Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. karena atas karunia-Nya lah Makalah
yang berjudul Bahan Logam Non Besi dapat terselesaikan. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, tapi makalah ini berhasil diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Rusdiana selaku Guru Mata Kuliah Bahan Konstruksi Kimia, yang
selama ini senantiasa membimbing penulis dalam setiap penulisan Makalah hingga
selesai.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam
setiap langkah yang penulis jalani.
3. Teman-teman yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan
Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar di kemudian hari
Makalah ini dapat diperbaiki dan disempurnakan lagi.
Akhir kata atas segala kekurangan dan kesalahan penulis, penulis mohon maaf dan
semoga makalah ini akan berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
TEORI DASAR
Logam non ferro dapat digolongkan ke dalam logam non ferro berat dan logam non
ferro ringan. Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang baik, akan tetapi dapat
diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari logam non ferro adalah tahan korosi
karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan beberapa logam non ferro mempunyai
daya penghantar listrik dan daya penghantar panas yang baik.
(a). Logam berat dan logam ringan
Logam dapat diklasifikasikan sebagai logam berat dan logam ringan. Logam berat
dengan berat jenis lebih dari 5 kg/dm3. Sedangkan logam ringan dengan berat jenis kurang
dari 5 kg/dm3. Logam berat dan logam ringan menurut keberadaannya terdapat dalam dua
bentuk yaitu logam murni dan logam paduan.
Logam murni yaitu logam dengan sifat-sifat :
1). Kadar kemurnian 99,9 %.
2). Kekuatan tarik rendah
3). Titik lebur tinggi
4). Daya hantar listrik baik
5). Daya tahan terhadap karat baik.
Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur
satu sama lain dalam keadaan cair, sehingga mempunyai sifat-sifat :
1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.
2). Kekuatan tarik dapat diperbesar
3). Daya pemuaian dapat dikurangkan
4). Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.
Macam-macam logam paduan yaitu;
1). Paduan tuang
2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan logam berat dan
paduan logam ringan.
Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai berikut.
a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dan sedikit tambahan
timbal.
b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan timbal.
c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dan sebagainya.
d). Paduan seng untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian mesin.
Logam-logam untuk paduan berat lainnya dan kegunaan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Macam-macam Paduan dan kegunaannya.
Sedangkan untuk paduan logam ringan kita kenal antara lain sebagai berikut.
1).Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduan logam ringan,
misalnya duralumin yang biasa digunakan untuk badan pesawat terbang, kendaraan
bermotor, kapal pesiar, alat-alat rumah tangga dan sebagainya.
2).Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesin yang factor berat
menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium mempunyai daya gabung yang tinggi
terhadap oksigen dan mudah terbakar.
3).Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagai logam ringan yang
banyak dipakai pada konstruksi pesawat terbang.
Titanium (Ti)
Titanium (Ti) memiliki warna putih kelabu, sifatnya yang kuat seperti baja dan stabil
hingga temperature 400ºC, tahan korosi dan memiliki berat jenis (ρ) = 4,5 kg/dm³.
Titanium (Ti) digunakan sebagai unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan paduan
dengan Aluminium dan logam lainnya.
Titanium (Ti) memiliki titik cair 1660ºC dan kekuatan tarik 470 N/mm2 serta densitas
56 %.
Titanium (Ti) tidak termasuk logam baru walaupun pengembangannya baru dilakukan
pada tahun 1949, karena sebenarnya Titanium (Ti) telah terdeteksi sejak tahun 1789
dalam bentuk Oxide Silicon, karena pengaruh oxygen maka pada saat itu tidak
memungkinkan untuk dilakukan extraction, dimana Titanium (Ti) merupakan bagian
penting dari Oxygen, namun pada akhirnya ditemukan metoda pemurnian Titanium
(Ti) ini melalui pemanasan dengan Carbon dan Clorine, kemudian dengan Magnesium
dan denganSodium pada suhu pemanasan antara 800ºC hingga 900ºC yang
menghasilkan Titanium Tetraclorite sebagai produk awal dari Titanium (Ti) yang
selanjutnya menggunakan Magnesiumcloride atau Sodiumcloride.
Nickel, Nickolium merupakan unsur penting yang terdapat pada endapan terak bumi
yang biasanya tercampur dengan bijih tembaga.
Oleh karena itu diperlukan proses pemisahan dan pemurnian dari berbagai unsur yang
akan merugikan sifat Nickel tersebut.
Bijih Nickel mengandung 2,5 % Nickel yang bercampur bersama-sama unsur lain yang
sebagian besar terdiri atas besi dan silica serta hampir 4 % Tembaga dan sedikit
Cobalt, Selenium, Tellurium, Silver, Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi
dan Nicel berada pada bijih itu sebagai Sulfida.
Setelah proses penambangan bijih itu dipecah dan dilakukan pemisahan dari berbagai
unsur yang mengandung batuan yang mengapung.
Kemudian sulfide Nickel dan Sulfide Tembaga dipisahkan melalui proses pengapungan.
Proses berikutnya ialah pemanggangan Sulfide Nicel untuk menggerakan Sulphur,
selanjutnya dituangkan kedalam bejana, untuk selnjutnya dilakukan pemurnian
melalui proses oxidasi sebagaimana dalam proses Bessemer dalam pemurnian baja.
Dari proses ini akan diperoleh 48 % Nickel dan 27 % Tembaga.
Selanjutnya dipanaskan bersama Sodium Sulfat dengan pemanasan kokas untuk
memperoleh larutan Tembaga Nickel dan Sulfide Besi, kemudian dituangkan kedalam
ladle untuk dilakukan pemadatan, Selama pendinginan Tembaga dan Sodium
mengapung keatas dan ketika terjadi pemadatan Nickel dan Tembaga akan terpisah
oleh tiupan atau pemukulan.
Proses pemurnian lanjut dilakukan dengan electrolisa dengan terlebih dahulu disinter
sehingga berbentuk Briket, atau dapat juga dengan proses ‘carbonil’ jika tresedia
cukup daya listrik dimana serbuk Nickel dipanggang untuk menhilangkan sisa-sisa
Sulphur dan Besi kemudian direduksi oleh Hydrogen.
Dengan demikian maka oxide logam akan keluar dan membentuk uap, akan terbang
dan membentuk gas Nickel carbonil yang kemudian mencair karena pengaruk
Carbonmonoxide serta akan mengalir melalui kulit endapan Nickel.
Pemakaian Nickel
Secara komersial Nickel banyak digunakan secara murni terutama untuk peralatan-
peralatan yang menuntut ketahanan korosi yang tinggi, seperti peralatan dalam
industri makanan , industri kimia, obat-obatan serta peralatan kesehatan, industri
petroleum dan lain-lain.
Nickel dapat dibentuk melalui proses panas maupun dingin, memiliki sifat mampu
tempa, mampu mesin dengan pemotong HSS. Dapat dikerjakan dengan Cupping,
Drawing, Spining, Swaging, Bending, dan Forming. Penyambungan dapat dilakukan
dengan pengelasan, penyolderan, Brazing dan Welding.
Quote:
Quote:
Seng, Zincum (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair 419ºC,
sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan
dengan temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai temperature
ini masih baik dan mudah untuk dikerjakan.
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan dalam pelapisan
plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi, selain itu
Seng juga digunakan sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam
yang dibentuk melalui pengecoran.
Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya sangat penting
sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai keunggulan, baik
digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap korosi, misalnya
untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus tahan terhadap
pengaruh air dan udara serta serangga dan binatang.
Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng adalah
Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam atau
kadang-kadang juga dengan Silver.
Konsentrat biasanya dilakukan dengan Grafitasi atau pengapungan.
Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat yang
terkandung pada Oxide Seng melalui penggarangan.
Manganese (Mn)
Manganese (Mn) logam yang memiliki titik cair 1260ºC Unsur Manganese (Mn) ini
diperoleh melalui proses reduksi pada bijih Manganese sebagaimana proses yang
dilakukan dalam pembuatan baja.
Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai unsur
paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki sifat
baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki kandungan unsur
Sulphur.
Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur paduan pada Aluminium,
Magnesium, Titanium dan Kuningan.
Quote:
Chromium (Cr)
Chromium ialah logam berwarna kelabu, sangat keras dengan titik cair yang tinggi
yakni 1890ºC , Chromium diperoleh dari unsur Chromite, yaitu senyawa FeO.Cr2.
Unsur Chromite (Fe2 Cr2 06 ) serta Crocoisite (PbCrO4).
Chromium memiliki sifat yang keras serta tahan terhadap korosi jika digunakan
sebagai unsur paduan pada baja dan besi tuang dan dengan penambahan unsur Nickel
maka akan diperoleh sifat baja yang keras dan tahan panas (Heat resistance- Alloy).
Quote:
Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap dengan titik
cair 660ºC sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical dan
Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi.
Secara komersial Aluminium memiliki tingkat kemurnian hingga 99,9 % , dan
Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan melalui
proses pengerjaan dingin dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya hingga 140
N/mm2.
Quote:
Quote:
Magnesium (Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik
cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan Aluminium.
Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup melindunginya dari
pengaruh udara kering, sedangkan udara lembab dengan Magnesium memiliki
kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan
hingga 200 N/mm2.
Magnesium memilki sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang rendah.
Quote:
Quote:
Bismuth (Bi)
Bismuth ialah logam berwarna putih kelabu kemilau, sifat Bismuth sangat keras dan
rapuh dan tidak dapat ditempa.
Titik Cairnya 271ºC dan keadaannya relative murni.
Bismuth diperoleh dari campuran berbagai unsur dalam kondisi alami. Proses
Pemisahannya dilakukan dengan pembersihan terlebih dahulu dimana Bismuth ini
terdapat dalam keadaan kurang bersih, sehingga diperlukan berbagai perlakuan.
Bismuth digunakan sebagai unsur paduan dengan logam lain yang memiliki titik cair
rendah.
Quote:
Boron (B)
Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan
terhadap pengaruh kimia.
Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron ditemukan
dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau logam langka (rare-
metal).
Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapi Boron digunakan sebagai bahan
pembuatan Dies, Nozle untuk Injection moulding, pivot serta permukaan bearing.
Boron dibuat dalam bentuk bubukan sehingga pembentukannya dilakukan dengan
proses Sintering.
Quote:
Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak dan
lembek dengan titik cair hanya 321ºC.
sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan Seng. Endapan pekat dari
Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng (Zn), Cadmium
digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta bahan tambah pada
Tembaga.
Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan pelindung pada Baja
atau Kuningan (Brasses).
Quote:
Cerium (Ce)
Cerium (Ce) disebut sebagai logam langka (rare earth-metal), memiliki titik cair
640ºC dapat ditambahkan kedalam besi tuang untuk pembuatan electrode, pembuatan
busur listrik atau sebagai bahan batu pemantik (lighter flints).
Quote:
Cobalt (Co)
Cobalt (Co) ialah LOgam yang brwarna putih silver ini memilki titik cair 1490ºC dan
bersifat magnetic tinggi.
Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element mineral tertentu dan
dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel.
Cobalt digunakan sebagai unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong (Tool
Steel) dan sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan yang tahan
terhadap temperature tinggi.
Quote:
Iridium (Ir)
Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok Platinum
yang memiliki titik cair 2454ºC.
Penggunaannya sebagai bahan paduan dengan unsur Platinum-Alloy yang kuat dan
keras serta meningkatkan titik cairnya.
Quote:
Germanium (Ge)
Germanium (Ge) merupakan logam dengan sifat kelistrikan yang spesifik sehingga
digunakan sebagai komponen dalam Teknik Kelistrikan.
Quote:
Quote:
Molybdenum (Mo)
Molybdenum (Mo) ialah Logam yang berwarna putih Silver dengan titik Cair 2620ºC.
Terdapat dalam bentuk Sulphide serta berbagai Oxid pada berbagai jenis Logam.
Molybdenum (Mo) digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang (Cast
Iron).
Platinum (Pt)
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu dan
sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC dan memiliki sifat yang mudah dibentuk,
ulet dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas.
Platinum (Pt) sangat cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat
meningkatkan kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta
endapan Tembaga-Nickel.
Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.
Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact point pada system
kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.
Quote:
Palladium (Pd)
Palladium (Pd) termasuk dalam kelompok Platinum yakni logam yang berwarna putih
dan sangat ulet, mudah dibentuk dan tahan terhadap oxidasi.
Palladium (Pd) memiliki titik cair 1555ºC. Palladium (Pd) sering dipadukan dengan
Silver yang dapat menggantikan Platinum dalam pembuatan Contact Point dan akan
memiliki sifat kekerasan yang tinggi dengan ketahanan korosi yang berbeda dengan
Silver.
Quote:
Rhodium (Rh)
Rhodium (Rh) juga merupakan salah satu dari logam dalam kelompok Platinum,
Rhodium (Rh) memiliki titik cair 1985ºC sangat tahan terhadap berbagai bentuk
pengaruh asam. Digunakan sebagai bahan pelapis logam lain serta sebagai unsur
paduan pada Platinum dalam pembuatan kawat tahanan (Resisitor) pada
Thermocouple.
Quote:
Quote:
Selenium (Se)
Selenium (Se) memiliki titik cair 220ºC dan dapat diperoleh melalui proses extraksi dari
logam lain termasuk pada Tembaga.
Sifat yang lain dari Selenium ialah memiliki sifat hantaran listrik yang baik dan
menjadi alternative pilihan dalam pemakaian ringan serta digunakan pula dalam
photoscell serta digunakan sebagai unsur paduan pada Tembaga untuk meningkatkan
sifat mampu mesin dari tembaga tersebut.
Quote:
Tantalum (Ta)
Tantalum (Ta) logam yang berwarna putih dan dapat dibentuk melalui proses
pengerjaan dingin. Proses pengerjaan panas dapat meningkatkan angka kekerasannya
secara drastic.
Tantalum (Ta) memiliki titik cair 3207ºC dan digunakan dalam perkakas Cementite
Carbide dan sebagai tambahan unsur paduan pada logam non-Ferro.
Quote:
Tellurium (Te)
Tellurium (Te) memiliki titik cair 452ºC sedikit ditambahkan pada Timah Hitam akan
meningkatkan kekerasannya, dan jika ditambahkan pada Tembaga akan memberikan
sifat free-Cutting.
Quote:
Thorium (Th)
Thorium (Th) sangat lunak seperti timah hitam (Lead) dan dapat mencair pada
temperature 1827ºC. Thorium (Th) digunakan sebagai unsur paduan pada Tungsten
dalam pembuatan kawat filament serta digunakan pula dalam paduan Magnesium
untuk menghasilkan sifat Creep resistance.
Quote:
Quote:
Vanadium (V)
Vanadium (V) akan mencair pada Temperatur diatas 1900ºC, logam yang berwarna
putih ini sangat keras, jika ditambahkan pada baja sebagai unsur paduan akan
menambah kekenyalan dari baja tersebut.
Quote:
Beryllium (Be)
Beryllium (Be) Logam yang berwarna kelabu ini memiliki sifat yang sangat keras
dengan titik cair 1285ºC tetapi lebih ringan dari pada Aluminium. Beryllium memiliki
sifat yang rendah dalam peredaman
Neutronnya pada arah memotong sehingga tidak bereaksi terhadap berbagai bentuk
dan derajat Neutron yang dilaluinya. Beryllium (Be) merupakan logam yang memiliki
sifat thermal konduktor serta tegangan yang baik dan stabil pada Temperatur tinggi
namun keuletannya rendah. Oleh karena itu proses metallurgy bubukan (Powder
metallurgy) bukan metoda yang baik dalam pembentukan dengan bahan Beryllium ini.
pada Tembaga paduan, namun karena kebutuhan Beryllium meningkat dalam bentuk
Beryllium murni Tempa untuk industri pesawat terbang dan laras senapan (Guided
Missiles), maka fungsiTembaga paduan dengan unsur Beryllium sedikit berkurang.
Beryllium dapat dibentuk dengan pengecoran kedalam bentuk ingot, bentuk-betuk
batangan dirol panas (Hot-rolling processes), extrusion dan kemudian pemesinan.
Beryllium yang dibentuk melalui proses Sintering ini dapat dikerjakan mesin
(Machining) dengan alat potong Carbide dengan hasil yang halus seperti Grey Cast
Iron. Beryllium disambung dengan menggunakan metoda las busur dan spot-welding
antar Beryllium dan dengan logam lain.
Hafnium (Hf)
Hafnium (Hf) memiliki sifat yang sama dengan Zirconium dan termasuk logam berat,
memiliki kekuatan tarik 340 N/mm², angka kekerasannya 180 HV serta titik cairnya
2130ºC. Hafnium (Hf) dapat dibentuk dengan mesin pada putaran rendah.
Penyambungan Hafnium akan sangat cocok dengan memberikan arus tinggi, Hafnium
digunakan sebagai bahan pembuatan pengatur tekanan, water cooler reaktror dan lain-
lain. Hal ini karena sifat Hafnium yang dapat meredam Neutron serta bebas pengaruh
radiasi yang merugikan.
Quote:
Zirconium (Zr)
Zirconium (Zr) ialah logam yang berwarna putih-silver memiliki titik cair
1852ºC dengan kekuatan tarik 420 N/mm2 dan angka kekerasannya 140 HV.
Zirconium memiliki sifat yang sama dengan Titanium terutama dalam proses
pembentukannya.
Pemotongan dengan mesin dilakukan dengan puitaran yang sangat rendah
sebagaimana pemotongan pada Aluminium. Proses fabrikasi Zirconium harus
dilakukan secara hati-hati
terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan oxygen, Nitrogen serta
Hydrogen akibat pemanasan.
Zirconium kadang-kadang digunakan sebagai unsur paduan padan Magnesium dalam
memenuhi kebutuhan dalam Teknologi Nuclear dimana Zirconium dapat meredam
unsur Neutron secara melintang dengan kekuatan tarik yang stabil didalam suhu
ruangan,
tahan terhadap korosi air, uap serta berbagai media pendingin.
Pemakaian Zirconium juga sebagai unsur paduan dengan bahan-bahan lain seperti
timah putih (Tin), Besi, Chromium, Nickel, Tembaga dan Molybdenum.
Quote:
Niobium (Nb)
Niobium ialah logam yang sangat ulet (ductile) dan lunak dengan kekuatan tarik 280
N/mm2 dan titik cairnya 2469ºC.
Keuletan dari sifat Niobium ini ialah karena pengaruh Oxygen dan Carbon, pengerjaan
panas serta udara.
Niobium yang dibentuk menjadi plat tipis dapat dilas dengan resistance-Welding,
sedangkan untuk bahan yang tebal diatas 0.5 mm harus dilas
Adamantium adalah logam fiksi buatan manusia yang telah digambarkan secara meluas
di dalam komik yang diterbitkan oleh Marvel Comics. Adamantium sering dijabarkan
sebagai logam yang pada hakikatnya tidak bisa hancur dan logam campuran kimiawi
yang telah dirahasiakan oleh Pemerintah Amerika. Adamantium bukanlah elemen:
bahan bakunya tidak terdaftar di dalam tabel periodik. Adamantium lebih mendekati
besi buatan melalui beberapa proses rahasia, ditemukan oleh Dr. Myrin MacLain.
Kisah adamantium ini diciptakan oleh seorang penulis Roy Thomas dan artis Barry
Windsor-Smith, pertama kali muncul di dalam Avengers #66. Wolverine menggunakan
adamantium sebagai kerangka tubuhnya dan termasuk ke tiga pasang kuku logamnya
dan Lady Deathstrike menggunakannya sebagai kerangka dan kukunya. Omega Red
menggunakan karbonadium, sejenis adamantium setingkat lebih keras dari besi tetapi
lebih lentur dibandingkan adamantium di tentakel yang terletak di kedua lengannya.
Sumber
http://wong168.wordpress.com/2011/10/23/logam-non-ferro-2/
https://tasyarismiyanto.blogspot.com/2012/07/logam-non-ferro-logam-bukan-besi.html
B. NONLOGAM
Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang
bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron
valensi dari atom lain dari pada melepaskannya. Unsur-unsur
yang termasuk dalam nonlogam adalah:
1. Halogen : Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br),
Iodine (I), Astatine (At), Ununseptium (Uus).
2. Gas mulia : Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton
(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn), Ununoctium (Uuo).
3. Nonlogam lainnya : Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen
(N), Phosphorus (F), Oxygen (O), Sulfur (B), Selenium (Se).
Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian
atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang terletak pada bagian
kiri atas bersama logam alkali. Walaupun hanya terdiri dari 20
unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam,
nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi,
terutama lapisan luarnya.
Pada tabel periodik, unsur-unsur di daerah perbatasan
antara logam dan nonlogam mempunyai sifat ganda. Misalnya
unsur Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur nonlogam
yang memilki beberapa sifat logam yang disebut unsur
metaloid.
D. SIFAT FISIS NONLOGAM
Pada umumnya unsur nonlogam mempunyai sifat fisis,
antara lain:
1. Nonlogam tidak dapat memantulkan sinar yang datang
sehingga nonlogam tidak terlihat mengkilat.
2. Nonlogam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik
sehingga disebut sebagai isolator.
3. Nonlogam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik
menjadi kabel atau ditempa menjadi lembaran.
4. Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga
terasa ringan jika dibawa dan tidak bersifat diamagnetik (dapat
ditarik magnet).
5. Nonlogam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu
kamar. Contohnya padatan Carbon (C), cairan Bromin (Br)
dan gas Hidrogen (H).
F. SIFAT KIMIA NONLOGAM
Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur nonlogam antara
lain:
1. Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur
nonlogam cenderung menangkap
elektron karena memiliki energi ionisasi yang besar untuk
membentuk anion. Contohnya, Cl- O2- N3- .
2. Umumnya unsur nonlogam memiliki titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah jika dibandingkan dengan unsur
logam.
3. Nonlogam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit
terluar dari atom-atomnya.
4. Nonlogam yang bereaksi dengan logam akan
membentuk garam.
nonlogam + logam garam
3Br 2 (l) + 2Al (s) 2AlBr 3 (s)
5. Kebanyakan nonlogam oksida yang larut dalam air akan
bereaksi membentuk asam. Contohnya:
nonlogam oksida + air asam
CO2 (g) + H2O (l) H2CO3 (
aq)
6. Nonlogam dapat bereaksi dengan basa membentuk
garam dan air.
nonlogam
oksida + basa garam + air
CO 2 (g) + 2NaOH (aq) Na2C
O3 (aq) + H2O (l)
H. PENGGUNAAN NONLOGAM
Belerang merupakan endapan gas belerang yang
membatu. Terbentuknya belerang karena aktifitas vulkanisme.
Belerang (Su) ini banyak digunakan di berbagai macam
industri, misalnya
pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak
bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, aki, industri
kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri
logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan dan lain-
lain.
Belerang atau sulfur ini tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa
Timur), Dataran Tinggi
Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat).
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar
dan burung. Fosfat terdapat di daerah karst terutama di dalam
gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama
pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang
(Jawa Tengah), dan Bogor (Jawa Barat).
Contoh dari carbon (C) adalah intan atau berlian. Intan
dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang
mempunyai tingkatan kekerasan paling tinggi, sehingga intan
bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer. Intan berasal
dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah
mengalami proses yang sangat panjang dan lama.
Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai perhiasan.
Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan),
Longiram (Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan
Tengah), dan Muara Mengkiang (Kalimantan barat).
Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya
yang beracun daripada kegunaannya. Gas ini dapat berikatan
dengan haemoglobin dalam darah sehingga menghalangi
fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Gas CO tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. CO di udara berasal
dari pembakaran tak sempurna dalam mesin kendaraan
bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO adalah
sebagai reduktor pada pengolahan logam, sebagai bahan baku
untuk membuat methanol dan merupakan komponen berbagai
jenis bahan bakar gas.
Gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar
(10-20%) dapat membuat pingsan dan merusak sistem
pernapasan. CO2 terbentuk pada pembakaran bahan bakar
yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak bumi, gas
alam dan kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan
makhluk hidup. Karbon dioksida komersial diperoleh dari
pembakaran residu penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah
besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan
pembuatan alkohol dari proses peragian. Beberapa
penggunaan komersial karbon dioksida adalah karbon
dioksida padat yang disebut es kering digunakan sebagai
pendingin, untuk memadamkan kebakaran dan untuk membuat
minuman ringan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Sifat fisis logam adalah mengkilat, konduktor panas dan
listrik, merenggang jika ditarik, mudah ditempa, berupa
padatan dalam suhu kamar, dapat ditarik oleh magnet,
memiliki kepadatan yang tinggi dan berbunyi nyaring jika
dipukul. Hal ini juga berlaku sebaliknya untuk unsur
nonlogam, namun nonlogam dapat berupa padat cair dan gas
dalam suhu kamar.
2. Sifat kimia logam adalah mudah melepas elektron
sehingga membentuk kation, memiliki 1 sampai 3 elektron
valensi, titik leleh dan titik didihnya relatif tinggi, logam
oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk logam
hidroksida dan logam oksida bereaksi
dengan asam membentuk garam dan air.
3. Sifat kimia nonlogam adalah mudah menangkap elektron
sehingga membentuk anion, memiliki 4 sampai 8 elektron di
kulit terluarnya, titik leleh dan titik didihnya rendah, dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam, nonlogam
oksida yang larut dalam air bereaksi membentuk asam
dan juga dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan
air.
B. SARAN
Dengan terselesainya makalah yang berjudul “Sifat-sifat
dan Penggunaan Unsur Logam dan Nonlogam“ ini, penulis
berharap agar penyusunan laporan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya..
Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah
membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca
dalam penggunaan unsur-unsur logam dan nonlogam baik di
dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri secara
lebih efektif dan efisien.sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya
unsur-unsur yang terkandung di dalam bumi kita ini.
https://berbagi-informasi-dan-pengetahuan.blogspot.com/2012/02/pengetahuan-bahan-logam-dan-non-
logam.html
2. Pengertian Non Logam (Non Ferro)
Logam Non-Ferro) ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur besi
atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi (non Ferro).
Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam yang banyak dan
umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan. Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam pengolahan bahan logam,
menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan berbagai alasan, mutu produk
keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum digunakan dan lain-lain.
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat
dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang
lainnya. Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara logam non
ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari
sifat asalnya.
Logam non ferro yang sering digunakan dalam teknik elektro antara lain sebagai berikut;
A. Seng
• Pemurnian Jenis logam ini diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO).
• Penemuan Kadar Zn mencapai 97,75% Zn.
• Warnanya abu-abu muda dengan titik cair 419°C dan titik didih 906°C.
• Dipakai sebagai pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi.
•
• Pelapisan dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada tembaga. Seng juga
mudah dituang, dan sering dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar dituang,
misalnya tembaga.
• Dalam teknik listrik seng banyak dipakai untuk bahan selongsonng elemen kering (kutub
• Tahanan jenis 0,12 ohm mm^2/m. Dalam perdagangan seng dijual dalam bentuk pelat yang
rata atau bergelombang. Juga dalam bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok.
Baja seri 1045 utk yoke ball
• 1045 termasuk seri 10xx atau seri baja karbon
• Angka 45 merupakan kandungan karbon = 45/100 % = 0,45%
Baja Paduan
• Baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high strength alloy steel)
– C<0,30%
– Strukturmikro: butir besi-a halus, fasa kedua martensit & besi-d
– Produknya: pelat, balok, profil
• Baja fasa ganda (Dual- phase steel)
– Strukturmikro: campuran besi-a & martensit
Baja paduan rendah berkekuatan tinggi
Cth. 50XF
50 à kekuatan luluh 50 x350
X à paduan rendah
F à kill + kontrol S
d. Tembaga
e. Alumunium
Perak
Emas
Platina
https://mesinusu12.blogspot.com/2012/12/makalah-logam.html