
berkurang.
Karena memerlukan putaran untuk menghasilkan panas, mesin friction welding didesain
mirip dengan mesin bubut. Mesin friction welding memerlukan spindle yang bertenaga untuk
memutar salah satu benda kerja pada kecepatan tinggi. Mesin ini juga harus bisa menggeser
benda kerja secara aksial baik pada chuck yang berputar maupun pada chuck yang tidak
berputar.
Explosion welding (EXW) adalah jenis pengelasan solid-state di mana terjadi penggabungan
cepat pada dua permukaan logam yang disebabkan oleh energi ledakan bahan peledak. EXW
tidak menggunakan bahan tambah (filler metal). Proses EXW tidak menggunakan panas dari
luar. Pada proses ini, tidak ada difusi yang terjadi. Waktu penggabungan terlalu pendek untuk
terjadi difusi. Ikatan yang terjadi pada EXW berupa ikatan secara metalurgi. Dalam banyak
kasus, explosion welding juga dikombinasikan dengan sambungan mekanis yang dihasilkan
dari permukaan benda kerja yang bergelombang.
Explosion welding secara umum digunakan untuk menyambung dua buah logam yang
berbeda. Sebagai contoh untuk melapisi logam induk dengan logam tahan karat. Explosion
weldingbiasanya digunakan di industri kimia dan migas.
15
M. DIFFUSION WELDING (DFW)
Diffusion welding (DFW) adalah proses pengelasan solid-state yang dihasilkan dari
pemberian panas dan tekanan supaya terjadi difusi serta penggabungan. Proses tersebut
biasanya dilakukan dengan atmosfer yang terkontrol dan waktu yang tepat untuk membiarkan
difusi serta penggabungan terjadi. Temperatur yang digunakan sebaiknya di bawah titik cair
dari logam benda kerja dan deformasi plastis yang terjadi pada permukaan benda kerja
sebaiknya minimal. Mekanisme penggabungan pada diffusion welding terjadi dalam bentuk
padat, di mana atom berpindah dan saling menyeberang di antara dua permukaan benda kerja
yang saling kontak. Pengelasan ini terkadang menggunakan lapisan bahan tambah yang
diletakkan di antara dua benda kerja yang akan disambung (seperti roti isi).
16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen P dan K. 1978. Petunjuk Praktek Las Asitelin dan Las Listrik,
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan; Indonesia
Welder, Agam. 2009. Definisi Pengelasa.http://agamweld.blogspot.com
http://mahyareksa.blogspot.com/2012/04/SMAW welding .html ,diakses pada hari Selasa
Tanggal 21 november 2018
http://teknik-pengelasan.blogspot.com/ ,diakses pada hari Selasa Tanggal 21 november 2018
http://welding-ii.blogspot.com/ ,diakses pada hari Selasa Tanggal 21 november 2018
17