Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan
shalat adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat adalah rukun
yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda,
ِ صلَّى يُن
َُاجي َربَّه َ …إِ َّن أ َ َحدَ ُك ْم إِذَا
َّللاُ تَعَالَى َح ِمدَنِى َّ قَا َل.) َب ْالعَا َل ِمين ِ ِّ سأ َ َل َفإِذَا َقا َل ْالعَ ْبد ُ ( ْال َح ْمدُ ِ ََّلِلِ َر َ ص َفي ِْن َو ِلعَ ْبدِى َما ْ صالَة َ بَ ْينِى َوبَيْنَ َع ْبدِى ِن َّ س ْمتُ ال َ َق
قَا َل َم َّجدَ ِنى َع ْبدِى – َوقَا َل.)ِّين ِ د
ِ ال م و ي
ِ َْ ِ ِ َ َكل ا م ( ل ا َ ق ا َ ذ إ
َِو .ِى
د ب
ْ ع ى
َ َّ َ َ ل ع َى نْ ثَ أ ى َ ل ا عَ ت
َ ُ َ َّ
َّللا ل ا َ ق .) يم ح الر ن م
ِ ِ َّ ِ َ َْ َّ ح (الر ل ا َ ق اَ ذ إ
ِ َ َع ْبد
و ِى
َ
فَإِذَا قَا َل (ا ْه ِدنَا.َسأل َ قَا َل َهذَا بَ ْينِى َو َبيْنَ َع ْبدِى َو ِلعَ ْبدِى َما.) ُى َع ْبدِى – فَإِذَا قَا َل (إِيَّاكَ نَ ْعبُد ُ َوإِيَّاكَ نَ ْست َ ِعين َ
َّ ض إِل َ َم َّرة ً فَ َّو
سأ َ َل
َ َ ا م ِى د ب
ْ ع ل
ِ
َ َ و ِى د ب
ْ ع
َ ل
ِ اَ ذهَ ل
َ ا َ ق .) َين ِّ ل
ِ َّا
ض ال َ الو م ه
َ ِْ َ ِ ي
ْ َ ل ع بُو ض ْ
غ م ْ
ال
َ ِ ِْ َْريغَ م هيْ َ ل ع َت م َْ عنْ َ أ ذ
َِين َّ ل ا َ
ط ا ر ص
َ ِ َيم ق
ِ َ تسْ م
ُ ْ
ال َ
ط ا الص َر
ِّ ِ
“Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi dua
bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut membaca,
‘Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam,’ maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-
Ku telah memuji-Ku.’ Jika ia mengucapkan, ‘Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang,’
maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memujiku.’ Jika ia mengucapkan, ‘Yang Menguasai
hari Pembalasan,’ maka Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuliakan-Ku.’ Jika ia
mengucapkan, ‘Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan hanya kepada-Nya kami
memohon,’ maka Allah berfirman, ‘Inilah bagian bagi Diri-Ku dan hamba-Ku, dan bagi
hamba-Ku dalah apa yang dia minta.’ Dan jika ia mengucpakan, ‘Berilah petunjuk kepda
kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah Engkau beri kenikmatan bagi yang
mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau murkai dan bukan pula yang Kau sesatkan,’
maka Allah berfirman, ‘Ini hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.”’3
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual shalat
(yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah shalat
dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Qur’an( dibacakan oleh para pelaku shalat,
ruku’ yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku’)i’tidal( yang dipenuhi dengan
pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Ta’ala disucikan dengan ke-Mahatinggian-
Nya, hadirnya sepenuh hati padanya do’a, lalu duduk untuk memohon dan memuliakan, serta
diakhiri dengan salam.
Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari
perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Ta’ala berfirman:
ِص َالة َّ َوا ْستَ ِعينُوا ِبال
َّ صب ِْر َوال
“Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat.” )QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:
“Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.” )QS. Al-
Ankabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan (dada-
dada) mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
ص َالة ُ نُ ْور
َّ ال.
َت لَهُ نُ ْو ًرا َوب ُْرهَانًا َونَ َجاةً َي ْو َم ْال ِقيَا َم ِة
ْ ظ َعلَ ْي َها كَان
َ َ َم ْن َحاف.
“Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan di
hari kiamat.”5
Juga sabda beliau Shallallahu’alaihi Wasallam, “Shalat yang lima waktu dan shalat Jumat
hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya, selama tidak
melakukan dosa-dosa besar.”8
Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. )Riwayat Ibnu ‘Umar dari
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam).
Khusyu’ dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya termasuk
dari sebab-sebab masuk surga. Allah Ta’ala berfirman )yang artinya(, “Sesungguhnya
beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka
itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus.
Mereka kekal di dalamnya.” )QS. Al-Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Ta’ala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah shalat.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah
apa yang diniatkannya.”10
Macam-macam air
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:
1. Air hujan.
2. Air sungai.
3. Air laut.
4. Air dari mata air.
5. Air sumur.
6. Air salju.
7. Air embun.
Pembagian air
Air tersebut dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak bercampur
dengan sesuatu yang lain.
2. Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu air
yang dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.
3. Air musta’mal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah digunakan untuk
bersuci.
4. Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan benda
najis atau yang terkena najis.
2. Macam-Macam Thaharah
a. Bersuci dari dosa (bertaubat).
Bertaubat kepada Allah yang merupakan thaharah ruhaniah, juga sebagai metode mensucikan
diri dari dosa-dosa yang besar maupun yang kecil kepada Allah. Jika dosa yang dimaksudkan
berhubungan dengan manusia, sebelum bertaubat ia harus meminta maaf kepada semua orang
yang disakitinya. Sebab Allah akan menerima taubat hamba-Nya secara langsung jika
berhubungan dengan dosa-dosa yang menjadi hak Allah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
Artinya :
“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya,
niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah
ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik.
Dan jika kamu berpaling maka sungguh Aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang
besar )kiamat(”.
Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubat yang sesungguhnya. Ciri-cirinya adalah:
a. Menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan.
b. Berjanji tidak akan mengulanginya.
c. Selalu meminta ampunan kepada Allah dan berzikir.
d. Berusaha terus menerus untuk memperbaiki diri dengan memperbanyak perbuatan baik dengan
mengharap keridhoan dari Allah SWT.
B. WUDLU
1. Pengertian Wudlu
Wudlu secara bahasa berarti keindahan dan kecerahan. Sedangkan menurut istilah syara’
bersuci dengan air dalam rangka menghilangkan hadas kecil yang terdapat pada wajah, kedua
tangan, kepala dan kedua kaki disertai dengan niat.
2. Rukun Wudlu
Antara lain:
a. Niat
b. Membasuh muka
c. Membasuh dua tangan sampai siku
d. Mengusap sebagian kepala
e. Membasuh kaki sampai mata kaki
f. Tertib, artinya urut.
3. Sunnah Wudlu
a. Membaca basmallah
b. Membasuh tangan sampai pergelangan terlebih dahulu
c. Berkumur-kumur
d. Membersihkan hidung
e. Menyela-nyela janggut yang tebal
f. Mendahulukan anggota yang kanan
g. Mengusap kepala
h. Menyela-nyela jari tangan dan jari kaki
i. Megusap kedua telinga
j. Membasuh sampai tiga kali
k. Berturut-turut
l. Berdo’a sesudah wudlu
4. Hal-hal yang membatalkan wudlu
a. Keluarnya sesuatu dari dua jalan
b. Tertidur dengan posisi tidak duduk yang tetap
c. Hilangnya akal (gila, pingsan, mabuk dan sebagainya)
d. Tersentuh kemaluan dengan telapak tangan
e. Tersentuhnya kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim dan tidak beralas
C. MANDI
1. Pengertian
Mandi dalam bahasa arab al ghuslu artinya mengalirkan alir pada apa saja. Menurut pengertian
syara’ berarti meratakan air yang suci pada seluruh tubuh disertai dengan niat. Pengertian lain
ialah mengalirkan air ke seluruh tubuh baik yang berupa kulit, rambut, ataupun kuku dengan
memakai niat tertentu. Mandi ini ada yang hukumnya wajib dan ada yang sunnah.
2. Hal-hal yang mewajibkan mandi (mandi besar/ mandi wajib)
a. Hubungan suami istri
b. Mengeluarkan mani
c. Mati
d. Haid
e. Nifas
f. Wiladah (melahirkan)
3. Rukun mandi
a. Niat
b. Menghilangkan najis bila terdapat pada badannya
c. Meratakan air ke seluruh tubuh, baik berupa rambut maupun kulit
4. Sunnah mandi
a. Membaca basmallah
b. Berwudlu sebelum mandi
c. Menggosok badan dengan tangan
d. Menyela-nyela pada rambut yang tebal
e. Membasuh sampai tiga kali
f. Berturut-turut
g. Mendahulukan anggota yang kanan
h. Memakai basahan
D. TAYAMMUM
1. Pengertian
Tayammum adalah salah satu cara bersuci, sebagai ganti berwudlu atau mandi apabila
berhalangan memakai air. (Imam Zarkasyi, 1995:20)
2. Syarat tayammum
a. Islam
b. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
c. Berhalangan mengguankan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan
kambuh sakitnya
d. Telah masuk waktu shalat
e. Dengan debu yang suci
f. Bersih dari Haid dan Nifas
3. Rukun tayammum
a. Niat
b. Mengusap muka dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu
c. Mengusap kedua tangan sampai siku, dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau
diletakkan ke debu, jadi dua kali memukul.
d. Tertib
4. Sunnah tayammum
a. Membaca basmallah
b. Mendahulukan anggota kanan
c. Menipiskan debu di telapak tangan
d. Berturut-turut
5. Hal-hal yang membatalkan tayammum
a. Semua yang membatalkan wudlu
b. Melihat air, bagi yang sebabnya ketiadaan air
c. Karena murtad
E. ISTINJA’
Apabila keluar kotoran dari salah satu dua jalan, wajib istinja’ dengan air atau dengan tiga buah
batu, yang lebih baik mula-mula dengan batu atau sebagainya kemudian diikuti dengan air.
(Sulaiman Rasjid, 1981:37)
Adab buang air:
1. Sunnah mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke dalam kamar mandi, mendahulukan kaki
kanan ketika keluar dari kamar mandi.
2. Tidak berbicara selama ada di dalam kamar mandi.
3. Memakai alas kaki.
4. Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai kepadanya.
5. Tidak buang air di air yang tenang.
6. Tidak buang air di lubang lubang tanah.
7. Tidak buang air di tempat perhentian.
F. HIKMAH BERSUCI
1. Thaharah termasuk tuntutan fitrah.
2. Memelihara kehormatan dan harga diri orang Islam.
3. Memelihara kesehatan.
4. Menghadap Allah dalam keadaan suci dan bersih.
5. Thaharah berfungsi menghilangkan hadas dan najis juga berfungsi sebagai penghapus dosa
kecil dan berhikmah membersihkan kotoran indrawi
Makna Syahadat
Dua kalimat syahadat (syahadatain) adalah rukun Islam pertama. Syahadatain terdiri atas
syahadat tauhid dan syahadat rasul. Rukun Islam pertama ini sangat mudah diucapkan,
tapi paling berat dilaksanakan. Dua kalimat syahadat (syahadatain) ini menjadi fondasi bagi
rukun-rukun Islam lainnya.
Arti syahadat tauhid : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Setelah ayah anda pulang dari laut dengan membopong ikan yang besar itu, maka anda pun
melihat bahwa ayah benar-benar mendapatkan ikan yang besar. Dengan anda menyaksikan
ikan yang ayah bawa, maka anda bertambah yakin. Inilah yang disebut dengan aeul yaqin,
keyakinan yang timbul dengan menyaksikan. Kualitas keyakinan di level ini (dengan
bersaksi) tentu jauh lebih tinggi dari keyakianan yang anda peroleh ketika anda hanya
mendapatkan kabarnya saja.
Nah, maksud “aku bersaksi” dalam syahadat tauhid di atas, adalah sebuah pengakuan
keyakinan berkualitas tinggi akan keesaan Allah. Lantas, bagaimana kita bisa bersaksi
padahal kita tidak pernah melihat-Nya?
Untuk dapat bersaksi tidak mesti melihatnya langsung. ”Jika ada bekas tapak kaki manusia di
jalan, itu artinya ada orang yang melewatinya biarpun aku tidak melihatnya. Jika ada kotoran
unta, tentu keluar dari perut unta biarpun aku tidak melihatnya” demikian salah satu tamsil
Badui yang dikutip oleh Buya Yahya, pengasuh pondok pesantren Al Bahjah Cirebon.
Keberadaan Allah dapat kita saksikan melalui aneka rupa maha karya-Nya yang bertebaran di
muka bumi ini.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal” )QS Ali Imran 190(.
Karena itu, mari tingkatkan keyakinan kita terhadap adanya Allah dan segala sifatnya
(asmaul husna) dengan melihat (bersaksi) terhadap seluruh ciptaan-Nya. Inilah modal dasar
untuk menegakkan kalimat “La ilaha illallah”, tiada Tuhan selain Allah seperti yang akan
dijelaskan di bawah ini.
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah …” )QS At Taubah : 31(.
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” )QS Al Furqan:43(.
Dengan demikian, “Tiada Tuhan selain Allah” selain bermakna “Tiada yang patut disembah
selain Allah”, juga dapat berarti:
– Tiada yang patut ditakuti selain Allah
– Tiada yang patut diharapkan selain Allah
– Tiada yang patut dipentingkan selain Allah
Lalu bagaimana jika kita takut kepada ular, bolehkah? Tentu boleh, itu manusiawi. Adapun
maksud tiada yang patut ditakuti selain Allah, ketakutan terhadap selain Allah tidak boleh
melebihi takutnya kepada Allah. Kita juga boleh menganggap bahwa membaca koran itu
penting, tapi harus disertai keyakinan bahwa membaca koran tidak lebih penting dari Allah
SWT. Itulah makna syahadat tauhid, la ilaha illallah